Anda di halaman 1dari 10

The International Professional Practises Framework: Authoritative Guidence for The

Internal Audit
Internal audit profession’s authoritative guidance memungkinkan para profesional auditor internal untuk
memberikan layanan yang dapat memberikan nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan yang beragam dari
stakeholder
A. Sejarah dari Guidance setting untuk profesi auditor internal
Perkembangan dari Guidance setting for the internal audit profession seiring dengan perkembangan
organisasi yang terus berkembang, baik dari ukuran maupun kompleksitas dan operasi dari organisasi
yang semakin menyebar dilihat dari segi geografi. Senior Management tidak lagi dapat mengawasi
organisasi secara langsung atau tidak lagi bisa berinteraksi secara langsung dengan orang-orang yang
melapor kepadanya, yang mana pengawasan tersebut merupakan tanggungjawab dari seorang senior
management. Jarak atau gap inilah yang menjadi salah satu latar belakang, yang kemudian mendorong
terciptanya suatu kondisi dimana dibutuhkan seseorang di organisasi untuk membantu senior
management. Bantuan tersebut melalui pemeriksaan terhadap operasi organisasi dan menyediakan
laporan mengenai hasil dari pemeriksaan terebut kepada senior management. Aktivitas yang dilakukan
oleh orang orang ini disebut aktivitas Internal audit.
Perkembangan dari guidence untuk profesi auditor internal dimulai setelah terbentuknya IIA.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai perkembangan tersebut:

B. The International Professional Practices Framework

IPPF merupakan satu-satunya guidance untuk profesi internal audit yang diakui secara global.
Didalamnya mengandung apa yang dianggap sebagai elemen penting dalam memberikan jasa audit
internal. Elemen penting tersebut terdiri dari:
1. Kualitas dari individu internal auditor;
2. Karakteristik dari fungsi yang menyediakan jasa internal audit;
3. Sifat dari akitivitas internal audit; .
4. Kriteria kinerja terkait
Oleh karena itu, IPPF memberikan petunjuk kepada profesi internal auditor dan menetapkan
harapan yang diinginkan oleh para stake holder sehubungan dengan kinerja jasa internal audit.
Komponen dari IPPF termasuk didalamnya:
1. Mandatory Guidance, yang terdiri dari:
➢ Definiton of Internal Auditing
➢ The Code of Ethics
➢ The Standards
2. Strongly Recommended Guidance, yang terdiri dari:
➢ Practice Advisories
➢ Position Papers
➢ Practise Guides
IPPF memberikan dasar bagi fungsi internal audit untuk menunaikan peran mereka dan cara yang
efektif memenuhi tanggungjawab mereka.
C. Mandatory Guidance
1. The Definitions
IPPF mendefiniskan Internal Auditing sebagai berikut: “Internal auditing is an independent,
objective assurance and consulting activity desaigned to add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing systematic, disciplined
approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance
process.”
The Value of Internal Auditing for Stakeholders.

