Anda di halaman 1dari 49

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

KINERJA ORGANISASI

OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP


WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN MELALUI PROGRAM
BAHAYAU GARING DI LAPAS KELAS II A BANJARMASIN

Oleh:

Nama : BAMBANG HARI WIDODO AMd.IP, SH..MH.


NIP 19890718 200801 1 001
Jabatan : KASI BIMBINGAN NARAPIDANA DAN ANAK DIDIK
Unit kerja : LAPAS KELAS II A BANJARMASIN
Mentor : PORMAN SIREGAR, AMd.IP, SH..MH.
Coach : RICHARD PANTUN, S.Sos,. M.Si

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN CXCIX


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN CXCIX

Disusun Oleh:

Nama : BAMBANG HARI WIDODO AMd.IP, SH..MH.


NIP 19890718 200801 1 001
Jabatan : KASI BIMBINGAN NARAPIDANA DAN ANAK DIDIK
Angkatan : CXCIX (199)
Unit kerja : LAPAS KELAS II A BANJARMASIN
Menyetujui untuk diseminarkan:

Mentor Coach

Porman Siregar, AMd.IP, SH.MH. Richard Pantun, S.Sos., M.Si

Project Leader

Bambang Hari Widodo AMd.IP, SH.MH.


ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga Rancangan Aksi Perubahan dengan judul
“OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP WARGA
BINAAN PEMASYARAKATAN MELALUI PROGRAM BAHAYAU
GARING DI LAPAS KELAS II A BANJARMASIN” dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Kegiatan ini bertujuan untuk
peningkatan kualitas Layanan Kesehatan yang bermanfaat bagi para
Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Porman Siregar, AMd.IP, SH.MH. selaku Mentor, dan
Bapak Richard Pantun, S.Sos., M.Si. selaku Coach dalam rancangan
aksi perubahan ini, Bapak/Ibu Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional
Tertentu dan Pejabat Fungsional Umum di lingkungan LAPAS Kelas
IIA Banjarmasin, serta semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya rancangan aksi perubahan ini. Tidak lupa kepada
seluruh rekan–rekan peserta PKP Angkatan CXCIX (199), semoga
RAP yang disusun dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Hormat!
Besar harapan kami dengan rancangan aksi perubahan ini
selanjutnya dapat ditindaklanjuti dengan aksi perubahan. Namun kami
memahami bahwa rancangan aksi perubahan ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi mewujudkan pengembangan
rancangan aksi perubahan yang dapat membawa perubahan kinerja
pelayanan publik yang lebih baik di masa yang akan datang.
Banjarmasin, 20 September 2021
Project Leader,

BAMBANG HARI WIDODO


NIP. 19890718 200801 1 001
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................ii

KATA PENGANTAR….........................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................iv

DAFTAR TABEL..................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..............................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................1
B. KONDISI REAL RESIKO DAN STRATEGI..............................2
C. TUJUAN AKSI PERUBAHAN...................................................4
D. MANFAAT AKSI PERUBAHAN...............................................4

BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI

A. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI...6


B. STRUKTUR ORGANISASI......................................................12

BAB III ANALISA MASALAH

A. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................16
B. PENETAPAN MASALAH...........................................................16
C. PENYEBAB MASALAH..............................................................19

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


A. TEROBOSAN DAN INOVASI..................................................23
B. MILESTONE.............................................................................25
C. SUMBER DAYA.......................................................................28

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN….........................................................................40
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tugas dan Fungsi Pejabat Struktural......................................11


Tabel 2 Prioritas masalah dengan hasil skoring...................................17
Tabel 3 Jangka Pendek........................................................................23
Tabel 4 Jangka Menengah...................................................................23
Tabel 5 Jangka Panjang.......................................................................24
Tabel 6 Jadwal Kegiatan Implementasi Tahap Jangka Pendek….......25
Tabel 7 Jadwal Kegiatan Implementasi Tahap Jangka Menengah…...27
Tabel 8 Jadwal Kegiatan Implementasi Tahap Jangka Panjang…......29
Tabel 9 Tim Kerja..................................................................................30
Tabel 7 Mitigasi Resiko.........................................................................38
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Lapas Kelas IIA Banjarmasin..............12


Gambar 2. Struktur Organisasi Klinik Pratama.....................................13

Gambar 3. Diagram Analisis Pohon.....................................................19

Gambar 4. Alur Bahayau Garing..........................................................24

Gambar 5. Struktur Jejaring Kerja….....................................................33

Gambar 6. Peta Kuadran Stake Holder….............................................34


