Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia baik secara pribadi maupun organisasi


praktek kerja rutin / kebiasaan yang berulang dan dilakukan terusmenerus setiap hari akan menjadi pengalaman yang mengenakkan
bahkan menjadi budaya yang sulit untuk dirubah. Keadaan seperti ini
membuat pribadi maupun organisasi akan menjadi statis. Dalam
kondisi semacam itu ide perubahan dipandang sebagai suatu ancaman
yang akan mengganggu kenyamanan organisasi. Bahkan pribadi yang
menyampaikan ide perubahan dipandang sebagai pribadi aneh yang
akan menentang tatanan yang sudah ada, neko-neko bahkan mungkin
bisa dikatakan sebagai orang gila yang tidak rasional cara berpikirnya.
Sering ada celetuk sudah aman, tentram dan nyaman mengapa harus
berubah? dari orang yang tidak mau berubah dengan kenyamanan
yang ada. Itulah tantangan berat yang harus dihadapi oleh seorang
pemimpin perubahan apabila ingin dinamis dalam organisasinya.
Sebab

apabila

kenyamanan

ini

dinikmati

begitu

saja

maka

perkembangan kinerja organisasi akan mengalami keterlambatan


bahkan keterpurukan. Padahal berubah sebenarnya adalah suatu hal
yang pasti bagi manusia. Perubahan positif adalah yang bergerak
maju, menyesuaikan kondisi internal maupun eksternal sehingga bisa
mengikuti dan tidak tergerus oleh perubahan jaman. Perubahan seperti
ini membutuhkan perencanaan yang baik. Tidak bisa berjalan begitu
saja ibarat air mengalir dari hulu ke hilir. Permasalahannya, tidak
semua orang ingin mengubah pola pikir dan kebiasaan mereka.
Memaksakan kebiasaan baru juga bukan pendekatan yang selalu
disarankan. Banyak organisasi yang memaksa karyawannya mengubah
kebiasaan

lama

dan

gagal

dalam

implementasinya.

Banyak

penyebabnya, bisa karena kebijakan perubahan yang tidak tepat,


perubahan yang menentang arus jaman, perkembangan lingkungan

1 Proyek Perubahan

dan lain-lain, tetapi yang selalu muncul adalah karena individu sudah
terlalu nyaman dengan keadaan saat ini.
Perubahan dalam organisasi tidak bisa dilakukan secara mudah,
karena lebih sulit untuk merubah sebuah organisasi yang eksis
daripada menciptakan sistem kinerja baru di dalam organisasi baru.
Jika organisasi akan berubah, orang harus melepaskan nilai-nilai lama,
asumsi, dan perilaku sebelum mereka belajar yang baru. Ada hal-hal
penting yang harus dipertimbangkan, agar proses perubahan tersebut
berjalan sesuai rencana. Setiap individu dituntut kemampuannya untuk
menerjemahkan

perubahan dalam

lingkungan

eksternal

maupun

lingkungan internal organisasi. Budaya organisasi merupakan sistem


makna bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan
dihargai organisasi, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang
jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan
rasa identitas bagi para anggota organisasi, mempermudah timbulnya
komitmen bersama terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan
sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku para anggota
organisasi. Dalam upaya melakukan perubahan menuju kondisi yang
ideal,

beberapa

hal

yeng

perlu

dilakukan

antara

lain

adalah

pengenalan terhadap masalah dan kekurangan yang sedang terjadi /


menjadi beban bagi organisasi tersebut. Dengan mengenali masalah,
kemudian dapat dilakukan beberapa alternatif tindakan perubahan
yang diharapkan bisa menjadi solusi untuk memecahkan masalah
tersebut menuju kondisi yang lebih baik. Perencanaan yang baik akan
menghasilkan

perubahan

yang

baik.

Itulah

keberhasilan

yang

diharapkan dari perubahan yang akan dilaksanakan. Komitmen untuk


mewujudkan good governance, mengharuskan

pemerintah secara

konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja.


Dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil
guna, dan berdaya guna, bersih, dan bertanggungjawab, sejalan
dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya
tranparasi Keuangan terhadap publik.

2 Proyek Perubahan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) Kabupaten


Bolaang Mongondow Selatan Selatan yang selanjutnya disingkat
Sekretariat DPRD dalam mendukung proyek perubahan sebagai
bentuk pertanggungjawaban kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan
harapan melalui proyek perubahan ini maka program dan kinerja
Sekretariat dimasa yang akan datang akan lebih baik.