2. The Code of Ethics


Tujuan dari adanya kode etik adalah untuk mendorong budaya beretika di dalam profesi
internal audit. Kode etik terdiri dari dua komponen, yaitu:
1. The Principle; The Principle menyatakan empat cita cita seorang auditor internal profesional
yang harus terus dijaga dalam melaksanakan perkerjaannya dan merepresentasikan core value
yang harus dipegang teguh oleh internal auditor untuk mendapatkan kepercayaan dari mereka
yang bergantung pada jasa mereka.
2. The Rule of Conduct. The Rule of Conduct mendeskripsikan 12 norma perilaku yang harus
diikuti oleh internal auditor untuk dapat mempraktikkan The Principle.
Berikut ini adalah 4 principle dan 12 role of conduct untuk internal auditor:
1. Integrity
Integritas dari seorang internal auditor membentuk kepercayaan dan kepercayaan
memberikan dasar bagi stake holder untuk bergantung pada judgement seorang internal auditor.
The Rules of Conduct yang diasosiasikan dengan prinsip integritas menyatakan bahwa internal
auditor: • Harus melaksanakan pekerjaan mereka dengan jujur, ketelitian dan tanggungjawab •
Harus menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diinginkan oleh hukum dan profesi. •
Harus tidak terlibat dalam aktivitas ilegal, atau terikat dalam aktivitas yang dapat
mendiskreditkan profesi internal auditor atau organisasi; • Harus menghormati dan berkontribusi
pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi
2. Objectivity
Auditor internal tidak dipengaruhi oleh kepentingan mereka sendiri atau oleh orang lain
dalam membentuk penilaian • Tidak boleh berpartisipasi dalam suatu aktivitas atau hubungan
yang mungkin merusak atau diasumsikan akan merusak penilaian auditor yang tidak berbias. •
Tidak boleh menerima apapun yang dapat merusak atau diasumsikan merusak professional
judgement • Harus mengungkapkan semua fakta, yang sifatnya material dalam pengambilan
keputusan, yang mereka ketahui. Dimana jika fakta tersebut tidak diungkapkan maka akan
mengubah hasil dari review suatu aktifitas.
3. Confidentiality
Auditor internal tidak mengungkapkan informasi yang mereka terima tanpa otoritas yang
tepat kecuali ada kewajiban hukum atau profesional untuk melakukannya The Rules of Conduct
yang diasosiasikan dengan prinsip Confidentiality menyatakan bahwa internal auditor: • Harus
berhati-hati dalam menggunakan dan melindungi informasi yang diperoleh saat pelaksanaan
tugas. • Tidak boleh menggunakan data untuk keuntungan pribadi atau kepentingan lainnya yang
bisa bertentangan dengan hukum atau yang dapat menganggu tujuan perusahaan.
4. Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan
dalam pelaksanaan layanan audit internal The Rules of Conduct yang diasosiasikan dengan
prinsip Competency menyatakan bahwa internal auditor:
• Hanya boleh melakukan perikatan dengan klien atas jasa pelayanan dimana mereka memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit
internal • Harus melaksanakan jasa internal audit yang sesuai dengan standar (International
Standards for the Professional Practise of Internal Auditing) • Harus selalu meningkatkan
kecakapan, efektifitas dan kualitas jasa pelayanan internal audit.

3. The International Standards for the Professional Practise of Internal Auditing


Tujuan dari the Standards adalah: • Delineate basic principles that represent the practice of internal
auditing • Provide a framework for performing and promoting a broad range of value-added internal
auditing • Establish the basis for the evaluation of internal audit performances • Foster improved
organizational processes and operations

Definisi dari the standards Principles-focused, mandatory requirement consisting of Statements ans
Interpretations. Yang terdiri dari: • Statement dari persyaratan minimum untuk professional practice
dari internal audit dan untuk mengevaluasi efektivitas dari kinerja para profesional yang berpraktik,
dimana bisa diaplikasikan secara international pada level individu dan organisasi. • Interpretasi, yang
menjelaskan istilah atau konsep dalam Laporan.

Three types of Standards


• Attribute Standards “address the attributes of organizations and individuals performing internal
auditing”
• Performances Standards “describe the nature of internal auditing and provide quallity criteria
againts which the performance of these services can be measured”
• Implementation Standards “...expands upon the Attribute and Performances Standards by providing
the requirements applicable to assurances...or consulting...activities.”

Assurance and Consulting Services


• Assurances Services “An objective examination of evidence for the purpose of providing an
independent assesment on governance, risk management, and control processes for the organization.
Example may include financial, performance, compliance, system security and due diligence
engagements.” Terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut: Pemeriksaan obyektif atas bukti
dengan tujuan untuk memberikan assesment yang independen terhadap tata kelola, manajemen
risiko, dan proses pengendalian di organisasi.
• Consulting Services “Advisory and related [customer] service activities, the nature and scope of
which are agreed with the [customer], are intended to add value and improve an organization’s
governance, risk management, and control processes without the internal auditor assuming
management responsibility. Example include counsel, advice, facilitation, and training.” Terjemahan
bebasnya adalah sebagai berikut: Jasa sebagai penasehat dan kegiatan pelayanan lainnya yang terkai
pelanggan, sifat dan ruang lingkup perikatan adalah yang disepakati dengan [pelanggan], jasa ini
dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan tata kelola organisasi, manajemen
risiko, dan proses pengendalian tanpa auditor internal memikul tanggung jawab manajemen. Contoh
termasuk nasihat, saran, fasilitasi, dan pelatihan.

Perbedaan jelas dalam kedua jenis layanan adalah pada tujuan pemberian pelayanan. Perikatan jasa
Assurance dilakukan untuk memberikan assesment independen sedangkan perikatan terkait jasa
konsultasi dilakukan untuk memberikan layanan konsultasi, pelatihan, dan fasilitasi.

Struktur dari consulting engagements relatif sederhana. Mereka biasanya hanya melibatkan dua
pihak saja, yaitu: • pihak yang meminta dan menerima saran-pelanggan dan; • pihak yang
memberikan nasihat (fungsi internal audit).
Fungsi audit internal bekerja secara langsung dengan pelanggan untuk menyesuaikan keterlibatan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sedangkan struktur dari assurance engagements lebih kompleks. Mereka biasanya melibatkan tiga
pihak: • Pihak yang secara langsung bertanggung jawab untuk proses tersebut, sistem, atau topik lain
yang sedang dinilai-auditee; • Pihak yang memberikan jasa assesment (fungsi internal audit); • Pihak
yang menggunakan hasil assesment-the users.
Pengguna tidak secara langsung terlibat dalam engagements dan dalam beberapa kasus tidak
teridentifikasi secara eksplisit.

The Attribute Standards


• 1000-Purpose, Authority, and Responsibility • 1100-Independence and Objectivity • 1200-
Proficiency and Due Professional Care • 1300-Quality Assurance and Improvement Program

Purpose, Authority, and Responsibility


Fungsi audit internal harus memiliki charter yang secara jelas menyatakan tujuan fungsi ini, otoritas,
dan tanggungjawab dan menentukan sifat dari jasa assurance dan konsultasi. Charter tersebut juga
harus menyatakan tanggung jawab dari fungsi audit internal agar patuh terhadap Definisi Audit
Internal, Kode Etik, dan Standar.

Independence and Objectivity


• Independence Bebas dari kondisi yang mengancam kemampuan audit internal untuk melaksanakan
tanggung jawab audit internal dalam cara yang tidak bias.
• Objectivity Sebuah sikap mental tidak bias yang memungkinkan auditor internal untuk melakukan
perikatan dengan klien dalam sikap yang sedemikian rupa sehingga mereka percaya pada produk
kerja dari internal auditor dan bahwa tidak ada kompromi kualitas yang dibuat. Objektivitas
mensyaratkan bahwa auditor internal tidak menyerahkan penilaian mereka mengenai hal audit
kepada orang lain.

Independence adalah atribut dari fungsi audit internal, objektivitas adalah atribut dari auditor secara
individual. Independences Organisasi terhadap fungsi audit internal memfasilitasi objektivitas
auditor individual. Conflict of Interest atau Benturan kepentingan mengganggu independensi dan
obyektivitas. Konflik kepentingan adalah setiap hubungan yang, atau tampaknya, tidak dalam
kepentingan terbaik organisasi. Ancaman yang terkait pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan
independensi dan obyektivitas timbul dari sifat dari pekerjaan itu sendiri. Impairment terhadap
indepensi atau objektivitas, dalam fakta atau appearances, mungkin tidak dapat dihindari dalam
keadaan tertentu. Standard 1130: Impairment terhadap indepensi atau objektivitas, CAE harus
mengungkapkan rincian impairment kepada pihak yang tepat.

Proficiency and Due Professional Care


The standard mensyaratkan bahwa fungsi auditor internal dan auditor itu sendiri memiliki
pengetahuan, kemampuan dan kemampuan lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi
tanggungjawab mereka dan melaksanakannya dengan due professional care. The standars tidak
memandatkan secara spesifik pengetahuan, kemampuan dan kemampuan yang harus dimiliki. Salah
satu kompetensi tertentu yang dibutuhkan oleh Standar adalah pengetahuan tentang risiko penipuan.

Standards or guidance yang terkait:


• Practice Advisory 1210-1: Kecakapan; • Standards 1210.A2 ”Internal Auditors must have
sufficient knowledge to evaluate the risk of fraud and the manner in which it is managed by the
organizations…”; Terjemahan bebasnya adalah: Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang
cukup untuk mengevaluasi risiko dari kecurangan terhadap hal yang dikelola oleh perusahaan...”; •
Standards 1210.A3 Internal Auditors must have sufficient knowledge of key information technology
risk and controls and available technology-based audit technique to perform their assigned work”;
Terjemahan bebasnya adalah: Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang cukup risiko dan
pengendalian terhadapa teknologi informasi kunci dan teknik audit berbasis teknologi untuk
melaksanakan perkerjaan yang ditugaskan kepada mereka • Standard 1210.A1 “Harus mendapatkan
nasihat dan bantuan dari pihak yang kompeten”.

Due Professional Care


The care and kemampuan yang diharapkan dari seorang auditor internal yang kompeten dan
memiliki kehati-hatian yang beralasan. Ini tidak berarti bahwa auditor internal tidak dapat membuat
kesalahan atau penilaian yang tidak sempurna, melainkan bahwa mereka akan menunjukkan tingkat
kehati-hatian dan kompetensi yang diharapkan dari seorang profesional. Due Care berarti bahwa
mereka akan mengeluarkan usahanya, sebagai profesional auditor internal, pada tingkat usaha yang
sama yang akan dilakukan oleh auditor internal lainnya dalam situasi yang sama. Related Standards
or guidance: • Standard 1230: Pengembangan Profesi Berkelanjutan menyatakan bahwa "Auditor
internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain melalui
pengembangan profesional".

Quality assurance and improve programs


Konsep dasar dari quality assurance for internal audit service adalah mirip dengan konsep quality
assurance pada perusahaan manufacture. Dimana Fungsi quality assurance bertugas meyakinkan
bahwa produk yang dikeluarkan memiliki fitur dan karakteristik yang sesuai dengan yang
dibutuhkan. Sedangkan pada ranah fungsi audit internal, quality assurance and improvement
program “dirancang untuk dapat dinilai kesesuaiannya dengan standard yang ada pada standard
Internal audit definition dan agar dapat dievaluasi keseuaiannya apakah sudah patuh pada kode etik
auditor internal”.
“Seorang chief audit executive harus mengembangkan dan memaintain sebuah quality assurance dan
improvement program yang meliputi semua aspek fungsi internal audit” (standard 1300: quality
assurance and improvement programs). Seorang chief audit executive juga “harus
mengkomunikasikan hasil dari quality assurance dan program pengembangan pada manajemen
senior dan direksi (standard 1320: Reporting on the Quality Assurance and Improvement program)
dan bisa menyatakan bahwa internal audit (fungsi) sesuai dengan International Standards for the
Profesional practice of Internal Auditing… kalau hasil dari quality assurance dan improvement
programs mendukung pernyataan tersebut (Standards 1321: Penggunaan pernyataan “sesuai dengan
International Standards for the Profesional practice of Internal Auditing). Ketika terdapat
ketidaksesuaian dengan definisi internal auditing, atau kode etik auditor internal, atau standar yang
mempengaruhi keseluruan cara kerja auditor internal, seorang Chief Audit executive harus
menyatakan ketidaksesuaian tersebut dan pengaruhnya kepada managemen senior dan dewan
direksi. (Standard 1322:Disclosure of Nonconformance).

