Anda di halaman 1dari 60

DIKTAT

AKUNTANSI DASAR
OLEH
Dra. Hj. Evy Ratnasari, M.Si

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG

TAHUN 2022

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:

1. Fungsi dan Kegunaan


Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi
kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

2. Proses Kegiatan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-
ttransaksi kejadian dan pelaporan yang sekurang-kurangnya atau sebagaian
bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.

Akuntansi dan Tata Buku


Akuntansi lebih luas dari Tata Buku sebab Tata Buku hanyalah pencatatan secara
sistimatis transaksi/kejadian yang dinyatakan dengan nilai uang.

Cabang Akuntansi
Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu:
1. Akuntansi keuangan
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak
ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.
2. Akuntansi manajemen
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak
intern organisasi atau manajemen.
3. Akuntansi Pemerintah
Adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan
pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui
lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 2


B. SIKLUS AKUNTANSI

Bukti Jurnal Buku Neraca


Transaksi Besar Saldo

Jurnal
Penyesuaian

Laporan Jurnal
Keuangan Penutup

Berdasar gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah sebagai
berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal
ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek
keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat
penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan
Modal dan Neraca.

C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

AKTIVA = HUTANG + MODAL

Aktiva = harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber


ekonomi. Contoh: kas, piutang, gedung dsb.

Utang = kewajiban yang menjadi beban perusahaan


Contoh: utang pembelian kredit

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 3


Modal = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan
Contoh: Setoran modal oleh pemilik

a. Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi


Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah
kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk
mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita
mulai dari persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini merupakan ringkasan dari
pencatatan hasil analisis setiap peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang
terjadi. Coba Anda ingat-ingat kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi
keuangan yang telah dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi
keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva, hutang, dan modal
bukan? Perubahan itulah yang kita ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu
organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau
klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau passiva? Jika aktiva yang
dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00 maka equities (klaim terhadap
asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut
jika digambarkan dalam sebuah persamaan tampak sebagai berikut:

Aktiva = Equities

Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00

Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya pemilik. Hak dari kreditor
disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity).
Dengan demikian pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:

Aktiva = Liabilities + Capital


Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului
capital (modal). Hal ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa
kreditor memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik
perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan
demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan
berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 4


Seandainya pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau
benda lain senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka
persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00

Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya


menjadi:

Aktiva = Liabilities + Capital


Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00

b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi


Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari
yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan
perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut.
Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan
aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis
dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan
dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati
contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo 504 Malang,
baru dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di kamar paling depan rumahnya.
Sementara kamar tersebut tidak dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap
menyewa. Selama bulan Januari 2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp 1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau
modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00
dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan
bunga 12% per tahun senilai Rp 750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00
dan dan langsung dbayar tunai

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 5


15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp 550.000,00.
diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Pebruari
2007
22. Diangsur utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp
150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan
pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan
membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi
(aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap
persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:

AKTIVA HUTANG MODAL


Tgl Kas Piutang Peralatan Perlengkapan Hutang Hutang wesel Modal
Usaha Usaha
1 1,000,000 1,000,000
2 -300,000 300,000
5 -100,000 -100,000
7 500,000 200,000 700,000
9 750,000 750,000
14 450,000 450,000
15 -150,000 -150,000
20 250,000 300,000 550,000
22 -200,000 -200,000
25 -75,000 -75,000
29 150,000 -150,000
30 -100,000 -100,000
31 -7,500 -7,500
1.667.500 150.000 800.000 200.000 500.000 750.000 1.567.500

Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat


dimodifikasi menjadi:

Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital

Dengan demikan, data transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di
atas dapat disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 6


Tgl Keterangan Aktiva + Beban = Hutang + Pendaptn + Modal
1 Setoran pemilik 1.000.000 1.000.000
2 Beli peralatan tunai ± 300.000
5 Bayar sewa gedung - 100.000 100.000
7 Beli peralatan & 700.000 700.000
perlengkapan
9 Utang wesel 12% p.a 750.000 750.000
14 Hasil Rias pengantin 450.000 450.000
15 Bayar Gaji -150.000 150.000
20 Hasil Rias pengantin 550.000 550.000
22 Angsur utang - 200.000 - 200.000
25 Bayar listrik - 75.000 75.000
29 Angsuran Harmini ±150.000
30 Ambil prive - 100.000 - 100.000
31 Bunga wesel - 7.500 7.500
Jumlah 2.817.500 332.500 1.250.000 1.000.000 900.000

Dua contoh bentuk persamaan dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi


keuangan tersebut tampak berbeda bukan? Namun keduanya akan menghasilkan
informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon
tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar
Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan
perlengkapan sebesar Rp 200.000,00. Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh
dengan cara menjumlahkan hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar
Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan
kedua, dapat diketahui secara langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp
2.817.500,00 dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal salon
sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal Rp
900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 dan dikurangi beban
sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pencatatan setiap
transaksi keuangan boleh berbeda, namun informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama, membuat penggolongan pada aktiva
dan hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan
pada modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva dan hutang tidak digolong-
golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan dari modal. Dalam praktik di dunia
kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari kedua persamaan itu, mengingat
bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada
tanggal 2 dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang
menyebabkan perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari,
aktiva yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 7


salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari menyebabkan
berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi uang tunai
dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak menyebabkan
bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal. Contoh transaksi
lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain. Transaksi ini
menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang usaha berubah
menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-
transaksi serupa, yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau
modal. Contoh-contoh yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari
transaksi yang sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai
acuan dalam penyikapan akuntansi jika ada transaksi yang sejenis.

c. Laporan Keuangan (Financial Statement)


Anda tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa tujuan dari
penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi
keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang
berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai) sebagai dasar untuk mengambil
keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan
menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat
bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu
perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus
memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan
handal (reliabel).
a) Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun
oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan
keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat
perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan
balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat
membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di
masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan
yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 8


kemampuan para pemakai dalam menganalisis informasi dan
kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut
dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi
yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang
diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang
telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan
apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat
dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak
kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena
cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya.
Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat
diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut
jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang
menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama
pula.
(2) Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan
kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat
lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan
secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara
transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi,
dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi
tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk
menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang
berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya
ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun
yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi
yang ”tersesat” sebagai akibat dari penggunaan informasi yang tidak
netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam
penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama,
namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya.
Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 9


a) Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan
akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi
dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan
cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini
memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan
menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai
perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
b) Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan
akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda.
Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan
akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang
berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode
(perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode
dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan
keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti
keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan
mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut
terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan
keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan
bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat
umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan
ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari
unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan
keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi
kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai) dalam upaya mencari bahan
masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran
yang relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima
komponen tersebut, laporan keuangan yang dibahas dalam bagian II modul ini hanya

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 10


tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis
laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan akan
dibahas pada modul yang lain.

a) Laporan laba rugi (income statement)


Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari
laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal
sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah
laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan
suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya
(expenses) serta laba atau rugi (profit/losses) suatu perusahaan selama periode waktu
tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan
dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya.
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Sekarkedaton yang telah dibukukan
dalam persamaan dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur
perlengkapan dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya
dapat disusun seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Pendapatan
Perdapatan salon 1.000.000,00
Beban Usaha
Biaya Sewa Gedung 100.000,00
Biaya Gaji pegawai 150.000,00
Biaya listrik 75.000,00
Biaya bunga 7.500,00
Jumlah beban Usaha 332.500,00
Laba bersih 667.500,00

Contoh lain, misalnya data keuangan yang disajikan Penjahit Rapi pada tanggal
31 Desember tahun 2006 sebagai berikut:
1. Kas Rp 55.000,00
2. Piutang jasa Rp 10.000,00
3. Peralatan Rp 20.000,00
4. Perlengkapan Rp 5.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 19.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 500,00
7. Biaya perlengkapan Rp 3.500,00
8. Gaji penjahit Rp 5.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 1.200,00

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 11


10. Modal Rp 80.000,00
Laporan laba rugi yang dapat disusun dari data keuangan penjahit rapi tersebu
adalah sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Pendapatan
Perdapatan jahit 19.200,00
Pendapatan lain-lain 500,00
Jumlah Pendapatan 19.700,00
Beban Usaha
Biaya Gaji penjahit 5,000,00
Biaya perlengkapan 3.500,00
Biaya lain-lain 1.200,00

Jumlah beban Usaha 9.700,00


Laba bersih 10.000,00

Dua buah contoh di atas memang masih sangat sederhana. Jenis transaksi
yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha
tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya
sama. Dengan contoh yang sederhana tersebut diharapkan dapat mempermudah dan
mempercepat usaha anda dalam memahami dan meningkatkan ketrampilan menyusun
laporan laba rugi.

b) Laporan Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)

Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah
laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini
memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik selama periode waktu
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik)
adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh
dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik
ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan
modal dan faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas dibuat laporan perubahan
ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 12


Salon Sekarkedaton
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007

Modal awal per 1 Januari 2007 1.000.000,00


Laba bersih bulan Januari tahun 2007 667.500,00
Pengambilan prive -100.000,00
Penambahan modal 567.500,00
Modal akhir per 31 Januari 2007 1.567.000,00

Dari data yang disajikan Penjahit Rapi di atas dapat disusun laporan perubahan
modalnya sebagai berikut:
Penjahit Rapi
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
Modal awal per 1 Januari 2006 80.000,00
Laba bersih tahun 2006 10.000,00
Modal akhir per 31 Desember 2006 90.000,00

c) Neraca (balance sheet)


Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi
keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut
hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal
penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian.
Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu keterangan singkat
yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik
neraca), kata „neraca‟, dan tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan
laporan perubahan modal Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur isi
judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada tanggal penyusunan.
Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan laporan tanggalnya mewakili satu
periode (untuk periode yang berakhir tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya)
harus ditulis dengan benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi
(perusahaan) pemilik laporan yang bersangkutan. Bagian kedua adalah batang tubuh
neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca
yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal,
memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva.
Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 13


laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur
berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan
modal suatu perusahaan.

1) Aktiva (Assets)
Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di
sebelah Debet jika neraca tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului
penyajian pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka
panjang, dan aktiva tidak tetap.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang
dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam
jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan
akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang
dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di
dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya, aktiva
lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya
yang kurang likuid.

(b) Investasi jangka panjang (long term investment)


Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka
akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat
berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan
mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang, maka aktiva ini
disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan
dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi)
maupun dividen (bagian keuntungan) atau bunga. Kepemilikan surat-surat
berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 14


berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi
jenis ini termasuk aktiva lancar.
(c) Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu
periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap
berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati.
Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment),
kendaraan dan sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva
yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap
tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.

2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat ekonomis di
masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan
hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang
didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud
adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih
panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek.
Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang
jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang
wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya.
Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.

3) Modal Pemilik (owner’s equity)


Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki
perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik
ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau
komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan
pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal
saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan
sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut
secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal
dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca. Lihat kembali

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 15


data keuangan Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi. Dari data tersebut, jika disusun
neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:
Contoh: Neraca Bentuk T
Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas Rp 1.667.500 Hutang Usaha Rp 500.000
Piutang Usaha Rp 150.000 Hutang Wesel Rp 750.000
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000 Jumlah Hutang Rp 1.250.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500
Aktiva Tetap Modal Rp 1.567.500
Peralatan Rp 800.000 Rp
Jumlah aktiva Rp 2.817.500 Jumlah Pasiva Rp 2.817.500

Jika neraca Salon Sekarkedaton yang disusun dalam bentuk skontro tersebut
diubah menjasi bentuk stafel atau horisontal, maka akan tampak seperti berikut ini.

Salon Sekarkedaton
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.667.500,00
Piutang Usaha Rp 150.000,00
Perlengkapan/Supplies Rp 200.000,00
Jumlah Aktiva Lancar Rp 2.017.500,00
Aktiva Tetap
Peralatan Rp 800.000,00
Jumlah aktiva Rp 2.817.500,00

Hutang Lancar
Hutang Usaha Rp 500.000,00
Hutang Wesel Rp 750.000,00
Jumlah Hutang Lancar Rp 1.250.000,00

Modal Rp 1.567.500,00

Jumlah Pasiva Rp 2.817.500,00

Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca harus
menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon
Sekarkedaton di atas, informasi yang disajikan sama. Memang contoh informasi yang
termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana. Contoh neraca yang memberi
informasi sudah relatif kompleks, berikut ini disajikan neraca milik usaha servis murah.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 16


Contoh: Neraca Bentuk T
Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas 623.000 Hutang dagang 425.000
Piutang Usaha 425.000 Hutang Wesel 500.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000 Hutang pajak 125.000
penghasilan
400.000 Gaji terutang 135.000
Piutang wesel 500.000 Jumlah Hutang Lancar 1.185.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000 Hutang Jangka
Panjang
Sewa yang masih harus diterima 145.000 Hutang Obligasi 2.500.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.97.000
Investasi Jangka Panjang Modal Pemilik:
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000 Modal Tuan Murahadi 6.693.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500.000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000 Jumlah Hutang + Mo dal 10.378.000

Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan


dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan
terlebih dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain
halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun menurut tingkat keabadiannya.
Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan terlebih dahulu baru disusul dengan
penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam neraca
diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi disajikan
terlebih dahulu
Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi sebagai
berikut ini.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 17


Servis Radio Murah
Neraca
Per 31 Desember 2006
Aktiva Lancar
Kas 623.000
Piutang Usaha 425.000
Cadangan piutang tak tertagih -25.000
400.000
Piutang wesel 500.000
Supplies 135.000
Asuransi dibayar dimuka 175.000
Sewa yang masih harus diterima 145.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.978.000
Investasi Jangka Panjang
Investasi dalam saham PT Telkom 1.100.000
Aktiva Tetap
Tanah 1.500.000
Gedung 3.500,000
Akumulasi penyusutan gedung -650.000
4.150.000
Peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan -150.000
1.650.000
Jumlah Aktiva Tetap 7.300.000
Jumlah Aktiva 10.378.000

Hutang Lancar
Hutang dagang 425.000
Hutang Wesel 500.000
Hutang pajak penghasilan 125.000
Gaji terutang 135.000
Jumlah Hutang Lancar 1.185.000

Hutang Jangka Panjang


Hutang Obligasi 2.500.000

Modal Pemilik:
Modal Tuan Murahadi 6.693.000

Jumlah Hutang + Modal 10.378.000

Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk
skontro. Namun bukan berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk
stafel.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 18


D. ANALISIS TRANSAKSI
1. Transaksi yang mempengaruhi Aktiva
1. Pembellian aktiva/aset secara tunai
Contoh = suatu perusahaan produsen minuman membeli sebuah
kendaraan seharga Rp 100.000.000,00 secara tunai
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas
perusahaan berkurang sebesar Rp 100.000.000,00 dan
kendaraan bertambah senilai Rp 100.000.000,00

2. Pembelian aktiva/aset secara kredit


Contoh = suatu perusahaan jasa foto copy membeli mesin foto kopi
seharga Rp 50.000.000,00 secara kredit.
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
peralatan bertambah senilai Rp 50.000.000,00 dan hutang
bertambah senilai Rp 50.000.000,00

3. Penjualan aktiva/aset secara tunai


Contoh = suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga
Rp 80.000.000,00 secara tunai
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas
perusahaan bertambah sebesar Rp 80.000.000,00 dan
kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp 80.000.000,00

4. Penjualan aktiva/aset secara kredit


Contoh = suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga
Rp 150.000.000,00 secara kredit
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
kendaraan berkurang senilai Rp 150.000.000,00 dan piutang
perusahaan bertambah sebesar Rp 150.000.000,00

2. Transaksi yang mempengaruhi Utang


1. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit
seharga Rp 200.000.000,00
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi utang yaitu
utang perusahaan bertambah sebesar Rp 200.000.000,00
dan peralatan bertambah sebesar Rp 200.000.000,00.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 19


2. Pembayaran utang
Contoh = suatu perusahaan membayar utang sebesar
Rp 50.000.000,00
Analisis = transaksi tersebut mempengaruhi utang yaitu
Utang perusahaan berkurang sebesar Rp 50.000.000,00 dan
kas berkurang sebesar Rp 50.000.000,00.

3. Transaksi yang mempengaruhi Modal


1. Penambahan investasi pemilik
Contoh = Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp 50.000.000,00
ke kas perusahaan sebagai tambahan modal.
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan bertambah sebesar Rp 50.000.000,00 dan
kas perusahaan bertambah sebsesar Rp 50.000.000,00.

2. Pengurangan investasi pemilik


Contoh = Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk
keperluan pribadi sebesar Rp 25.000.000,-
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan berkurang sebesar Rp 25.000.000,- dan
kas berkurang sebesar Rp 25.000.000,-.

Latihan 1
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp 2.000.000,00
2. Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp 200.000,00
3. Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp4.000.000,00
4. Pembayaran utang senilai Rp 100.000,00
5. Penambahan investasi oleh pemilik sbesar Rp 3.000.000,00.
6. Pengambilan untuk pribadi sebesar Rp 300.000,00.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 20


E. BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi menyatakan saat pengakuan atas transaksi yang merupakan dasar
pencatatan transaksi tersebut.
Terdapat 2 (dua) basis akuntansi yaitu basis kas dan basis akrual.

Basis Kas
Suatu transaksi yang diakui dan dicatat berdasarkan saat kas diterima dan
dikeluarkan.

Basis Akrual
Suatu transaksi diakui dan dicatat berdasarkan pengaruh transaksi pada saat kejadian
dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan.

Latihan 2
Hotel SEPITRUS pada tanggal 2 Agustus 2002 menerima pembayaran dimuka sewa
kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4
hari.
Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis
akrual?

Latihan 3
Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dilakukan pembayaran biaya iklan untuk periode 24
bulan sebesar Rp. 24.000.000,-.
Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis
akrual?

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 21


BAB II
AKUN/PERKIRAAN

A. PENGERTIAN

Adalah suatu media untuk mengklasifikasikan dan mencatat penambahan dan


pengurangan dari tiap unsur-unsur laporan keuangan.

Bentuk akun/perkiraan yang paling sederhana adalah akun/perkiraan “T”, dimana sisi
kiri adalah Debet dan sisi kanan adalah Kredit. Dasar pencatatan untuk mendebet dan
mengkredit adalah persamaan akuntansi dengan tambahan beban dan pendapatan.

Bentuk perkiraan “T” adalah sebagai berikut:

D K

B. ATURAN PENCATATAN
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian yang sering terjadi bahwa debet
diartikan sebagai penambahan dan kredit diartikan sebagai pengurangan perlu kita
uraikan arti dari pendebetan dan pengkreditan.

Pendebetan
yang dimaksud dengan mendebet atau pendebetan adalah memasukkan sejumlah
angka dalam sisi debet. Mendebet tidak selalu berarti menambah.

Pengkreditan
yang dimaksud dengan mengkredit atau pengkreditan adalah memasukkan sejumlah
angka dalam sisi kredit. Mengkredit tidak selalu berarti mengurangi.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 22


C. SALDO NORMAL
Saldo normal tiap-tiap akun/perkiraan adalah sebagai berikut:

Perkiraan Saldo Normal Menambah Mengurangi


Aktiva Debet Debet Kredit
Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit

Latihan 4

Analisislah, transaksi berikut ini, perkiraan-perkiraan apa saja yang terpengaruh?


1. Pembelian aktiva tetap dengan tunai sebesar Rp. 500.000,-
2. Penjualan aktiva tetap dengan cicilan sebesar Rp. 400.000,-
3. Pelunasan Utang Dagang sebesar Rp. 300.000,-
4. Pembelian Aktiva secara kredit sebesar Rp. 250.000,-
5. Penjualan barang dagang secara kredit sebesar Rp. 100.000,-
6. Pembayaran biaya gaji pegawai sebesar Rp. 200.000,-
7. Penjualan barang dagangan dengan tunai sebesar Rp. 1.000.000,-
8. Penambahan investasi modal oleh pemilik sebesar Rp. 250.000,-
9. Pengambilan kas oleh pemilik sebesar Rp. 50.000,-

Jawab:
1. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

2. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

3. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

4. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 23


5. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

6. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

7. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

8. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

9. Debet : …………………………………………………………………………
Kredit : …………………………………………………………………………

D. KELOMPOK AKUN/PERKIRAAN
Terdapat 2 (dua) kelompok akun/perkiraan yaitu akun riil/permanen dan akun
nominal/sementara.

Akun Riil/Permanen
Akun-akun yang terdapat dalam Neraca yaitu Aktiva, Utang dan Modal. Akun ini
menyatakan posisi saldo keuangan pada Neraca.

Akun Nominal/Sementara
Adalah akun-akun yang terdapat dalam peerhitungan Rugi Laba yaitu akun
Pendapatan dan akun Beban. Akun-akun pada akhir periode akuntansi harus ditutup
sehingga saldonya nol pada awal periode akuntansi.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 24


Latihan 5
Berdasarkan data di bawah ini, kelompokkan masing-masing akun/perkiraan ke dalam
kelompok akun riil dan kelompok akun nominal.
1. Penjualan
2. Kas
3. Utang Sewa
4. Beban Iklan
5. Modal
6. Piutang Dagang
7. Beban Bunga
8. Peralatan Mesin
9. Beban Penyusutan
10. Beban Gaji Bagian Administrasi
11. Perlengkapan Kantor
12. Beban Asuransi
13. Beban Pajak
14. Utang Pajak
15. Sewa Dibayar Di Muka
16. Beban Listrik, Air dan Telepon
17. Piutang Bunga
18. Persediaan
19. Beban Sewa Kantor
20. Beban Gaji Pegawai Penjualan
21. Pendapatan Bunga

E. BAGAN AKUN/PERKIRAAN
Merupakan daftar lengkap dari akun-akun yang dipakai oleh suatu perusahaan dengan
penggolongan tertentu menurut unsur laporan keuangan.
Akun Riil/Permanen
a) Aktiva
(1) Aktiva Lancar
(2) Aktiva Tidak Lancar
(3) Aktiva Tetap
(4) Aktiva Lain-lain
b) Utang
(1) Utang Lancar/jangka pendek
(2) Utang Tidak Lancar/jangka panjang

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 25


Latihan 6
Berdasarkan soal Latihan 5 di atas kelompokkan akun-akun tersebut sesuai dengan
bagan akun sebagai berikut:
Akun Riil/Neraca
a) Aktiva
(1). Aktiva Lancar
(2). Aktiva Tidak Lancar
b) Utang
c). Modal

Akun Nominal/Sementara
a) Pendapatan
(1) Pendapatan Operasi
(2) Pendapatan Non Operasi
b) Beban
(1) Beban Operasi
(2) Beban Non Operasi

F. PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKTI TRANSAKSI


Pencatatan transaksi ke dalam bukti/dokumen dilakukan untuk tiap transaksi dan
setiap transaksi dicatat serinci mungkin yang menampung semua informasi yang perlu.
Bukti transaksi sekurang-kurangnya memuat data mengenai jumlah nilai uang yang
tercakup dalam transaksi, tanggal terjadinya transaksi, dan pihak yang terlibat di
dalamnya.
Contoh: faktur penjualan, bukti setoran kas/bank dsb.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 26


BAB III
JURNAL

A. PENGERTIAN
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi keuangan
dengan menyebutkan akun yang akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masing-
masing dan referensinya.

B. FUNGSI
Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Analisis
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta
jumlahnya masing-masing.

2. Fungsi Pencatatan
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan kredit serta
keterangan yang perlu

3. Fungsi Historis
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.

C. BENTUK
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
Hal:….
Tanggal Akun & Keterangan Referensi Debet Kredit

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 27


CONTOH
Berikut ini adalah contoh jurnal dari transaksi-transaksi:
1. Pada tanggal 1 Januari 2002 Tuan Raka menyetorkan uang ke dalam perusahaan
sebesar Rp. 500.000.000,- sebagai setoran modal.

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


01-01- Kas 500.000.000
2002 Modal, Tn Raka - 500.000.000
(setoran modal Tn Raka)

2. Pada tanggal 5 Januari 2002 perusahaan membeli sebuah mobil seharga Rp.
150.000.000,- serta tunai.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
05-01- Kendaraan 150.000.000
2002 Kas - 150.000.000
(pembelian kendaraan)

3. Pada tanggal 6 Januari 2002 membeli mesin fotokopi seharga Rp.50.000.000,-


secara kredit.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
06-01- Peralatan 50.000.000
2002 Utang - 50.000.000
(pembelian mesin foto kopi)

4. Pada tanggal 15 Januari 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp.1.000.000,-.


Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
15-01- Beban telepon 1.000.000
2002 Kas - 1.000.000
(membayar beban telepon)

5. Pada tanggal 18 Januari 2002 diterima pendapatan dari jasa foto kopi sebesar Rp.
8.000.000,-.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
18-01- Kas 8.000.000
2002 Pendapatan - 8.000.000
(penerimaan pendapatan foto kopi)

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 28


6. Pada tanggal 26 Januari 2002 dibayar asuransi sebesar Rp. 750.000,-.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
20-01- Beban Asuransi 750.000
2002 Kas - 750.000
(membayar beban asuransi)

7. Pada tanggal 21 Januari 2002 perusahaan telah menyelesaikan jasa foto kopi
sebesar Rp.5.000.000,- tetapi uangnya belum diterima
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
21-01- Piutang 5.000.000
2002 Pendapatan - 5.000.000
(penerimaan pendapatan foto kopi)

Latihan 7
Buatlah jurnal untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Tanggal 5 Maret 2002 Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan sebesar
Rp. 50.000.0000,- sebagai setoran modal.
2. Tanggal 7 Maret 2002 dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara tunai.
3. Tanggal 15 Maret 2002 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara
kredit dengan uang muka sebesar Rp. 10.000.000,-.
4. Tanggal 17 Maret 2002 dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,- tunai.
5. Tanggal 20 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-
6. Tanggal 22 Maret 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp. 500.000,-
7. Tanggal 25 Maret 2002 dibayar angsuran pembelian mobil sebesar Rp.3.000.000,-
8. Tanggal 26 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000,-
9. Tanggal 27 Maret 2002 dijual sebuah mesin fotokopi seharga Rp.25.000.000,-
secara kredit.
10. Tanggal 30 Maret 2002 dibayar gaji pegawai sebesar Rp.2.000.000,-

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 29


BAB IV
BUKU BESAR

A. PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua akun-akun (kumpulan akun) yang ada
dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing akun dan
pada akhir periode akan tampak saldo dari akun-akun tersebut. Setiap transaksi yang
telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara
berkala.

B. BENTUK
Bentuk Buku Besar yang sederhana adalah bentuk T, sebagai berikut:

Buku Besar ……….. Buku Besar ………….

Debet Kredit Debet Kredit

Bentuk Buku Besar T yang cukup lengkap berbentuk sebagai berikut:

Nama Akun No. ………


Debet Kredit
Tgl. Keterangan Ref. Jumlah Tgl. Keterangan Ref. Jumlah

Bagian Referensi mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal pada
saat transaksi dicatat.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 30


Proses posting mengacu ke pencatatan Debet atau Kredit pada jurnal yaitu bila dalam
jurnal dicatat dalam sisi debet dari suatu perkiraan tertentu maka dalam perkiraan
Buku Besar untuk perkiraan yang sama juga harus didebet.

