Anda di halaman 1dari 17

Nama : Lyssia Putri Lestari

NIM : 200510614

Tugas Pertemuan 3

1. Neraca dan Komponennya

A. Pengertian Neraca

Laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang
biasa dikenal juga sebagai Neraca. Neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana
menunjukkan posisi atas keuangan suatu perusahaan tersebut pada akhir periode akuntansi
tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.

Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan akuntansi sebagai berikut :

aset = liabilitas + ekuitas

Pengertian Neraca Menurut Para Ahli

a. Suad Husnan dan Enny Pujiastuti


Neraca menunjukan posisi kekayaan suatu perusahaan,kewajiban keuangan, dan
modal dasar suatu perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan yang dimaksud yaitu
disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal disajikan di sisi pasiva.
b. Budi Raharjo
Neraca adalah suatu laporan tentang harta kekayaan perusahaan atau keadaan
posisi keuangan perusahaan. Neraca juga bisa memberikan nformasi tentang kuat
tidaknya posisi keuangan perusahaan dengan memperlihatkan bagian yang dimiliki
sebuah perusahaan dan bagian yang dipinjam dan kreditur untuk jangka waktu
tertentu.
c. PP no. 71 tahun 2010
Neraca merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan
suatu posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud
dengan posisi keuangan yaitu posisi aset, kewajiban, dan juga ekuitas dana.
d. Diamond
Neraca yaitu suatu penyajian laporan keuangan berupa neraca adalah penting,
sebab pemerintah umumnya mempunyai jumlah aset yang signifikan, utang, dan
ekuitas dana. Pengungkapan atas suatu informasi ini merupakan suatu elemen dasar
dari transparansi fiskal dan akuntabilitas.

B. Manfaat Neraca

Informasi keuangan di dalam neraca dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :

- Meningkatkan suatu akuntabilitas untuk para manajer baik pada kepala daerah dan
para pejabat pemda ketika mereka menjadi bertanggung jawab tidak hanya pada kas
masuk dan kas keluar, tetapi juga pada aset dan utang yang mereka kelola.
- Meningkatkan transparansi dari kegiatan pemerintah. Pemerintah umumnya
mempunyai jumlah aset yang sangat signifikan dan utang, pengungkapan atas
informasi ini merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan akuntabilitas.
- Memfasilitasi suatu penilaian posisi keuangan dengan menunjukkan semua sumber
daya dan kewajiban.
- Memberikan suatu informasi yang lebih luas yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.

C. Akibat Neraca

Sebaliknya, dengan tidak adanya informasi seperti yang dilaporan dalam suatu neraca
akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut ini :

- Pengaruh dari suatu transaksi keuangan pada pemerintah daerah dalam suatu periode
tidak tercermin secara penuh, misalnya tidak ada pelaporan mengenai piutang pajak,
saldo aktiva persediaan, aktiva dalam suatu konstruksi, kewajiban saat ini untuk
menyerahkan (membayar) sejumlah uang atau barang di masa yang akan datang, dsb.
- Akuntabilitas terbatas pada penerimaan dan penggunaan kas dan juga mengabaikan
transparansi dan akuntabilitas untuk pengelolaan aset dan utang;
- Tidak memfasilitasi suatu penilaian posisi keuangan karena tidak menunjukkan
semua sumber daya dan kewajiban.
- Informasi yang dibutuhkan tidak memadai untuk pengambilan suatu keputusan yang
lebih baik.

D. Bentuk - Bentuk Neraca


Bentuk neraca dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Neraca Bentuk Stafel adalah salah satu neraca yang menempatkan bagian kewajiban
dan modal pemilik di bawah bagian aktiva.
2) Neraca Bentuk Skontro adalah salah satu neraca yang disusun dalam bentuk sebelah-
menyebelah, bagian aktiva sebelah kiri dan kewajiban serta modal di sebelah kanan.

E. Struktur Neraca

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
sebagai berikut :

1) Entitas bisnis menyajikan sebuah aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan
hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang
terkecuali pada suatu indistri atau jenis usaha tertentu yang sudah diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus.
2) Aktiva lancar ini disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan
sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.
3) Entitas binsis juga wajib mengungkapkan suatu informasi nominal jumlah tiap aktiva
yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun
(12 bulan) dari tanggal neraca.
4) Jika perusahaan meyediakan suatu barang dan jasa didalam siklus operasional
perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan
tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca
akan memberi informasi yang bermanfaat dengan membedakan aktiva bersih sebagai
modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang.

F. Elemen – Elemen Neraca


1) Aktiva
Kekayaan atau sumber ekonomi yang dikuasai dan digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Sumber ekonomi ini umumnya berupa potensi jasa atau kapasitas
produksi yang berujud fasilitas fisik (tanah,mesin dll) dan kekayaan finansial (kas,
piutang dli).
a. Aktiva lancar (current assets)
Adalah aktiva yang diharapkan segera terkonversi menjadi kas, terjual atau
terpakai dalam periode kurang dari satu tahun atau satu periode operasi normal
perusahaan. Terdiri dari:
- Kas (cash)
Uang atau alat pembayaran lain yang dapat disamakan dengan uang dan dapat
digunakan secara bebas oleh perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan.
Termasuk kas: cek,wesel pos,bank draft
- Surat-surat berharga (marketable securities)
Merupakan investasi jangka pendek berupa saham, obligasi dan lainnya yang
dibeli perusahaan dengan tujuan mendayagunakan kelebihan kas yang sementara
menganggur sehingga memperoleh pendapatan tambahan. Jika sewaktu-waktu
perusahaan membutuhkan kas maka surat berharga ini dapat segera dijual.
- Piutang (receivables)
Merupakan tagihan penusahaan untuk menerima kas atau jasa dari pihak lain. Pos
ini digolongkan menjadi piutang usaha yaitu piutang yang timbul berkait dengan
penyerahan barang atau jasa kepada pihak luar yang menjadi operasi utama
perusahaan dan piutang non usaha yang umumnya timbul dari transaksi internal
misalnya pegawai atau manajer (misalnya piutang gail). Piutang usaha terdiri dari
piutang yang tidak ditandai dengan surat utang resmi yang disebut dengan piutang
dagang dan yang ditandai surat utang resmi disebut piutang wesel (notes receivables).
- Persediaan (inventory)
Barang atau bahan yang sengaja diperoleh dan disediakan dalam rangka
operasional penusahaan. Pengertian persediaan dalam neraca menunjukkan barang
atau bahan yang masih tersisa pada tanggal penyusunan neraca. Jenis persediaan
tengantung kanakteristik kegiatan dan jenis perusahaan, dapat meliputi persediaan
bahan baku, barang dalam proses produksi dan barang jadi.
- Pembayaran di muka (prepayments)
Menunjukkan pembayaran untuk barang atau jasa yang baru dinikmati
manfaatnya di masa yang akan datang bersamaan berjalannya waktu. Misalnya
pembayaran sewa untuk beberapa tahun.

b. Investasi Jangka panjang


Merupakan pembelian aktiva dalam bentuk surat berharga bukan untuk tujuan
operasi perusahaan secara langsung tetapi untuk tujuan jangka panjang misalnya
menguasai perusahaan lain, pemupukan dana dan memperoleh tambahan pendapatan
secara tetap.

c. Aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets)


Berupa fasilitas fisik antara lain tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan
perlengkapan lain yang mempunyai manfaat jangka panjang dan digunakan dalam
operasional perusahaan. Pos ini selain tanah dikenai biaya penyusutan (depresiasi).
Beberapa yang termasuk dalam aktiva tetap adalah sebagai berikut :

 Tanah
 Gedung
 Mesin
 Peralatan

Aset pada jenis ini mengalami penyusutan karena penggunaan dan berkurangnya
masa pakai.
Selain itu, aktiva tetap juga memiliki bentuk lain, yaitu suatu aktiva tetap tak
berwujud. Beberapa yang termasuk aktiva tetap tak berwujud adalah sebagai berikut :

 Hak paten
 Hak cipta
 Merk dagang
 Hak sewa

d. Aktiva lain-lain
Pos yang tidak memenuhi kriteria aktiva di atas misalnya uang jaminan kontrak
pemasangan listrik.

2. Pasiva
Merupakan asal dari aktiva perusahaan. Oleh karena itu jumlah aktiva akan selalu
sama dengan jumlah pasiva. Sumber dana atau pasiva terdiri dari dua yaitu utang dan
modal.

a. Utang (liabilities)
Merupakan suatu jumlah rupiah yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan
dengan menggunakan kekayaan perusahaan kepada pihak di luar pemilik. Utang ini
terdiri dari:
- Utang lancar (current liabilities)
Yaitu utang yang akan segera dilunasi dalam waktu kurang satu tahun atau
satu periode normal perusahaan. Pelunasannya umumnya menggunakan sumber
ekonomi aktiva lancar. Termasuk utang lancar adalah utang usaha, utang wesel,
utang bunga, utang pajak penghasilan.
- Utang jangka panjang
Yaitu utang yang baru akan dilunasi dalam waktu lebih dari satu periode
normal perusahaan atau satu tahun antara lain utang obligasi, utang hipotik, utang
beli sewa capital.
b. Modal
Jumlah yang harus dibayar atau dikembalikan kepada pemilik perusahaan. Jadi
dari segi akuntansi dan konseptual, modal merupakan utang perusahaan kepada
pemilik. Oleh karena itu klasifikasi modal ada kaitannya dengan bentuk pemilikan
perusahaan.
Modal adalah uang atau barang yang dipakai sebagai dasar untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini modal dalam neraca adalah salah satu
saldo dari modal akhir sebuah perusahaan dalam satu periode akuntansi.

Dengan kata lain, modal atau equity merupakan selisih atau nilai lebih assets yang
dikurangi dengan liabilities.

Equity = Asset – Liability

G. Format/Bentuk Neraca
Format neraca ada dua yaitu:
1. Format rekening (account form) / skontro yaitu aktiva disebelah kiri dan pasiva
disebelah kanan yang berguna untuk memudahkan pemakai membandingkan antara
sumber ekonomi dan pendanaannya terutama untuk satu periode tertentu. Skontro
adalah bentuk neraca yang mengelompokkan harta (aktiva) di kolom sebelah kiri,
sedangkan kewajiban dan modal diletakkan di kolom sebelah kanan.

2. Format laporan (report form) / staffel  yaitu aktiva di sebelah atas dan pasiva di
bawahnya, yang umumnya disajikan secara perbandingan dengan tahun sebelumnya
(neraca komparatif). Staffel adalah bentuk neraca yang disajikan dengan cara, yaitu
kelompok harta (aktiva) diletakkan di bagian atas, sedangkan kelompok kewajiban dan
modal diletakkan di bawahnya. Bentuk ini sering dikenal dengan bentuk
laporan/vertikal.

H. Tiga Pilar Neraca Keuangan


Jika membahas tentang neraca berarti membahas tentang persamaan dasar akuntansi
dengan rumus, yakni aset = utang + modal. Pembahasan tentang ketiga hal tersebut sebagai
berikut.

1. Aset (Aktiva) atau Harta

Aset (aktiva) atau harta adalah sumber ekonomi yang bisa memberi
manfaat usaha pada masa yang akan datang dan berada pada saldo normal debit.
Aset terdiri dari piutang usaha, persediaan, biaya dibayar di muka, aset tetap, dan
aset tidak berwujud.

2. Kewajiban atau Utang

Kewajiban atau utang adalah pembayaran yang ditunda hingga periode


tertentu sesuai dengan kesepakatan kepada pihak lain sehingga harus dilunasi
sebelum batas jatuh tempo. Kewajiban secara garis besar terdiri dari utang usaha,
utang nonusaha, dan utang pajak.

3. Ekuitas (Modal)

Ekuitas atau modal adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
berfungsi sebagai sumber keuangan utama sebelum perusahaan memperoleh
pendapatan dan laba dari produk atau jasa yang dihasilkan. Ekuitas atau modal
terdiri dari modal disetor dan laba atau rugi yang didapatkan oleh perusahaan.

Kelompok Akun Perkiraan Bertambah Berkurang

Harta Debet Kredit

Kewajiban Kredit Debet

Modal Kredit Debet


I. Komponen Laporan Neraca

Neraca disusun oleh beberapa komponen utama sehingga kondisi keuangan perusahaan
bisa diketahui. Penjelasan tentang komponen penyusun neraca sebagai berikut:

1) Kas dan Setara Kas

Komponen ini adalah komponen utama yang selalu ada di semua laporan
keuangan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Adapun
komponen kas dan setara kas antara lain kas, kas di bank, dan deposito.

2) Piutang Usaha

Komponen ini berupa piutang penjualan yang terbentuk dari kegiatan bisnis
seperti penjualan tiket, dokumen, dan sebagainya.

3) Uang Muk

Komponen ini digunakan untuk pembayaran awal atau deposit sebagai tanda jadi
dalam pembelian.

4) Aset Tetap

Komponen ini berupa kekayaan yang dimiliki perusahaan seperti kendaraan,


bangunan, dan tanah. Aset tetap dhitung dari biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai.

5) Utang Bisnis dan Utang Lain-lain

Utang bisnis seperti utang tiket atau biaya transportasi, dokumen, dan sebagainya.
Sedangkan utang lain-lain adalah utang  pengembalian dari penjualan yang tidak
digunakan oleh pelanggan.

6) Utang Pajak

Komponen ini adalah kewajiban yang harus dibayar kepada negara yang terdiri
dari pajak penghasilan seperti pasal 21, 23, 25, 29, dan pajak pertambahan nilai
(PPN).

7) Pendapatan Diterima di Muka


Komponen ini terdiri dari penerimaan uang muka dari pelanggan atas penjualan
yang belum direalisasi dan diakui sebagai pendapatan bila penjualan tersebut telah
direalisasi atau telah berjalan.

8) Modal Saham

Modal saham adalah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

2. Laporan Laba Rugi dan Komponennya

A. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bidang
keuangan tertentu. Isi dari laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang
ditanggung oleh perusahaan.

Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada
periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan pada akhir tahun atau akhir
bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut.

Dengan adanya laporan keuangan ini, pihak atasan bisa mengetahui kondisi finansial
perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi
untuk langkah kebijakan selanjutnya.

Laporan ini adalah laporan keuangan yang dibuat secara lengkap oleh petugas
keuangan atau pembukuan pada  perusahaan yang nantinya akan dijadikan sarana
mengevaluasi kebijakan atasan pada periode tertentu.

B. Fungsi Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dibuat untuk melihat apakah perusahaan yang dijalankan
menghasilkan keuntungan atau tidak. Di dalamnya akan meringkas semua pendapatan
perusahaan dan mengurangkannya dengan pengeluaran, sehingga yang tersisa adalah
keuntungan atau kerugian dari perusahaan. Dengan catatan terperinci ini nantinya perusahaan
dapat mengetahui kinerja bisnis yang dijalankan. Dan apabila ada ketidak sesuaian, maka
perusahaan dapat membuat keputusan yang dapat mengembangkan perusahaan. Berdasarkan
laporan ini pula, manajemen dapat membuat keputusan seperti menambah cabang,
mendorong penjualan, meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan pemanfaatan atau
penjualan langsung aset, serta mengefisiensi suatu sektor atau produk. Meskipun fungsi
utama dari pembuatan laporan laba rugi adalah untuk menampilkan perincian profitabilitas
dan kegiatan bisnis perusahaan kepada unsur manajemen, namun laporan ini juga digunakan
untuk memberikan rincian kepada berbagai sektor di perusahaan untuk menambah wawasan
dalam memajukan perusahaan.

