Anda di halaman 1dari 5

Internal Audit oleh APIP

Audit Internal merupakan penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan oleh
auditor internal untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi. Auditor Internal
Pemerintah atau sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah ( APIP ) adalah instansi
pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
pemerintah pusat dan/atau daerah yang terdiri dari BPK dan BPKP, Inspektorat Jenderal
Departemen ( LPND ), dan Badan Pengawasan Daerah.
A. APIP berfungsi untuk:
➢ Mencegah kecurangan yang terjadi di organisasi
➢ Menghasilkan keluaran berharga untuk menjadi masukan bagi pihak auditor eksternal,
eksekutif, dan legislatif dalam memperbaiki pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah pada waktu yang akan datang.
➢ BPK memanfaatkan hasil pengawasan APIP terutama dari hasil review atas laporan
keuangan pemerintah, mendukung manajemen pemerintah daerah dalam pelaksanaan
rekomendasi BPK, dan perbaikan sistem pengendalian internal.
➢ APIP profesional dan independen mendorong peningkatan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan yang meningkatkan kewajaran LK.
B. Tujuan Standar Audit APIP adalah untuk:
➢ Menetapkan prinsip-prinsip dasar yang merepresentasikan praktik-praktik audit yang
seharusnya;
➢ Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit intern yang
memiliki nilai tambah;
➢ Menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja audit;
➢ Mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses organisasi;
➢ Menilai, mengarahkan dan mendorong auditor untuk mencapai tujuan audit;
➢ Menjadi pedoman dalam pekerjaan audit;
➢ Menjadi dasar penilaian keberhasilan pekerjaan audit
C. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh APIP:
➢ Peningkatan kapasitas APIP
Terdiri dari bimbingan teknis pemeriksaan investigatif, bimbingan teknis
pendampingan pengadaan barang dan jasa ( probity advice ), dan bimbingan teknis
penerapan sistem manajemen risiko.
➢ Pemeriksaan
Terdiri dari pemeriksaan atas kinerja dan tujuan tertentu.
➢ Asistensi atau pendampingan
Terdiri dari penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang
dan jasa, operasinalisasi sapu bersih pungutan liar, pengawalan dan pengamanan
Pemerintahan dan Pembangunan Daerah, dan kegiatan asistensi lainnya.
➢ Monitoring
Terdiri dari tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, APIP, dana desa, dana Bantuan
Operasional Sekolah, dan lainnya.
D. Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia
Standar Audit adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan
audit intern. Tujuan penyusunan standar adalah agar pelaksanaan audit intern berkualitas.
Siapapun auditor yang melaksanakan audit, diharapkan menghasilkan mutu pekerjaan
yang kualitasnya sama.
Landasan hukum Pasal 53 Peraturan Pemerintah 60/2008 untuk menjaga mutu
hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan intern pemerintah, disusunlah standar
audit yang dibentuk oleh organisasi profesi auditor.
E. Sistematika Standar Audit APIP ( PER/05/M.PAN/03/2008 )
Kegiatan penjaminan kualitas (Quality Assurance)
• Audit keuangan, kinerja, dan dengan tujuan tertentu
• Evaluasi
• Review
• Monitoring
Kegiatan pengawasan lainnya
• Standar atribut (atribute standards)
• Standar kinerja (perfomance standards)

Definisi dan Tujuan Audit Eksternal


Audit Eksternal adalah suatu pemeriksaan secara berkala pada pembukuan atau
catatan dari suatu entitas yang dilakukan pihak ketiga secara independen. Audit Eksternal
memiliki fungi pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional dan bisnis. dari suatu
perusahaan, selain sistem pengawasan yang dilakukan oleh audit internal. Tujuan dari Audit
Eksternal adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan tahunan perusahaan atau
organisasi menyajikan kondisi yang ril tentang keadaan finansial perusahaan atau organisasi,
terkait. Pihak yang terlibat dalam melaksanakan audit eksternal adalah auditor eksternal.
Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi "Untuk memerika pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu badan Pemeriksa, Keuangan yang bebas dan mandiri"; serta Ayat (2) yang
berbunyi "Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya. Dus acuan utama yang digunakan adalah ISAK 35:
penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Laba (PSAK 45 sudah tidak
berlaku sejak tahun 2020, dan SAP yang dituangkan dalam peraturan pemerintah Nomor 24
Tahun 2005.
1. Financial Audit: Suatu audit keuangan dilakukan untuk memberikan pendapat apakah
"laporan keuangan" (informasi yang sedang diverifikasi) dinyatakan sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
2. Performance Audit: Pemeriksaan independen terhadap program, fungsi, operasi, atau
sistem dan prosedur manajemen dari entitas pemerintah atau non -profit untuk menilai apakah
entitas mencapai prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya
yang tersedia.
Definisi BPKP
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192
Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP merupakan
aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas utama menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor
Perwakilan BPKP di setiap Provinsi.

Fungsi BPKP
Berdasarkan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014,
BPKP menyelenggarakan fungi sebagai berikut :
1. perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas
sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan ole Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan
dari Presiden;
2. pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah
serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan
usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau
kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta
akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
4. pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata
kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis;
5. pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang
dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit
klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi;
6. pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama
dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
8. pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-
badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
10. pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas Keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungi di BPKP; dan
14. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Wewenang BPKP
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi
pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku seperti memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan, dan sebagainya; meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku
perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hail survei
laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan dalam
pengawasan; pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain;
meminta keterangan tentang tindak lanut hail pengawasan, baik hasil pengawasan
7. BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga
pengawasan lainnya.
Definisi Dan Fungsi Inspektorat Jenderal
Pada tanggal 3 November 1966, dikeluarkan Keputusan Presidium Kabinet Nomor
75/U/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian tugas Departemen. Dalam
lampiran Pasal 6 Keputusan Presidium Kabinet Nomor 75/U/11/1966 diatur mengenai
struktur organisasi dan pembagian tugas Departemen Kehakiman yang menyebutkan bahwa
Inspektorat Jenderal Departemen Kehakiman merupakan unsur Pembantu Pimpinan/ Badan
Kontrol yang tersusun atas Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman; Inspektur-Inspektur
dan Inspektur Pembantu sekaligus mengangkat Bapak OESMAN SAHIDI, SH SEBAGAI
Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman Pertama.
Inspektorat Jenderal (disingkat ITJEN) adalah unsur pengawas pada Kementerian
yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian.
Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat
Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Inspektur Jenderal adalah jabatan
struktural eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
1. KEDUDUKAN
a. Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
b. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
2. TUGAS POKOK
• Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern
di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
3. FUNGSI
• Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 949,
Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
i. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
ii. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
iii. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri;
iv. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
v. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan pelaksanaan fungsi
lain yang diberikan oleh Menteri

Anda mungkin juga menyukai