Anda di halaman 1dari 172

BAB 5.

Persamaan Dasar Akuntansi

A. Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi

B. Unsur-Unsur Persamaan Dasar Akuntansi

C. Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi

D. Analisis Pengaruh Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi

E. Mencatat Transaksi Ke Dalam Persamaan Dasar Akuntansi

F. Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan Persamaan Dasar Akuntansi

3.6 Menerapkan persamaan dasar akuntansi

4.6 Membuat persamaan dasar akuntansi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPENTENSI

3.6 .1 Menggolongkan persamaan dasar akuntansi

4.6.1 Menjabarkan persamaan dasar akuntansi

Seringkali pebisnis merasa belum diperlukan untuk mengetahui akuntansi secara lengkap.
Namun ini merupakan hal yang penting dalam bisnis Anda. Umumnya Anda mengerti
tentang persamaan dasar akuntansi dimana diperlukan oleh sebuah perusahaan dalam
melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan yang biasa disebut dengan pembukuan.

Dalam akuntansi dikenal istilah persamaan akuntansi yang mencerminkan kekayaan, hutang,
dan modal yang dimiliki perusahaan.

Lazimnya pebisnis memulai mengatur keuangan bisnis dengan melakukan pembukuan yang
sederhana. Pembukuan tersebut dapat dengan mudah dilakukan berdasarkan konsep dasar
persamaan akuntansi. Dengan menggunakan konsep tersebut, dengan begitu dapat
mengetahui pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan.

Apa itu persamaan dasar akuntansi?

Persamaan dasar akuntansi digunakan dalam akuntansi entri ganda. Ini


menunjukkan hubungan antara aset, liabilitas, dan ekuitas bisnis Anda. Dengan
menggunakan persamaan dasar akuntansi, Anda dapat melihat apakah aset Anda
dibiayai oleh utang atau dana bisnis. Persamaan akuntansi juga disebut persamaan
neraca.

Bagian persamaan pada neraca

Guna neraca pada bisnis Anda adalah untuk menghitung persamaan dasar
akuntansi. Neraca adalah laporan keuangan yang melacak kemajuan perusahaan
Anda. Neraca memiliki tiga bagian: aset, liabilitas, dan ekuitas.

Aset adalah item bernilai yang dimiliki bisnis Anda. Misalnya, rekening bank bisnis
Anda, kendaraan perusahaan, dan peralatan adalah aset.

Liabilitas adalah utang yang Anda miliki kepada orang lain. Misalnya, hutang Anda
adalah liabilitas.

Ekuitas bisnis menunjukkan kepemilikan Anda dalam bisnis. Jika Anda adalah
pemilik tunggal, Anda memegang semua kepemilikan. Jika ada lebih dari satu
pemilik, Anda membagi ekuitas. Hitung ekuitas dengan mengurangi aset Anda dari
liabilitas.

Komponen persamaan dasar akuntansi

Persamaan akuntansi mensyaratkan liabilitas dan ekuitas untuk aset yang sama.
Berikut ini adalah perhitungan dasar akuntansi:

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Setiap sisi dalam pencatatan akuntansi harus dengan jumlah yang sama dan
seimbang baik di sisi liabilitas, atau ekuitas, karena Anda harus membeli barang
dengan kedua hal tersebut.

Ekuitas memiliki efek yang sama di kedua sisi persamaan. Jika Anda tahu dua
bagian dari persamaan akuntansi, Anda bisa menghitung dengan persamaan
akuntansi untuk mencari jumlah liabilitas dengan menggunakan rumus berikut ini :

Liabilitas = Aset – Ekuitas

Atau, Anda dapat menggunakan persamaan akuntansi dengan menghitung


berdasarkan ekuitas itu sendiri:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Prinsip Persamaan Dasar Akuntansi

Untuk menggunakan persamaan dasar akuntansi, Anda perlu berpegang dengan prinsip
keseimbangan antara harta dengan kewajiban. Oleh karena itu, segala transaksi yang terjadi
akan dianalisa dalam persamaan dasar akuntansi.

Dalam akuntansi mengenal debit dan kredit di setiap transaksi yang terjadi. Maka pengenalan
akan hal ini perlu dikuasai agar prinsip keseimbangan dapat terealisasikan.

Kekayaan atau aktiva adalah assets atau bisa disebut juga dengan harta yang dimiliki
perusahaan, dan hak atas harta tersebut disebut hak atas kekayaan (equality).

Hubungan antara harta dengan hak atas kekayaan dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut:

Harta (assets) = Hak atas kekayaan (equality)

Secara teori, hak atas kekayaan terbagi menjadi dua berdasarkan asal usulnya yaitu hak yang
berasal dari kreditur dan hak yang berasal dari pemilik perusahaan. Hak dari kreditur atas
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan hutang perusahaan, sedangkan hak dari
pemilik perusahaan itu sendiri disebut sebagai modal.

Persamaan akuntansi dapat dituliskan sebagai berikut:

Harta = Utang + Modal atau Modal = Harta – Utang

Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Persamaan Akuntansi

Suatu transaksi keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan sangat berpengaruh terhadap
persamaan akuntansi.
Beberapa kemungkinan pengaruh tersebut antara lain:

1. Mempengaruhi salah satu, beberapa atau keseluruhan dari harta, hutang, dan modal.

2. Penambahan atau pengurangan aktiva yang mungkin timbul diimbangi dengan


penambahan atau pengurangan terhadap pasiva (berupa hutang dan modal).

3. Pendapatan akan selalu menambah modal dan beban akan selalu mengurangi modal.

Contoh Persamaan Dasar Akuntansi

Pada tanggal 1 Januari 2020, perusahaan yang bergerak bidang servis sepeda motor dengan
nama Servis Sepeda Motor Mentereng melakukan beberapa transaksi sebagai berikut:

a. Investasi untuk modal pertama pada perusahaan Servis Sepeda Motor Mentereng berupa
uang tunai sebesar Rp10.000.000,00 dan Peralatan kantor sebesar Rp500.000,00.

b. Membayar sewa atas ruangan usaha bengkel sebesar Rp600.000,00 untuk 1 bulan.

c. Membeli perlengkapan bengkel secara kredit seharga Rp400.000,00 dan peralatan bengkel
seharga Rp1.000.000,00.

d. Memperoleh pendapatan atas jasa yang telah diberikan selama 1 minggu sebesar Rp
1.600.000,00.

e. Membayar tagihan listrik dan air untuk bulan Januari 2020 sebesar Rp200.000,00.

f. Mendapatkan jasa servis langganan sebesar Rp750.000,00.

g. Membayar sebagian hutang atas pembelian perlengkapan sebesar Rp250.000,00.


Menerima pelunasan piutang atas transaksi seorang konsumen sebesar Rp500.000,00.

h. Pemilik mengambil uang tunai untuk digunakan secara pribadi sebesar Rp100.000,00.

i. Dibayar gaji karyawan bengkel untuk bulan Januari 2020 sebesar Rp3.000.000,00

j. Membayar rekening telepon sebesar Rp75.000,00.

k. Pada akhir bulan Januari 2020 perlengkapan yang masih ada bernilai Rp250.000,00 dan
peralatan bengkel disusutkan sebesar Rp50.000,00.

l. Mendapatkan jasa servis sebesar Rp1.500.000,00

Berdasarkan data transaksi dalam persamaan akuntansi di atas, maka dapat disusun
persamaan dasar akuntansi pada tabel sebagai berikut:
Sumber: https://www.harmony.co.id/blog/persamaan-dasar-akuntansi-penjelasan-dan-
contohnya

Contoh persamaan dasar akuntansi

Contoh berikut terhubung ke bisnis yang sama. Lihatlah bagaimana berbagai


transaksi mempengaruhi persamaan akuntansi. Kemudian, Anda bisa melihat neraca
bisnis di akhir bagian ini.

Contoh 1

Anda memulai bisnis yang menjual kaos sablon. Anda menabung selama setahun
sebelum membuka dan manaruh modal pada bisnis sebanyak Rp10.000.000 untuk
bisnis Anda. Dengan melakukan ini, Anda meningkatkan aset bisnis dan ekuitas
pemilik dengan jumlah yang sama:
10.000.000 Aset = Liabilitas + 10.000.000 Ekuitas

Contoh 2

Katakanlah bahwa setelah Anda membentuk perusahaan Anda, Anda perlu membeli
peralatan untuk sablon kaos. Anda membeli peralatan Rp2.000.000 secara kredit.
Dalam situasi ini, Anda mendapatkan liabilitas (utang) dan aset. Aset dan liabilitas
Anda meningkat sebesar $ 2.000, sehingga persamaannya seperti:

2.000.000 Aset = 2.000.000 Liabilitas + Ekuitas

Contoh 3

Seiring pertumbuhan bisnis kaos Anda, Anda mendapatkan pesanan 50 potong kaos
dari seorang pelanggan. Pelanggan membayar 10.000 per kaos, atau total
Rp500.000 Anda mendapatkan aset dan ekuitas dari transaksi:

500.000 Aset = Liabilitas + 500.000 Ekuitas

Contohnya pada neraca

Anda akan mencatat masing-masing transaksi di atas di neraca. Aset harus sama
dengan liabilitas ditambah ekuitas. Dibawah ini adalah contoh neraca dengan contoh
transaksi di atas :

Akun Aset Sub Akun Balance

Checking Akun bank 10.500.000

Savings Akun bank 0

Kas kecil Kas 0

Peralatan 2.000.000

Total Aset 12.500.000

Akun Liabilitas Sub Akun Balance

Tagihan pajak Pajak 0


Hutang 2.000.000

Total Liabilitas 2.000.000

Akun Ekuitas Sub Akun Balance

Ekuitas pemilik Ekuitas 10.000.000

Net income 500.000

Total Ekuitas 10.500.000

Liabilitas dan
Aset
Ekuitas

12.500.000 12.500.000

Berikut adalah persamaan akuntansi lengkap untuk neraca diatas :

12.500.000 Aset = 2.000.000 Liabilitas + 10.500.000 Ekuitas

Persamaan dasar akuntansi lebih jauh

Persamaan akuntansi yang diperluas menunjukkan hubungan antara laporan laba


rugi dan neraca Anda. Anda dapat melihat bagaimana ekuitas dibuat dari dua
sumber utamanya: pendapatan dan penarikan pemilik atau dikenal sebagai prive.

Jika diperluas, berikut adalah persamaan dasar akuntansi pada bisnis

Aset = Liabilitas + Ekuitas + Pendapatan Pemilik – Biaya – Penarikan (Prive)

Penghasilan adalah apa yang diperoleh bisnis Anda melalui operasi reguler. Biaya
adalah berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan produk dan layanan Anda.

Pola tertentu terjadi ketika angka dalam perubahan persamaan akuntansi diperluas:

 Penghasilan meningkatkan ekuitas pemilik


 Biaya mengurangi ekuitas pemilik

 Prive pemilik mengurangi ekuitas pemilik


Kedua sisi persamaan harus sama satu sama lain untuk menghasilkan
keseimbangan. Jika persamaan akuntansi yang diperluas tidak seimbang, laporan
keuangan Anda tidak akurat.

Mengapa persamaan dasar akuntansi itu penting

Persamaan akuntansi dapat memberi Anda gambaran yang jelas tentang situasi
keuangan bisnis Anda. Anda harus menghitung persamaan akuntansi untuk
membaca neraca Anda. Persamaan akuntansi membantu Anda memahami
hubungan antara laporan keuangan Anda. Dalam sebuah artikel Fundera, Heather D.
Satterley, pendiri Satterley Training & Consulting, LLC, menjelaskan:

Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan bisnis pada waktu tertentu.
Neraca dapat memberi tahu Anda berapa banyak uang yang dimiliki bisnis dan
seberapa besar kemungkinan bisnis tersebut dapat memenuhi semua kewajiban
usaha. Hal ini juga dapat memberi tahu Anda berapa banyak laba atau kerugian pada
bisnis, sejak bisnis sejak dimulai.

Dengan menggunakan persamaan akuntansi, Anda dapat melihat apakah Anda


dapat mendanai pembelian aset dengan aset bisnis Anda yang ada. Dan, persamaan
ini akan mengungkapkan jika Anda harus melunasi hutang dengan aset (seperti uang
tunai) atau dengan mengambil lebih banyak liabilitas.

Bab 6 Siklus Akuntansi

A. Pengertian Siklus Akuntansi

B. Tahapan Siklus Akuntansi

KOMPETENSI DASAR

3.5 Memahami tahapan siklus akuntansi

4.5 Mengelompokkan tahapan siklus akuntansi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.5 .1 Menggolongkan tahapan siklus akuntansi

4.5.1 Menerapkan tahapan siklus akuntansi


Siklus akuntansi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang.

Bisnis apa pun yang menyediakan jasa atau menjual produk memiliki siklus
akuntansi. Namun terdapat sedikit perbedaan untuk siklus akuntansi perusahaan
jasa dengan perusahaan dagang.

Akuntansi adalah cara bisnis melacak keuangannya. Meskipun perusahaan jasa dan
perusahaan dagang menawarkan barang yang sangat berbeda untuk pelanggannya,
keduanya diharuskan untuk mematuhi prinsip akuntansi. Ini berarti persamaan
akuntansi kedua jenis bisnis ini sama yaitu:

Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik berlaku untuk keduanya.

Namun, jenis barang dan jasa yang disediakan menentukan bagaimana bisnis
bertanggung jawab atas pengeluaran dan pendapatan operasinya, maka dari itu
siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan dagang sedikit berbeda.

Perbedaan Kedua Jenis Usaha Ini

Perusahaan jasa adalah bisnis yang menyediakan layanan kepada konsumen atau
perusahaan lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan akuntansi menyediakan
layanan akuntansi untuk individu atau bisnis lain, sementara salon rambut
menawarkan potongan rambut, gaya dan layanan perawatan rambut lainnya kepada
pelanggannya.

Perusahaan dagang membeli persediaan dalam jumlah besar dan kemudian menjual
produk-produk ini kepada pelanggannya, biasanya bisnis dengan skala yang lebih
kecil atau konsumen akhir. Sebuah butik pakaian mungkin membeli perhiasan dan
asesorisnya dari pedagang yang berspesialisasi dalam asesoris pakaian.

Meskipun perusahaan jasa mungkin memiliki beberapa persediaan (salon menjual


sampo dan produk perawatan rambut lainnya misalnya), sebagian besar, perusahaan
barang selalu memiliki stok karena mereka dalam bisnis menjual barang kepada
orang lain.

Perbedaan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang

Kedua jenis perusahaan memiliki siklus akuntansi yang hampir sama. Transaksi
diposting dalam jurnal umum, dan kemudian jumlahnya diposting ke akun buku
besar umum yang relevan. Pada akhir siklus akuntansi, apakah itu bulanan,
triwulanan, atau tahunan, akun-akun dalam buku besar umum yang memerlukan
penyesuaian disesuaikan dan laporan keuangan disusun.

Setelah akun ditutup untuk periode tersebut, mereka dibuka kembali dengan jumlah
yang disesuaikan dan periode akuntansi baru dimulai.

Keduanya Memiliki Aset

Perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki aset. Kas, piutang usaha,
peralatan kantor, perlengkapan kantor, dan akumulasi penyusutan, semuanya
memiliki tempat di kedua jenis bagan akun perusahaan. Seperti halnya bisnis lain,
aset lain mungkin berbeda.

Misalnya, bisnis jasa mungkin memiliki bangunannya, dan oleh karena itu, bangunan
itu adalah aset. Atau, perusahaan dagang mungkin tidak memiliki gedung tetapi
dapat memiliki peralatan yang digunakan untuk mengemas dan mengirimkan barang
kepada pelanggan.

Keduanya Memiliki Kewajiban

Kedua perusahaan memiliki kewajiban, orang atau perusahaan kepada siapa mereka
berutang modal atau uang. Jika perusahaan membeli persediaan secara kredit,
maka mereka memiliki hutang dagang, apakah itu pesanan pembelian yang belum
dibayar atau saldo pada kartu kredit perusahaan.

Jika salah satu bisnis memiliki karyawan dan upah yang telah diperoleh tetapi belum
dibayarkan, itu juga dianggap sebagai kewajiban. Dan jika ada angsuran atau biaya
bulanan pada bangunan atau peralatan, wesel bayar juga terdaftar sebagai
kewajiban.

Biaya dan Ekuitas Pemilik

Di sinilah perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Keduanya


memiliki biaya yang biasa, seperti biaya perlengkapan kantor, biaya asuransi dan
biaya penyusutan, untuk beberapa aset.

Dan keduanya memiliki akun pendapatan, prive dan odal untuk pemilik. Tetapi karena
perusahaan dagang memiliki persediaan, ia memiliki biaya khusus terkait dengan
membeli dan menjual persediaan yang disebut Harga Pokok Penjualan atau HPP.
Ini adalah penghitungan biaya terkait berapa banyak produk yang sudah dibuat, akan
dijual, dan yang tersimpan di gudang. Sebagian besar perusahaan jasa tidak
berurusan dengan HPP, karena mereka tidak berurusan dengan stok fisik.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Perusahaan jasa dan dagang menghasilkan Neraca Percobaan untuk awal periode,
jurnal penyesuaian pada akhir periode, laporan penghasilan, neraca dan laporan
perubahan modal juga neraca saldo setelah penutupan, setelah entri penutupan
selesai. Informasi ini diambil dari jurnal umum dan entri buku besar yang diposting
secara teratur selama siklus akuntansi.

Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Analisa Data

Tahap pertama dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah dengan


pengumpulan data keuangan yang valid, akurat, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Contohnya seperti nota pembelian, kwitansi pembelian, dan sebagainya. Lalu
catatlah seluruh transaksi keuangan secara detail pada jurnal umum berdasarkan
data-data yang dikumpulkan agar memudahkan Anda pada tahap-tahap selanjutnya.

Penjurnalan

Setalah menganalisa semua transaksi catat semua data tersebut ke dalam jurnal
umum.

Posting di Buku Besar

Entri jurnal diposting di buku besar. Akun buku besar diwakili oleh akunt T.

Neraca Percobaan

Untuk memastikan data dari jurnal umum ke buku besar sudah benar Anda buatlah
neraca percobaan atau neraca saldo untuk memastikan bahwa data yang sudah
Anda input tidak ada kesalahan. Contohnya jumlah debit dan kredit yang tidak
seimbang.

Jurnal Penyesuaian

Setelah membuat neraca percobaan dan jika dirasa ada yang salah, langkah
selanjutnya adalah membuat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan transaksi dan
akun baru yang akan berdampak pada buku besar nantinya.

Laporan Keuangan

Membuat laporan keuangan seperti laporan laporan laba rugi, neraca dan laporan
perubahan modal.

Jurnal Penutup

Langkah selanjutnya adalah membuat jurnal penutup untuk akun aset, kewajiban,
modal pemilik.

Jurnal Pembalik

langkah ini sebenarnya opsional. Jurnal pembalik merupakan tahap pembalikan


beberapa akun yang telah ditutup untuk mengembalikan saldonya. Akun terkait pada
jurnal ini biasanya adalah hal yang berkaitan dengan pembayaran yang dibayar di
muka dan belum jatuh tempo.
Persiapan untuk Periode Akuntansi Baru

langkah terakhir adalah dengan membuat neraca baru untuk priode siklus akuntansi
selanjutnya.

Kesimpulan

Itulah sedikit perbedaan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan
dagang lengkap beserta tahapannya. Memang bisa dibiling bahwa hanya sedikit
sekali perbedaan dari siklus akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan dagang,
yaitu pada poin penghitungan biaya, namun dalam ilmu akuntansi perbedaan ini
sangat penting bagi proses pencatatan keuangan.

Sumber: https://aksaragama.com/akuntansi/siklus-akuntansi-perusahaan-jasa/

Saldo Normal Akuntansi:

Pengertian, Fungsi, Dan Berbagai Jenisnya

Ilmu akuntansi terbilang menjadi salah satu ilmu dengan perincian pengetahuan
yang cukup luas. Hal ini dikarenakan untuk membuat sebuah laporan keuangan
benar-benar harus mengetahui asal usul setiap transaksi untuk hasil yang sempurna.

Tentunya hal ini bisa menjadi pengetahuan atau gambaran bagaimana sebuah
kebijakan perusahaan kedepannya. Salah satu hal yang harus Anda tahu dalam
proses akuntansi terutama akuntansi keuangan adalah mengetahui saldo normal
akuntansi.

Kemampuan dalam melakukan pembacaan saldo ini benar-benar sangat penting.


Bisa dibilang bahwa kemampuan ini yang akan menjadikan sebuah pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Untuk lebih lanjut mengenai saldo normal akuntansi
ini, simak ulasan berikut!

Contents

1 Pengertian Saldo Normal Akuntansi

2 Fungsi Dari Saldo Normal dalam Akuntansi

2.1 1. Sebagai Aturan Pencatatan Akuntansi


2.2 2. Penentu Antara Saldo Debet Dan Kredit

2.3 3. Mekanisme Antara Debet Dan Kredit

2.4 4. Pengelompokan Akun Riil

2.5 5. Pengelompokkan Akun Nominal

2.6 6. Memudahkan Membaca Aset Dan Kewajiban

3 Jenis-Jenis Saldo Normal dalam Akuntansi

3.1 1. Saldo Normal Aset

3.2 2. Saldo Normal Liabilias dan Ekuitas

3.3 3. Saldo Normal Pendapatan dan Biaya

3.4 4. Saldo Normal Beban

4 Kesimpulan

Pengertian Saldo Normal Akuntansi

Saldo normal pada proses akuntansi adalah perkiraan bahwa jenis akun tertentu
akan memiliki saldo debit atau kredit berdasarkan klasifikasinya di dalam bagan
akun. Mungkin saja akun yang diharapkan memiliki saldo normal sebagai debit
sebenarnya memiliki saldo kredit, dan sebaliknya.

Saldo ini biasanya akan berpengaruh terhadap pertambahan atau berkurangnya cari
jumlah satu rekening. Saldo normal juga diartikan sebagai klasifikasi terhadap
sebuah perkiraan akun yang menggunakan sebuah prinsip pembukuan secara
berpasangan.

Definisi ini juga mengandung sebuah ketetapan yang pasti bahwa setiap akun akan
selalu menepati atau memiliki saldo tersendiri dan saling berpasangan antara debit
dan kredit.

Tentunya ketika terdapat sebuah penambahan atau pengurangan jumlah pasti akan
dipengaruhi oleh akun yang lain. Saldo normal memiliki sebuah sifat atau ciri-ciri
yang ketika digunakan akan berpasangan, saling mempengaruhi antara satu dengan
yang lain dan juga seimbang.
Fungsi Dari Saldo Normal dalam Akuntansi

Ada beberapa fungsi yang menjadikan alasan saldo normal ini membutuhkan
pengetahuan dan pemahaman tersendiri. Dengan mengetahui bagaimana saldo
normal dalam akuntansi, ketika membuat laporan keuangan akan lebih mudah dan
juga bisa sesuai dengan kondisi Keuangan yang sebenarnya. Berikut ini beberapa
dari fungsi saldo normal akuntansi ini, diantaranya:

1. Sebagai Aturan Pencatatan Akuntansi

Agar tidak terjadi sebuah kesalahan ketika membuat laporan akuntansi, tentu perlu
dilakukan sebuah aturan yang baku agar laporan keuangan bisa tersusun dengan
baik dan benar. Aturan pencatatan itu meliputi Bagaimana posisi antara debit dan
kredit di mana debit sebagai penambahan dan Credit jadikan sebagai pengurangan.

2. Penentu Antara Saldo Debet Dan Kredit

Dalam sistem akuntansi terdapat dua sisi yaitu debit dan kredit, hal itu yang akan
menunjukkan bagaimana posisi saldo dalam laporan keuangan.

Adanya posisi tersebut untuk mengetahui antara aset, pendapatan, kewajiban,


modal, dan yang lainnya. Debet dan kredit menjadi hal pokok dalam laporan
akuntansi ini. Pasalnya tidak semua akun rekening yang ada dalam akuntansi selalu
debet. Sebagai contoh kewajiban dan modal mengharuskan saldo rekening berada di
kredit.

3. Mekanisme Antara Debet Dan Kredit

Mendebet berarti melakukan sebuah pencatatan dalam akuntansi berupa transaksi


di sebelah kiri sesuai dengan akun yang bersangkutan. Disamping itu, mengkredit
merupakan melakukan pencatatan dalam akuntansi disebelah kanan sesuai dengan
aturan yang ada.

Mekanisme ini akan membantu dalam mengelompokkan atau mencatat transaksi


seperti haknya kewajiban di sebelah kanan dan pendapatan serta bebean di sebelah
kiri.

4. Pengelompokan Akun Riil

Akun riil dalam akuntansi ini meliputi neraca dimana berupa harta atau aktivitas
seperti haknya perlengkapan, peralatan, dan yang lainnya. Ketika akun riil atau yang
masuk dalam kelompok neraca, pastikan ketika bertambah berada di debet. Ketika
akun riil mengalami pengurangan, akun akan ditulis di sebelah kredit atau kanan.

5. Pengelompokkan Akun Nominal

Akun nominal merupakan sebuah akun yang terdiri dari pendapatan dan juga biaya
atau beban. Pencatatan akun nominal ini berada di sebelah kredit. Hal ini berarti
kebalikan dari akun riil yang mana ketika bertambah berada di kredit dan jika
berkurang berada disebelah kiri atau debet.

6. Memudahkan Membaca Aset Dan Kewajiban

Ketika perusahaan memiliki banyak aset dalam artian keuntungan, tentu akan
dengan mudah ketika mengetahui bagaimana saldo normal yang seharusnya
sebagai contoh ketika akun aktiva berada di sebelah kiri, tentunya hal itu
menandakan bahwa keuangan perusahaan aman.

Namun ketika ternyata aktiva berada di kredit, hal ini menandakan keuangan yang
ada minus. Dengan adanya saldo normal ini, tentunya seseorang akan lebih mudah
dalam membaca laporan keuangan.

Jenis-Jenis Saldo Normal dalam Akuntansi

Agar lebih paham dan jelas mengenai saldo normal, ada beberapa jenis berdasarkan
pengelompokkan aturan akuntansi yang ada.

Dari beberapa jenis diatas yang akan menjadikan penentu dan juga pengelompokan
setiap laporan keuangan. Selebihnya tentang jeia saldo ini, simak ulasannya berikut!

1. Saldo Normal Aset


Pada setiap akun atau nomor rekening, jumlah dari saldo akan selalu dilakukan
perhitungan terlebih ketika membuat laporan keuangan. Tentunya dalam kondisi
normal akun aset saldo antara debet dan kredit akan lebih besar sisi debet. Hal ini
dikarenakan saldo aset normalnya berada di sebelah kiri (debet).

