Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESIONAL AUDITING 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.Hanya dengan rahmat,
karunia, hidayah serta izin-Nya lah makalah ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Deson Makul
“Audit” Bu Khanifah SE,Akt.MSI. yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan.
Makalah ini membahas tentang ETIKA PROFESIONAL.

Mugkin dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga masih
memerlukan banyak perbaikan. Namun, harapan penyusun semoga makalah ini dapat berguna
bagi Pembaca . Aamiin.

Semarang, 23 Maret 2020

Penyusun

Ttd

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

PENDAHULUAN BAB I.............................................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Manfaat dan Tujuan .......................................................................................................................

PEMBAHASAN BAB II..............................................................................................................................

A. Pengertian Etika..............................................................................................................................
B. Tujuan Etika Profesional................................................................................................................
C. Perlunya Etika Profesinal Bagi Organisasi Profesi......................................................................
D. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ...........................................................................................
E. Akuntan Publik Dan Auditor Independen .....................................................................................
F. Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia .........................................................................
G. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia .........................................................................
H. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik..............................................................................

PENUTUP BAB III......................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini.
Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan
publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan kredibilitas
dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti seperti Peursem
(2005) melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam jaringan informasi di
suatu perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan
Firmanzah (2006) juga mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan
informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan oleh
pemilik atau manajer perusahaan.
Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat
menyalurkan dana masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara
efisien, maka perlu disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para
investor untuk memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan. Untuk itu
dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran informasi yang disajikan
manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan publik dalam perekonomian,
khususnya dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk selalu profesional serta
taat pada etika dan aturan yang berlaku.
Beranjak dari itu, dewasa ini peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset
dikalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu
menganalisa kontribusi apa yang telah diberikan auditor. Hal tersebut sah-sah saja
dilakukan mengingat pentingnya peran auditor. Apalagi auditor bisa dibilang sebagai
pihak kepercayaan masyarakat (investor) dalam memastikan informasi yang andal. Jadi
wajar rasanya jika masyarakat turut mengawasi hasil pekerjaan auditor. Selain itu
beberapa tahun terakhir, terutama sejak runtuhnya beberapa perusahaan raksasa dunia,
profesi akuntan publik banyak mendapat sorotan dan kritikan dari masyarakat. Akuntan
publik menjadi salah satu kandidat penyebab runtuhnya perusahaan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika secara umum dan tujuan etika professional ?
2. Bagaimana kode etik IAI ,prinsip etika dan aturan etika profesional?

C. Manfaat dan Tujuan


Mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang etika professional ,kode etik dan prinsip
etika, dan menerapkannya pada dunia kerja.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul
dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria y ang telah ditetapkan.
Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepen tingan.
Adapun sebelum mengenai etika professional, pendekatan dengan teori
interaksinisme simbolik dan teori etika Al-Gazali disebutkan didalam buku auditing
,Prof.Dr.Abdul Halim (2003) : interaksionisme simbolik merupakan kemampuan
berprilaku dan menginterprestasikan tindakan social dan objek social karena manusia

2
memiliki diri, konsep diri dalam interaksionisme simbolik mempunyai peran penting
karena mampu mengarahkan, mengontrol dan menilai seorang individu sebagai anggota
masyarakat untuk melakukan respon terhadap lingkungannya.
Teori Al-Gazali, dalam Triyuwono (1998), manusia pada dasarnya terdiri dari dua
unsur yaitu fisik dan jiwa. Dimana unsur fisik merupakan unsur yang tampak secara
lahiriah dan bersifat tidak kekal, sedangkan unsur jiwa adalah bersifat kekal karena
berasal dari tuhan dan merupakan esensi utama dari diri manusia, sehingga membagi
menjadi empat unsur yang membentuk jiwa yaitu: nafsu, akal, kalbu, dan ruh. Wilayah
nafsu akan memotivasi dan mendorong untuk menginternalisasi yang baik atau yang
buruk, dan akal yang akan menyimpannya dan dapat membedakan baik-buruk, etis-tidak
etis,benar-salah, sehingga seseorang pada tahapan selanjutnya akan mengalami moral
perpection dan moral judgement, dan juga diikuti kalbu dan ruh yang akan mengalami
moral intention dan moral action.

