Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS

Kepada
Dari
Tanggal
Perihal

:
:
:
:

Yth . Inspektur Kabupaten Barito Kuala


Auditor Pertama Irban Wilayah II
11 Nopember 2014
Laporan Hasil Perjalanan Dinas Mengikuti Diklat Audit Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) bagi pegawai APIP (Audit Kinerja).

1. LATAR BELAKANG.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik
(good
governance),
akuntabilitas
merupakan
prinsip
yang
harus
diimplementasikan secara nyata. Akuntabilitas pengelolaan instansi pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menjadi tuntutan masyarakat yang
harus dipenuhi. Untuk itu, manajemen instansi pemerintah harus meningkatkan
kinerjanya, mengelola semua sumber daya (input) secara efekti dan efisien
sehingga hasil yang dicapai menjadi optimal.
2. DASAR KEGIATAN.
Surat dari Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan nomor : S-2576/DL/4/2014, tanggal 15
Oktober 2014 perihal Konfirmasi Keikutsertaan Diklat dan DPA Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala TA 2014.
3. MAKSUD DAN TUJUAN.
Dengan mengikuti Diklat Audit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) peserta
diharapkan mampu untuk melakuka Audit Kinerja atas BLUD dan juga untuk
menambah informasi tentang bagaimana pelaksanaan Audit Kinerja terhadap
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) benar sesuai dengan aturan yang berlaku,
sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman atas
dilakukannya audit.
4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN.
a. Waktu Kegiatan
b. Tempat Kegiatan

:
:

03 s.d 07 Nopember 2014.


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan
Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Ciawi,
Bogor.

5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN.


Jadwal pelaksanaan terlampir.
6. HASIL KEGIATAN.
Berdasarkan hasil materi yang diberikan selama 5 (lima) hari pelaksanaan, yaitu
antara lain :
a. Konsep dasar Badan Layanan Umum Daerah,
b. Konsep dasar Audit Kinerja sektor publik,
c. Perencanaan Audit Kinerja Badan Layanan Umum Daerah,
d. Audit Pendahuluan dalam Audit Kinerja Badan Layanan Umum Daerah,
e. Pengujian Sistem Pengendalian Intern,
f. Pengujian Sistem Manajemen Kinerja,
g. Audit rinci dan penyusunan temuan, dan
h. Penyusunan laporan hasil audit kinerja dan pemantauan tindak lanjut.
Audit kinerja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dijelaskan bahwa merupakan
organisasi publik berpola agensifikasi dimana instasi pemerintah yang
melaksanakan tugas operasional layanan publik yang pengelolaannya seperti
organisasi bisnis (business likes) dengan tujuan tujuan agar pemberian layanan
kepada masyarakat menjadi lebih efesien dan efektif. Model ini memiliki

fleksibilitas pengelolaan sumber daya sehingga diharapkan dapat meningkatkan


kualitas layanannya dan mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas serta
produktivitas.
Berdasarkan model tersebutlah diperlukannya sebuah pengawasan yang harus
dilakukan dari manajemen sebagai bahan penilaian apakah pola pengelolaan
yang dilakukan telah berhasil atau belum, maka diperlukan sebuat instrumen
yang disebut audit kinerja. Jadi, dengan dilakukannya Audit Kinerja Badan
Layanan Umum Daerah yang dilaksanakan terhadap sebuah Rumah Sakit bisa
digunakan sebagai bahan untuk menilai layak atau tidak layaknya, karena Audit
Kinerja merupakan bagian dari audit operasional dan keuangan yang menjadi
dasar bahan pengambilan keputusan dilakukannya Audit Kinerja.
Audit kinerja pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menitikberatkan
penilaian pada proses hasil yang telah dicapai dalam proses kegiatannya dengan
memperhatikan prinsip ekonomis, efisien, efektif sehingga dalam memberikan
pelayanan terbaik baik bagi masyarakat serta mampu mengembangkan
lembaganya menjadi mandiri secara ekonomi untuk tumbuh dan berkembang.
Dalam proses ini diperlukannya kerjasama antara pihak pihak yang terlibat
didalam pelaksanaannya, sehingga tidak terjadi bentrok kepentingan.
Demikian disampaikan atas hasil kegiatan ini dibuat untuk diketahui dan sebagai
bahan selanjutnya.
Marabahan, 11 Nopember 2014
Pembuat Laporan,
1. NOOR ACHYAT, SE
NIP. 19771201 201001 1 007

....................................