Aset ini bisa berupa harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan baik itu berupa kas,
kas ditangan, bank, piutang, perlengkapan peralatan, persediaan barang, piutang,
atau sesuatu yang dibayar dimuka. Baik persediaan barang dagang maupun barang
baku juga masuk dalam sebuah aset ini. Aset tetap seperti gedung. Tanah, dan juga
mesin menjadi salah satu aset besar yang dimiliki perusahaan.

2. Saldo Normal Liabilias dan Ekuitas

Akun liabilitas (kewajiban) dan juga ekuitas (modal), pada kondisi yang normal akan
berada disebelah kanan atau kredit. Tak heran jika jumlah antara kredit dan debit
biasanya akan lebih tinggi yang kredit. Ketika terdapat dalam sisi debet, hal itu
berarti keuangan perusahaan tidak dalam kondisi yang normal.

Kewajiban merupakan sejumlah utang yang dimiliki oleh perusahaan yang harus
dibayarkan kepada pihak lain. Baik dimasa sekarang atau mendatang, biasanya
kewajiban perusahaan memiliki tempo yang berbeda. Lain halnya dengan modal
yang menjadi sebuah kekayaan yang dipakai ketika membangun sebuah usaha atau
menjadi penggunaan awal perusahaan.

3. Saldo Normal Pendapatan dan Biaya

Berbicara mengenai sebuah pendapatan, tentu hal ini akan menambah aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Nami lada kenyataan akun riil, pencatatan pendapatan ini
berada di sebelah kanan.

Hal ini dengan alasan bahwa ketika kita mendapatkan uang, tentu akan mencatat
dalam sebelah kiri atau debit, dan sebagai pengeimbang pencatatan, tentu akan
menulia diaebwlah kredit. Tak heran jika saldo normal akun berada di kredit.

pendapatan 8ni bisa berupa sebuah jumlah uang yang diterima karena aktivitas
penjualan barang maupun jasa. Sedangkan beban merupakan sebuah pengurangan
yang akan menghasilkan laba setelah dikurangi pendapatan yang ada.

4. Saldo Normal Beban

Akun beban berada di sebelah debet dengan alasan ketika perusahaan


mengeluarkan uang, dalam penyeimbangnya akan ditulis disebelah debet. Hal ini
yang menjadikan akun normal beban berada di debet.
Beban ini meliputi segala biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk apapun itu.
Sebagai contoh untuk akun beban yaitu beban administrasi, beban penjualan seperti
halnya gajo, promosi angkut pembelian, sewa toko, dan yang lainnya.

Kesimpulan

Saldo normal akuntansi ini memang menjadi sebuah klarifikasi yang mana kode
perkiraan atau akun memiliki prinsip ketika hendak dilakukan sebuah pembukuan.
Dengan mengetahui normalnya suatu akun tentu memudahkan pengambilan
keputusan yang akan datang.

Sumber: https://accurate.id/akuntansi/saldo-normal-akuntansi/

Pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum dan Jenis Bukti Transaksi Dalam
Akuntansi dan Peruntukannya

Akuntansi memang menjadi salah satu ilmu penting karena menyangkut masalah
keuangan. Ilmu akuntansi ini digunakan di berbagai kegiatan karena selalu
berhubungan dengan segala transaksi keuangan yang ada. Berbicara mengenai
akuntansi, tentu tidak lepas dari beberapa transaksi yang menjadi awal langkah
membuat laporan keuangan.

Ada beberapa macam bukti transaksi yang perlu diketahui.untuk lebih lanjut akan
macam-macam bukti sebuah transaksi tersebut, simak ulasannya berikut ini!

Macam-Macam Bukti Transaksi Dan Kegunaannya

Beberapa macam bukti transaksi akan membedakan bagaimana langkah pencatatan


selanjutnya dalam sebuah akuntansi dan proses pembukuian.

Ketika menjalankan sebuah usaha, sangat penting untuk memahami bukti transaksi
ini. Karena dokumen transaksi menjadi komponen yang penting untuk diketahui baik
pembeli maupun penjual sebagai bukti dan dasar hukum atas transaksi yang terjadi.

Agar lebih paham mengenai bukti sebuah transaksi, berikut macam-macam dan
kegunaannya!

1. Bukti Transaksi Faktur Pembelian


Faktur yang satu ini merupakan sebuah bukti tertulis dimana perusahaan melakukan
pembelian atas barang tertentu. Di Dalam faktur ini tertera jelas data perusahaan
yang menjual dan juga membeli beserta tanggal transaksinya.

Keterangan nama barang dan juga jasa beserta jumlahnya dengan jelas ada dalam
faktur ini. Istilah faktur pembelian ini juga sering disebut sebagai purchase order
yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pembeli.

Faktur pembelian akan didapatkan ketika kita membeli barang dari supplier.
Tentunya jumlah batang serta harga tercantum dalam bukti transaksi ini.

Beberapa poin yang harus ada pada faktur pembelian adalah seperti:

 Identitas perusahaan baik sebagai pembeli dan penjual


 Nama

 Nomor transaksi

 Tanggal transaksi

 Detail transaksi

 Harga yang harus dibayar

 Stempel perusahaan

 Tenggat waktu (jika transaksi dilakukan dengan kredit)

2. Faktur Penjualan

Sama seperti halnya faktur pembelian, invoice yang satu ini merupakan dokumen
dimana berisi tentang transaksi penjualan yaitu antara pembeli dan juga penjual
akan suatu barang. Faktur ini berbeda dengan tanda pelunasan, tentunya isi dari
faktur ini lebih lengkap.

Isi dalam faktur penjualan ini meliputi nama, jumlah, harga barang , data sebuah
perusahaan baik penjual dan juga pembeli. NPWP, Pajak Pertambahan Nilai dan
pajak barang juga ada dalam dokumen ini, hampir sama dengan faktur pembelian.

Di Dalam faktur ini menjadi salah satu bukti perusahaan A telah melakukan
pembelian terhadap perusahaan B dan menjadi arsip untuk melakukan penagihan
dikemudian hari. Faktur penjualan ini menjadi salah satu hal yang harus disimpan
dengan baik karena digunakan untuk merekap jumlah piutang yang ada.
3. Faktur Pajak

Bukti transaksi yang satu ini merupakan sebuah nota yang berisi pembeli dan juga
penjual telah membayar sejumlah ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Ketika suatu
saat dilakukan audit maupun pemeriksaan oleh pihak yang berkepentingan, faktur ini
dapat dengan mudah ditunjukkan sebagai bukti patuh kepada aturan negara.

Bukti pembayaran pajak ini biasanya dibuat rangkap agar memudahkan ketika
menyusun laporan keuangan. Adanya bukti faktur yang satu ini sebagai tanda
pengusaha telah melakukan pembayaran dan melakukan pelaporan masa PPN
sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.

Faktur pajak mengindikasikan bahwa perusahaan baik customer maupun supplier


telah menaati aturan pemerintah. Hal ini karena turut berkontribusi membangun
negara.

Komponen yang ada pada faktur pajak adalah seperti:

 Nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang menyerahkan
BKP.
 Jenis BKP yang diserahkan.

 Harga jual yang sudah memfaktorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau
besaran PPN dicatatkan secara terpisah.

 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dipungut.

 Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan faktur.

4. Bukti Transaksi Nota Retur

Ada dua jenis nota untuk retur dalam laporan keuangan atau akuntansi ini. Jenis
tersebut yaitu retur penjualan dan juga pembelian.

Istilah nota retur ini merupakan sebuah dokumen yang dibuat untuk menjadi bukti
bahwa telah dilakukan pengembalian atas barang yang telah dijual maupun dibeli.
Biasanya retur ini dikarenakan adanya kecacatan produk atau karena nominal dan
barang yang salah.

Agar tidak terjadi kerugian, tentu dikembalikan pada perusahaan yang menjual atau
yang membelinya. Meskipun terjadi kerusakan namun tidak semua barang mampu
dikembalikan.
Hanya barang yang rusak dari penjual dan bukan merupakan kesengajaan. Produk
yang berbeda antara nota pembelian dengan yang dikirim juga menjadi salah satu
penyebab adanya nota retur ini.

Alasan retur juga bisa disebabkan karena produk rusak. Tentunya kerusakan
tersebut dengan syarat tidak sengaja. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua
perusahaan menerima retur ini.

Hal yang harus ada pada nota retur adalah:

 Nomor urut nota retur penjualan


 Tanggal pembuatan nota retur penjualan

 Nomor, kode, dan tanggal faktur pajak dari barang kena pajak yang diretur
atau dikembalikan

 Nama, alamat dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari pembeli

 Nama, alamat dan NPWP dari penjual

 Nama atau jenis barang dan harga barang yang akan diretur

 PPN atas barang kena pajak yang diretur

 Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur. Biasanya
dari pihak pembeli

5. Adanya Bukti Kas Keluar

Salah satu hal penting dalam akuntansi adalah mengharuskan pencatatan setiap hal
yang menyangkut keuangan perusahaan.

Bukti yang menunjukkan pengeluaran kas dari perusahaan merupakan pengertian


dari kas keluar ini. Biasanya kas keluar digunakan untuk membiayai baik
perlengkapan, peralatan, maupun segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan
perkantoran.

Untuk bukti kas keluar ini berisi keterangan sebuah perusahaan, tanggal kejadian,
keterangan, nama dan jasa yang digunakan. Tentunya dalam kas keluar juga
tersedia jumlah uang yang dikeluarkan.

Agar dokumen bisa dapat dipertanggungjawabkan dibutuhkan tanda tangan dari


bagian keuangan seperti halnya kasir, manajer keuangan, atau pihak yang memiliki
otoritas dengan keuangan di sebuah perusahaan.
Kegunaan dari laporan kas keluar ini nantinya sebagai bukti untuk menyusun sebuah
laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan. Biasanya kas keluar digunakan untuk
menyusun kas kecil atau pengeluaran perusahaan yang berhubungan dengan jumlah
kecil dan bukan pengeluaran besar.

6. Bukti Transaksi Kas Masuk

Bukti transaksi kas masuk adalah dokumen yang menunjukkan adanya uang tunai
yang diterima oleh perusahaan. Bukti ini biasanya digunakan oleh perusahaan untuk
pengarsipan dan digunakan pihak internal saja.

Berbicara mengenai sebuah format, bentuk dari kas masuk dan keluar hampir sama.
Yang membedakan hanya asal uang dan juga jumlah saja. Bukti ini bisa menjadi
bukti yang valid pada saat perusahaan Anda melakukan audit keuangan.

Kas masuk ini bisa berasal dari pembayaran tunai yang dilakukan customer baik itu
pembayaran untuk cicilan, jenis investasi, bunga, maupun yang lainnya. Meskipun
berdampingan dengan sebuah dokumen berupa kwitansi, namun bukti kas masuk ini
penting untuk dibuat sebagai sarana penulisan bukti kwitansi.

7. Bukti Setoran Bank

Untuk bukti setoran bank bisa dibuat oleh pihak perusahaan atau bahkan langsung
dari bank itu sendiri. Untuk Perusahaan besar, biasanya dari pihak bank akan
memberikan bukti setoran bank agar memudahkan perusahaan yang selalu
melakukan transaksi.

Tentunya hal ini akan menjadi hal yang memudahkan karena tidak perlu repot untuk
mengisi slip setoran saat berada di bank. Karena bukti setoran bank biasanya
rangkap, tentu hal ini bisa menjadi arsip langsung bagi perusahaan.

Format untuk setoran bank ini berbeda-beda tergantung dari pihak yang membuat.
Namun pada dasarnya isi dari format hampir sama baik itu nama dan juga nomor
rekening dari penyetor.

Format lainnya juga berupa pihak yang menerima setoran serta jumlah uang yang
akan disetor. Adanya form tanda tangan pemilik rekening penyetor juga menjadi
format baku yang harus ada.

Bukti setoran bank ini akan digunakan sebagai salah satu bukti kas keluar. Tidak
hanya kas keluar saja, bukti pelunasan, pembayaran juga menjadi salah satu
tujuannya. Tentunya pihak akuntan akan membuat laporan keuangan berdasarkan
bukti setoran bank ini.
8. Kwitansi

Bukti transaksi yang satu ini sudah tidak asing lagi dan sering dijumpai meskipun
saat pelajar. Kwitansi menjadi salah satu bukti transaksi pembayaran yang telah
dilakukan. Untuk pemakai dari kwitansi sendiri bukti pengarsipan berada di sebelah
kiri dengan bentuk yang lebih kecil.

Namun ketika pihak yang melakukan pembayaran biasanya akan menerima bukti
kwitansi yang besar berdasarkan tujuan dari pembayaran yang dilakukan. Bukti yang
satu ini perlu ditandatangani dalam menggunakan materai agar bisa digunakan
untuk kekuatan hukum.

Kwitansi ini perlu diarsipkan tersendiri atau bahkan digunakan agar bisa diarsipkan
lebih aman karena ukurannya yang relatif kecil. Pastikan untuk segera
menggandakan ketika telah melakukan pembayaran dan menerima kwitansi. Adanya
kwitansi ini digunakan untuk laporan keuangan dan masuk dalam kas keluar.

Kesimpulan

Beberapa bukti transaksi diatas tentu sangat penting untuk diarsipkan dan
digunakan untuk laporan keuangan agar bisa sebagai pengontrolan pembukuan
keuangan dan bukti saat terjadi audit. Ketika banyak dari perusahaan yang
membutuhkan beberapa bukti transaksi sekaligus, tentu membuat beberapa rangkap
sekaligus ketika melakukan transaksi akan sangat memudahkan.

Terutama pada pembukuan manual, proses penyimpanan bukti transaksi harus


dilakukan dengan benar. Hal ini dikarenakan pembukuan manual rentan dengan
kesalahan pencatatan yang memungkinkan Anda mengalami kerugian akibat
kesalahan pencatatan tersebut.

Sumber: https://accurate.id/akuntansi/bukti-transaksi-dalam-akuntansi-dan-
peruntukannya/

Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum

Jurnal umum bukan hal yang asing bagi seorang akuntan. Jurnal Umum merupakan bagian
dari akuntansi. bagi seorang akuntan, contoh jurnal umum sangat penting untuk memberi
laporan transaksi keuangan secara kronologi kepada perusahaan..

Jurnal umum akan mencatat transaksi dengan rinci, mulai dari tanggal, nama transaksi,
jumlah atau nominal, dan keterangan lainnya. Untuk membuat jurnal umum, Anda harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam persamaan dasar dan siklus akuntansi.
Meskipun Anda hanya membuat contoh jurnal umum, tetap saja ketentuan persamaan dasar
akuntansi perlu Anda terapkan. Karenanya, tidak heran jika ada beberapa orang terutama
yang tidak memiliki ilmu akuntansi akan merasa kesulitan untuk membuat jurnal umum.

Supaya tidak membuat kesalahan saat membuat jurnal umum, berikut akan dibahas mengenai
jurnal umum, tahapan pembuatan, cara membuat dan contohnya.

Apa itu Jurnal Umum?

Mekanisme Debit Kredit

Sebelum membahas tahapan dan contoh jurnal umum, ada baiknya Anda memahami
pengetahuan dasar tentang jurnal umum terlebih dahulu. Jurnal umum berfungsi sebagai
tempat untuk mencatat semua transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu secara
sistematis dan kronologis. Untuk membuat jurnal umum, Anda harus paham mengenai saldo
normal masing-masing akun. Dalam akuntansi ada lima akun yang perlu Anda tahu posisi
saldo normalnya. Agar lebih udah, lihat tabel berikut:

Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan
bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi
keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya, jurnal ini dipergunakan
dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan
jasa dapat dicatat secara kronologis, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih
efektif menggunakan jurnal khusus.

Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk
melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi
dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan. Selain itu, pencatatan ini
juga bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke
dalam sebuah akun sesuai transaksi.

Tabel Saldo Normal Akun

Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal

Aset (harta/aktiva) + – Debit

Utang (kewajiban) – + Kredit

Modal – + Kredit
Pendapatan – + Kredit

Beban + – Debit

Keterangan:

 Pada saat aset atau harta atau aktiva Anda bertambah maka catatlah pada posisi
debit, sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun
saldo normal akun aset berada pada debit.
 Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah
maka dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat
pada posisi debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit.

 Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada
posisi kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal
modal pada sisi kredit.

 Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan
bertambah maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat
pada posisi debit. Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit.

 Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat
pada posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan
saldo normal beban juga berada pada posisi debit.

Pengertian dan Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi

Jurnal umum memiliki pengertian sebagai jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan
pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai
transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya, jurnal ini
dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam
perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis, sedangkan pada akuntansi perusahaan
dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus.

Sedangkan jurnal khusus adalah pencatatan transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan
dikelompokkan dalam jenis yang sama, sering terjadi, dan berulang dalam satu periode
akuntansi baik bulanan, triwulan, maupun tahunan. Alasan mengapa jurnal khusus lebih
cocok digunakan untuk perusahaan dagang adalah karena perusahaan dagang membutuhkan
identifikasi jumlah dan transaksi sejenis dengan intensitas yang tinggi.

Pembuatan jurnal atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk
melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi
dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan. Selain itu, pencatatan ini
juga bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke
dalam sebuah akun sesuai transaksi.

Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum

Dalam membuat jurnal umum, ada beberapa prinsip dasar yang perlu Anda perhatikan yaitu:

1. Melakukan pengidentifikasian bukti transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan.


Contoh dari bukti transaksi antara lain faktur, kuitansi, nota, memo, dan sebagainya.
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalan jenis harta, utang, ataukah modal.

3. Menetapkan penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan


transaksi yang dilakukan.

4. Menetapkan untuk mendebit atau mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang
terjadi. Sebelumnya, Anda harus sudah menguasai cara menentukan debit-kredit
dalam suatu akun.

5. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang
dilakukannya.

Fungsi Jurnal dalam Akuntansi

Jurnal dalam siklus akuntansi memiliki 5 fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa.
Adapun kelima fungsi tersebut adalah:

a Fungsi historis – Pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya


transaksi. Jurnal menggambarkan kegiatan perusahaan sehari-hari secara berurutan dan terus
menerus. Inilah mengapa Jurnal umum memiliki fungsi historis karena dilakukan secara
sistematis dan kronologis.

b. Fungsi pencatatan – Jurnal digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam
perusahaan. Tiap perubahan kekayaan, modal, biaya, dan pendapatan harus terlebih dahulu
dicatat ke dalam jurnal umum, agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan
secara lengkap.

c. Fungsi analisis – Pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi berupa
pendebitan dan pengkreditan akun yang terpengaruh. Analisis ini mengenai penggolongan
nama akun, pencatatan dalam pendebitan ataupun pengkreditan beserta jumlahnya.

d. Fungsi instruksi – Catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebit dan
mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal. Pencatatan dalam jurnal umum bukan
sebatas dokumen transaksi dalam perusahaan tetapi bersifat instruksi. Hal ini dimaksudkan
bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam proses memasukkan
data ke buku besar.
e. Fungsi informatif – Catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai bukti
pencatatan transaksi yang terjadi.

Manfaat Pencatatan Jurnal

Manfaat dari penjurnalan dalam perusahaan adalah mengetahui jumlah yang akan dicatat di
satu atau lebih perkiraan. Misalnya seperti timbul pertambahan atau pengurangan suatu
perkiraan dan mengetahui jumlah yang didebet atau yang dikredit tetap seimbang. Selain itu
juga sebagai referensi terhadap suatu jumlah telah diposting ke buku besar. Jurnal umum juga
bisa digunakan sebagai referensi atau tanda telah diposting kedalam buku besar untuk
kemudian dilanjutkan menjadi laporan keuangan suatu perusahaan.

Tahapan Membuat Jurnal Umum

Berikut tahapan membuat jurnal umum secara manual yang perlu Anda ketahui.

1. Pahami Persamaan Akuntansi

Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan
adalah memahami persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi yakni

Aset = Utang + Modal

yang kemudian diperluas menjadi

Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)

Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-
kelompok akun yang masuk didalamnya. Misalnya piutang usaha masuknya kelompok aset,
persediaan juga masuk dalam aset dan lain sebagainya. Selain persamaan akuntansi dan
kelompok akun lainnya, Anda juga harus memahami saldo normal dari setiap akun. Dengan
begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung
mengelompokkan.

2. Kumpulkan Bukti Transaksi

Jika langkah pertama berupa pengetahuan, maka langkah kedua ini merupakan langkah
langsung dalam praktik. Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus
memiliki bukti transaksi. Bukti transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk
pencatatan sebuah transaksi pada sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak
dapat dicatat pada jurnal. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki bukti transaksi yang akan
dicatat dalam jurnal umum. Adapun bukti transaksi dapat berupa nota, faktur, kuitansi,
invoice dan lain sebagainya.

3. Identifikasi Transaksi
Langkah selanjutnya mengidentifikasi transaksi. Tidak semua transaksi dapat dicatat,
transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
dan dapat dinilai dengan satuan moneter. Oleh karena itu, Anda harus mengidentifikasi
transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar.

Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruh nya terhadap posisi keuangan.


Untuk mempermudah, gunakan lah persamaan dasar akuntansi berikut ini.

Aset = Utang + Modal

Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan memengaruhi dua akun.

4. Pencatatan Jurnal Umum

Tibalah proses pencatatan dalam jurnal. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut
dengan penjurnalan. Sistem pencatatan yang dipakai yaitu double-entry system, maksudnya
setiap transaksi yang dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan debit dan kredit
dalam jumlah yang sama. Adapun bentuk atau format jurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

Contoh Latihan Membuat Jurnal Umum

Agar Anda lebih jelas, maka berikut akan disajikan ilustrasi soal untuk membuat contoh
jurnal umum.

1. Tanggal 5 Januari 2018, Pak Jaya menginvestasikan uangnya sebesar Rp500.000.000


pada perusahaannya PT Jaya Abadi.
2. Tanggal 11 Januari 2018, dibayar uang sejumlah Rp20.000.000 untuk sewa kantor
selama satu tahun.

3. Tanggal 15 Januari 2018 membeli peralatan dan perlangkapan kantor masing-masing


sebesar Rp10.000.000 dan Rp 5.000.000.

4. Tanggal 20 Januari 2018 menerima pendapatan dari penjualan tunai sebesar


Rp10.000.000.
5. Tanggal 25 Januari 2018 membayar gaji pegawai untuk bulan Januari sebesar
Rp20.000.000.

Analisis atau identifikasi transaksi

1. Setoran modal membuat harta perusahaan bertambah dalam bentuk kas


Rp500.000.000 (debit). Modal pak Jaya bertambah Rp500.000.000 pada sisi kredit.
2. Harta perusahaan berupa kas berkurang Rp20.000.000 (kredit) untuk membayar sewa.
Namun, perusahaan juga memiliki aset berupa sewa dibayar dimuka sebesar
Rp20.000.000 (debit).

3. Aset perusahaan berupa peralatan bertambah Rp10.000.000 dan berupa perlengkapan


sebesar Rp5.000.000. Tetapi aset berupa kas perusahaan berkurang sebesar
Rp15.000.000.

4. Pendapatan dari penjualan membuat pendapatan bertambah pada sisi kredit sebesar
Rp10.000.000. Aset perusahaan berupa kas bertambah Rp10.000.000 (debit).

5. Beban gaji bertambah Rp25.000.000 (debit). Aset perusahaan berupa kas berkurang
sebesar Rp25.000.000 (kredit).

BAB 8. Entry Jurnal

Pencatatan Transaksi Bisnis

A. Memahami Langkah-Langkah dalam Proses Pencatatan

Pada bagian sebelumnya telah dipelajari tentang transaksi bisnis yang memberikan informasi
awal sebagai dasar untuk menyiapkan laporan keuangan. Pada bagian ini akan dipelajari
langkah-langkah yang diperlukan dalam proses akuntansi secara manual. Langkah-langkah
ini disebut dengan siklus akuntansi (the accounting cycle). Jadi siklus akuntansi adalah siklus
yang menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan dalam penyelesaian proses akuntansi
secara manual.

Siklus akuntansi adalah siklus yang menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan dalam
penyelesaian proses akuntansi.

Siklus akuntansi yang tergambar pada ilustrasi 4.1 dapat dijelaskan sesuai dengan urutan
kejadiannya sebagai berikut:
1. Transaksi yang terjadi di perusahaan akan dicatat dalam dokumen sumber (a source
document). Contoh dokumen sumber atau bukti transaksi diantaranya adalah kuitansi
pembayaran atau penerimaan kas, faktur pembelian, faktur penjualan, kartu jam kerja, dan
lain-lain.

2. Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat menurut urutan kejadiannya dalam
sebuah buku. Pencatatan ini lazimnya disebut dengan membuat jurnal. Dengan demikian
mencatat transaksi sama artinya dengan menjurnal transaksi Buku yang digunakan untuk
mencatat transaksi atau membuat jurnal ini disebut dengan buku harian. Disebut buku
harian karena pencatatan dalam buku ini harus dilakukan menurut urutan kejadiannya
(kronologisnya) yang umumnya dilakukan setiap hari.

Dengan demikian jurnal dalam buku harian merupakan catatan permanen atas semua
transaksi bisnis perusahaan. Jurnal ini dilakukan atas dasar dokumen sumber yang disebut
dengan bukti transaksi menurut aturan debit kredit sebagaimana telah dibahas pada bab
sebelumnya.

3. Langkah berikutnya setelah membuat jurnal adalah memindahkan catatan di buku harian
ke kelompok akun-akun yang disebut dengan buku besar (the ledger). Proses memindahkan
dan mengelompokkan catatan dari buku harian ini ke dalam buku besar (the ledger) disebut
dengan proses posting. Pada akhir periode setelah semua transaksi dicatat dalam buku harian
(jurnal) dan diposting ke akun seluruhnya dalam buku besar saldo untuk masing-masing akun
dihitung. Saldo adalah perbedaan antara sisi debit dengan sisi kredit untuk setiap jenis akun.

4. Langkah terakhir adalah menyiapkan daftar semua akun dan saldonya. Daftar ini disebut
dengan neraca saldo (the trial balance). Neraca saldo dipersiapkan untuk melihat kesamaan
debit dan kredit akun-akun yang ada di buku besar (the ledger). Ringkasan akun beserta
saldonya yang terdaftar dalam neraca saldo (the trial balance) ini digunakan sebagai dasar
untuk menyiapkan laporan keuangan.

Siklus akuntansi yang dijelaskan di atas bisa diringkas dalam bagan proses sebagaimana
dalam ilustrasi 4.1.

