Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II


Angkatan : 2
Nama Mata Pelatihan : Integritas Kepemimpinan
Nama Peserta : DIAN FENTI ASMARA, S.AP
Nomor Daftar Hadir : 28
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : LAN-RI

A. Pokok Pikiran
(Diisi tentang pokok-pokok pikiran dalam modul disertai dengan contoh
kasus, peristiwa, profil tokoh atau konsep pendukung hasil dari
pelaksanaan pencarian individu)
Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai
dengan nilai-nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya.
 Integritas berasal dari sikap tidak mementingkan diri sendiri;
 Integritas dibangun di atas dasar disiplin;
 Integritas adalah kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah
api godaan;
 Integritas adalah kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak
berjalan mulus;
 Integritas adalah tahan uji yang memerlukan perilaku yang dapat
diduga;
 Integritas adalah kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang
melihat.

Nilai-nilai Integritas
 Jujur
 Adil
 Peduli
 Disiplin
 Tanggung Jawab
 Mandiri
 Kerja Keras
 Sederhana
 Berani

Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin dan seorang


pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan
(trust) dari pegawainya. Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena
apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya. Salah satu
contoh pemimpin yang memiliki integritas tinggi adalah presiden
Indonesia ke-6 yaitu Susilo Bambang Yudhono yang merupakan
presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya secara kompetensi
mampu dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan
ekonomi dan stabilitas negara terlihat membaik pada masa
kepemimpinannya. Sebagai pemimpin beritegritas, beliau mampu
mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi
apapun.
Sama-sama berlatar belakang memiliki prestasi di bidang pendidikan
yang cemerlang dan berasal dari partai biru tapi memiliki perbedaan
nilai integritas. Angelina Sondakh, salah satu pimpinan dan anggota
DPR malah resmi ditahan KPK sejak 2012. Dia terbukti menerima suap
sebesar Rp 2,5 miliar dan 1,2 juta dollar AS dalam pembahasan
anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atau yang
dikenal dengan kasus Wisma Atlet.

Integritas Organisasi merupakan perpaduan dari adanya kompetensi,


akuntabilitas, etika dan adanya pengendalian/penolakan terhadap
pelanggaran integritas, yang bertujuan untuk menciptakan
Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel (good governance dan clean
governance) dengan penerapan prinsip-prinsip:
 Akuntabilitas;
 Transparansi
 Partisipasi;
 Kepastian Hukum;

Tantangan dalam penegakan integritas :


 Mental Barrier (mental block)
 Organisational Defensive Routine (rutinitas pertahanan organisasi)
 Konflik Kepentingan
 Dilemma Etik
 Gratifikasi

Risiko yang mungkin timbul :


 Konflik
 Dianggap aneh
 Dikucilkan
 Kehilangan jabatan
 Diberi sanksi (atas kasus lain)
 Tidak diberi kesempatan berkembang.

Strategi Organisasi dalam penegakan integritas :


 Rule Based
 Value based
 Culture based
 Instrumen dalam Birokrasi

B. Penerapan
(Diisi dengan gagasan Peserta tentang penerapannya untuk
mengembangkan kinerja)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas (Integrity)
diartikan sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Kamus Oxford bahkan
menghubungkan pengertian tersebut dengan kepribadian seseorang
yang jujur dan utuh, sehingga banyak yang menyamakan integritas
dengan keunggulan moral, etika, bahkan dengan sebuah jati diri.

Wikipedia mempertegas pengertian integritas sebagai sebuah konsep


yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan
prinsip, bukannya hypocrisy (hipokrit/munafik). Nilai dan prinsip yang
dimaksud bermuara pada kebenaran yang hakiki. Sehingga ajaran
agama, nilai moral, etika, adat istiadat, kejujuran, tanggungjawab,
konsisten, setia pada komitment, dapat dipercaya, adil, dll. merupakan
kata kunci untuk mewujudkannya.

Maka implementasi integritas bagi aparatur negara/pegawai negeri


harus diwujudkan dalam cara bertindak yang konsisten sesuai norma
agama, hukum/peraturan dan adat istiadat, nilai-nilai etika perilaku
dalam menjalankan komitmen, profesi dan kebijakan
organisasi/institusi, walau dalam keadaan sulit untuk dilakukan.
Dengan kata lain integritas tersebut harus dibuktikan melalui
pernyataan atau janji kepada diri sendiri tentang komitmen untuk
melaksanakan tugas, tanggungjawab, wewenang sesuai regulasi yang
mengaturnya.
Maka menurut gagasan saya, ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan penerapan integritas pada diri aparatur sipil
Negara yaitu pendekatan militer dan religius. Integritas pada seseorang
tidak bisa tumbuh dengan instan, tetapi dibutuhkan suatu pelatihan
kedisiplinan khususnya bagi aparatur sipil Negara yang baru. Dengan
didikan secara semi militer yang penuh nilai-nilai kedisplinan tinggi,
maka secara tidak langsung akan menumbuhkan integritas pada diri
aparatur sipil Negara.
Sedangkan melalui pendekatan secara religius, salah satunya seperti
bagi muslim diinstruksikan untuk solat berjamaah tepat pada waktunya
akan melatih kebiasaan-kebiasaan aparatur untuk melaksanakan
pekerjaannya selesai tepat pada waktunya dan tidak menunda-nunda
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai