I Format 1. Laporan Kinerja (LKj) Uraian singkat organisasi Y LKj sudah menyajikan uraian singkat
telah menampilkan data organisasi pada bagian BAB I.
penting IP Pendahuluan
Rencana & target kinerja yang Y LKj sudah menyajikan rencana dan
ditetapkan target kinerja pada bagian BAB II.
Perjanjian Kinerja
Pengukuran Kinerja Y LKj sudah menyajikan kinerja
sebanyak 9 (Sembilan) indicator
Kinerja Utama (IKU) pada BAB III.
Akuntabilitas Kinerja.
Evaluasi & Analisis kinerja Y LKj sudah dievaluasi dan dianalisis
untuk setiap sasaran strategis
atau hasil program/kegiatan &
kondisi terakhir yang
seharusnya terwujud
1
No Pernyataan Y/T Keterangan
3. LKj telah menyajikan LKj telah menyajikan capaian Y Pada dasarnya penyajian capaian
capaian kinerja IP yang kinerja organisasi untuk setiap kinerja organisasi untuk setiap
memadai pernyataan kinerja sasaran pernyataan kinerja sasaran strategis
strategis organisasi sesuai organisasi BNN dengan 9 (sembilan)
dengan hasil pengukuran IKU sudah cukup memadai tersaji
kinerja organisasi pada BAB III
2
No Pernyataan Y/T Keterangan
II Mekanisme 1. LKj IP disusun oleh unit LKj disusun sesuai Tupoksi Y LKj disusun sesuai dengan Tusi
penyusunan kerja yang memiliki tugas Organisasi penyusunan atau masing-masing satker sesuai dengan
fungsi untuk itu Tim yang dibentuk dengan Perka BNN No.16 tahun 2014 dan
Keputusan Kepala BNN Perka BNN No. 3 tahun 2015
sebagaimana yang telah dirubah
pada Perka BNN No. 23 tahun 2017.
3
No Pernyataan Y/T Keterangan
4
No Pernyataan Y/T Keterangan
5. Data/informasi kinerja Data yang disajikan telah Y Telah dilakukan konfirmasi kepada
yang disampaikan dalam didukung dengan informasi masing-masing satker terkait
LKj telah diyakini yang akurat dan diyakini
kebenarannya
keandalannya
6. Analisis/penjelasan Informasi yang disajikan telah Y Sudah disajikan dan paparkan
dalam LKj telah diketahui dianalisis serta diberikan kembali kepada masing-masing
oleh unit kerja terkait penjelasan oleh unit kerja satker terkait
terkait
7.
7. LKj IP bulanan Masing-masing unit kerja telah Y Masing-masing satker memiliki
merupakan gabungan membuat LKj dan berbeda sasaran kinerja
partisipasi dari dengan LKj IP
dibawahnya.
III Substansi 1. Tujuan/sasaran dalam Target tujuan/sasaran telah Y Sasaran dalam LKj telah sesuai
LKj telah sesuai dengan ditentukan dalam renstra dengan sasaran dalam perjanjian
tujuan/sasaran dalam kinerja
perjanjian kinerja
2. Tujuan/sasaran dalam Sasaran telah ditentukan dalam Y Sasaran dalam LKj telah selaras
LKj telah selaras dengan renstra dengan rencana strategis
rencana strategis
5
No Pernyataan Y/T Keterangan
6
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN)
Tahun 2017 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang
ditentukan.
Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran
sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang
dan Belanja Modal. Penambahan anggaran melalui APBNP yang pengesahannya
mendekati akhir tahun anggaran, sangat mungkin mengakibatkan keterlambatan
baik dalam pembayaran maupun dalam penyelesaian pekerjaan.
