Anda di halaman 1dari 4

Nama : Damianus Sada

NIM : 045139846

Kepada Yth. Ibu Tutor (Vita Evelini Handayani Sinaga)

Diskusi 3

Dapatkah anda menjelaskan pos-pos Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Serta


memberikan contoh Laporan Posisi Keuangan!

Jawab :

 Neraca (balance sheet)


Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari
suatu perusahaan (aktiva), kewajiban-kewajibannya (utang) dan hak para pemilik
perusahaan yang tertanam dalam sumber-sumber perusahaan tersebut (modal pemilik)
pada suatu saat. Neraca menurut Skousen, Stice and Stice (2000), yaitu suatu daftar aktiva
dan utang perusahaan pada titik waktu tertentu. Hasil dari pengurangan aktiva dan utang
disebut ekuitas pemilik (ekuitas). Neraca adalah suatu ekspresi dari persamaan akuntansi,
yaitu berikut ini.

Aktiva = Utang + Ekuitas Pemilik.

 Komponen Neraca
1. Aktiva (assets). Aktiva adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari peristiwa atau transaksi
yang lalu. Aktiva diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan likuiditasnya sebagai
berikut.
a. Aktiva Lancar (current assets)
Menurut PSAK No 1 (Revisi 1998), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,
jika aktiva tersebut:
1. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
2. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan
akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
3. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Pada umumnya, aktiva lancar akan meliputi pos-pos sebagai berikut:

1. Kas dan setara kas


2. Sekuritas ( efek)
3. Piutang
4. Biaya dibayar dimuka atau persekot biaya

b. Investasi Jangka Panjang (Penyertaan).


Investasi biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tetap,
untuk mengendalikan perusahaan lain atau untuk memperoleh kenaikan harga jual.
Investasi jangka panjang umumnya terdiri atas salah satu dari jenis-jenis investasi
sebagai berikut.
1. Investasi dalam bentuk obligasi, saham, reksadana, commercial papers atau
wesel jangka panjang.
2. Investasi dalam bentuk aktiva tetap berwujud yang tidak digunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha, misalnya tanah yang dimiliki untuk keperluan
ekspansi.
3. Investasi dalam bentuk dana-dana khusus, seperti dana pelunasan obligasi
(sinking fund), dana pensiun, dana pembelian aktiva tetap, nilai tunai asuransi
jiwa (cash surrender value of insurance).

c. Aktiva Tetap atau Properti, Pabrik, dan Peralatan d. Aktiva Tidak Berwujud.
Menurut PSAK No 16 (Revisi 2007) aset tetap adalah aset berwujud (secara fisik
dapat dilihat dan diraba) yang:
1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan
2. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

d. Aktiva Lain-lain.
Aset lain-lain berisi pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva
tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar. Contoh jenis aset lain-
lain antara lain: uang jaminan di bank atau di perusahaan asuransi, aset tetap yang
sudah tidak digunakan, piutang kepada direksi dan komisaris, dan beban yang
ditangguhkan.

Karakteristik aktiva menurut FASB (1985) adalah:


a. manfaat ekonomis masa depan yang cukup pasti, yang meliputi kapasitas untuk
menyumbang secara langsung atau tak langsung terhadap aliran masuk kas
bersih di masa datang;
b. sebuah entitas tertentu dapat memperoleh dan mengendalikan akses entitas-
entitas lain terhadap manfaat tersebut;
c. transaksi atau kejadian lain yang memberikan kenaikan hak atau pengendalian
entitas tersebut terhadap manfaat itu telah terjadi.

2. Kewajiban.

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik yang cukup pasti yang timbul dari keharusan
sekarang dari suatu entitas untuk mentransfer suatu aset atau menyediakan jasa kepada entitas lain
di masa yang akan datang sebagai akibat peristiwa atau transaksi yang lalu. Sebagaimana dengan
aktiva kewajiban diklasifikasikan dalam neraca menurut urutan jatuh temponya (likuiditasnya)
sebagai berikut.

a. Kewajiban Lancar ( utang lancar).


Utang lancar merupakan kewajiban-kewajiban yang diharapkan untuk dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan utang lancar lainnya. Umumnya,
jangka waktu utang lancar adalah 12 bulan. Utang lancar mencakup berikut ini.
1. Utang yang timbul dari pembelian barang dan jasa, seperti, utang usaha, utang gaji,
utang pajak.
2. Uang muka yang diterima untuk penjualan barang dan jasa, seperti persekot pendapatan
sewa atau persekot penjualan.
3. Utang-utang lain yang akan dilunasi dalam waktu perputaran normal perusahaan seperti
utang obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, pinjaman bank, utang
pembelian aktiva tetap

b. Kewajiban Jangka Panjang.


Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun atau kewajiban yang penyelesaiannya tidak memerlukan penggunaan aktiva lancar.
Contoh utang jangka panjang adalah wesel jangka panjang, obligasi, hipotek, dan utang
gadai. Penyajian utang jangka panjang dalam neraca harus mengungkapkan ikatan-ikatan
yang bersangkutan dengan utang jangka panjang tersebut, seperti tingkat bunga dan masa
pembayarannya, barang yang dijadikan jaminan, tanggal jatuh tempo, dan pembatasan
tertentu seperti pembatasan pembagian dividen, pemeliharaan tingkat likuiditas dan
sebagainya.

Pada umumnya, utang jangka panjang dapat dibedakan menjadi tiga tipe sebagai berikut.
1. Kewajiban yang timbul dari situasi pembelanjaan khusus untuk menambah aktiva
perusahaan, seperti pengeluaran obligasi, utang wesel jangka panjang, kewajiban sewa-
guna-usaha.
2. Kewajiban yang timbul dari kegiatan normal perusahaan, seperti utang obligasi dan
pajak penghasilan yang ditangguhkan
3. Kewajiban bersyarat (kontijen), yaitu kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa yang menegaskan jumlah utang atau kreditor atau
tanggal pembayaran, seperti jaminan jasa produk

Kewajiban memiliki tiga komponen penting, yaitu:


a. Akibat dari transaksi (peristiwa) masa lalu Kewajiban hanya diakui jika transaksi
(peristiwa) yang mengakibatkan timbulnya kewajiban tersebut sudah terjadi. Kewajiban
yang baru akan timbul dari executory contract - perjanjian oleh dua pihak untuk
melakukan sesuatu di masa mendatang tidak boleh diakui sebagai kewajiban pada saat
perjanjian tersebut ditandatangani.
b. Penyerahan aktiva (jasa) di masa mendatang yang cukup pasti Kewajiban selalu
mengharuskan debitur untuk menyerahkan aktiva (jasa) kepada pihak lain di masa
mendatang.
c. Keharusan sekarang Penyerahan aktiva (jasa) di masa depan itu merupakan keharusan
sekarang.

3. Ekuitas.

Ekuitas adalah hak sisa yang ada dalam aktiva suatu entitas sesudah dikurangi dengan kewajiban.
Dalam entitas bisnis, ekuitas merupakan hak pemilik. Ekuitas diklasifikasikan dalam neraca
berdasarkan sifat kekekalannya sebagai berikut.
a. Modal saham, yang disajikan sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dari
saham yang dikeluarkan. Dalam penyajian modal saham perlu diungkapkan besarnya
modal dasar (jumlah modal maksimal yang boleh dikeluarkan oleh perseroan),
modal ditempatkan (bagian modal dasar yang sudah dialokasikan ke pemegang
saham), dan modal setoran (jumlah modal saham yang sudah dibayar oleh para
pemegang saham).

b. Kelebihan setoran modal (agio modal saham), yang merupakan selisih lebih antara
jumlah uang atau aset lain yang disetorkan dengan nilai nominal atau nilai yang
ditetapkan pada modal saham. Secara konseptual dapat saja terjadi pemegang
saham menyetorkan aset lebih kecil daripada nominal saham (disagio modal saham),
namun kebanyakan negara, termasuk Indonesia melarang praktek demikian.

c. Saldo Laba, yaitu akumulasi laba bersih perusahaan yang tidak dibagikan kepada
para pemegang saham. Bila manajemen tidak menginginkan saldo laba dibagikan
sebagai dividen karena alasan-alasan tertentu, misalnya kreditur menghendaki
perusahaan menyisihkan sebagian laba sebelum utangnya lunas, maka saldo laba
yang disisihkan termasuk dikelompokkan dalam akun Penyisihan Saldo Laba.

Contoh :

Referensi :
1. Buku Materi Pokok (BMP) EKMA4210 (Akuntansi Keungan Menengah) Modul 3
(Halaman 3.3-3.24)
2. https://www.jurnal.id/id/blog/neraca-keuangan

Anda mungkin juga menyukai