Kepada
Dari
Tanggal
Perihal
:
:
:
:
1. LATAR BELAKANG.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik
(good
governance),
akuntabilitas
merupakan
prinsip
yang
harus
diimplementasikan secara nyata. Akuntabilitas pengelolaan instansi pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menjadi tuntutan masyarakat yang
harus dipenuhi. Untuk itu, manajemen instansi pemerintah harus meningkatkan
kinerjanya, mengelola semua sumber daya (input) secara efekti dan efisien
sehingga hasil yang dicapai menjadi optimal.
2. DASAR KEGIATAN.
Surat dari Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan nomor : S-2576/DL/4/2014, tanggal 15
Oktober 2014 perihal Konfirmasi Keikutsertaan Diklat dan DPA Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala TA 2014.
3. MAKSUD DAN TUJUAN.
Dengan mengikuti Diklat Audit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) peserta
diharapkan mampu untuk melakuka Audit Kinerja atas BLUD dan juga untuk
menambah informasi tentang bagaimana pelaksanaan Audit Kinerja terhadap
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) benar sesuai dengan aturan yang berlaku,
sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman atas
dilakukannya audit.
4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN.
a. Waktu Kegiatan
b. Tempat Kegiatan
:
:
....................................
2. MAHENDRA FUTRA, SE
NIP. 19821109 201101 1 006
....................................
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
6. HASIL KEGIATAN.
Dari hasil konsultasi dan koordinasi (Studi Komperatif) tentang Peningkatan Level
APIP, Probity Audit, dan Pembentukkan Satgas SPIP pada Inspektorat Kabupaten
Banjar dibahas bagaimana proses proses yang dilakukan dalam melakukan
peningkatan kapabilitas APIP yang berkaitan dengan sebuah pola umum
pengembangan kapabilitas APIP yang dapat digunakan sebagai langkah yang
logis dalam mewujudkan APIP yang efektif. Mewujudkan APIP yang efektif
bukanlah perkara mudah, perlu komitmen dari seluruh level manajemen dalam
menunjukkan langkah - langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang
kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif, kapabilitas pengawasan intern
umumnya, terkait dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Dengan
rincian sebagai berikut (Studi Komperatif) :
1. Peningkatan Level APIP.
Dalam peningkatan level APIP Inspektorat Kabupaten Banjar dalam mencapai
level II telah membuat kelengkapan atas kebutuhan dalam pemenuhan
peningkatan level II, hanya pada Pengelolan Sumber Daya Manusia yang masih
berada dalam level I sehingga penilaian yang diberikan adalah Level 2 dengan
perbaikan.
2.Probity Audit.
Pada Inspektorat Kabupaten Banjar pemeriksaan atas probity audit hanya
melakukan pada dokumen yang telah diberikan tingkat resiko yang tinggi,
tanpa memeriksa pada pengerjaan fisik.
3.Pembentukan Satgas SPIP.
Pembentukkan Satgas SPIP yang dilakukan pada SKPD dengan dibuatkan SK
Pembentukkannya dengan sebagai ketua yaitu Kepala SKPD.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam peningkatan kapabilitas APIP yang
dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Banjar dengan membuat terobosan
terobosan dalam melaksanakan Struktur Tata Kelola yang meliputi
terbangunnya hubungan pelaporan serta akses penuh terhadap informasi
organisasi, aset dan SDM. Proses penyusun laporan kegiatan organisasi,
termasuk Laporan Hasil Pengawasan dan menyampaikan kepada pihak terkait.
Inspektorat Kabupaten Banjar telah memiliki kewenangan untuk mendapatkan
akses ke seluruh informasi, aset dan pegawai yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas-tugas pengawasan.
3.
Praktik Profesional
4.
Akuntabilitas dan
Manajemen Kinerja
5.
6.
KPA Level 2
Audit ketaatan (Compliance Auditing)
Identifikasi dan rekrutmen SDM yang
kompeten (Skilled People Identified and
Recruited)
Pengembangan profesi individu (Individual
Professional Development)
Perencanaan pengawasan berdasarkan
prioritas
manajemen/pemangku kepentingan (Audit
Plan Based on
Management/Stakeholders Priorities).
Kerangka kerja praktik profesional dan
prosesnya
(Professional Practices and Processes
Framework)
Perencanaan kegiatan APIP (IA Business Plan)
Anggaran operasional kegiatan APIP (IA
Operating
Budget)
Pengelolaan organisasi APIP (Managing within
the IA
Activity)
Hubungan pelaporan telah terbangun
(Reporting
Realtionship Establised)
Akses penuh terhadap informasi organisasi,
aset dan SDM
(Full acces to the organizationss information,
assets, and
People)
dalam hal ini BPK akan selalu membandingkan laporan yang disajikan dengan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah masing - masing.
Dalam melaksanakan Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual harus benar
benar telah dilakukan proses penyusunan strategi untuk mencapai hasil reviu
yang maksimal seperti :
1. Reviu atas LK SKPD yang telah selesai.
2. Reviu atas pos/akun/rekening yang sudah final.
3. Reviu atas hal-hal yang tidak memerlukan pembandingan angka - angka antar
pos laporan keuangan yang direviu.
Disamping itu pengumpulan dokumen - dokumen utama yang dibutuhkan oleh
pereviu dalam penyusunan Laporan Keuangan antara lain :
1. LKPD tahun yang akan direviu,
2. Laporan BMD pemda tahun yang akan direviu,
3. LK SKPD tahun yang akan direviu,
4. Laporan BMD SKPD tahun yang akan direviu;
5. Laporan hasil audit BPK atas LKPD tahun sebelumnya;
6. Laporan hasil pengawasan Inspektorat atas pengelolaan keuangan selama
tahun yang direviu.
Data data pendukung tersebut sangat menentukan hasil sebuah laporan reviu
yang dilakukan oleh Inspektorat, walaupun reviu yang dilakukan oleh Inspektorat
sifatnya hanya untuk memberikan keyakinan terbatas. Dalam reviu yang
dilakukan terdiri atas dari beberapa konsep yaitu :
1. Reviu merupakan pemberian jasa oleh Inspektorat untuk memberikan
keyakinan terbatas (lebih rendah dibandingkan dengan audit) atas kualitas
suatu laporan keuangan.
2. Reviu tidak mencakup pengujian terhadap catatan akuntansi dan prosedur
lainnya seperti yang dilaksanakan di dalam audit.
3. Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan suatu pendapat (opini)
seperti dalam audit.
4. Reviu memberikan keyakinan bagi APIP bahwa tidak ada modifikasi
(koreksi/penyesuaian) material yang harus dilakukan atas laporan keuangan
agar laporan keuangan yang direviu sesuai dengan SAP.
5. Reviu dilakukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan sebelum
menjadi asersi manajemen pemerintah daerah.
6. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan LKPD, yaitu dilakukan bersamaan atau sepanjang pelaksanaan
anggaran dan penyusunan LKPD, serta tidak menunggu setelah LKPD tersebut
selesai disusun.
Reviu yang dilakukan oleh APIP dalam hal ini tidak memberikan dasar untuk
menyatakan suatu pendapat (opini) seperti dalam audit yang dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Selain itu, dalam
melakukan reviu hendaknya APIP juga melakukan penilai terhadap Sistem
Pengendalian Internal (SPI) yang tidak dilakukan secara terpisah atau tersendiri,
melainkan terintegrasi dalam penelaahan sistem dan prosedur akuntansi (SAPD)
dan penilaian SPI sebatas SPI yang berkaitan dengan penyelenggaraan akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan.
Jadi, pada Inspektorat se Kalimantan Selatan agar dalam melakukan reviu lebih
memfokuskan untuk melakukan pendampingan dalam proses penusunan Laporan
Keuangan yang dilakukan SKPD ataupun LKPD sehingga hasil laporan yang
disajikan data yang dihasilkan :
a. Relevan, handal, dan akurat.
b. Komunikatif sehingga mudah dimengerti,
c. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
d. Disusun sesegera mungkin (timeliness) agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin.
7. KESIMPULAN.
7. KESIMPULAN.
Dalam memudahkan pendataan calon peserta diklat untuk penggunaan
pendaftaran secara online maka APIP yang akan melakukan diklat baik diklat
subtantif ataupun reguler diharapkan melakukan registrasi secara online
sehingga lebih mudah dalam pendataan dan mempercepat proses informasi data
yang diterima.
Demikian disampaikan atas hasil kegiatan ini dibuat untuk diketahui dan sebagai
bahan selanjutnya.
Marabahan, 04 Maret 2016
Pembuat Laporan,
1. MAHENDRA FUTRA, SE
....................................
NIP. 19821109 201101 1 006