Ilustrasi 4.1: Siklus Akuntansi


Ilustrasi 4.1 menunjukkan ringkasan siklus akuntansi yang dikerjakan secara manual. Siklus
tersebut bermula dari bukti transaksi, dicacat dalam buku harian (buku jurnal), dipindahkan
ke buku besar, kemudian diringkas dan diakhiri dengan penyajian laporan keuangan.

B. Menganalisis Pengaruh Transaksi Bisnis terhadap Akun

Semua transaksi yang terjadi di perusahaan akan dicatat dalam buku harian. Untuk mencatat
transaksi ke dalam buku harian ini diperlukan analisis setiap transaksi yang terjadi secara
cermat. Analisis transaksi ini merupakan langkah yang paling kritis dalam siklus akuntansi
karena langkah ini akan mempengaruhi langkah berikutnya. Analisis diperlukan untuk
memahami pengaruh transaksi terhadap akun-akun yang ada dalam persamaan dasar
akuntansi.

Setiap transaksi bisnis yang terjadi di suatu perusahaan, mempengaruhi minimal dua akun.
Berapa pun jumlah akun yang terlibat dalam sebuah transaksi, jumlah debit dan kredit akan
selalu sama dalam setiap transaksi. Hal ini memenuhi kaidah persamaan dasar akuntansi
dimana Aset = Kewajiban + Ekuitas. Karena persamaan ganda ini dan pengaruh transaksi
terhadap minimal dua akun ini, sistem akuntansi yang demikian disebut dengan sistem
akuntansi berpasangan (double entry system).

Setiap transaksi bisnis yang terjadi di suatu perusahaan, mempengaruhi minimal dua akun.
Sistem akuntansi berpasangan (double entry sistem) merupakan alat yang dapat digunakan
untuk menganalisis transaksi. Langkah-langkah dalam menganalisis transaksi bisnis bisa
dilakukan dalam urutan sebagai berikut:

1. Tentukan pengaruh suatu transaksi pada akun aset, kewajiban, ekuitas pemilik, (termasuk
akun pendapatan maupun akun beban).

2. Tentukan pengaruh transaksi tersebut pada setiap akun, apakah akun tersebut mengalami
kenaikan atau penurunan.

3. Tentukan apakah kenaikan atau penurunan akun tersebut harus dicatat di sebelah kredit
atau sebelah debet.

Untuk menganalisis pengaruh suatu transaksi terhadap akun-akun aset, kewajiban maupun
ekuitas pemilik, perlu diingat kembali persamaan dasar akuntansi dan aturan pendebitan dan
pengkreditan sebagaimana dalam materi sebelumnya.

Analisis transaksi didasarkan pada aturan pendebitan dan pengkreditan dalam persamaan
dasar akuntansi.

Ada tiga jenis akun pada persamaan dasar akuntansi yaitu aset (assets), kewajiban (liabilities)
dan ekuitas (capital). Pencatatan transaksi ke dalam tiga akun ini diperlukan aturan
pendebitan dan pengkreditan seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

C. Pengertian Jurnal dan Fungsinya

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama setelah bukti transaksi. Fungsi jurnal adalah
menyediakan catatan yang lengkap dan permanen dari semua transaksi perusahaan yang
disusun dalam urutan kronologis kejadiannya sebagai referensi di masa mendatang. Tujuan
mencatat transaksi ke dalam jurnal adalah untuk menunjukkan pengaruh setiap transaksi ke
dalam akun perusahaan.

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama setelah bukti transaksi.

Dalam siklus akuntansi perusahaan, jurnal merupakan kegiatan pencatatan dasar sebelum
posting akun di buku besar. Dengan demikian, bila terjadi kesalahan dalam membuat jurnal,
mengakibatkan akun di buku besar juga salah, sehingga laporan keuangan pun pada akhirnya
juga salah.

Jurnal digunakan sebagai dasar untuk melakukan posting ke akun di buku besar.
Jurnal juga merupakan permulaan pencatatan secara kronologis berupa pendebitan dan
pengkreditan dari transaksi keuangan yang telah terjadi serta penjelasannya. Pendebitan dan
pengkreditan transaksi dilakukan menurut kaidah pencatatan debit dan pencatatan kredit,
dimana pencatatan debit harus dilakukan lebih dulu baru kemudian pencatatan kredit.
Pencatatan debit dan pencatatan kredit ini merupakan kegiatan dalam jurnal yang biasanya
juga disebut sebagai pencatatan ayat-ayat jurnal.

Ayat-ayat jurnal merupakan pendebitan dan pengkreditan akun yang terlibat dalam suatu
transaksi.

D. Bentuk-Bentuk Buku Jurnal (Harian)

Terdapat beberapa macam bentuk jurnal, diantaranya meliputi jurnal umum, jurnal khusus,
jurnal penyesuaian (adjustment journal), jurnal penutup dan jurnal pembalik. Setiap bentuk
jurnal ini memiliki fungsinya masing-masing.

Bentuk jurnal meliputi jurnal umum, jurnal khusus, jurnal penyesuaian (adjustment

journal), jurnal penutup dan jurnal pembalik.

Jurnal umum merupakan jurnal standar yang berbentuk secara umum. Jurnal ini biasanya
juga disebut sebagai jurnal memorial. Umumnya buku jurnal atau buku harian menggunakan
bentuk jurnal umum dua kolom. Kolom-kolom dalam jurnal ini meliputi:

Jurnal umum adalah jurnal standar untuk transaksi secara umum.

1. Kolom Tanggal (A)

Kolom ini digunakan untuk mencatat tanggal kejadian transaksi yang dicatat berdasar urutan
kronologi kejadiaannya.

2. Kolom Keterangan (B)

Kolom ini digunakan untuk mencatat ayat-ayat jurnal transaksi sesuai dengan urutan debet
kredit dalam setiap transaksi. Ayat jurnal debit harus dicatat dahulu kemudian baru diikuti
ayat jurnal kredit. Cara penulisan ayat jurnal kredit dilakukan dengan agak masuk ke dalam.
Hal ini dilakukan untuk setiap transaksi.

3. Kolom Referensi (C)


Kolom ini digunakan untuk menandai ayat-ayat jurnal yang sudah diposting ke buku besar.

4. Kolom Debit (D)

Kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah yang harus didebit dari suatu transaksi.

5. Kolom Kredit (E)

Kolom ini digunakan untuk mencatat jumlah yang harus di kredit dari suatu transaksi.

Selain kolom-kolom tersebut dalam setiap halaman buku jurnal harus diberi halaman jurnal
(G) di pojok kanan atas serta judul jurnal (F) yang dibuat di tengah atas. Ilustrasi 4.2
menjelaskan jurnal umum dua kolom dengan ayat jurnal yang sudah dicatat (dijurnal).

Ilustrasi 4.2: Jurnal Umum Dua Kolom

Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat khusus untuk transaksi yang sering terjadi. Jurnal
khusus meliputi jurnal khusus penerimaan kas, jurnal khusus pengeluaran kas, jurnal khusus
penjualan, dan jurnal khusus pembelian. Contoh jurnal khusus pengeluaran kas dan
penerimaan kas nampak dalam ilustrasi 4.3 dan 4.4 berikut:

Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat khusus untuk transaksi yang sering terjadi.

Ilustrasi 4.3: Jurnal Khusus Pengeluaran Kas


Ilustrasi 4.4: Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Sebagaimana jurnal umum, jurnal khusus ini juga terdiri dari beberapa kolom. Penjelasan
untuk masing-masing kolom diberikan sebagai berikut:

1. Kolom tanggal berisi tanggal terjadinya transaksi yang dicatat secara kronologis.

2. Kolom keterangan berisi penjelasan bukti transaksi pengeluaran maupun penerimaan kas.

3. Kolom Referensi digunakan untuk menandai ayat-ayat jurnal yang sudah diposting ke
buku besar

4. Kolom Debit di jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat akun yang terpengaruh
oleh transaksi pengeluaran kas yang dilakukan beserta junlahnya, sementara itu kolom debit
di jurnal penerimaan kas berisi jumlah kas yang masuk dalam transaksi.

5. Kolom Kredit dalam jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat jumlah yang
dikeluarkan dalam transaksi, sedangkan kolom kredit di jurnal penerimaan kas berisi nama
akun yang terpengaruh transaksi penerimaan kas beserta jumlahnya.
Seperti pada jurnal umum, di jurnal khusus inipun untuk setiap halaman jurnal harus
dilengkapi dengan nomor halaman serta judul jurnal.

Jurnal penyesuaian (adjustment) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaikan saldo akun yang belum tepat, seperti saldo pos akrual dan deferal.

Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan ayat-ayat jurnal yang belum tepat.

Jurnal penutup ( Closing entries ) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menutup atau membuat saldo menjadi nol atas akun pendapatan, akun beban akun laba/rugi,
prive dan sebagainya. Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup adalah akun-akun yang
termasuk dalam kelompok akun laba/rugi.

Jurnal penutup untuk menutup akun-akun pendapatan, beban dan prive.

Sedangkan jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode untuk membalik
jurnal penyesuaian tertentu. Ilustrasi jurnal-jurnal ini akan disampaikan pada bab-bab
berikutnya dalam buku ini.

Jurnal pembalik untuk membalik ayat-ayat penyesuaian.

E. Menyiapkan Ayat-Ayat Jurnal di Buku Harian

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, sebelum transaksi dijurnal, terlebih
dahulu transaksi dianalisis untuk menyusun ayat-ayat jurnal yang kan dimasukkan dalam
buku harian. Ilustrasi 4.5 menunjukkan transaksi perusahaan jasa Konsultan Cipta Jasa Karya
yang didirikan oleh Tn Bagus pada tanggal 1 Agustus 2006 dan beroperasi secara full time.
Transaksi berikut ini akan digunakan sebagai untuk menyiapkan ayat-ayat jurnal dalam buku
harian.

Ilustrasi 4.5: Transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2006


Berdasar pada transaksi dalam ilustrasi 4.5, sebelum menyusun ayat-ayat jurnal, kita harus
lebih dahulu menganalisis pengaruh transaksi terhadap akun-akun baik akun Neraca maupun
akun Laba Rugi.

Berikut analisis sesuai urutan transaksi yang terjadi di atas:

1. Pemilik Melakukan Investasi ke dalam Perusahaan Berupa Uang Tunai,


Perlengkapan dan Peralatan

Berikut analisis sesuai urutan transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2006:

a. Transaksi ini berpengaruh pada akun kas, akun perlengkapan dan akun peralatan serta akun
modal pemilik karena investasi yang dilakukannya ke dalam perusahaan.
b. Pengaruh transaksinya adalah akun kas, akun perlengkapan dan akun peralatan mengalami
peningkatan akibat investasi dan akun modal pemilik juga mengalami peningkatan akibat
setoran investasi oleh pemilik.

c. Oleh karena akun kas, akun perlengkapan dan akun peralatan mengalami peningkatan
maka sesuai kaidah, akun-akun ini akan didebit, demikian juga akun modal pemilik juga
mengalami peningkatan sehingga akun ini harus dikredit.

Dengan demikian ayat-ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut sebagai
berikut:

2. Perusahaan Membayar Sewa Gedung untuk 6 Bulan

Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini berpengaruh pada akun sewa dibayar dimuka dan akun kas.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun sewa dibayar dimuka mengalami peningkatan karena
dilakukan pembayaran terhadap sewa gedung, sementara akun kas mengalami penurunan
akibat melakukan pembayaran sewa gedung.

c. Oleh karena akun sewa dibayar di muka mengalami peningkatan maka akun ini akan
didebit karena akun ini merupakan kelompok akun aset, sedangkan akun kas akan dikredit
karena mengalami penurunan.

Dengan demikian ayat-ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
3. Pembelian Peralatan Kantor secara Kredit

Analisis atas transaksi ini sebagai berikut:

a. Transaksi ini berpengaruh pada akun peralatan kantor yang merupakan kelompok akun aset
serta berpengaruh pada akun kewajiban yaitu utang lancar.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun peralatan mengalami peningkatan sebagai akibat


pembelian, sementara itu akun kewajiban yaitu utang lancar juga mengalami peningkatan
sebagai akibat pembelian berupa kredit.

c. Akun peralatan kantor mengalami peningkatan, maka akun peralatan akan didebit dan akun
utang usaha akan dikredit.

Dengan demikian ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

4. Menerima Uang Muka Jasa yang Dibayarkan oleh Pelanggan


Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun kas dan akun kewajiban berupa uang muka
pendapatan.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun kas mengalami peningkatan dan akun kewajiban
berupa pendapatan di muka juga mengalami peningkatan.

c. Akun kas mengalami peningkatan, maka akun kas akan didebit dan akun kewajiban berupa
utang lancar akan dikredit.

Dengan demikian ayat jurnal yang dibutuhkan adalah:

5. Pembayaran Premi Asuransi

Analisis atas transaksi ini sebagai berikut:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun aset berupa asuransi yang telah dibayar di muka
dan kas yang digunakan untuk membayar premi.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun asuransi dibayar di muka mengalami peningkatan dan
akun kas mengalami penurunan.

c. Dengan peningkatan akun aset untuk asuransi, maka akun asuransi dibayar di muka akan
didebit dan akun kas akan dikredit karena mengalami penurunan.

Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
6. Pembayaran Beban Iklan

Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun beban iklan dan kas sebagai akibat pembayaran
beban iklan.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun beban iklan mengalami peningkatan karena dilakukan
pembayaran dan akun kas mengalami penurunan.

c. Oleh karena mengalami peningkatan pada akun beban untuk iklan, maka akun beban iklan
akan didebit dan akun kas dikredit.

Maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:

7. Pembayaran Kewajiban

Analisis atas transaksi ini adalah:


a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun utang usaha yang merupakan kelompok akun
kewajiban dan akun kas karena melakukan pembayaran tunai.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun utang usaha mengalami penurunan karena dilakukan
pembayaran tunai dan akun kas mengalami penurunan juga.

c. Oleh karena mengalami penurunan pada akun kewajiban untuk utang usaha maka akun
utang usaha akan didebit dan akun kas akan dikredit.

Maka ayat jurnal yang dibutuhkan adalah:

8. Mencatat Penyediaan Jasa Pengauditan tetapi Pembayaran Fee Pengauditan akan


Dilakukan Paling Lambat 1 Bulan ke Depan

Analisis atas transaksi tersebut sebagai berikut:

a. Transaksi ini akan terpengaruh pada akun piutang usaha dan pendapatan jasa sebagai
akibat telah melaksanakan jasa tetapi belum diterima pembayarannya.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun piutang usaha mengalami peningkatan dan akun
pendapatan jasa juga mengalami peningkatan.

c. Dikarenakan mengalami peningkatan, maka akun piutang usaha akan didebit dan akun
pendapatan jasa dikredit karena merupakan pendapatan yang masih harus diterima.

Maka ayat jurnal yang digunakan dalam mencatat transaksi ini adalah:
9. Pembayaran Gaji Karyawan

Analisis terhadap transaksi ini adalah:

a. Transasksi ini akan berpengaruh pada akun beban gaji yang dibayar serta akun kas sebagai
akibat pembayaran beban gaji.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun beban gaji mengalami peningkatan karena dilakukan
pembayaran dan akun kas mengalami penurunan sebagai akibat dilakukannya pembayaran.

c. Dengan adanya peningkatan pada akun beban gaji, maka beban gaji akan didebit
sedangkan kas akan dikredit karena mengalami penurunan sebesar jumlah yang dibayarkan.

Maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah:

10. Penerimaan Pembayaran Piutang Fee dari Klien

Analisis terhadap transaksi ini sebagai berikut:


a. Transaksi ini akan berpengaruh pada kas dan piutang usaha sebagai akibat masuknya
pembayaran piutang fee.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun kas akan meningkat dan akun piutang usaha
mengalami penurunan.

c. Akun kas mengalami peningkatan, sehingga peningkatan pada akun kas menyebabkan
akun kas akan didebit dan akun piutang usaha akan dikredit.

Maka ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi ini adalah:

11. Menyelesaikan Pekerjaan Penyusunan Sistem Klien

Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun piutang sebagai akibat penundaan pembayaran
fee dari klien dan pengakuan pendapatan jasa sebagai akibat penyelesaian pekerjaan.

b. Pengaruh transaksinya adalan akun piutang mengalami peningkatan dan pendapatan jasa
juga mengalami peningkatan.

c. Dengan adanya peningkatan pada akun piutang, maka akun ini akan didebit dan akun
pendapatan jasa akan dikredit.

Maka ayat jurnal yang digunakan dalam mencatat transaksi ini adalah:
12. Pembelian Perlengkapan secara Tunai

Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun perlengkapan dan kas sebagai akibat pembelian
perlengkapan secara tunai.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun perlengkapan mengalami peningkatan dan akun kas
mengalami penurunan.

c. Oleh karena akun perlengkapan mengalami peningkatan maka akun ini akan didebit.
Sementara itu akun kas akan dikredit karena akun kas mengalami penurunan.

Maka ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi ini adalah:

13. Penerimaan Pembayaran Piutang Fee dari Klien

Analisis atas transaksi ini adalah:


a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun kas dan akun piutang usaha sebagai akibat
pembayaran piutang oleh pihak ketiga.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun kas mengalami peningkatan sebagai akibat penerimaan
pembayaran piutang dan akun piutang usaha mengalami penurunan karena dilakukan
pembayaran oleh pihak lain.

c. Dikarenakan akun pembayaran kas mengalami peningkatan maka akun kas akan didebit
dan akun piutang usaha akan dikredit karena mengalami penurunan.

Maka ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi ini adalah:

14. Pembayaran Rekening Telepon

Analisis atas transaksi tersebut adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada beban telepon yang dibayar dan kas sebagai akibat
pembayaran telepon secara tunai.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun beban telepon akan mengalami peningkatan dan akun
kas akan mengalami penurunan.

c. Oleh karena akun beban telepon mengalami peningkatan maka akun ini akan didebit dan
akun kas akan dikredit karena akun kas mengalami penurunan.

Maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah:
15. Pembayaran Rekening Listrik

Analisis atas transaksi di atas adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada beban listrik yang dibayar dan kas sebagai akibat
pembayaran listrik secara tunai.

b. Pengaruh transaksinya adalah beban listrik akan mengalami peningkatan dan kas akan
mengalami penurunan sebagai akibat pembayaran rekening listrik.

c. Dengan demikian akun beban listrik didebit untuk pencatatan pembayaran listrik dan kas
dikredit untuk menunjukkan penurunan kas sebagai akibat pembayaran beban listrik.

Maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah:

16. Pembayaran Gaji Karyawan

Analisis atas transaksi tersebut sebagai berikut:


a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun beban gaji yang dibayar serta akun kas sebagai
akibat pembayaran beban gaji.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun beban gaji mengalami peningkatan karena dilakukan
pembayaran dan akun kas mengalami penurunan sebagai akibat dilakukannya pembayaran.

c. Oleh karena akun beban gaji mengalami peningkatan, maka beban gaji akan didebit
sedangkan kas akan dikredit karena mengalami penurunan sebesar jumlah yang dibayarkan.

Maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi ini adalah:

17. Penerimaan Pembayaran Piutang Fee dari Klien

Analisis terhadap transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun kas dan akun piutang usaha sebagai akibat
pembayaran piutang oleh pihak ketiga.

b. Pengaruh transaksinya adalah akun kas mengalami peningkatan sebagai akibat penerimaan
pembayaran piutang dan akun piutang usaha mengalami penurunan karena dilakukan
pembayaran oleh pihak lain.

c. Oleh karena akun kas mengalami peningkatan maka akun kas akan didebit dan akun
piutang usaha akan dikredit karena mengalami penurunan.

Maka ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi ini adalah:
18. Mencatat Penyediaan Jasa Pengauditan secara Kredit

Analisis atas transaksi ini adalah:

a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun piutang sebagai akibat penundaan pembayaran
fee dari klien dan pengakuan pendapatan jasa sebagai akibat penyelesaian pekerjaan.

b. Pengaruh transaksinya adalan akun piutang mengalami peningkatan dan pendapatan jasa
juga mengalami peningkatan.

c. Oleh karena mengalami peningkatan maka akun piutang akan didebit dan akun pendapatan
jasa akan dikredit.

Maka ayat jurnal yang digunakan dalam mencatat transaksi ini adalah:

19. Penarikan Kas untuk Keperluan Pribadi Pemilik

Analisis terhadap transaksi ini sebagai berikut:


a. Transaksi ini akan berpengaruh pada akun prive dan kas sebagai akibat penarikan dana
untuk keperluan pribadi pemilik.

b. Pengaruh transaksinya adalah prive mengalami peningkatan dan kas mengalami penurunan
sebagai akibat penarikan dana perusahaan untuk keperluan pribadi.

c. Dengan demikian prive di debit untuk pengambilan dana keperluan pribadi dan kas dikredit
untuk penarikan dana keperluan pribadi.

Maka ayat jurnal yang digunakan dalam mencatat transaksi ini adalah:

CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA

Tn Harry Sutrisno membuka usaha baru yang bergerak di bidang laundry pada tanggal 1
Desember 2006. Perusahaan tersebut diberi nama “Trisno Laundry”. Selama bulan Desember
2006, transaksi yang terjadi pada “Trisno Laundry” sebagai berikut:
Berikut adalah kode akun yang digunakan Perusahaan “Trisno Laundry” untuk mencatat
setiap transaksi perusahaannya:
Pertanyaan:

Catatlah transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2006 tersebut dalam buku jurnal
dalam format yang lengkap!
BAB 8+ JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG

Pengertian, Jenis, Manfaat, Contoh 5 Jurnal Khusus Terlengkap Beserta Penjelasannya

Apa itu Jurnal Khusus? Bagaimana bentuknya? Dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Terus Kenapa sihh kita kok harus buat jurnal khusus yahh???

Nahh… Di artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai Pengertian, Manfaat,


Bentuk, dan Cara Membuat Jurnal Umum pada Perusahaan Jasa Lengkap, Pada
artikel kali ini kita akan membahas mengenai apa itu jurnal khusus. Apa sihhh Jurnal
Khusus ituu??? Jurnal Khusus adalah jurnal untuk mencatat transaksi perusahaan

yang sama (bukan mencatat perasaan yang sama yahh guyss ).

Berikut ini penjelasan mendalam tentang Pengertian, Manfaat, Bentuk, dan Cara

Membuat Jurnal Umum pada Perusahaan Jasa Lengkap, Selamat membaca

Pengertian Jurnal Khusus


Jurnal Khusus adalah jurnal yang digunakan secara khusus untuk mencatat
kelompok transaksi keuangan yang sejenis dalam perusahaan. Bila dalam jurnal
umum semua transaksi hanya dicatat dalam satu jurnal, lain halnya dengan jurnal
khusus, transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dikelompokkan dan dicatat
ke dalam beberapa jurnal yang berbeda dengan penggolongan berdasarkan
transaksi yang sejenis, sehingga memungkinkan adanya pembagian tugas dalam
pencatatan kepada beberapa orang karyawan dalam sebuah perusahaan.

Jurnal khusus akan lebih baik jika digunakan pada perusahaan yang memiliki jumlah
transaksi yang relatif banyak, sehingga akan lebih efisien jika menggunakan jurnal
khusus dibandingkan dengan menggunakan jurnal umum. Begitu juga saat
melakukan proses pemindahan ke dalam buku besar, dengan menggunakan jurnal
khusus semua pemindahan dapat dilakukan sekaligus selama satu periode
(biasanya dalam waktu bulanan).

Jika usaha perusahaan bertambah menjadi lebih besar maka jenis transaksi yang
terjadi akan lebih banyak, sehinggan jurnal umum tidak akan mampu lagi untuk
menampung berbagai transaksi yang timbul, yang frekuensi terjadinya semakin
tinggi. Dalam hal ini mulailah diperlukannya jurnal khusus sebagai catatan akuntansi
yang pertama.

Jenis-Jenis Jurnal Khusus

Berdasarkan pengertian di atas, jurnal khusus adalah jurnal untuk mencatat


kelompok transaksi yang sejenis. Pengelompokkan transaksi yang sejenis ini
bergantung pada aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Umumnya
kebanyakan transaksi dalam perusahaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
penjualan secara kredit, pembelian secara kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas,
dan lain-lain. Apabila untuk setiap kelompok transaksi tersebut dibuatkan jurnal
khusus, maka jurnal khusus yang disediakan terdiri atas sebagai berikut:

1 – Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Jurnal Penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan. Penjualan yang
dimaksud disini dapat berupa penjualan barang ataupun jasa yang dilakukan secara
kredit. Penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan ini hanyalah penjualan yang
dilakukan secara kredit, sedangkan penjualan yang dilakukan secara tunai tidak
dicatat dalam jurnal ini karena pada transaksi penjualan secara tunai terjadi
penerimaan kas, sehingga penjualan secara tunai biasanya akan dicatat ke dalam
jurnal penerimaan kas.

Berdasarkan uraian di atas, karena tidak ada transaksi lain yang dicatat ke dalam
jurnal penjualan ini selain transaksi penjualan secara kredit, maka pembukuan ke
buku besar dari jurnal penjualan ini menjadi seragam, yaitu berupa akun Piutang
Usaha di sisi debit dan akun Penjualan atau Pendapatan Jasa di sisi kredit.
Oleh karena itu, maka format jurnal penjualan ini dapat disederhanakan ke bentuk
yang sangat sederhana. Penulisan ayat jurnal tidak perlu dilakukan dengan
menunjukkan akun yang di debit maupun di kredit (karena sudah diketahui akun apa
yang akan di debit dan di kredit), melainkan cukup dinyatakan dengan menuliskan
tanggal transaksi, nomor bukti transaksi, nama pelanggan yang melakukan
transaksi, referensi akunnya, dan jumlah nominalnya atau rupiahnya.

Contoh bentuk jurnal penjualan yang sederhana dapat dilihat seperti berikut ini:

Seiring berkembangnya suatu perusahaan transaksi penjualan yang terjadi dalam


perusahaan tersebut akan menjadi lebih bervariasi, seperti penjualan yang disertai
dengan PPN, penjualan yang disertai dengan beban angkut, penjualan dengan uang
muka, dan lain-lain. Karena itu dibutuhkan bentuk jurnal yang lebih jelas dan lengkap
untuk mencatat transaksi penjualan tersebut agar lebih memperjelas akun yang
terkait dalam transaksi tersebut.