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin
merupakan salah satu instansi yang melaksanakan pelayanan publik
di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Kalimantan Selatan yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan kegiatan pengamanan dan pembinaan bagi
warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang terletak di jalan Mayjen
sutoyo no.1, Pelambuan, kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin
Kalimantan Selatan.
Sistem Pemasyarakatan sebagai pelembagaan masyarakat
terhadap perlakuan pelanggar hukum pada hakikatnya merupakan
pola pembinaan yang berorientasi pada masyarakat, yaitu
pembinaan yang dilakukan secara terpadu antara Pembina, yang di
bina dan masyarakat. Peran serta masyarakat harus di pandang
sebagai hal yang penting dari kegiatan pembinaan sehingga sangat
di perlukan untuk mencapai tujuan dari Sistem Pemasyarakatan.
Adapun Sistem Pemasyarakatan yang dilaksanakan secara terpadu
yang melibatkan petugas, Warga Binaan Pemasyarakatan dan
masyarakat, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
membina narapidana agar menjadi manusia yang berguna, yaitu
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bertanggung
jawab, mandiri, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Selain melaksanakan tugas untuk pembinaan, Lembaga
Pemasyarakatan juga mempunyai tugas pengamanan yang mana
saat ini Lapas atau Rutan di seluruh Indonesia telah mengalami
kelebihan tingkat hunian sehingga dari aspek pengamanan juga
harus di perhatikan.
1
Seiring dengan meningkatnya jumlah penghuni di Lembaga
Pemasyarakatan yang tidak sebanding dengan jumlah petugas yang
ada, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan pada Pasal 14 salah satunya mengatur hak
pelayanan kesehatan dan konsumsi di lembaga pemasyarakatan.
Hal tersebut memberikan kepastian hukum terhadap kewajiban
memberikan pelayanan seoptimal mungkin agar tujuan
pemasyarakatan tercapai. Namun demikian, pihak lembaga
pemasyarakatan telah berusaha memberikan pelayanan kesehatan
yang cukup seperti adanya pemeriksaan kesehatan terhadap
narapidana yang sakit dan kegiatan kesehatan lainnya. agar dapat
mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi pemasyarakatan ke
arah menjadi lebih Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
Inovatif (PASTI). Yang mempunyai maksud menjadi pedoman dalam
pembentukan dan operasionalisasi Pelayanan Kesehatan pada
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Hukum dan
HAM, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara
(Rutan), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Tujuannya
adalah dapat meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada
masyarakat pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dan Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan.

B. Kondisi Riil Organisasi, Risiko dan Strategi Pemecahan Masalah


a. Kondisi Riil Organisasi
Aksi perubahan yang dilakukan pada area layanan kesehatan
yang dinilai merupakan satuan yang sangat penting dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi Pemasyarakatan. Dalam
pelaksanaan ini, adanya peningkatan kedisiplinan petugas,
pelaksanaan tugas sesuai SOP, pelayanan kepada warga binaan
pemasyarakatan dan masyarakat dapat di tingkatkan.
1. Kurang optimalnya Pelayanan Kesehatan.
2. Tingkat kesadaran warga binaan pemasyarakatan tentang
hidup sehat masih rendah.
3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19 di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin.

2. Risiko
Fokus perubahan terletak pada upaya Optimalisasi Pelayanan
Kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan Melalui
Program Bahayau Garing di Lapas Kelas IIA Banjarmasin, upaya
ini perlu dilakukan mengingat saat ini Lapas telah mengalami over
kapasitas sehingga sangat berisiko dan potensial terjadi
gangguan keamanan dan kesehatan. Dalam upaya ini tentu akan
melibatkan banyak stakeholder internal maupun eksternal, yang
diharapkan dapat memberikan dukungan secara langsung
terhadap keberhasilan implementasi rancangan aksi perubahan
khususnya.

3. Strategi Pemecah Masalah


Pada rencana aksi perubahan ini yang fokus pada Optimalisasi
Pelayanan kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan
Melalui Program Bahayau Garing di LAPAS Kelas IIA
Banjarmasin dari permasalahan yang ada maka solusi adalah
peningkatan Pelayanan Kesehatan dan fungsinya sehingga
pelayanan kepada warga binaan pemasyarakatan dan
masyarakat dapat di tingkatkan lagi, kepatuhan pegawai dan
warga binaan pemasyarakatan terhadap peraturan yang berlaku.
Inovasi yang akan kami rancang adalah membuat sebuah
Program Bahayau Garing.
Bahayau Garing merupakan kosakata dari Bahasa Banjar
yang memiliki arti yakni, Bahayau artinya menjelajah dan garing
artinya sakit yang berarti bahayau garing adalah menjelajah
mencari WBP yang sedang sakit. Hal ini juga merupakan
antisipasi terkait situasi lapas yang saat ini rentan dengan
keadaan pandemi Covid19 sehingga para petugas selain menjaga
keamanan juga
memperhatikan Kesehatan WBP. Dengan adanya ide Bahayau
Garing maka patroli terkait Kesehatan WBP lebih terstruktur dan
bisa dirawat langsung di tempat mereka, hal ini tentu sangat
efektif untuk menanggapi situasi pandemi Covid 19 saat ini.
C. TUJUAN AKSI PERUBAHAN
Untuk mencapai target ideal dan rasional yang diharapkan, maka
ditetapkan melalui pentahapan tujuan, dimulai dari capaian target
jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, sebagai
berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Pembentukan Tim Efektif;
b. Membuat Inovasi Program Bahayau Garing
c. Membuat Alur Bahayau Garing
d. Sosialisasi tentang Alur Bahayau Garing kepada WBP
e. Penyusunan Jadwal Kegiatan Olahraga
f. Terwujudnya WBP yang Sehat Jasmani
g. Implementasi Kegiatan
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan dan survey tentang
penerapan kegiatan;
b. Penyempurnaan Alur Bahayau Garing;
c. Berjalannya Kegiatan Olahraga WBP dengan aman dan
kondusif.
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
b. Implementasi secara konsisten dan berkelanjutan.