Standard 1310 : Requirement of The quality assurance and improvement program menyatakan
bahwa “The quality assurance and the improvement program harus menyertakan baik penilaian
internal maupun eksternal. Penilaian internal harus terdiri atas : • Monitoring kinerja secara terus
menerus terhadap fungsi audit internal • Penilaian secara periodic oleh pihak lain di dalam organisasi
yang memiliki keahlian di dalam praktik audit internal

Penilaian eksternal harus dilaksanakan minimal 5 tahun sekali oleh pihak yang memenuhi syarat,
penilai independen, atau tim penilai dari luar organisasi. Chief Audit Executive harus mendiskusikan
dengan dewan direksi untuk hal-hal yang terkait dengan : • Bentuk dan frekuensi penilaian yang
dilaksanakan • Kualifikasi dan independensi dari penilai ekternal atau tim penilai, termasuk potensi
terjadinya conflict of interest di dalam proses penilaian tersebut (Standard 1312:External Assesment

The Performance Standards The performance standards menjelaskan sifat-sifat dasar dari layanan
internal audit, serta bagaimana penilaian kinerja layanan tersebut. Performance Standard dibagi
menjadi tujuh bagian utama, yaitu :

2100 – Managing (mengelola) aktivitas internal audit


2100 – Nature of work
2200 – Engagement Planning
2300 – performing engagement
2400 – Communicating result
2500 – Monitoring Progress
2600 – Communicating the acceptance risk

Managing the internal audit activity. Standard 2000 menerangkan bahwa seorang Chief Audit
Eecutive bertanggung jawab untuk mengelola fungsi internal audit dan memastikan bahwa fungsi
tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Meskipun bila organisasi mengoutsource
fungsi audit internal tersebut, organisasi tetap harus memiliki “someone in house” yang
bertanggungjawab dalam menyetujui kontrak audit internal tersebut, mengawasi kualitas pekerjaan
penyedia jasa, menyusun jadwal pelaporan jasa assurance dan konsultasi manajemen kepada
manajemen senior dan dewan direksi dan menentukan hasil kesepakatan dengan penyedia jasa
terebut. Pada banyak kasus, fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh CAE. Bagaimanapun ketika
orang tersebut memiliki conflicting responsibilities/konflik pertanggungjawaban dengan fungsi
outsourcerd tersebut, penyedia layanan audit internal tersebut memiliki kewajiban untuk membuat
“organisasi tersebut waspada bahwa organisasi tersebut memiliki tanggung jawab untuk
mempertahankan audit internal yang efektif” (Standard 2070: External service provider and
organizational Responsibility for internal auditing). Interpretasi dari standar tersebut dapat diartikan
sebagai berikut :

“Tanggung jawab tersebut ditunjukan melalui quality assurance dan improvement programs yang
menilai kesesuaian tanggung jawab tersebut dengan yang tertuang di dalam definisi internal auditing,
kode etik dan standar yang ada”.

Standard 2000 menyatakan bahwa “Aktivitas internal audit telah dikelola dengan baik ketika :
• Hasil dari aktivitas pekerjaan internal audit mencapai tujuan dan tanggung jawab yang tercantum
di dalam internal audit charter; • Aktivitas internal audit telah sesuai dengan definisi internal audit
dan standard yang ada dan • Setiap individu yang menjadi bagian dari aktivitas internal audit
menunjukan kesesuaian dengan kode etik dan standar (interpretasi dari standard 2000: Managing
internal audit activity);

Subsequent standard secara berkelanjutan harus menunjukan bahwa seorang CAE haruslah:
• “…. Menyusun sebuah risk based plan untuk menentuan apakah prioritas dari aktivitas internal
audit sudah konsisten dengan tujuan organisasi (Standard 2010: planning) • “….
Mengkomunikasikan rencana aktivitas internal audit dan hal-hal yang dibutuhkan di dalam kegiatan
audit internal, terasuk perubahan perubahan signifikan kepada managemen senior dan dewan direksi
sebagai bahan review dan approval.” Seorang CAE ”juga harus mengkomunikasikan pengaruh dari
keterbatasan hal-hal yang dibutuhkan tersebut” (standard 2020; communication and approval) •
“…memastikan bahwa kebutuhan internal audit sudah tepat, cukup, dan tersebar dengan baik untuk
dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan” (Standard 2030 : ‘Resources Management) • “…
Menyusun kebijakan dan prosedur sebagai arahan dalam kegiatan internal audit” (Standard 2040:
Policies and procedures). • “… Membagi informasi dan berkoordinasi dengan penyedia jasa
assurance and consulting, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi untuk
memastikan pelaksanaan pekerjaan tidak tumpang tindih” (standard 2050 : koordinasi) • “… secara
periodic membuat laporan kepada manajemen senior dan dewan direksi terkait tujuan kegiatan
internal audit, kewenangan, tanggung jawab, dan hasil yang ingin dicapai dari rencana tersebut.”
Seorang CAE juga harus melaporkan pengaruh risiko dan kegiatan pengendalian yang dapat
mempengaruhi kegiatan internal audit, termasuk risiko fraud, hal hal terkait dengan tata kelola
(governance) dan hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi atau diminta oleh senior manajemen
dan dewan direksi” (Standar 2060: Reporting to senior management and board)

Nature of Works. Standard 2100. Nature of work (sifat pekerjaan) adalah konsisten dengan definisi
internal auditing yang telah didiskusikan di awal bab ini. “Kegiatan internal audit harus
mengevaluasi dan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas governance, manajemen risiko, dan
proses pengendalian menggunakan pendekatan yang disiplin dan sistematis.

Fungsi internal audit harus memperkirakan dan membuat rekomendasi yang tepat untuk
meningkatkan kualitas governance organisasi agar proses governance pada organisasi dapat
mencapai tujuan berikut :
• Mempromosikan etika dan nilai-nilai yang tepat bagi organiasasi • Memastikan efektifitas
manajemen penilaian kinerja organiasasi dan akuntabilitas; • Mengkomunikasikan risiko dan
pengendalian informasi pada area yang tepat dari organisasi • Mengkoordinasikan aktivitas tersebut
dan menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, auditor eksternal dan auditor internal,
dan juga manajemen (Standard 2010 : Governance)
Fungsi audit internal juga harus mengevaluasi efektivitas dan meningkatkan proses manajemen
risiko organisasi (Standards 2120: Risk Managemen). Menentukan apakah fungsi proses manajemen
risiko pada organisasi telah berjalan efektif apabila hasil penilaian auditor internal meyatakan :
• Tujuan organisasi telah mendukung dan sesuai dengan misi organisasi • Risiko-risiko yang
siginifikan telah diidentifiasi dan ditelaah • Respon terhadap risiko telah ditetapkan dengan sesuai
dan telah selaras dengan risk apetite organisasi dan • Informasi mengenai risiko yang relevan telah
dicatat dan dikomunikasikan secara berkala.di pada berbagai pihak di organisasi, termasuk staf,
manajemen dan dewan direksi untuk menentukan tanggung jawab masing-masing pihak.
(Interpretation to standard 2120 : Risk Managemen)

Fungsi audit internal juga harus membantu organisasi dalam “mempertahankan efektivitas
pengendalian dengan cara mengevaluasi efetivitas dan efisisensi pengendalian dan mempromosikan
pengembangan berkelanjutan. (standard 2130: Control)

Fungsi internal audit juga harus mengevaluasi kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan juga
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengendalian melalui promosi continuous improvement.

Fungsi Internal Audit harus melaksanakan evaluasi terhadap risk exposure dan mengevaluai
kecukupan dan efektivitas operasional organisasi yag terkait dengan :
• Pencapaian tujuan organisasi • Kecukupan dan integritas informasi keuangan dan operasional
organisasi • Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dan program organisasi • Pengamanan asset •
Kepatuhan terhadap aturan perundangan yang berlaku (standard 2120.A1 dan 2130 A.1)

The Engagement Process. Pelaksanaan kesepakatan terhadap pelaksanaan kegiatan audit internal
baik berupa jasa assurance maupun jasa consulting bisa dibagi menjadi 3 bagian. Standard
pelaksanaan tersebut tercantum pada : 2200 – Engagement planning 2300 - Performing the
engagement 2400 – communicating result 2500 – monitoring progress

Standard 2200 : engagement planning menyatakan bahwa “ Auditor internal harus merancang dan
mendokumentasikan perencanaan kesepakatan audit internal yang didalamnya mencakup tujuan,
skope, waktu pelaksanaan dan hal-hal yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan audit internal”,
dokumen tersebut harus memperhatikan : • Tujuan dan aktivitas yang akan dievaluasi dan dinilai
aktivitas pengendaliannya • Significant risk terhadap kegiatan tersebut, tujuan, sumber daya maupun
operasional dari kegiatan tersebut termasuk risiko-risiko yang bisa mengganggu proses pencapaian
tujuannya. • Kecukupan dan efektivitas dari governance, manajemen risiko, dan aktivitas
pengendalian tersebut apabila dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. • Kesempatan
auditor internal untuk meningkatkan kualitas governance, manajemen risiko, dan aktivitas
pengendalian

Standard di bawah ini harus dilaksanakan di dalam merancang perjanjian/perikatan audit internal : •
Tujuan audit harus dicantumkan dengan jelas (standard 2210 : tujuan perikatan) • Ruang lingkup
yang ditetapkan harus memadai untuk mencapai tujuan dari perikatan tersebut. • Auditor internal
harus menetapkan tingkat kebutuhan dalam pelaksanaan audit internal • Auditor internal harus
mengembangkan dan mendokumentasikan dokumen-dokumen tersebut.

Ketika melasanakan perikatan tersebut, fungsi internal audit haruslah : • “… menyajikan informasi
yang relevan, dapat dipercaya (reliable) dan cukup terkait dengan tujuan perikatan tersebut”
(standard 2310 : identifying information). • “…Membuat perikatan dan kesimpulan berdasarkan
analisis dan evaluasi yang memadai” (standard 2320: Analysis and evaluation) • “..
mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung kesimpulan manajemen” • “…
memastikan bahwa perikatan yang dibuat telah disupervisi dengan memadai sehingga tujuan audit
dapat dicapai, kualitas audit telah dijamin, dan staf yang dibutuhkan telah ditetapkan dengan sesuai”

Agar perikatan audit internal menjadi bernilai, outcome yng telah dicapai harus disampaikan secara
berkala kepada klien. Namun tidak cukup laporan saja yag disampaikan. Komunikasi yang dilakukan
harus berdasarkan laporan yang meminimalisasi disinterpretasi

Fungsi internal audit harus “melaporkan bahwa perikatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
international standards for the professional practice of internal auditing apabila perikatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan pernyataan tersebut (standar 2340 : Use of “Conducter in
Comformance with the internal auditing, the Code of Ethics , or The standard impact a specific
engagement communication harus menyajikan : • Prinsip atau keseuaian dengan aturan perilaku
yang tidak sesuai • Alasan ketidaksesuaian • Dampak dari ketidaksesuaian dari perikatan dan
mengkomunikasikan hasil perikatan tersebut.

Seorang CAE bertanggungjawab untuk mengkounikasikan hasil dari perikatan perjanjian tersebut
kepada pihak-pihak yang membutuhkan(standard 2440: Disseminating Result) dan menerbitkan
opini mengenai kondisi governance, risk management, maupun aktivitas lainnya. Ketika sebuah
opini diberikan, CAE juga harus menyampaikan kepada senior manajemen sebagai bahan
pertimbangan apakah hendak menerima risiko tersebut ataukah tidak mengambil tindakan (Standard
2500 A.1) Communicating the acceptance risk.Standard 2600 :

Communicating the acceptance risk addresses the issue of a level of residual risk that may be
unacceptable to the organization that may be unacceptable to the organization.

STONGLY RECOMMENDED GUIDANCE

How the international Profesional Practice Framework is kept current


IPFF adalah sebuah bentuk pedoman yang bersifat dinamis. Senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi lingkungan IPFF dikoordinasikan,dikembangkan, diterbitkan oleh The Professional
Guidance Advisory Council, yang terdiri dari The global ethic comitee, The International audit
standard board, the Professional Issue comitee, dan public sector comitee.

Standard yang diterbitkan oleh organisasi lain


Profesi auditor internal juga perlu mengikuti standard selain yang ditetapkan oleh IIA semisal US
Government Accountability Office (GAO) Government Auditing Standard, Standard for
professional Practice of environmental, health and safety auditing, dan standard yang dikeluarkan
oeleh International standard Organization (ISO). Di Negara Amerika para praktisi internal audit
biasanya menyandingkan standard dari IIA dan standard dari GAO untuk menerbitkan piagam
auditnya. Terhadap dua standard berbeda yang dapat mengakibatkan terjadinya multiple standard,
bagian paragraph introduction pada Standard IIA memberikan ketentuan sebagai berikut : “apabila
standard yang digunakan berhubungan dengan standard lainnya, maka fungsi internal audit harus
mengutip penggunaan standard yang digunakan tersebut dengan jelas. Namun apabila terjadi
inkonsistensi antara standard dari IIA dengan dari standard lainnya, fugsi internal audit harus
menyelaraskan piagam auditnya dengan standard dari IIA, namun apabila terdapat keterbatasan
maka auditor bisa mengikuti standar lainnya.

Standard for Internal Auditing in Government


Biasa disebut dengan the yellow book, standard ini digunakan sebagai dasar pelaksanaan audit pada
lembaga pemerintahan. Standard ini lebih berfokus pada laporan keuangan dan audit kinerja.
Biasanya masing-masing Negara menerapkan standard sendiri untuk audit terhadap lembaga
pemerintahan maupun kontrak-kontrak di pemerintah. Namun standard yang digunakan biasanya
bermodel kepada International Organization of Supreme Audit Institution (INTOSAI)

Standard for Information Technology Audit


Tidak seperti standard Audit IT yang diterbitkan IIA, Standard audit IT yang diterbitkan oleh ISACA
memberikan arahan yang lebih mendetail. Standard IT Audit yang telah ditetapkan oleh IIA sendiri
sudah selaras dengan standard yang ditetapkan oleh ISACA. Meskipun begitu auditor yang banyak
bekerja di bidang IT harus senantiasa aware terhadap perkembangan standard yang dikembangkan
oleh ISACA dan menggunakan arahan tersebut di dalam pelaksanaan pekerjaan audit system
informasi yang dilaksanakannya.

Standard for Financial Audit.


The US Public Company Accounting oversight board (PCAOB) dan American Institute of Certified
Public Accountant adalah lembaga yang menerbitkan standard pemeriksaan keuangan pada audit
atas laporan keuangan di Amerika Serikat. Standard ini menekankan pada independensi atas audit
yang dilaksanakannya, termasuk juga mengatur mengenai koordinasi antara auditor internal dengan
auditor eksternal.

Other Relevance Guidance


1. The International Standards Organization (ISO)
2. Standards Australia yang menerbitkan standard terkait dengan proses manajemen risiko dan
governance
3. The Commitees of Sponsoring Organization of the threadway Commision (COSO) yang
menerbitkan kerangka kerja terkait internal control dan manajemen risiko
4. The Society of Corporate Compliance and ethics yang menerbitkan standard terkait praktisi etika
dan kepatuhan
5. The Helathcare Compliance Association, menerbitkan standard terkait dengan pemeriksaan
industri kesehatan
6. The Basel Comitee on Banking Supervision yang menerbitkan standard mengenai audit internal
sector perbankan dan manajemen risikonya

Anda mungkin juga menyukai