Contoh bentuk jurnal penjualan yang lebih rumit untuk perusahaan besar dapat
dilihat seperti berikut ini:
2 – Jurnal Pembelian (Purchase Journal)

Jurnal Pembelian adalah jurnal yang secara khusus digunakan untuk mencatat
seluruh transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit. Pembelian yang
dimaksud disini dapat berupa pembelian barang dagang atau pembelian
perlengkapan atau aset tetap yang dilakukan secara kredit. Pembelian yang dicatat
dalam jurnal pembelian ini hanyalah pembelian yang dilakukan secara kredit, untuk
pembelian secara tunai tidak dicatat ke dalam jurnal ini karena pada transaksi
pembelian secara tunai terjadi transaksi pengeluaran kas, sehingga untuk transaksi
pembelian secara tunai biasanya akan dicatat ke dalam jurnal pengeluaran kas.

Jurnal pembelian ini memiliki 2 bentuk sama seperti jurnal penjualan, yaitu bentuk
yang sederhana dan bentuk yang rumit. Bentuk yang sederhana dari jurnal
pembelian hanya memiliki satu kolom jumlah nominal atau rupiah, yaitu untuk
pembelian barang dagang saja. Akan tetapi jurnal pembelian juga dapat dirancang
ke dalam bentuk yang lebih rumit, sehingga dapat mencatat berbagai variasi dari
transaksi pembelian tersebut (tidak hanya mencatat pembelian barang dagang saja).

Contoh bentuk jurnal pembelian yang sederhana dapat dilihat seperti berikut ini:

Contoh bentuk jurnal pembelian yang lebih rumit untuk perusahaan besar dapat
dilihat seperti berikut ini:
3 – Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)

Jurnal Penerimaan Kas adalah jurnal yang disediakan secara khusus untuk
memcatat seluruh transaksi penerimaan kas. Untuk menghemat waktu dalam proses
pencatatan, maka jurnal ini dirancang dengan menyediakan kolom dan hanya total
rupiah dari setiap kolom yang akan dibukukan ke buku besar. Penyediaan sejumlah
kolom ini diperlukan agar transaksi penerimaan kas yang terjadi secara berulang-
ulang dapat dibukukan langsung di buku besar dengan mengambil total rupiahnya
atau nominalnya.

Sebagai contoh, berdasarkan banyaknya transaksi yang berulang-ulang pada


perusahaan, penerimaan kas pada suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi
tiga golongan, yaitu penerimaan kas dari penjualan secara tunai, penerimaan kas
dari pelanggan, dan penerimaan kas dari sumber lain. Berdasarkan hal tersebut,
maka dalam kolom kredit perlu dibuatkan kolom penjualan untuk penerimaan kas
dari penjualan tunai, kolom piutang dagang/usaha untuk penerimaan kas dari
pelanggan, dan kolom serba-serbi dengan rincian nama akun yang terkait, ref, dan
jumlah nominal untuk lebih memperjelas sumber lain dari penerimaan kas tersebut.

Transaksi yang biasanya dicatat dalam Jurnal penerimaan kas ini adalah:

 Penerimaan Pelunasan Piutang


 Penjualan barang atau jasa secara tunai

 Penerimaan pendapatan bunga

 Penerimaan pendapatan dividen

 Penjualan Aset Tetap

 Retur Pembelian secara tunai

 Penerimaan Uang muka penjualan

 Menerima pinjaman dari kreditur


Contoh bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:

4 – Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)

Jurnal Pengeluaran Kas adalah jurnal yang secara khusus disediakan untuk
mencatat seluruh transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Seperti
halnya jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas juga memiliki sejumlah kolom
untuk mengisi nominal, sehingga transaksi yang terjadi berulang-ulang tidak perlu
dibukukan satu demi satu transaksi.

Pengeluaran kas yang terjadi pada suatu perusahaan secara berulang-ulang


biasanya berupa pengeluaran untuk membayar utang usaha, untuk pembelian
barang dagang, dan pengeluaran kas untuk hal lain, sehingga harus disediakan
kolom tersendiri untuk mencatatnya.

Transaksi yang biasanya dicatat dalam Jurnal pengeluaran kas ini adalah:

 Pembayaran utang kepada pemasok


 Pembelian barang atau jasa secara tunai

 Pembayaran beban-beban

 Pengisian dana kas kecil

 Membayar uang muka pembelian

 Membayar pajak

 Pembelian Aset tetap

 Pembayaran pinjaman kepada kreditur

Contoh bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:


5 – Jurnal Umum (General Journal)

Jika perusahaan menggunakan jurnal khusus dalam pencatatannya, perusahaan


juga tetap membutuhkan jurnal umum. Jurnal umum ini digunakan oleh perusahaan
untuk mencatat transaksi yang tidak sesuai jika dimasukkan ke dalam jurnal khusus
atau tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus. Transaksi yang dicatat ke dalam jurnal
umum ini adalah transaksi yang tidak melibatkan penerimaan kas dan pengeluaran
kas serta tidak melibatkan penjualan dan pembelian secara kredit.

Transaksi yang biasanya dicatat di dalam jurnal umum ini adalah sebagai berikut:

 Retur pembelian secara kredit,


 Retur penjualan secara kredit,

 Pengumuman pembagian dividen,

 Penyelesaian Pendapatan diterima dimuka,

 Dan lain-lain.

Bentuk jurnal umum dalam jurnal khusus ini sama seperti jurnal umum pada
umumnya, yaitu sebagai berikut ini:
Contoh Soal Jurnal Khusus Perusahaan Jasa

Salon PP adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa salon


kecantikan. Neraca saldo Salon PP yang disusun per 30 Juni 2018 adalah sebagai
berikut:
Transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2018 adalah sebagai berikut:

 Juli 1 Dibayar sewa kantor untuk bulan Desember sebesar Rp 12.400.000,-.


 Juli 2 Dibeli perlengkapan salon pada Toko Lima Belas secara kredit Rp
20.800.000,-.

 Juli 3 Dikembalikan sebagian perlengkapan salon yang telah dibeli karena


tidak sesuai sebesar Rp 5.000.000,-

 Juli 4 Diterima pelunasan piutang dari pelanggan Hehehe sebesar Rp


21.400.000,-

 Juli 7 Telah diselesaikan jasa salon Tn. S Rp 32.000.000,- yang


pelunasannya akan diterima 10 hari kemudian.

 Juli 9 Dibeli peralatan salon dari Toko Dua Puluh yang akan dibayar minggu
depan sebesar Rp 40.000.000,-

 Juli 10 Diterima uang tunai atas jasa salon dari pelanggan sebesar Rp
50.000.000,-
 Juli 12 Dibayar utang kepada kreditur sebesar Rp 11.200.000,-

 Juli 14 Dibayar beban gaji dan komisi karyawan sebesar Rp 11.500.000,-

 Juli 15 Diselesaikan pekerjaan salon dari pelanggan sebesar Rp 35.000.000,-

 Juli 16 Dibayar utang usaha atas pembelian peralatan salon tanggal 9

 Juli 17 Diterima pelunasan piutang usaha dari pelanggan atas transaksi


tanggal 7

 Juli 19 Dibeli perlengkapan salon secara tunai Rp 11.500.000,-

 Juli 20 Dikembalikan sebagian perlengkapan salon yang telah dibeli tanggal


19 karena rusak Rp 2.800.000,-

 Juli 22 Dibayar beban advertensi sebesar Rp 7.200.000,-

 Juli 24 Dibayar utang atas pembelian perlengkapan salon tanggal 2

 Juli 27 Dibayar beban air, listrik, dan telepon untuk bulan Desember sebesar
Rp 6.400.000,-

 Juli 28 Dibayar Beban gaji dan komisi karyawan sebesar Rp 11.500.000,-

 Juli 29 Dibayar utang bank sebesar 15.000.000,- dan bunganya Rp


1.500.000,-

 Juli 30 Diterima per kas atas jasa salon dari pelanggan sebesar Rp
15.200.000,-

 Juli 31 Diterima pendapatan bunga dari bank sebesar Rp 3.000.000,-

 Juli 31 Diambil uang untuk kepentingan pribadi sebesar Rp 5.000.000,-

Buatlah jurnal khusus yang diperlukan untuk mencatat transaksi di atas!

1 – Jurnal Penjualan Salon PP Juli 2018


2 – Jurnal Pembelian Salon PP Juli 2018

3 – Jurnal Penerimaan Kas Salon PP Juli 2018

4 – Jurnal Pengeluaran Kas Salon PP Juli 2018


5 – Jurnal Umum Salon PP Juli 2018

Sumber: https://sevenaccounting.net/jurnal-khusus-terlengkap/

Bab 8.+Jurnal Khusus Perusahaan Dagang

Pencatatan keuangan dalam bisnis memang sering kali terasa membingungkan,


terutama ketika bisnis kian berkembang. Pasalnya, bukan hanya laporan rugi laba
atau jurnal umum saja yang perlu dibuat, terdapat berbagai jenis jurnal lain.

Di antara beragam jurnal, salah satu yang perlu kamu buat adalah jurnal khusus.
Dalam artikel ini, kami akan membahas jurnal khusus perusahaan dagang. Namun,
sebelum masuk ke dalam langkah cara membuat dan contoh jurnal khusus
perusahaan dagang, mari kita telisik terlebih dahulu pengertian dari jurnal khusus itu
sendiri.

Definisi jurnal khusus

Pada kegiatan operasional usaha kecil, di mana transaksi tidak terjadwal, tiap-tiap
transaksi biasanya didokumentasikan dalam jurnal umum. Lalu, di-posting di akun
terkait pada buku besar.

Sebuah jurnal tunggal memang sudah memadai untuk usaha kecil karena volume
transaksinya umumnya kecil. Lain halnya dengan pencatatan di bisnis besar di mana
transaksi dari berbagai kategori dapat muncul ratusan sampai ribuan kali setiap
bulannya.

Karena itu, hanya mencatat transaksi di jurnal umum akan terasa menyulitkan, jika
tidak mau bilang mustahil. Sulit sekali bagi seorang akuntan mencatat seluruh
transaksi bisnis besar hanya dalam satu jurnal umum.

Untuk mengatasi hal tersebut, jurnal tersebut dibagi ke dalam subjurnal yang disebut
jurnal khusus. Jurnal yang satu ini dirancang untuk mencatat transaksi yang bersifat
spesifik.

Jurnal khusus hanya diperlukan untuk transaksi yang sering atau berulang.
Misalnya, bisnis memiliki banyak transaksi yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran dengan uang tunai.

Nah, satu jurnal khusus akan mendokumentasikan uang masuk, sedangkan jurnal
khusus lain mencatat uang yang keluar.
Adapun transaksi-transaksi yang tidak sesuai dengan kategori dalam jurnal khusus
akan dicatat langsung di jurnal umum.

Dengan kata lain, perusahaan membuat jurnal khusus untuk transaksi yang bersifat
repetitif, memengaruhi akun yang sama, serta memiliki deskripsi serupa. Tujuannya,
supaya proses pencatatan keuangan lebih efisien.

Mengenal jurnal khusus perusahaan dagang

Seperti telah disebutkan sebelumnya, jurnal umum biasanya digunakan untuk


mencatat seluruh transaksi berdasarkan urutan waktu terjadinya. Jenis jurnal ini
umumnya dimanfaatkan oleh berbagai jenis usaha, mulai dari usaha rumahan
hingga perusahaan manufaktur besar.

Perusahaan dagang menggunakan jurnal khusus karena kemungkinan akan


kesulitan mengidentifikasi jumlah dari transaksi sejenis seperti pembelian dan
penjualan. Alasan lainnya, untuk memudahkan tracing transaksi dengan intensitas
tinggi.

Secara umum, jurnal khusus terdiri dari empat kategori, yaitu jurnal khusus
penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, dan penjualan. Pada jurnal khusus
perusahaan dagang pun keempat kategori tersebut harus ada.

Supaya lebih jelas, mari kita cermati contoh jurnal khusus perusahaan dagang
berikut ini!

Contoh jurnal khusus perusahaan dagang

Saat membuat jurnal khusus, kamu akan mencatat transaksi yang sejenis. Misalnya,
jurnal khusus pembelian atau jurnal khusus penerimaan kas. Kamu dapat melihat
contoh detailnya dalam ilustrasi di bawah ini!

1. Jurnal khusus pembelian


Dalam jurnal khusus pembelian, transaksi yang dicatat tentu saja transaksi
pembelian. Namun, hanya pembelian secara kredit yang didokumentasikan di jurnal
khusus pembelian.

Adapun item yang dibeli dapat meliputi apa saja, seperti barang dagang,
perlengkapan, dan peralatan. Jika terjadi penambahan akibat pembelian, transaksi
dicatat dengan mendebitkan akun pembelian sejumlah tersebut. Sementara itu, bila
pencatatan terjadi akibat penambahan utang dagang, kreditkan akun utang dagang
sesuai nilai utang tersebut.

PT Bahagia Sejahtera

Jurnal pembelian

Periode November 2021

2. Jurnal khusus penjualan


Sebaliknya, transaksi yang dicatat dalam jurnal penjualan merupakan transaksi
penjualan barang dagang secara kredit. Transaksi ini akan mengakibatkan
bertambahnya saldo piutang dagang sekaligus saldo penjualan.

Penambahan piutang dagang dicatat dengan cara mendebitkan piutang dagang.


Sementara itu, kamu perlu mengkreditkan penjualan saat mendokumentasikan
penjualan. Yuk, simak langsung contoh jurnal khusus penjualan berikut ini!

PT Bahagia Sejahtera

Jurnal penjualan

Periode November 2021

3. Jurnal khusus penerimaan kas

Jika dua jurnal khusus sebelumnya mencatat transaksi yang dilakukan secara kredit,
transaksi yang dicatat pada jurnal khusus penerimaan kas berupa transaksi tunai.
Misalnya, pengembalian barang yang dibeli secara tunai atau retur pembelian,
pelunasan piutang, dan sebagainya.

Ketika ada penjualan barang dagang secara tunai, saldo kas dan saldo penjualan
bertambah. Adapun pencatatannya, akun kas berada di posisi debit, sedangkan
akun penjualan pada posisi kredit.
Kemudian, bila ada pelunasan piutang, akun kas ada pada posisi debit. Sebaliknya,
akun piutang dagang dalam posisi kredit.

PT Bahagia Sejahtera

Jurnal penerimaan kas

Periode November 2021

(Dalam ribuan rupiah)

4. Jurnal khusus pengeluaran kas

Di samping penjualan, perusahaan dagang tentu melakukan pembelian. Nah,


transaksi pembelian tunai dicatat dalam jurnal khusus pengeluaran kas. Selain itu,
jurnal ini juga mencatat pembayaran utang, retur penjualan, serta transaksi
pembayaran lainnya.
Setiap transaksi pembelian barang secara tunai dicatat dengan mendebitkan akun
pembelian dan mengkreditkan akun kas.

PT Bahagia Sejahtera

Jurnal pengeluaran kas

Periode November 2021

(Dalam ribuan rupiah)


Penjurnalan keuangan perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa

Setelah mengetahui contoh jurnal khusus perusahaan dagang, beberapa dari kamu
mungkin ada yang bertanya tentang jurnal khusus perusahaan manufaktur dan
perusahaan jasa.

Pasti tidak akan mudah bila kamu mencari contoh jurnal khusus perusahaan jasa.
Pasalnya, jurnal khusus dipergunakan untuk mencatat barang yang dijual atau dibeli
secara kredit. Sementara itu, hal ini tidak mungkin diberlakukan untuk jasa.

Sementara itu, penjurnalan dalam perusahaan manufaktur pun memiliki ketentuan


khusus yang sedikit berbeda dengan perusahaan dagang. Sebagai contoh, terdapat
kebutuhan penggunaan metode akrual dalam setiap periode pencatatan akuntansi.
Tambahan pula, di perusahaan manufaktur dibutuhkan penentuan nilai persediaan.
Mengingat, salah satu pembeda utama perusahaan manufaktur dengan perusahaan
lainnya adalah adanya penentuan harga pokok penjualan.

Adapun dokumentasi keuangan di perusahaan manufaktur umumnya menggunakan


buku besar, jurnal penyesuaian, laporan keuangan, jurnal penutup, dan jurnal
pembalik. Seperti di perusahaan jasa, tidak ada penggunaan jurnal khusus
perusahaan manufaktur.

https://majoo.id/solusi/detail/jurnal-khusus-perusahaan-dagang

Table of Contents

1 Pengertian Jurnal Khusus

2 Jenis-Jenis, Cara Membuat dan Contoh Jurnal Khusus

2.1 Jurnal Pembelian

2.2 Jurnal Penjualan

2.3 Jurnal Penerimaan Kas

2.4 Jurnal Pengeluaran Kas

3 Manfaat Jurnal Khusus

Pengertian Jurnal Khusus

Pengertian jurnal khusus adalah semua jurnal terkecuali untuk jurnal umum. Jurnal-jurnal ini
digunakan untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang berisi informasi penting.

Pencatatan dalam jurnal khusus dilakukan agar catatan tersebut tidak memenuhi buku besar
dengan cepat, meskipun nantinya jumlah total dalam jurnal-jurnal khusus ini secara berkala
dimasukan ke buku besar umum dalam bentuk ringkasan secara berkala.

Jurnal khusus juga bertindak sebagai alat pemantauan untuk organisasi bisnis.

Jurnal-jurnal ini mengurangi kemungkinan perubahan dalam catatan akuntansi karena entri-
entri di dalamnya dibuat dalam urutan kronologis.
Di dalam pencatatan pembukuan akuntansi, dikenal istilah jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal umum merupakan jurnal serbaguna yang mencatat semua transaksi.

Untuk perusahaan kecil dan menengah, jurnal umum cukup untuk pencatatan berbagai
transaksi.

Namun lain halnya jika perusahaan yang dijalankan merupakan perusahaan besar dengan
banyak sekali transaksi.

Dalam kasus ini, jika semua transaksi dimasukkan ke dalam jurnal umum, pencarian
informasi terhadap transaksi tertentu akan menjadi sulit.

Maka dari itulah jurnal khusus dimunculkan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus yan
adalah terjadi pada perusahaan.

Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang banyak dan sering terjadi serta
bersifat sama dan berulang.

Pahami lebih lanjut mengenai jenis hingga manfaat dan contoh jurnal khusus dalam
pembahasan berikut, terutama untuk perusahaan dagang.

Jenis-Jenis, Cara Membuat dan Contoh Jurnal Khusus

Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus ada bermacam-macam. Maka dari itu jurnal ini
dibagi ke dalam empat macam.

Berikut merupakan jenis-jenis jurnal khusus yang perlu Anda pahami:

Jurnal Pembelian

Pengertian jurnal pembelian adalah jurnal khusus untuk mencatat semua jenis pembelian,
baik barang maupun bukan barang secara kredit.

Jurnal ini paling sering ditemukan dalam sistem akuntansi manual, di mana diperlukan untuk
menyimpan laporan transaksi pembelian bervolume tinggi diluar buku besar.

Jenis-jenis transaksi pembelian tersebut yakni pembelian barang dagang secara kredit dan
pembelian perlengkapan, peralatan serta aktiva lain secara kredit.

Semua jenis pembelian yang dilakukan secara kredit dicatat dalam jurnal pembelian,
termasuk yang berikut:

 Peralatan Kantor
 Jasa

 Barang yang diperoleh untuk dijual kembali


Jurnal ini berfungsi untuk menyederhanakan pencatatan dan memudahkan pembukuan
transaksi bervolume tinggi ke dalam buku besar.

Jurnal pembelian juga mencatat transaksi secara harian sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.

Nantinya, pada akhir tiap periode pelaporan, catatan dalam jurnal pembelian akan diringkas
dan diposting dalam buku besar.

Setiap transaksi yang dimasukkan ke dalam jurnal pembelian melibatkan kredit ke rekening
hutang dan debit ke akun biaya atau aset yang terkait dengan pembelian.

Misalnya, debit yang berkaitan dengan pembelian perlengkapan kantor akan menjadi akun
biaya persediaan. Jurnal ini juga mencakup tanggal pencatatan, nama pemasok yang dibayar,
referensi dokumen sumber, dan nomor faktur.

Tambahan opsional untuk kumpulan informasi dasar ini adalah tanggal jatuh tempo
pembayaran dan otorisasi nomor pesanan pembelian.

Berikut ini adalah contoh jurnal khusus pembelian:

Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk menyimpan transaksi penjualan
terperinci.

Tujuan utamanya adalah untuk meringkas informasi transaksi bervolume tinggi dari buku
besar umum, sehingga menyederhanakan buku besar.

Informasi berikut adalah biasanya disimpan dalam jurnal penjualan untuk setiap transaksi
penjualan:

 Tanggal transaksi
 Nama Pelanggan

 Nomor faktur

 Jumlah penjualan (debit akun piutang dagang dan kredit akun penjualan)

Pada dasarnya, jurnal penjualan hanya mencatat piutang; ini berarti bahwa penjualan yang
dilakukan secara tunai tidak dicatat dalam jurnal penjualan.

Sebuah penjualan yang dibuat dengan uang tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.

Namun terkadang pada prakteknya masih ada yang mencatatkan dan menggabungkan
penjualan tunai dalam jurnal penjualan.

Informasi yang disimpan dalam jurnal ini adalah ringkasan dari faktur yang dikeluarkan
untuk pelanggan.

Transaksi penjualan per hari akan dicatat pada jurnal penjualan, yang kemudian
disederhanakan untuk diposting ke dalam buku besar di akhir periodenya.

Pada akhir setiap periode pelaporan, jumlah total debet dan kredit dicatat ke dalam buku
besar umum.

Jika Anda ingin meneliti dan melihat saldo yang telah tercatat dalam buku besar umum,
Anda dapat merujuk kembali ke jurnal penjualan, dan dapat menggunakan nomor faktur yang
tercantum dalam jurnal penjualan untuk mengakses salinan faktur.

Konsep jurnal penjualan adalah sebagian besar terbatas pada sistem akuntansi manual dan
biasanya jurnal khusus ini tidak selalu digunakan dalam sistem akuntansi terkomputerisasi.

Berikut ini adalah contoh jurnal khusus penjualan:


Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas adalah contoh jurnal khusus perusahaan dagang di mana penjualan
tunai dicatat.

Jurnal ini digunakan untuk membongkar volume transaksi dari buku besar , di mana hal itu
mungkin akan mengacaukan laporan dalam buku besar dan jurnal umum.

Jurnal ini berisi bidang-bidang berikut:

 Tanggal
 Nama Pelanggan

 Identifikasi penerimaan uang tunai

 Kolom debit dan kredit untuk mencatat kedua sisi setiap entri; entri normal adalah
debit untuk uang tunai dan kredit untuk penjualan.

Mungkin ada banyak entri tambahan dalam jurnal ini, tergantung pada frekuensi penerimaan
uang tunai dari pelanggan. Saldo dalam jurnal penerimaan kas secara teratur diringkas
menjadi jumlah agregat dan diposting ke buku besar.

Jika seseorang perlu menyelidiki penerimaan kas spesifik, mereka mungkin memulai dari
buku besar dan kemudian pindah ke jurnal penerimaan kas.
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan
penerimaan uang.

Jika jurnal sebelumnya digunakan untuk pencatatan transaksi kredit, maka jurnal penerimaan
kas difungsikan untuk transaksi secara tunai.

Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara lain, penjualan tunai, penerimaan
pelunasan utang, retur pembelian secara tunai dan penerimaan pendapatan.

Berikut ini adalah contoh jurnal khusus penerimaan kas:

Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal pengeluaran kas berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan
pengeluaran uang. Jurnal ini akan mencatat secara terperinci contoh transaksi secara tunai
perusahaan dagang.

Transaksi yang termasuk ke dalam jurnal pengeluaran kas antara lain, pembelian secara tunai,
pelunasan utang, retur penjualan, pembayaran beban dan pengambilan uang tunai untuk
pribadi.

Semua arus kas masuk dicatat dalam jurnal lain yang dikenal sebagai jurnal penerimaan kas.
Contoh umum arus kas keluar dalam bisnis adalah seperti di bawah ini:

 Pembayaran kas untuk pembelian tunai.


 Pembayaran kas untuk pembelian kredit sebelumnya seperti pembayaran hutang atau
kreditor

 Pembayaran kas untuk berbagai biaya seperti sewa, iklan, upah dan gaji dll.

 Pembayaran kas untuk pembelian aset berwujud atau tidak berwujud.


 Pengembalian kas untuk barang yang dikembalikan oleh pelanggan.

Setiap perusahaan dapat merancang jurnal khusus sesuai dengan kebutuhan perusahaannya.
Oleh karena itu, jurnal dalam suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain.

Akan tetapi, jika perusahaan tersebut sejenis ada kemungkinan jurnal yang dirancang
mempunyai bentuk yang sama.

Berikut ini adalah contoh jurnal khusus pengeluaran kas:

Manfaat Jurnal Khusus

Setelah Anda mengerti tentang jenis, cara membuat serta contoh dari jurnal khusus yang telah
dipaparkan di atas, berikut adalah manfaat penting yang dimiliki oleh jurnal khusus:

1. Kemudahan Pencatatan secara Sistematis

Pengelompokan pencatatan transaksi dalam jurnal khusus membuat proses pembuatan


laporan keuangan menjadi lebih sistematis.

Kemudahan ini juga membuat proses pencatatan dalam buku besar menjadi lebih efisien.
2. Mempercepat Proses Data Transaksi

Dengan adanya pengelompokan data, maka pemrosesan laporan keuangan bisa lebih cepat
terjadi. Sebagai contoh, jika ada 50 kali transaksi sejenis, pada jurnal umum akan tetap
dicatat dan dikelompokan sebanyak 50 kali juga.

Sedangkan, dalam jurnal khusus hanya perlu mengelompokan datanya satu kali saja,
berdasarkan jenis akun.

3. Mempermudah Proses Pemostingan ke Buku Besar

Dengan adanya jurnal ini, pemostingan data transaksi ke buku besar dapat dilakukan secara
berkala dengan lebih praktis dan mudah, karena dalam jurnal khusus semua transaksi yang
sejenis dibukukan dengan akun yang sama.

Sehingga pemostingan beberapa transaksi keuangan pun dapat dilakukan secara bersamaan
berdasarkan jenis akunnya.

3. Memudahkan Pemeriksaan Secara Berkala

Pemeriksaan kembali biasa terjadi secara berkala dalam sebuah perusahaan, baik secara
internal maupun eksternal oleh auditor publik.

Dengan adanya jurnal khusus, transaksi keuangan sejenis yang adalah telah banyak tercatat
dalam perusahaan akan dibukukan secara ringkas dan praktis pada satu jurnal sehingga
memberikan kemudahan bagi auditor internal maupun eksternal untuk melakukan
pemeriksaan.

4. Mengurangi Resiko Pengubahan Data

Pengertian jurnal khusus adalah membuat data harian seperti pembelian, penjualan,
penerimaan dan pengeluaran kas dicatat secara kronologis dan terperinci.

Proses transaksi yang dicatat setiap hari serta lengkap akan mengurangi resiko pengubahan
data dan penipuan oleh pihak tertentu di waktu yang akan datang.

Kemungkinan pembuatan laporan palsu dalam akun pun akan berkurang karena ada pihak
yang bertanggung jawab atas kebenarannya.

5. Adanya Spesialisasi Pekerjaan

Pembagian jurnal khusus ke dalam empat jenis transaksi membuat adanya spesialisasi dalam
pencatatan sehingga hasil yang didapatkan lebih baik.

6. Mengontrol Adanya Fraud


Kemungkinan perubahan laporan palsu atau tindakan fraud lainnya dalam akun akan
terpantau dan sulit untuk dilakukan karena transaksi jurnal dicatat secara kronologis dan
pihak tertentu bertanggung jawab atas kebenarannya.

7. Peningkatan Efisiensi

Dengan mengadopsi jurnal khusus, pekerjaan pencatatan transaksi bisnis dapat dikerjakan
oleh beberapa karyawan yang sudah mahir dalam hal ini.

Pencatatan tidak hanya dikerjakan oleh satu orang akuntan, Ini seperti efisiensi antara bagian
dari akuntan.

8. Meminimalisir Kesalahan

Setiap jurnal khusus ditangani oleh orang tertentu, yang sudah mahir dengan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.

Dengan begitu akan banyak pemeriksaan dari banyak pihak dan ini akan berimbas pada
pengurangan kesalahan dalam pencatatan pembukuan.

9. Memudahkan Memasukan Rincian Data

Dalam pencatatan jurnal transaksi khusus, satu baris yang dirancang untuk menyediakan
semua informasi yang diperlukan.

Misalnya, pembelian barang dagangan dicatat pada satu baris, termasuk kredit ke akun
pemasok dan nama pemasok, tanggal dan jumlah informasi yang diinginkan.

10. Kontrol Internal yang Lebih Baik

Kontrol internal yang lebih baik akan terbentuk bila organisasi bisnis mengadopsi jurnal
khusus. Hal ini dikarenakan jurnal-jurnal keuangan ini memungkinkan membagi pekerjaan ke
beberapa karyawan.

11. Referensi Masa Depan

Transaksi yang sifatnya serupa dicatat dalam satu jurnal. Hal ini berguna sebagai referensi
masa depan dan menjadikan pencatatan transaksi menjadi lebih mudah.
aBuku Besar dan Neraca Saldo

Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, & Cara Pembuatan

Pengertian Buku Besar

Buku Besar adalah buku yang menunjukkan rincian mengenai transaksi secara
lengkap maupun singkat dalam suatu akun yang sejenis selama periode tertentu,
sehingga akun tersebut menunjukkan saldo akhirnya. Tujuan dari dibuatnya buku
besar ini adalah untuk memindahkan transaksi yang telah dicatat di dalam jurnal ke
dalam buku dengan menggunakan akun yang sejenis, sehingga dapat diketahui
saldo akhir dari akun tersebut. Pemindahan transaksi dari jurnal ke dalam buku
besar ini biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1 minggu atau 1
bulan.

Jenis-Jenis Buku Besar

Secara garis besar, buku besar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1 – Buku Besar Utama (General Ledger)

Buku Besar Utama adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi yang telah dicatat ke dalam jurnal ke buku besar berdasarkan akun yang
sejenis. Buku besar utama mencatat semua transaksi yang telah dicatat dalam
jurnal, sehingga buku ini menunjukkan saldo akhir seluruh akun buku besar.
2 – Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)

Buku Besar Pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi
tertentu dalam jurnal secara rinci. Walaupun begitu transaksi yang telah dicatat
dalam buku besar pembantu juga harus dicatat dalam buku besar utama, karena
fungsi dari buku ini hanyalah untuk mencatat kembali secara rinci. Untuk
menghindari kesalahan, pencatatan ke dalam buku besar pembantu ini dilakukan
setelah transaksi yang bersangkutan dicatat ke dalam jurnal, bukan pada akhir
periode tertentu seperti buku besar utama.

Buku besar pembantu dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a – Buku Besar Pembantu Piutang

Buku Besar Pembantu Piutang adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat
transaksi dalam jurnal yang memiliki hubungan dengan piutang perusahaan kepada
masing-masing pelanggannya secara terperinci. Buku besar ini merinci akun piutang
pada buku besar utama menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah pelanggan
yang memiliki kewajiban terhadap perusahaan. Buku besar ini biasanya digunakan
untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan akun piutang, seperti penjualan
secara kredit, penerimaan piutang dari pelanggan, retur penjualan secara kredit, dan
lain-lain.

b – Buku Besar Pembantu Hutang

Buku Besar Pembantu Hutang adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat
transaksi dalam jurnal yang memiliki hubungan dengan hutang perusahaan kepada
pemasoknya secara terperinci. Buku besar ini menjelaskan secara rinci akun hutang
pada buku besar utama menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah pemasok
yang memiliki klaim terhadap perusahaan. Buku besar ini biasanya digunakan untuk
mencatat transaksi yang berhubungan dengan akun hutang, seperti pembelian
secara kredit, pembayaran hutang kepada pemasok, retur pembelian secara kredit,
dan lain-lain.

c – Buku Besar Pembantu Persediaan

Buku Besar Pembantu Persediaan atau yang sering disebut dengan kartu
persediaan ini adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam
jurnal yang memiliki hubungan dengan masuk/keluar nya persediaan dalam
perusahaan. Buku besar ini biasanya digunakan oleh perusahaan dagang, karena
kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual barang dagangan, dan sangat
jarang ada perusahaan jasa yang menggunakan kartu persediaan. Dalam
perusahaan jasa biasanya buku besar ini digunakan untuk mencatat perlengkapan
yang tersedia dalam perusahaan.
Bentuk dari kartu persediaan ini berbeda dengan bentuk buku besar pada umumnya,
karena harus menjelaskan semua mengenai persediaan secara rinci mulai dari
kuantitas, harga barang, jumlah barang, no. bukti, dan lain-lain. Bentuk kartu
persediaan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Posting

Posting adalah proses memindahkan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar atau
yang lebih jelasnya adalah proses memindahkan angka yang terdapat dalam kolom
debit jurnal ke dalam sisi debit suatu akun dan memindahkan nominal yang terdapat
dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit akun yang besangkutan di buku besar.
Seperti yang telah dijelaskan, nama akun yang terdapat dalam buku besar harus
sesuai atau sama dengan nama akun yang terdapat dalam jurnal. Urutan dalam
kegiatan posting ini juga harus sesuai dengan urut-urutan mendebit dan mengkredit
dari jurnal, yang artinya dilakukan secara kronologis.

Dalam perusahaan besar, posting dari jurnal ke buku besar ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan
menggunakan aplikasi computer. Tetapi, jika dilakukan secara manual, maka cara
yang harus dilalui untuk melakukan posting adalah sebagai berikut:

 Mencatat tanggal, keterangan dan jumlah nominal pada akun yang


bersangkutan berdasarkan catatan jurnal. Jika jumlah nominal pada jurnal
dicatat dalam sisi debit, maka posting harus dilakukan ke sisi debit akun,
sebaliknya jika jumlah nominal pada jurnal dicatat dalam sisi kredit, maka
posting harus dilakukan ke sisi kredit akun yang bersangkutan.
 Selanjutnya adalah mencatat nama jurnal serta nomor halaman dimana
transaksi yang bersangkutan di posting ke dalam kolom ref di buku besar.

 Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor akun dari akun yang terlibat
dalam transaksi yang telah di posting pada kolom ref di dalam jurnal. Dengan
demikian nomor akun dalam kolom ref ini memiliki tiga tujuan, yaitu:

 Untuk menunjukkan penyelesaian bahwa transaksi tersebut telah diposting.

 Untuk menunjukkan nomor akun buku besar dari akun yang bersangkutan.

 Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dengan akun di buku besar.


Bentuk-Bentuk Buku Besar

Terdapat 4 bentuk kolom yang bisa digunakan untuk membuat suatu buku besar,
yaitu sebagai berikut:

1 – Bentuk T Sederhana (T)

2 – Bentuk Skontro (2 Kolom)

3 – Bentuk Belajar Khusus untuk Saldo/Staffel (3 Kolom)

4 – Bentuk Bersaldo Rangkap (4 Kolom)


Neraca Saldo

Dalam sistem pembukuan berpasangan, jumlah pada sisi debit sebagai akibat dari
suatu transaksi harus sama dengan jumlah pada sisi kredit transaksi yang
bersangkutan. Oleh karena itu, dalam buku besar jumlah nominal pada sisi debit
harus selalu sama dengan jumlah nominal pada sisi kredit. Untuk melihat apakah
jumlah nominal di sisi debit dan di sisi kredit suatu buku besar telah sama, maka
setelah memposting ke buku besar perlu dibuat neraca saldo. Yang dimaksud
dengan neraca saldo ini adalah daftar yang berisi saldo dari seluruh akun yang
terdapat dalam buku besar pada periode tertentu. Neraca saldo dapat dibuat setiap
saat setelah mencatat suatu transaksi ke dalam jurnal dan buku besar, akan tetapi
untuk lebih praktisnya neraca saldo biasanya dibuat pada akhir tiap-tiap bulan
setelah melakukan posting.

Tujuan pembuatan neraca saldo ini adalah sebagai berikut:

 Untuk melihat jumlah saldo akhir pada sisi debit dan sisi kredit dalam buku
besar telah sama atau belum.
 Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan pada akhir periode
akuntansi.

Neraca saldo berisi mengenai daftar akun dengan nomor akun pada urutan dimana
akun telah ditampilkan dalam buku besar, dengan saldo debit yang tercantum pada
kolom sebelah kiri dan saldo kredit yang tercantum dalam kolom sebelah kanan
yang harus sama jumlahnya. Nama perusahaan, judul, dan tanggal pembuatan
neraca saldo dituliskan pada bagian atas, sedangkan nama akun dan nomor akun
ditulis dengan urutan yang sama seperti yang telah dituliskan dalam buku besar, dan
jumlah rupiahnya juga harus dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.

Proses Pembuatan Neraca Saldo

Pembuatan neraca saldo ini bisa dilkakukan menggunakan cara sebagai berikut:
 Tuliskan nama perusahaan, judul, dan tanggal pembuatan neraca saldo.
Tanggal pembuatan neraca saldo ditulis dengan menggunakan format “Per
Tanggal Bulan Tahun” atau “Per 31 Desember 2018”, karena saldo akhir dari
akun yang terdapat dalam neraca saldo ini adalah saldo pada tanggal 31
yang hanya berlaku pada tanggal tersebut saja, karena dimungkinkan pada
tanggal selanjutnya aka nada transaksi yang akan membuat saldo dari akun
berubah lagi sehingga saldo akun pada neraca saldo berubah. Jadi, neraca
saldo tersebut menunjukkan posisi keuangan perusahaan atau saldo akun riil
maupun nominal yang merupakan saldo akhir pada tanggal tertentu saja,
yaitu pada tanggal pembuatannya.
 Tulislah nomor akun dan nama akun pada kolom yang tersedia sesuai
dengan yang terdapat di buku besar, dengan urutan yang sesuai pula.

 Tuliskan saldo akhir pada kolom debit atau kredit akun yang bersangkutan di
buku besar pada sisi debit atau kredit kolom neraca saldo.

 Jumlahkan kolom debit dan kolom kredit neraca saldo sehingga menunjukkan
hasil yang sama.

 Jika hasil tersebut menunjukkan angka yang tidak sama, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat kesalahan dalam pencatatan transaksi ke dalam
jurnal maupun posting ke buku besar.

Bentuk Neraca Saldo

Bentuk dari neraca saldo yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah sebagai
berikut:

Penyebab Ketidakseimbangan Neraca Saldo

Apabila neraca saldo yang disusun oleh perusahaan menunjukkan bahwa jumlah
kolom debit tidak sama dengan jumlah kolom kredit, maka hal ini dapat dipastikan
adanya kesalahan dalam penyusunannya. Beberapa kemungkinan yang
menyebabkan ketidakseimbangan neraca saldo adalah sebagai berikut:

1 – Kesalahan dalam menyusun neraca saldo

 Salah dalam menjumlahkan kolom saldo sisi debit ataupun kredit.


 Satu akun atau mungkin lebih, belum dimasukkan dalam neraca saldo, atau
salah dalam menuliskan jumlah saldonya.

2 – Kesalahan dalam menentukan saldo akun

 Salah menghitung jumlah saldo.


 Saldo akun sebelah debit salah ditulis dalam sisi kredit, atau mungkin
sebaliknya.

 Salah menghitung jumlah pada salah satu sisi akun tersebut.

3 – Kesalahan transaksi dalam buku besar

 Transaksi telah dicatat dengan sisi debit yang tidak sama dengan sisi kredit
atau sebaliknya.
 Salah dalam menentukan saldo normal akun di buku besar.

 Lupa belum mencatat transaksi yang harus diposting ke dalam buku besar.

Contoh Buku Besar dan Neraca Saldo

Berdasarkan contoh soal pada artikel Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh 5
Jurnal Khusus Terlengkap Beserta Penjelasannya, jika dibuatkan buku besar dan
neraca saldonya akan tampak seperti berikut ini:

1 – Buku Besar Utama


2 – Buku Besar Pembantu Piutang Usaha

3 – Buku Besar Pembantu Utang Usaha


4 – Neraca Saldo
Neraca Lajur:

Pengertian, Fungsi, dan Pembuatan


Berbisnis bukan saja mengenai bagaimana cara menjual produk agar laku di
pasaran, namun termasuk juga melakukan pencatatan keuangan. Catatan keuangan
perlu dibuat dengan lengkap dan rapi, karena keuangan merupakan hal yang
fundamental dalam bisnis. Salah satu pencatatan keuangan yang dapat dilakukan
adalah dengan membuat neraca lajur, yang akan kita ulas lebih lanjut pada
pembahasan kali ini.

Apa Itu Neraca Lajur?

Neraca lajur disebut juga kertas kerja (worksheet) yang berbentuk kertas berisi
kolom-kolom untuk mencatat keuangan secara manual. Pencatatan pada neraca
lajur ini cenderung bersifat tidak formal, sehingga bisa pengisiannya dapat diperbaiki
dan dikoreksi nantinya jika perlu. Neraca lajur memang bukan merupakan salah satu
dari jenis laporan keuangan, namun pembuatannya akan mempermudah proses
penyusunan laporan keuangan itu sendiri.

Dalam neraca lajur, semua akun yang terdapat pada perusahaan akan dicatat dan
digolongkan ke kolom atau lajur yang ada. Data akun yang akan dimasukkan dalam
neraca lajur diambil dari data yang dicatat pada neraca saldo dan jurnal
penyesuaian. Sedangkan untuk penggolongan kolom neraca lajur terbagi menjadi
enam jenis, yaitu Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian,
Neraca, dan Laba Rugi.

Fungsi Neraca Lajur

Setelah memahami apa itu neraca lajur, selanjutnya kita akan membahas fungsi dari
neraca tersebut. Terdapat beberapa fungsi penerapan neraca lajur dalam
pencatatan keuangan, yaitu:

1. Meringkas Data dalam Pencatatan Keuangan

Fungsi neraca lajur yang pertama adalah menggolongkan dan meringkas data yang
berisi akun keuangan pada perusahaan. Dengan adanya neraca lajur, data
keuangan akan lebih mudah untuk dilihat dan digunakan untuk keperluan
selanjutnya. Data yang ringkas akan membantu menunjukkan informasi yang
dibutuhkan tanpa proses yang panjang.

2. Memeriksa Kembali Data yang Dicatat

Adanya pencatatan dengan menggunakan neraca lajur akan membantu memeriksa


kembali data pada pencatatan sebelumnya, terutama dalam neraca saldo dan jurnal
penyesuaian. Dalam pencatatan keuangan sangat mungkin terjadi kesalahan, baik
oleh human error maupun kesalahan software yang digunakan. Karena itu, proses
pencatatan yang dilakukan dalam neraca lajur akan dapat memperbaiki dan
menghindari kesalahan pencatatan keuangan secara keseluruhan.

3. Membantu Penyusunan Laporan Keuangan


Seperti yang telah diulas pada bagian sebelumnya, pencatatan dalam neraca lajur
akan membantu dalam proses pembuatan laporan keuangan. Hal ini karena dalam
neraca lajur sudah mencakup dan merangkum data-data yang dibutuhkan dalam
menyusun laporan keuangan. Tentunya ini akan sangat memudahkan dan
menghemat waktu pembuatan laporan keuangan, tanpa perlu mencari data dari
sumber yang terlalu banyak.

4. Menunjukkan Perusahaan Telah Menjalankan Prosedur

Fungsi terakhir dari neraca lajur adalah untuk menunjukkan bahwa perusahaan telah
menjalankan prosedur pencatatan keuangan yang seharusnya dilakukan. Ini juga
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas dalam mencatat dan
mengelola keuangan dengan benar. Sehingga laporan keuangan yang dibuat pun
memiliki kredibilitas karena disusun berdasarkan neraca lajur, yang merupakan
bagian dari prosedur pencatatan keuangan.

Membuat Neraca Lajur

Dalam membuat neraca lajur sebenarnya tidak banyak proses pencatatan dan
penghitungan yang dilakukan, karena tinggal memindahkan beberapa data dari
pencatatan lain yang sudah ada. Namun dalam proses memindahkan data tersebut
perlu diperhatikan untuk mengecek kembali apakah data yang tertera sudah benar.
Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi neraca lajur yaitu untuk memeriksa kembali
data dan menghindari kesalahan pencatatan keuangan.

Untuk gambaran lebih jelasnya mengenai pencatatan neraca lajur, berikut adalah
proses yang perlu dilakukan dalam membuat neraca lajur:

1. Membuat Format dan Kolom Neraca Lajur

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat format dan kolom yang
dibutuhkan dalam neraca lajur. Untuk format neraca, di bagian atas harus ditulis
nama perusahaan, judul “Neraca Lajur”, dan periode pencatatan.

Sedangkan kolom yang harus dibuat berjumlah total 7 kolom, satu untuk Nama Akun
dan 6 untuk golongan lajur (Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian, Neraca, dan Laba Rugi). Enam golongan kolom ini harus dibuat dua
sisi yang menunjukkan Debet (D) dan Kredit (K).

2. Memasukkan Data dari Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah mengisi kolom-kolom yang telah
dibuat, mulai dari Nama Akun dan Neraca Saldo. Kolom ini diisi dengan
memasukkan data dari neraca saldo yang memuat data saldo akhir setiap akun
berdasarkan pencatatan buku besar perusahaan.

Untuk kolom Penyesuaian, data dimasukkan dari jurnal penyesuaian yang telah
dibuat sebelumnya secara terpisah. Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan
pendapatan dan pengeluaran yang benar-benar terjadi agar dapat menunjukkan
keadaan perusahaan yang sebenarnya.

3. Menghitung Saldo yang Telah Disesuaikan

Setelah data pada kolom Neraca Saldo dan Penyesuaian terisi, selanjutnya kita
perlu menghitung saldo pada akun yang mengalami penyesuaian. Perhitungan ini
dilakukan dengan menambah atau mengurangi saldo dalam kolom Neraca Saldo
dengan saldo dalam kolom Penyesuaian.

Saldo yang telah dihitung dan disesuaikan kemudian diletakkan dalam kolom Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian. Isi saldo dalam kolom ini juga yang akan dipindahkan
untuk mengisi kolom Neraca tanpa melakukan perubahan apapun

4. Mengisi dan Menghitung Kolom Laba Rugi

Untuk mengisi kolom Laba Rugi, data yang dimasukkan berasal dari kolom
sebelumnya yaitu Neraca. Namun tidak semua data dipindahkan, hanya dari akun
pendapatan dan beban-beban saja. Data ini yang kemudian dihitung untuk
mendapatkan saldo laba atau rugi perusahaan. Setelah itu, neraca lajur pun telah
selesai dibuat dan siap digunakan untuk keperluan selanjutnya.

Itulah pembahasan mengenai neraca lajur, mulai dari pengertian, fungsi, hingga
proses pembuatannya. Adanya neraca lajur akan sangat membantu perusahaan
dalam proses pencatatan keuangan yang baik dan teratur. Karenanya meskipun
cenderung bersifat tidak formal, penggunaan neraca lajur hampir tidak pernah
ditinggalkan oleh perusahaan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!

Sumber: https://www.simulasikredit.com/neraca-lajur-pengertian-fungsi-dan-pembuatan/

Neraca Lajur :

Pengertian, Tujuan, Bentuk, Cara Membuat

Ketika melakukan suatu bisnis, transparansi keuangan merupakan hal yang krusial
untuk diperhatikan. Maka dari itu, mencatat semua jenis alur keluar masuk akan
membuat kondisi keuangan dalam bisnis tersebut terus terawasi. Sehingga,
menggunakan neraca lajur sebagai salah satu pencatatan dalam bisnis adalah hal
yang sangat direkomendasikan. Sebab, dengan neraca lajur ini, maka semua
informasi tentang laporan keuangan bisa dirinci, dirujuk, dan diteliti secara akurat.
Fungsi neraca lajur dalam suatu bisnis sangat penting. Namun, sayangnya, masih
banyak yang belum memahami pengertiannya serta seluk beluk tentangnya.

Maka dari itu, ulasan di bawah ini akan cukup membantu Anda agar bisnis menjadi
semakin optimal.

Pengertian

Untuk menyusun laporan keuangan, biasanya perusahaan membuat neraca lajur


terlebih dahulu. Sebab, akan memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan.

Pengertian dari neraca lajur sendiri adalah lembaran kertas yang berisikan kolom dan
lajur.

Kolom tersebut disusun khusus serta terencana untuk diisi dengan berbagai data
dalam akuntansi perusahaan.

Dari kolom yang terhimpun dengan data akuntansi yang penting, perusahaan pun
bisa lebih sistematis dalam menyusun laporan keuangannya.

Untuk membuat neraca ini, ada 3 informasi yang mesti dicantumkan supaya Anda
bisa menyusun laporan keuangan dengan baik, diantaranya:

1. Perkiraan saldo sebelum jurnal penyesuaian


2. Informasi pada jurnal penyesuaian

3. Perkiraan saldo pasca jurnal penyesuaian

Terdapat juga 5 bagian pokok yang meliputi neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo
setelah penyesuaian, , neraca, serta perhitungan laba rugi.

Tujuan Pembuatan

Tujuan dari pembuatan neraca ini adalah untuk menjadi landasan pemeriksaan
rekening yang terdapat di dalam buku besar dimana rekening rekening tersebut
sudah disesuaikan, diseimbangkan, dan juga disusun dengan cara yang sama dengan
proses penyusunan laporan keuangan.

Namun, neraca ini juga tidak sama dengan laporan keuangan.

Sebab, neraca lajur mempunyai kedudukan yang lebih rendah ketimbang laporan
keuangan dan tidak dapat menggantikannya.
Nah, berdasar sedikit gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembuatannya ada empat, meliputi:

Sebagai Estimasi dalam Kegiatan Bisnis

Pertama, neraca lajur dapat digunakan untuk melihat kemungkinan yang dapat
terjadi dalam kegiatan bisnis suatu perusahaan setiap hari.

Ketika perkiraan ini bisa diketahui, sehingga pihak manajemen dapat mengontrol
pengeluaran serta menunjang kegiatan dan operasionalnya supaya lebih optimal.

Memudahkan Proses Penyusunan

Neraca ini juga dapat memudahkan penyusunan laporan keuangan. Seperti yang
telah dijelaskan pada ulasan sebelumnya.

Menggolongkan serta Meringkas Informasi

Neraca ini juga dapat bertujuan untuk meringkas serta menggolongkan informasi
yang ada pada neraca saldo serta data penyesuaian.

Sehingga, bisa menjadi berkas persiapan sebelum disusunnya laporan keuangan.

Mudah Mencari Kesalahan Penyusunan Data

Tujuan selanjutnya, dapat memudahkan proses mencari kesalahan di dalam jurnal


penyesuaian. Sebab, bisa saja terjadi kemungkinan ada data yang terlewat atau salah
input.

Memeriksa Data yang Telah Dicatat

Dengan adanya neraca lajur, maka dapat membantu dalam memeriksa data dari
pencatatan sebelumnya.

Terlebih data pada neraca saldo serta jurnal penyesuaian. Untuk pencatatan
keuangan, kesalahan sangat mungkin terjadi.

Bisa saja dari human error, atau dari software yang Anda gunakan. Jika sudah dicari
tahu kesalahannya, maka data bisa diperbaiki supaya catatan keuangan bisa
sepenuhnya dapat dipertanggung jawabkan tanpa ada kesalahan.

Bentuk Neraca Lajur


Untuk membuat neraca ini, maka harus ada informasi lengkap mengenai
penyesuaian neraca saldo.

Sebab, neraca lajur berisikan data yang berasal dari neraca saldo dan akan
disesuaikan serta dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

Ada beberapa jenis dan bentuk neraca lajur, diantaranya:

 6 kolom : dengan 3 kolom berganda berisikan neraca saldo, neraca, dan rugi
laba.
 8 kolom : paling banyak dipakai oleh perusahaan perusahaan.

 10 kolom :berisikan neraca saldo, adjustment, neraca akhir, rugi laba, dan
pasca penyesuaian.

 12 kolom : berisi lebih banyak informasi sehingga lebih akurat. Terdapat


tambahan informasi berupa laporan modal serta neraca.

Cara Membuat Neraca Lajur

Beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk membuat nya adalah sebagai berikut:

1. Cantumkan Nama Perusahaan

Bagian paling atas yang perlu Anda buat dalam menyusun neraca lajur adalah nama
perusahaan.

Selain itu, Anda juga dapat menambahkan periode penyusunan.

2. Isi Kolom dari Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Setelah itu, Anda dapat mengisi kolom dengan data yang dibutuhkan. Jika kolom
tersebut sudah terisi, maka jumlahkan dan masukkan informasi dari akun yang telah
disesuaikan.

Lantas, catat kolom di neraca saldo dengan data yang sudah melalui proses
penyesuaian.

Untuk kolom penyesuaian, Anda dapat memasukkan data yang berasal dari jurnal
penyesuaian yang sudah dibuat sebelumnya.

Jurnal ini sudah menyesuaikan antara pendapatan serta pengeluaran yang terjadi
supaya bisa menunjukkan keadaan perusahaan yang sebetulnya.
3. Hitung Saldo yang Sudah Disesuaikan

Sesudah data terisi, maka hitung saldo yang terdapat pada akun yang mengalami
penyesuaian.

Caranya dengan menambah maupun mengurangi saldo pada kolom neraca saldo
dengan saldo di kolom penyesuaian.

Saldo yang sudah dihitung , lantas diletakkan pada kolom neraca saldo sesudah
penyesuaian.

Pada kolom tersebut, isinya juga akan dipindahkan untuk mengisi kolom neraca
tanpa adanya perubahan sama sekali.

4. Isi Kolom Laba Rugi

Sesudah itu, isi lah kolom laba rugi kemudian jumlahkan sesuai dengan nominal
yang ada.

Supaya lebih akurat, sebaiknya cek setiap kolom yang ada pada bagian debit serta
kredit.

Jika dirasa telah kredibel, berarti, neraca lajur mempunyai isi yang benar serta bisa
menjadi bahan rujukan untuk membuat laporan keuangan yang bertanggung jawab.

3 Cara Pengerjaan Neraca Lajur

Untuk mengerjakan neraca lajur, Anda dapat menggunakan 3 cara yang meliputi:

1. Dikerjakan bersama aktivitas pada siklus akuntansi di akhir periode.


2. Dikerjakan sesudah aktivitas pencatatan yang meliputi pencatatan
penyesuaian, penutup, serta pembalik. Namun, neraca ini disusun sebelum
mencatat laporan keuangan.

3. Dikerjakan susudah menyusun laporan keuangan.


Contoh Neraca Lajur

Berikut adalah contoh dari suatu perusahaan dagang.

cv. Sejahtera

30 April 2020

Dalam Rp 000.
Demikian ulasan mengenai neraca lajur, pengertian, tujuan, bentuk, dan cara
membuatnya. Semoga bermanfaat.

Sumbr: https://taukan.com/neraca-lajur/

Contoh Jurnal Penyesuaian & Cara Membuat Jurnal Penyesuaian

Contoh Jurnal Penyesuaian & Cara Membuat Jurnal Penyesuaian – Apakah Anda ingin
menerapkan pembukuan yang lebih profesional untuk perusahaan dagang maupun jasa? Jika
demikian, maka salah satu ayat jurnal yang penting untuk Anda pahami adalah jurnal
penyesuaian.

Jurnal yang satu ini digunakan untuk mengetahui saldo catatan akun pada buku besar.
Dengan kata lain, jurnal penyesuaian ini menjadi krusial di periode akhir laporan keuangan
karena memuat berbagai informasi yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut keuangan perusahaan.

Daftar Isi

 Apa itu Jurnal Penyesuaian?


 Fungsi Jurnal Penyesuaian

 Contoh Jurnal Penyesuaian pada Bisnis

o 1. Beban Dibayar di Muka

o 2. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

o 3. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka

o 4. Penyusutan Peralatan

o 5. Pendapatan Diterima di muka

o 6 Perlengkapan yang Tersisa atau Pemakaian Perlengkapan

o 7. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian

 Tujuan Jurnal Penyesuaian

 Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian

o 1. Persediaan Barang dan Jasa

o 2. Persediaan Perlengkapan

o 3. Penyusutan Aset Tetap

o 4. Biaya YMH Dibayar

o 5. Biaya Dibayar di Muka

o 6. Penaksiran Piutang tak Tertagih

o 7. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Laporan Rekening Koran

o 8. Pendapatan YMH Diterima

o 9. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Rekening Koran dari Bank

 Kesimpulan Jurnal Penyesuaian

 Buku Rekomendasi Mengenai Contoh Jurnal Penyesuaian

o Pengantar Akuntansi Edisi Kedua

o Pengantar Akuntansi 1: Pendekatan Siklus Akuntansi


o Pengantar Akuntansi, Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus
Tansaksi.

 Materi Terkait Contoh Jurnal Penyesuaian

 Kategori Ilmu Berkaitan Akuntansi

 Materi Akuntansi

Apa itu Jurnal Penyesuaian?

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun.

Setiap pencatatan terjadinya perubahan saldo pada suatu akun tertentu pada akhirnya dapat
menunjukkan saldo sebenarnya. Nah, jumlah inilah yang kemudian menjadi saldo riil yang
diketahui pada penghujung suatu periode pembukuan yang juga dapat menentukan pencatatan
pendapatan maupun beban bersih suatu perusahaan.

Jurnal Penyesuaian juga merupakan bagian dari akutansi dasar dan yang terpenting dari jurnal
penyesuaian adalah penggunaan logika, yang sering dianggap sulit. Pada buku berjudul
Mudah Memahami Jurnal Penyesuaian yang dibuat oleh Despaten R. Purba ini hal tersebut
akan dikupas sehingga pemahaman jurnal penyesuaian akan lebih mudah untuk dipelajari
Grameds.

Karena disusun untuk mengetahui saldo sesungguhnya pada akhir dari sebuah periode, maka
jurnal penyesuaian pun akan disusun pada penghujung periode itu pula. Tepatnya, jurnal Ini
dibuat sebelum penyusunan kertas kerja (worksheet) dan setelah menentukan hasil neraca
saldo. Inilah yang kemudian membuat jurnal penyesuaian digunakan dalam rangka untuk
menetapkan saldo akhir yang umumnya dimasukkan di catatan buku besar.

Dapat disimpulkan pula bahwa jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun untuk mencatat
perubahan saldo pada akun tertentu yang nantinya memperlihatkan jumlah saldo yang
sebenarnya di akhir periode. Dengan demikian faktor yang mendasari kebutuhan akan jurnal
penyesuaian adalah adanya transaksi yang sudah terjadi namun belum tercatat informasinya,
dan transaksi yang sudah terjadi dan sudah dicatat namun masih memerlukan penyesuaian
saldo perkiraan.

Sementara bagi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan, jurnal
penyesuaian ini memiliki urgensi tertentu sehingga harus disusun pada akhir periode
pembukuannya. Nah beberapa faktor penyebab perusahaan jasa perlu membuat jurnal
penyesuaian ini antara lain:

 Perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan untuk akun perlengkapan. Alasannya,


dalam operasionalnya, perusahaan selalu menggunakan perlengkapan yang habis
dipakai, dan hal ini pun harus dicatat.
 Perusahaan jasa juga harus mampu menangani penyusutan nilai pada akun aktiva
tetap dengan cara membuatkan catatan tersendiri pada jurnal penyesuaian. Dengan
begitu, beban pada akun ini dapat diketahui saldo sebenarnya di akhir periode.

 Perusahaan juga harus mampu menangani beban yang sudah lewat jatuh tempo atau
dikategorikan sebagai piutang beban yang harus dibayar di muka.

 Perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk membayar utang beban lantaran jasa
yang telah terpakai, namun masih belum dibayar.

Fungsi Jurnal Penyesuaian

Dari sejumlah penjelasan terkait apa itu jurnal penyesuaian serta berbagai faktor yang
mendasari urgensinya untuk dilakukan oleh akuntan perusahaan, maka dapat diketahui bahwa
fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian di setiap periode antara lain sebagai berikut;

 Untuk menentukan akun nominal (akun pendapatan beserta bebannya) selama suatu
periode serta mengetahui kondisi yang sebenarnya dari akun tersebut,
 Untuk memperkirakan nominal (pendapatan beserta beban) yang sebenarnya dalam
satu periode yang dimaksud,

 Untuk menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar nantinya di
akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan
jumlah yang sebenarnya, dan

 Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di
penghujung periode yang dimaksud.
Contoh Jurnal Penyesuaian pada Bisnis

Apabila Anda berniat mulai menerapkan jurnal penyesuaian dalam pembukuan, maka
beberapa hal yang mungkin perlu Anda lakukan adalah dengan memahami aturan dasar
tentang alur debet kredit dalam ilmu akuntansi, tentu saja, dan mulai memperhatikan setiap
transaksi yang terjadi dalam akun. Anda bisa melihat sejumlah contoh penerapan jurnal
penyesuaian sesuai akun dalam suatu usaha berikut ini sebagai referensi

1. Beban Dibayar di Muka

Tak jarang suatu usaha membayar beban untuk periode mendatang, atau yang disebut sebagai
beban dibayar di muka. Dalam kasus ini, Anda mendapati beban yang harusnya dibayarkan di
periode akan datang namun perlu penghitungan beban yang kemudian harus dilaporkan pada
periode saat ini. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Di neraca saldo ada Rp 3.800.000,-. Pada akhir periode, saldo akun sisa Rp 3.000.000,-.
Artinya, premi asuransi yang menjadi beban adalah Rp 3.800.000,- kemudian dikurangi Rp
3.000.000,- sehingga hasilnya adalah Rp 800.000,-. Nominal Rp 800.000,- ini yang kemudian
diakui sebagai beban asuransi dan dapat mengurangi jumlah asuransi yang harus dibayarkan
di awal.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember 2020 Beban asuransi Rp 800.000,-

Asuransi dibayar dimuka Rp 800.000,-

2. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih
belum diterima. Hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait. Contoh
pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000,- telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum masuk di
neraca saldo Rp 15.600.000,- yang menjadi piutang pendapatan perusahaan. Dengan
demikian jurnal penyesuaian memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp
16.200.000,-.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Desember 2020 Piutang Pendapatan Rp 600.000,-

Pendapatan Jasa Rp 600.000,-

3. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka

Untuk beban ini, maka pencatatannya pun hampir sama dengan contoh beban dibayar
dimuka. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 19.200.000,- dimana angka
ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp
4.200.000,-. Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka
mengalami pengurangan senilai Rp 4.200.000,-.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember 2020 Beban sewa Rp 4.200.000,-

Sewa dibayar di muka Rp 4.200.000,-

4. Penyusutan Peralatan

Masih ada hal lain yang juga harus dicatat ke dalam jurnal penyesuaian sebagai beban
depresiasi atau beban penyusutan peralatan. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk
akun ini adalah sebagai berikut:

Periode Desember 2020, beban penyusutan (depresiasi) tercatat senilai Rp 2.400.000,- yang
kemudian menambah beban penyusutan dan akumulasi penyusutan senilai Rp 2.400.000,-.

Anda dapat membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember 2020 Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.400.000,-

Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 2.400.000,-


5. Pendapatan Diterima di muka

Ketika sebuah perusahaan menerima pendapatan diterima di muka, maka pendapatan tersebut
tidak bisa langsung dicatat sebagai pendapatan, melainkan dicatatkan sebagai utang terlebih
dahulu. Alasannya karena belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi
hak perusahaan. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:

Pendapatan diterima di muka bersaldo Rp 5.000.000,-. Namun perusahaan masih


mengerjakan senilai Rp 2.000.000,- saja, artinya masih ada Rp 3.000.000,- yang menjadi
utang pendapatan.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember 2020 Pendapatan diterima di muka Rp 3.000.000,-

Pendapatan Sewa Rp 3.000.000,-

6 Perlengkapan yang Tersisa atau Pemakaian Perlengkapan

Perlengkapan adalah bahan yang dibeli untuk kepentingan operasional perusahaan dan tidak
untuk dijual kembali, yang artinya perusahaan harus melakukan pencatatan terhadap
pemakaian perlengkapan ini. Biasanya pencatatan ini juga dilakukan dengan cara menghitung
fisik jumlah perlengkapan yang tersisa. Contoh pembuatan jurnal penyesuaian untuk akun ini
adalah sebagai berikut:

Akun perlengkapan bersaldo Rp 4.500.000,-. Pada akhir periode, informasi sisa perlengkapan
senilai Rp 2.700.000,- atau dengan kata lain perusahaan menggunakan perlengkapan senilai
Rp 4.500.000,- yang dikurangi dengan Rp 2.700.000,- yaitu senilai Rp 1.700.000,- dengan
pencatatan di jurnal penyesuaian seperti berikut

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Desember 2020 Beban Perlengkapan Rp 1.800.000,-

Perlengkapan Rp 1.800.000,-
7. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian

Dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian, silakan Anda lihat tabel ini sebagai tambahan
referensi;
Tujuan Jurnal Penyesuaian

Setelah Anda menyimak tentang pengertian, fungsi dan contoh dari beberapa akun dalam
jurnal penyesuaian yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan dari penyusunan jurnal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:

 Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan untuk memilah akun-akun yang masih
bercampur sehingga menjadi akun riil dan akun nominal. Pada akhir periode tertentu,
akan ada beberapa akun riil yang menunjukan jumlah pasti. Hal ini utamanya pada
akun riil yang berjenis hutang dan aktiva di dalam sebuah neraca.
 Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang pendapatan yang ada di dalam akun-akun nominal di akhir
periode yang juga dapat diartikan bahwa jurnal penyesuaian akan memberikan
gambaran terkait jumlah beban serta jumlah pendapatan secara valid.

 Jurnal penyesuaian juga dibuat dengan tujuan untuk menekan setiap potensi kesalahan
yang mungkin terjadi yang dikarenakan oleh beberapa pos antisipasi.

 Jurnal penyesuaian juga bisa dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan konsistensi
yang telah ditetapkan dalam akuntansi sebuah perusahaan sesuai pedoman yang telah
ditentukan.

Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian

Pada umumnya, akan ada beberapa hal atau akun yang perlu dibuatkan penyesuaian di akhir
suatu periode pembukuan perusahaan. Hal-hal ini bisa meliputi:

1. Persediaan Barang dan Jasa

Jurnal penyesuaian digunakan dalam menghilangkan persediaan barang (awal) yang ada di
neraca saldo serta mencatat persediaan barang (akhir) berdasar informasi dari Stok Opname
dalam periode. Jurnal penyesuaian persediaan barang dapat disusun menggunakan metode
Ikhtisar Rugi-Laba sebagai berikut:

Ikhtisar Rugi-Laba Rp. XXX

Persediaan Barang Awal Rp. XXX

Persediaan Barang Akhir Rp. XXX


          Ikhtisar Rugi-Laba Rp. XXX

2. Persediaan Perlengkapan

Sejumlah perlengkapan yang telah terpakai selama periode dalam kegiatan perusahaan juga
memerlukan jurnal penyesuaian yang dapat disusun dengan cara sebagai berikut:

Beban Perlengkapan Rp. XXX

Perlengkapan (senilai perlengkapan yg terpakai) Rp. XXX

3. Penyusutan Aset Tetap

Aktiva tetap berwujud atau aset tetap dalam satu periode juga memerlukan jurnal
penyesuaian yang bisa dibuat menggunakan metode seperti:

Beban Penyusutan … Rp. XXX

Akumulasi Penyusutan … Rp. XXX

4. Biaya YMH Dibayar

Biaya yang menjadi hak (YMH) namun masih belum dibayarkan tunainya juga perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian di akhir periode. Contoh pembuatan akun ini dapat
menggunakan metode sebagai berikut:

Beban … Rp. XXX

… YMH Dibayar Rp. XXX

5. Biaya Dibayar di Muka


Biaya yang sudah digunakan bisa dibuatkan jurnal penyesuaian saat melakukan pembayaran
dan dicatatkan sebagai biaya dibayar di muka pada akhir periode. Penyusunan jurnal untuk
akun bisa dibuat sebagai berikut:

Beban … Rp. XXX

…YMH Dibayar di Muka Rp. XXX

6. Penaksiran Piutang tak Tertagih

Kerugian piutang yang tak tertagih dapat dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui nilai
sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian untuk akun ini dapat disusun melalui
metode seperti:

Kerugian Piutang tak Tertagih Rp. XXX

Cadangan Piutang tak Tertagih Rp. XXX

7. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Laporan Rekening Koran

Apabila terdapat selisih antara saldo kas di bank yang dicatat oleh perusahaan dengan saldo
di rekening koran bank, maka koreksi di akhir periode dapat dilakukan menggunakan jurnal
penyesuaian. Nah, jurnal penyesuaian untuk akun seperti ini dapat disusun dengan metode
seperti:

Kas di Bank Rp. XXX

Beban Adm Bank Rp. XXX

          Pendapatan Bunga Rp. XXX

8. Pendapatan YMH Diterima


Pendapatan yang menjadi hak (YMH) akan tetapi masih belum diterima tunainya juga perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian hingga di akhir periode. Sementara penulisannya dapat
menggunakan metode sebagai berikut:

… YMH Diterima Rp. XXX

Pendapatan … Rp. XXX

9. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Rekening Koran dari Bank

Jurnal penyesuaian juga dapat digunakan untuk memeriksa kesesuaian antara saldo rekening
yang dicatat perusahaan dan saldo yang dicatat oleh pihak bank. Sementara contoh dari jurnal
penyesuaian ini, misalnya, bisa disusun sebagai berikut:

Keterangan Debit Kredit

Biaya Adm Bank

Utang Usaha

Piutang Usaha

Piutang Wesel

Kesimpulan Jurnal Penyesuaian

Demikianlah penjelasan tentang pengertian, cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian.
Pada intinya, jurnal penyesuaian ini disusun demi mengetahui jumlah saldo yang
sebenarnya, oleh karenanya pembuatan jurnal ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.
Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian
ini, Anda pun dapat melakukan pencatatan akuntansi yang lebih baik. Semoga bermanfaat.

SUMBER: https://www.gramedia.com/literasi/contoh-jurnal-penyesuaian/

DIAKSES 17/11/2021 PUKUL 06.00 WIB

BENTUK / FORM NERACA LAJUR


Pengertian neraca lajur Neraca lajur adalah suatu lembaran kertas berlajur /
berkolom yang digunakan dalam kegiatan dalam kegiatan akuntansi secara manual.
Adapun kegunaan dari neraca lajur adalah untuk mempermudah penyusunan
laporan keuangan.
Neraca lajur berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo
perkiraan sebelum jurnal penyesuaian , perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian dan
saldo-saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian. Dalam praktek penyelenggaraan
akuntansi secara manual, laporan keuangan justru disusun terlebih dahullu sebelum
keseluruhan tahap penyesuaian rekening diselesaikan, yang dimaksudkan sebagai
sarana uji kebenaran. Dalam akuntansi secara manual dapat dilakukan dengan cara
membuat neraca lajur. Neraca lajur memuat 6 bagian pokok yaitu : (1) neraca saldo,
(2) penyesuaian, (3) neraca saldo setelah penyesuaian, (4) laporan perhitungan laba-
rugi, (5) laporan perubahan modal/laba ditahan, (6) neraca.

Bentuk umum neraca lajur :

Penjelasan gambar :

Kolom Nama Rekening Perkiraan


Nama seluruh kode akun perkiraan yang telah disusun sebelumnya

Kolom Neraca Saldo


Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis
dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan menggunakan neraca lajur, neraca
saldo dapat langsung dibuat pada neraca lajur , tidak perlu dibuat secara terpisah.

Kolom Penyesuaian
Berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan
menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada. Untuk perkiraan
baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut.

Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua
perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat
pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak
dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi bagi
perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo perkiraan
yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini. Lajur ini pada akhirnya
harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini
dapat terjamin.

Kolom Neraca
Berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokkan
dalam neraca.

Kolom Rugi-Laba
Berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan perkiraan yang akan
dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba.
Selanjutnya kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi kredit
lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba. Sebaliknya, bila sisi
debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan menderita kerugian.
CONTOH PENERAPAN NERACA LAJUR
Data pada kolom Neraca Saldo bersumber dari Neraca Saldo (siklus ke-5),
sedangkan data pada kolom Penyesuaian bersumber dari akumulasi Jurnal
Penyesuaian (siklus ke-6).

Selanjutnya lengkapi data pada kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian dengan
cara mengkalkukasi nilai debit dan kredit pada kolom Neraca Saldo dan
Penyesuaian sesuai dengan kategori akun masing2 .

- Untuk kategori debit rumus kalkulasinya (Neraca Saldo (Debit - Kredit) +


Penyesuaian (Debit - Kredit)

- Untuk kategori kredit rumus kalkulasinya (Neraca Saldo (Kredit - Debit) +


Penyesuaian (Kredit - Debit)

Kemudian pisahkan masing2 akun sesuai tipenya. Akun Rugi/Laba masuk ke kolom
Rugi/Laba, sedangkan akun Neraca masuk ke kolom Neraca.
Perhatikan pada row Sub Total kolom Rugi/Laba dan Neraca totalnya tidak balance.
Ini menunjukkan terjadi laba atau rugi pada catatan akuntansi.

Pada kolom Rugi/Laba apabila nilai kredit lebih besar dari nilai debit berarti terjadi
laba, sebaliknya apabila nilai debit lebih besar dari nilai kredit berarti terjadi rugi.

Untuk mengetahui besaran laba atau rugi hitung nilai selisih debit dan kredit pada
kolom Rugi/Laba. Masukkan nilai selisih tersebut dibawah kolom dengan nilai yang
lebih kecil.

Lakukan hal yang sama untuk kolom Neraca. Apabila catatan anda benar, maka
selisih pada kolom Rugi/Laba nilainya sama dengan selisih pada kolom Neraca.
Diketahui Perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 78.500.000,-

SUMBR: https://www.coa.web.id/2017/07/neraca-lajur.html

Jurnal Penyesuaian & Neraca Lajur

Pengertian dan Pembuatan Lengkap Beserta Caranya

Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang umumnya dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menyesuaikan saldo akun-akun tertentu sehingga akun tersebut
mencerminkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Jurnal
penyesuaian ini biasanya dibuat setiap kali perusahaan akan menyusun laporan
keuangan. Penggunaan jurnal penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan aset,
kewajiban, dan ekuitas yang tepat atau menunjukkan saldo yang sebenarnya dalam
laporan posisi keuangan pada tanggal laporan. Jurnal penyesuiaan juga
memungkinkan untuk melaporkan pendapatan dan beban perusahaan yang tepat
atau menunjukkan saldo yang sebenarnya dalam laporan laba rugi untuk periode
tersebut.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dalam dibuatnya jurnal
penyesuaian ini adalah sebagai berikut:

 Agar setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun beban) menunjukkan
saldo yang sebenarnya atau yang seharusnya diakui dalam suatu periode
akuntansi.
 Agar setiap akun riil, khususnya akun aset dan kewajiban menunjukkan
jumlah saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi.

Dua Kategori Jurnal Penyesuaian

Sebagian besar penyesuaian yang harus dilakukan pada akhir periode oleh
perusahaan digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok akrual dan deferal.

Kelompok Akrual

Kelompok Akrual adalah kelompok penyesuaian yang timbul dari keterlambatan


pencatatan akuntansi yang terjadi sedemikian rupa sehingga perusahaan belum
mencatat beban yang harusnya telah terjadi serta pendapatan yang telah menjadi
hak milik perusahaan. Akrual bisa berupa beban yang masih harus dibayar (utang
beban) ataupun pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan).

Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang telah terjadi dan sudah menjadi
kewajiban perusahaan, tetapi perusahaan belum membayar dan mencatat beban
tersebut. Contohnya adalah gaji karyawan yang sudah menjadi kewajiban
perusahaan untuk membayarnya, tetapi sampai akhir periode akuntansi masih
belum dibayarkan. Contoh lainnya adalah bunga pinjaman yang sudah menjadi
kewajiban perusahaan, tetapi perusahaan belum membayar dan mencatatnya.
Beban yang masih harus dibayar ini sering disebut sebagai utang beban (Accrued
Expense).

Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang telah menjadi hak
milik perusahaan, tetapi masih belum diterima pembayarannya dan masih belum
dicatat dalam pembukuan. Contohnya adalah pendapatan sewa yang sudah menjadi
hak milik perusahaan, tetapi sampai akhir periode akuntansi belum diterima
pembayarannya atau belum dicatat. Contoh lainnya adalah pendapatan jasa yang
masih harus diterima oleh perusahaan, tetapi belum dicatat sampai akhir periode
akuntansi. Pendapatan yang masih harus diterima bisa disebut sebagai piutang
pendapatan (Income Receivable).

Kelompok Deferal

Kelompok Deferal adalah kelompok penyesuaian yang timbul dari pencatatan


akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga terjadi
penundaan pengakuan suatu beban atau suatu pendapatan. Deferal atau
penundaan bisa berupa penundaan dalam pengakuan beban atau penundaan dalam
pengakuan pendapatan. Deferal bisa berupa beban dibayar dimuka (beban ditunda)
dan pendapatan diterima dimuka (pendapatan ditunda).

Beban ditunda (deffered expenses) adalah pos yang pada awal terjadi dicatat
sebagai aset, tetapi diharapkan akan menjadi beban pada kurun waktu tertentu atau
melalui operasi normal perusahaan. Contoh dari beban ditunda adalah sewa dibayar
dimuka dan perlengkapan. Ketika perusahaan membeli perlengkapan, transaksi ini
dicatat dengan mendebit akun perlengkapan. Selanjutnya ketika perlengkapan
dipakai, maka aset perlengkapan akan berubah menjadi beban perlengkapan. Hal
yang sama juga terjadi pada sewa dibayar dimuka. Pada awalnya perusahaan
membayarkan uang sewa untuk masa 1 tahun atau lebih, perusahaan mencatatnya
dalam akun aset sewa dibayar dimuka. Dan dengan berlalunya waktu maka sedikit
demi sedikit aset ini akan berubah menjadi beban sewa. Beban ditunda ini sering
disebut juga sebagai beban dibayar dimuka (Prepaid expenses).

Pendapatan ditunda (deffered revenue) adalah pos yang pada awalnya akan dicatat
sebagai kewajiban, tetapi diharapkan akan menjadi pendapatan dalam kurun waktu
tertentu atau melalui operasi normal perusahaan. Contoh dari pendapatan ditunda
adalah pendapatan jasa diterima dimuka dan sewa diterima dimuka. Ketika
perusahaan menerima uang sebelum memberikan jasa kepada pelanggannya atau
dengan kata lain perusahaan menerima uang muka, perusahaan akan mencatat
transaksi itu dengan mendebit kas dan mengkredit akun pendapatan diterima
dimuka. Seiring berjalannya waktu, pendapatan diterima dimuka ini sebagian demi
sebagian akan dicatat sebagai pendapatan jasa. Pendapatan ditunda sering disebut
sebagai pendapatan diterima dimuka (Prepaid Income).

Akun-akun yang perlu disesuaikan:

Perlengkapan

Dalam menyesuaikan perlengkapan dibagi menjadi dua metode pencatatan, yaitu


metode aset dan metode beban.

Metode Aset

Perlengkapan akan disesuaikan menggunakan metode aset jika pada saat


pembelian perlengkapan dicatat sebagai aset dalam akun perlengkapan. Nominal
yang digunakan dalam metode ini adalah sebesar perlengkapan yang terpakai
selama periode akuntansi.