C. CONTOH
Berdasar contoh jurnal pada BAB III dapat dilakukan posting ke Buku Besar sebagai
berikut:

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 31


D Kas K D Modal K
01-Jan 500.000.000 05-Jan 150.000.000 01-Jan 500.000.000
18-Jan 8.000.000 15-Jan 1.000.000
20-Jan 750.000
508.000.000 151.750.000
saldo 356.000.000 saldo 500.000.000

D Kendaraan K D Beban Telepon K


05-Jan 150.000.000 15-Jan 1.000.000

saldo 150.000.000 saldo 1.000.000

D Peralatan K D Pendapatan K
06-Jan 50.000.000 18-Jan 8.000.000
21-Jan 5.000.000

saldo 50.000.000 Saldo 13.000.000

D Hutang K D Beban Asuransi K


06-Jan 50.000.000 20-Jan 750.000

saldo 50.000.000 saldo 750.000

D Piutang K
21-Jan 5.000.000

saldo 5.000.000

Setelah seluruhnya diposting, masing-masing perkiraan dapat dihitung saldonya


dengan cara seperti contoh di atas.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 32


Contoh Buku Besar bentuk Saldo

Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan dengan contoh-contoh transaksi

sebagai berikut :

Transaksi 1 : 1 Maret 2001, Tn. Amir memulai usaha dengan mendirikan perusahaan

bernama CV. Jaya Utama yang bergerak di bidang jasa perbaikan

komputer dengan menyisihkan uang dari simpanan pribadinya untuk

digunakan sebagai modal usaha sebesar Rp 20.000.000

Transaksi 2 : 1 April 2001, untuk menunjang usahanya perusahaan menyewa gedung

untuk dipergunakan sebagai kantor/tempat usaha sebesar Rp 6.000.000

selama 1 tahun dan dibayar kas.

Transaksi 3 : 1 Mei 2001, untuk menambah Kas, perusahaan meminjam uang dari

Bank Mayapada sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 20% per tahun

dan jatuh tempo 1 Mei 2002.

Transaksi 4 : 3 Mei 2001, Perusahaan membeli 3 unit peralatan komputer dari Toko

Metro Komputer sebesar Rp 30.000.000 dan dibayar kas.

Transaksi 5 : 5 Mei 2001, Perusahaan membeli Persediaan Suku Cadang untuk

perbaikan komputer pelanggan dari Toko ABC sebesar Rp 2.000.000

yang akan dibayar pada tanggal 12 Mei 2001.

Transaksi 6 : 12 Mei 2001, Perusahaan membayar hutang pembelian Persediaan Suku

Cadang kepada Toko ABC sebesar Rp 2.000.000 dengan kas.

Transaksi 7 : 15 Mei 2001, Perusahaan membeli Persediaan Suku Cadang secara

tunai untuk keperluan perbaikan komputer pelanggan sebesar Rp

2.000.000.

Transaksi 8 : 27 Mei 2001, Perusahaan menggunakan persediaan suku cadang untuk

keperluan perbaikan komputer pelanggan sebesar Rp 1.000.000.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 33


Transaksi 9 : 1 Juni 2001, Perusahaan menerima Kas dari hasil usaha jasa perbaikan

komputer sebesar Rp 20.000.000.

Transaksi 10 : 6 Juni 2001, Tn. Amir memperbaiki kendaraannya dengan biaya

sebesar Rp 1.000.000 dan membayarnya dengan Kas dari dana

pribadinya.

1) Analisis Transaksi

Analisis transaksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum

melakukan pencatatan. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam analisis transaksi,

yaitu mengidentifikasi:

a. Apakah transaksi tersebut merupakan transaksi keuangan. Transaksi

dikelompokkan sebagai transaksi keuangan kalau transaksi tersebut

mempengaruhi posisi aset, hutang, dan modal.

b. Perkiraan apa yang dipengaruhi, bertambah atau berkurang, didebet atau

dikredit.

c. Berapa besar nilai yang akan dicatat.

Contoh analisis terhadap transaksi yaitu analisis terhadap Faktur Pembelian

Barang, Slip Bukti Transfer, Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas. Tujuan analisis

transaksi sebenarnya dimaksudkan untuk menentukan akun-akun mana yang sesuai

untuk didebetkan dan / atau dikreditkan. Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas,

analisis transaksinya adalah :

Transaksi 1: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas

muncul/bertambah sementara modal perusahaan muncul/bertambah

masing-masing sebesar Rp 20.000.000.

Transaksi 2: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas

berkurang sebesar Rp 6.000.000 sementara modal berkurang untuk

biaya sewa sebesar Rp 6.000.000.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 34


Transaksi 3: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas

bertambah sebesar Rp 30.000.000 sementara hutang perusahaan

muncul sebesar Rp 30.000.000.

Transaksi 4: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa

peralatan bertambah sementara aset lainnya berupa kas berkurang

sejumlah yang sama sebesar Rp 30.000.000.

Transaksi 5: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa

persediaan bertambah sebesar Rp 2.000.000. sementara hutang

bertambah sejumlah yang sama.

Transaksi 6: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas

berkurang sebesar Rp 2.000.000 sedangkan hutang berkurang

sejumlah yang sama.

Transaksi 7: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa

persediaan bertambah sebesar Rp 2.000.000 sementara aset berupa

kas berkurang sejumlah yang sama.

Transaksi 8: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa

persediaan berkurang sebesar Rp 1.000.000 sementara modal

berkurang untuk biaya bahan perbaikan komputer pelanggan.sejumlah

yang sama.

Transaksi 9: Mempengaruhi persamaan akuntansi, aset perusahaan berupa kas

bertambah karena pendapatan dari jasa perusahaan sebesar Rp

20.000.000 dan modal bertambah sejumlah yang sama.

Transaksi 10: Tidak mempengaruhi persamaan akuntansi, aset dan ekuitas

perusahaan tidak terpengaruh dengan transaksi ini sehingga tidak perlu

dicatat.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 35


2) Jurnal.

Jurnal adalah pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan

setiap hari. Jurnal merupakan proses pencatatan pertama dalam siklus akuntansi

setelah analisis transaksi. Jurnal merupakan dasar untuk mem-posting transaksi ke

buku besar. Bentuk yang umum dari jurnal adalah Jurnal Umum (General Journal)

yang mencatat segala jenis transaksi yang terjadi. Dalam praktiknya, apalagi dengan

semakin berkembangnya perusahaan dan semakin rumitnya transaksi-transaksi yang

terjadi, tidak mungkin seluruh transaksi yang terjadi dituangkan hanya dalam general

journal. Akan hal ini dibentuklah Jurnal Khusus (Special Journal). Special Journal ini

dirancang untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang sering terjadi dan

berulang. Special Journal yang dimaksudkan disini misalnya :

a. Jurnal Penjualan

b. Jurnal Pembelian

c. Jurnal Penerimaan Kas

d. Jurnal Pengeluaran Kas

Catatan : Untuk transaksi-transaksi yang tidak dapat dikelompokkan pada keempat

jurnal khusus tersebut, maka tetap dicatat dalam

General Journal (Jurnal Umum).

Tidak semua jenis jurnal di atas digunakan dalam perusahaan, penggunaannya

tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang masih sederhana,

umumnya cukup digunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang

terjadi. Sedangkan untuk perusahaan yang transaksi-transaksinya sudah sedemikian

komplek

dimungkinkan digunakannya Jurnal Khusus (Special Journal).

