Anda di halaman 1dari 5

BAHAN MATERI PRESENTASI

1. KLASIFIKASI AKTIVA LANCAR


Pengertian Aset Secara Umum
Aset secara garis besar dapat diartikan sebagai seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Bagi berupa uang, barang, gedung, dan sebagainya yang dapat dinilai dengan satuan mata uang.
Kekayaan ini didapat dari transaksi yang terjadu di masa lampau akibat yang ditimbulkan adalah
kekayaan perusahaan bisa bertambah ataupun berkurang. Aset biasanya digunakan sebagai
modal dalam menjalankan perusahaan. Dalam praktiknya, asset ini sering diidentifikasikan
dengan modal awal berupa uang. Namun pada kenyataannya semua yang digunakan dalam
aktivitas perusahaan merupakan asset.
Aset terbagi menjadi 2 (dua) macam berdasarkan likuiditasnya, yakni asset lancar dan tidak
lancar. Likuiditas adalah kemampuan sebuah asset untuk digunakan dalam kurun waktu tertentu.
JIka asset dapat diubah menjadi mata uang tertntu dalam waktu yang relative singkat, maka
likuiditasnya tinggi. Sedangkan, jika untuk mengubah sebuah asset menjadi uang tunai
memerlukan waktu yang cukup lama (biasanya lebih dari 1 tahun), maka likuiditasnya rendah.

ASET LANCAR
Current Asset atau Aset Lancar atau Aktiva Lancar adalah jenis asset yang dapat digunakan
dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Dalam neraca, pencatatannya dipisahkan dengan
aktiva tidak lancar (fixed asset).
Aset perusahaan akan dianggap sebagai asset lancar jika memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Perusahaan mengharapkan akan menggunakan atau menjual aktiva lancar dalam siklus
operasi normal.
b. Perusahaan memiliki aktiva untuk tujuan diperdagangkan.
c. Perusahaan mengharapkan akan merealisasikan aktiva dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan.
d. Kas atau setara kas kecuali aktiva tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk
menyelesaikan kewajiban (liabilities) sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.

Jenis-Jenis Aset Lancar


Aset lancar terbagi menjadi 6 jenis, dengan jenis dan perhitungan pajak yang berbeda-beda.

1. Kas dan Bank


Kas merupakan uang tunai yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan
perusahaan sehingga dalam pencatatannya akan ditempatkan paling atas. Hal-hal yang
termasuk dalam kas adalah uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Namun, ada beberapa yang tidak termasuk dalam kas aktiva lancar :
 Deposito
 Perangko dan Materai
 Bon Kas atau Uang Muka
 Cek Mundur atau Cek Kosong
Adapun bunga dari rekening giro dicatat sebagai penghasilan dalam. Sedangkan dalam
akuntansi perpajakan, bunga rekening giro tidak dicatat sebagai penghasilan karena sudah
dikenakan PPh dengan tariff final 15%.

2. Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek ini meliputi surat-surat berharga, kepemilikan saham atau obligasi
yang bersifat sementara dan dapat dijual sewaktu-waktu. Menurut Prinsip Akuntansi
Indonesia, ada beberapa syarat untuk surat berharga dianggap sebagai penyertaan sementara,
di antaranya :
 Mempunyai pasaran daan dapat diperjualbelikan dengan segera.
 Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.
 Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat jika terdapat kebutuhan dana untuk
kegiatan umum perusahaan.

Jenis investasi jangka pendek terbagi menjadi 5, di antaranya :


a) Saham Biasa dan Saham Preferen, penghasilan dari saham seperti dividen tidak
dikenakan pajak.
b) Obligasi, bunga obligasi dihitung sebagai PPh tidak boleh dikapitalisasi namun harus
dicatat sebagai pajak dibayar dimuka (pasal 23).
c) Sekuritas yang lain, meliputi commercial paper, promissory notes, nill of exchange,
bankers, acceptance, sertifikat deposito, repurchase agreement. Selisih nilai beli dan nilai
jual/ pelunasan adalah penghasilan bagi pemegang sekuritas.
d) Deposito, bunga deposito dikenakan pajak 15% dan final, serta merupakan penghasilan
kena pajak pada SPT sehingga pajaknya tidak dapat dikreditkan.
e) Wesel Tagih, timbul dari utang-piutang penyerahan barang atau jasa. Bunga yang
diterima saat pelunasan merupakan penghasilan pemegang wesel dan merupakan objek
pemotongan PPh 23 atau PPh 26.

3. Account Receivable atau Piutang


Secara umum, account receivable atau piutang adalah tagihan uang perusahaan pada para
pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal
keluarnya tagihan. Dalam aktiva lancar, ada 3 (tiga) jenis piutang yang perlu diketahui :
 Piutang Dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau debitur karena
penjualan barang atau jasa secara kredit.
 Piutang wesel adalah surat perintah penagihan pada seseorang atau badan untuk
membayar sejumlah uang ditanggal yang telah ditentukan sebelumnya.
 Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak namun pembayarannya
belum diterima.

4. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar dimuka atau pembayaran diterima dimuka adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa dari pihak lain, namun pengeluaran itu belum jadi biaya atau jasa tersebut
belum dinikmati oleh perusahaan pada saat pembayaran dilakukan.

5. Persediaan
Persediaan merupakan asset yag tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, untuk
proses produksi dan/ dalam perjalanan, serta bentuk normal, untuk proses produksi atau
pemberian jasa.
Dalam akuntansi perpajakan, penyerahan barang kena pajak ke pedagang perantara dianggap
sebagai penyerahan penjualan sehingga dikenakan PPN. Namun jika merupakan konsinyasi,
barang tersebut tidak termasuk dalam persediaan consignor.

Aktiva Lancar dalam Perpajakan


Dalam pencatatan akuntansu perpajakan, tiap-tiap aktiva lancar memiliki penghitungan
pajak yang berbeda. Contoh aktiva lancar wesel tagih, penghasilan bunga diskonto merupakan
objek pemotongan PPh Pasal 23 untuk wajib pajak dalam negri atau PPh Pasal 26 untuk wajib
pajak luar negri. Lalu jenis aktiva lancar persediaan barang. Jika penyerahan barang kena pajak
ke perantara pedagang dianggap sebagai penyerahan penjualan, transaksi itu dikenakan PPN.

Manfaat Aktiva Lancar


Aktiva lancar sebagai bentuk kekayaan yang likuid memiliki peran yang sangat penting
dalam pengerjaan operasional perusahaan. Salah satu manfaatnya adalah untuk membayar biaya-
biaya yang muncul, seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar utang,
membayar sewa gedung, dan sebagainya.
Aktiva lancar biasanya cepat habis untuk keperluan yang bersifat rutin maupun
incidental. Namun, aktiva lancar akan kembali terisi dari hasil penjualan atau asset lain yang
telah dibayarkan. Hal ini yang membuat pergerakan aktiva lancar bersifat dinamis.
Perusahaan yang tidak memiliki dana tunai atau berbentuk aktiva lancar akan kesulitan
menjalankan proses produksi. Karena itu, perusahaan perlu memastikan aktiva lancar berada
dalam kondisi aman saat ingin melanjutkan proses produksi. Jadi, meskipun perusahaan
memiliki asset berupa aktiva tidak lancar, ini bukan jaminan bahwa proses produksi bisa
dijalankan.

2. PEROLEHAN AKTIVA
Berdasarkan PSAK No. 16, suatu asset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
asset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan asset tetap meliputi :
1) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan
setelah dikurangi diskon dan potongan lain.
2) Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar asset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
3) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset tetap dan restorasi lokasi asset
tetap, kewajiban tersebur timbul ketika asset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi
penggunaan asset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memperoduksi
persediaan selama periode tersebut.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :


a) Biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 Imbalan Kerja yang timbul secara
langsung dari kontruksi atau perolehan asset tetap).
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik.
c) Biaya penanganan dan penyerahan awal.
d) Biaya instalasi dan perakitan.
e) Biaya pengujian asset apakah asset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto
penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti contoh
sampel yang dihasilkan dari peralatan yang sedang di uji)
f) Fee

Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan asset tetap adalah :
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)
c) Biaya penyelenggaraan bisnis dilokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya
pelatihan staf)
d) Administrasi dan biaya overhead umum

Menurut (Mayangsari & Nurjanah, 2018) ada beberapa cara memperoleh asset tetap, antara lain :
1. Pembelian Secara Tunai
Aset tetap yang dibeli dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan
yaitu termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar asset tetap tersebut siap
untuk dipakai seperti bea balik nama, biaya angkut, biaya pemasangan, biaya pengiriman dll.

2. Pembelian Angsuran
Harga perolehan yang dibeli secara angsuran tidak boleh termasuk biaya bunga. Bunga
selama angsuran dibebankan ke beban bunga, dan yang termasuk ke harga perolehan adalah
total angsuran ditambah biaya tambahan seperti biaya angkut, biaya pemasangan, biaya
pengiriman, dll.

3. Ditukar dengan Surat Berharga


Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi, dicatat dalam buku
sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
4. Ditukar dengan asset tetap lain
Aset yang diperoleh dengan menukar dengan asset tetap lain, harga perolehan asset yang
baru tetap harus dikapitalisasi dengan jumlah sebesar harga pasar asset lama ditambah
dengan uang yang dibayarkan (jika ada). Dan selisih antara harga perolehan dengan harga
nilai buku asset lama diakui sebagai laba atau rugi pertukaran.

5. Diperoleh dari Donasi


Jika asset tetap diperoleh sebagai donasi maka asset dicatat dan diakui sebesar harga
pasarnya.

Anda mungkin juga menyukai