Audit adalah suatu proses sistematik dan objektif dari penyediaan dan
kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan
2007). Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan (Rai,
2008). Menurut Bastian (2007), audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai
audit keuangan negara. Audit keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun
Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor swasta. Audit sektor publik
(Badan Usaha Milik Daerah), dan instansi lain yang berkaitan dengan pengolahan
8
9
sesuai dengan standar yang berlaku umum (Peraturan Keputusan Kepala BPKP
Nomor PER-211/K/JF/2010).
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan
efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan
transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan
mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan yang terdiri atas:
Presiden;
kabupaten/kota adalah :
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
sebabnya auditor harus memiliki pemahaman atas sistem pengendalian intern dan
“Audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri
atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan audit aspek efektifitas”.
audit yang profesional dan bermutu. Standar ini dimaksudkan untuk dapat
dijadikan patokan bagi para auditor, baik internal maupun eksternal pemerintah,
1. Standar Umum
disyaratkan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi atau
gangguan independensi baik yang bersifat pribadi atau yang berasal dari
memadai. Sistem tersebut harus ditinjau oleh pihak lain yang kompoten
terhadap tujuan audit, maka auditor harus memperoleh bukti yang cukup
melakukan tindak lanjut atas temuan dan rekomendasi audit; dan (4)
pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk
Untuk dapat mecapai kinerja audit yang lebih baik dan bermutu dapat dilihat
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan apakah telah sesuai dengan standar
audit, tujuan standar audit, serta undang-undang yang berlaku. Selain itu terdapat
fektor lain yang dapat membatu suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan dan
memperoleh kinerja audit yang lebih baik faktor tersebut yaitu profesionalisme,
2.4.1. Profesionalisme
auditor dinilai bekerja dengan profesional apabila ia telah mengikuti standar audit.
meminta audit, melainkan kepatuhan terhadap standar audit. Standar audit dalam
Pada semua profesi, standar merupakan aturan minimum atau prinsip yang
telah disetujui anggota profesi untuk dipatuhi dan berfungsi sebagai model
konseptual umum yang berfungsi sebagai model bagi seluruh auditor dan secara
17
tugas audit spesifik yang harus dilaksanakan; prosedur ini didasarkan atas
ditetapkan (Guy dkk, 2002). Dalam hampir setiap profesi, konsep pemeliharaan
praktisi yang bijaksana (prudent practitinoer) selalu ada. Konesp praktisi yang
bijaksana menunjukan ukuran di mana para praktisi dalam setiap profesi dapat
yang selalu mempertanyakan arti dan penilaian kritis terhadap bukti audit.
bahwa laporan keuangan telah bebas dari kesalahan yang material. Auditor
mengumpulkan bukti yang memberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu
pendapat atau opini. Sifat bukti audit meliputi uji selektif yang membutuhkan
perimbangan mengenai bidang yang diuji dan sifat, waktu, serta luasnya pengujian
2.4.2. Independensi
Menurut BPKP (2008), dalam semua hal yang berkaitan dengan audit,
APIP harus independen dan para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan
auditor terhadap auditi. Independensi pada dasarnya merupakan state of mind atau
sesuatu yang dirasakan oleh masing-masing menurut apa yang diyakini sedang
1. Independensi Praktisi
2. Independensi Profesi
bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan
terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan
untuk terlibat dalam aktivitas audit disuatu entitas bilamana terdapat konflik
menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para pengguna laporan
fakta (in fact) atau independen dalam pikiran (in mind), dan independen dalam
khusus menurut aturan dan persyaratan profesi. Karena itu setiap pekerjaan yang
bersifat profesional memerlukan suatu sarana berupa standar dan kode etik
sebagai pedoman atau pegangan bagi seluruh anggota profesi tersebut. Kode etik
dan standar tersebut bersifat mengikat dan harus ditaati oleh setiap anggota agar
setiap hasil kerja para anggota dapat dipercaya dan memenuhi kualitas yang
ditetapkan oleh organisasi. Kode etik pada perinsipnya merupakan sistem dari
20
ditetapkan secara bersama. Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku
yang harus dipatuhi oleh setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut,
seperti dokter, pengacara, polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya (BPKP,
2008).
atau peraturan perilaku individu atau kelompok individu yang mereka aukui. Etika
menyangkut perinsip moral. Perilaku beretika merupakan hal yang penting bagi
masyarakat agar kehidupan berjalan dengan tertib. Etika adalah kode perilaku
moral yang mewajibkan kita untuk tidak hanya mempertimbangkan diri kita
sendiri tetapi juga orang lain (Guy dkk , 2002). Menurut Boynton (2002), istilah
berperilaku terhadap sesamanya. Etika profesi harus lebih dari sekedar prinsip-
prinsip moral. Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang
dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional
dapat dirancang sebagian untuk mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus
bersifat realistis dan dapat ditegakkan. Agar dapat memiliki arti, maka keduanya
harus pada posisi di atas hukum, namun sedikit dibawah posisi ideal.
(Kreitner dan Kinicki, 2003). Organisasi mampu beroperasi secara efisien hanya
ketika ada nilai yang diyakini bersama di antara karyawannya. Nilai merupakan
pekerjaan. Nilai merupakan ide masyarakat tentang apa yang salah dan apa yang
benar, seperti keyakinan bahwa menyakiti seseorang secara fisik merupakan hal
yang tidak bermoral. Nilai diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
formal. Terdapat tiga variabel penting yang ada dalam semua situasi
orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau
bekerja mencapai sebuah tujuan, bukan untuk kepentingan pribadi jangka pendek,
dan untuk mencapai prestasi dan aktualisasi diri, bukan demi perasaan aman.
auditor dinilai bekerja dengan profesional apabila ia telah mengikuti standar audit.
meminta audit, melainkan kepatuhan terhadap standar audit. Standar audit dalam
auditnya (Rai, 2010). Adanya sikap profesionalisme dari setiap auditor disuatu
organisasi baik itu swasta maupun sektor publik akan memberikan dampak yang
baik terhadap kinerja auditor yang akan mengarah pada hasil dalam penyusunan
laporan audit. Sehingga hasil yang diperoleh berkualitas dan bebas dari kesalahan.
Menurut BPKP (2008), dalam semua hal yang berkaitan dengan audit,
APIP harus independen dan para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan
auditor terhadap auditi. Independensi pada dasarnya merupakan state of mind atau
24
sesuatu yang dirasakan oleh masing-masing menurut apa yang diyakini sedang
yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama.
Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara,
polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya (BPKP, 2008). Jika auditor memiliki
etika dalam berprofesi yang baik maka dalam pelaksanaannya akan menghasilkan
wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan
formal. Terdapat tiga variabel penting yang ada dalam semua situasi
Luthan (2002), gaya kepemimpinan (leadership style) adalah cara pimpinan untuk
meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Jika seorang
menghasilkan auditor yang memiliki semangat kerja tinggi sehingga hasil kinerja
Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali”. Hasil dari penelitian ini
auditor.
26
terhadap kinerja auditor, dan etika profesi berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja auditor.
Auditor pada Inspektorat Mauluku Utara”. Hasil dari penelitian ini menunjukan
auditor.
Tabel 2.1.
4. Budaya
organisasi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
5. Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
2. Kusumaw Variabel Inspektorat 1. Independensi
ati (2017) Independen: Pemerintah berpengaruh
Independensi Kota Surakarta positif
(X1), signifikan
Profesionalisme terhadap kinerja
(X2), Pengalaman auditor.
(X3), Etika 2. Profesionalisme
Profesi (X4) berpengaruh
positif
Variabel signifikan
Dependen: terhadap kinerja
Kinerja Auditor auditor.
3. Pengalaman
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
4. Etika profesi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
3. Rivai Variabel Inspektorat 1. Kompentensi
(2017) Independen: Provinsi berpengaruh
Kompetensi (X1), Maluku Utara positif
Independensi signifikan
(X2), Komunikasi terhadap kinerja
Dalam Tim (X3) auditor.
2. Independensi
berpengaruh
29
Variabel positif
Dependen: signifikan
Kinerja Auditor terhadap kinerja
auditor.
3. Komunikasi
dalam tim
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
4. Maradesa Variabel Inspektorat 1. Budaya
dan Independen: Provinsi Organisasi
Budiarso Budaya Sulawesi Utara berpengaruh
(2017) Organisasi (X1), positif
Gaya signifikan
Kepemimpinan terhadap kinerja
(X2). aparat
pengawas
Variabel intern
Dependen: pemerintah.
Kinerja Aparat 2. Gaya
Pengawas Intern Kepemimpinan
Pemerintah berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
aparat
pengawas
intern
pemerintah.
5. Sholihah Variabel Kantor 1. Budaya
(2018) Independen: Akuntan organisasi
Budaya Publik di berpengaruh
Organisasi (X1), Surakarta dan positif
Independensi Yogyakarta signifikan
(X2, Kompetensi terhadap kinerja
(X3), Gaya auditor.
Kepemimpinan 2. Independensi
(X4),Profesionalis tidak
me (X5) berpengaruh
terhadap kinerja
Variabel auditor.
Dependen: 3. Kompetensi
Kinerja Auditor tidak
berpengaruh
30
terhadap kinerja
auditor.
4. Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap kinerja
auditor.
5. Profesionalisme
tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
auditor.
Inspektorat
auditor dinilai bekerja dengan profesional apabila ia telah mengikuti standar audit.
meminta audit, melainkan kepatuhan terhadap standar audit. Standar audit dalam
auditnya (Rai, 2010). Adanya sikap profesionalisme dari setiap auditor disuatu
31
organisasi baik itu swasta maupun sektor publik akan memberikan dampak yang
baik terhadap kinerja auditor yang akan mengarah pada hasil dalam penyusunan
laporan audit. Sehingga hasil yang diperoleh berkualitas dan bebas dari kesalahan.
menyimpulkan bahwa :
internal Inspektorat
Inspektorat
Menurut BPKP (2008), dalam semua hal yang berkaitan dengan audit,
APIP harus independen dan para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan
auditor terhadap auditi. Independensi pada dasarnya merupakan state of mind atau
sesuatu yang dirasakan oleh masing-masing menurut apa yang diyakini sedang
internal Inspektorat
Inspektorat
yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama.
Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara,
polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya (BPKP, 2008). Jika auditor memiliki
etika dalam berprofesi yang baik maka dalam pelaksanaannya akan menghasilkan
menyimpulkan bahwa :
internal Inspektorat
Inspektorat
wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan
organisasi.
dan Budiarso (2017), dan Sholihah (2018), menunjukan bahwa budaya organisasi
Inspektorat
formal. Terdapat tiga variabel penting yang ada dalam semua situasi
Luthan (2002), gaya kepemimpinan (leadership style) adalah cara pimpinan untuk
meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Jika seorang
menghasilkan auditor yang memiliki semngat kerja tinggi sehingga hasil kinerja
yang mengayomi maka akan menghasilkan auditor yang memiliki semangat kerja