Disusun Oleh :
Ridick Poluakan (16041028)
Ryan Sindua (16041016)
Marcel Rasubala (16041036)
Brayen Rasuh (15041014)
Komponen-Komponen Neraca
Menurut Hery (2009:192), tiga komponen neraca adalah aktiva, utang, dan
ekuitas (modal). Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa
depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi
atau peristiwa di masa lalu. Utang adalah pengorbanan atas manfaat ekonomi
yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban entitas pada saat
ini, untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lainnya di
masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Ekuitas adalah
kepemilikan atau kepentingan residu dalam aktiva entitas, yang masih tersisa
bagi manajemen, kreditor, dan investor ketika pos-pos yang ada dalam laporan
aktiva lancar, utang jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya ekuitas.
lancar (jangka pendek) dan pos tidak lancar (jangka panjang). Adapun pos-pos
Menurut Hery (2009:195), aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya
yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi
dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan.
paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan investasi jangka pendek, piutang,
Kas merupakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas
akan diurut atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam
neraca. Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos, dan deposito.
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat
dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat
memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi
usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah jumlah yang
akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara
kredit. piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Piutang
4) Persediaan
barang dagangan (hanya ada satu klasifikasi), dimana barang dagangan ini
dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual
mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk
akhir).
pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam satu
atau dikuasai perusahaan dalam jangka panjang (mempunyai umur ekonomi lebih
modal/uang pada pihak lain untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun).
2) Aktiva Tetap
atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud karena
terlihat secara fisik.Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta
tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi normal
perusahaan.Aktiva berwujud ini diperoleh baik dalam bentuk siap pakai atau
ini meliputi tanah, bangunan, mesin, perabot, peralatan, dan kendaraan bermotor.
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan
dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi, maupun kontrak
sosial. Contoh dari aktiva tidak berwujud adalah goodwill (nama baik), trademark
(merek dagang), franchises (waralaba), patent, copyright (hak cipta), customer list
muka, biaya pensiun dibayar di muka, piutang tidak lancar, aktiva pajak
c. Kewajiban Lancar
kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun
atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Adapun yang termasuk dalam
Utang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima sebelum
perusahaan membeli barang dagangan secara kredit dari pemasok untuk dijual
kembali kepada para pelanggannya. Utang usaha ini biasanya akan segera dilunasi
oleh perusahaan dalam jangka waktu yang sangat singkat sesuai dengan
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis dicatat sebagai utang wesel. Pihak
yang berutang berjanji kepada pihak yang diutangkan untuk membayar sejumlah
uang tertentu berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji
pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes.
2) Beban yang Masih Harus dibayar
Bagian dari beban yang masih harus dibayar adalah utang pajak
pemerintah atas besarnya gaji karyawan yang terkena pajak penghasilan. Utang
bunga merupakan jumlah bunga yang terutang kepada kreditor atas dana yang
dipinjam. Utang upah merupakan jumlah upah yang terutang kepada karyawan
atas manfaat yang telah diterima perusahaan melalui pemakaian jasa karyawan
sebelum barang atau jasa diberikan. Contohnya adalah sewa diterima di muka, di
mana pihak yang menyewakan biasanya akan menerima terlebih dahulu uang
muka dari pihak penyewa untuk pemakaian sewa beberapa bulan ke depan.
Bagian dari utang jangka panjang yang lancar adalah sebagian dari
kewajiban jangka panjang yang akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu satu
tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang
dibayar dalam waktu 12 bulan atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan.
perusahaan kepada pihak lain selain pemilik yang harus dilunasi dalam periode
lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang meliputi sebagai berikut :
a) Utang obligasi (bond payable) adalah surat pengakuan utang (berupa sertifikat)
jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu, misalnya rumah.
c) Pinjaman jangka panjang yang lain, misalnya utang jangka panjang ke bank.
didanai melalui pinjaman. Untuk akuntansi sewa guna usaha modal, nilai
sekarang dari pembayaran sewa minimum akan dicatat sebagai kewajiban jangka
panjang.
penerimaan kas); atau dengan kata lain bahwa kewajiban pajak ini secara legal
belum ada, dan baru akan resmi kena pajak atau memerlukan pembayaran pajak di
periode mendatang. Kewajiban pajak yang ditangguhkan ini timbul karena adanya
perbedaan sementara dalam hal pengakuan pendapatan dan beban antara menurut
pensiun yang masih harus dibayar, utang jaminan produk, dan kewajiban
kewajiban belum terjadi pada tanggal neraca. Kewajiban ini baru akan terjadi
pemilik atau dapat juga dikatakan sebagai hak pemilik atas perusahaan.Penyajian
modal dalam neraca bergantung pada jenis perusahaan ditinjau dari bentuk badan
paling dekat dengan konversi ke kas dicatat paling atas.Kewajiban yang paling
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total
Aktiva
Aktiva lancar
Kas Rp 1000.000,00
Aktiva tetap
Tanah…………………….. Rp 1. 500.000,00
Gedung…………………… Rp 1. 000.000,00
Peralatan…………………. Rp 2. 000.000,00
Utang lancar
Rp 5.750.000,00
Jumlah kewajiban dan modal
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di kanan) dan kewajiban serta
Contoh:
Aktiva Kewajiban
Modal
Jumlah kewajiban
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk
pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan
aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh
modal pemilik. Dalam bentuk ini informasi disajikan satu halaman dengan urutan
sebagai berikut.
PT Sipangko Jaya Neraca
Aktiva
Aktiva lancar:
Lahan………………
Total Kewajiban Lancar Rp xxx (Rp xxx)
MODAL KERJA Rp xxx Rp xxx
Bangunan………….
Rp xxx
DITAMBAH:
Mesin dan Peralatan Rp xxx Rp xxx
AktivaFurniture……………
Tetap (net)
Rp xxx
Total Goodwill
Aktiva (net)
..................... Rp xxx
Aktiva Lain:
Total Aktiva Lain Rp xxx
ModalPaten………………..
Kerja dan Aktiva Rp xxx
DIKURANGI
Kewajiban Jangka Panjang
Tabel 2.4 Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form)
Commision)
2. Form 10 – K. Ini adalah laporan tahunan yang harus disampaikan tiga bulan atau
akhir kuartal.
dilaksanakan.
5. Ikhtisar informasi keuangan intern untuk tiap kuartal pada tahun yang
bersangkutan.
Peristiwa kemudian adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah tanggal
2. Memerlukan pengungkapan.
3. Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan keuangan harus disesuaikan
karena adanya peristiwa kemudian yang memberikan bukti yang berkaitan dengan
keadaan yang terjadi pada tanggal neraca dan memengaruhi laporan keuangan
yang berkaitan dengan persyaratan yang tidak ada pada tanggal neraca.
Keterbatasan Laporan Keuangan
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak
dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap
2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan tafsiran dan
berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang ada
asset.
A. Rasio Likuiditas
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang
membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan yang likuid sedang bila tidak
disebut ilikuid. Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat
1. Current Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio
lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva
lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang
bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar (Sutrisno,
rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas
100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar
(Harahap,2002:301)
2. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara
merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick
kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan current
ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti
terjadi investasi yang besar pada persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan
aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar
rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun
rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat
(Harahap, 2002:302).
2. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang
perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening Koran.
Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah
dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total
aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio,
B. Rasio Solvabilitas
perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang
solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya yang insolvable belum
tentu ilikuid. Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur
prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang yang dimaksud adalah
semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun
yang berjangka panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan
antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi
perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Rumusnya:
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: BPFE