B. Tujuan Etika Profesional


Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap
orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan
main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai
kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1994)
menyatakan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih
terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika
professional Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik,
penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).
Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi
kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok
dalam dua kode etik ini yaitu:
a. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh
kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional.

3
b. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku
buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).

Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara
auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan
masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi
praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan
Gudono, 2000).

Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI,
berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

C. Perlunya Etika Profesinal Bagi Organisasi Profesi


Dasar pemikiran yang melandasi penyusuanan etika profesional setiap profesi
adalah kebutuhan proses tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
yangdiserahkan oleh profesi. Terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa
tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat yang di layaninya.
Umumnya masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh suatu
profesi karena kompleknya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi. Masyarakat akan
sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan anggotaprofesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin untuk
memperoleh jasa yangdapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Jika masyarakat
pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi akuntan publik, dokter atau
pengacara maka layanan profesitersebut kepada klien dan masyarakat umumnya menjadi
tidak efektif. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika
profesi akuntan publikmererapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan
perkerjaan audit yang dilakukanoleh anggota profesi tersebut.

D. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

4
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia -
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota
IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP). Dalam konggres 1986, nama Kode Etik Ikatan Akutansi Indonesia diubah
menjadi “Kode Etik Akutan Indonesia”. Pasal-pasal dalam Kode Etik Akutan
dikelompokkan menjadi dua golongan : (1) Pasal-pasal yang mengatur prilaku semua
akutan anggota IAI dan (2) Pasal-pasal yang mengatur semua akutan yang berpraktik
dalam profesi akutan publik.
Kode Etik Akutan Indonesia ada 9 bagian :
1) Pembukaan
2) Bab I Kepribadian
3) Bab II Kecakapan Profesional
4) Bab III Tanggung Jawab
5) Bab IV Ketentuan Khusus
6) Bab V Pelaksanaan Kode Etik
7) Bab VI Suplemen dan Penyempurnaan
8) Bab VII Penutup
9) Bab VIII Pengesahan
Pada tahun1998 sampai sekarang nama itu diubah kembali ke “Kode Etik Ikatan
Akutansi Indonesia (Kode EtikIAI). Dengan struktur etika profesional yang baru yaitu
“Delapan Prinsip Etika”yang berlaku bagi seluruh anggota IAI (seluruh Kompartemen
dibawah naungan IAI).

E. Akuntan Publik Dan Auditor Independen


Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu
1. Jasa audit atas laporan keuangan historis
2. Jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi selain yang dicantumkan
dalam laporan keuangan hisroris.

5
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Jasa akuntansi dan review
4. jasa konsultasi (consulting services)
Auditor Independen : akutan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan
keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standart auditing SPAP.

F. Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia


Kode Etik IAI dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan etika,
(3) Interprestasi aturan etika, dan (4) Tanya dan Jawab.
Prinsip Etika disahkan oleh Kongrs IAI dan aturan berlaku bagi seluruh anggota IAI,
sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen dan hanya mengikat
anggota kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi Etika merupakan interpretasi yang
dikeluarkan oleh pengurus kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota
dan pihak – pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai panduan penerapan Aturan
Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Tanya dan Jawab
memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang Aturan
Etika beserta interpretasinya.

G. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia


Berikut ini dicantumkan Prinsip Etika Profesi Akuntan Indonesia yang diputuskan dalam
Kongres VIII tahun 1998
PRINSIP ETIKA PROFESI

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

Mukadimah

1. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi


anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin di atas dan
melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.

6
2. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan
pribadi.

Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegitan
yang dilakukannya.

 Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan


dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai
jasa profesional mereka.

Prinsip Kedua: Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
 Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruhan.

Prinsip Ketiga: Integritas


Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Prinsip Keempat: Objektivitas

7
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur,
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau berada di bawah pengaruh pihak lain.Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan
bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban profesionalnya.
Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak
menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
1. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian ini pada awalnya memerlukan
standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan
ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola
pengembangan yang normal untuk anggota.
2. Pemeliharaan Kompetensi Profesional Kompetensi harus dipelihara dan dijaga
melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus
menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali
mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.

Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung


jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.

Prinsip Keenam: Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam


melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa
staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan.

Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional

8
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi
harus dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan : Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar


teknis dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang
relevan.

H. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik


Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Publik (IAI- KAP) dan staf professional (baik yang anggota IAI-
KAP maupun bukan anggota IAI-KAP (yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika oleh
anggota KAP. Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:
 Independensi, Integritas dan Objektivitas
1. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan
sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana
diatur dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh IAI.
2. Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan
integritas dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak
boleh membiarkan factor salah saji material.
 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
1. Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta beserta
interprestasi yang terkait dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI:
a. Kompetensi Profesional

9
b. Kecermatan dan keseksamaan professional
c. Perencanaan dan supervise
d. Data relevan yang memadai.
2. Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi,
review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional
lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan oleh IAI.

3. Prinsip- prinsip Akuntansi


Anggota KAP tidak diperkenankan :
1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan
keuangan atau dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material
yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

 Tanggung Jawab Kepada Klien


1. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia tanpa persetujuan dari klien.
1) Fee Profesional
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara
lain: risiko, penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa
tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan professional lainnya. Setiap anggota
tidakiperkenankan untuk menawarkan fee yang dapat merusak
citra profesi.

10
b. Fee Kontijen
merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu
jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan,
kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

 Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi


1. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan
perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
2. Komunikasi AntarAkuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan public pendahulu
bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan public
pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan public dengan
jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
3. Perikatan Atestasi
Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang
jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

 Tanggung Jawab dan Praktik Lain


1. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan
perkataan yang mencemarkan profesi.
2. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan
mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan
kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
3. Komisi, dan Fee Referal
a) Komisi

11
Komisi merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau
bentuk lainnya yang kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk
memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila dapat
mengurangi independensi.

b) Fee Referal (Rujukan)


Fee Referal (Rujukan) merupakan imbalan yang dibayarkan/
diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.
Hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
4. Bentuk Organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai
yang diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau
tidak menyesatkan dan me rendahkan citra profesi.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan
dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan
public akan menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi
terhadap pelaksanaan pekerjaan professional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
Aturan Etika kompartemen Akuntan Publik merupakan etika professional bagi akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan public Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
bersumber dari prinsip etika yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalaqm
kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan
kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, yang kemudian disempurnakan dalam kongres IAI
tahun 1981, 1986, 1994, dan terakhir tahun 1998. Etika yang dikeluarkan oleh Ikatan

12
Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
Akuntan public adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan public, yang
menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam standar professional Akuntan public,
auditing, atestasi, akuntansi da review, dan jasa konsultasi. Auditor Independen adalah
akuntan public yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, yang
menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar
Professional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam
Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota
IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Kode Etik IAI dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan etika, (3)
Interprestasi aturan etika, dan (4) Tanya dan Jawab. Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik terdiri dari :
 Independensi, Integritas dan Objektivitas
 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
 Tanggung Jawab Kepada Klien
 Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
 Tanggung Jawab dan Praktik Lain

13
DAFTAR PUSTAKA

1. AICPA, AICPA Professional Standards as of June 1, 1998. Volume II. Chicago :


Commerce Clearing House, Inc., 1998 ( diakses 23 Maret 2020)
2. AICPA, AICPA Professional Standards as of June 1, 1998. Volume I. Chicago :
Commerce Clearing House, Inc., 1998 ( diakses 23 Maret 2020)
3. https://id.scribd.com/doc/264500141/Bab-II-Etika-Profesional-Audit-2
( diakses 22 Maret 2020)
4. http://batujangkih.blogspot.com/2015/05/etika-profesional-audit_7.html
( diakses 22 Maret 2020)
5. http://merycindra.blogspot.com/2015/01/rangkuman-auditing-mulyadi.html
( diakses 22 Maret 2020)

14

Anda mungkin juga menyukai