Proyek Perubahan ini terdiri dari Pendahuluan, Kondisi Umum, Visi


dan Misi serta faktor-faktor Penentu Keberhasilan, tujuan dan sasaran,
Kebijakan dan Program data lampiran pendukung Proyek Perubahan.
Perubahan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peningkatan
kualitas kinerja, data tersebut untuk mengantisipasi permasalahan dan
hambatan serta untuk mencari solusi yang terbaik guna menjawab
dinamika yang menjadi tantangan besar kedepan.

Pengertian Perencanaan Strategi


1. Proses memutuskan program yang akan dijalankan suatu organisasi
serta jumlah sumber daya yang dialokasikan pada setiap program
untuk beberapa tahun mendatang;
2. Perumusan strategi adalah proses memutuskan strategi baru,
sedangkan

perencanaan

strategi

adalah

proses

mengimplementasikan strategi.

1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7
Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana
diwajibkan

bagi

setiap

Instansi

Pemerintah

sebagai

unsur

penyelenggara pemerintah negara untuk mempertanggungjawabkan


pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan
3 Proyek Perubahan

sumber

daya

dengan

berdasarkan

perencanaan

stratejik

yang

ditetapkan oleh masing-masing instansi termasuk Sekretariat DPRD


Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Pertanggung jawaban tersebut diatas selanjutnya disampaikan oleh
masing-masing

instasi

pemerintah

termasuk

Sekretariat

DPRD

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan wajib menyampaikan Laporan


Kinerja

kepada

Kepala

Daerah

dan

kepada

lembaga-lembaga

pengawasan dan penilaian akuntabilitas yang berwenang, karena


Sekretariat DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, yang
dibentuk dengan Peraturan Daerah, tentang Pembentukan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Daerah dalam Kabupaten Bolaang
Mongondow

Selatan,

termasuk

didalamnya

Sekretariat

DPRD

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.


Sekretariat DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah
unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempunyai fungsi
sebagai

pelayanan

pemerintahan

administrasi

umum,

Sekretariat

Kelembaaan
DPRD

DPRD

dibidang

Kabupaten

Bolaang

Mongondow Selatan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada


Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Sekretariat
DPRD
mempunyai Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta kewenangan dapat
diuraikan sebagai
berikut :
a. Kedudukan
1.

Sekretariat DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan


merupakan

unsur

pelaksana

pemerintah

daerah

dibidang

Pelayanan Administrasi kelembagaan DPRD (Publik )


2. Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang Sekretaris Dewan yang
secara struktur berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris

Daerah dan secara teknis berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Ketua DPRD.


b. Tugas dan Fungsi

4 Proyek Perubahan

1) Sekretariat DPRD mempunyai tugas melaksanakan kewenangan


otomomi dibidang Pelayanan administrasi kelembagaan DPRD
(Pelayanan Publik ).
2) Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud pada ayat 1,
Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :
- Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan administrasi
Kelembagaan DPRD.
- Menyelenggarakan

urusan

pemerintah

dan

pelayanan

administrasi
kelembagaan DPRD
- Pembinaan dan pelaksanaan urusan dibidang pelayanan
administrasi .
- Penyusunan kebijakan pelaksanaan kegiatan DPRD.
- Pendataan, Penilaian dan penetapan Kegiatan ke DPRD an.
- Pengelolaan data dan informasi kegiatan DPRD.
- Pembinaan dan peningkatan kinerja pegawai , disiplin,
meningkatkan dedikasi , loyalitas dan kejujuran dalam
lingkungan DPRD.
- Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
- Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi.
Dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenang sesuai dengan
Peraturan Bupati Bolaang Mongondow Selatan Nomor 4 Tahun 2011,
tentang OTK Setda dan Setwa. Sekretariat dewan terdiri dari 1 (satu)
Sekretaris DPRD dan dibantu oleh 3 (Tiga) Kepala Bagian dan 7 (tujuh)
Sub Bagian.
Susunan

Organisasi

Sekretariat

DPRD

Kabupaten

Bolaang

Mongondow Selatan sebagai berikut :


a. Sekretaris DPRD Esselon II.b dibantu oleh :
b. Kepala Bagian

Risalah, Persidangan dan Perundang Undangan

Esselon III.a dibantu oleh :


- Kepala Sub Bagian Risalah dan Persidangan IV.a
- Kepala Sub Bagian Perundang-undangan IV.a
- Kepala Sub Bagian Humas, Protokol dan Aspirasi Masyarakat IV.a
5 Proyek Perubahan

c. Kepala Bagian Keuangan Esselon III.a


dibantu :
- Kepala Sub Anggaran, Verifikasi dan Pengawasan IV.a
- Kepala Sub Perbendaharaan dan Pembukuan Esselon III.a

d. Kepala Bagian Umum Esselon III.a dibantu oleh :


- Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan Esselon IV.a
- Kepala Sub Tata usaha Esselon IV.a

1. SEKRETARIAT DPRD
Sekretariat DPRD dikepalai oleh seorang Sekretaris, yang berada
dibawah Bupati dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah
mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian urusan
wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah dibidang Pelayanan
administrasi kelembagaan DPRD.