Contoh Penyesuaian:

Dalam Neraca Saldo terdapat akun sebagai berikut:

 Perlengkapan Toko Rp 2.000.000,-


 Perlengkapan Kantor Rp 1.800.000,-

Data penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Perlengkapan toko yang terpakai selama periode akuntansi sebesar Rp


1.500.000,-
2. Setelah dilakukan stock opname perlengkapan kantor yang tersisa adalah Rp
500.000,-

Des 31 Beban Perlengkapan Toko 1.500.000,-

– Perlengkapan Toko 1.500.000,-

(perlengkapan yang terpakai)


31 Beban Perlengkapan Kantor 1.300.000,-

– Perlengkapan Kantor 1.300.000,-

(1.800.000 – 500.000)

Metode Beban

Dalam metode beban, akun perlengkapan akan disesuaikan dengan mencatat akun
perlengkapan di debit dan akun beban perlengkapan di kredit sebesar nilai
perlengkapan yang tersisa. Perlengkapan akan disesuaikan menggunakan metode
ini jika pada saat pembelian perlengkapan dicatat sebagai beban dalam akun beban
perlengkapan.

Contoh Penyesuaian:

Dalam Neraca Saldo terdapat akun sebagai berikut:

 Beban Perlengkapan Toko Rp 3.000.000,-


 Beban Perlengkapan Kantor Rp 2.000.000,-

Data penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan stock opname perlengkapan kantor yang tersisa adalah Rp


300.000,-

2. Perlengkapan toko yang terpakai selama periode akuntansi sebesar Rp


1.800.000,-

Des 31 Perlengkapan Toko 300.000,-

– Beban Perlengkapan Toko 300.000,-

(Perlengkapan yang tersisa)


31 Perlengkapan Kantor 200.000,-

– Beban Perlengkapan Kantor 200.000,-

(2.000.000 – 1.800.000)

Penyusutan Aset Tetap

Aset Tetap harus disusutkan selama periode akuntansi, setiap akan membuat
laporan keuangan. Untuk menyesuaikan penyusutan aset tetap ini jurnal yang
digunakan adalah beban penyusutan aset tetap di debit dan akumulasi penyusutan
aset tetap di kredit.

Contoh Penyesuaian:

 Peralatan untuk tahun ini disusutkan sebesar Rp 3.000.000,-


 Kendaraan yang dibeli setahun yang lalu dengan harga perolehan Rp
12.000.000,- dan masa manfaat 5 tahun tanpa nilai residu, disusutkan
menurut metode garis lurus.

Des 31 Beban Penyusutan Peralatan 3.000.000,-

– Akum. Penyusutan Peralatan 3.000.000,-

(Penyusutan Peralatan)

Beban Penyusutan Kendaraan 2.400.000,-

– Akum. Penyusutan Kendaraan 2.400.000,-

(12.000.000 / 5)

Amortisasi Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud harus diamortisasikan selama periode akuntansi, setiap


perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Untuk menyesuaikan amortisasi
aset tak berwujud, jurnal yang digunakan adalah beban amortisasi aset tak berwujud
di debit dan aset tak berwujud di kredit.
Contoh Penyesuaian:

 Trademark yang dibuat dua tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp
20.000.000,- dan masa manfaat 10 tahun, di amortisasi menurut metode garis
lurus.

Des 31 Beban Amortisasi 2.000.000,-

– Trademark 2.000.000,-

(20.000.000 / 10)

Beban yang masih harus dibayar

Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang harusnya telah menjadi
tanggungan perusahaan, tetapi masih belum dibayar oleh perusahaan. Beban yang
masih harus dibayar ini diperlakukan sebagai utang oleh perusahaan. Beban yang
masih harus dibayar sering disebut sebagai utang beban (Accrued Expense).

Contoh Penyesuaian:

Sebagian neraca saldo per 31 Desember 2018

 Utang Obligasi Rp 100.000.000,-


 Beban gaji Rp 4.000.000,-

 PPN Masukan Rp 2.500.000,-

 PPN Keluaran Rp 3.600.000,-

 PPh dibayar dimuka Rp 3.500.000,-

Data penyesuaian 31 Desember 2018

 Gaji karyawan yang masih harus dibayar pada bulan desember sebesar Rp
4.000.000,-
 Jumlah Beban PPh tahun ini adalah sebesar Rp 5.000.000,-

 Tutup saldo PPN Masukan dan Keluaran, sehingga menghasilkan Piutang


PPN atau Utang PPN
 Bunga Obligasi 6% per tahun dibayar tiap-tiap 1 April dan 1 Oktober

Des 31 Beban Gaji 4.000.000,- –

– Utang Gaji – 4.000.000,-

(gaji yang belum dibayar)

31 Beban PPh 5.000.000,- –

– PPh dibayar dimuka – 3.500.000,-

– Utang PPh – 1.500.000,-

(PPh kurang bayar)

31 PPN Keluaran 3.600.000,- –

– PPN Masukan – 2.500.000,-

– Utang PPN – 1.100.000,-

(PPN Kurang Bayar)

31 Beban Bunga 1.500.000,- –

– Utang Bunga – 1.500.000,-

(100.000.000 X 6% X 3/12)

Beban dibayar dimuka

Dalam menyesuaikan beban dibayar dimuka dibagi menjadi dua metode, yaitu
metode aset dan metode beban.

Metode Aset
Pencatatan menggunakan metode aset apabila pada saat pembayaran dicatat
sebagai aset pada akun beban dibayar dimuka. Penyesuaiannya adalah
menggunakan nominal biaya yang telah terpakai selama periode akuntansi.

Metode Beban

Pencatatan menggunakan metode beban apabila pada saat pembayaran dicatat


sebagai beban pada akun beban-beban. Penyesuaiannya adalah dengan
menggunakan nominal yang masih tersisa atau yang belum terpakai selama periode
akuntansi.

Contoh Penyesuaian:

Sebagian neraca saldo per 31 Desember 2018

 Sewa dibayar dimuka Rp 3.600.000,-


 Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000,-

 Beban Iklan Rp 5.000.000,-

Data penyesuaian pada 31 Desember 2018

1. Sewa dibayar dimuka adalah sewa untuk jangka waktu 2 tahun yang dibayar
tanggal 2 Maret 2018
2. Asuransi yang telah dibayar untuk 1 tahun dimulai tanggal 2 Juli 2018

3. Iklan telah dibayar untuk 10 kali penerbitan dan sampai 31 Des 2018 baru
terbit sebanyak 6 kali

Des 31 Beban Sewa 1.500.000,- –

– Sewa dibayar dimuka – 1.500.000,-

(3.600.000 X 10/24)

31 Beban Asuransi 1.200.000,- –

– Asuransi dibayar dimuka – 1.200.000,-

(2.400.000 X 6/12)

31 Iklan dibayar dimuka 2.000.000,- –


– Beban Iklan – 2.000.000,-

(5.000.000 X 4/10)

Pendapatan yang masih harus diterima

Penyesuaian ini digunakan untuk mencatat pendapatan yang telah menjadi hak
perusahaan, tetapi belum diterima secara tunai oleh perusahaan, misalnya dari
bunga wesel, bunga deposito, dan lain-lain.

Contoh Penyesuaian:

Data penyesuaian 31 Desember 2018:

1. Bunga atas simpanan deposito bulan Desember sebesar Rp 300.000,- belum


diterima oleh perusahaan.
2. Wesel tagih nilai nominal Rp 10.000.000,- dengan bunga 12% untuk jangka
waktu 90 hari dimulai dari 1 November 2018.

Des 31 Piutang Bunga 300.000,- –

– Pendapatan Bunga – 300.000,-

(Bunga ymh diterima)

31 Piutang Bunga 200.000,-

– Pendapatan Bunga 200.000,-

(10.000.000 X 12% X 2/12)

Pendapatan diterima dimuka

Dalam menyesuaikan akun pendapatan diterima dimuka dibagi menjadi dua metode,
yaitu metode pendapatan dan metode utang.

Metode Utang
Pencatatan pendapatan diterima dimuka menggunakan metode utang apabila pada
saat menerima uang muka perusahaan mencatatnya sebagai utang yaitu pada akun
pendapatan diterima dimuka. Nominal yang digunakan adalah pendapatan yang
telah menjadi hak perusahaan.

Metode Pendapatan

Pencatatan pendapatan diterima dimuka menggunakan metode pendapatan apabila


pada saat menerima uang muka dari customer perusahaan mencatatnya sebagai
pendapatan, yaitu pada akun pendapatan jasa. Nominal yang digunakan adalah
sejumlah pendapatan yang masih belum menjadi hak perusahaan.

Contoh Penyesuaian:

Sebagian neraca saldo per 31 Desember 2018

 Sewa diterima dimuka Rp 6.000.000,-


 Pendapatan Jasa Rp 9.000.000,-

Data penyesuaian pada 31 December 2018 sebagai berikut:

1. Sewa diterima dimuka untuk jangka waktu 2 tahun dimulai dari tanggal 3
Oktober 2018
2. Pendapatan jasa yang telah diselesaikan oleh perusahaan sebesar Rp
5.000.000,-

Des 31 Sewa diterima dimuka 750.000,- –

– Pendapatan sewa – 750.000,-

(6.000.000 X 3/24)

31 Pendapatan jasa 4.000.000,- –

– Pendapatan diterima dimuka – 4.000.000,-

(9.000.000 – 5.000.000)
Penyesuaian saldo kas di catatan perusahaan dan laporan rekening koran bank

Penyesuaian ini digunakan untuk mengoreksi selisih antara saldo kas menurut
catatan perusahaan dan saldo kas menurut laporan rekening Koran bank. Yang
perlu dicatat dalam jurnal penyesuaian adalah koreksi yang menyebabkan
bertambah dan berkurangnya saldo kas menurut catatan perusahaan.

Contoh:

Data penyesuaian 31 Desember 2018

Laporan rekening Koran dari bank dan catatan perusahaan menunjukkan selisih
sebesar Rp 350.000,-. Selisih dengan catatan perusahaan disebabkan karena bank
telah mendebit beban administrasi sebesar Rp 150.000,- dan mengkredit
pendapatan jasa giro sebesar Rp 500.000,-.

Des 31 Kas 350.000,- –

Beban administrasi bank 150.000,- –

– Pendapatan jasa giro – 500.000,-

(Diterima pendapatan jasa giro)

Penyesuaian Cadangan Kerugian Piutang

Penyesuaian ini digunakan untuk mencatat besar taksiran dari kerugian piutang tak
tertagih selama periode akuntansi apabila digunakan metode cadangan dalam
penghapusan piutang perusahaan. Pencatatannya dilakukan setiap akhir periode
akuntansi tergantung dengan kebijakan perusahaan itu sendiri.

Contoh Penyesuaian:

Sebagian neraca saldo per 31 Desember 2018:

 Piutang Dagang (D) Rp 150.000.000,-


 Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp 1.200.000,-

 Penjualan (K) Rp 500.000.000,-


Data penyesuaian 31 Desember 2018:

1. Kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar 3% dari saldo piutang dagang
2. Kerugian piutang tahun ini diperkirakan sebesar Rp 0,5% dari penjualan

Des 31 Beban Kerugian Piutang 3.300.000,- –

– Cadangan Kerugian Piutang – 3.300.000,-

((150.000.000 X 3%) –
1.200.000)

31 Beban Kerugian Piutang 2.500.000,- –

– Cadangan Kerugian Piutang – 2.500.000,-

(500.000.000 X 0,5%)

Pengertian Neraca Lajur

Neraca Lajur adalah suatu kertas kerja berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
dirancang untuk membantu dan menghimpun semua data akuntansi yang
dibutuhkan saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan pada akhir periode
akuntansi. Sebenarnya neraca lajur sering disebut sebagai kertas kerja yang
digunakan sebagai alat pembantu oleh perusahaan dalam penyusunan laporan
keuangan. Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan akuntansi yang
formal, yang artinya tidak termasuk dalam siklus akuntansi secara normal karena
hanya merupakan alat pembantu dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga
penyusunan neraca lajur dalam perusahaan adalah bersifat opsional (Boleh dibuat
ataupun tidak, tergantung kebutuhan perusahaan).

Neraca lajur bukan merupakan sebuah laporan keuangan. Oleh karena itu neraca
lajur tidak perlu untuk dipublikasikan kepada pihak luar perusahaan. Neraca lajur
juga tidak dapat menggantikan kedudukan catatan akuntansi dan laporan keuangan,
melainkan semata-mata hanya merupakan alat pembantu dalam mempermudah
penyusunan laporan keuangan.

Neraca lajur sangat bermanfaat pula untuk memeriksa data yang akan dimasukkan
dan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam neraca lajur, saldo akun dari buku
besar setelah penyesuaian akan diseimbangkan dan disusun dengan cara-cara
yang sesuai dengan penyusunan akun dalam laporan keuangan. Pemakaian neraca
lajur sebagai alat pembantu juga dapat menunjukkan bahwa prosedur-prosedur
yang perlu dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan telah dilaksanakan
secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembuatan neraca
lajur adalah sebagai berikut:

 Memudahkan dan membantu dalam penyusunan laporan keuangan


perusahaan.
 Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dalam neraca saldo dan
jurnal penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan secara formal.

 Untuk mempermudah dalam menemukan kesalahan yang kemungkinan akan


dilakukan dalam pembuatan jurnal penyesuaian.
Bentuk-Bentuk Neraca Lajur

1 – Neraca Lajur 6 Kolom

2 – Neraca Lajur 8 Kolom

3 – Neraca Lajur 10 Kolom


4 – Neraca Lajur 12 Kolom

Cara Penyusunan Neraca Lajur

 Masukkan saldo-saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada
neraca lajur.
 Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom Penyesuaian pada
neraca lajur.

 Mutasi kan kolom neraca saldo dan jurnal penyesuaian ke dalam kolom
neraca saldo disesuaikan.

 Memindahkan jumlah-jumlah dalam kolom neraca saldo disesuaikan ke


dalam kolom laba rugi atau kolom neraca. Untuk akun nominal ke kolom laba
rugi dan akun riil ke kolom neraca.

 Menjumlahkan kolom laba rugi dan kolom neraca, memasukkan angka laba
bersih atau rugi bersih sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang
kolom laba rugi atau neraca dan sekali lagi menjumlahkan kolom-kolom
tersebut.

Contoh Studi Kasus

Soal-soal
Berikut ini adalah neraca saldo Perusahaan M1 per 31 Desember 2018:

Data penyesuaian perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai


berikut:

 Setelah dilakukan stock opname, Perlengkapan Toko yang masih tersisa


adalah Rp 800.000,-, sedangkan untuk Perlengkapan Kantor yang tersisa
sebesar Rp 300.000,-.
 Beban asuransi adalah asuransi yang dibayar untuk 1 tahun mulai tanggal 4
Mei 2018.

 Sewa dibayar dimuka untuk masa 2 tahun mulai tanggal 1 Februari 2018

 Gaji karyawan yang masih harus dibayar oleh perusahaan sebesar Rp


1.500.000,-

 Peralatan untuk tahun 2018 disusutkan sebesar Rp 1.500.000,-

 Iklan dibayar dimuka untuk 10 kali penerbitan baru diterbitkan sebanyak 8 kali

 Bunga Obligasi dengan bunga sebesar 6% diterima setiap tanggal 1 Mei dan
1 November

 Listrik, air, dan telepon perusahaan belum dibayar sebesar Rp 2.000.000,-

 Cicilan utang perusahaan kepada Bank BCA dikenai bunga 9% setahun dan
sebesar Rp 2.000.000,- akan dibayar bulan Januari

 Perusahaan menerima jasa giro dari bank sebesar Rp 800.000,- dengan


dikenai beban administrasi bank sebesar Rp 200.000,-

 Pendapatan diterima dimuka yang telah diselesaikan sebesar Rp


12.000.000,-, sisanya akan diselesaikan bulan Januari

Diminta :

1. Jurnal Penyesuaian
2. Neraca Lajur 10 Kolom

3. Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi, Laporan perubahan ekuitas, dan


neraca)

Jurnal Penyesuaian

Berdasarkan data penyesuaian di atas, berikut jurnal penyesuaian dari Perusahaan


M1:
Neraca Lajur 10 Kolom

Dari neraca saldo dan jurnal penyesuaian di atas, jika dibuatkan neraca lajur adalah
sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Posisi Keuangan

BAB 11.b. Laporan Keuangan

- Pengertian teori Laporan keuangan


- Laporan Arus Kas
- Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
- Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Setiap perusahaan maupun lembaga-lembaga membutuhkan suatu laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi serta media
penting yang digunakan oleh parapengelola perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan untuk mengetahui informasi yang menyangkut posisi keuangan.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada


suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

1. Neraca
2. Laporan laba rugi komprehensif

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan


arus kas atau laporan arus dana

5. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan

Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bias tahunan,


semesteran, triwulan, bulanan, bahkan bias harian. Laporan keuangan ini sudah
menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, manajemen, bank, pemerintah
maupun pelaku pasar modal. Laporan keuangan adalah laporan yang berisi
informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu


perusahaan pada periode tertentu. Adapun jenis laporan yang biasa dikenal adalah :
Neraca,laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan.Dan laporan keuangan juga menjadi
bahan sarana informasi bagi para analis dalam proses pengambilan keputusan
karena laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan,hasil
usaha perusahaan,dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan terdiri dari :


 Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban
untuk suatu periode tertentu.Atau dapat dikatakan juga sebagai laporan yang
menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu periode
tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil
tersebut.Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi.Jika hasilnya
lebih besar daripada biaya berarti laba dan sebaliknya jika hasilnya lebih kecil
daripada biaya berarti rugi.
 Laporan Ekuitas Pemilik (laporan perubahan modal) adalah laporan
keuangan yang berisikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan
untuk suatu periode tertentu.

 Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan


pada periode tertentu.Neraca menggambarkan posisi harta,utang,dan modal
pada periode tertentu.

 Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyajikan jumlah kas
masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pembayaran kas) selama
periode tertentu.

Dalam laporan ini terdapat tiga jenis aktivitas, yaitu:

1. Arus kas dari aktivitas operasi,yaitu arus kas dari transaksi-transaksi yang
mempengaruhi laba bersih.Contohnya pembelian dan penjualan barang yang
di lakukan perusahaan.
2. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi-transaksi yang
mempengaruhi investasi.Contoh pembelian dan penjualan aktiva tetap seperti
gedung, peralatan dan lain-lain.

3. Arus kas dari aktivitas pembiayaan, yaitu arus kas dari transaksi-transaksi
yang mempengaruhi utang dan modal.Contohnya membayar dividen,
menerbitkan saham.

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan disusunnya laporan keuangan adalah :

 Dapat memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai ajtiva


dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
 Untuk memberikan informasi keuangan mengenai perubahan dalam aktiva
netto (aktiva yang dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
 Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
keuangan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

 Untuk memberikan informasi mengenai perubahan aktiva dan kewajiban


perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok
yaitu :

 Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan
bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;

 Relevan

Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat


mempengaruhi keputusan pengguna;

 Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material;

 Dapat diperbandingkan

Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan pada periode sebelumnya

Contoh Laporan Keuangan

Transaksi yang terjadi pada Gay Gillen eTravel :

1. Vito menginvestasikan kas sebesar Rp 30.000.000,00 dalam perusahaannya


yang bernama Gay Gillen eTravel
2. Membayar tunai Rp 20.000.000,00 untuk pembelian tanah

3. Membeli perlengkapan kantor Rp 500.000,00 secara kredit

4. Menerima kas Rp 5.500.000,00 dari pelanggan untuk pendapatan jasa


perjalanan

5. Memberikan pelayanan perjalanan kepada pelanggan secara kredit sebesar


Rp 3.000.000,00
6. Membayar beban sewa guna usaha komputer Rp 600.000,0 ;sewa kantor
Rp1.100.000,00 ;gaji karyawan Rp 1.200.000,00 ;utilitas Rp 400.000,00

7. Membayar utang usaha Rp 300.000,00 (berdasarkan transaksi 3)

8. Menagih Rp 1.000.000,00 dari piutang usaha yang timbul dari transaksi 5

9. Menjual tanah pada harga perolehannya sebesar Rp 9.000.000,00

10. Menarik uang Rp 2.000.000,00 untuk keperluan pribadi

 Laporan laba/rugi

Gay Gillen eTravel


Laporan Laba/Rugi
Per 31 Desember 2009

 Laporan perubahan modal

Gay Gillen eTravel


Laporan perubahan modal
Per 31 Desember 2009

 Neraca
Gay Gillen eTravel
Neraca
Per 31 Desember 2009

 Laporan Arus kas

Gay Gillen eTravel


Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 2009
Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang
menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu
periode akuntansi.

Urutan dalam pelaporan laba rugi


Urutan dalam pelaporan laba rugi biasanya terdiri dari:

1. Pendapatan dari penjualan


2. Dikurangi Beban pokok penjualan

3. Laba/rugi kotor

4. Dikurangi Beban usaha

5. Laba/rugi usaha

6. Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain

7. Laba/rugi sebelum pajak

8. Dikurangi Beban pajak

9. Laba/rugi bersih

Format atau bentuk laporan laba rugi

Format atau bentuk laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk:

Single Step

Yaitu bentuk laporan yang disusun dengan menggabungkan semua penghasilan


menjadi suatu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya yang terjadi
dalam suatu periode. Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hannya
memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total penghasilan dengan total biaya.
Selisih positif antara kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah
penghasilan bersih atau laba, sedangkan jika selisih tsb negative disebut dengan
rugi.

Multiple Step

Yaitu bentuk laporan yang disusun secara bertahap penghasilan dan beban
disajikan sesuai dengan urutan aktivitas yaitu kegiatan usaha diluar usaha dan luar
biasan. Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran, gempa, dan sebagainya
perusahaan dapat menganut salah satu dari 2 perlakuan berikut ini:

 All Inclusive
Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tsb dapat disajikan dalam laporan laba rugi,
sedangkan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi net income yang ditransfer
dari laporan rugi laba deklarasi (pembayaran dividend), penyisihan dari laba
(appropriation of retained earning).

 Current Operating Performance/Non Clean Surplus Concept

Pecatatan kerugian dari pos luar biasa tidak boleh disajikan dalam laporan laba rugi
melainkan disajikan dalam laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal
maka laporan laba rugi hanya menentukan hasil dari operasi normal periode
tersebut.

Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa

Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa, dagang dan industri hanya terdapat
perbedaan pada rekening-rekening rugi laba yang terdapat pada masing-masing
perusahaan tersebut misalnya :

1. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sehingga dalam laporan rugilaba


tidak terdapat komponen harga pokok persediaan
2. Perbedaan nama rekening misalnya nama rekening penghasilan pada
perusahaan dagang “Penghasilan Penjualan “ sedangkan pada perusahaan
jasa adalah “Penghasilan Jasa”.

Perbedaan Laba Rugi

Perbedaan laba rugi biasa dengan laba rugi komprehensif

Jika kita perhatikan, PSAK yang sekarang berbeda dengan PSAK sebelumnya,
PSAK ini mengatur adanya Laporan Laba Rugi Komprehensif sebagai salah satu
komponen Laporan Keuangan lengkap. Pada kesempatan ini penulis ingin
membahas khusus mengenai Laporan Laba Rugi Komprehensif, sebagai laporan
yang mengalami perubahan dari yang sebelumnya kita kenal sebagai Laporan Laba
Rugi. Laporan Laba Rugi Komprehensif ini sebenarnya terdiri dari informasi laba rugi
yang biasa kita laporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No. 1 yang lama,
ditambah dengan informasi pendapatan komprehensif lain.

Perubahan ini didasarkan pada konsep pelaporan pendapatan komprehensif.


Pendapatan komprehensif artinya seluruh perubahan ekuitas pemilik perusahaan di
luar dari transaksi kontribusi atau distribusi dari dan kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan. Sebelum revisi, informasi mengenai
pendapatan komprehensif lain hanya disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Dengan adanya revisi ini diharapkan pengguna laporan dapat mengetahui semua
informasi berkaitan dengan perubahan ekuitas pemilik yang bukan berasal dari
kontribusi dan distribusi pemilik dalam satu laporan, yaitu pada Laporan Laba Rugi
Komprehensif. Laporan ini menyajikan total laba rugi komprehensif selama satu
periode, yaitu total perubahan ekuitas yang dihasilkan dari seluruh transaksi selama
satu periode, selain perubahan ekuitas akibat transaksi dengan pemilik.

Yang termasuk dalam Pendapatan Komprehensif lain adalah pendapatan dan beban
yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan dalam SAK lainnya,
yaitu mencakup:

1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap
dan PSAK 19 (revisi 2009) : Aset Tidak Berwujud)
2. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui
sesuai dengan PAK 24 : Imbalan Kerja

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Valuta Asing)

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang


dikategorikan sebagai ?tersedia untuk dijual? (lihat PSAK 55 (revisi 2006) :
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran)

5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen
Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran).

Entitas dapat menyajikan Laporan Laba Rugi Komprehensif dalam format 1 (satu)
laporan laba rugi komprehensif atau 2 (dua) laporan, yang terdiri dari: laporan yang
menunjukkan komponen laba rugi terpisah dan laporan berikutnya yang
menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain yang dimulai dengan laba
rugi.

Perubahan lainnya yang cukup signifikan adalah dengan tidak diperkenankannya


penyajian pos luar biasa. Pos tersebut tidak dapat lagi disajikan terpisah sebagai
pos luar biasa, namun dimasukkan sebagai pos pendapatan atau beban lainnya.
Sebelum revisi, total laba rugi periode berjalan yang disajikan dalam Laporan Laba
Rugi merupakan komponen laba yang menjadi hak entitas induk. Komponen laba
untuk kepentingan non-pengendali (dulu istilahnya “hak minoritas”) disajikan sebagai
pengurang total laba. Setelah revisi, komponen laba rugi dan laba rugi komprehensif
yang disajikan adalah total untuk entitas.

Komponen untuk kepentingan non-pengendali tidak lagi disajikan sebagai


pengurang laba. Setelah informasi total laba entitas disajikan, entitas harus
menyajikan informasi mengenai berapa komponen laba induk dan berapa komponen
laba untuk kepentingan non-pengendali. Hal ini merupakan perubahan yang cukup
signifikan, karena menghasilkan tampilan “bottom line” yang berbeda dari versi
Laporan Laba Rugi yang sebelumnya. Selanjutnya informasi Laba per Saham hanya
disajikan untuk komponen laba rugi tahun berjalan.

Laporan Laba Rugi Komprehensif juga menyajikan informasi mengenai penyesuaian


reklasifikasi. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian
laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif
lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Misalnya, penghentian
pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”.

Penghentian pengakuan aset keuangan tersedia untuk dijual mengharuskan entitas


mengakui laba rugi realisasi pada Laporan Laba Rugi, dan menghapuskan laba rugi
belum direalisasi yang telah diakui di periode sebelumnya pada pendapatan
komprehensif lain. Entitas dapat menyajikan informasi penyesuaian reklasifikasi
dalam laporan laba rugi komprehensif atau pada catatan atas laporan keuangan.
Sebagai contoh, pada pelepasan investasi saham tersedia untuk dijual, diperoleh
laba pelepasan sebesar Rp100.000. Pada periode sebelumya, entitas telah
mengakui keuntungan belum direalisasi sebesar Rp20.000 pada pendapatan
komprehensif lain.

Informasi jumlah pajak yang terkait dengan komponen pendapatan komprehensif


lain diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan
keuangan. Penyajiannya dapat berupa jumlah neto dari jumah pajak terkait atau
jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang
terkait dengan komponen tersebut.
Contoh Kaporan Laba Rugi

 Laporan Laba Rugi

 Laporan Laba Rugi Komprehensif


Laporan Perubahan Ekuitas (Change of Equity Statement)

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab adanya


perubahan modal pada akhir periode akuntansi. Modal suatu perusahaan
disebabkan oleh adanya laba atau rugi usaha dan pengambilan pribadi dari pemilik
atau prive. Menyusun laporan perubahan modal yang bersumber dari kertas kerja,
datanya diambil dari modal awal dan prive pada kolom neraca, dan laba atau rugi
bersih yang datanya diambil dari laporan laba/rugi.

Hal-hal yang terdapat dalam laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :

 Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan


 Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara lansung dalam
PSAK

 pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan


perubahan terhadap kesalahan mendasar sbagaimana diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait,

 transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik


 saldo akumulasi laba atau rugi pada awal ekuitas periode serta perubahannya
dan

 rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio
dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara
terpisah setiap perubahan.

Contoh Laporan keuangan Perusahan Dagang

 Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perorangan

 Laporan Perubahan Ekuitas Perseroan Terbatas


Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-laporan-keuangan/
LAPORAN ARUS KAS PERUSAHAAN (PANDUAN LENGKAP)

https://pakar.co.id/akuntansi-keuangan/laporan-arus-kas/

Bagi perusahaan, laporan keuangan jadi hal yang penting untuk mengetahui semua
kegiatan perusahaan tersebut. Salah satu laporan keuangan yang sangat bermanfaat
buat perusahaan yaitu laporan arus kas atau biasa disebut cash flow statement.
Kenapa kita harus memeriksa arus kas? Apa pentingnya?

Dengan adanya laporan arus kas, kita akan lebih mudah untuk bagaimana
membaca dan menganalisis keuangan perusahaan. Untuk itu mari kita bahas secara
detail definis dan jenis-jenis dari cash flow atau arus kas.

Apabila Anda belum memiliki tim sendiri, laporan arus kas ini, Anda bisa meng-
outsource proses ini dengan berlangganan paket jasa pembuatan laporan keuangan
dari PAKAR Bisnis.

DEFINISI LAPORAN ARUS KAS

Singkatnya laporan arus kas atau cash flow merupakan laporan yang memperlihatkan
secara rinci arus kas yang masuk (penerimaan) dan kas yang keluar (pengeluaran)
dari suatu perusahaan. Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arus
kas berarti pemasukan dan pengeluaran uang tunai perusahaan berdasarkan harian,
mingguan, dan dalam rentang waktu tertentu.

Di dalam laporan keuangan arus kas biasanya meliputi jumlah kas yang masuk atau
diterima berupa uang tunai dan investasi tunai dari pemilik perusahaan, lalu jumlah
kas yang dikeluarkan oleh perusahaan, seperti utang dan beban-beban yang perlu
dibayarkan.

Laporan arus kas umumnya disusun berdasarkan data-data dari laporan laba rugi
selama periode berjalan dan dari data neraca pada periode sebelumnya. Sementara
arus kas sendiri dibagi menjadi tiga macam aktivitas, yakni operasional, investasi, dan
pendanaan. Laporan cash flow ini bisa digunakan untuk semua kegiatan, mulai dari
skala kecil yaitu rumah tangga hingga perusahaan skala besar.
Oleh karena itu, laporan kas seringkali dimanfaatkan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan di masa lalu, serta membuat perencanaan untuk investasi dan kegiatan
pembiayaan di masa yang akan datang.

Laporan Arus Kas ini sangat berguna untuk mengetahui kas yang ada di dalam
perusahaan untuk keperluan operasional maupun dadakan. Salah satu yang
membutuhkan cashflow reguler adalah pelaporan dan pembayaran pajak.

Apabila Anda belum memiliki tim pajak, Anda bisa mengkontak PAKAR Bisnis
sebagai konsultan pajak di Jakarta.

ARUS KAS OPERASIONAL / OPERATIONAL CASH FLOW

Arus kas operasional yaitu aliran kas yang berkaitan dengan kegiatan operasional
perusahaan selama periode tertentu. Umumnya dalam arus kas operasional ini
terdapat pendapatan piutang, pembiayaan gaji karyawan, pembayaran utang,
penerimaan bunga, pajak, dan pengeluaran perusahaan lainnya yang terkait kegiatan
operasional.

Arus kas operasional biasanya berasal dari penerimaan atau penjualan suatu barang
dan jasa, atau bisa juga penerimaan yang didapat dari pemberi pinjaman.

ARUS KAS INVESTASI / INVESTING CASH FLOW

Kemudian arus kas investasi ini adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan
atau pengeluaran dana yang mempunyai hubungan terhadap penjualan atau
pembelian aktiva tetap. Atau bisa dibilang juga arus kas yang masuk dan keluar
terkait kegiatan investasi perusahaan.

Tapi tahukah kamu apa itu aktiva tetap? Ya, aktiva tetap merupakan kekayaan atau
aset suatu perusahaan yang punya manfaat dalam jangka waktu panjang dan tidak
diperdagangkan. Contohnya adalah gedung perkantoran atau gudang yang menjadi
sarana kegiatan perusahaan.

Sementara itu kegiatan investasi yang menjadi arus kas masuk berasal dari penjualan
aktiva tetap, misalnya penjualan properti. Lalu arus kas keluarnya bersumber dari
hasil pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

ARUS KAS PENDANAAN / FINANCING CASH FLOW

Kalau arus kas pendanaan merupakan arus kas yang berasal dari transaksi
pendanaan perusahaan (penambahan dan pengurangan modal) dalam periode
tertentu. Perlu diingat bahwa kegiatan pembiayaan ini juga mempunyai aliran masuk
dan keluar.

Untuk arus kas yang masuk didapat dari penjualan surat berharga ekuitas
perusahaan, seperti saham. Selain itu bisa juga dengan penerbitan obligasi atau surat
pernyataan utang.

Sedangkan arus keluar dari kegiatan pendanaan bersumber dari pembelian saham,
pembayaran deviden secara tunai, dan pembayaran hutang perusahaan jangka
panjang.

TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN ARUS KAS

Tujuan dan fungsi yang paling utama dari laporan arus kas ada pada informasi yang
diberikan yaitu penerimaan dan pengeluaran dana kas pada suatu periode. Nah, dari
informasi tersebut perusahaan bisa menentukan strategi keuangannya, seperti
mengevaluasi aktiva bersih, likuiditas, dan lainnya.

Perusahaan yang mempunyai laba bersih cukup tinggi, belum tentu bisa menjamin
jika perusahaan itu mampu membayar gaji karyawannya dan membeli segala
keperluan perusahaan. Maka dari itulah laporan kas dibutuhkan, atau istilah dalam
bahasa inggrisnya ‘cashflow is king’ karena begitu pentingnya arus kas di sebuah
perusahaan.

Laporan arus kas sendiri secara khusus memiliki tujuan sebagai:

 Memprediksi arus kas di periode berikutnya berdasarkan data dari laporan


keuangan arus kas di periode saat ini.
 Menentukan pembayaran mana saja yang wajib dibayarkan sesuai
kemampuan perusahaan.

 Sebagai dasar untuk mengambil keputusan para manajer keuangan untuk


memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.

 Sebagai pelaporan terkait laba bersih apabila ada perubahan terhadap kas
perusahaan.

Maka dari itu, penyusunan laporan arus kas yang baik dan tepat sangat berguna bagi
keberlangsungan perusahaan dalam mengembangkan kegiatan usaha dan
investasinya.
MANFAAT DARI LAPORAN ARUS KAS

Pastinya laporan arus kas mempunyai manfaat yang besar, tidak hanya bagi internal
perusahaan saja tetapi juga bagi sejumlah pihak eksternal lainnya seperti investor,
kreditor, dan lainnya.

Lalu apa sih manfaatnya? Ini dia beberapa manfaat dari laporan arus kas:

1. Memberikan informasi berhubungan dengan arus kas sebagai landasan dalam


menyusun strategi keuangan di periode berikutnya.
2. Mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan mampu membayar
deviden, serta membayar kewajiban seperti menggaji karyawan.

Lewat laporan arus kas, keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur.

PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Dalam menyusun laporan arus kas biasanya dibedakan menjadi dua cara, yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Dari isi laporan, kedua metode
tersebut tidak ada bedanya, yang ada hanya dari cara penyusunan laporannya saja
yakni dari aktivitas operasionalnya.

Baik langsung maupun tidak langsung, sub-total yang diperhitungkan hasilnya sama
untuk ketiga aktivitas perusahaan (operasional, pendanaan, dan investasi).

METODE LANGSUNG

Menyusun laporan arus kas dengan metode langsung dirasa tidak begitu sulit.
Pencatatan yang biasa dilakukan dalam metode langsung cukup mudah karena
sudah terbagi ke dalam tiga kegiatan utama, yaitu Operasi, Investasi, dan Pendanaan.

Metode ini aliran kas dari kegiatan operasional dibagi menjadi 2, yakni kas masuk
dan keluar. Lalu disusun lagi menjadi beberapa jenis pengeluaran dan penerimaan
kas. Keuntungan menyajikan laporan arus kas metode langsung adalah kamu bisa
mengetahui dari mana saja sumber dana dan pemakaian dana kas di dalamnya.

Namun, yang menjadi kekurangan dari metode langsung ini adalah pencarian data
yang tidak mudah dan memakan waktu. Singkatnya kelebihan dan kekurangan
metode langsung yaitu:
 Laporannya penyusunannya berdasarkan buku kas atau bank.
 Karena penyusunannya berdasarkan dari buku kas, maka ketika melakukan
pencatatan tiap transaksi arus kas harus segera digolongkan ke dalam 3 jenis
kegiatan/aktivitas. Hal ini supaya memudahkan saat penyusunan laporannya.

Sementara pada format metode langsung ada beberapa jenis penerimaan kas dan
pembayaran yang umum digunakan, yaitu:

1. Penerimaan kas dari konsumen/pelanggan


2. Pembelian atau pembayaran kepada supplier

3. Pembayaran gaji karyawan

4. Pembayaran pajak dan bunga

5. Pembayaran kas dari pembelian berupa aset tetap

6. Penerimaan kas yang didapat dari penerbitan saham

7. Dan lain-lain

Seperti yang sudah disebutkan bahwa laporan arus kas metode langsung
memberikan kepada pembaca atau pengguna laporan keuangan informasi yang
cukup mengenai dari mana saja penerimaan tersebut dan pembayaran dilakukan ke
siapa saja. Investor, kreditor, serta pihak manajemen dapat melihat dengan jelas dana
yang dikumpulkan perusahaan bersumber dari mana dan kemana perusahaan
melakukan pembayaran. Berbeda halnya dengan metode tidak langsung, dimana
detail informasi tersebut tidak dicantumkan.

Berikut ini merupakan contoh laporan aliran kas menggunakan metode langsung:
Contoh Ilustrasi Laporan Keuangan (sumber: manajemenkeuangan.net)

Dari ilustrasi di atas didapat arus kas masuk sebesar Rp 25.000.000 sebagai investasi,
dan kemudian diinput untuk kegiatan pembiayaan yang menjadi sumber. Sementara
untuk kas keluarnya bersumber dari pembayaran kas sebesar Rp 20.000.000 yang
diketahui untuk membeli tanah.

METODE TIDAK LANGSUNG

Pada penyajian laporan kas melalui metode tidak langsung, penyusunan laporannya
dimulai dari laba bersih dan kemudian menyesuaikannya untuk penerimaan dan
beban yang tidak melibatkan pemasukan dan pembayaran kas. Metode tidak
langsung ini berdasarkan laporan laba rugi dan juga melihat dari neraca
keuangannya.

Keuntungan menyajikan laporan kas dengan metode tidak langsung yaitu data yang
disajikan lebih terfokus pada perbedaan antara laba bersih dan aliran kas dari
kegiatan operasional.

Maka, metode tidak langsung ini bisa disimpulkan sebagai berikut:

 Penyusunan laporan arus kas berdasarkan laporan keuangan perusahaan,


yakni laba rugi dan neraca.
 Tidak memerlukan penggolongan terhadap aliran transaksi kas.
Pengelompokkan kegiatan transaksi disusun dengan melihat dari akun atau
rekening yang terdapat pada laporan keuangan.

Berikut contoh dari laporan arus kas metode tidak langsung:

Contoh Laporan Neraca Perusahaan

Dari laporan keuangan Neraca PT Ajaib diketahui pada kolom hasilnya terdapat
selisih antara tahun 2016 dan tahun 2015.

 Kelompok Aktiva/AsetApabila terdapat nilai yang positif berarti ada


pengeluaran arus kas. Sedangkan jika nilainya minus, maka ada kas yang
masuk atau penerimaan.
 Kelompok PasivaUntuk kelompok pasiva, jika nilainya positif artinya terjadi
penerimaan aliran kas. Sementara jika nilainya minus, terjadi pengeluaran arus
kas.
PERBEDAAN CASHFLOW STATEMENT METODE LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG

Di atas kita sudah membahas laporan arus kas metode langsung dan tidak langsung
beserta contohnya. Nah, supaya tidak bingung dan lebih memahami akan dibahas
apa perbedaan dari kedua metode tersebut:

1. Dari penyajian laporan arus kas kedua metode ini, perbedaan pertama terletak
pada bagian kegiatan operasional perusahaan, kegiatan investasi, serta
kegiatan pendanaannya.
2. Pada metode arus kas tidak langsung, cara perhitungan dimulai dari bawah ke
atas di dalam laporan laba rugi. Selain itu bisa juga dari dimulai dari
perhitungan laba bersih.

3. Di dalam penyajian metode langsung, ada beberapa perhitungan yang


dikeluarkan yaitu beban penyusutan, beban amortisasi, keuntungan dan
kerugian, serta utang. Item-item tersebut dihilangkan dari kegiatan operasi.

Di sisi lain, laporan kas menggunakan metode langsung memiliki masalah dalam
pembuatannya yang cukup rumit dan memakan waktu. Karena, tidak semua kegiatan
perusahaan ataupun bisnis tercatat dan menyimpan semua informasi transaksi dari
konsumen dan kepada supplier dengan detail.

Kegiatan bisnis umumnya disusun dalam laporan laba rugi dan neraca, dimana di
dalamnya terdapat total penjualan, aset, persediaan, serta inventaris yang lainnya.
Metode ini cukup melelahkan bagi kebanyakan perusahaan untuk bisa
mengumpulkan informasi lebih mendetail.
Maka dari itu banyak pada akhirnya lebih menyukai menyajikan laporan arus kas
dengan metode tidak langsung. Selain itu metode ini sangat umum digunakan oleh
sebagian besar perusahaan. Hal itu dikarenakan waktu yang dibutuhkan dan tingkat
kesulitan dalam mencatat semua macam pengeluaran dan penerimaan kas tidak
serumit metode langsung.

Namun, sekarang ini perusahaan sudah banyak yang menggunakan metode


akuntansi akrual dalam menyiapkan dan menyusun laporan keuangannya. Biasanya
perusahaan yang sudah menerapkan metode akuntansi akrual tidak mencatat,
mengumpulkan, serta menyimpan setiap informasi transaksi kepada konsumen
ataupun supplier.

Selain itu, kini membuat laporan arus kas sudah semakin dimudahkan dengan
kehadiran software akuntansi atau aplikasi, misalnya Jurnal dan JojoExpense. Ya,
aplikasi tersebut membantu kamu dan juga perusahaan untuk membuat laporan
keuangan dengan cepat, mudah, serta efisien. Kemampuan aplikasi ini juga mampu
mengumpulkan data dan melakukan pencatatan dengan mudah secara digital.
Semua laporan keuangan bisa dikelola secara otomatis dan dapat dipantau secara
real-time, serta yang pastinya semua data tersimpan dengan aman. Software atau
aplikasi keuangan ini bisa jadi alternatif bagi perusahaanmu yang tidak ingin
dipusingkan dengan pembuatan laporan keuangan.

KENAPA LAPORAN ARUS KAS PENTING UNTUK DIBUAT?

Ketika sesuatu hal itu dirasa tidak penting atau tidak dibutuhkan, maka kita sudah
pasti tidak akan melakukannya. Akan tetapi, laporan arus kas ini penting ketika kamu
mendirikan sebuah perusahaan. Karena laporan ini sangat membantu untuk
mengetahui dan menentukkan tindakan apa yang akan diambil demi
memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Selain itu masih ada beberapa keuntungan lagi yang bisa kamu dapatkan dari
membuat laporan arus kas ini. Berikut ini keuntungannya:

MEMUDAHKAN MELIHAT POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN

Dengan adanya laporan arus kas, kamu akan lebih mudah untuk melihat dan
memantau posisi keuangan yang terus bergerak selama periode berjalan. Jika arus
kas perusahaan cenderung menuju ke arah positif, maka perusahaan mendapatkan
pemasukan lebih. Begitu juga sebaliknya, apabila nilainya mengarah negatif berarti
perusahaan sedang defisit.

POIN PENTING UNTUK MENILAI SUATU PERUSAHAAN


Dari laporan arus kas yang disajikan, kita bisa dengan mudah melihat bagaimana
kondisi keuangan dari suatu perusahaan, termasuk juga investasi dari perusahaan
yang nantinya bisa ditunjukkan kepada para investor. Kemudian, aliran kas ini juga
jadi poin penting dalam memberikan penilaian bagi kinerja perusahaan.

MEMPERKIRAKAN RENCANA MASA DEPAN PERUSAHAAN

Melalui laporan arus kas, para manajer bisa menjadikannya sebagai landasan untuk
memperkirakan masa depan perusahaan. Hal itu dikarenakan perusahaan bisa
mengetahui keadaan internalnya dari laporan tersebut.

Laporan aliran kas ini juga bisa dipakai untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Dengan begitu perusahaan bisa memperhitungkan secara matang strategi
keuangannya di masa yang akan datang.

Tak hanya itu saja, dari laporan arus kas ini jadi salah satu cara buat perusahaan
untuk semakin berkembang lebih baik lagi. Melalui laporan ini, perusahaan bisa
menentukan seperti apa manajemen yang baik, perencanaan yang lebih matang dan
terstruktur. Dengan begitu, evaluasi dan perbaikan bisa dilakukan secara maksimal.

Pengertian dan Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

https://accurate.id/akuntansi/pengertian-dan-contoh-laporan-keuangan-perusahaan-
dagang/

Dalam bisnis apapun laporan keuangan merupakan laporan penting dan harus dimiliki oleh
setiap perusahaan, tidak terkecuali perusahaan dagang. Pengelolaan dan pembuatan laporan
keuangan untuk setiap jenis bisnis juga tidak sama. Ingin mengetahui apa saja dan contoh
laporan keuangan perusahaan dagang secara lengkap? Baca terus artikel ini sampai selesai:

Contents
1 Pengertian Laporan Keuangan

1.1 Fungsi Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang

2 Contoh dan Pengertian Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang

2.1 1. Laporan Laba Rugi

2.2 2. Laporan Arus Kas

2.3 3. Neraca

2.4 4. Laporan Utang

2.5 5. Laporan Stok Barang

3 Kesimpulan

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang disiapkan oleh manajemen perusahaan untuk
menyajikan kinerja dan posisi keuangan pada suatu titik waktu.

Serangkaian laporan keuangan bertujuan umum biasanya mencakup neraca, laporan laba rugi,
laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas. Laporan ini disiapkan untuk memberi
pengguna di luar perusahaan, seperti investor dan kreditor, lebih banyak informasi tentang
posisi keuangan perusahaan.

Perusahaan publik juga diharuskan untuk menyajikan pernyataan ini bersama dengan yang
lain kepada badan pengatur pada waktu yang tepat.

Fungsi Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang

Pada perusahaan dagang, akuntansi juga berguna sebagai sistem komunikasi informasi.

Melalui laporan keuangan, informasi yang diperlukan dikomunikasikan kepada berbagai


pihak yang berkepentingan, baik di dalam bisnis maupun di luar bisnis.

Laporan keuangan dianggap sebagai cermin dari keuangan bisnis karena mencerminkan
kapasitas kerja atau kelemahan dalam sebuah bisnis.

Pihak yang menggunakan laporan keuangan misalnya, manajemen, investor, bank, kreditor,
pejabat, pemerintah, organisasi bisnis, konsumen, dan massa umum diuntungkan oleh laporan
keuangan.

10 fungsi pokok laporan keuangan bagi perusahaan dagang adalah seperti:

1. Laporan untuk pengawas keuangan,


2. Dasar prinsip pendapatan,

3. Prinsip penentuan dividen,

4. Dasar pembayaran dividen,

5. Dasar pemberian pinjaman,

6. Informasi kepada calon investor,

7. Penentuan nilai investasi,

8. Kontrol pengawasan pemerintah,

9. Dasar pengendalian biaya,

10. Dasar prinsip perpajakan.

Contoh dan Pengertian Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang

1. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi juga dikenal sebagai laporan operasi, laporan P & L dan profit loss
statement. Ini adalah salah satu laporan keuangan utama perusahaan.

Tujuan dari laporan laba rugi adalah untuk melaporkan ringkasan pendapatan perusahaan,
pengeluaran, keuntungan, kerugian, dan pendapatan bersih yang dihasilkan yang terjadi
selama satu tahun, kuartal, atau periode waktu lain.
Item utama yang dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah:

 Pendapatan (Revenues), yaitu jumlah yang diperoleh melalui penjualan barang


 Beban (Expenses), yang meliputi harga pokok penjualan, beban SG&A, dan beban
bunga

 Keuntungan dan kerugian (Gains and losses), seperti penjualan aset tidak lancar
dengan jumlah yang berbeda dari nilai bukunya

 Pendapatan bersih (Net income), yang merupakan hasil pengurangan biaya dan
kerugian perusahaan dari pendapatan dan keuntungan perusahaan.

2. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas adalah salah satu dari tiga laporan keuangan utama yang melaporkan kas
yang dihasilkan dan dibelanjakan selama periode waktu tertentu (misalnya, sebulan, kuartal,
atau tahun). Laporan arus kas bertindak sebagai jembatan antara laporan laba rugi dan neraca
dengan menunjukkan bagaimana uang masuk dan keluar dari bisnis.
Tiga Bagian dari Laporan Arus Kas:

Aktivitas Operasi: Aktivitas penghasil pendapatan utama dari suatu organisasi dan aktivitas
lain yang bukan merupakan investasi atau pendanaan; arus kas apa pun dari aset lancar dan
kewajiban lancar.

Aktivitas Investasi: Setiap arus kas dari akuisisi dan pelepasan aset jangka panjang dan
investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas.

Aktivitas Pendanaan: Setiap arus kas yang menghasilkan perubahan dalam ukuran dan
komposisi modal ekuitas yang dikontribusikan atau pinjaman entitas (yaitu, obligasi, saham,
dividen)

3. Neraca
Neraca membantu pemilik dan stakeholder bisnis dan analis mengevaluasi posisi keuangan
perusahaan secara keseluruhan dan kemampuannya untuk membayar kebutuhan operasional
dalam bisnis. Anda juga dapat menggunakan neraca untuk menentukan bagaimana memenuhi
kewajiban keuangan Anda dan cara terbaik menggunakan kredit untuk membiayai operasi
Anda.

Neraca mungkin juga memiliki rincian dari tahun-tahun sebelumnya sehingga Anda dapat
melakukan perbandingan dua tahun berturut-turut. Data ini akan membantu Anda melacak
kinerja Anda dan mengidentifikasi cara untuk membangun keuangan Anda dan melihat di
mana Anda perlu meningkatkannya.

Hal yang harus ada pada neraca:

Aset

Aset biasanya diatur menjadi aset likuid, atau aset berbentuk uang tunai atau dapat dengan
mudah diubah menjadi uang tunai, dan aset non-likuid yang tidak dapat dengan cepat diubah
menjadi uang tunai, seperti tanah, bangunan, dan peralatan. Aset juga dapat mencakup aset
tidak berwujud, seperti perjanjian waralaba, hak cipta, dan paten

Kewajiban (liabilitas)

Kewajiban adalah dana yang dimiliki oleh bisnis dan dipecah menjadi kategori saat ini dan
jangka panjang.
Kewajiban lancar adalah yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan termasuk barang-
barang seperti hutang (faktur pemasok), gaji, pengurangan pajak pendapatan, sewa gedung
dan peralatan, utilitas, pinjaman sementara, jalur kredit, bunga, utang jatuh tempo, dan pajak
penjualan dan / atau barang, dan pajak jasa yang dibebankan pada pembelian.2

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo setelah periode satu tahun. Ini
mungkin termasuk kewajiban pajak tangguhan, hutang jangka panjang seperti bunga dan
pokok obligasi, dan kewajiban dana pensiun.3

Modal (Ekuitas)

Ekuitas, juga dikenal sebagai modal pemilik atau ekuitas pemegang saham, adalah modal s
yang tersisa setelah dikurangi kewajiban dari aset. Laba ditahan adalah laba yang tidak
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

4. Laporan Utang

Laporan utang adalah jumlah hutang kepada perusahaan yang dihasilkan dari perusahaan
penyedia barang dan / atau jasa secara kredit. Istilah piutang dagang juga digunakan sebagai
pengganti piutang.

Jumlah hutang perusahaan dicatat dalam akun buku besar berjudul Piutang. Saldo yang
belum dibayar di akun ini dilaporkan sebagai bagian dari aset lancar yang terdaftar di neraca
perusahaan.
Akuntansi yang baik mensyaratkan bahwa estimasi harus dibuat untuk setiap jumlah dalam
Piutang Usaha yang tidak mungkin dikumpulkan. Dalam laporan utang biasanya akan
menampilkan daftar kode supplier, nama supplier, saldo awal utang, pembelian, potongan
pembelian, retur pembelian, PPN masukan, pembayaran utang dan saldo akhir utang.

5. Laporan Stok Barang

Laporan keuangan perusahaan dagang yang tak kalah penting adalah laporan stok barang
yang berisi daftar barang, stok pergudang dan SKU. Lebih jauh, laporan ini juga bisa berisi
data tentang barang yang paling laku penjualannya dan juga melihat nilai penjualan
perbarang.

Anda mungkin juga menyukai