NIM : 200510614
Tugas Pertemuan 3
A. Pengertian Neraca
Laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang
biasa dikenal juga sebagai Neraca. Neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana
menunjukkan posisi atas keuangan suatu perusahaan tersebut pada akhir periode akuntansi
tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan akuntansi sebagai berikut :
B. Manfaat Neraca
Informasi keuangan di dalam neraca dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :
- Meningkatkan suatu akuntabilitas untuk para manajer baik pada kepala daerah dan
para pejabat pemda ketika mereka menjadi bertanggung jawab tidak hanya pada kas
masuk dan kas keluar, tetapi juga pada aset dan utang yang mereka kelola.
- Meningkatkan transparansi dari kegiatan pemerintah. Pemerintah umumnya
mempunyai jumlah aset yang sangat signifikan dan utang, pengungkapan atas
informasi ini merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan akuntabilitas.
- Memfasilitasi suatu penilaian posisi keuangan dengan menunjukkan semua sumber
daya dan kewajiban.
- Memberikan suatu informasi yang lebih luas yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
C. Akibat Neraca
Sebaliknya, dengan tidak adanya informasi seperti yang dilaporan dalam suatu neraca
akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut ini :
- Pengaruh dari suatu transaksi keuangan pada pemerintah daerah dalam suatu periode
tidak tercermin secara penuh, misalnya tidak ada pelaporan mengenai piutang pajak,
saldo aktiva persediaan, aktiva dalam suatu konstruksi, kewajiban saat ini untuk
menyerahkan (membayar) sejumlah uang atau barang di masa yang akan datang, dsb.
- Akuntabilitas terbatas pada penerimaan dan penggunaan kas dan juga mengabaikan
transparansi dan akuntabilitas untuk pengelolaan aset dan utang;
- Tidak memfasilitasi suatu penilaian posisi keuangan karena tidak menunjukkan
semua sumber daya dan kewajiban.
- Informasi yang dibutuhkan tidak memadai untuk pengambilan suatu keputusan yang
lebih baik.
E. Struktur Neraca
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
sebagai berikut :
1) Entitas bisnis menyajikan sebuah aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan
hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang
terkecuali pada suatu indistri atau jenis usaha tertentu yang sudah diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus.
2) Aktiva lancar ini disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan
sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.
3) Entitas binsis juga wajib mengungkapkan suatu informasi nominal jumlah tiap aktiva
yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun
(12 bulan) dari tanggal neraca.
4) Jika perusahaan meyediakan suatu barang dan jasa didalam siklus operasional
perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan
tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca
akan memberi informasi yang bermanfaat dengan membedakan aktiva bersih sebagai
modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang.
Tanah
Gedung
Mesin
Peralatan
Aset pada jenis ini mengalami penyusutan karena penggunaan dan berkurangnya
masa pakai.
Selain itu, aktiva tetap juga memiliki bentuk lain, yaitu suatu aktiva tetap tak
berwujud. Beberapa yang termasuk aktiva tetap tak berwujud adalah sebagai berikut :
Hak paten
Hak cipta
Merk dagang
Hak sewa
d. Aktiva lain-lain
Pos yang tidak memenuhi kriteria aktiva di atas misalnya uang jaminan kontrak
pemasangan listrik.
2. Pasiva
Merupakan asal dari aktiva perusahaan. Oleh karena itu jumlah aktiva akan selalu
sama dengan jumlah pasiva. Sumber dana atau pasiva terdiri dari dua yaitu utang dan
modal.
a. Utang (liabilities)
Merupakan suatu jumlah rupiah yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan
dengan menggunakan kekayaan perusahaan kepada pihak di luar pemilik. Utang ini
terdiri dari:
- Utang lancar (current liabilities)
Yaitu utang yang akan segera dilunasi dalam waktu kurang satu tahun atau
satu periode normal perusahaan. Pelunasannya umumnya menggunakan sumber
ekonomi aktiva lancar. Termasuk utang lancar adalah utang usaha, utang wesel,
utang bunga, utang pajak penghasilan.
- Utang jangka panjang
Yaitu utang yang baru akan dilunasi dalam waktu lebih dari satu periode
normal perusahaan atau satu tahun antara lain utang obligasi, utang hipotik, utang
beli sewa capital.
b. Modal
Jumlah yang harus dibayar atau dikembalikan kepada pemilik perusahaan. Jadi
dari segi akuntansi dan konseptual, modal merupakan utang perusahaan kepada
pemilik. Oleh karena itu klasifikasi modal ada kaitannya dengan bentuk pemilikan
perusahaan.
