Anda di halaman 1dari 25

Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian Pemerintah dan


Pembangunan Zona Integritas
A.SPIP (SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH)
• sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP


mewajibkan menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan walikota
untuk melakukan pengendalian terhadap penyelenggaraan
kegiatan pemerintahannya.
Tujuan SPIP
• Memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance)
terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pencapaian
tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.

• Pengendalian intern akan menciptakan keandalan pelaporan


keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Tujuan akhir sistem pengendalian intern ini adalah untuk


• Sistem pengendalian intern merupakan proses integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
pemerintah.
• Tindakan ini untuk memberi keyakinan yang memadai
atas tercapainya tujuan organisasi pemerintah yang
optimal.
• Tentu saja optimalitas itu terjadi jika organisasi dapat
berjalan secara efektif dan efisien, memiliki keandalan
pelaporan keuangan, menjalankan pengamanan aset
negara, dan taat terhadap peraturan perundang-
undangan.
Unsur SPIP
1.Lingkungan pengendalian,
• merupakan kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern.

• Dalam hal ini pimpinan instansi pemerintah dan seluruh


pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam
keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen
yang sehat.
2. Penilaian risiko,
• Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam percapaian tujuan dan sasaran
instansi pemerintah.

• Dengan demikian, pengendalian intern harus


memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi
unit organisasi baik luar maupun dari dalam.
3.Kegiatan pengendalian
• adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian membantu
memastikan bahwa arahan pimpinan instansi pemerintah
dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif
dalam pencapaian tujuan organisasi
4. Informasi dan komunikasi
• proses pengolahan data yang telah diolah dan dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan serta
tersampaikan informasi harus dicatat dan dilaporkan
kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak lain
yang ditentukan.
• Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana
tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan
pimpinan instansi pemerintah secara berjenjang
melaksanakan pengendalian dan tanggung jawab.
5. Pemantauan pengendalian intern
• Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja
baik secara kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke
waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil
audit dan reviu lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.
Kesimpulan
• Sistem pengendalian intern (SPIP) diartikan sebagai rangkaian
kegiatan, prosedur, proses, dan aspek lain yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan penciptaan pengendalian intern.
• Intinya, seluruh komponen bangsa harus mengawal
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang SPIP. Karena dari peraturan ini terlihat upaya mandiri
aparatur pemerintah untuk menciptakan dirinya sebagai pegawai
negara yang profesional, berani menghindar dari perilaku
korupsi, kolusi dan nepotisme, dan ingin menciptakan budaya
kerja yang beradab (mulia) di lingkungan organisasinya.
• Namun,semua semangat itu hendaknya dibarengi dengan
langkah cepat pemerintah untuk menciptakan tingkat
kesejahteraan yang memadai bagi para aparaturnya.
• Sebab tanpa itu, apa pun bentuk kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah pasti akan selalu menemui jalan buntu.
• Yakni, lagi-lagi tidak mampu dijalankan dan ditegakkan dengan
konsisten, penuh integritas, serta bertanggung jawab.
B.PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
• Zona integritas adalah sebutan atau predikat yang diberikan
kepada K/l/P yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat atau
komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui upaya
pencegahan, korupsi, reformasi birokrasi, dan peningkatan
kualitas pelayanan publik.

• Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat


yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat
indikator hasil WBK dan memperoleh hasil penilaian indikator
proses di atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas laporan keuangannya.
• Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBBM dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses di atas 75
pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari BPK atas laporan
keuangannya

• Unit kerja adalah unit/satuan kerja di lingkungan K/L/P


serendah-rendahnya eselon III yang menyelenggarakan
fungsi pelayanan kepada masyarakat.
• Tim Penilai Internal (TPI) adalah tim yang
dibentuk oleh pimpinan K/L/dan Pemda yang
mempunyai tugas melakukan penilaian unit kerja
dalam rangka memperoleh predikat WBK/WBBM

• Tim Penilai Nasional (TPN) adalah tim yang


dibentuk oleh Menteri yang mempunyai tugas
melakukan penilaian unit kerja dalam rangka
memperoleh predikat WBK/WBBM.
Tahap Pembangunan Zona Integritasa
a. Penandatanganan pakta integritas
1) Dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai K/L/dan Pemda
secara serentak sesuai Permen PAN dan RB, No. 49 Tahun
2011, sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden, No. 17 Tahun
2011.
2) Dilakukan juga pada saat pelantikan sebagai CPNS, PNS,
dan mutasi kepegawaian horizontal maupun vertikal.
3) Penandatanganan PI sebagai unsur indikator utama penilaian
WBK/WBBM.
b.Pencanangan Pembangunan ZI
1) Pencanangan pembangunan ZI merupakan deklarasi
komitmen bahwa pimpinan K/L/P siap menjadi instansi
yang berpredikat ZI, yang dibuktikan dengan telah
ditandatanganinya PI oleh sebagian besar
pejabat/pegawainya.
2) Pencanangan dilakukan dalam upacara terbuka, dan
disaksikan oleh wakil/unsur Kementerian PAN dan RB
(wajib), KPK, dan ORI, serta unsur masyarakat
lainnya
c. Proses Pembangunan Zona Integritas
Penerapan program pencegahan korupsi

1) Penandatanganan dokumen Pakta Integritas;


2) Pemenuhan kewajiban LHKPN;
3)Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja;
4)Pemenuhan kewajiban Pelaporan keuangan;
5)Penerapan disiplin PNS;
6) Penerapan kode etik khusus;
7) Penerapan kebijakan pelayanan publik;
8) Penerapan Whistleblower sistem tipikor;
9) Pengendalian gratifikasi;
10)Penanganan benturan kepentingan;
11)Kegiatan pendidikan/pembinaan dan promosi anti
korupsi;
12)Pelaksanaan saran perbaikan dari BPK/KPK/APIP;
13)Penerapan kebijakan pembinaan purna tugas
14)Penerapan kebijakan pelaporan transaksi tidak
wajar;
15)Rekrutmen secara terbuka;
16)Promosi jabatan secara terbuka;
17)Mekanisme pengaduan masyarakat;
18)Pelaksanaan
19)e-procuremen
20)Pengukuran kinerja individu.
21)Keterbukaan informasi publik.
d.Unit Penggerak Integritas (UPI)
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
adalah sebagai Unit Penggerak Integritas (UPI)
yang berperan sebagai pembina melalui kegiatan
konsultansi, sosialisasi, bimbingan teknis
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun
2008, Tentang SPIP.
Konsultansi terutama dalam hal pelaksanaan
pembangunan ZI. Apabila diperlukan dapat
meminta bantuan pendampingan kepada instansi
terkait
e.Unit Pembangun Integritas (UPbI)

Unit Pembangun Integritas dibentuk pada masing-


masing K/L/P dengan keanggotaan dari unsur
Sekretariat dan unit kerja, yang mempunyai tugas
mendorong (bersama UPI) terwujudnya
WBK/WBBM.
f.Penilaian dan penetapan WBK/WBBM.
Indikator proses penilaian WBK/WBBM.
• Penilaian dan Penetapan satuan kerja berpredikat
WBK/WBBM.
• Penilaian satker yang berpredikat wilayah Birokrasi
bersih dan melayani (WBBM), dilakukan oleh Tim
penilai nasional (TPN) melalui evaluasi atas kebenaran
material hasil self-assessment yang dilaksanakan oleh
TPI termasuk hasil self-assessment tentang capaian
indikator hasil WBBM.
• Untuk mencapai indikator Hasil WBK/WBBM dapat
dinilai mengacu pada penilaian seperti tabel berikut di
bawah ini :
Acuan Penilaian

Anda mungkin juga menyukai