BAB IV PENUTUP................................................................................................ 73
Tabel 16 Nilai Kinerja Anggaran BNN Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 .... 78
Kemampuan ......................................................................................... 35
Rehabilitasi .......................................................................................... 44
Rehabilitasi .......................................................................................... 45
Grafik 19 Komposisi Pagu BNN per Bidang Tahun Anggaran 2017 ................ 75
Lampiran 5 Data Penanganan Kasus Narkotika Tahun 2010 – 2017 ............ 105
A. Latar Belakang
1. Kedudukan
2. Tugas
3. Fungsi
4. Kewenangan
Kewenangan BNN secara umum terlihat secara implisit pada
tugasnya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang
adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan jaringan sindikat
Narkoba, BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Adapun yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu RPJM tersebut adalah
menguatnya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba yang
ditandai dengan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba. Dalam
RPJMN tersebut telah ditetapkan Laju peningkatan Prevalensi Penyalahgunaan
Narkobadi Indonesia sebesar 0,03% per tahun.
Pada awal tahun anggaran 2017, BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, telah melakukan penetapan Perjanjian Kinerja di lingkungan
BNN, Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk komitmen dari pimpinan
organisasi untuk mewujukan setiap sasaran strategis yang diperjanjikan.
Capaian kinerja BNN selama kurun waktu tahun 2017, diuraikan melalui
pemantauan langsung kepada para penerima program melalui pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dan juga melalui masukan baik langsung maupun tidak
langsung dari masyarakat, dan hasil masukan dari penerima program dilakukan
analisis data yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan. Analisis
dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam bentuk
narasi maupun tabel atau grafik.
Item Jawaban
Sangat Berminat Sekali 54%
Berminat Sekali 17%
Berminat 15%
Cukup Berminat 8%
Rata-rata 94%
N = 371
Grafik 1.
Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk
Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 371 Responden melalui
Media Sosial
Item Jawaban
Sangat Berminat Sekali 50%
Berminat Sekali 28%
Berminat 14%
Cukup Berminat 5%
Rata-rata 97%
N = 49.000
Grafik 2.
Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk
Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 49.000 Responden
melalui Media Sosial
= 191%
Sehingga tingkat pemahaman dua kelompok responden = 191%
2
= 96%
Dari hasil survei kinerja BNNP dan BNNK yang berada di wilayah
diperoleh data bahwa target sebanyak 555 lembaga yang menjadi sasaran
program melalui pendekatan Advokasi sudah menunjukkan respon dan
komitmen terhadap upaya P4GN sebanyak 72% dengan 3 kelas klasifikasi
dalam pencapaian indikator responsifnya.
4672
5000
1318
0
BNNP
BNNK
Dalam pencapaian realisasi ini, dapat dilihat bahwa institusi dan lembaga
setelah adanya kegiatan advokasi selama tahun 2017 mampu mempengaruhi
para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan agar memberikan
dukungan dan berperan aktif dalam program P4GN sesuai dengan
kewenangannya di lingkungan setempat, serta membentuk relawan di
lingkungan masing-masing.
96% + 72%
= 84%
2
989898%
NILAI
JAWABAN NILAI KATEGORI KRITERIA
INTERVAL
KUESIONER INTERVAL KONVERSI IKP MANDIRI
0 1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D Tidak Mandiri
1 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Mandiri
2 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Mandiri
3 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Mandiri
101
100
99
98
97 2,5 2,8
96
95 2,71
94 2,39
93
92
Target 2016 Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017
Tabel 7.
Perhitungan Indeks Kemandirian Partisipasi Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2017
Rata-
No. BNNP Lingja Lingmas Lingdik Kriteria
Rata
1 2 3 4 5 6 7
1 ACEH 1,74 2,04 2,77 2,18 Kurang Mandiri
2 SUMUT 1,67 2,51 2,83 2,34 Kurang Mandiri
3 SUMBAR 2,37 3,30 3,25 2,97 Mandiri
4 RIAU 2,12 1,62 2,27 2,00 Kurang Mandiri
5 JAMBI 3,82 3,90 3,83 3,85 Sangat Mandiri
6 SUMSEL 1,7 2,65 1,83 2,06 Kurang Mandiri
7 BENGKULU 3,46 3,60 3,73 3,60 Sangat Mandiri
8 BABEL 3,35 2,73 1,63 2,57 Mandiri
9 KEPRI 2,47 2,80 2,70 2,66 Mandiri
10 LAMPUNG 3,32 2,23 3,06 2,87 Mandiri
11 BANTEN 2,73 2,33 2,83 2,63 Mandiri
12 DKI JAKARTA 1,9 2 3 2,30 Kurang Mandiri
13 JABAR 0,98 - 1 1,09 Tidak Mandiri
14 JATENG 3,86 1,85 2,40 2,70 Mandiri
15 DI YOGYAKARTA 3,25 3 3,2 3,15 Mandiri
16 JATIM 2,21 0,63 0,93 1,25 Tidak Mandiri
Pada tabel 7 di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian IKP Masyarakat dan
IKP Stakeholder secara Nasional masuk ke dalam Kategori Mandiri dengan
capaian 2,71 atau sebesar 96,78% dari perhitungan rata-rata persentase
realisasi Indikator Kinerja Partisipasi. Sehingga sasaran strategis masyarakat
dan stakeholder dalam P4GN secara angka rata-rata nasional sudah mandiri,
namun secara individual masih terdapat 11 provinsi yang masih masuk kategori
kurang atau tidak mandiri.
1 3
3
Sangat Mandiri
Mandiri
8
Kurang Mandiri
Tidak Mandiri
Nihil
20
Capaian indeks kemandirian partisipasi ini dihimpun dari nilai skala IKP
dari satuan kerja Pemberdayaan Masyarakat baik di BNN dan 34 BNNP. Nilai
dan skala IKP di BNNP dihimpun dari 129 satuan kerja pemberdayaan
masyarakat di BNNK. Pengukuran IKP menggunakan kuesioner, isian,
perhitungan dan penilaian skala yang sama, baik di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota oleh para penggiat sendiri di lingkungannya.
2,5
1,5
0,5
0
2017 2018 2019
Adapun analisis dan evaluasi dari capaian sasaran program ini, dibagi
menjadi: faktor keberhasilan dan faktor hambatan (gangguan dan kendala).
3. melalui layanan
berkesinambungan
rehabilitasi yang komprehensif dan
Pada rencana strategis tahun 2015-2019 yang telah direviu, target fasilitas
rehabilitasi yang telah beroperasional sesuai standar pelayanan minimal
bertambah 20 setiap tahunnya, dimana tahun 2017 targetnya adalah 140
fasilitas. Kepada fasilitas yang telah memenuhi standar pelayanan minimal
tersebut akan dilakukan penilaian ulang oleh Deputi Bidang Rehabilitasi setiap
2 tahun sekali untuk memonitoring perkembangan standar layanan yang telah
dilakukan.
24 Klinik
34,00%
7 Klinik
56,00%
Kategori A
(17 Fasilitas: 30%)
Kategori B (40
Fasilitas: 70%)
Kategori A Kategori B
Sasaran indikator di atas tidak sama dengan sasaran indikator tahun 2015
dan tahun 2016 karena telah dilakukan reviu terhadap Rencana Strategis BNN
dan Deputi Bidang Rehabilitasi Tahun 2015-2019. Walaupun demikian,
kegiatan penilaian standar pelayanan minimal bagi fasilitas rehabilitasi baik
milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat telah dilaksanakan sejak
tahun 2013. Jadi, walaupun capaian kinerja indikator sasaran tersebut tidak
dapat diperbandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, namun
Bidang Rehabilitasi telah memiliki data perkembangan jumlah fasilitas
1323
928
849
Fasilitas yang peroleh kat
puan
Fasilitas yang ops
662
Fasilitas yang laks pasca
496
Fasilitas yang SPM
326
Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa pada tahun 2017 jumlah
fasilitas rehabilitasi yang telah beroperasional dan sesuai dengan standar
pelayanan minimal terus meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu meningkat
sebesar 86,7% dari tahun 2015. Selain itu, persentase fasilitas rehabilitasi yang
telah beroperasional dari jumlah fasilitas yang mendapatkan peningkatan
kemampuan adalah 77,9% yang secara signifikan meningkat dari tahun
sebelumnya. Hal ini juga menunjukan kinerja Bidang Rehabilitasi yang lebih
efektif dan efisien dari tahun sebelumnya.