Modal adalah uang atau barang yang dipakai sebagai dasar untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini modal dalam neraca adalah salah satu
saldo dari modal akhir sebuah perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Dengan kata lain, modal atau equity merupakan selisih atau nilai lebih assets yang
dikurangi dengan liabilities.
G. Format/Bentuk Neraca
Format neraca ada dua yaitu:
1. Format rekening (account form) / skontro yaitu aktiva disebelah kiri dan pasiva
disebelah kanan yang berguna untuk memudahkan pemakai membandingkan antara
sumber ekonomi dan pendanaannya terutama untuk satu periode tertentu. Skontro
adalah bentuk neraca yang mengelompokkan harta (aktiva) di kolom sebelah kiri,
sedangkan kewajiban dan modal diletakkan di kolom sebelah kanan.
2. Format laporan (report form) / staffel yaitu aktiva di sebelah atas dan pasiva di
bawahnya, yang umumnya disajikan secara perbandingan dengan tahun sebelumnya
(neraca komparatif). Staffel adalah bentuk neraca yang disajikan dengan cara, yaitu
kelompok harta (aktiva) diletakkan di bagian atas, sedangkan kelompok kewajiban dan
modal diletakkan di bawahnya. Bentuk ini sering dikenal dengan bentuk
laporan/vertikal.
Aset (aktiva) atau harta adalah sumber ekonomi yang bisa memberi
manfaat usaha pada masa yang akan datang dan berada pada saldo normal debit.
Aset terdiri dari piutang usaha, persediaan, biaya dibayar di muka, aset tetap, dan
aset tidak berwujud.
3. Ekuitas (Modal)
Ekuitas atau modal adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
berfungsi sebagai sumber keuangan utama sebelum perusahaan memperoleh
pendapatan dan laba dari produk atau jasa yang dihasilkan. Ekuitas atau modal
terdiri dari modal disetor dan laba atau rugi yang didapatkan oleh perusahaan.
Neraca disusun oleh beberapa komponen utama sehingga kondisi keuangan perusahaan
bisa diketahui. Penjelasan tentang komponen penyusun neraca sebagai berikut:
Komponen ini adalah komponen utama yang selalu ada di semua laporan
keuangan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Adapun
komponen kas dan setara kas antara lain kas, kas di bank, dan deposito.
2) Piutang Usaha
Komponen ini berupa piutang penjualan yang terbentuk dari kegiatan bisnis
seperti penjualan tiket, dokumen, dan sebagainya.
3) Uang Muk
Komponen ini digunakan untuk pembayaran awal atau deposit sebagai tanda jadi
dalam pembelian.
4) Aset Tetap
Utang bisnis seperti utang tiket atau biaya transportasi, dokumen, dan sebagainya.
Sedangkan utang lain-lain adalah utang pengembalian dari penjualan yang tidak
digunakan oleh pelanggan.
6) Utang Pajak
Komponen ini adalah kewajiban yang harus dibayar kepada negara yang terdiri
dari pajak penghasilan seperti pasal 21, 23, 25, 29, dan pajak pertambahan nilai
(PPN).
8) Modal Saham
Laporan laba rugi adalah laporan finansial perusahaan yang dibuat oleh bidang
keuangan tertentu. Isi dari laporan ini ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang
ditanggung oleh perusahaan.
Biasanya laporan ini dibuat untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada
periode tertentu. Maka dari itu, sebagian besar laporan dikerjakan pada akhir tahun atau akhir
bulan, sesuai ketentuan di perusahaan tersebut.
Dengan adanya laporan keuangan ini, pihak atasan bisa mengetahui kondisi finansial
perusahaan yang terkini. Sehingga laporan tersebut bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi
untuk langkah kebijakan selanjutnya.
Laporan ini adalah laporan keuangan yang dibuat secara lengkap oleh petugas
keuangan atau pembukuan pada perusahaan yang nantinya akan dijadikan sarana
mengevaluasi kebijakan atasan pada periode tertentu.
Laporan laba rugi dibuat untuk melihat apakah perusahaan yang dijalankan
menghasilkan keuntungan atau tidak. Di dalamnya akan meringkas semua pendapatan
perusahaan dan mengurangkannya dengan pengeluaran, sehingga yang tersisa adalah
keuntungan atau kerugian dari perusahaan. Dengan catatan terperinci ini nantinya perusahaan
dapat mengetahui kinerja bisnis yang dijalankan. Dan apabila ada ketidak sesuaian, maka
perusahaan dapat membuat keputusan yang dapat mengembangkan perusahaan. Berdasarkan
laporan ini pula, manajemen dapat membuat keputusan seperti menambah cabang,
mendorong penjualan, meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan pemanfaatan atau
penjualan langsung aset, serta mengefisiensi suatu sektor atau produk. Meskipun fungsi
utama dari pembuatan laporan laba rugi adalah untuk menampilkan perincian profitabilitas
dan kegiatan bisnis perusahaan kepada unsur manajemen, namun laporan ini juga digunakan
untuk memberikan rincian kepada berbagai sektor di perusahaan untuk menambah wawasan
dalam memajukan perusahaan.
Pernyataan single step atau langkah tunggal hanya menunjukkan satu kategori
pendapatan dan satu kategori pengeluaran. Format ini kurang bermanfaat bagi
pengguna eksternal karena mereka tidak dapat menghitung rasio efisiensi dan
profitabilitas dengan lingkup data yang terbatas.
Laporan ini bersifat sederhana, tidak berisi detail perputaran keuangan yang
terjadi pada perusahaan tersebut dan biasanya dipakai oleh perusahaan rintisan atau
UKM. Contoh laporan single step adalah seperti di bawah ini :
Laporan keuangan jenis ini biasanya sudah berdasarkan standar yang digunakan
untuk pelaporan keuangan perusahaan besar atau perusahaan yang memiliki banyak
pemangku kepentingan, seperti kreditor dan investor. Contoh laporan laba rugi
multiple step adalah seperti di bawah ini :
Ketika perusahaan sudah berjalan selama satu bulan atau satu tahun pasti ada
transaksi keuangan di sana. Baik yang menghasilkan kerugian maupun laba. Nah,
akumulasi dari total finansial tersebut yang akan menjadi laba rugi perusahaan di bulan
atau tahun tertentu.
Jika keuangan tersebut dicatat lengkap dengan transaksinya tentu atasan bisa
mengetahui secara jelas asal usul munculnya data finansial tersebut. Sehingga bisa
dilakukan penghitungan lebih menyeluruh ketika evaluasi nanti.
Maka dari itu, untuk mengetahui perkembangan perusahaan, atasan harus tahu
data-data laba rugi perusahaan. Maka dari itu, dibuatlah laporan laba rugi yang bisa
dijadikan tolak ukur perkembangan atau sebaliknya.
Fungsi yang ketiga dari laporan laba rugi adalah untuk mengatur langkah
kebijakan atasan terkait dengan pembiayaan. Jika di dalam laporan tersebut, kerugian
terbanyak akibat alat produksi yang tidak bekerja, maka di tahun berikutnya, bisa diganti
dengan aplikasi yang lebih menguntungkan. Begitu juga jika yang profit-nya tinggi dari
produk A bukan B, maka di tahun berikutnya, kegiatan produksi A lebih ditingkatkan
dibandingkan produksi produk yang B.
F. Komponen Laporan Laba Rugi
Laporan ini tidak mencakup penerimaan (uang yang diterima oleh bisnis) atau
pembayaran tunai/pencairan (uang yang dibayarkan oleh bisnis). Hal-hal yang dicakup
adalah rincian pengeluaran dan penjualan yang kemudian diteruskan menjadi laba bersih.
Komponen-komponen tersebut antara lain:
Pendapatan
Keuntungan
Keuntungan disebut juga dengan penghasilan lain. Ini merupakan hasil bersih
yang didapatkan dari kegiatan non-bisnis atau kegiatan lain perusahaan seperti penjualan
aset lama, penjualan anak perusahaan dan lain sebagainya.
Laba sebelum pajak adalah total pendapatan yang belum dikurangi dengan pajak.
Jadi, untuk menghitung laba sebelum pajak ini, Anda harus mengurangi laba operasional
dengan beban bunga.
Beban
Kerugian
HPP adalah total keseluruhan pengeluaran dan beban yang dikenakan baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan jasa di dalam kondisi
dan tempat di mana barang tersebut dapat dijual atau digunakan.
Biaya Operasional
Biaya operasi termasuk semua biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis
Anda yang tidak termasuk dalam HPP. Misalnya: penggajian, perjalanan, pelatihan, sewa
gedung, utilitas, pembelian peralatan, perangkat keras dan lunak, iklan, ponsel, dan
layanan internet.
Dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban dari bisnis utama akan
memberikan pengetahuan mengenai seberapa baik bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan. Sementara itu, pendapatan dan beban sekunder akan menunjukkan
keterlibatan dan keahlian perusahaan dalam mendapatkan keuntungan tambahan lainnya.