Anda di halaman 1dari 9

1

LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN ARUS KAS

Tujuan Pembelajaran
a. Memahami kegunaan dan keterbatasan laporan posisi keuangan.
b. Menjelaskan elemen dan pengklasifikasian dalam laporan posisi keuangan.
c. Menyusun laporan posisi keuangan.
d. Menjelaskan tujuan dan kegunaan laporan arus kas.
e. Menjelaskan informasi yang terkandung dalam laporan arus kas.
f. Mengetahui dasar-dasar menyusun laporan arus kas.
g. Menjelaskan informasi tambahan terkait laporan posisi keuangan dan laporan arus kas.

Laporan Posisi Keuangan


1. Laporan posisi keuangan, atau yang sering disebut neraca, melaporkan asset, liabilitas, dan
modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang
posisi keuangan entitas karena merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung
dengan pengukuran posisi keuangan, yaitu asset, liabilitas dan ekuitas.
2. Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk menilai risiko-risiko entitas
dan arus kas masa depan. Tujuan pengguna laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi struktur pendanaan, yang dilihat adalah informasi tentang perbandingan
sumber pendanaan melalui utang dibandingkan dengan ekuitas.
b. Menganalisis likuiditas. Likuiditas adalah seberapa cepat waktu yang diperlukan sampai
suatu asset dapat terealisasi atau dikonfersi menjadi kas, atau sampai suatu liabilitas
dapat terbayar.
c. Menilai solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan entitas membayar utangnya pada
saat jatuh tempo, diukur dengan tingkat utang jangka panjang yang dimiliki entitas.
d. Menilai fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibilitas
keuangan entitas, yaitu mengukur kemampuan entitas mengambil tindakan tertentu
sebagai respons terhadap kebutuhan dan peluang yang ada.
3. Laporan posisi keuangan memiliki beberapa keterbatasan dalam penilaian, diantaranya:
a. Pilihan pengukuran beberapa asset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau biaya
perolehan terdepresiasi, bukan pada nilai kininya. Hal ini dianggap kurang mencerminkan
nilai wajar dari asset.
b. Tidak diperkenankan mengakui asset tak berwujud yang mengandung nilai manfaat,
namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara internal, misalnya
merk yang dihasilkan secara internal.
c. Rekayasa keuangan yang seringkali memungkinkan dilakukan untuk menghasilkan
pembiayaan off-balance sheet.
‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬
Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
2

d. Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keuangan melibatkan
pertimbangan dan estimasi, misalnya penentuan masa manfaat asset tetap dan estimasi
kewajiban garansi.
4. Elemen laporan posisi keuangan, terdiri atas:
a. Asset
Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
b. Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaian diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikuurangi semua liabilitas.
5. Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan
a. Asset Lancar dan Tidak Lancar
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengklasifikasikan
asset sebagai asset lancar, jika
1) Asset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam siklus
operasi normal;
2) Asset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan;
3) Asset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan; atau
4) Berupa kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi pertukaran atau penggunaannya
untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.

Asset yang tidak termasuk kategori di atas, diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar.
Contoh asset lancar antara lain kas, piutang, persediaan, investasi jangka pendek, dan
biaya dibayar dimuka. Pengklasifikasian terpisah antara asset lancar dengan asset tidak
lancar akan menunjukkan bagaimana suatu asset difungsikan dalam entitas.
Asset tidak lancar adalah asset yang tidak memenuhi definisi asset lancar. Asset tidak
lancar terdiri dari:
1) Investasi jangka panjang, biasanya mencakup beberapa bentuk, seperti obligasi dan
saham, atau dalam bentuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
2) Asset tetap, adalah asset berwujud yang digunakan dalam operasi entitas, misalnya
tanah, bangunan, mesin dan perlengkapan.

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
3

3) Asset tak berwujud, merupakan asset tanpa wujud fisik yang bukan berbentuk
instrument keuangan. Contoh asset tak berwujud adalah hak paten, hak cipta,
franchise dan goodwill.
4) Asset lain yang bersifat tidak lancar, misalnya piutang jangka panjang dan biaya
dibayar dimuka jangka panjang.
b. Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek menurut PSAK 1
(Revisi 2013), jika:
1) Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya;
2) Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (misalnya instrument derivatif);
3) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau
4) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Liabilitas yang tidak termasuk kategori di atas diklasifikasikan sebagai liabilitas


jangka panjang. Contoh liabilitas jangka pendek antara lain utang dagang, biaya akrual
untuk biaya karyawan, atau biaya operasi lain yang merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal.
Kriteria untuk mengklasifikasikan liabilitas sebagai jangka pendek atau jangka
panjang berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal akhir periode laporan keuangan.
Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal akhir
periode akan diklasifikasikan sebagai liablitas lancar, meskipun entitas sudah melakukan
perjanjian untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan (refinancing atau
reschedule) menjadi jangka panjang, namun perjanjian tersebut baru dapat dilakukan
setelah tanggal akhir periode laporan keuangan, sebelum laporan keuangan terbit.
Jika entitas memiliki diskresi menggunakan fasilitas pinjaman yang ada untuk
melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan selama minimal 12 bulan setelah
tanggal akhir periode, maka liabilitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka panjang. Namun, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan bukan diskresi
entitas, maka liabilitas tersebut tetap diklasifikasi sebagai jangka pendek.
Liabilitas jangka panjang mencakup:
1) Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa guna
usaha, dan utang bank jangka panjang;
2) Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasia entitas, seperti kewajiban pension dan
kewajiban pajak tangguhan;
3) Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa di masa
depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi.
‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬
Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
4

6. Informasi Minimum dalam Laporan Posisi Keuangan


Pos yang berbeda dan cukup material harus disajikan terpisah dalam laporan posisi
keuangan. Penyajian terpisah ini berdasarkan ukuran, fungsi, sifat, dan likuiditas asset atau
berdasarkan sifat atau jangka waktu liabilitas. Menurut PSAK 1 (Revisi 2013): Penyajian
Laporan Keuangan, informasi minimum yang harus tersaji pada laporan posisi keuangan,
adalah:
a. Asset tetap;
b. Property investasi;
c. Asset tak berwujud;
d. Asset keuangan;
e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
f. Persediaan;
g. Piutang dagang dan piutang lainnya;
h. Kas dan setara kas;
i. Asset yang diklasifikasi dimiliki untuk dijual, termasuk kelompok lepasan yang dimiliki
untuk dijual;
j. Utang dagang dan utang lainnya;
k. Provisi;
l. Liabilitas keuangan;
m. Liabilitas dan asset untuk pajak kini;
n. Liabilitas dan asset pajak tangguhan;
o. Liabilitas yang termasuk ke dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual;
p. Kepentingan non pengendali (sebagai bagain dari ekuitas);
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
7. Format Laporan Posisi Keuangan
Secara umum, ada 2 bentuk laporan posisi keuangan yang biasa diikuti oleh entitas, yaitu
bentuk akun (account form) dan bentuk laporan (report form). Bentuk akun menyajikan
secara berdampingan bagian kiri adalah asset dan bagian kanan adalah liabilitas dan ekuitas.
Contoh Laporan Posisi Keuangan:
PT. XYZ
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(dalam ribuan rupiah)
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 222.000
Piutang usaha 260.000
Persediaan 384.000
Biaya dibayar dimuka 682.000
‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬
Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
5

Total Asset Lancar 1.584.000

Aset Tidak Lancar


Investasi dimiliki hingga 288.000
jatuh tempo
Investasi dalam entitas 35.000
asosiasi
Asset tetap 6.000.000
Properti investasi 102.000
Hak paten 399.000
Asset lain 16.000
Total Aset Tidak Lancar 6.840.000
TOTAL ASET 8.388.000

LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha 427.000
Pinjaman jangka pendek 274.000
Bagian pinjaman jangka 188.000
panjang
Utang pajak 112.000
Provisi 10.000
Total Liabilitas Jangka Pendek 1.011.000
Liabilitas Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang 1.706.000
Pajak tangguhan 1.214.000
Liabilitas jangka panjang 1.000.000
lainnya
Total Liabilitas Jangka Panjang 3.920.000
TOTAL LIABILITAS 4.931.000

EKUITAS
Modal saham 3.002.000
Saldo laba 388.000
Komponen ekuitas lainnya 67.000
TOTAL EKUITAS 3.457.000

TOTAL LIABILITAS DAN 8.388.000


EKUITAS

8. Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan


Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan
posisi keuangan, subklasifikasi dari pos-pos yang disajikan. Perincian subklasifikasi
bergantung pada ketentuan di PSAK, misalnya:
a. Piutang, antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi;
b. Persediaan, disubklasifikasi antara persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi;
c. Asset tetap, disubklasifikasi terpisah menurut kelompok asset tetap, misalnya tanah,
bangunan dan peralatan.

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
6

Pengungkapan juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau di laporan
perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan) misalnya informasi mengenai jenis
saham, yaitu jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang diterbitkan dan disetor
penuh, dan nilai nominal saham.

Laporan Arus Kas


1. Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk
dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui
laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
2. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus
kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas bertujuan untuk:
a. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan
kepastian dalam menghasilkannya.
b. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuditas dan solvabilitas) dan
kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen.
c. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas
neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan ini seringkali dapat membantu
dalam mengevaluasi kualitas laba entitas.
d. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus kas neto dari
laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan
pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan
laba rugi entitas.
e. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas yang berbeda.
3. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposit). Setara kas
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditetukan dan memiliki rasio perubahan nilai yang
tidak signifikan. Agar termasuk dalam setara kas, suatu pos harus siap atau segera dapat
dikonversi menjadi kas, artinya memiliki jangka waktu yang sangat pendek misalnya 3 bulan
atau kurang.
4. Menurut PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus kas, tiga klasifikasi dalam arus kas adalah
sebagai berikut:
a. Aktivitas operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
7

b. Aktivitas investasi, adalah aktivitas berupa perolehan dan pelepasan asset jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
c. Aktivitas pendanaan, adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Beberapa contoh klasifikasi penerimaan kas dan pembayaran kas menurut aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas Operasi
Arus kas masuk dari Penjualan barang dan jasa, penerimaan royalty atau komisi,
pendapatan bunga (dapat juga termasuk aktivitas investasi), dan
dividen yang diterima (dapat juga termasuk di aktivitas investasi).
Arus kas keluar untuk Pembayaran pemasok, pegawai, pajak, dan bunga pinjaman (dapat juga
masuk di aktivitas pendanaan)

Aktivitas Investasi
Arus kas masuk dari Penjualan asset teap, penjualan asset tak berwujud, penjualan saham
atau instrument utang entitas lain, penerimaan dari pembayaran
pinjaman yang diberikan kepada entitas lain.
Arus kas keluar untuk Pembelian asset, pembelian asset tak berwujud, pembelian investasi
saham atau instrument utang entitas lain, pengeluaran untuk
pemberian pinjaman kepada entitas lain.