Dalam konteks indikator kinerja ini, bahwa yang dimaksud dengan jumlah
jaringan sindikat kejahatan narkotika yang terungkap adalah kelompok pelaku
tindak pidana peredaran gelap Narkoba yang terorganisir/terstruktur dengan
peran antara lain penyandang dana, pemilik narkotika, produsen, pengendali,
bandar besar, bandar, penjual/pengedar, dan kurir yang berhasil diungkap.
Dari sisi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017,
capaian kinerja Bidang Pemberantasan telah melebihi dari target semula yaitu
target 24 dan realisasi sebesar 33 jaringan (137,5%). Walaupun dalam
Grafik 15.
Jumlah Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba yang Terungkap
33
31
24
22
2016 2017
TARGET
Series1 REALISASI
Series2
Target Realisasi
42
30
26
16
2016 2017
Hasil pemeriksaan BPK RI berupa opini laporan keuangan ini menjadi tolok
ukur (indikator) untuk menilai akuntabilitas Badan Narkotika Nasional. Hasil
pemeriksaan BPK-RI, baik dari sisi akademis dan aplikasi di lapangan, dapat
menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas
pelaporan yang disajikan oleh pihak yang diperiksa (auditan/auditee),dalam hal
ini Badan Narkotika Nasional. Untuk tahun 2016, Badan Narkotika Nasional
kembali memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian atas hasil pemeriksaan
BPK seperti opini yang diperoleh ditahun 2015.
Tabel 12.
Kondisi Pertanggungjawaban Keuangan pada Badan Narkotika Nasional
dalam Opini BPK RI
NO. TAHUN ANGGARAN OPINI
1. 2008 WTP dengan Paragraf Penjelasan
2. 2009 WTP dengan Paragraf Penjelasan
3. 2010 WTP dengan Paragraf Penjelasan
4. 2011 WTP
5. 2012 WTP
6. 2013 WTP dengan Paragraf Penjelasan
7. 2014 WTP
8. 2015 WTP
9. 2016 WTP
Jika dilihat dari Catatan Evaluasi SAKIP di atas, maka catatan tersebut
dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kategori faktor penyebab yaitu:
1. Faktor Kebijakan (poin 1 dan 2); dan
2. Faktor Teknis Pelaksanaan dan Pengawasan (poin 3, 4, dan 5).
PMPRB BNN
80 68,81
70 60
60 66,27
50
55
40
30
20
10
0
Target Capaian
Tahun 2016 Tahun 2017
Nilai sementara yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN & RB pada saat
Exit Meeting tanggal 20 Desember 2017 dan perbandingan capaian dengan
tahun lalu pada masing-masing komponen penilaian adalah sebagai berikut:
NILAI NILAI
NO. KOMPONEN PENILAIAN
MAKS 2016 2017* 2017**
A. PENGUNGKIT
1. Manajemen Perubahan 5,00 3,44 4,4 2,91
2. Penataan Peraturan Perundang- 5,00 1,446 3,75 1,46
Undangan
3. Penataan dan Penguatan 6,00 4,01 6,00 4,01
Organisasi
Capaian opini publik BNN yang dilakukan pada tahun 2017 apabila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan untuk tahun 2017 memiliki
selisih melebihi target sebesar 8,8% yang berarti BNN pada tahun 2017
melebihi target yang telah ditentukan. Untuk layanan tahun 2018 perlu
dilakukan evaluasi guna diperoleh aspek-aspek utama yang mampu
meningkatkan opini publik BNN pada angka capaian yang lebih baik.
B. Realisasi Anggaran
1. Belanja Pegawai
Dari Total Pagu sebesar Rp 433.657.322.000,00 yang terserap sebesar
Rp 433.657.322.000,00 (98,1%), Penyerapan anggaran belanja pegawai
sudah optimal, dengan sisa anggaran tersisa sebesar 1,9%.
2. Belanja Barang
Dari Total Pagu sebesar Rp 884.621.813.000,00 yang terserap sebesar
Rp 765.743.345.526,00 (86,6%), Kurang optimalnya penyerapan Pagu
tersebut disebabkan adanya Pengadaan Barang/Jasa yang tidak bisa
dilaksanakan karena waktu yang sangat sempit (APBNP) lelang
pengadaan gagal sampai 2 kali, sedangkan barang yang dilelang
merupakan barang impor (peluru) yang tentunya membutuhkan waktu
yang relatif lama. Kegiatan lelang gagal lainnya terkait dengan pengadaan
yang memerlukan waktu cukup lama (pengadaan meubelair) dan karena
adanya kebijakan pimpinan untuk penghematan pengadaan dan sisa
lelang barang/jasa.
3. Belanja Modal
Dari Total Pagu sebesar Rp 624.438.655.000,00 yang terserap sebesar
Rp 569.138.787.699,00 (91,1%), dengan demikian Belanja Modal masih
menyisakan anggaran sebesar Rp 55.299.867.301,00 (8,9%). Sisa
anggaran tersebut karena adanya sisa-sisa lelang pengadaan dan juga
sebagai akibat adanya tagihan pihak ketiga yang ditolak SPM oleh KPPN
karena sudah melebihi batas waktu pengajuan pembayaran sebagaimana
yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan (KPPN).
Oleh karena Indonesia saat ini darurat Narkoba (narkoba sudah menyebar
sampai kepelosok tanah air, dan sudah menimbulkan banyak korban nyawa
manusia maupun harta benda) semestinya Pagu anggaran untuk mencapai
sasaran strategis tersebut di atas masih sangat kurang memadai, mengingat
wilayah kerja BNN sudah menyebar di 34 Provinsi dan 172 Kabupaten/Kota,
dan 5 Balai/Loka rehabilitasi narkoba, minimnya anggaran tersebut berdampak
pada aktivitas Satker daerah menjadi terbatas.
Dari sisi pengelolaan Kinerja dan Anggaran, BNN telah berpedoman pada
rencana kerja program dan anggaran sesuai dengan fungsi yang ada. Secara
182.388.270.182
1.760.329.519.818 1.942.717.790.000
Pagu Realisasi
Bidang Pencegahan
Rata-Rata Capaian
No. Segmen Pengukuran Kinerja Capaian Likert Kriteria
(%) Skala 4
Aktivitas Diseminasi Informasi P4GN
1 Kegiatan tatap muka (sosialisasi/talkshow/insert konten)
86,3% 3,45 (Baik)
sangat menarik.
2 Suasana kegiatan tatap muka (sosialisasi/talkshow/insert
80,7% 3,23 (Baik)
konten) sangat nyaman.
3 Kegiatan tatap muka ini membuat Anda bersemangat
86,0% 3,44 (Baik)
untuk mengikutinya hingga akhir acara.
4 Sikap pengisi acara (narasumber/praktisi) sangat ramah. 88,1% 3,52 (Baik)
5 Interaksi pengisi acara (narasumber/praktisi) dengan para
85,2% 3,41 (Baik)
peserta sangat interaktif.
6 Kredibilitas narasumber/praktisi yang dihadirkan untuk
menyampaikan informasi bahaya penyalahgunaan 85,9% 3,44 (Baik)
narkoba sangat kredibel.
7 Materi yang disampaikan oleh narasumber penting untuk (Sangat
92,4% 3,69
saya ketahui. Baik)
8 Saya sangat paham mengenai inti informasi yang
83,4% 3,33 (Baik)
disampaikan oleh narasumber pada acara ini.
9 Saya sangat sering melihat iklan bahaya penyalahgunaan
82,1% 3,28 (Baik)
narkoba di televisi (lokal/nasional).
10 Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di
televisi, saya berniat turut aktif mengajak teman/saudara 89,5% 3,58 (Baik)
untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.
11 Saya sangat sering mendengarkan iklan bahaya
76,6% 3,06 (Cukup)
penyalahgunaan narkoba di radio (lokal/nasional).
12 Setelah mendengarkan iklan bahaya penyalahgunaan
narkoba di radio, saya berniat turut aktif mengajak
86,8% 3,47 (Baik)
teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan
narkoba.
13 Saya memahami isi pesan iklan bahaya penyalahgunaan
86,0% 3,44 (Baik)
narkoba di media cetak (surat kabar/majalah).
14 Setelah membaca iklan bahaya penyalahgunaan narkoba
di media cetak, saya berniat turut aktif mengajak
89,0% 3,56 (Baik)
teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan
narkoba.
15 Saya sangat sering melihat iklan bahaya penyalahgunaan
narkoba di media online 79,1% 3,17 (Cukup)
(website/instagram/twitter/facebook/youtube).
16 Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di
media online (website/instagram/
twitter/facebook/youtube), saya berniat turut aktif 87,5% 3,50 (Baik)
mengajak teman/saudara untuk menghindari
penyalahgunaan narkoba.
17 Souvenir/merchandise yang pernah Anda dapatkan dari
77,6% 3,11 (Cukup)
BNN, BNNP, atau BNNK sangat menarik.
18 Saya tahu bahwa ganja, shabu, ekstasi, heroin, dan (Sangat
92,6% 3,70
kokain merupakan jenis-jenis narkotika. Baik)
Bidang Rehabilitasi
Rata-Rata Capaian
No. Segmen Pengukuran Kinerja Capaian Likert Kriteria
(%) Skala 4
1. Setelah memperoleh peningkatan kompetensi yang
diselenggarakan oleh BNN/BNNP/BNNKab/Kota, saya
menjadi paham dan dapat melakukan:
a. Standar Pelayanan Rehabilitasi (Sangat
90,5% 3,62
Baik)
b. Cara melakukan asesmen yang benar 88,5% 3,54 (Baik)
c. Cara melakukan pemberian intervensi psikososial
85,3% 3,41 (Baik)
(konseling, psikoedukasi, dll)
d. Alur rehabilitasi berkelanjutan 88,7% 3,55 (Baik)
2 Proses penyampaian materi dalam peningkatan
kompetensi:
a Pemateri memiliki kompetensi yang memadai 85,4% 3,41 (Baik)
b Materi mudah dipahami 85,1% 3,40 (Baik)
c Materi sesuai dengan kebutuhan 84,9% 3,39 (Baik)
3 Pelayanan dan asistensi dari BNN/BNNP/BNNKab/Kota:
a Petugas BNN/BNNP/BNNKab/Kota melakukan
84,5% 3,38 (Baik)
pembinaan dengan baik
b Bapak/Ibu/Sdr sudah mendapatkan pelayanan yang
87,9% 3,52 (Baik)
memadai ketika berhubungan dengan petugas BNN
c Informasi layanan penanganan pecandu korban
penyalahguna Narkoba mudah Bapak/Ibu/Sdr 82,9% 3,32 (Baik)
dapatkan
4 Manfaat peningkatan kompetensi yang dirasakan:
a Bermanfaat dalam peningkatan jumlah klien yang
85,8% 3,43 (Baik)
mengakses layanan rehabilitasi
b Bermanfaat dalam menurunkan angka kekambuhan
di antara klien yang telah menerima layanan 84,7% 3,39 (Baik)
rehabilitasi
Bidang Pemberantasan
Rata-Rata Capaian
No. Segmen Pengukuran Kinerja Capaian Likert Kriteria
(%) Skala 4
Penyelidikan
1 Memperoleh LI:
a Mampu memperoleh informasi tentang TP Narkotika. 88,4% 3,54 (Baik)
2 Memverifikasi/menilai LI:
a Mampu membedakan fakta dan opini dari sebuah
83,9% 3,36 (Baik)
informasi tindak pidana Narkotika.
b Mampu menilai kebenaran dari sebuah informasi. 83,7% 3,35 (Baik)
c Mampu untuk menilai apakah sumber/pemberi
85,2% 3,41 (Baik)
informasi kompoten atau tidak.
3 Melaporkan informasi:
a Mampu membuat produk laporan informasi. 85,0% 3,40 (Baik)
4 Kemampuan memilih cover yang tepat:
a Memahami dasar dan teori undercover. 85,1% 3,40 (Baik)
b Memilih cover yang tepat dengan kasus yang sedang
83,9% 3,36 (Baik)
diselidiki.
5 Kemampuan backstopping:
a Memahami pengertian dan penerapan cover story. 80,5% 3,22 (Baik)
b Memahami pengertian dan penerapan backstopping. 78,3% 3,13 (Cukup)
6 Pemahamana terhadap cover:
a Cover akan lebih baik apabila seseorang memiliki
latar belakang (experience) tertentu terhadap cover 82,4% 3,29 (Baik)
tersebut.
b Bakat (talent) alami seseorang akan menentukan
81,4% 3,26 (Baik)
keberhasilan dalam menerapkan cover.
c Cover yang baik memerlukan latihan yang cukup
80,1% 3,21 (Baik)
panjang/tidak dapat dilakukan secara singkat.
7 Memahamai teknik surveillance:
a Memahami teknik-teknik Surveillance 85,3% 3,41 (Baik)
b Jarak terhadap target merupakan penentu
82,9% 3,32 (Baik)
keberhasilan dalam keamanan Surveillance.
Rata-Rata Capaian
No. Segmen Pengukuran Kinerja Capaian Likert Kriteria
(%) Skala 4
1 Bidang Pencegahan 86,5% 3,46 (Baik)
2 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 80,2% 3,21 (Baik)
3 Bidang Rehabilitasi 89,3% 3,45 (Baik)
4 Bidang Pemberantasan 83,7% 3,35 (Baik)
5 Opini Laporan Keuangan 82,2% 3,29 (Baik)
6 Akuntabilitas Kinerja 89,1% 3,56 (Baik)
7 Indeks Reformasi Birokrasi 81,7% 3,27 (Baik)
8 Opini Publik terhadap BNN 78,8% 3,15 (Cukup)
Indeks Akumulatif Capaian Kinerja BNN 83,9% 3,36 (Baik)
Hasil pemetaan jaringan sindikat narkotika yang dilaksanakan oleh 11 BNNP dengan
target 33 jaringan terealisasi sebanyak 54 jaringan.
A. BNNP BALI
1. Jaringan DS
2. Jaringan DG
3. Jaringan N
4. Jaringan S
5. Jaringan LA
6. Jaringan L
7. Jaringan B
8. Jaringan B
9. Jaringan JC - SG
10. Jaringan R Kerobokan
11. Jaringan R (Ganja Aceh)
12. Jaringan O Gianyar
13. Jaringan AT
B. BNNP SULAWESI UTARA
14. Jaringan AK, IM (Jaringan antar provinsi)
15. Jaringan IT – IK
16. Jaringan ZL (Jaringan S – Menado)
C. BNNP JAWA TIMUR
17. Jaringan A
18. Jaringan H
19. Jaringan A
20. Jaringan Y