Berdasarkan contoh transaksi di atas, jurnalnya adalah sebagai berikut:

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 36


Jurnal Umum

Hal : 1
No Tanggal Jurnal Ref Debet Kredit
1. 1/3/2001 Kas 100 20.000.000
Modal 300 20.000.000
Untuk mencatat setoran
modal
2. 1/4/2001 Biaya Sewa 510 6.000.000
Kas 100 6.000.000
Untuk mencatat pembayaran
biaya sewa kantor
3. 1/5/2001 Kas 100 30.000.000
Hutang Bank 220 30.000.000
Untuk mencatat pinjaman
dari Bank Mayapada
4. 3/5/2001 Peralatan 140 30.000.000
Kas 100 30.000.000
Untuk mencatat pembelian
computer dari Toko Metro
Komputer
5. 5/5/2001 Persediaan 120 2.000.000
Hutang Usaha 200 2.000.000
Untuk mencatat pembelian
suku cadang dari Toko ABC
secara kredit
6. 12/5/2001 Hutang Usaha 200 2.000.0000
Kas 100 2.000.000
Untuk mencatat pembayaran
hutang kepada Toko ABC
7. 15/5/2001 Persediaan 120 2.000.000
Kas 100 2.000.000
Untuk mencatat pembelian
suku cadang computer
8. 27/5/2001 Biaya Perbaikan Komputer 500 1.000.000
Persediaan 120 1.000.000
Untuk mencatat penggunaan
suku cadang komputer
9. 1/6/2001 Kas 100 20.000.000
Pendapatan Jasa 400 20.000.000
Untuk mencatat pendapatan
jasa perbaikan komputer
10. Terhadap transaksi ini tidak mempengaruhi
perusahaan, oleh karena itu tidak perlu dicatat dalam
jurnal

1) Posting Jurnal pada Buku Besar.

Yang dimaksud dengan posting di sini adalah membukukan dengan

cara memindahbukukan dari jurnal ke dalam perkiraan masing-masing yang

relevan di buku besar. Kalau dalam jurnal, pencatatan dilakukan setiap

hari, maka posting ke masing-masing perkiraan dilakukan secara

periodik, misalnya satu bulan.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 37


Pada umumnya, untuk memudahkan mengidentifikasi transaksi-

transaksi yang telah diposting ke buku besar ini, maka digunakan kolom

posting reference. Disamping itu digunakan juga bagan perkiraan yang

merupakan daftar judul dan nomor untuk setiap perkiraan pada buku

besar.

Contoh posting dari jurnal ke buku besar adalah sebagai berikut :

JURNAL UMUM

Halaman 1
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT
1 Maret 01 Kas 100 20.000.000
Modal 300 20.000.000

BUKU BESAR

KAS No. Perkiraan : 100


SALDO
NO TGL URAIAN REF DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
1. 1 Mar 01 Hal 1 20.000.000 20.000.000

MODAL No. Perkiraan : 300


SALDO
NO TGL URAIAN REF DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
1. 1 Mar 01 Hal 1 20.000.000 20.000.000

Keterangan :

A. Pilih perkiraan buku besar yang berkaitan dengan jurnalnya.


B. Masukkan tanggal jurnal pada masing-masing perkiraan buku besar
yang berkaitan.
C. Masukkan nilai debet dari jurnal ke kolom debet di buku besar,
demikian pula nilai kredit dari jurnal ke kolom kredit di buku
besar kemudian hitung saldo buku besarnya.
D. Kolom Referensi (Ref) pada jurnal diisi nomor perkiraan yang
telah dijurnal, dan Ref di Buku Besar diisi nomor halaman
jurnal.

Berdasarkan contoh-contoh transaksi di atas, hasil posting dari jurnal adalah

sebagai berikut :

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 38


KAS
No. Perkiraan : 100
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 1/3/2001 Hal 1 20.000.000 20.000.000
2 1/4/2001 Hal 1 6.000.000 14.000.000
3 1/5/2001 Hal 1 30.000.000 44.000.000
4 3/5/2001 Hal 1 30.000.000 14.000.000
5 12/5/2001 Hal 1 2.000.000 12.000.000
6 15/5/2001 Hal 1 2.000.000 10.000.000
7 1/6/2001 Hal 1 20.000.000 30.000.000

PERSEDIAAN
No. Perkiraan : 120
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 5/5/2001 Hal 1 2.000.000 2.000.000
2 15/5/2001 Hal 1 2.000.000 4.000.000
3 27/5/2001 Hal 1 1.000.000 3.000.000

PERALATAN
No. Perkiraan : 140
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 3/5/2001 Hal 1 30.000.000 30.000.000

HUTANG USAHA
No. Perkiraan : 200
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 5/5/2001 Hal 1 2.000.000 2.000.000
2 12/5/2001 Hal 1 2.000.000 0

HUTANG BANK
No. Perkiraan : 220
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 1/5/2001 Hal 1 30.000.000 30.000.000

MODAL
No. Perkiraan : 300
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 1/6/2001 Hal 1 20.000.000 20.000.000

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 39


BIAYA SEWA
No. Perkiraan : 510
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 1/4/2001 Hal 1 6.000.000 6.000.000

BIAYA PERBAIKAN KOMPUTER


No. Perkiraan : 500
Saldo
No Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
1 27/5/2001 Hal 1 1.000.000 1.000.000

Latihan 8
Postinglah latihan 7 ke dalam Buku Besar seperti contoh kolom di atas.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 40


BAB V
NERACA SALDO

A. PENGERTIAN
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh akun/perkiraan Buku Besar.
Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan
saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo,
saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.

B. FUNGSI
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah
akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-
saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-
benar akurat.

C. BENTUK

NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 41


Saldo setiap akun disusun berurutan dari akun Neraca dan akun Rugi Laba sebagai
berikut:
a) Aktiva Lancar
b) Aktiva Tetap
c) Aktiva Lain-lain
d) Utang Lancar
e) Hutanng Tidak Lancar
f) Ekuitas
g) Pendapatan Operasi
h) Pendapatan Non Operasi
i) Beban Operasi
j) Beban Non Operasi

D. CONTOH
Berdasar contoh Buku Besar pada BAB IV dapat disusun Neraca Saldonya sebagai
berikut:

NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
Kas 356.250.000 -
Piutang 5.000.000 -
Kendaraan 150.000.000 -
Peralatan 50.000.000
Utang - 50.000.000
Modal - 500.000.000
Pendapatan - 13.000.000
Beban Telepon 1.000.000 -
Beban Asuransi 750.000 -

Saldo 563.000.000 563.000.000

Latihan 9
Berdasarkan soal latihan 8 pada BAB IV susunlah Neraca Saldonya.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 42


BAB VI
PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN

A. PENCATATAN PEMBAYARAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA


Perusahaan kadangkala membayar suatu biaya yang belum terjadi yang lazim
disebut “biaya dibayar dimuka”. Misalnya pada tanggal 1 Oktober 2002,
perusahaan membayar sewa ruangan untuk masa satu tahun ke depan sebesar
Rp 1.200.000,00. Pada saat dibayar, belum seluruh manfaat pembayaran tersebut
dirasakan oleh perusahaan. Terdapat dua pendekatan untuk mencatat
pembayaran itu yaitu ”pendekatan harta” dan ”pendekatan beban”.
Dengan adanya pembayaran tersebut, uang perusahaan berkurang oleh karena
itu menurut kedua pendekatan tersebut, akun ”Kas” dikredit sebesar Rp
1.200.000,00. Perbedaannya terletak pada akun yang didebet.

