DOSEN PENGAMPU :
AGIL NOVRIANSA, S.E., M.SC., AK
MUHAMMAD HIDAYAT, S.E, M.SI., AK
NAMA :
Allyyah Dynah Fytryyah 01010582226020
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan 1
Latar belakang 1
Tujuan penulisan 1
BAB 2 Pembahasan 2
Peraturan Pemerintah 2
BAB 3 Penutup 7
Kesimpulan 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian meliputi semua metode, kebijakan dan prosedur organisasi yang
menjamin keamanan harta kekayaan organisasi, akurasi dan kelayakan data manajemen
serta standar operasi manajemen lainnya. Istilah yang biasa dipakai untuk pengendalian
intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern, dan struktur
pengendalian intern. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat
1 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa: “Sistem
Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan
Pengawasan melekat menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: KEP/46/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan bahwa pengawasan melekat merupakan padanan istilah
pengendalian manajemen atau pengendalian intern, selanjutnya disebut WASKAT adalah
segala upaya yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk mengarahkan seluruh kegiatan
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif, efisien dan ekonomis, segala sumber
daya dimanfaatkan, dilindungi, data dan laporan dapat dipercaya dan disajikan secara
wajar, serta ditaatinya segala ketentuan yang berlaku. tujuan pedoman ini adalah
mewujudkan arah dan tindakan yang sama dalam pelaksanaan WASKAT, sehingga
pimpinan instansi pemerintah dapat menciptakan kondisi yang mendorong tercapainya
tujuan organisasi secara efektif dan efisein.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk apa Undang undang SPIP dibentuk?
2. Apa maksud dan tujuan Pengawasan Melekat?
1.3 Tujuan Penulisan
untuk mengetahui dasar hukum dalam pelaksanaan dan penyusunan SPIP, serta
mengetahui maksud dan tujuan dari Pengawan Melekat
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini dilandasi pada
pemikiran bahwa sistem pengendalian intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi
oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan mutlak. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan
memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan
negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Dengan latar belakang pemikiran tersebut,
dikembangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang berfungsi sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan dan tolok ukur efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern, maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk menjawab
tantangan birokrasi pemerintahan di Indonesia dalam mengelola keuangan negara.
Pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi
oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap pendayagunaan semua sumber daya,
untuk mengetahi kelemahan dan kelebihan yang dapat digunakan untuk
pengembangan unit/organisasi kerja di masa depan. Dalam waskat, pelaku
pengawasan adalah atasan yang dianggap memiliki kekuasaan dan setiap pimpinan
atau manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam jabatannya untuk
melaksanakan pekerjaannya atau pada personil yang melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tugas pokoknya masing-masing. Dalam konsep waskat, para pelaku
pengawasan lainnya seperti bawahan, orang lain, dan masyarakat kurang
diperhatikan dengan anggapan atasan dapat menjalankan kekuasaannya sehingga
bebas mengawasi bawahannya. Transparansi dalam pemerintahan merupakan wujud
akuntabilitas publik yang diperlukan agar anggota masyarakat dapat berpartisipasi
secara aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan, menciptakan kelancaran
informasi dan komunikasi yang diperlukan bagi efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Unsur waskat adalah serangkaian
kegiatan yang secara bersama-sama dilaksanakan dalam mencapai tujuan waskat.
Fungsi unsur waskat sebagai aktivitas unjuk kerja. Ada 8 (delapan) unsur waskat,
yaitu pengorganisasian, personil, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan,
pelaporan, supervisi dan review intern.