KINERJA ORGANISASI
Oleh:
Disusun Oleh:
Mentor Coach
Project Leader
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga Rancangan Aksi Perubahan dengan judul
“OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP WARGA
BINAAN PEMASYARAKATAN MELALUI PROGRAM BAHAYAU
GARING DI LAPAS KELAS II A BANJARMASIN” dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Kegiatan ini bertujuan untuk
peningkatan kualitas Layanan Kesehatan yang bermanfaat bagi para
Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Porman Siregar, AMd.IP, SH.MH. selaku Mentor, dan
Bapak Richard Pantun, S.Sos., M.Si. selaku Coach dalam rancangan
aksi perubahan ini, Bapak/Ibu Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional
Tertentu dan Pejabat Fungsional Umum di lingkungan LAPAS Kelas
IIA Banjarmasin, serta semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya rancangan aksi perubahan ini. Tidak lupa kepada
seluruh rekan–rekan peserta PKP Angkatan CXCIX (199), semoga
RAP yang disusun dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Hormat!
Besar harapan kami dengan rancangan aksi perubahan ini
selanjutnya dapat ditindaklanjuti dengan aksi perubahan. Namun kami
memahami bahwa rancangan aksi perubahan ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi mewujudkan pengembangan
rancangan aksi perubahan yang dapat membawa perubahan kinerja
pelayanan publik yang lebih baik di masa yang akan datang.
Banjarmasin, 20 September 2021
Project Leader,
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................ii
KATA PENGANTAR….........................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................1
B. KONDISI REAL RESIKO DAN STRATEGI..............................2
C. TUJUAN AKSI PERUBAHAN...................................................4
D. MANFAAT AKSI PERUBAHAN...............................................4
A. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................16
B. PENETAPAN MASALAH...........................................................16
C. PENYEBAB MASALAH..............................................................19
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN….........................................................................40
DAFTAR TABEL
A. LATAR BELAKANG
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin
merupakan salah satu instansi yang melaksanakan pelayanan publik
di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Kalimantan Selatan yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan kegiatan pengamanan dan pembinaan bagi
warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terletak di jalan Mayjen
sutoyo no.1, Pelambuan, kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin
Kalimantan Selatan.
Sistem Pemasyarakatan sebagai pelembagaan masyarakat
terhadap perlakuan pelanggar hukum pada hakikatnya merupakan
pola pembinaan yang berorientasi pada masyarakat, yaitu
pembinaan yang dilakukan secara terpadu antara Pembina, yang di
bina dan masyarakat. Peran serta masyarakat harus di pandang
sebagai hal yang penting dari kegiatan pembinaan sehingga sangat
di perlukan untuk mencapai tujuan dari Sistem Pemasyarakatan.
Adapun Sistem Pemasyarakatan yang dilaksanakan secara terpadu
yang melibatkan petugas, Warga Binaan Pemasyarakatan dan
masyarakat, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
membina narapidana agar menjadi manusia yang berguna, yaitu
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bertanggung
jawab, mandiri, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Selain melaksanakan tugas untuk pembinaan, Lembaga
Pemasyarakatan juga mempunyai tugas pengamanan yang mana
saat ini Lapas atau Rutan di seluruh Indonesia telah mengalami
kelebihan tingkat hunian sehingga dari aspek pengamanan juga
harus di perhatikan.
1
Seiring dengan meningkatnya jumlah penghuni di Lembaga
Pemasyarakatan yang tidak sebanding dengan jumlah petugas yang
ada, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan pada Pasal 14 salah satunya mengatur hak
pelayanan kesehatan dan konsumsi di lembaga pemasyarakatan.
Hal tersebut memberikan kepastian hukum terhadap kewajiban
memberikan pelayanan seoptimal mungkin agar tujuan
pemasyarakatan tercapai. Namun demikian, pihak lembaga
pemasyarakatan telah berusaha memberikan pelayanan kesehatan
yang cukup seperti adanya pemeriksaan kesehatan terhadap
narapidana yang sakit dan kegiatan kesehatan lainnya. agar dapat
mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi pemasyarakatan ke
arah menjadi lebih Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
Inovatif (PASTI). Yang mempunyai maksud menjadi pedoman dalam
pembentukan dan operasionalisasi Pelayanan Kesehatan pada
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Hukum dan
HAM, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara
(Rutan), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Tujuannya
adalah dapat meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada
masyarakat pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dan Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan.
2. Risiko
Fokus perubahan terletak pada upaya Optimalisasi Pelayanan
Kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Melalui
Program Bahayau Garing di Lapas Kelas IIA Banjarmasin, upaya
ini perlu dilakukan mengingat saat ini Lapas telah mengalami over
kapasitas sehingga sangat berisiko dan potensial terjadi
gangguan keamanan dan kesehatan. Dalam upaya ini tentu akan
melibatkan banyak stakeholder internal maupun eksternal, yang
diharapkan dapat memberikan dukungan secara langsung
terhadap keberhasilan implementasi rancangan aksi perubahan
khususnya.
12. Sub Seksi Menerima laporan harian dan berita acara dari
Pelaporan dan satuan pengamanan yang bertugas serta
Tata Tertib menyusun laporan berkala di bidang
keamanan dan menegakkan tata tertib
13. Kesatuan 4. Menjaga keamanan dan ketertiban Lapas
Pengamanan Melaksanakan pemasyarakatan narapidana /
Lapas anak didik
5. Melakukan pembinanaan narapidana / anak
didik
6. Memberikan bimbingan, mempersiapkan
sarana dan mengelola hasil kerja
7. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian
narapidana / anak didik
8. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata
tertib Lembaga Pemasyarkatan
9. Melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga
KALAPAS
KASUBAG TU
KA. KPLP
REGU PENGAMANAN
3 Orang
B. Pengembangan SDM
- Konselor TB/HIV
- Monev TB/HIV
- Konselor Adiksi
BAB III
ANALISIS MASALAH KINERJA ORGANISASI
A. Identifikasi Masalah
B. Penetapan Masalah
1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
16
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah- masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3) Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
semakin memburuk kalau dibiarkan.
Adapun prioritas masalah ditentukan dengan hasil skoring terhadap
tiap masalah yang ada sebagaimana seperti ditunjukan pada tabel
dibawah ini:
No. PRIORITAS MASALAH USG TOTAL RANK
U S G
1. Belum optimalnya Pelayanan 4 4 4 12 I
Kesehatan
Kurangnya pemahaman warga binaan tentang hidup sehat Pelayanan Kesehatan yang kurang Optimal akibat Overcrowded
Belum optimalnya pelaksanaan Layanan Kesehatan di Lembaga pemasyrakatan kelas IIA Banjarmasin
Kurangnya
Tingkat kesadaran hidup sehat wbp masih fasilitas Untuk pengobatan tingkat lanjut
rendah
Menurunnya
Kurangnya Sosialisasi tentang Kesehatanpelayanan kepada Waga Binaan Pemasyarakatan
Kepada wbp
Gambar 3. Diagram
Analisis Pohon
Menurunnya
Kepercayaan
masyarakat
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. TEROBOSAN / INOVASI
Pada rencana aksi perubahan ini, fokusnya adalah Optimalisasi
Pelayanan kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan
Melalui Program Bahayau Garing di LAPAS Kelas IIA Banjarmasin.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan fungsinya sehingga pelayanan kepada warga binaan
pemasyarakatan dan masyarakat dapat di tingkatkan lagi dengan
Rancangan Program Bahayau Garing.
B. Bahayau Garing
Bahayau Garing berasal dari Bahasa Banjar, Bahayau artinya
menjelajah dan Garing artinya sakit yang berarti Bahayau Garing adalah
menjelajah mencari WBP yang sedang sakit. Hal ini juga merupakan
antisipasi terkait situasi lapas yang saat ini rentan dengan keadaan
pandemi Covid 19 sehingga para petugas selain menjaga keamanan
juga memperhatikan Kesehatan WBP. Dengan adanya ide Bahayau
Garing maka patroli terkait Kesehatan WBP lebih terstruktur dan bisa
dirawat langsung di tempat mereka, hal ini tentu sangat efektif untuk
menanggapi situasi pandemi Covid 19 saat ini.
BimJas
Dokter Menyapa Kader Sehat
(Bimbingan Jasmani)
• Melaksanakan • Menunjuk Warga • Membuat Program
poliklinik keliling Binaan pada olahraga cabang
dengan tenaga setiap Blok untuk untuk WBP
kesehatan memantau • Mengadakan
• Kegiatan kesehatan warga olahraga khusus
dilaksanakan binaan Lansia
secara berkala
23
C. Alur Bahayu Garing
PETUGAS KESEHATAN
BLOK HUNIAN
23
3. Tahapan Jangka Menengah
NO. TAHAPAN JANGKA MENENGAH KEGIATAN OUTPUT
4. Jangka Panjang
NO. TAHAPAN JANGKA PENDEK KEGIATAN OUTPUT
1. Melaksanakan evaluasi perbaikan dan a) Membahas dan menindaklanjuti hasil a) Catatan hasil pembahasan
pengembangan monev b) Laporan dan atau
b) Jika terdapat perbaikan maka melakukan perbaikan
dilakukan perbaikan dan pengembangan
pengembangan
4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN
4 Tim efektif rencana aksi perubahan Menyusun program Layanan Bahayau Garing
EVALUASI
7 Rapat dan evaluasi pelaksanaan
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8
PERSIAPAN
1 Rapat internal
mengenai kelanjutan
aksi perubahan
2 Mengawasi kegiatan
Bahayau Garing
3 Mengawasi Kegiatan
6 Implementasi tahap II
berdasarkan hasil
survei
7 Evaluasi Kegiatan
8 Sosialisasi Perbaikan
Hasil Evaluasi kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tim Kerja
04 Tim Pelaksana 1. Merencanakan kegiatan Pihak yang ditunjuk oleh project leader
(tenaga 2. Mempersiapkan Tempat dan peralatan berdasarkan keahliannya
kesehatan) medis
3. Melakukan pemeriksaan
4. Melakukan pengecekan SOP
05 Tim Pelaksana 1. Membuat bahan dan materi sosialisasi Pihak yang berperan untuk membimbing
Sosialisasi sesuai bahan yang diberikan Tim dan menyampaikan mekanisme
pelaksana pembinaan kemandirian kepada WBP,
2. Melaksanakan sosialisasi kepada Petugas, dan Stakeholder
Warga Binaan pemasyarakatan
3. Melaksanakan dan mengawwasi
jalannya kegiatan Olahraga
06 Tim Monitoring 1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Pihak yang akan memberikan masukan
dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap implementasi
2. Membuat laporan
Tabel 9. Tim Kerja
4. Jejaring Kerja
LATENT PROMOTERS
Gambar 6.
(Pengaruh rendah
kepentingan rendah) Peta Kuadran
(Pengaruh rendah kepentingan tinggi)
Masyarakat Stakeholder
Lembaga
Swadaya Masyarakat Kepala KPLP;
Wartawan Media Massa Kasubbag Tata Usaha;
Kasi Binadik dan Giatja;
Kasi Administrasi Kamtib
34
INTEREST
Berdasarkan pengaruh dan kepentingan dalam mencapai tujuan aksi perubahan, stakeholder tersebut dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu:
a. Kelompok Promoters, (High Influence, High Interest)
yaitu kelompok yang memiliki kepentingan terhadap program dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil
atau sebaliknya.
b. Kelompok Defenders, (Low Influence, High Interest)
yaitu kelompok yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya
kecil untuk mempengaruhi program.