D. MANFAAT AKSI PERUBAHAN


Manfaat yang di peroleh dari pelaksanaan aksi perubahan ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Organisasi
a. Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan yang
optimal;
b. Mewujudkan pola pembinaan terhadap warga binaan
pemasyarakatan yang optimal;
c. Terciptanya keamanan dan ketertiban yang kondusif
dengan meminimalisir sedini mungkin suatu kejadian atau
tindakan gangguan keamanan dan ketertiban
d. Mewujudkan kinerja organisasi dalam peningkatan
pelayanan public;

2. Manfaat bagi Warga Binaan Pemasyarakatan


a. Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan terlaksananya respon
layanan Kesehatan yang cepat, efektif dan efisien;
b. Terjaminnya Hak memperoleh Layanan Kesehatan;

3. Manfaat Bagi Masyarakat


a. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat
yang berada di sekitar lingkungan Lapas;
b. Memberikan ketentraman bagi keluarga Warga Binaan
Pemasyarakatan;
c. Masyarakat dapat merasakan tata kelola pemerintahan yang baik
dan pelayanan public yang optimal.
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI


Penyelenggara kegiatan pemasyarakatan dalam struktur birokrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dilaksanakan oleh tiga
jenjang, pertama oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, kedua oleh
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
Kepada Divisi Pemasyarakatan dan ketiga oleh Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang terdiri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah
Tahanan (Rutan), Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan).
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banjarmasin berada di jalan
Mayjend Soetoyo S. No. 01, Kelurahan Pelambuan, Kota Banjarmasin,
Provinsi Kalimantan Selatan. Kode pos 70118. Telepon/fax (0511)
3352448. E-mail :lapas_bjm@yahoo.com, Lembaga Pemasyarakatan ini
dibangun pada tahun 1947 dan sekarang dikepalai oleh Porman Siregar
Amd.I.P.SH.MH luas Lapas Klas IIA Banjarmasin adalah 41.334 m 2 dan
mempunyai kapasitas 366 orang. Lapas Klas IIA Banjarmasin kini
memiliki total pegawai 172 orang serta jumlah penghuni lapas terdiri dari
237 tahanan dan 1.917 narapidana.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-
05.OT.01.01 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-PR.07.03 Tahun 1985
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik;
b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola
hasil kerja;
c. Melakukan bimbingan sosial/kerohanian narapidana/anak didik;
d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS;
e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Berkaitan dari fungsi Lapas sebagai pengelolaan dan tata usaha
dalam melakukan pembinaan bagi narapidana dan tahanan, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah membentuk warga binaan menjadi
manusia yang lebih baik untuk kembali kepada masyarakat luar dan
bertanggung jawab sebagai warga negara sebagaimana tercantum
dalam Undang- undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan. Sistem Pemasyarakatan berfungsi untuk
menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berinteraksi
secara sehat dengan masyarakat sehingga mampu berperan
kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung
jawab dalam pembangunan masyarakat itu sendiri. Melihat
komposisi pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Banjarmasin Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Kalimantan Selatan saat ini berjumlah 172 (seratus tujuh puluh dua)
orang, dalam melaksanakan tugas dan fungsi Lapas sangat
memerlukan dukungan kualitas SDM yang mumpuni. Sebagai
bagian dari unsur pemerintahan yang melayani masyarakat petugas
Lapas wajib memberi pelayanan prima kepada penerima layanan
tersebut. Pola interaksi petugas Lapas terbagi menjadi 2 bagian
yaitu kepada masyarakat luar dan masyarakat di dalam Lapas atau
Warga Binaan Pemasyarakatan. Masyarakat luar Lapas terbagi
menjadi 2 bagian yaitu :
1. Masyarakat pengguna layanan Lapas yaitu keluarga dari Warga
binaan pemasyrakatan.
2. Stakeholder yang berkepentingan dengan Lapas seperti Aparat
Penegak Hukum, Pemerintah Daerah dan lainnya.
Namun pada pelaksanaannya masih ada permasalahan yang terjadi
dalam menjalankan fungsi Pemasyarakatan seperti pelanggaran
prosedur, penyalahgunaan wewenang, pungutan liar dan lain
sebagainya yang dilakukan oleh oknum Petugas Pemasyarakatan.
Atas dasar tersebut maka di pandang perlu untuk mengoptimalkan
tugas dan fungsi Pelayanan Kesehatan sehingga fungsi
Pemasyarakatan dapat berjalan baik sesuai SOP (standar
operasional prosedur) yang berlaku.
A. Tugas Dan Fungsi
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin dipimpin
seorang Kepala Lembaga Pemasyarakatan Setingkat Eselon III
membawahi 5 (lima) orang Struktural Eselon IV. 8 orang Struktural
Eselon V.

NO JABATAN TUGAS dan FUNGSI

1. Kepala Lapas 1. Menyelenggarakan Layanan Pembinaan


Narapidana
2. Menyelenggarakan Layanan Perawatan
Narapidana dan Tahanan
3. Menyelenggarakan Layanan Keamanan dan
Ketertiban
4. Menyelenggarakan Layanan Dukungan
Manajemen Satker
5. Menyelenggarakan Layanan Perkantoran

2. Sub Bagian Tata 1. Melakukan urusan tata usaha dan rumah


Usaha tangga Lapas
2. Melakukan urusan kepegawaian dan
keuangan
3. Melakukan urusan surat-menyurat,
perlengkapan dan rumah tangga

3. Urusan Melakukan urusan kepegawaian dan keuangan


Kepegawaian
dan Keuangan
4. Urusan Umum Melakukan surat-menyurat, perlengkapan dan
rumah tangga
5. Seksi Bimbingan 1. Memberikan bimbingan pemasyarakatan
Narapidana / narapidana / anak didik
Anak Didik 2. Melakukan registrasi dan membuat statistic
serta dokumentasi sidik jari narapidana / anak
didik
3. Memberikan bimbingan pemasyarakatan,
mengurus kesehata dan memberikan
perawatan bagi narapidana / anak didik

6. Sub seksi Pencatatan dan membuat statistik serta


Registrasi dokumetasi sidik jari narapidana / anak didik,
memberikan bimbingan dan penyuluhan
rohani serta memberikan latihan olahraga,
peningkatan pengetahuan asimilasi, cuti
penglepasan

7. Sub Seksi Memberikan kesejahteraan narapidana / anak


Bimbingan didik serta mengurus Kesehatan dan
Kemasyarakatan memberikan perawatan bagi narapidana /
/ Perawatan anak didik
Anak didik
8. Seksi Kegiatan 1. Memberikan bimbingan kerja, mempersiapkan
Kerja sarana kerja dan mengolah hasil kerja.
2. Memberikan bimbingan latihan kerja bagi
narapidana / anak didik dan mengelola hasil
kerja
3. Memberikan petunjuk dan bimbingan latihan
kerja bagi narapidana / anak didik serta
mengolah hasil kerja
4. Mempersiapkan fasilitas sarana kerja
9. Sub seksi 1.mengelola hasil kerja anak didik
Bimbingan kerja 2.Mendistribusikan hasil karya Anak
dan didik 3.Membimbing Pengelolaan hasil
Pengelolaan kerja
hasil Kerja
10. Sub seksi 1. Mempersiapkan fasilitas sarana kerja
Sarana Kerja 2. Memberikan Pelatihan Penggunaan Alat alat
kerja

10. Seksi 1. Mengatur jadwal tugas, penggunaaan


Administrasi perlengkapan dan pembagian tugas
Keamanan dan pengamanan, menerima laporan harian dan
Tata Tertib berita acara dari satuan pengamanan yang
bertugas serta menyusun laporan berkala di
bidang keamanan dan menegakkan tata tertib
2. Mengatur jadwal tugas, penggunaan
perlengkapan dan pembagian tugas
pengamanan
3. Menerima laporan harian dan berita acara dari
satuan pengamanan yang bertugas serta
Menyusun laporan berkala di bidang
keamanan
dan menegakkan tata tertib
11. Sub Seksi Mengatur jadwal tugas, penggunaan
Keamanan perlengkapan dan pembagian tugas
pengamanan

12. Sub Seksi Menerima laporan harian dan berita acara dari
Pelaporan dan satuan pengamanan yang bertugas serta
Tata Tertib menyusun laporan berkala di bidang
keamanan dan menegakkan tata tertib
13. Kesatuan 4. Menjaga keamanan dan ketertiban Lapas
Pengamanan Melaksanakan pemasyarakatan narapidana /
Lapas anak didik
5. Melakukan pembinanaan narapidana / anak
didik
6. Memberikan bimbingan, mempersiapkan
sarana dan mengelola hasil kerja
7. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian
narapidana / anak didik
8. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata
tertib Lembaga Pemasyarkatan
9. Melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga

Tabel 1. Tugas dan Fungsi Pejabat Struktural


STRUKTUR ORGANISASI
LAPAS KELAS IIA
BANJARMASIN

KALAPAS

KASUBAG TU

KA. KPLP

KAUR KEPEG & KEU KAUR UMUM

REGU PENGAMANAN

KASI GIATJA KASI BINADIK KASI ADM.KAMTIB

KASUBSI BIMKER & LOLASIKER KASUBSI BIMKEMASWAT


KASUBSI PORTATIB KASUBSI KEAMANAN

KASUBSI SARANA KERJA


KASUBSI REGISTRASI

Gambar 1. Struktur Organisasi Lapas Kelas IIA Banjarmasin


2. Kondisi Paramedis Di LAPAS Banjarmasin
Aksi perubahan yang dilakukan pada area layanan kesehatan
yang dinilai merupakan satuan yang sangat penting dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi Pemasyarakatan. Dalam pelaksanaan ini, adanya
peningkatan kedisiplinan petugas, pelaksanaan tugas sesuai SOP,
pelayanan kepada warga binaan pemasyarakatan dan masyarakat dapat
di tingkatkan.

Gambar 2. struktur organisasi Klinik Pratama

A. Jumlah Tenaga Kesehatan Di LAPAS

Banjarmasin Dokter Umum : 1 Orang

Perawat (D3 Kep) : 5

Orang Pengolah Data Kes :

3 Orang

B. Pengembangan SDM

- Konselor TB/HIV

- Monev TB/HIV
- Konselor Adiksi
BAB III
ANALISIS MASALAH KINERJA ORGANISASI

A. Identifikasi Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Kesehatan pada


warga binaan pemasyarakatan, masalah Overcrowded sangat
mempengaruhi keseluruhan kegiatan dalam hal ini kami menentukan
3 masalah pokok yang ada sebagai berikut:

1. Belum Optimalnya Pelayanan Kesehatan;


2. Pemantauan terhadap Kesehatan warga binaan kurang optimal;
3. Kurangnya sarana dan prasarana pembinaan jasmani kepada WBP;
4. Kurangnya pengetahuan hidup sehat pada WBP;
5. Tingkat hunian yang sudah melebihi kapasitas.

B. Penetapan Masalah

Berdasarkan hasil analisa team leader terdapat beberapa


masalah yang harus diatasi yaitu belum optimalnya pelaksanaan
tugas dan fungsi Pelayanan Kesehatan di Lembaga Pemasyrakatan
kelas IIA Banjarmasin. Masalah ini yang menjadi pokok perhatian
utama yang harus diselesaikan, untuk itu dari identifikasi
permasalahan diatas maka dilakukan penilaian prioritas masalah dari
yang paling mendesak hingga tidak terlalu mendesak. Dalam
menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring 1-5, dengan uraian sebagai berikut:

1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
16
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah- masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3) Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
semakin memburuk kalau dibiarkan.
Adapun prioritas masalah ditentukan dengan hasil skoring terhadap
tiap masalah yang ada sebagaimana seperti ditunjukan pada tabel
dibawah ini:
No. PRIORITAS MASALAH USG TOTAL RANK
U S G
1. Belum optimalnya Pelayanan 4 4 4 12 I

Kesehatan

2. Belum optimalnya pemantauan 4 3 4 11 II

terhadap Kesehatan WBP

3. Kurang Optimalnya Kegiatan 3 4 3 10 III

pembinaan Jasmani kepada WBP

Tabel 2. Prioritas masalah dengan hasil skoring


Keterangan :
5 = Sangat Besar;
4 = Besar;
3 = Sedang;
2 = Kecil;
1 = Sangat Kecil
Berdasarkan hasil analisa USG diatas, maka dapat ditetapkan prioritas
permasalahan utama yaitu masalah belum optimalnya pelaksanaan
tugas dan fungsi Layanan Kesehatan di Lapas. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai paling tinggi diantara masalah yang lainnya, untuk
mengatasi permasalah tersebut team leader melakukan rencana aksi
perubahan “Optimalisasi Pelayanan kesehatan terhadap Warga
Binaan Pemasyarakatan Melalui Program Bahayau Garing di LAPAS
Kelas IIA Banjarmasin”.
C. PENYEBAB MASALAH
Penyebab permasalahannya adalah Belum Optimalnya pelayanan
Kesehatan.

Kurangnya pemahaman warga binaan tentang hidup sehat Pelayanan Kesehatan yang kurang Optimal akibat Overcrowded

Belum optimalnya pelaksanaan Layanan Kesehatan di Lembaga pemasyrakatan kelas IIA Banjarmasin

Kurangnya
Tingkat kesadaran hidup sehat wbp masih fasilitas Untuk pengobatan tingkat lanjut
rendah

Tingkat hunian yang sudah melebihi kapasitas

Menurunnya
Kurangnya Sosialisasi tentang Kesehatanpelayanan kepada Waga Binaan Pemasyarakatan
Kepada wbp

Gambar 3. Diagram
Analisis Pohon

Menurunnya
Kepercayaan
masyarakat
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. TEROBOSAN / INOVASI
Pada rencana aksi perubahan ini, fokusnya adalah Optimalisasi
Pelayanan kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan
Melalui Program Bahayau Garing di LAPAS Kelas IIA Banjarmasin.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan fungsinya sehingga pelayanan kepada warga binaan
pemasyarakatan dan masyarakat dapat di tingkatkan lagi dengan
Rancangan Program Bahayau Garing.

B. Bahayau Garing
Bahayau Garing berasal dari Bahasa Banjar, Bahayau artinya
menjelajah dan Garing artinya sakit yang berarti Bahayau Garing adalah
menjelajah mencari WBP yang sedang sakit. Hal ini juga merupakan
antisipasi terkait situasi lapas yang saat ini rentan dengan keadaan
pandemi Covid 19 sehingga para petugas selain menjaga keamanan
juga memperhatikan Kesehatan WBP. Dengan adanya ide Bahayau
Garing maka patroli terkait Kesehatan WBP lebih terstruktur dan bisa
dirawat langsung di tempat mereka, hal ini tentu sangat efektif untuk
menanggapi situasi pandemi Covid 19 saat ini.

DESIGN PROGRAM BAHAYAU GARING

BimJas
Dokter Menyapa Kader Sehat
(Bimbingan Jasmani)
• Melaksanakan • Menunjuk Warga • Membuat Program
poliklinik keliling Binaan pada olahraga cabang
dengan tenaga setiap Blok untuk untuk WBP
kesehatan memantau • Mengadakan
• Kegiatan kesehatan warga olahraga khusus
dilaksanakan binaan Lansia
secara berkala

23
C. Alur Bahayu Garing

PETUGAS KESEHATAN
BLOK HUNIAN

MENGIDENTIFIKASI Melakukan Melakukan KIE / Promosi Kesehatan


KELILING KAMAR HUNIAN MASALAH SANITASI LINGKUNGAN
pemeriksaan fisik dan mencatat keluhan WBP sakit
(Penyuluhan, olahraga, berjemur, kerja bakti, d

Gambar 4. Alur Bahayau Garing

RUMAH SAKIT LAPAS


B. Tahapan Kegiatan
1. Tahapan Jangka Pendek
NO. TAHAPAN JANGKA PANJANG KEGIATAN OUTPUT

1. Koordinasi dengan Mentor terkait a) Koordinasi a) Catatan hasil koordinasi


rencana Rancangan Aksi Perubahan
2. Menyusun Program Bahayau Garing a) Membentuk Tim Kerja; a) Tim Kerja
b) Menyusun Jadwal Dokter Menyapa; b) Jadwal Dokter Menyapa dan tugasnya
c) Membentuk Kader Sehat ; c) SK Kader Sehat WBP dan tugas
d) Menyusun Jadwal BimJas (Bimbingan fungsinya;
Jasmani); d) SK penanggung jawab BimJas,
e) Koordinasi dengan Seksi terkait Jadwal BimJas
(Pengamanan dan Kamtib) e) Dokumentasi Kegiatan dan Laporan
f) Sosialisasi internal (Tim Kesehatan, Kegiatan
Kader Sehat dan Petugas Bimjas) f) Dokumentasi Kegiatan dan Laporan
g) Sosialisasi kepada WBP Kegiatan
g) Dokumentasi Kegiatan dan Laporan
Kegiatan

23
3. Tahapan Jangka Menengah
NO. TAHAPAN JANGKA MENENGAH KEGIATAN OUTPUT

1. Implementasi Program a) Implementasi Kegiatan a) Dokumentasi Kegiatan


Bahayau Garing Bahayau Garing
2. Melaksanakan Monitoring dan a) Membuat instrument Monev; a) Instrumen Monev
Evaluasi b) Mengolah hasil Monev b) Laporan hasil Monev

4. Jangka Panjang
NO. TAHAPAN JANGKA PENDEK KEGIATAN OUTPUT

1. Melaksanakan evaluasi perbaikan dan a) Membahas dan menindaklanjuti hasil a) Catatan hasil pembahasan
pengembangan monev b) Laporan dan atau
b) Jika terdapat perbaikan maka melakukan perbaikan
dilakukan perbaikan dan pengembangan
pengembangan

2. Mengimplementasikan Program Bahayau a) Implementasi secara berkelanjutan a) Dokumentasi Kegiatan


Garing secara b) Menerima saran atas implementasi b) Daftar masukan dan saran
guna pengembangan.
Timeschedule
a. Penjadwalan (Time Schedule) Tahap jangka pendek
No. Tahapan Kegiatan Jangka Pendek Bulan

September Oktober November

4 1 2 3 4 1 2 3 4

PERSIAPAN

1 Berkonsultasi dan meminta persetujuan ke mentor terkait rencana kegiatan

2 Membentuk tim efektif Rencana Aksi Perubahan

3 Melaksanakan rapat tim efektif dalam rangka pembagian tugas dan


penyusunan rencana kerja
PELAKSANAAN

4 Tim efektif rencana aksi perubahan Menyusun program Layanan Bahayau Garing

5 Tim efektif rencana aksi perubahan Mensosialisasikan program Bahayau Garing


dan Melakukan Koordinasi dengan pengamanan dan kamtib dalam melakukan
Sosialisasi.
6 Monitoring Kegiatan

EVALUASI
7 Rapat dan evaluasi pelaksanaan

8 Penyusunan Laporan dan Dokumentasi

Tabel 6. Jangka pendek


b. Penjadwalan (Time Schedule) Tahap jangka Menengah
No. Tahapan Kegiatan Tahun Tahun 2022
2021
Desember Januari Februari Maret April Mei

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8

PERSIAPAN

1 Rapat internal
mengenai kelanjutan
aksi perubahan
2 Mengawasi kegiatan
Bahayau Garing
3 Mengawasi Kegiatan

Olahraga bagi WBP


4 Melakukan perbaikan
berdasarkan hasil
survei
5. Melakukan kegiatan
Monitoring
PELAKSANAAN

6 Implementasi tahap II
berdasarkan hasil
survei
7 Evaluasi Kegiatan

8 Sosialisasi Perbaikan
Hasil Evaluasi kegiatan

Tabel 6.jadwal jangka menengah


a. Penjadwalan (Time Schedule) Tahap Jangka Panjang

No. Tahapan Kegiatan Tahun 2022

Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengembangan Kegiatan secara berkelanjutan

2 Pembuatan laporan monitoring dan evaluasi

Tabel. 8 Jadwal Jangka panjang


C. SUMBER DAYA
Demi tercapaianya aksi perubahan ini diperlukan dukungan sumber daya yang ada dan berkualitas, berikut ini merupakan
sumber daya yang mendukung rencana aksi perubahan ini :

1. Tim Kerja

TIM KERJA PERAN RENCANA PEMBERDAYAAN


01 Pengarah 1. Memberikan arahan dan masukan terkait Pihak yang berdasarkan
Kepala Divisi kebijakan terhadap proses bisnis kewenangannya dapat memberikan
Pemasyarakatan 2. Memberi dukungan dalam membangun kebijakan untuk mendukung pembinaan
Kantor Wilayah komitmen dengan Stakeholder kemandirian
Kementerian
Hukum dan
HAM
Kalsel
02 Mentor Memberikan supervise, dukungan, Pihak yang memberikan persetujuan
Kepala Lembaga persetujuan, dan masukan terhadap aksi atas Rancangan Aksi Perubahan dan
Pemasyarakatan perubahan memilih kepentingan serta berpengaruh
terhadap
terlaksananya aksi perubahan
kelas IIA
Banjarmasin
02 Coach Memberikan bimbingan, konsultasi, dan Pihak yang berdasarkan keahlian dan
Richard Pantun, monitoring terhadap perkembangan pengalamannya, memastikan serta
S.Sos, M.Si pelaksanaan aksi perubahan membimbing Project Leader dalam
melaksanakan aksi perubahan agar
berjalan sesuai dengan ketentuan
03 Project Leader 3. Mempersiapkan rencana pelaksanaan Pemimpin perubahan yang bertanggung
Bambang Hari W 3. Memimpin pelaksanaan aksi perubahan jawab terhadap terwujudnya aksi
3. Melaporkan setiap perkembangan dan perubahan
target yang dicapai

04 Tim Pelaksana 1. Merencanakan kegiatan Pihak yang ditunjuk oleh project leader
(tenaga 2. Mempersiapkan Tempat dan peralatan berdasarkan keahliannya
kesehatan) medis
3. Melakukan pemeriksaan
4. Melakukan pengecekan SOP
05 Tim Pelaksana 1. Membuat bahan dan materi sosialisasi Pihak yang berperan untuk membimbing
Sosialisasi sesuai bahan yang diberikan Tim dan menyampaikan mekanisme
pelaksana pembinaan kemandirian kepada WBP,
2. Melaksanakan sosialisasi kepada Petugas, dan Stakeholder
Warga Binaan pemasyarakatan
3. Melaksanakan dan mengawwasi
jalannya kegiatan Olahraga
06 Tim Monitoring 1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Pihak yang akan memberikan masukan
dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap implementasi
2. Membuat laporan
Tabel 9. Tim Kerja
4. Jejaring Kerja

MENTOR Kantor Wilayah


Kemenkumham Kalsel

Project Leader Polres Banjarmasin,


Coach Kejaksaan dan BNNK

Tim Pelaksana Tim Sosialisasi


Tim Monitoring dan
Evaluasi

Gambar 5. Struktur Jejaring Kerja


Jejaring kerja menggambarkan alur komunikasi yang dilakukan project leader selama proses pelaksanaan aksi perubahan.
Selama pelaksanaan aksi perubahan, segala kegiatan sangat berkaitan dengan peran stakeholder baik inter maupun
eksternal. Pengaruh pihak-pihak terkait akan berdampak terhadap kepada proses aksi perubahan.

LATENT PROMOTERS

(Pengaruh tinggi kepentingan tinggi)


(Pengaruh tinggi kepentingan rendah) Kepala Kanwil Kemenkumham Kalimantan Selatan
Kepala
Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Pengelolaan Benda Sitaan, Divisi
Barang Pemasyarakatan
Rampasan Negara, danKanwil Kemenkumham
Keamanan
Kepolisian RI,
BINDA,
DEFENDERS
BNNK,
KODIM. INFLUENCE
BPBD.

Gambar 6.
(Pengaruh rendah
kepentingan rendah) Peta Kuadran
(Pengaruh rendah kepentingan tinggi)
 Masyarakat Stakeholder
Lembaga
 Swadaya Masyarakat Kepala KPLP;
Wartawan Media Massa Kasubbag Tata Usaha;
Kasi Binadik dan Giatja;

Kasi Administrasi Kamtib

34

INTEREST
Berdasarkan pengaruh dan kepentingan dalam mencapai tujuan aksi perubahan, stakeholder tersebut dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu:
a. Kelompok Promoters, (High Influence, High Interest)
yaitu kelompok yang memiliki kepentingan terhadap program dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil
atau sebaliknya.
b. Kelompok Defenders, (Low Influence, High Interest)
yaitu kelompok yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya
kecil untuk mempengaruhi program.

c. Kelompok Latens, (High Influence, Low Interest)


yaitu kelompok yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam program, tetapi memiliki kekuatan besar
untuk mempengaruhi program jika mereka menjadi tertarik.
d. Kelompok Apathetics, (Low Influence, Low Interest)
yaitu kelompok yang tidak memiliki kepentingan maupun kekuatan dan tidak mengetahui adanya program.

35
3. Anggaran

Anggaran yang digunakan selama proses pelaksanaan aksi perubahan bersumber pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin Tahun Anggaran 2021 Nomor. DIPA-013.05.2.6840001/2021

D. Managemen Pengendalian
1. Rencana Pemantauan dan Pengendalian

Prinsip pemantauan dan pengendalian yang berkualitas terletak pada ketepatan instumen yang digunakan,

ketepatan waktu, ketepatan petugas pelaksana pemantau, serta kemampuan mengelola hasil pemantauan dan

pengendalian dan merumuskan rekomendasi yang diperlukan. Untuk itu terkait dengan rencana pemantauan dan

pengendalian dalam Rancangan Aksi Perubahan ini, bahwa pengedalian dan pemantauan dilakukan sejak awal

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan terhadap perkembangan proses pelaksanaan aksi

perubahan. Disamping itu, beberapa instrument yang akan digunakan untuk melakukan pemantauan dan

pengendalian, meliputi:

a) Pengamatan;

b) Wawancara;

c) Questioner.
Adapun petugas yang akan ditunjuk, adalah pegawai yang dinilai mempunyai kemampuan menggunakan

instrument- instrumen tersebut diatas. Petugas pemantauan dan pengendalian akan dibekali dengan surat perintah

dalam melaksanakan tugas. Jika diperlukan, terkait dengan pengelolaan data statitistik, maka akan memanfaatkan

tenaga dari luar lapas, apakah dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi atau bekerjasama dengan mahasiswa

yang memiliki kemampuan mengolah data.


2. Manajemen Resiko

NO KENDALA RESIKO MITIGASI RESIKO

01
Persepsi Tim Efektif Proses dan hasil tidak Berkomunikasi
berbeda dalam sebagaimana target secara formal
memahami proses dan capaian yang sudah maupun non
hasil aksi perubahan ditetapkan formal dengan tim
efektif untuk
menyamakan
persepsi.
02
Kesibukan masing- Masing-masing anggota Memantau kinerja tim
masing stakeholder dlm saling menunggu untuk dan memastikan
melaksanakan tugas menyelesaikan tugas dan bahwa tim bekerja
pokok dan fungsinya tanggungjawabnya. Hal secara efektif dalam
ini bisa membuat jadwal melaksanakan
kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan mencapai target yang
tertunda. telah ditetapkan

03
Ketidakpedulian pegawai Tujuan sosialisasi tidak Memberikan
diluar petugas tercapai sebagaimana pemahaman awal
pengamanan terkait yang telah ditetapkan kepada para pegawai
dengan sosialiasasi bahwa deteksi dini
Panduan Deteksi Dini menjadi ranah yang
penting untuk
diketahui oleh
pegawai lapas

04
Kurangnya komitmen Tim bekerja tanpa daya Selalu berkomunikasi
anggota Tim dalam dukung anggota tim yang secara intensif
melak sanakan tugas solid kepada tim dan
yang dibebankan kepada anggota tim terkait
Tim progress
pelaksanaan
kegiatan yang
menjadi
tanggung jawab tim.
Serta selalu
mengingatkan tentang
constrain waktu yang
dimiliki oleh tim
dalam menyelesaikan
kegiatan yang
menjadi tanggung
jawabnya
05
Pelaksanaan dan Pelaksanaan aksi Melakukan
penyelesaian tugas tim perubahan dapat tertunda penyesuaian jadwal
tidak sesuai dengan time dari jadwal yang sudah secara moderat
schedule ditentukan, bahkan dapat namun aksi
menggagalkan aksi perubahan harus
perubahan tetap jalan sesuai
dengan target

06.
Sarana dan prasarana Pelatihan tidak mampu Mengidentifikasi
pelatihan tidak sesuai mewujudkan indikator kebutuhan sarpras
dengan yang pelatihan dan
dibutuhkan
keberhasilan yang telah mengadakan sarpras
ditetapkan pelatihan sesuai
dengan yang
dibutuhkan.

Tabel 7. Mitigasi Re
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari Rancangan Aksi Perubahan yang di

laksanakan oleh Team Leader dengan isu Optimalisasi Pelayanan

Kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Banjarmasin, dapat

di simpulkan beberapa hal :

1. Peran Layanan Kesehatan sangat berdampak pada kinerja organisasi.

2. Peningkatan kedisiplinan petugas merupakan kunci sukses dalam

memberikan pelayanan baik kepada masyarakat maupun Warga

Binaan Pemasyarakatan.

3. Peran pimpinan sebagai Role Model dalam memantau dan

mengawasi kinerja pegawai mempunyai dampak positif untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

B. TINDAK LANJUT

Rancangan Aksi Perubahan ini akan menjadi dokumen yang menjadi

acuan bagi Tim Efektif untuk mengimplementasikan keseluruhan isi

rancangan aksi perubahan, membuktikan kebenaran dari semua

proses yang dilakukan dan hasil akhir yang dicapai, serta

membuktikan bahwa stakeholder memberikan dukungan positif atas

implementasi dan kemanfaatan yang diterima/dirasakan. Tindak lanjut

dari semua proses dan hasil pencapaian tujuan jangka pendek, akan

dipertanggung jawabkan team leader dalam sebuah forum seminar

Implementasi Aksi Perubahan pada awal bulan September 2021.

Setelah tahapan jangka


42
pendek diselesaikan, maka tahap berikutnya adalah

mengimplementasikan dan mencapai target perubahan yang telah

ditetapkan pada tahapan tujuan jangka menengah dan jangka

panjang.

Anda mungkin juga menyukai