2. MAHENDRA FUTRA, SE
NIP. 19821109 201101 1 006

....................................

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


MELAKUKAN KONSULTASI DAN KOORDINASI
PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BANJAR, TANGGAL 01
DESEMBER 2015
1. LATAR BELAKANG.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kapabilitas APIP pada Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu tujuan yang dikehendaki oleh Badan
Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Pusat yang bersinergi dengan
hasil Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015 di
Kantor Pusat BPKP pada tanggal 13 Mei 2015, maka Inspektorat Kabupaten Barito
Kuala melakukan studi komperatif sebagai salah satu upaya peningkatan
kapabilitas yaitu dengan melakukan perbandingan ke Inspektorat lain yang telah
mencapai level lebih tinggi, dalam hal ini adalah Inspektorat Kabupaten Banjar
yang telah memperoleh level 2. Oleh karena itu, Inspektorat Kabupaten Barito
Kuala memilih Inspektorat Kabupaten Banjar sebagai tujuan dalam konsultasi dan
koordinasi (Studi Komperatif) tentang Peningkatan Level APIP, Probity Audit, dan
Pembentukkan Satgas SPIP.
2. DASAR KEGIATAN.
Surat Tugas Inspektur Kabupaten Barito Kuala nomor : 094/116/SET/INSPT,
tanggal 01 Desember 2015 perihal Melakukan Konsultasi dan Koordinasi pada
Inspektorat Kabupaten Banjar (Studi Komperatif) tentang Peningkatan Level APIP,
Probity Audit, dan Pembentukkan Satgas SPIP.
3. MAKSUD DAN TUJUAN.
Dengan melakukan konsultasi dan koordinasi (Studi Komperatif) tentang
Peningkatan Level APIP, Probity Audit, dan Pembentukkan Satgas SPIP diharapkan
Inspektorat Kabupaten Barito Kuala dapat melakukan perubahan atas kapabilitas
APIP sehingga akan berdampak dapat mencapai level 2 dan selanjutnya level 3
serta level lainnya, sehingga Inspektorat Kabupaten Barito Kuala tidak lagi hanya
melakukan tugas dan fungsi dalam pengawasan tetapi dapat berperan
memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintahan (Quality Insurance) dan dapat berfungsi sebagai pemberi
peringatan dini (Early Warning).
4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN.
a. Waktu Kegiatan : 01 Desember 2015.
b. Tempat Kegiatan : Inspektorat Kabupaten Banjar, Jln. Jend. A. Yani No. 21 A
Km. 37,900.
5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DAN YANG MELAKUKAN PERJALANAN
DINAS.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa konsultasi dan koordinasi (Studi
Komperatif) tentang Peningkatan Level APIP, Probity Audit, dan Pembentukkan
Satgas SPIP pada Inspektorat Kabupaten Banjar, sedangkan yang melakukan
perjalanan dinas sesuai dengan Surat Tugas nomor : 094/116/SET/INSPT, tanggal
01 Desember 2015 adalah :
Nama
: Drs. JOHAN ARIFIN
NIP
: 19581209 199103 1 002
Pangkat/ Gol.Ruang : Pembina Utama Muda (IV/ c)
Jabatan
: Inspektur
Nama
: Drs. YAMANI
NIP
: 19650109 198503 1 003

Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan
Nama
NIP
Pangkat/
Jabatan

Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:
:
:
Gol.Ruang
:

: Pembina Utama Muda (IV/ c)


Auditor Ahli Madya Irban III
RAHMADANI, S,Sos
19610603 198510 1 001
: Pembina Utama Muda (IV/ c)
Auditor Ahli Madya Irban II
RUSWANDI, S.Sos
19640404 198510 1 018
: Pembina Tingkat I (IV/ b)
Irban Wilayah III
MULYONO, S.Sos
19640412 198802 1 010
: Pembina Tingkat I (IV/ b)
Irban Wilayah I
H. HAIRULLAH, SE
19690908 199002 1 002
: Penata (III/ c)
Kasubbag. Prog.dan Perencana
BANI SHOLIHIN, SE, M.Si
19730417 200604 1 015
: Penata (III/ c)
Auditor Muda
MAHENDRA FUTRA, SE
19821109 201101 1 006
: Penata Muda TK. I (III/ b)
Auditor Pertama

6. HASIL KEGIATAN.
Dari hasil konsultasi dan koordinasi (Studi Komperatif) tentang Peningkatan Level
APIP, Probity Audit, dan Pembentukkan Satgas SPIP pada Inspektorat Kabupaten
Banjar dibahas bagaimana proses proses yang dilakukan dalam melakukan
peningkatan kapabilitas APIP yang berkaitan dengan sebuah pola umum
pengembangan kapabilitas APIP yang dapat digunakan sebagai langkah yang
logis dalam mewujudkan APIP yang efektif. Mewujudkan APIP yang efektif
bukanlah perkara mudah, perlu komitmen dari seluruh level manajemen dalam
menunjukkan langkah - langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang
kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif, kapabilitas pengawasan intern
umumnya, terkait dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Dengan
rincian sebagai berikut (Studi Komperatif) :
1. Peningkatan Level APIP.
Dalam peningkatan level APIP Inspektorat Kabupaten Banjar dalam mencapai
level II telah membuat kelengkapan atas kebutuhan dalam pemenuhan
peningkatan level II, hanya pada Pengelolan Sumber Daya Manusia yang masih
berada dalam level I sehingga penilaian yang diberikan adalah Level 2 dengan
perbaikan.
2.Probity Audit.
Pada Inspektorat Kabupaten Banjar pemeriksaan atas probity audit hanya
melakukan pada dokumen yang telah diberikan tingkat resiko yang tinggi,
tanpa memeriksa pada pengerjaan fisik.
3.Pembentukan Satgas SPIP.
Pembentukkan Satgas SPIP yang dilakukan pada SKPD dengan dibuatkan SK
Pembentukkannya dengan sebagai ketua yaitu Kepala SKPD.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam peningkatan kapabilitas APIP yang
dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Banjar dengan membuat terobosan
terobosan dalam melaksanakan Struktur Tata Kelola yang meliputi
terbangunnya hubungan pelaporan serta akses penuh terhadap informasi
organisasi, aset dan SDM. Proses penyusun laporan kegiatan organisasi,
termasuk Laporan Hasil Pengawasan dan menyampaikan kepada pihak terkait.
Inspektorat Kabupaten Banjar telah memiliki kewenangan untuk mendapatkan
akses ke seluruh informasi, aset dan pegawai yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas-tugas pengawasan.

Dalam melaksanakan Probity Audit Inspektorat Kabupaten Banjar hanya


melakukan pemeriksaan dengan menguji atas dokumen yang memiliki resiko
yang tinggi tanpa melakukan pemeriksaan fisik atas pengerjaan sehingga dalam
pengerjaannya tidak memiliki resiko kepada yang melaksanakan pemeriksa,
sehingga apabila dalam pengerjaan fisik ditemui pekerjaan yang tidak sesuai
maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu juga diperintahkan langsung oleh Kepala
Daerah sehingga pemeriksaan tidak akan terpengaruh atas kepentingan
kepentingan yang lain.
Pada Inspektorat Kabupaten Banjar telah dibuatkan berupa Peraturan Bupati
sebagai dalam dasar pengawasan yang mengatur bagaimana sistem dan
prosedur pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Banjar
sehingga dalam melakukan proses tugas pengawasan dapat lebih leluasa untuk
meminta baik itu dokumen yang wajib disampaikan, mengakses semua data
yang berhubungan dalam penguasaan atau dikendalikan oleh entitas lain dan
juga dalam melakukan perekaman atau mengambil sampel sebagai alat bantu
pengawasan. Selain itu, Inspektorat kabupaten Banjar telah melakukan pemetaan
atas SKPD SKPD yang memiliki resiko sehingga dapat disusun SOP terhadap
pemeriksaan berbasis resiko yang memudahkan dalam penentuan apa yang akan
diperiksa.
7. KESIMPULAN.
Dalam melakukan Peningkatan Level APIP, Probity Audit, dan Pembentukkan
Satgas SPIP pada Inspektorat Kabupaten Banjar telah melakukan perbaikan dari
level I menuju level II, terdapat sepuluh key process area (KPA) yaitu :
N
Elemen
o.
1. Peran dan layanan APIP
2. Pengelolaan SDM

3.

Praktik Profesional

4.

Akuntabilitas dan
Manajemen Kinerja

5.

Budaya dan Hubungan


Organisasi

6.

Struktur Tata Kelola

KPA Level 2
Audit ketaatan (Compliance Auditing)
Identifikasi dan rekrutmen SDM yang
kompeten (Skilled People Identified and
Recruited)
Pengembangan profesi individu (Individual
Professional Development)
Perencanaan pengawasan berdasarkan
prioritas
manajemen/pemangku kepentingan (Audit
Plan Based on
Management/Stakeholders Priorities).
Kerangka kerja praktik profesional dan
prosesnya
(Professional Practices and Processes
Framework)
Perencanaan kegiatan APIP (IA Business Plan)
Anggaran operasional kegiatan APIP (IA
Operating
Budget)
Pengelolaan organisasi APIP (Managing within
the IA
Activity)
Hubungan pelaporan telah terbangun
(Reporting
Realtionship Establised)
Akses penuh terhadap informasi organisasi,
aset dan SDM
(Full acces to the organizationss information,
assets, and
People)

Atas kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Banjar dapat


diterapkan pada Inspektorat Kabupaten Barito Kuala sehingga dalam peningkatan

kapabilitas APIP dari level I menjadi level II dapat direaliasasikan dengan


membuat kekurangan kekurangan yang belum.
Demikian disampaikan atas hasil kegiatan ini dibuat untuk diketahui dan sebagai
bahan selanjutnya.
Marabahan, 02 Desember 2015
Pembuat Laporan,
1. Drs. JOHAN ARIFIN
....................................
NIP. 19581209 199103 1 002
2. Drs. YAMANI
....................................
19650109 198503 1 003
3. RAHMADANI, S,Sos
....................................
NIP. 19610603 198510 1 001
4. RUSWANDI, S.Sos
....................................
NIP. 19640404 198510 1 018
5. MULYONO, S.Sos
....................................
NIP. 19640412 198802 1 010
6. H. HAIRULLAH, SE
....................................
NIP. 19690908 199002 1 002
7. BANI SHOLIHIN, SE, M.Si
....................................
NIP. 19730417 200604 1 015
8. MAHENDRA FUTRA, SE
....................................
NIP. 19821109 201101 1 006

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


PKS REVIU LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL
PADA INSPEKTORAT PROV. KALIMANTAN SELATAN
TANGGAL 25 JANUARI 2016
1. LATAR BELAKANG.
Dalam rangka mengawali kegiatan pengawasan Tahun 2016 dalam melakukan
tugas dalam melakukan pengawasan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
maka Inpektorat Provinsi Kalimantan Selatan melakukan pelatihan di kantor
sendiri dengan materi Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual untuk menambah
wawasan dalam melakukan Reviu dengan pengseragaman format pelaporan
sehingga, maka Inspektorat se Kalimatan Selatan khususnya Kabupaten Barito
Kuala ikut serta dalam kegiatan ini. Selain itu, dengan diberikan PKS Reviu
Laporan Keuangan ini diberikan gambaran bagaimana cara yang harus dilakukan
dalam melakukan tugas sebagai pembuat reviu sehingga dapat memberikan
jaminan kualitas pelaporan yang dibuat oleh SKPD maupun LPKD masing
masing daerah yang akan di reviu.
2. DASAR KEGIATAN.
a. Surat Fax Inspektur Propinsi Kalimantan Selatan Nomor : 700/00178/PK-SET/IP
Tanggal 20 Januari 2016 Tentang PKS Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual
dan
b. Surat Tugas Inspektur Kabupaten Barito Kuala Nomor : 094/08/SET/INSPT,
tanggal 22 Januari 2016 Perihal untuk mengikuti PKS Reviu Laporan Keuangan
Berbasis Akrual di Ruang Rapat Inspektorat Propinsi Kalimantan Selatan di
Banjarbaru.
3. MAKSUD DAN TUJUAN.
Dengan dilakukan PKS Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual diharapkan APIP
se Kalimatan Selatan yang mengikuti PKS tersebut memahami bagaimana

membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPD serta


dapat memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan
berdasarkan SAPD dan LKPD telah disajikan dengan SAP. Dimana keyakinan yang
diberikan APIP hanya berupa keyakinan terbatas dengan Akuntasi telah
diselenggarakan berdasarkan SAPD yang meliputi :
a. Akurasi informasi,
b. Keandalan informasi dan
c. Keabsahan informasi.
Selain itu, dalam menyajikan Laporan Keuangan yang disajikan telah sesuai
dengan SAP sebagai dasar penentuan dengan melakukan pengakuan,
pengukuran dan penyajian serta pengungkapan akun akun dalam LKPD yang
disajikan.
4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN.
a. Hari/ Tanggal Kegiatan:
25 Januari 2016.
b. Tempat Kegiatan
: Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan, Jln. Banjar
Besar Banjarbaru.
5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DAN YANG MELAKUKAN PERJALANAN
DINAS.
Kegiatan yang dilaksanakan PKS Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual di
Ruang Rapat Inspektorat Propinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru, sedangkan
yang melakukan perjalanan dinas sesuai dengan Surat Tugas nomor : 094/ 08/
SET/ INSPT, tanggal 22 Januari 2016 adalah :
Nama
: SHOLIHIN, SE
NIP
: 19710908 199803 1 007
Pangkat/ Gol.Ruang : Pembina (IV/ a)
Jabatan
: P2UPD Madya
Nama
: MAHENDRA FUTRA, SE
NIP
: 19821109 201101 1 006
Pangkat/ Gol.Ruang : Penata Muda TK. I (III/ b)
Jabatan
: Auditor Pertama
6. HASIL KEGIATAN.
Dari hasil PKS Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual di Ruang Rapat
Inspektorat Propinsi Kalimantan dengan sebagai Narasumber dari BPKP
Perwakilan Kalimantan Selatan dibahas bagaimana proses proses yang
dilakukan dalam melakukan Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual baik pada
SKPD maupun LKPD. Adapun materi materi yang diberikan antara lain yaitu :
a. Panduan Bimkon Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berbasis Akrual,
b. Gambaran umum Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual,
c. Kerangka Kerja Pelaksanaan Reviu dan
d. Gambaran Umum Aplikasi Simda Keuangan Versi 2.7.
Dalam melakukan Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual diharapkan APIP
melakukan pendekatan dengan sebuah pola yang dapat digunakan sebagai
langkah yang logis dalam mewujudkan Laporan Keuangan SKPD maupun Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) sehingga hasil yang akan dicapai lebih
efektif. Pada saat melakukan Reviu Auditor maupun P2UPD diharapkan mampu
untuk setiap mereviu yang dibarengi dengan proses penyusunan Kertas Kerja
Reviu (KKR) karena Kertas Kerja Reviu (KKR) berguna sebagai bukti dalam proses
penyampaian hasil yang disajikan sehingga dapat diketahui apa saja kelemahan
suatu SKPD dalam suatu Laporan Keuangan yang disajikan.
Selain itu pada saat proses reviu harus dilihat lagi apakah komitmen Pemerintah
Daerah telah sesuai dengan hal hal yang menjadi pegangan SKPD dalam proses
penyusunan laporan keuangan yang akan disajikan sebagai salah satu contoh
seperti Apakah telah dibuatnya kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang
telah sesuai dengan kebutuhan daerah, karena hal ini sangat berpengaruh
dalam proses penyusunan sebuah laporan keuangan. Apalagi pihak eksternal

dalam hal ini BPK akan selalu membandingkan laporan yang disajikan dengan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah masing - masing.
Dalam melaksanakan Reviu Laporan Keuangan Berbasis Akrual harus benar
benar telah dilakukan proses penyusunan strategi untuk mencapai hasil reviu
yang maksimal seperti :
1. Reviu atas LK SKPD yang telah selesai.
2. Reviu atas pos/akun/rekening yang sudah final.
3. Reviu atas hal-hal yang tidak memerlukan pembandingan angka - angka antar
pos laporan keuangan yang direviu.
Disamping itu pengumpulan dokumen - dokumen utama yang dibutuhkan oleh
pereviu dalam penyusunan Laporan Keuangan antara lain :
1. LKPD tahun yang akan direviu,
2. Laporan BMD pemda tahun yang akan direviu,
3. LK SKPD tahun yang akan direviu,
4. Laporan BMD SKPD tahun yang akan direviu;
5. Laporan hasil audit BPK atas LKPD tahun sebelumnya;
6. Laporan hasil pengawasan Inspektorat atas pengelolaan keuangan selama
tahun yang direviu.
Data data pendukung tersebut sangat menentukan hasil sebuah laporan reviu
yang dilakukan oleh Inspektorat, walaupun reviu yang dilakukan oleh Inspektorat
sifatnya hanya untuk memberikan keyakinan terbatas. Dalam reviu yang
dilakukan terdiri atas dari beberapa konsep yaitu :
1. Reviu merupakan pemberian jasa oleh Inspektorat untuk memberikan
keyakinan terbatas (lebih rendah dibandingkan dengan audit) atas kualitas
suatu laporan keuangan.
2. Reviu tidak mencakup pengujian terhadap catatan akuntansi dan prosedur
lainnya seperti yang dilaksanakan di dalam audit.
3. Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan suatu pendapat (opini)
seperti dalam audit.
4. Reviu memberikan keyakinan bagi APIP bahwa tidak ada modifikasi
(koreksi/penyesuaian) material yang harus dilakukan atas laporan keuangan
agar laporan keuangan yang direviu sesuai dengan SAP.
5. Reviu dilakukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan sebelum
menjadi asersi manajemen pemerintah daerah.
6. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan LKPD, yaitu dilakukan bersamaan atau sepanjang pelaksanaan
anggaran dan penyusunan LKPD, serta tidak menunggu setelah LKPD tersebut
selesai disusun.
Reviu yang dilakukan oleh APIP dalam hal ini tidak memberikan dasar untuk
menyatakan suatu pendapat (opini) seperti dalam audit yang dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Selain itu, dalam
melakukan reviu hendaknya APIP juga melakukan penilai terhadap Sistem
Pengendalian Internal (SPI) yang tidak dilakukan secara terpisah atau tersendiri,
melainkan terintegrasi dalam penelaahan sistem dan prosedur akuntansi (SAPD)
dan penilaian SPI sebatas SPI yang berkaitan dengan penyelenggaraan akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan.
Jadi, pada Inspektorat se Kalimantan Selatan agar dalam melakukan reviu lebih
memfokuskan untuk melakukan pendampingan dalam proses penusunan Laporan
Keuangan yang dilakukan SKPD ataupun LKPD sehingga hasil laporan yang
disajikan data yang dihasilkan :
a. Relevan, handal, dan akurat.
b. Komunikatif sehingga mudah dimengerti,
c. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
d. Disusun sesegera mungkin (timeliness) agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin.
7. KESIMPULAN.

Dalam melakukan Reviu Laporan Keuangan SKPD maupun LKPD hendaknya


selaku APIP dalam penyajian atas hasil Laporan Keuangan Tahunan lebih
memperhatikan seperti :
a. Apakah adanya perubahan atas Kebijakan Akuntansi yang telah disesuaikan
terhadap SIMDA yang telah disesuaikan dengan berbasis akrual.
b. Agar Laporan Keuangan SKPD maupun LKPD tahun sebelumnya (berbasis CTA)
dapat dibandingkan dengan LKPD berbasis akrual.
Jadi, dalam pembuatan hasil Reviu dari Laporan Keuangan SKPD maupun LKPD
merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila
penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila
diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih
andal dalam penyajian laporan keuangan entitas pelaporan. Dalam hal ini APIP
diharapkan bisa memberikan keyakinan terbatas bahwa :
a. Akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah (SAPD).
b. LKPD telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Yang pada akhirnya pelaporan yang dilakukan sebagai dasar sebagai pemberian
pernyataan yang menentukan opini oleh BPK RI. Dimana dalam Reviu Laporan
Keuangan didalamnya telah menyajikan Kas Opname, Stock Opname Persediaan,
Akun akun pembanding telah dibuatkan, Saldo akun akun atas rekening yang
tersedia, Rekonsiliasi BMD dan Inventarisasi BMD serta CALK yang telah detail
menjelaskan sehingga dapat memberikan keyakinan atas pelaporan tersebut
yang bertujuan dalam upaya membantu kepala daerah untuk menghasilkan LKPD
yang berkualitas.
Demikian disampaikan atas hasil kegiatan ini dibuat untuk diketahui dan sebagai
bahan selanjutnya.
Marabahan, 26 Januari 2016
Pembuat Laporan,
1. SHOLIHIN, SE
....................................
NIP. 19710908 199803 1 007
2. MAHENDRA FUTRA, SE
....................................
NIP. 19821109 201101 1 006

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA


KONSULTASI PEMBUATAN USER
PADA BPKP PERWAKILAN KALIMANTAN SELATAN
TANGGAL 03 MARET 2016
1. LATAR BELAKANG.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi APIP di lingkungan Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala maka bagi semua bagi Auditor mempunyai kewajiban
dalam melakukan upgrade ilmu yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan yang
dihadapi pada saat melakukan pemeriksaan, sehingga tidak ada lagi anggapan

bahwa dalam melakukan pemeriksaan hanya mencari cari suatu kesalahan.


Seiring dengan hal tersebut pihak pembina APIP yaitu BPKP dengan Pusat
Pendidikannya mewajibkan seluruh APIP agar melakukan pembuatan User untuk
masing masing Inspektorat sehingga memudahkan dan mempercepat proses
pendaftaran calon peserta diklat.
2. DASAR KEGIATAN.
Surat Tugas Inspektur Kabupaten Barito Kuala Nomor : 094/23/SET/INSPT, tanggal
03 Maret 2016 Perihal melakukan konsultasi dalam pembuatan User Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala pada BPKP Perwakilan Kalimantan Selatan bagian
Kepegawaian di Banjarbaru.
3. MAKSUD DAN TUJUAN.
Dengan dilakukan konsultasi ini Inspektorat Kabupaten Barito Kuala memiliki User
untuk mempermudah proses pendaftaran atas diklat diklat yang ditawarkan
oleh Pusdiklatwas BPKP di Ciawi dan informasi yang disampaikan oleh pihak
Pusdiklat BPKP lebih cepat untuk diketahui.
4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN.
a. Hari/ Tanggal Kegiatan:
03 Maret 2016.
b. Tempat Kegiatan
: BPKP Perwakilan Kalimantan Selatan, Banjarbaru.
5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DAN YANG MELAKUKAN PERJALANAN
DINAS.
Kegiatan yang dilaksanakan konsultasi atas pembuatan User Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala di Ruang Bagian Kepegawaian BPKP Perwakilan
Kalimantan Selatan di Banjarbaru, sedangkan yang melakukan perjalanan dinas
sesuai dengan Surat Tugas nomor : 094/ 23/ SET/ INSPT, tanggal 03 Maret 2016
adalah :
Nama
: MAHENDRA FUTRA, SE
NIP
: 19821109 201101 1 006
Pangkat/ Gol.Ruang : Penata Muda TK. I (III/ b)
Jabatan
: Auditor Pertama
6. HASIL KEGIATAN.
Dari hasil konsultasi yang dilakukan didapatkan bahwa dalam melakukan
pendaftaran diklat calon peserta harus memiliki User yang didapatkan dengan
cara melakukan pendaftaran terlebih dahulu selanjutnya dari pihak Pusdiklatwas
BPKP akan menverifikasi status User, tetapi Pihak pendaftar dalam hal ini APIP
harus menyerahkan blanko aktivasi User Aplikasi Registrasi Online Diklat BPKP
yang disahkan oleh Inspektur selaku pimpinan SKPD atas penunjukkan nama
yang akan mengelola User yang akan diberikan. Sehingga dalam melakukan
pendaftaran peserta calon diklat akan selalu menggunakan User tersebut untuk
memudahkan pendataan peserta, jadi untuk setiap pendaftaran akan selalu
dikelola oleh pemegang User.
Jadi, pada Inspektorat Kabupaten Barito Kuala dalam pengadministrasian
pendaftaran calon peserta diklat akan dikelola melalui User Inspektorat
Kabupaten Barito Kuala sehingga memudahkan dalam mengkoordinir peserta
yang akan mengikuti diklat pada Pusdiklatwas BPKP.

7. KESIMPULAN.
Dalam memudahkan pendataan calon peserta diklat untuk penggunaan
pendaftaran secara online maka APIP yang akan melakukan diklat baik diklat
subtantif ataupun reguler diharapkan melakukan registrasi secara online

sehingga lebih mudah dalam pendataan dan mempercepat proses informasi data
yang diterima.
Demikian disampaikan atas hasil kegiatan ini dibuat untuk diketahui dan sebagai
bahan selanjutnya.
Marabahan, 04 Maret 2016
Pembuat Laporan,
1. MAHENDRA FUTRA, SE
....................................
NIP. 19821109 201101 1 006

Anda mungkin juga menyukai