2. BAGIAN PERSIDANGAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN SEKRETARIAT


DPRD
Bagian

Persidangan

dan

perundang-undangan

dipimpin

oleh

seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab


kepada

Sekretaris

DPRD,

mempunyai

tugas

menyiapkan

bahan

kebijaksanaan dan perumusan rencana kegiatan, mengkoordinasikan,


mengendalikan,
pelaksananaan

memberi
kegiatan

petunjuk
bagian

kepada

persidangan

bawahan
dan

dalam

perundang-

undangan, menyiapkan bahan dalam persidangan dan perundangundangan sesuai peraturan perundangundangan.
Bagian Persidangan dan perundang-undangan mempunyai fungsi
sebagaiberikut :
a. pemberian pelayanan admnistrasi dilingkungannya;
b. pnyusunan rencana dan pelaporan kegiatan
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas
d. penyelenggaraan urusan risalah

6 Proyek Perubahan

e. penyelenggaraan urusan hukum dan perundang-undangan


f. pengadaan

dan

pendistribuasian

dokumentasi

kegiatan

persidangan dan rapat-rapat DPRD; dan


g. penyaringan berita yang akan disajikan kepada masyarakat

2. BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DPRD


Bagian Umum Sekretariat DPRD dipimpin oleh Kepala Bagian
Umum,

yang

Sekretaris

berada

DPRD

kepegawaian,

dibawah

mempunyai

urusan

dalam

dan
tugas

bertanggungjawab
melaksanakan

pengadaan

dan

kepada

tatausaha

perawatan

serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dewan.


Bagian umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. pemberian pelayanan admnistrasi dilingkungannya;
b. pnyusunan rencana dan pelaporan kegiatan
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas
d. penyelenggaraan urusan tata usaha dan kepegawaian
e. penyelenggaraan urusan urusan dalam; dan
f. penyelenggaraan uru san pengadaan dan perawatan

4. BAGIAN KEUANGAN SEKRETARIAT DPRD


Bagian Keuangan Sekretariat DPRD dipimpin oleh Kepala Bagian
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris DPRD
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, mempunyai tugas pokok
menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Baian Keuangan
yang meliputi mengosep rencana, membagi tugas, memberi petunjuk
kepada bawahan dalam melaksanakan kegiatan, menyelenggarakan
program bagian keuangan dalam
arti melaksanakan penyusunan anggaran, pembukuan, akuntansi dan
verifikasi, pertanggungjawaban dan laporan sesuai dengan petunjuk
atasan serta pedoman dan peraturan. Bagian Keuangan Sekretariat
DPRD mempunyai fungsi sebagai berukut :

7 Proyek Perubahan

a. Mengelola administrasi keuangan dilingkungan sekretarit DPRD;


b. Pemeriksaan keuangan dan pembinaan perbendaharaan ; dan
c. Pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan administrasi keuangan.

1.3. NAWA CITA 9 Agenda Perubahan


Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari
bahasa Sansekerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda,
keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu
Presiden 2014, istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh
pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf
Kalla, yang berisi agenda pemerintahan pasangan itu.
Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda pokok untuk
melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal
dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam
ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Sembilan agenda prioritas itu meliputi:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Melalui
pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program
Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan.
Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan
8 Proyek Perubahan

kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia


Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas
sembilan juta hektar.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi dan domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional.
9. Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui penguatan kebhinekaan dan menciptakan
ruang dialog antar warga.
Kondisi saat ini :
1. Orientasi kerja pada kepentingan dan ego masing-masing
bagian.
2. Tidak adanya sinergitas antara bagian.
3. Budaya kerja = Sama-sama kerja.
4. Rendahnya kinerja lembaga.
5. Kurangnya sarana dan prasarana
Kondisi yang di harapkan :
1. Terciptanya sinergitas.
2. Tumbuhnya semangat dan jiwa kerja.
3. Meningkatnya komunikasi, konsolidasi dan sinkronisasi pegawai.
4. Meningkatnya kinerja lembaga.
5. Terciptanya sarana dan prasarana.

9 Proyek Perubahan

10 Proyek Perubahan

Anda mungkin juga menyukai