Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

PENGANTAR AKUNTANSI (EKMA 4115)

Nama : Dea Tata Pertiwi


NIM : 044757719
Prodi : Manajemen 2022.2
UPBJJ : Jakarta

1. Jelaskan mengenai konsep dasar akuntansi beserta contohnya?


Jawab :

Setiap pelaku usaha baik usaha besar maupun kecil tidak bisa terlepas dari yang namanya
konsep dasar akuntansi. Konsep dasar akuntansi dapat didefinisikan sebagai rumus
atau konsep yang berlaku secara general untuk mendapatkan kesatuan analisis, pandangan
serta pendapat dari pihak pemberi informasi keuangan hingga pihak-pihak lainnya. Konsep
dasar akuntansi perlu dipahami oleh para akuntan karena akan membantu perusahaan
terhindar dari kesalahan pembuatan catatan keuangan.

Standar Akuntansi keuangan disusun oleh organisasi profesi akuntan. Di Indonesia


organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Standar
Akuntansi Keuangan disusunn berdasarkan anggapan dasar yang dikenal dengan istilah
konsep dasar. Berikut beberapa konsep dasar yang digunakan dalam praktik akuntansi :

A. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Penerapan akuntansi dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat yang
dikenal sebagai entitas, entitas ini mencangkup seluruh bentuk organisasi badan usaha.
Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para pemiliknya dan dianggap dapat
melakukan transaksi serta dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukun
yang lain.

Objek dari akuntasi keuangan adalah transaksi. Transaksi adalah kejadian/peristiwa


yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi.
Contoh dari transaksi eksternal sebagai berikut :
a. Pembayaran tagihan telepon
b. Pembelian barang dagangan
c. Penjualan jasa

Contoh dari transaksi internal sebagai berikut :


a. Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
b. Depresiasi (penyusutan)
c. Pembentukan cadangan

B. Prinsip Harga Pokok (Cost)

Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas akan dicatat pada harga saat transaksi
terjadi. Entitas tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang tersebut, mesku pun
harga barang atau jasa tersebut berubah di pasaran. Dalam transaksi antara pembeli
dan penjual, kedua belah pihak selalu berusaha mendapatkan harga yang
menguntungkan, tapi hanya harga yang telah disepakati yang akan menjadi harga
objektif untuk tujuan akuntansi. Jika harga dicatat dengan harga penawaran, penilaian
atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil, kurang dipercaya, dan dapat
tidak berguna.

Contohnya, pada tanggal 16 April sebuah perusahaan membeli kendaraan guna


keperluan akomondasi perusahaan seharga 75 juta, maka kendaraan tersebut dicatat
dalam laporan keuangan seharga 75 juta, meskipun setelah transaksi harga kendaraan
tersebut berubah menjadi 70 juta.

C. Dasar Akrual (Accrual Basis)

Dalam akuntansi dikenal dengan dua dasar pencatatan yaitu :


a. Dasar Tunai (Cash Basis) : Transaksi yang dicatat saat terjadi penerimaan atau
pengeluaran kas
b. Dasar Akrual (Accrual Basis) : Transaksi dicatat pada saat terjadi, tidak
memindahkan penerimaan atau pengeluaran kasnya.

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan akrual menyediakan informasi transaksi


masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan.

Contohnya, Pada bulan April, perusahaan menyediakan dana sebesar Rp 5.000.000.


Perusahaan tersebut memperbolehkan kliennya untuk membayar dalam jangka waktu
30 hari kemudian. Artinya tidak ada pendapatan senilai Rp 5.000.000 yang diperoleh
perusahaan pada bulan April. Klien akan membayar sejumlah biaya tersebut di bulan
Mei.

Sehingga dalam akuntasi akrual, pencatatan transaksi di laporan laba rugi bulan April,
perusahaan akan mencatat seluruh transaksi pendapatannya. Sedangkan pada laporan
neraca 30 April, perusahaan akan mencatat piutang usaha senilai Rp 5.000.000.

D. Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Kelangsungan usaha merupakan suatu entitas akan berlangsung terus-menerus,


sehingga dapat melakukan transaksi di masa yang akan datang. Namun, bila perusahaan
ada keinginan untuk membubarkan (melikuidasi) atau mengurasi secara materian,
maka laporan keuangannya harus disusun dengan cara yang berbeda dan dasar yang
digunakan harus diungkapkan.

Contohnya, perusahaan mengalami kondisi keuangan yang kritis. Dalam hal ini,
perusahaan harus menyajikan laporan keuangan dengan asumsi bahwa perusahaan
tidak akan terus beroperasi. Namun, jika perusahaan berhasil menyelesaikan masalah
keuangan dan kembali stabil, maka perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan
dengan asumsi going concern.

REFERENSI :
1. Sugiarto, EKMA4115, Pengantar Akuntansi, Modul 1, Kb. 1, Hal. 1.11-1.13
2. https://www.gramedia.com/literasi/dasar-akuntansi-konsep-dasar-akuntansi/ (Diakses
tanggal 25 April 2023)
3. https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/26/135509969/akuntansi-akrual-
definisi-jenis-dan-contohnya?page=all (Diakses tanggal 25 April 2023)
4. https://www.gramedia.com/literasi/dasar-akuntansi-konsep-dasar-akuntansi/ (Diakses
tanggal 25 April 2023)

2. Jelaskan mengenai pos dasar yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian beserta
contohnya!
Jawab :

Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaikan saldo-saldo perkiraan/akun, sehingga menunjukkan keadaan sebenarnya
sebelum penyusunan laporan keuangan.

Pada akhir periode akuntansi, beberapa saldo akun buku besar dapat dilaporkan dalam
laporan keuangan tanpa perubahan. Namun beberapa akun yang lain mungkin memerlukan
perubahan atau pemutakhiran. Jurnal yang memutakhirkan akun pada akhir periode
akuntansi disebut jurnal penyesuaian. Semua jurnal penyesuaian mempengaruhi paling
sedikit satu akun laporan operasional dan satu aku neraca. Dengan demikian suatu jurnal
penyesuaian akan selalu melibatkan akun pendapatan atau beban dan akun aset atau
kewajiban.

Dalam jurnal penyesuaian terdapat 4 pos dasar yang membutuhkan jurnal penyesuaian
yang dibagi menjadi 2 jenis sebagai berikut :

1. Pos Tangguhan / Defferal

Pos tangguhan terjadi apabila kas diterima atau dikeluarkan dalam periode berjalan,
tetapi pendapatan atau beban itu berkaitan dengan periode mendatang, tangguhan
dilakukan dengan mencatat sedemikian rupa sehingga menunda atau menangguhkan
pengakuan pendapatan atau beban. Pos tangguhan terdiri dari :

a. Pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan diterima di muka


 Merupakan pos yang pada awalnya dicatat sebagai kewajiban namun
diharapkan menjadi pendapatan dikemudian hari.
 Contohnya, Sewa yang diterima di muka oleh pemerintah.

b. Beban yang ditangguhkan atau beban dibayar di muka.


 Merupakan pos yang pada awalnya dicatat sebagai aset tetapi diharapkan
menjadi beban dikemudiaan hari
 Contohnya, beban sewa dibayar di muka

2. Pos Akrual

Pos akrual terjadi ketika kas tidak akan diterima atau tidak akan dikeluarkan sampai
periode mendatang, padahal pendapatan atau beban berkaitan dengan periode berjalan.
Akrual timbul akibat belum adanya pencatatan atas beban atau pendapatan yang
dihasilkan. Pos akrual terdiri dari :

a. Pendapatan akrual atau aset akrual


 Merupakan pendapatan yang telah dihasilkan namun belum dicatat dalam akun.
 Contohnya, sewa gedung yang belum diterima pembayarannya.

b. Beban akrual atau kewajiban akrual


 Merupakan beban yang telah terjadi namun belum dicatat dalam akun.
 Contohnya, kekurangan gaji pegawai yang belum dibayarkan.
REFERENSI :
1. Sugiarto, EKMA4115, Pengantar Akuntansi, Modul 2, Kb. 2, Hal. 2.60
2. https://bppk.kemenkeu.go.id/pusdiklat-anggaran-dan-perbendaharaan/berita/urgensi-
jurnal-penyesuaian-dalam-saiba-350974 (Diakses tanggal 25 April 2023)

3. PT. Jaya melakukan beberapa transaksi yang terjadi di bulan Maret


1. Pada tanggal 5 Maret, membeli bahan habis pakai dagangan secara kredit dari PT. Baru
seharga Rp 25.000.000, 2/10, net/30.
2. Pada tanggal 6 Maret , membayar ongkos angkut sebesar Rp900.000 atas barang
dagangan yang dibeli dari PT.Baru.
3. Pada tanggal 7 Maret, membeli perlengkapan secara kredit seharga Rp26.000.000.
4. Pada 8 Maret, barang dagangan yang rusak dikembalikan kepada PT.Baru dan diberikan
kredit sebesar Rp2.600.000 untuk barang dagangan yang dikembalikan.
5. Pada tanggal 15 Maret, membayar jumlah yang harus dibayar kepada PT.Baru secara
penuh dengan diskon 2%.
6. Pada tanggal 20 Maret, menjual barang dagangan Rp. 10.000.000 secara tunai.

Pertanyaan : Buatlah jurnal terkait transaksi tersebut dengan metode perpetual!


Jawab :
PT JAYA
JURNAL (METODE PERPETUAL)
MARET 20XX

TANGGAL NAMA AKUN NO.REF DEBIT KREDIT


MARET 5 Persediaan Barang Dagang Rp 25,000,000
20XX Utang Dagang Rp 25,000,000

6 Persediaan Barang Dagang Rp 900,000


Kas Rp 900,000

7 Persediaan Barang Dagang Rp 26,000,000


Utang Dagang Rp 26,000,000

8 Utang Dagang Rp 2,600,000


Persediaan Barang Dagang Rp 2,600,000

15 Utang Dagang Rp 22,400,000


Kas Rp 21,952,000
Persediaan Barang Dagang Rp 448,000

20 Kas Rp 10,000,000
Persediaan Barang Dagang Rp 10,000,000
Penjelasan terhadap jurnal :

1. Terdapat kredit atas retur dan keringanan pembelian Rp. 2.600.000,-

Perhitungan harga awal sebagai berikut :


Rp 25.000.000 – Rp 2.600.000 = Rp 22.400.000,-

2. Pada transaksi tanggal 15 Maret terjadi diskon pembelian dikarenakan syarat pembayaran
transaksi pada tanggal 05 Maret yaitu 2/10,net/30 dan belum melewati batas hari diskon
pembelian.

Perhitungan diskon pembeliannya sebagai berikut:


Rp 22.400.000 x 2% = Rp 448.000,-

REFERENSI :
1. Sugiarto, EKMA4115, Pengantar Akuntansi, Modul 5, Kb. 1, Hal. 5.11 – 5.30
2. https://www.stanakuntansi.com/2018/02/contoh-soal-dan-jawaban-jurnal-umum.html
(Diakses tanggal 25 April 2023)
3. https://jubelio.com/2021/contoh-jurnal-umum-perusahaan-dagang-dan-tahapannya/
(Diakses tangggal 25 April 2023)
4. https://www.youtube.com/watch?v=saq8nc9jNmE&t=828s (Diakses tanggal 25 April
2023)

Anda mungkin juga menyukai