35
3. Anggaran
Anggaran yang digunakan selama proses pelaksanaan aksi perubahan bersumber pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin Tahun Anggaran 2021 Nomor. DIPA-013.05.2.6840001/2021
D. Managemen Pengendalian
1. Rencana Pemantauan dan Pengendalian
Prinsip pemantauan dan pengendalian yang berkualitas terletak pada ketepatan instumen yang digunakan,
ketepatan waktu, ketepatan petugas pelaksana pemantau, serta kemampuan mengelola hasil pemantauan dan
pengendalian dan merumuskan rekomendasi yang diperlukan. Untuk itu terkait dengan rencana pemantauan dan
pengendalian dalam Rancangan Aksi Perubahan ini, bahwa pengedalian dan pemantauan dilakukan sejak awal
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan terhadap perkembangan proses pelaksanaan aksi
perubahan. Disamping itu, beberapa instrument yang akan digunakan untuk melakukan pemantauan dan
pengendalian, meliputi:
a) Pengamatan;
b) Wawancara;
c) Questioner.
Adapun petugas yang akan ditunjuk, adalah pegawai yang dinilai mempunyai kemampuan menggunakan
instrument- instrumen tersebut diatas. Petugas pemantauan dan pengendalian akan dibekali dengan surat perintah
dalam melaksanakan tugas. Jika diperlukan, terkait dengan pengelolaan data statitistik, maka akan memanfaatkan
tenaga dari luar lapas, apakah dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi atau bekerjasama dengan mahasiswa
01
Persepsi Tim Efektif Proses dan hasil tidak Berkomunikasi
berbeda dalam sebagaimana target secara formal
memahami proses dan capaian yang sudah maupun non
hasil aksi perubahan ditetapkan formal dengan tim
efektif untuk
menyamakan
persepsi.
02
Kesibukan masing- Masing-masing anggota Memantau kinerja tim
masing stakeholder dlm saling menunggu untuk dan memastikan
melaksanakan tugas menyelesaikan tugas dan bahwa tim bekerja
pokok dan fungsinya tanggungjawabnya. Hal secara efektif dalam
ini bisa membuat jadwal melaksanakan
kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan mencapai target yang
tertunda. telah ditetapkan
03
Ketidakpedulian pegawai Tujuan sosialisasi tidak Memberikan
diluar petugas tercapai sebagaimana pemahaman awal
pengamanan terkait yang telah ditetapkan kepada para pegawai
dengan sosialiasasi bahwa deteksi dini
Panduan Deteksi Dini menjadi ranah yang
penting untuk
diketahui oleh
pegawai lapas
04
Kurangnya komitmen Tim bekerja tanpa daya Selalu berkomunikasi
anggota Tim dalam dukung anggota tim yang secara intensif
melak sanakan tugas solid kepada tim dan
yang dibebankan kepada anggota tim terkait
Tim progress
pelaksanaan
kegiatan yang
menjadi
tanggung jawab tim.
Serta selalu
mengingatkan tentang
constrain waktu yang
dimiliki oleh tim
dalam menyelesaikan
kegiatan yang
menjadi tanggung
jawabnya
05
Pelaksanaan dan Pelaksanaan aksi Melakukan
penyelesaian tugas tim perubahan dapat tertunda penyesuaian jadwal
tidak sesuai dengan time dari jadwal yang sudah secara moderat
schedule ditentukan, bahkan dapat namun aksi
menggagalkan aksi perubahan harus
perubahan tetap jalan sesuai
dengan target
06.
Sarana dan prasarana Pelatihan tidak mampu Mengidentifikasi
pelatihan tidak sesuai mewujudkan indikator kebutuhan sarpras
dengan yang pelatihan dan
dibutuhkan
keberhasilan yang telah mengadakan sarpras
ditetapkan pelatihan sesuai
dengan yang
dibutuhkan.
Tabel 7. Mitigasi Re
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Binaan Pemasyarakatan.
B. TINDAK LANJUT
dari semua proses dan hasil pencapaian tujuan jangka pendek, akan
panjang.