Tugas dan fungsi BPKP berdasarkan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Pasal 2 BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional, Pasal 3 BPKP dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana Pasal 2:
perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas
sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan
penugasan dari Presiden, pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas
pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau
kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang
didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/
daerah, pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah, pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,
pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya
dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis, pengawasan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat
kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit
investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah,
pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi, pengoordinasian dan
sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat
pengawasan intern pemerintah lainnya, pelaksanaan reviu atas laporan keuangan
dan laporan kinerja pemerintah pusat, pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan
konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah,
pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan, pembinaan kapabilitas pengawasan intern
pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor, pelaksanaan pendidikan,
pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem
pengendalian intern pemerintah, pembangunan dan pengembangan, serta
pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas
keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, pelaksanaan
pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP, dan pembinaan
dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Tujuan dan Fungsi Standar Audit berdasarkan Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Tanggal 30
Desember 2013, Tujuan Dan Fungsi Standar Audit adalahuntuk: a. menetapkan
prinsip-prinsip dasar yang merepresentasikan praktik-praktik audit intern yang
seharusnya, b. menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan
audit intern yang memiliki nilai tambah, c. menetapkan dasar-dasar pengukuran
kinerja audit intern, d. mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses
organisasi (APIP), e. menilai, mengarahkan, dan mendorong auditor untuk mencapai
tujuan audit intern, f. menjadi pedoman dalam penugasan audit intern; dan, g.
menjadi dasar penilaian keberhasilan penugasan audit intern. Standar Audit
berfungsi sebagai ukuran mutu minimal bagi para auditor dan pimpinan APIP
dalam: a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang dapat merepresentasikan praktik-
praktik audit intern yang seharusnya, menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan
peningkatan kegiatan audit intern yang memiliki nilai tambah, serta menetapkan
dasar-dasar pengukuran kinerja audit intern, b. pelaksanaan koordinasi audit intern
oleh pimpinan APIP, c. pelaksanaan perencanaan audit intern oleh pimpinan APIP;
dan d. penilaian efektivitas tindak lanjut hasil audit intern dan konsistensi penyajian
laporan hasil audit intern. Contoh table nya:
Temuan Hasil Audit
Kinerja APIP Semester ...
Tahun ...
Jumlah Nilai
No Sub Kelompok Temuan*) Kode %
Kejadian (Rp)
1 2 3 4 5 6
Temuan Ketidakpatuhan Terhadap 1.00.0
Peraturan 0
1 Kerugian negara/daerah atau kerugian 1.01.0
negara/daerah yang terjadi pada 0
perusahaan milik negara/daerah
2 Potensi kerugian negara/daerah atau 1.02.0
kerugian negara/daerah yang terjadi pada 0
perusahaan milik negara/daerah
3 Kekurangan penerimaan negara/daerah 1.03.0
atau perusahaan milik negara/daerah 0
4 Administrasi 1.04.0
0
5 Indikasi tindak pidana 1.05.0
0
Subtotal Kejadian
Temuan Kelemahan Sistem 2.00.0
Pengendalian Intern 0
1 Kelemahan sistem pengendalian akuntansi 2.01.0
dan pelaporan 0
2 Kelemahan sistem pengendalian 2.02.0
pelaksanaan anggaran pendapatan dan 0
belanja
3 Kelemahan struktur pengendalian intern 2.03.0
0
Subtotal Kejadian
Temuan 3 E 3.00.0
0
1 Ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomis 3.01.0
an 0
2 Ketidakefisienan 3.02.0
0
3 Ketidakefektifan 3.03.0
0
Subtotal Kejadian
Jumlah
Petunjuk pengisian Tabel 2.
Sebagai sebuah profesi, auditor internal telah memiliki asosiasi profesi yang diakui secara
luas keberadaannya yaitu The Institute of Internal Auditors (IIA). Asosiasi inilah yang
berperan merumuskan kode etik profesi para auditor internal yang menjadi anggotanya.
Kode etik termasuk salah satu mandatory guidance dalam International Professional
Practices Framework IIA. Mandatory guidance lainnya adalah prinsip dasar, definisi, dan
standar audit internal.
Menurut IIA, kode etik merupakan prinsip-prinsip dan harapan yang memandu perilaku
individu dan organisasi dalam melaksanakan kegiatan audit internal. Kode etik tersebut
merupakan syarat dan harapan minimal. Tujuan IIA mengatur kode etik adalah untuk
mendorong terwujudnya budaya etis dalam profesi audit internal.
Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu: (1) prinsip-prinsip yang relevan
bagi profesi dan praktik audit internal dan (2) aturan perilaku yang menjelaskan norma dan
perilaku yang diharapkan dari para auditor internal.
-Prinsip-Prinsip:Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
• tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat,
atau patut diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil, termasuk
kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya
pertentangan kepentingan dengan organisasi;
• tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
mengganggu pertimbangan profesionalnya;
• harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang
apabila tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang
direviu.
-Kerahasiaan Auditor internal:
Jika Anda berprofesi sebagai auditor internal di pemerintahan, Anda sudah memiliki
kode etik tersendiri yang dibuat oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia
(AAIPI) pada tahun 2014. Pada dasarnya kode etik tersebut mengambil konsep kode
etik IIA. AAIPI menambah empat prinsip etika IIA dengan dua prinsip lagi yaitu
akuntabel dan perilaku profesional. Selain itu, ada juga pengaturan tentang: