BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka terciptanya good government, maka penting adanya efektivitas dan
efesiensi dari setiap lembaga pemerintahan. Untuk itu, diperlukan partisipasi dari seluruh
anggota masyarakat, khususnya lembaga pengawasan guna melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap instansi pemerintah. Pengawasan yang merupakan unsur penting
dalam proses manajemen pemerintahan, memiliki peran yang sangat strategis untuk
terwujudnya akuntabilitas publik dalam pemerintahan dan pembangunan. Melalui suatu
kebijakan pengawasan yang komprehensif dan membina, maka diharapkan kemampuan
administrasi publik yang saat ini dianggap lemah, terutama di bidang kontrol
pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur
birokrasi yang lebih kompetitif.
Untuk mencapai tujuan dari organisasi secara optimal, maka diperlukannya aspek
manajemen suatu organisasi tersebut agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain
itu pula pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan untuk
menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam
rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat diperoleh informasi mengenai
kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk Sebagaimana pada Ketetapan Nomor
IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme, maka Pengawasan merupakan aspek penting dalam manajemen
kepegawaian, melalui Sosialisasi Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No. KEP/46/M.PAN/4/2004, tentang
Tahap
Pembandingan
Pelaksanaan
dengan
Standar
dan
Analisa
Penyimpangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Hukum Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Daerah
Dasar hukum dalam pelaksanan pengawasan adalah mengacu pada Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang diperkuat oleh peraturan
pemerintahan No. 20 Tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang
tata cara pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan keputusan Menteri No.
41 Tahun 2001 tentang pengawasan represif kebijakan daerah.
Pasal 218 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2008 yang menyatakan bahwa:
1. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh
Pemerintah yang meliputi:
a) Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah.
b) Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh
aparat pengawas intern Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan.
Pedoman tentang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah
diatur lebih lanjut dalam Pasal 26 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Dalam ketentuan tersebut dinyatakan bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan terhadap:
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
kinerja/reguler
SKPD
dengan
titik
berat
terhadap
Urusan
Pemerintahan
Desa
dilakukan
terhadap
administrasi
pelakasanaan
tugas
pembantuan
dari
pemerintah
ditekankan pada hasil pelaksanaan pekerjaan yang lebih akurat dalam melakukan
tugas pemerintahan dan pembangunan. Menilai efektifnya fungsi pengawasan maka
dalam menentukan indikator berpedoman pada teori pengawasan yang sebagaimana
dikemukakan oleh Sarwoto (2010, hal. 28) bahwa suatu pengawasan yang efektif jika
terdapat keakuratan data dalam fungsi pengawasan, ketepatan waktu dalam
pelaksanaan pengawasan, obyektif dan menyeluruh dan adanya keakuratan data.
Salah satu tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah kiprah institusi pengawas daerah.
Sehingga masyarakat bertanya dimana dan kemana lembaga itu, sementara korupsi
merajalela. Masyarakat sudah gerah melihat prilaku birokrasi korup, yang semakin
hari bukannya kian berkurang tetapi semakin unjuk gigi dengan perbuatannya itu.
Bahkan masyarakat memberi label perbuatan korupsi itu sebagai kejahatan yang
luar biasa, dan biadab, karena diyakini hal itu akan menyengsarakan generasi
dibelakang hari. Sampai-sampai masyarakat berfikir untuk membubarkan institusi
pengawas daerah tersebut karena dinilai tidak ada gunanya, bahkan ikut
menyengsarakan rakyat dengan menggunakan uang rakyat dalam jumlah yang relatif
tidak sedikit.
Secara naluri kegerahan masyarakat itu sebetulnya dapat dipahami, namun berbicara
tentang pengawasan sebenarnya bukanlah tanggung jawab institusi pengawas semata
melainkan tanggung jawab semua aparatur pemerintah dan masyarakat pada semua
elemen. Karena sebetulnya institusi pengawas seperti Inspektorat Daerah, bukannya
berdiam diri, tidak berbuat, tidak inovatif, adem dan sebagainya. Tetapi jauh dari
anggapan itu, insan-insan pengawas di daerah telah bertindak sejalan dengan apa
yang dipikirkan masyarakat itu sendiri.
Langkah pro aktif menuju pengawasan yang efektif dan efisien dalam memenuhi
tuntutan itu telah dilakukan seperti melakukan reorganisasi, perbaikan sistem,
membuatan pedoman dan sebagainya, namun kondisinya sedang berproses dan
hasilnya belum signifikan dan terwujud seperti yang diinginkan oleh masyarakat
tersebut.
Guna mewujudkan keinginan tersebut diperlukan langkah-langkah pragmatis yang
lebih realistis dan sistematis dalam penempatan sumberdaya manusia pada lembaga
3) Inspektorat Kabupaten/Kota
Inspektorat Kabupaten/Kota merupakan organisasi pengawas yang berada di
daerah dibawah Bupati/Walikota. Badan ini melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan desa serta
pengawasan atas pelimpahan pengawasan oleh pemerintah pusat. Inspektorat
memiliki tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan di
bidang pengawasan.
Ruang Lingkup Pengawasan
Ruang lingkup pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah meliputi:
1. Administrasi Umum Pemerintahan
Pengawasan terhadap pelaksanaan administrasi umum pemerintahan daerah
meliputi:
atau
pengelolaan
dilakukan
oleh
Pemerintah
kabupaten/kota.
Kegiatan Pengawasan Pemerintah Daerah
Kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan pengawasan fungsional dapat digolongkan
kedalam tiga bentuk kegiatan, antara lain:
penilaian);
c.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah proses kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan rencana dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyelenggaraan fungsi pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan meliputi aparatur petugas yang memiliki skill,
pengetahuan di bidang pekerjaan yang ditangani dan selain itu tersedianya sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor
Inspektorat.
Dalam pelaksanaan kinerjanya, Inspektorat perlu memperhatikan hal-hal berikut ini
yaitu:
1) Dalam melaksanakan pengawasan fungsional dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang ada. Selain itu perlu dilakukan monitoring agar bisa berjalan sesuai
dengan program kerja yang sudah ditetapkan.
2) Mengevaluasi dan memotivasi atas koreksi dan rekomendasi terhadap objek yang
diperiksa sehingga tujuan yang diharapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif.
3) Pengawasan fungsional dalam koordinasi pengawasan harus dilakukan agar
kinerja dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
4) Dalam laporan keuangan yang dilakukan seorang audit secara umum dan
konsisten harus secara objektif dan transparansi untuk pengambilan keputusan
atau kebijakan.
5) Sumber daya manusia dalam kinerja pemerintah daerah harus di tingkatkan agar
tujuan yang telah diterapkan dapat dilaksanakan secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah. No. 8 Tahun 2006, LN No. 25 Tahun 2006, TLN No. 4614
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akutansi Pemerintahan. No. 24
Tahun 2005, LN No. 49 Tahun 2005.
Mariani, Purwanti. 2012. Peranan Inspektorat Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Pada Pemerintahan Kota Bandung.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.