Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Administrator


Angkatan : Angkatan I Tahun 2020
Nama Mata Pelatihan : Bela Negara Kepemimpinan Pancasila
Nama Peserta : Murliadi Palham, S.T., M.Eng
Nomor Daftar Hadir : 34
Lembaga Penyelenggara : Pusbangkom PIMNAS dan Manajerial ASN
Lembaga Administrasi Negara RI

A. Pokok Pikiran

Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dasar hukum pelaksanaan bela negara termuat dalam UUD 1945 yaitu
Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1). Dasar hukum lainnya adalah UU
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan dan UU No. 23 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumberdaya Nasional utk Pertahanan Negara.
Konsepsi Bela Negara secara substansial mengandung lima nilai yaitu:
cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki
kemampuan awal bela negara.
Konsepsi Astagatra sebagai gabungan dari Trigatra dan Pancagatra dapat
dipandang sebagai refleksi dari unsur-unsur yang dicintai dari Indonesia
(cinta tanah air), salah satu nilai-nilai dari bela negara.
Sesuai UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 4,
yang harus dibela dari negara adalah kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa.

Kepemimpinan Pancasila
Kepemimpinan Pancasila berarti kepemimpinan yang mengacu kepada
sila-sila Pancasila. Seorang pemimpin yang berjiwa Pancasila selalu
berupaya menerapkan fungsi kepemimpinannya dengan berlandaskan
pada nilai-nilai Pancasila sehingga kelompok atau masyarakat yang
dipimpin mempunyai kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kepemimpinan Pancasila akan selalu mengupayakan dan melayani
kebutuhan rakyat, baik kebutuhan jasmani mapun kebutuhan rohani,
berbasis kinerja organisasi pelayanan publik yang dikelola secara
sinambung guna memperkuat eksistensi negara dan mengawal
pencapaian visi pembangunan nasional untuk mewujudkan Manusia
Indonesia Seutuhnya secara material dan spiritual.
B. Penerapan
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga atau suatu
organisasi dapat melakukannya baik secara fisik maupun non fisik.
Pembelaan negara secara fisik di antaranya dengan cara perjuangan
mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap
kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara non fisik adalah semua
usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses
peningkatan nasionalisme. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan
cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan
kemajuan bangsa dan negara.

Penerapan nilai-nilai bela negara di lingkungan organisasi pemerintah


dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti:
 pemberian pelayanan yang baik dan cepat serta adil kepada
masyarakat,
 penyusunan program kegiatan yang pro rakyat,
 pembangunan dan penyelenggaraan infrastruktur yang andal,
bermanfaat, dan berkelanjutan,
 peningkatan daya saing industri dan ekonomi masyarakat melalui
fasilitasi oleh pemerintah,
 menciptakan gagasan di luar kebiasaan-kebiasaan yang ada atau yang
berbeda dari yang lainnya, di luar rutinitas yang dilakukan (inovasi),
 meningkatkan kemampuan diri dalam pemanfaatan media sosial dan
kemampuan mengelola data raksasa (big data) dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai