Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

(HUKUM KELEMBAGAAN DAERAH DAERAH)


PERAN INSPEKTORAT DALAM PENYELENGGARAAN FUNGSI
PENGAWASAN DI PEMERINTAH DAERAH

Disusun Oleh:
VINOD MEHRA
NIM B10013004

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka terciptanya good government, maka penting adanya efektivitas
dan efesiensi dari setiap lembaga pemerintahan. Untuk itu, diperlukan partisipasi dari
seluruh anggota masyarakat, khususnya lembaga pengawasan guna melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap instansi pemerintah. Pengawasan yang
merupakan unsur penting dalam proses manajemen pemerintahan, memiliki peran
yang sangat strategis untuk terwujudnya akuntabilitas publik dalam pemerintahan dan
pembangunan. Melalui suatu kebijakan pengawasan yang komprehensif dan
membina, maka diharapkan kemampuan administrasi publik yang saat ini dianggap
lemah, terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya
dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif.
Untuk mencapai tujuan dari organisasi secara optimal, maka diperlukannya
aspek manajemen suatu organisai tersebut agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Selain itu pula pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat
diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan
kegiatan.

Informasi tersebut dapat digunakan untuk Sebagaimana pada Ketetapan Nomor


IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme, maka Pengawasan merupakan aspek penting dalam
manajemen kepegawaian, melalui Sosialisasi Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. KEP/46/M.PAN/4/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah ditegaskan bahwa pengawasan
merupakan salah satu unsur terpenting dalam rangka peningkatan Pendayagunaan
Aparatur Negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan
pembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Menurut Situmorang dan Juhir ( 1994:22 ) maksud pengawasan adalah untuk :

Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak


Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan
pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau

timbulnya kesalahan yang baru.


Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana

terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.


Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat

pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.


Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam
planning, yaitu standard.

Tahapan-tahapan pengawasan yaitu:


Tahap Penetapan Standar

Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar

dan

Analisa

Penyimpangan
Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Inspektorat merupakan instansi pemerintah yang memiliki fungsi sebagai
lembaga pengawasan di daerah. Inspektorat merupakan unsur penunjang Pemerintah
Daerah di Bidang Pengawasan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah (Gubernur/ Bupati/
Walikota) melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam Makalah ini adalah :
1. Bagaimana kedudukan, tugas pokok dan fungsi Inspektorat daerah?
2. Bagaimana uraian kegiatan pengawasan?
3. Bagaimana peran Inspektorat sebagai pengawasan internal?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui kedudukan, tugas pokok dan fungsi Inspektorat daerah?
2. Untuk mengetahui uraian kegiatan pengawasan?

3. Untuk mengetahui peran Inspektorat sebagai pengawasan internal?

1.4 Manfaat Penulisan


a.

Manfaat Teoritik

Sebagai kontribusi akademis guna mengetahui peran dan fungsi Inspektorat dalam
penyelenggaraan pengawasan di Pemerintah Daerah.
b. Manfaat Praktis
Sebagai kontribusi pemikiran dan masukan bagi lembaga-lembaga yang berwenang
terkait dengan penyelenggaraan pengawasan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Inspektorat Daerah

Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,


perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan, pengujian
dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dearah dibidang pengawasan. Untuk menyelenggarakan fungsi
, Inspektorat mempunyai tugas :
a.

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan;

b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian;


c.

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan sosial;

d. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan asset; dan


e.

melaksanakan kegiatan ketatausahaan.


Sedangkan fungsi Inspektorat Provinsi, meliputi :

a.

Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan fungsional;

b.

Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh


Perangkat Daerah dan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah dan Usaha Daerah
lainnya,

c.

Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja Perangkat Daerah dan
Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya;

d.

Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan atau


penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan temuan hasil pemeriksaan maupun
pengaduan atau informasi dari berbagai pihak;

e.

Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja Perangkat Daerah dan
Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya;

f.

Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan atau


penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan temuan hasil pemeriksaan maupun
pengaduan atau informasi dari berbagai pihak;

g. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan diri terhadap dugaan penyimpangan


yang dapat merugikan daerah;
h.

Pelaksanaan fasilitasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah melalui pemberian


konsultasi;Sedangkan Inspektorat kabupaten/kota mempunyai kedudukan, tugas
pokok dan fungsi yang hampir sama tapi dalam konteks kabupaten/kota masingmasing, yang diatur dan ditetapkan dengan Perda masing-masing kabupaten/kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i.

Pelaksanaan koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan. Aparat pengawasan


Fungsional Pemerintah (APFP);

j.

Pelaksanaan pelayanan informasi pengawasan kepada semua pihak;

k.

Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan pihak yang berkompeten dalam
rangka menunjang kelan-caran tugas pengawasan;

l.

Pelaporan hasil pengawasan disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada


DPRD;

m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Gubernur;

Inspektorat

Provinsi

merupakan

unsur

pengawas

penyelenggaraan

pemerintahan daerah, yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada gubernur dan secara teknis administratif

mendapat pembinaan dari sekretaris daerah. Adapun tugas pokoknya adalah


melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan, pelaksanaan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan provinsi.
Secara garis besar fungsi-fungsi Inspektorat Provinsi, meliputi :
1. Perencanaan program pengawasan
2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan
3.

Pembinaan

dan

pelaksanaan

pengawasan

meliputi

bidang

pemerintahan,

pembangunan, sosial kemasyarakatan serta keuangan dan kekayaan daerah


4. Pemeriksaan, pengusutan pengujian dan penilaian tugas pengawasan
Sedangkan Inspektorat Kota/kota mempunyai kedudukan, tugas pokok dan
fungsi yang hampir sama tapi dalam konteks Kota/Kota masing-masing, yang diatur
dan ditetapkan dengan Perda masing-masing kota/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Uraian Kegiatan Pengawasan


Sesuai dengan Permendagri Nomor 70 tahun 2012, uraian kegiatan
pengawasan sebagai berikut:
A. Pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri dari :
1.

Pemeriksaan kinerja/reguler SKPD dengan titik berat terhadap pelaksanaan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota;

2.

Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka menuju dan/atau


mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

3.

Pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset;

4.

Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).

5.

Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang


Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025 Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

6.

Penanganan pengaduan masyarakat;

7.

Pemeriksaan bersama (joint audit) dengan BPKP terhadap Program Penanggulangan


Kemiskinan PNPM-MP;

8.

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk


mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

9.

Evaluasi atas peran Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai quality assurance dan


consulting;

10. Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait.


11. Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
12. Asistensi penerapan SPIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota;
13. Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran;
14. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

B. Pengawasan Urusan Pemerintahan Desa.

Pengawasan

Urusan

Pemerintahan

Desa

dilakukan

terhadap

administrasi

pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan di Pemerintahan Desa


dengan melalui :
1. Pemeriksaan reguler pada Pemerintah Desa;
2.

Pemeriksaan

pelakasanaan

tugas

pembantuan

dari

pemerintah

Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai hasil koordinasi; dan


3.

Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan yang bersumber dari


masyarakat maupun dari instansi pemerintah dalam rangka membangun kepekaan
terhadap perkembangan isu-isu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah.

2.3 Peran Inspektorat Daerah Sebagai Pengawas Internal


Inspektorat daerah terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a.

Inseptorat Wilayah Provinsi adalah instansi pengawasan yang melakukan


pengawasan terhadap akativitas pemerintah provinsi. Instansi ini bertanggung jawab
kepada Gubernur. Instansi ini mempunyai tugas melakukan pengawasan umum atas
aktivitas pemerintah daerah, baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat
pembangunan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang
undangan yang berlaku dan melakukan pengawasan terhadap tugas Departemen
Dalam Negeri di provinsi.

b.

Inspektorat Wilayah Kabupaten atau Kotamadya adalah instansi yang melakukan


pengawasan terhadap aktivitas Pemerintah Daerah. Termasuk Kecamatan, Kelurahan

atau Desa selain itu Inspektorat Wilayah Kabupaten atau Kotamadya juga melakukan
pengawasan terhadap tugas departemen Dalam Negeri di Kabupaten atau Kotamadya.
Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang
leader atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungs-fungsi dasar
manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam
organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab
seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah provinsi merupakan
tugas dan tanggung jawab gubernur sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota
merupakan tugas dan tanggung jawab bupati dan walikota. Namun karena
katerbatasan kemampuan seseorang, mengikuti prinsip-prinsip organisasi, maka tugas
dan tanggung jawab pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya yang
mengikuti alur distribution of power sebagaimana yang diajarkan dalam teori-teori
organisasi modern.
Maksud pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk
memahami dan menemukan apa yang salah demi perbaikan di masa mendatang. Hal
itu sebetulnya sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun pihak
yang diawasi termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah
untuk meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugastugas umum pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan
yang baik dan bersih (good govenment and clean government)
Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan dorongan arus reformasi ditambah
lagi dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan

yang sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar
memperbaiki atau mengoreksi kesalahan untuk perbaikan dimasa datang, melainkan
terhadap kesalahan, kekeliruan apalagi penyelewengan yang telah terjadi tidak hanya
sekedar dikoreksi dan diperbaiki akan tetapi harus diminta pertanggungjawaban
kepada yang bersalah.
Kesalahan harus ditebus dengan sanksi/hukuman, dan bila memenuhi unsur
tindak pidana harus diproses oleh aparat penegak hukum, sehingga membuat efek jera
bagi pelaku dan orang lain berpikir seribu kali untuk melakukan hal yang sama,
sehingga praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi berkurang dan
akhirnya hilang. Hal seperti itulah yang menjadi cita-cita dan semangat bangsa
Indonesia yang tercermin dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
Berdasarkan pendapat yang sebagaimana dilakukan oleh Reksohadiprojo
maka dalam melakukan pengawasan, khususnya pada Kantor Inspektorat adalah lebih
ditekankan pada hasil pelaksanaan pekerjaan yang lebih akurat dalam melakukan
tugas pemerintahan dan pembangunan. Menilai efektifnya fungsi pengawasan maka
dalam menentukan indikator berpedoman pada teori pengawasan yang sebagaimana
dikemukakan oleh Sarwoto (2010, hal. 28) bahwa suatu pengawasan yang efektif jika
terdapat keakuratan data dalam fungsi pengawasan, ketepatan waktu dalam
pelaksanaan pengawasan, obyektif dan menyeluruh dan adanya keakuratan data.

Salah satu tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dalam


penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah.
Sehingga masyarakat bertanya dimana dan kemana lembaga itu, sementara korupsi
merajalela. Masyarakat sudah gerah melihat prilaku birokrasi korup, yang semakin
hari bukannya kian berkurang tetapi semakin unjuk gigi dengan perbuatannya itu.
Bahkan masyarakat memberi label perbuatan korupsi itu sebagai kejahatan yang
luar biasa, dan biadab, karena diyakini hal itu akan menyengsarakan generasi
dibelakang hari. Sampai-sampai masyarakat berfikir untuk membubarkan institusi
pengawas daerah tersebut karena dinilai tidak ada gunanya, bahkan ikut
menyengsarakan rakyat dengan menggunakan uang rakyat dalam jumlah yang
relatif tidak sedikit.
Secara naluri kegerahan masyarakat itu sebetulnya dapat dipahami, namun
berbicara tentang pengawasan sebenarnya bukanlah tanggung jawab institusi
pengawas semata melainkan tanggung jawab semua aparatur pemerintah dan
masyarakat pada semua elemen. Karena sebetulnya institusi pengawas seperti
Inspektorat Daerah, bukannya berdiam diri, tidak berbuat, tidak inovatif, adem dan
sebagainya. Tetapi jauh dari anggapan itu, insan-insan pengawas di daerah telah
bertindak sejalan dengan apa yang dipikirkan masyarakat itu sendiri.
Langkah pro aktif menuju pengawasan yang efektif dan efisien dalam
memenuhi tuntutan itu telah dilakukan seperti melakukan reorganisasi, perbaikan
sistem, membuatan pedoman dan sebagainya, namun kondisinya sedang berproses

dan hasilnya belum signifikan dan terwujud seperti yang diinginkan oleh masyarakat
tersebut.
Guna mewujudkan keinginan tersebut diperlukan langkah-langkah pragmatis
yang lebih realistis dan sistematis dalam penempatan sumberdaya manusia pada
lembaga pengawas daerah, mulai dari pimpinannya sampai kepada staf/pejabat yang
membantu dan memberikan dukungan untuk kesuksesan seorang pimpinan lembaga
pengawas tersebut.
Seorang pimpinan organisasi akan memberikan pewarnaan terhadap
organisasi tersebut, dan ia akan berfungsi sebagai katalisator dalam organisasinya,
sehingga untuk itu ia harus punya integritas, moralitas dan kapabilitas serta
kompetensi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga dengan demikian,
tugas pengawasan yang dilaksanakan merupakan bagian dari solusi, dan bukan bagian
dari masalah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengawasan internal merupakan sebuah jaminan untuk menjamin suatu
penyelenggaraan pemerintah daerah yang sesuai dengan peraturan perundangundangan, meliputi efisiensi dan efektifitas.
Adapun factor penentu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengawasan
pertama, petugas (pegawai Inspektorat) sebagai langah pro aktif, yakni petugas harus
mempunyai Komitemen dan Integritas terhadap pekerjaanya khususnya terhadap
pengawasan, dan tidak ada upaya bentuk tolerir terhadap dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh SKPD, sehingga tidak ada dugaan lagi paradigma masyarakat yang
mengarahkan adanya dugaan kongkalingkong terhadap lembaga pengawas dan yang
diawasi. Kedua, pengetahuan petugas menjadi factor utama selanjutnya, pengetahuan
dalam artian petugas menguasai/memahami tugas pokok dan fungsinya sehingga
tidak ada yang namanya kesalahan prosedur terhadap lembaga pengawas. Yang
ketiga yakni, factor ketersedian sarana prasana, di kantor Inspektorat, juga menjadi
factor penentu untuk mendukung dari pelaksanaan pengawasan di pemerintah daerah.
Dalam pelaksanaan kinerjanya, Inspektorat perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini yaitu:
1.

Dalam melaksanakan pengawasan fungsional dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang ada. Selain itu perlu dilakukan monitoring agar bisa berjalan sesuai
dengan program kerja yang sudah ditetapkan.

2. Mengevaluasi dan memotivasi atas koreksi dan rekomendasi terhadap objek yang
diperiksa sehingga tujuan yang diharapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif.
3.

Pengawasan fungsional dalam koordinasi pengawasan harus dilakukan agar

kinerja dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.


4.

Dalam laporan keuangan yang dilakukan seorang audit secara umum dan

konsisten harus secara objektif dan transparansi untuk pengambilan keputusan atau
kebijakan.
5. Sumber daya manusia dalam kinerja pemerintah daerah harus di tingkatkan agar
tujuan yang telah diterapkan dapat dilaksanakan secara efektif.

3.2 Saran
Disamping BPK sebagai Pengawasan Eksternal yang dapat memberikan
rekomendasi (opini) pelaksanaan program pemerintah. Inspektorat hadir sebagai
lembaga pengawasan internal, yang notabene mengawasi lingkungan pemerintah
daerahnya sendiri. Namun yang menjadi persoalan saat ini masih ada isu di kalangan
masyarakat bahwa adanya kongkalikong antara Inspektorat dengan Objek
Pengawasan dari inspektorat, yang dapat menggiring opini masyarakat terhadap
dugaan temuan dari Inspektorat yang menguap tanpa dirposes oleh Inspektorat.
Pentingnya Komitmen bagi petugas menjadi kunci utama atas suatu
keberasilan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pengawas.

Serta perlu

adanya penguatan dari fungsi dari Insektorat yang dapat memperkuat Instasi

pengawas ini dengan memperhatikan tidak ada tumpang tindih kewenangan dengan
Lembaga pengawas Eksternal BPK, sehingga kedepan dapat terwujud (good
govenment and clean government).

DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-Undangan
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah. No. 8 Tahun 2006, LN No. 25 Tahun 2006, TLN No. 4614
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akutansi Pemerintahan. No. 24 Tahun
2005, LN No. 49 Tahun 2005.
B. Internet
Chatib Basri, Indonesia lemah masalah pengawasan. http://archive.org/details/
ChatibBasri-IndonesiaLemahMasalahPengawasanInfrastruktur. Diunduh 5 Oktober
2013
Kementrerian Dalam Negeri. http://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2012 /11/12/
kebijakan-pengawasan-di-lingkungan-kementerian-dalam-negeri-danpenyelenggaraan-pemerintahan-daerah-tahun-2013. Novia, Pengawasan Dalam
Organisasi. https://pyia.wordpress.com/2010/01/03/ tugas-teori-organisasi-umum/.
Suryanti Fabanyo, Pelaksanaan Fungsi Pengawasan di Inspektorat Daerah Kota
TidoreKepulauan.https://encrypted.google.com/url?
q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27815/4/Chapter
%2520I.pdf&sa=U&ei=7OtRUt6iNoiQrQeXoYDwBQ&ved=0CBcQFjAA&sig2=E
Yva2IgI9ojlmItCbOGCGA&usg=AFQjCNFqxIfkZnLnsFkbj479uZ4-iEZ7Qw.

Anda mungkin juga menyukai