Aktivitas Pendanaan
Arus kas masuk dari Menerbitkan saham, menerbitkan instrument utang
Arus kas keluar untuk Membeli kembali saham (saham treasuri), membayar utang atau
pinjaman, membayar dividen kepada pemegang saham (dapat juga
masuk di aktivitas operasi)

5. PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus kas, tidak mensyaratkan bagaimana bunga dan dividen
yang diterima atau dibayarkan seharusnya diklasifikasi. Arus kas bunga dan dividen yang
diterima dan dibayarkan masing-masing diungkapkan secara terpisah. Masing-masing
diklasifikasikan secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi, investasi atau
pendanaan. PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus kas, mengatur bahwa arus kas yang
berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan
sebagai arus kas dari aktivitas operasi, kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai
aktifitas pendanaan atau investasi.
6. Penyusunan Laporan Arus Kas
a. Arus kas dari aktivitas operasi, dapat disajikan dengan dua metode, yaitu:
1) Metode langsung, menyajikan kelompok utama penerimaan kas bruto (gross) dan
pembayaran kas bruto; atau
2) Metode tidak langsung, dimulai dengan laba rugi periode berjalan dan menyesuaikan
laba rugi tersebut dengan transaksi non kas, akrual, dan tangguhan dari pos yang
penghasilan atau pengeluaran dalam aktivitas investasi dan pendanaan.

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
8

b. Arus kas dari aktivitas investasi, relevan bagi investor karena informasi perubahan asset-
aset jangka panjang memberikan informasi tentang kapasitas operasi dan potensi laba
yang dihasilkan dan arus kas masa depan.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan, untuk mengetahui informasi tentang perubahan
struktur modal entitas.
7. Pengungkapan Laporan Arus Kas
Menurut PSAK 2 (Revisi 2009) bahwa transaksi investasi dan pendanaan yang tidak
memerlukan penggunaan kas dan setara kas, tidak termasuk dalam laporan arus kas.
Transaksi tersebut contohnya adalah perolehan asset secara kredit atau melalui sewa
pembiayaan, akuisisi suatu entitas melalui penerbitan saham, dan konversi utang menjadi
modal.
Suatu transaksi meskipun mempengaruhi struktur asset serta modal entitas tetapi tidak
mempengaruhi arus kas periode berjalan, tidak dimasukkan ke dalam laporan arus kas. Hal
ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas yaitu melaporkan transaksi yang berpengaruh
terhadap arus kas periode berjalan. Transaksi tersebut diungkapkan pada bagian lain dalam
laporan keuangan sehingga memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas
investasi dan pendanaan tersebut.

Latihan Soal
1. Dalam menyusun laporan arus kas, dari transaksi berikut manakah yang akan dianggap
sebagai kegiatan investasi….
a. Peralatan dijual pada nilai buku b. Penjualan barang dagangan secara
kredit
c. Pembayaran dividen tunai d. Penerbitan utang obligasi dengan
diskonto
2. Manakah jenis informasi tambahan yang harus diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan untuk suatu pos dan jumlah yang disajikan dalam laporan posisi keuangan?
a. Liabilitas kontinjensi b. Kebijakan keuangan
c. Isi perjanjian kontrak penjualan d. Penjualan asset tetap yang bernilai
buku nol
3. Cakupan arus kas dari aktivitas pendanaan sering digunakan untuk menilai….
a. Dividen b. Likuiditas
c. Fleksibilitas keuangan d. Sovabilitas
4. Berikut adalah yang termasuk pos minimum yang harus ada di Laporan Posisi Keuangan,
kecuali:
a. Asset biolojik b. Persediaan
c. Kas dan setara kas d. Asset tetap
5. PT. Oase memiliki utang bank yang akan jatuh tempo 6 bulan mendatang, PT. Oase memiliki
opsi untuk melakukan pendanaan kembali atas pembayaran utang tersebut sampai 2 tahun
mendatang. PT. Oase berencana untuk mengambil opsi untuk melakukan pendanaan kembali
tersebut. Pada bagian apa dalam Laporan Posisi Keuangan seharusnya utang tersebut
disajikan?
a. Liabilitas jangka pendek b. Asset lancer
c. Liabilitas jangka panjang d. Asset tidak lancar

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!
9

‫َج ّد َو َج ًّد َم ْن‬


Siapa bersungguh-sungguh dia akan berhasil!!

Anda mungkin juga menyukai