1. Pendekatan Harta
Akun harta yaitu ”Sewa dibayar di Muka” didebet.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Oktober 1 Sewa Dibayar di Muka - 1.200.000
Kas 1.200.000

Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru menggunakan


ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3 bulan (Rp 300.000,00) harus
dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu
dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


2002
Des 31 Biaya Sewa - 300.000
Sewa Dibayar di Muka 300.000

2. Pendekatan Beban
Akun beban/biaya yaitu ”Beban/Biaya Sewa” didebet.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 43


Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Oktober 1 Beban Sewa - 1.200.000
Kas 1.200.000

Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru menggunakan


ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3 bulan (Rp 300.000,00) harus
dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu
dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


2002
Des 31 Sewa Dibayar di Muka - 900.000
Beban Sewa 900.000

B. PENCATATAN PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA


Perusahaan jasa seperti maskapai penerbangan dapat saja suatu saat menerima
uang harga tiket pesawat yang pada saat itu penumpangnya belum diberankatkan.
Jumlah uang yang diterima tersebut nantinya akan menjadi pendapatan setelah
penumpang tersebut diberangkatkan ke tujuan sesuai perjanjian. Dalam akuntansi,
penerimaan uang yang jasanya belum diberikan kepada pihak pembayar disebut
”Pendapatan Diterima Dimuka”. Terdapat 2 cara pencatatan atas ”Pendapatan
Diterima Dimuka”, yaitu: Pendekatan Utang dan Pendekatan Pendapatan.
Misalkan untuk pembahasan berikut, Maskapai Penerbangan SA pada tanggal 1
Desember 2002 menjual tiket pesawat dengan total harga Rp 15.000.000,00.
Sampai dengan 31 Desember 2002 harga tiket atas penumpang yang sudah
diberangkatkan berjumlah Rp 9.000.000,00.
1. Pendekatan Utang
Jurnal yang dibuat adalah mendebet akun Kas dan mengkredit akun Pendapatan
Diterima Dimuka. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan tiket pada tanggal 1
Desember 2002 adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Kas - 15.000.000
Pendapatan Tiket 15.000.000
Diterima Dimuka

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 44


Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut
telah menerbangkan penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan
tersebut akan mengakui pendapatan tiket sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket sebesar Rp
6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus ”Pendapatan Diterima
Dimuka” dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca. Untuk itu jurnal yang dibuat
adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Pendapatan Tiket Diterima - 9.000.000
Dimuka 9.000.000
Pendapatan Tiket

2. Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, pada tanggal 1 Desember 2002 dan 31 Desember 2002
adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Kas - 15.000.000
Pendapatan Tiket 15.000.000
Pendapatan tiket - 6.000.000
Pendapatan Tiket Diterima 6.000.000
Dimuka

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 45


BAB VII
JURNAL PENYESUAIAN

A. PENGERTIAN
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun ke
saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan
antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.

B. AKUN YANG HARUS DISESUAIKAN


Saldo akun yang perlu disesuaikan adalah :

1. Penyusutan/depresiasi aset tetap


Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus
disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk menyusutkan aset
tetap, salah satunya adalah metode garis lurus.

Contoh :
Sebuah mobil seharga Rp 90.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya adalah 10
tahun, apabila disusutkan menggunakan metode garis lurus maka beban
depresiasinya per tahun adalah:

90.000.000 = Rp 9.000.000; per tahun


10

Jurnal untuk mencatat beban depresiasi tersebut adalah:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


31-12-02 Beban depresiasi 9.000.000
Akumulasi depresiasi 9.000.000
kendaraan
(mencatat depresiasi kendaraan)

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 46


2. Beban dibayar di muka
Contoh :
Perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 750.000 untuk masa 3 tahun yaitu
tahun 2002 s/d 2004. Asumsi pecatatan awal dengan pendekatan beban.

Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


31-12- Asuransi Dibayar di muka 500.000
2002 Beban Asuransi - 500.000

3. Beban yang masih harus dibayar


Contoh :
Suatu perusahaan membayar gaji karyawan setiap awal bulan sebesar Rp
2.000.000; (gaji dibayar di muka)

Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit


31-12- Beban Gaji 2.000.000
2002 Utang Gaji - 2.000.000

4. Pendapatan diterima di muka


Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel menerima pembayaran dari tamu hotel
sebesar Rp 750.000 untuk 5 har i.

Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:

Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 47


31-12- Pendapatan 600.000
2002 Pendapatan diterima dimuka - 600.000

5. Piutang Pendapatan
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa
kamar sebesar Rp 500.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check
out.

Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:


Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
31-12- Piutang Pendapatan 500.000
2002 Pendapatan - 500.000

Latihan 10

Buatlah jurnal penyesuaian berdasarkan data-data sebagai berikut:


1. Perlengkapan yang digunakan pada tahun ini adalah sebesar Rp.500.000;
2. Gaji karyawan yang masih harus dibayar oleh perusahaan sebesar Rp.1.000.000;
3. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan jasa foto copy sebesar Rp.750.000;
tetapi belum diterima pembayarannya.
4. Tanggal 2 Januari 2002 perusahaan membayar sewa gedung kantor untuk 2 tahun
sebesar Rp 10.000.000. (Asumsi: pencatatan awal menggunkan pendekatan
beban).

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 48


BAB VIII
NERACA LAJUR

A. PENGERTIAN
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat
penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-data Neraca Saldo dan Jurnal
Penyesuaian..

B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom.

NERACA LAJUR
Perkiraan Neraca Penyesuain Neraca Rugi-Laba Neraca
Saldo Saldo
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 49


C. CONTOH

Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan contoh jurnal penyesuaian pada
BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai berikut:

NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldo Rugi-Laba Neraca
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K
Kas 356.250 356.250 356.250

Piutang dagang 5.000 5.000 5.000

Kendaraan 150.000 150.000 150.000

Peralatan 50.000 50.000 50.000

Utang dagang 50.000 50.000 50.000

Modal 500.000 500.000 500.000

Pendapatan 13.000 600 500 12.900 12.900

Beban telepon 1.000 1.000 1.000

Beban asuransi 750 500 250 250

563.000 563.000

9.000 9.000 9.000


Beban depresiasi
Ak. Depr. 9.000 9.000 9.000

Asuransi dibyr dimk 500 500 500

Beban gaji 2.000 2.000 2.000

Utang gaji 2.000 2.000 2.000

Pendptan diterima 600 600 600

dimk
Piutang pendapatan 500 500 500

12.250 12.250 574.500 574.500 12.250 12.900 650

Laba 650

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 50


12.900 12.900 562.250 562.250

Latihan 11
Buatlah jurnal penyesuaian untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Perusahaan telah membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp
12.000.000;
2. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp
10.000.000; tetapi uangnya belum diterima.
3. Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000;
4. Perusahaan masih harus membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000;
5. Sisa perlengkapan yang ada sebesar Rp 500.000;
6. Beban depresiasi kendaraan sebesar Rp 1.000.000;

Jawab :
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Akun Ref Debet Kredit

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 51


Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan jurnal penyesuaian di atas buatlah
neraca lajurnya!

NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Rugi-Laba Neraca
Saldo
setelah
Penyesuain
D K D K D K D K D K
Kas 100.000

Piutang 50.000

Perlengkapan 1.000

Peralatan 75.000

Kendaraan 80.000

Utang 80.000

Modal 200.000

Pendapatan 41.000

Beban telepon 500

Beban gaji 500

Beban Asuransi 2.000

Beban sewa 12.000

321.000 321.000

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 52


BAB IX
LAPORAN KEUANGAN

A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari
disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

1. Laporan Laba Rugi


yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu.

2. Laporan Perubahan Modal


yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan
pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.

3. Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang
meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Lajur pada BAB VIII dapat disusun laporan keuangan
sebagai berikut:

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 53


TUAN RAKA
LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2002

Pendapatan Rp 12.900.000

Beban-beban:
- Beban telepon Rp 1.000.000
- Beban asuransi Rp 250.000
- Beban depresiasi Rp 9.000.000
- Beban gaji Rp 2.000.000 (+)

Rp 12.250.000 (-)

Laba Rp 650.000

TUAN RAKA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Per 31 Desember 2002

Modal 1 Januari 2002 Rp 500.000.000


Laba Rp 650.000 (+)

Modal, 31 Desember 2002 Rp 500.650.000

TUAN RAKA
NERACA
Per 31 Desember 2002
AKTIVA HUTANG
Aktiva Lancar:
Kas Rp 356.250.000 Utang Dagang Rp 50.000.000
Piutang dagang 5.000.000 Utang gaji 2.000.000
Asuransi di bayar dimuka 500.000 Pendapatan ditrm dimuka 600.000
Piutang Pendapatan 500.000

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 54


Aktiva Tetap: MODAL
Kendaraan 150.000.000 Modal Tn. Raka 500.650.000
Ak. depr. Kendr 9.000.000
Rp 141.000.000
Peralatan 50.000.000
Rp 553.250.000 Rp 553.250.000

Latihan 12
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah Laporan Rugi Laba untuk PT TAKSAKA
periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2002.

1. Beban Perlengkapan kantor ……………………………. Rp. 75.000,-


2. Beban iklan ……………………………………………… Rp. 350.000,-
3. Beban gaji pegawai …………………………………… Rp. 4.000.000,-
4. Beban sewa kantor ……………………………………… Rp. 500.000,-
5. Beban asuransi ………………………………………… Rp. 200.000,-
6. Pendapatan……………………………………………… Rp. 7.500.000,-
7. Beban telepon…………………………………………… Rp. 125.000,-
8. Beban listrik dan air …………………………………… Rp. 100.000,-
9. Beban penyusutan mesin……………………………… Rp. 300.000,-
10. Beban penyusutan mobil ……………………………… Rp. 200.000,-
11. Pendapatan bunga ……………………………………… Rp. 250.000,-
12. Beban bunga …………………………………………… Rp. 200.000,-

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS/MODAL

Latihan 13
Dengan menggunakan data Laporan Rugi Laba di atas susun Laporan Perubahan
Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan asumsi Modal 1 Januari 2002
sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh pemilik sebesar Rp. 300.000,-.

Latihan 14
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan Perubahan Modal dalam Latihan 13,
susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal 31 Desember 2002.

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 55


Kas …………………………………………………………… Rp. 400.000,-
Utang lancar ……………………………………………… Rp. 350.000,-
Utang pajak ………………………………………………… Rp. 50.000,-
Asuransi dibayar di muka…………………………………… Rp. 130.000,-
Peralatan ……………………………………………………… Rp. 1.500.000,-
Kendaraan …………………………………………………… Rp. 1.200.000,-
Akumulasi penyusutan peralatan ………………………… Rp. 300.000,-
Piutang ………………………………………………………… Rp. 460.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan ………………………….. Rp. 200.000,-
Sewa yang masih harus dibayar …………………………… Rp. 200.000,-
Perlengkapan kantor ………………………………………… Rp. 160.000,-

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 56


BAB X
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL BALIK

A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menutup akun-akun nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka akun–akun ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.

B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
1. Menutup akun Pendapatan
Akun Debet Kredit
Pendapatan xxx
Ikhtisar Rugi/Laba xxx

2. Menutup akun Beban


Akun Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
Beban xxx

3. Menutup akun Ikhtisar Rugi/Laba


Akun Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
Modal xxx

4. Menutup akun Prive

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 57


Akun Debet Kredit
Modal xxx
Prive xxx

C. CONTOH

Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan:

Pendapatan……………………………………………………. Rp. 12.900.000,-


Beban pendapatan…………………………………………… Rp. 1.000.000,-
Beban asuransi…………………………………………… Rp. 250.000,-
Beban depresiasi…………………………………………… Rp. 9.000.000,-
Beban gaji..…………………………………………………… Rp. 2.000.000,-

Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:

JURNAL PENUTUP

Akun Debet Kredit


Menutup Pendapatan:

Pendapatan 12.900.000
Ikhtisar Rugi/Laba 12.900.000

Menutup Beban:

Ikhtisar Rugi/Laba 12.250.000


Beban telepon 1.000.000
Beban asuransi 250.000
Beban depresiasi 9.000.000
Beban gaji 2.000.000

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 58


Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:

Ikhtisar Rugi/Laba 650.000


Modal 650.000

Latihan 15
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data sebagai berikut:

Pendapatan …………………………………………………. Rp. 20.000.000,-


Beban telepon ……………………………………………… Rp. 1.500.000,-
Beban asuransi……………………………………………… Rp. 1.000.000,-
Beban depresiasi……………………………………………… Rp. 10.000.000,-
Beban gaji …….……………………………………………… Rp. 4.000.000,-
Beban perlengkapan………………………………………… Rp. 2.000.000,-
Prive…..………………………………………………………. Rp. 5.000.000,-

Jawab:
JURNAL PENUTUP

Akun Debet Kredit

E. REVERSING ENTRIES (JURNAL BALIK)

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 59


Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari
sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat
opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal
penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
1. Utang biaya
2. Piutang Pendapatan
3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:

No. Jenis AJP Ayat Jurnal Penyesuian Jurnal Balik


1. Utang Biaya Biaya gaji xxx Utang Gaji xxx
Utang gaji xxx Biaya Gaji xxx
2. Piutang Bunga Piutang bunga xxx Pendapatan bunga xxx
Pendapatan bunga xxx Piutang bunga xxx
3. Pendapatan Pendapatan tiket xxx Pendapatan tiket DD xxx
diterima dimuka Pendapatan tiket DD xxx Pendapatan tiket xxx
4. Biaya dibayar Sewa dibayar dimuka xxx Beban Sewa xxx
dimuka Beban sewa xxx Sewa dibayar dimuka xxx

Diktat Dasar Akuntansi-Hj.Evy Ratnasari, M.Si 60

Anda mungkin juga menyukai