C. Tujuan Laporan Laba Rugi

Tujuan penyusunan laporan laba rugi :

 Memberi informasi mengenai kondisi suatu perusahaan, apakah memperoleh


keuntungan atau kerugian pada setiap periode akuntansi.
 Memberi informasi mengenai jumlah total pajak yang harus dibayarkan.
 Membantu proses analisis usaha yang akan mengukur perkembangan suatu bisnis.
 Sebagai bahan referensi untuk evaluasi pihak manajemen perusahaan untuk
menentukan langkah-langkah yang harus diambil pada periode selanjutnya.
 Sebagai acuan perusahaan dalam upaya untuk mengembangkan bisnis jika ingin
meningkatkan perolehan keuntungan.
 Membantu proses analisis strategi perusahaan untuk mengetahui keberhasilan
strategi bisnis yang dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.

D. Jenis dan Contoh

 Laporan Laba Rugi Single Step

Pernyataan single step atau langkah tunggal  hanya menunjukkan satu kategori
pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Format ini kurang bermanfaat bagi
pengguna eksternal karena mereka tidak dapat menghitung rasio efisiensi dan
profitabilitas dengan lingkup data yang terbatas.
Laporan ini bersifat sederhana, tidak berisi detail perputaran keuangan yang
terjadi pada perusahaan tersebut dan biasanya dipakai oleh perusahaan rintisan atau
UKM. Contoh laporan single step adalah seperti di bawah ini :

 Laporan laba rugi Multiple Step

Pada laporan Multiple step atau multi-langkah, akuntan harus memisahkan akun


biaya ke dalam akun lain yang lebih relevan, lebih mendetail dan dapat digunakan
berdasarkan fungsinya. Beban pokok penjualan, biaya operasi dan non-operasional
dipisahkan dan digunakan untuk menghitung laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Laporan keuangan jenis ini biasanya sudah berdasarkan standar yang digunakan
untuk pelaporan keuangan perusahaan besar atau perusahaan yang memiliki banyak
pemangku kepentingan, seperti kreditor dan investor. Contoh laporan laba rugi
multiple step adalah seperti di bawah ini :

E. Fungsi Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi harus dibuat setiap akhir bulan maupun akhir tahun sekali atau
berdasarkan interval yang disetujui berbagai pihak, hal ini dikarenakan ada fungsi-fungsi
khusus yang diharapkan muncul darinya jika dilakukan perhitungan secara berkala dan sesuai
jadwal. Berikut ini akan dijelaskan fungsi-fungsi apa saja yang dimaksud:

 Untuk Dijadikan Bahan Evaluasi Keuangan

Ketika perusahaan sudah berjalan selama satu bulan atau satu tahun pasti ada
transaksi keuangan di sana. Baik yang menghasilkan kerugian maupun laba. Nah,
akumulasi dari total finansial tersebut yang akan menjadi laba rugi perusahaan di bulan
atau tahun tertentu.

Jika keuangan tersebut dicatat lengkap dengan transaksinya tentu atasan bisa
mengetahui secara jelas asal usul munculnya data finansial tersebut. Sehingga bisa
dilakukan penghitungan lebih menyeluruh ketika evaluasi nanti.

 Untuk Mengetahui Perkembangan Perusahaan

Perusahaan sedang berkembang bisa dilihat dari kondisi keuangan di perusahaan


tersebut. Jika lebih besar keuntungan atau laba dibandingkan rugi, tentu prospek
perusahaan ke depan akan semakin meningkat. Apalagi jika dibarengi dengan
peningkatan alat produksi, sumber daya manusia dan selainnya.

Maka dari itu, untuk mengetahui perkembangan perusahaan, atasan harus tahu
data-data laba rugi perusahaan. Maka dari itu, dibuatlah laporan laba rugi yang bisa
dijadikan tolak ukur perkembangan atau sebaliknya.

