Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan Posisi Keuangan atau sering disebut Neraca adalah suatu laporan keuangan
yang digunakan untuk melaporkan aset, liabilitas, dan modal suatu entitas bisnis pada
suatu periode tertentu. Neraca dapat memberikan informasi tentang sumber daya
perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas dalam sumber daya bersih. Neraca
juga digunakan untuk membantu dalam memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas masa depan.

B. Manfaat dan Keterbatasan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Adapun manfaat atau kegunaan dari laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk
menilai risiko-risiko entitas dan arus kas masa depan. Bagi pengguna laporan keuangan,
laporan posisi keuangan dapat dimanfaatkan untuk:
1. Mengevaluasi struktur pendanaan perusahaan.
2. Menganalisis likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang dimilikinya.
3. Menilai solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh
kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan
dibubarkan atau dilikuidasi.
4. Menilai fleksibilitas keuangan perusahaan.
Adapun keterbatasan dari laporan posisi keuangan adalah:
1. Beberapa aset tertentu diukur berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan
terdepresiasi, sehingga tidak mencerminkan nilai wajar dari aset tersebut.
2. Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keuangan
melibatkan pertimbangan dan estimasi.
3. Kemungkinan adanya rekayasa keuangan yang menghasilkan pembiayaan di luar
neraca (off-balance sheet).
C. Komponen-komponen Neraca
1. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas usaha sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan akan
diperoleh.
Klasifikasi aset adalah sebagai berikut.
a. Aset Lancar
Menurut PSAK 1 (revisi 2009), entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset
lancar jika:
1) Aset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam
siklus operasi normal,
2) Aset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan,
3) Aset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan,
4) Berupa kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas
bulan setelah periode pelaporan.
Aset lancar disajikan dalam laporan posisi keuangan menurut urutan likuiditasnya
dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Kas dan ekuivalen kas, diakui berdasarkan nilai wajarnya. Kas pada
umumnya berbentuk mata uang dan giro atau “demand deposit”. Ekuivalen
kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid dan akan jatuh tempo
dalam jangka tiga bulan atau kurang.
2) Investasi jangka pendek, pada umumnya diakui menggunakan nilai wajar.
Investasi jangka pendek merupakan jenis investasi yang mempunyai kurun
waktu maksimal dua belas bulan. Beberapa diantaranya adalah reksadana atau
deposito.
3) Beban dibayar di muka, diakui berdasarkan nilai perolehannya. Beban
dibayar di muka merupakan pembayaran kas yang dicatat sebagai aset karena
jasa atau manfaatnya akan diterima pada masa yang akan datang. Contohnya
asuransi, sewa, perlengkapan, iklan, dan pemeliharaan peralatan yang
semuanya dibayar di muka.
4) Piutang, diakui berdasarkan estimasi jumlah yang tertagih. Piutang
merupakan tagihan kepada pelanggan atau lainnya atas uang, barang, atau
jasa.
5) Persediaan, diakui berdasarkan nilai perolehan atau nilai realisasi bersih.
Contohnya pada perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
b. Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkelebihan uang
kas. Beberapa klasifikasi investasi jangka panjang adalah sebagai berikut:
 Investasi dalam sekuritas: obligasi, saham biasa, wesel jangka panjang.
 Investasi dalam aset tetap berwujud: tanah yang ditahan untuk
spekulasi.
 Investasi disisihkan dalam dana khusus: dana pelunasan, dana pensiun,
dana ekspansi pabrik.
 Investasi dalam anak perusahaan

2) Aset tetap
Aset tetap merupakan aset yang bersifat tahan lama dan digunakan dalam
operasi reguler perusahaan. Aset tetap terdiri dari:
 Properti fisik seperti tanah, bangunan, mesin, furnitur, peralatan, dan
sumber daya alam seperti kebun, hutan, mineral
 Kecuali tanah, dimana sebagian besar aset tersebut dapat disusutkan
(seperti: gedung, peralatan).
3) Aset tidak berwujud
Aset yang tidak memiliki wujud fisik dan bukan merupakan instrumen
keuangan seperti hak paten, hak cipta, waralaba, goodwill, merek dagang.
Aset tak berwujud diamortisasi selama masa manfaatnya yang terbatas.
Secara periodik umur aset tak berwujud dinilai berdasarkan penurunan nilai
yang terjadi.
4) Aset lain yang bersifat tidak lancar
Aset lain yang dapat dicatat dalam laporan posisi keuangan, meliputi:
 beban dibayar di muka – jangka panjang
 piutang tidak lancar
 aset dalam dana khusus
 properti yang dimiliki untuk dijual
 kas atau sekuritas yang dibatasi

2. Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban entitas usaha pada masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu. Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan adanya arus keluar
dari sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi. Adapun klasifikasi dari
liabilitas adalah:
a. Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang diperkirakan secara memadai
akan dilunasi melalui penggunaan aset lancar atau penciptaan kewajiban lancar
lainnya. Menurut PSAK 1 (revisi 2009), yang diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek jika:
 liabilitas akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya
 dimiliki untuk diperdagangkan
 jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah pelaporan
 entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan
Klasifikasi liabilitas jangka pendek:
1) Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seperti utang usaha, utang
gaji, utang pajak, dan lain-lain.
2) Penagihan yang diterima di muka sebelum barang atau jasa diberikan.
3) Kewajiban lainnya yang pelunasannya akan dilakukan dalam siklus operasi,
seperti obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan pada periode berjalan,
kewajiban jangka pendek dari pembelian peralatan.
b. Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan secara memadai
tidak akan dilunasi dalam siklus operasi normal. Klasifikasinya:
1) Liabilitas dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa guna
usaha, utang bank jangka panjang.
2) Liabilitas dari kegiatan operasional, seperti kewajiban dana pensiun,
kewajiban pajak yang ditangguhkan.
3) Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidaknya peristiwa di masa
depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi.
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.
Klasifikasi dari ekuitas, antara lain:
a. Saham biasa dan saham preferen, diungkapkan mengenai nilai pari (nominal),
otorisasi, diterbitkan, dan jumlah beredarnya.
b. Premium saham, yaitu kelebihan jumlah yang dibayarkan di atas nilai pari atau
yang ditetapkan, biasanya disajikan satu jumlah untuk saham biasa dan saham
preferen.
c. Laba ditahan, yaitu laba perusahaan yang tidak didistribusikan.
d. Saham treasury, yaitu jumlah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang
disajikan sebagai pengurang dari ekuitas.

D. Penyusunan Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Langkah-langkah dalam pembuatan neraca akan ditemukan banyak angka-angka untuk
diinput ke dalam pos-pos kerangka neraca. Angka-angka tersebut merupakan nilai
transaksi atau nilai dari kegiatan perekonomian perusahaan. Untuk prosesnya akan
melalui beberapa tahap, yaitu:
 Menyusun jurnal neraca
 Mempostingnya ke dalam buku besar
 Membuat laporan laba rugi
 Membuat laporan perubahan modal
Setelah menyelesaikan empat tahap tersebut, barulah bisa memulai membuat laporan
neraca. Dalam menentukan angkanya, kita dapat mengutipnya dari buku besar, kemudian
penyusunan laba rugi dan perubahan modal dahulu. Ini supaya dapat diketahui laba yang
diperoleh dan laba tersebut nantinya akan dimasukkan sebagai modal pemilik pada
laporan neracanya.
Dalam menyusun dan menyajikan laporan posisi keuangan, PSAK tidak mensyaratkan
format tertentu untuk menyajikan laporan keuangan. Secara umum, ada dua bentuk
laporan posisi yang biasa diikuti oleh entitas, yaitu bentuk akun (account form) dan
bentuk laporan (report form).
Bentuk akun adalah dengan menyajikan secara berdampingan antara aset di bagian kiri
dan liabilitas dan ekuitas di bagian kanan.

Bentuk laporanadalah dengan menyajikan aset, liabilitas, dan ekuitas secara berurutan
dari atas ke bawah.

E. Informasi Tambahan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


1. Kontijensi
Kontijensi didefinisikan sebagai suatu situasi yang melibatkan ketidakpastian
menyangkut keuntungan atau kerugian yang pada akhirnya akan menjadi pasti
setelah satu kejadian di masa depan atau lebih terjadi atau tidak terjadi.
2. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah penjelasan mengenai metode penilaian yang digunakan
atau asumsi dasar yang dibuat dalam kaitannya dengan penilaian persediaan, metode
penyusutan, investasi dalam anak perusahaan, dan sebagainya.
3. Situasi Kontraktual
Situasi Kontraktual adalah penjelasan mengenai restriksi atau ketentuan tertentu yang
menyertai aktiva tertentu, dan kewajiban.
4. Nilai Wajar
Pengungkapan nilai wajar, terutama untuk instrumen keuangan.
F. Teknik Pengungkapan
Teknik-teknik pengungkapan utama dalam laporan posisi keuangan adalah:
1. Penjelasan dalam Tanda Kurung
Informasi tambahan seringkali disediakan dengan penjelasan dalam tanda kurung
sesudah pos-pos yang bersangkutan. Cara ini memungkinkan perusahaan
mengungkapkan informasi tambahan yang berhubungan dengan neraca yang
menambah kejelasan dan kelengkapan. Cara ini lebih unggul daripada catatan karena
menampilkan informasi tambahan dalam bagian muka laporan keuangan, sehingga
kecil kemungkinannya untuk diabaikan.
2. Catatan
Catatan atau notes akan digunakan jika penjelasan tambahan tidak dapat ditampilkan
secara bebas dalam tanda kurung. Catatan umumnya digunakan untuk
mengungkapkan eksistensi dan jumlah setiap dividen saham preferen yang
tertunggak, persyaratan atau kewajiban yang ditetapkan oleh komitmen pembelian,
pengaruh dan isntrumen keuangan khusus, kebijakan penyusutan, setiap perubahan
aplikasi prinsip akuntansi, dan adanya kontijensi.
3. Referensi Silang dan Pos-Pos Kontra
Hubungan langsung antara aktiva dan kewajiban “direferensi silang” dalam neraca.
Akun kontra adalah pos neraca yang mengurangi baik akun aktiva, kewajiban
maupun ekuitas pemilik. Akun pembantu disisi lain menaikkan baik akun aktiva,
kewajiban, maupun ekuitas pemilik.
4. Skedul Pendukung
Seringkali suatu skedul yang terpisah diperlukan untuk meyajikan informasi yang
lebih terinci mengenai aktiva atau kewajiban tertentu, karena neraca hanya
menampilkan satu pos ikthisar.
5. Terminologi
Neraca harus mengandung uraian yang bisa dipahami secara umum dan tidak rentan
terhadap kesalahan interpretasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D. E., Weygant, J. J., & Warfield, T. D. 2002. Akuntansi Intermediate. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai