KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.Hanya dengan rahmat,
karunia, hidayah serta izin-Nya lah makalah ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Deson Makul
“Audit” Bu Khanifah SE,Akt.MSI. yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan.
Makalah ini membahas tentang ETIKA PROFESIONAL.
Mugkin dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga masih
memerlukan banyak perbaikan. Namun, harapan penyusun semoga makalah ini dapat berguna
bagi Pembaca . Aamiin.
Penyusun
Ttd
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Manfaat dan Tujuan .......................................................................................................................
A. Pengertian Etika..............................................................................................................................
B. Tujuan Etika Profesional................................................................................................................
C. Perlunya Etika Profesinal Bagi Organisasi Profesi......................................................................
D. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ...........................................................................................
E. Akuntan Publik Dan Auditor Independen .....................................................................................
F. Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia .........................................................................
G. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia .........................................................................
H. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik..............................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini.
Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan
publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan kredibilitas
dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti seperti Peursem
(2005) melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam jaringan informasi di
suatu perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan
Firmanzah (2006) juga mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan
informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan oleh
pemilik atau manajer perusahaan.
Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat
menyalurkan dana masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara
efisien, maka perlu disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para
investor untuk memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan. Untuk itu
dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran informasi yang disajikan
manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan publik dalam perekonomian,
khususnya dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk selalu profesional serta
taat pada etika dan aturan yang berlaku.
Beranjak dari itu, dewasa ini peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset
dikalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu
menganalisa kontribusi apa yang telah diberikan auditor. Hal tersebut sah-sah saja
dilakukan mengingat pentingnya peran auditor. Apalagi auditor bisa dibilang sebagai
pihak kepercayaan masyarakat (investor) dalam memastikan informasi yang andal. Jadi
wajar rasanya jika masyarakat turut mengawasi hasil pekerjaan auditor. Selain itu
beberapa tahun terakhir, terutama sejak runtuhnya beberapa perusahaan raksasa dunia,
profesi akuntan publik banyak mendapat sorotan dan kritikan dari masyarakat. Akuntan
publik menjadi salah satu kandidat penyebab runtuhnya perusahaan tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika secara umum dan tujuan etika professional ?
2. Bagaimana kode etik IAI ,prinsip etika dan aturan etika profesional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul
dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria y ang telah ditetapkan.
Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepen tingan.
Adapun sebelum mengenai etika professional, pendekatan dengan teori
interaksinisme simbolik dan teori etika Al-Gazali disebutkan didalam buku auditing
,Prof.Dr.Abdul Halim (2003) : interaksionisme simbolik merupakan kemampuan
berprilaku dan menginterprestasikan tindakan social dan objek social karena manusia
2
memiliki diri, konsep diri dalam interaksionisme simbolik mempunyai peran penting
karena mampu mengarahkan, mengontrol dan menilai seorang individu sebagai anggota
masyarakat untuk melakukan respon terhadap lingkungannya.
Teori Al-Gazali, dalam Triyuwono (1998), manusia pada dasarnya terdiri dari dua
unsur yaitu fisik dan jiwa. Dimana unsur fisik merupakan unsur yang tampak secara
lahiriah dan bersifat tidak kekal, sedangkan unsur jiwa adalah bersifat kekal karena
berasal dari tuhan dan merupakan esensi utama dari diri manusia, sehingga membagi
menjadi empat unsur yang membentuk jiwa yaitu: nafsu, akal, kalbu, dan ruh. Wilayah
nafsu akan memotivasi dan mendorong untuk menginternalisasi yang baik atau yang
buruk, dan akal yang akan menyimpannya dan dapat membedakan baik-buruk, etis-tidak
etis,benar-salah, sehingga seseorang pada tahapan selanjutnya akan mengalami moral
perpection dan moral judgement, dan juga diikuti kalbu dan ruh yang akan mengalami
moral intention dan moral action.
3
b. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku
buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara
auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan
masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi
praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan
Gudono, 2000).
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI,
berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.
4
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia -
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota
IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP). Dalam konggres 1986, nama Kode Etik Ikatan Akutansi Indonesia diubah
menjadi “Kode Etik Akutan Indonesia”. Pasal-pasal dalam Kode Etik Akutan
dikelompokkan menjadi dua golongan : (1) Pasal-pasal yang mengatur prilaku semua
akutan anggota IAI dan (2) Pasal-pasal yang mengatur semua akutan yang berpraktik
dalam profesi akutan publik.
Kode Etik Akutan Indonesia ada 9 bagian :
1) Pembukaan
2) Bab I Kepribadian
3) Bab II Kecakapan Profesional
4) Bab III Tanggung Jawab
5) Bab IV Ketentuan Khusus
6) Bab V Pelaksanaan Kode Etik
7) Bab VI Suplemen dan Penyempurnaan
8) Bab VII Penutup
9) Bab VIII Pengesahan
Pada tahun1998 sampai sekarang nama itu diubah kembali ke “Kode Etik Ikatan
Akutansi Indonesia (Kode EtikIAI). Dengan struktur etika profesional yang baru yaitu
“Delapan Prinsip Etika”yang berlaku bagi seluruh anggota IAI (seluruh Kompartemen
dibawah naungan IAI).
5
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Jasa akuntansi dan review
4. jasa konsultasi (consulting services)
Auditor Independen : akutan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan
keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standart auditing SPAP.
Mukadimah
6
2. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan
pribadi.
7
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur,
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau berada di bawah pengaruh pihak lain.Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan
bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban profesionalnya.
Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak
menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
1. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian ini pada awalnya memerlukan
standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan
ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola
pengembangan yang normal untuk anggota.
2. Pemeliharaan Kompetensi Profesional Kompetensi harus dipelihara dan dijaga
melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus
menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali
mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.
8
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi
harus dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.
9
b. Kecermatan dan keseksamaan professional
c. Perencanaan dan supervise
d. Data relevan yang memadai.
2. Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi,
review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional
lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan oleh IAI.
10
b. Fee Kontijen
merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu
jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan,
kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.
11
Komisi merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau
bentuk lainnya yang kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk
memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila dapat
mengurangi independensi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan
dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan
public akan menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi
terhadap pelaksanaan pekerjaan professional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
Aturan Etika kompartemen Akuntan Publik merupakan etika professional bagi akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan public Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
bersumber dari prinsip etika yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalaqm
kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan
kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, yang kemudian disempurnakan dalam kongres IAI
tahun 1981, 1986, 1994, dan terakhir tahun 1998. Etika yang dikeluarkan oleh Ikatan
12
Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
Akuntan public adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan public, yang
menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam standar professional Akuntan public,
auditing, atestasi, akuntansi da review, dan jasa konsultasi. Auditor Independen adalah
akuntan public yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, yang
menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar
Professional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam
Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota
IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Kode Etik IAI dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan etika, (3)
Interprestasi aturan etika, dan (4) Tanya dan Jawab. Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik terdiri dari :
Independensi, Integritas dan Objektivitas
Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Tanggung Jawab Kepada Klien
Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
Tanggung Jawab dan Praktik Lain
13
DAFTAR PUSTAKA
14