Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lyssia Putri Lestari

NIM : 200510614

Tugas Pertemuan 7
Persamaan Dasar Akuntansi

1. Persamaan dasar akuntansi

Agen Real Estate Pak Agus


Tabel Persamaan Akuntansi
Periode Maret 2019

AKTIVA (HARTA) PASIVA


Tanggal
Keterangan
Kas Gedung Tanah Hutang Usaha Modal Usaha
2019
Maret 1 Rp. 900.000.000,00       Rp. 900.000.000,00 Modal Usaha
  10 (Rp. 375.000.000,00)   Rp 375.000.000,00     Pembelian sebidang tanah secara tunai
  15 (Rp. 150.000.000,00) Rp. 200.000.000,00   Rp. 50.000.000,00   Pembelian secara kredit gedung dari Pak Amin
TOTAL Rp. 950.000.000,00 Rp. 950.000.000,00  
2. Jurnal merupakan alat control keseimbangan antara debit dan kredit

Setiap terjadi transaksi akuntansi, setidaknya ada dua akun yang selalu berkaitan. Yaitu entri debit dicatat pada satu akun dan entri kredit dicatat terhadap
akun lainnya. Tidak ada batas atas jumlah akun yang terlibat di dalam transaksi, namun minimum tidak kurang dari dua akun. Total dari debit dan kredit
untuk setiap transaksi harus selalu sama. Sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan dengan keseimbangan. Apabila suatu transaksi tidak seimbang, maka
laporan keuangan tidak mungkin dapat dibuat. Dengan demikian, penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom merupakan hal
yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi.

Debit dan Kredit keduanya mengacu pada dua tangan dari tubuh yang sama yaitu akuntansi. Dalam akuntansi, kedua hal ini sangat penting karena setiap
transaksi mempengaruhi keduanya sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika debit bertambah, kredit berkurang dan jika kredit naik, debit
berkurang. Total sisi debit harus dihitung dengan total sisi kredit. Setiap kali transaksi akuntansi dibuat, setidaknya dua akun selalu terpengaruh yaitu entri
debit dicatat pada satu akun dan entri kredit dicatat terhadap akun lainnya. Tidak ada batas atas jumlah akun yang terlibat dalam transaksi namun minimum
tidak kurang dari dua akun.

Total dari debit dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama satu sama lain, sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan “dalam keseimbangan.”
Jika suatu transaksi tidak seimbang, maka tidak mungkin membuat laporan keuangan. Dengan demikian, penggunaan debit dan kredit dalam format
pencatatan transaksi dua kolom adalah yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi.

Berikut ini ada beberapa contoh debit dan kredit yang terdapat di transaksi umum perusahaan dagang atau yang lainnya, dan sering terjadi pada
sebuah bisnis:

1. Menjual barang dagang secara tunai kepada pelanggan, maka akun debitnya adalah Kas, dan akun kreditnya adalah Pendapatan.
2. Menjual barang dagang secara kredit kepada pelanggan, akun debit Piutang Dagang. Sedangkan akun kreditnya adalah Pendapatan.
3. Membeli perlengkapan secara tunai kepada supplier, akun debit adalah Perlengkapan dan akun kredit adalah Kas.
4. Membeli perlengkapan secara kredit kepada supplier, akun debitnya adalah Perlengkapan dan akun kredit adalah Utang Dagang.
5. Menerima kas atas pelunasan piutang usaha oleh pelanggan, akun debitnya Kas, dan akun kreditnya Piutang Dagang.
6. Membeli fixed assets secara kredit kepada supplier, akun debit Fixed Assets dan akun kredit Utang Dagang.
7. Pembelian inventory secara tunai kepada supplier, akun debit Inventory, dan akun kredit Kas.
8. Pembelian inventory secara kredit kepada supplier, akun debit Inventory dan akun kredit Utang Dagang.
9. Membayar gaji karyawan, akun debit Salary expenses dan akun kredit Kas.

Contoh penerapan debit dan kredit dalam akuntansi berikut ini:

1) Aset

Aset merupakan harta yang terdiri dari dua jenis, yaitu harta lancar dan harta tidak lancar. Harta lancar maksudnya adalah harta yang mudah dicairkan
atau liquid. Beberapa akun liquid dalam aset lancar antara lain adalah kas dan sejenisnya, piutang usaha, sewa dibayar di muka, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk aset tidak lancar meliputi mesin, kendaraan, dan juga peralatan kantor. Jadi, ketika akun aset ini bertambah maka posisinya berada di
bagian debit.

2) Liabilitas dan Ekuitas

Contoh penerapan selanjutnya adalah akun hutang atau liabilitas dan ekuitas. Misalnya, perusahaan kamu telah meminjam uang pada Bank X sebesar
Rp 50.000.000 untuk dijadikan sebagai modal usaha. Dari jurnal tersebut, kas bertambah sebanyak Rp 50.000.000 dari pinjaman bank. Dalam hal ini,
hubungan debit dan kredit ini dapat diumpamakan dengan sebab akibat.
3) Expenses atau Beban

Selanjutnya ada istilah expenses atau sering disebut beban atau pembelanjaan yang harus tetap dilakukan supaya bisnis dapat terus berjalan. Untuk
expenses atau beban ini juga termasuk bertambah apabila didebitkan dan berkurang apabila dikreditkan.

4) Akumulasi

Terakhir, bagian dari aset tidak lancar yang dapat bertambah nilainya apabila dikreditkan adalah akumulasi. Akumulasi ini nantinya akan mengurangi
nominal dari aset tetap seperti alat-alat dan kendaraan di neraca.

Anda mungkin juga menyukai