 Untuk Mengatur Langkah Kebijakan Atasan

Fungsi yang ketiga dari laporan laba rugi adalah untuk mengatur langkah
kebijakan atasan terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan tersebut, kerugian
terbanyak akibat alat produksi yang tidak bekerja, maka di tahun berikutnya, bisa diganti
dengan aplikasi yang lebih menguntungkan. Begitu juga jika yang profit-nya tinggi dari
produk A bukan B, maka di tahun berikutnya, kegiatan produksi A lebih ditingkatkan
dibandingkan produksi produk yang B.
F. Komponen Laporan Laba Rugi

Laporan ini tidak mencakup penerimaan (uang yang diterima oleh bisnis) atau
pembayaran tunai/pencairan (uang yang dibayarkan oleh bisnis). Hal-hal yang dicakup
adalah rincian pengeluaran dan penjualan yang kemudian diteruskan menjadi laba bersih.
Komponen-komponen tersebut antara lain:

 Pendapatan

Pendapatan yang dicatat yakni pendapatan operasional dan pendapatan non-


operasional. Pendapatan operasional adalah pendapatan yang direalisasikan melalui
kegiatan utama sebuah perusahaan. Hasil dari kegiatan-kegiatan seperti memproduksi
produk, menjual produk dan memasarkan produk kepada distributor atau pengecer
termasuk ke dalam pendapatan operasional. Sementara, untuk pendapatan non-
operasional diperoleh dengan menjalanan bisnis sekunder dan non-utama. Pendapatan ini
bersumber dari luar penjualan dan pembelian. Contohnya saja bunga yang diperoleh dari
modal bisnis yang ada di bank, sewa properti bisnis, kemitraan strategis dan lain
sebagainya.

 Keuntungan

Keuntungan disebut juga dengan penghasilan lain. Ini merupakan hasil bersih
yang didapatkan dari kegiatan non-bisnis atau kegiatan lain perusahaan seperti penjualan
aset lama, penjualan anak perusahaan dan lain sebagainya.

 Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak adalah total pendapatan yang belum dikurangi dengan pajak.
Jadi, untuk menghitung laba sebelum pajak ini, Anda harus mengurangi laba operasional
dengan beban bunga.

 Laba Sebelum Bunga dan Pajak


Ini menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan
operasionalnya tanpa memasukkan unsur biaya bunga atau pajak.

 Beban

Semua biaya yang digunakan melakukan operasional dan menghasilkan laba


disebut juga dengan beban. Sama halnya dengan pendapatan, beban juga dibagi ke dalam
dua kategori, yakni beban kegiatan utama dan beban aktivitas sekunder. Beban kegiatan
utama adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis utama dalam suatu
perusahaan. Termasuk di dalamnya biaya pokok penjualan, administrasi dan pengeluaran
umum, biaya pengembangan serta biaya penyusutan aset. Sementara biaya aktivitas
sekunder berkaitan dengan kegiatan bisnis non-utama seperti bunga pinjaman dan lain
sebagainya.

 Kerugian

Kerugian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan lain di luar


bisnis utama. Hal ini dapat mencakup biaya yang digunakan untuk penjualan aset yang
menurun dan merugi, biaya tuntutan hukum serta biaya tidak biasa lainnya.

 Harga Pokok Penjualan

HPP adalah total keseluruhan pengeluaran dan beban yang dikenakan baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa di dalam kondisi
dan tempat di mana barang tersebut dapat dijual atau digunakan.

 Biaya Operasional

Biaya operasi termasuk semua biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis
Anda yang tidak termasuk dalam HPP. Misalnya: penggajian, perjalanan, pelatihan, sewa
gedung, utilitas, pembelian peralatan, perangkat keras dan lunak, iklan, ponsel, dan
layanan internet.
Dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban dari bisnis utama akan
memberikan pengetahuan mengenai seberapa baik bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan. Sementara itu, pendapatan dan beban sekunder akan menunjukkan
keterlibatan dan keahlian perusahaan dalam mendapatkan keuntungan tambahan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai