Anda di halaman 1dari 89

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 1. Peta Kabupaten Barito Kuala

1 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala


Tahun 2013 2017
(Ringkasan Renstra)
Visi :
Terwujudnya masyarakat Barito Kuala yang mandiri untuk hidup sehat dan berkualitas.
Misi :
Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, maka Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
adalah :
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan memadai.
b. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
c. Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan

2 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Tabel 1. Pencapaian Indikator Kinerja Daerah Bidang Kesehatan


Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
NO

INDIKATOR

TARGET

REALISASI

63.37

63.48

Umur Harapan Hidup (UHH) (Tahun)

Penurunan Jumlah kasus kematian ibu Hamil dan Melahirkan

10

10

Penurunan Jumlah kasus kematian Bayi

100

83

Persentase Balita Gizi Buruk/BGM (%)

10

2.05

5.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)

65

90.02

6.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi


kebidanan (%)

75

95.56

7.

Prosentase ibu hamil yang mendapat pelayanan K1 (ANC) (%)

97

95.29

8.

Cakupan kunjungan bayi (%)

86

94.41

9.

Cakupankelurahan Universal Child Immunization (UCI) (%)

60

85.57

10.

Cakupan Pelayanan Anak Balita (%)

70

38.92

3 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

NO

INDIKATOR

TARGET

REALISASI

11.

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak usia 6 - 24 bulan Keluarga
Miskin

14

6.42

12.

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)

100

100

13.

Cakupan Penjaringan kesehatan siswa Kelas 1 SD dan Setingkat (%)

100

94.14

14.

Cakupan Peserta KB Aktif

80

81.47

15.

Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis


(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

100

100

16.

Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Pneumonia Balita (%)

100

9.43

17.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Positif (%)

70

51.92

18.

Cakupan penderita penyakit TBC BTA Positif Yang Sembuh (%)

> 85

96.34

4 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

NO

INDIKATOR

TARGET

REALISASI

19.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (%)

51

15.38

20.

Cakupan pengobatan massal Filariasis terhadap Jumlah penduduk Endemis (%)

100

89.34

21.

Prosentase Penduduk memiliki Jaminan Kesehatan (%)

65

62.76

22.

Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi


< 24 jam (%)

100

100

23.

Cakupan Desa Siaga aktif (%)

50

98.51

24.

Cakupan Masyarakat Yang Memiliki Akses terhadap Air Minum yang Berkualitas (%)

50

51.75

50

42.51

25.

Cakupan Masyarakat yang Menggunakan Jamban Sehat (%)

5 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

NO

INDIKATOR

TARGET

REALISASI

26.

Cakupan Masyarakat Yang Memiliki Rumah Sehat (%)

33

30.33

27.

Terpenuhinya tenaga dokter umum di Puskesmas

19

18

28.

Terpenuhinya tenaga dokter gigi di Puskesmas

19

11

29.

Terpenuhinya tenaga perawat di Puskesmas

19

19

30.

Terpenuhinya tenaga Bidan di Puskesmas

19

19

31.

Terpenuhinya tenaga Farmasi di Puskesmas

17

17

32.

Terpenuhinya tenaga Gizi di Puskesmas

17

17

33.

Terpenuhinya tenaga Sanitarian di Puskesmas

17

17

34.

Terpenuhinya tenaga Analis Kesehatan di Puskesmas

16

16

6 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 2. Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

7 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

8 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014


Sumber : Angka Proyeksi Penduduk 2010 BPS Kabupaten Barito Kuala

Gambar 3. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Dan Umur Harapan Hidup di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

9 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 4. Cakupan Rumah Sehat Tahun 2010 -2014

Gambar 5. Cakupan Rumah Sehat Per Puskesmas Di


Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
Gambar 6. Persentase Akses Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak) Berdasarkan Sarana Air Bersih
di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2014

Rumah sehat adalah bangunan


rumah tinggal yang memenuhi
Umur Harapan
Hidup waktu
lahir yang
syarat kesehatan
yaitu rumah
menunjukkan
rata-rata
memiliki
jambantahun
sehat,hidup
sarana air
yang akan
dilalui
oleh
manusia
sejak
bersih,
tempat
pembuangan
dilahirkan.
sampah, sarana pembuangan air
UHH merupakan
satu indikator
Cakupan
rumah
sehatsalah
per puskesmas
rumahderajat
yang baik,
yang limbah,
dapat ventilasi
mengukur
yangkesehatan
masihkepadatan
di masyarakat
bawah target
Renstra
hunian
rumah
dan menjadi yang
yaitusalah33 sesuai
%satu adalah
Puskesmas
dan indikator
lantai
rumahyang
yang tidak
terbuat
dari
tanah.
Barambai,
Mekarsari,
Jejangkit,
diperhitungkan dalam menilai Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM) Anjir
Tabunganen,
Lepasan,
Berangas,
Pencapaian
UHH
tahun
2014 sudah
Muara dan Jelapat
memenuhi
target
Restra
63.37, sehat
yaitu di
Tahun 2014 cakupan rumah
sebesar
63.48.
UHH
dipengaruhi
Kabupaten Barito Kuala yaitu oleh
30,33 %
menurunnya Angka Kematian Bayi,
meningkat di banding tahun sebelumnya
Angka Kematian Anak, Angka
namunIbu
masih
bawah target
Renstra
Kematian
dan di
meningkatnya
Status
yaitu
sebesar
33
%.
Gizi Masyarakat.

10 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Ket :
SPT
SGL
PAH

: Sumur Pompa Tangan


: Sumur Gali
: Penampungan Air Hujan

Akses masyarakat Barito Kuala terhadap air


minum berkualitas yang tertinggi ada pada
jenis sarana ai PDAM.

Gambar 7. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

11 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

12 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Sejak tahun 2008, Kabupaten Barito Kuala ikut


serta dalam Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) dengan
tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dengan STBM.
Tahun 2014 ada 84 desa (41,79%) sudah
melaksanakan STBM. Dari 84 desa tersebut ada
19 desa (9.45%) yang sudah bebas BABS
(Buang Air Besar Sembarangan) yaitu Desa
Sumber Rahayu, Simpang Jaya, Waringin
Kencana, Pinang Habang, Kolam Makmur,
Karang Dukuh, Karang Buah, Karang Dukuh, Sei
Seluang, Karang Indah, karang Bunga, Puntik
Tengah, Gandaria, Gandaraya, Mentaren, Panca
Karya, Sawahan dan Simpang Nungki.

13 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 8. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

14 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan akses terhadap pelayanan sanitasi yang layak


(jamban sehat) per puskesmas yang sudah di atas
target Renstra yaitu 50 % adalah Semangat Dalam,
Kuripan, Rantau Badauh, Marabahan, Belawang, Anjir
Pasar dan Bantuil

Gambar 9. Cakupan Rumah Tangga ber PHBS tahun 2010 2014 di Kabupaten Barito Kuala

15 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 10. Cakupan Rumah Tangga ber PHBS Per


Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Rumah tangga dikatakan sebagai rumah tangga


yang ber PHBS apabila seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih yaitu mendapatkan
pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan,
balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan, tersedia air bersih,
tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai
dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan
dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan
sayur dan buah setiap hari
Capaian cakupan rumah tangga yang ber PHBS
tahun 2014 sebesar 14.96 % menurun
disbanding tahun 2013 dan masih jauh di bawah
target Renstra 30%

16 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan rumah tangga ber PHBS per puskesmas yang


sudah di atas target Renstra yaitu 30 % adalah
Puskesmas Belawang, Rantau Badauh, Berangas,
Mandastana dan Anjir Pasar

Gambar 11. Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala dan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 - 2014

17 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Angka Kematian Bayi (AKB) per


1.000 Kelahiran Hidup (KH) adalah
jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 (satu)
tahun dalam suatu wilayah tertentu
selama 1 tahun per jumlah KH di
wilayah dan pada kurun waktu yang
sama dikali 1.000
Tahun 2014, terdapat 5.378
kelahiran hidup dengan sedangkan
jumlah kasus kematian bayi adalah
83 kasus. Kalau dibandingkan
dengan tahun sebelumnya terjadi
penurunan dan sudah dibawah
target Renstra yaitu 100 kasus
kematian.
Gambar 12. Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Tahun 2010 2014
di Kabupaten Barito Kuala
18 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Angka Kematian Anak Balita (AKABA)


merupakan jumlah kematian anak sebelum
mencapai usia 5 tahun dalam wilayah tertentu
selama 1 tahun tertentu per jumlah kelahiran
hidup di wilayah dan pada periode yang sama
dikali 1.000
MDGs menetapkan nilai normatif AKABA yaitu,
sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan
nilai 71 140, sedang dengan nilai 20 70 dan
rendah dengan nilai < 20
Tahun 2014 AKABA di Barito Kuala pada
kategori rendah yaitu 16.73 per 1.000 KH atau
ada 7 kematian anak balita. Menurun di
bandingkan tahun 2013.

Gambar 13. Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Balita Per Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

19 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Kasus kematian bayi tertinggi dari Puskesmas Berangas dengan


13 kasus kematian sedangkan untuk Balita berdasarkan laporan
Puskesmas Bantuil yaitu 2 kasus kematian.
Penyebab kematian bayi di Barito Kuala
tahun 2014Kematian
yang
AKIpada (Angka
Ibu)
tertitnggi adalah karena Asfeksia (42.17%),
sedangkan kematian
menggambarkan
jumlah wanita yang
Balita disebabkan karena ISPA, Diare dan
sebab lain.
meninggal
dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan
per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Gambar 14. Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala
dan 2014 terdapat 10 kasus
Tahun
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 2014
kematian ibu hamil (9 org) dan nifas
(1 org). Kalu dibandingkan tahun
2013 terjadi peningkatan kasus
20 Sie. SIK-Promkesling
kematian namun berdasarkan target
Renstra yaitu 10 kematian berarti
sudah dibatas target kasus kematian.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 15. Jumlah Kasus Kematian Ibu Per Puskesmas


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

21 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Penyebab kematian Ibu pada adalah karena


Ekslamsi sebanyak 4 org, penyebab Lain
sebanyak 4 org dan karena Perdarahan
sebanyak 2 org

Gambar 16. Gambaran Angka Kesakitan Malaria /API


(Annual Parasite Incidince) Per 1.000 Penduduk Tahun 2010 2014 di Kabupaten Barito Kuala

22 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Malaria merupakan salah satu penyakit menular


yang termasuk dalam pengendalian penyakit
dalam MDGs (Millenium Depelovment Goals).
Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk
adalah jumlah penderita malaria disuatu wilayah
tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah penduduk
diwilayah pada kurun waktu yang sama dikali
1.000
Angka kesakitan atau Annual Parasite Incidence
(API) pada tahun 2014 sebesar 0.30 per 1.000
penduduk dan sudah memenuhi target Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu
< 1 per 1.000 penduduk dan menurun di
banding tahun 2013.

Gambar 17. Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Tahun 2014 di Kabupaten Barito Kuala

23 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Kasus Malaria Positif


ditemukan tertinggi dari
Laporan Puskesmas Anjir
Pasar dengan 21 kasus
Positif.

Gambar 18. Penemuan Kasus TP Paru BTA Positif di Kabupaten Barito Kuala

24 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Tahun 2010 2014

Tuberkolusis (TB) selain merupakan salah


satu penyakit yang pengendaliannya
menjadi komitmen MDGs 2015, juga
merupakan salah satu emerging diseases
dimana Indonesia termasuk dalam
kelompok high burden countries yang
menempati urutan ketiga setelah India dan
China.
CDR (Case Detection Rate) yaitu jumlah
penderita baru dengan BTA Positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah
penderita baru BTA Positif yang
diperkirakan ada di wilayah tersebut

Tahun 2014, CDR TB Paru adalah 51.92 %


menurun dari tahun sebelumnya dan
dibandingkan dengan Renstra Dinas
Kesehatan masih belum mencapai target
yang telah di tetapkan yaitu 70 %.
Gambar 19. Penemuan Kasus TP Paru BTA Positif Per Puskesmas

25 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Tahun 2014 jumlah
kasus TB Paru yang
ditangani adalah 375
kasus yang terdiri dari
318 kasus baru BTA
Positif, kasus kambuh
sebanyak 7 kasus, 33
kasus baru BTA Negatif
dan 15 kasus TB Ekstra
Paru
Puskesmas Mekarsari,
Anjjir
Pasar
dan
Wanaraya memiliki CDR
diatas target 70%.

26 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 20. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014
Pneumonia merupakan infeksi akut
yang mengenai jaringan paru dan
populasi yang rentan terserang adalah
anak-anak usia < 2 tahun dan usia
lanjut > 65 tahun atau orang yang
memiliki masalah kesehatan seperti
malnutrisi dan gangguan imunologi.
Pada tahun 2014 dilaporkan ada 276
penderita pneumonia pada balita dan
semuanya ditangani (100%), hal ini
sesuai dengan target Renstra Dinas
Kesehatan. Namun dari jumlah
perkiraan yaitu 2.926 penderita hanya
ada 9.43% dari perkiraan penderita
yang di temukan dan di obati

27 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 21. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita per Puskesmas


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Penemuan penderita Pneumonia Balita


tertinggi di temukan berdasarkan laporan
Puskesmas Anjir Pasar yaitu sebanyak 39
kasus (24.20%).

28 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 22. Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Penderita Baru Kusta Per 100.000 Penduduk
Tahun 2010 - 2014 di Kabupaten Barito Kuala
Kusta merupakan penyakit menular
yang disebakan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Ada 2 (dua)
type penyakit kusta yaitu type Pausi
Basiler (PB) atau disebut juga
dengan kusta kering. Dan type yang
lainnya adalah Multi Basiler (MB)
atau kusta basah
Pada tahun 2014 ada 29 penderita
baru Kusta type MB dan tidak
ditemukan penderita baru kusta
type PB dengan angka penemuan
kasus baru (New Case Detection
Rate) per 100.000 penduduk
sebesar 9.91 dan Angka ini
menurun dibandingkan tahun 2013
yaitu 10.72

29 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 23. Penemuan Kasus Kusta Berdasarkan Type


Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
Penemuan penderita Kusta tertinggi di Puskesmas
Berangas yaitu sebanyak 8 kasus kusta type MP dan
Kasus Kusta Type PB di temukan di wilayah
Puskesmas Barambai dan Lepasan sebanyak 1 kasus.

30 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 24. Trend Penemuan Kasus Diare


Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010- 2014
Gambar 25. Penemuan Kasus Diare Per Puskesmas
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Pada tahun 2014, dari 10.241


target
penderita,
9.645
penderita atau
94.2 %
penderita yang berobat ke
sarana kesehatan.
Walau terjadi peningkatan
jumlah penderita dibandingkan
tahun sebelumnya namun
penderita di tangani yang
dating ke fasilitas kesehatan di
tangani sesuai standart. Hal ini
sesuai dengan target Renstra
maupun SPM bahwa 100 %

31 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Penemuan kasus diare tertinggi dari Puskesmas


Berangas dengan jumlah kasus 1.323 dan yang terendah
di Puskesmas Mekarsari dengan 226 kasus.

Gambar 26. Trend Kasus DBD dan Angka Kesakitan


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

32 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Pada tahun 2014, jumlah penderita penyakit


DBD dilaporkan sebanyak 45 kasus dengan
Incidince Rate 15.40 per 100.000 penduduk
dengan 1 kasus kematian di Puskesmas
Anjir Pasar. Bila dibandingkan tahun 2014
terjadi penurunan.

Gambar 27. Penemuan Kasus DBD dan Kematian Per Puskesmas


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

33 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Penemuan kasus DBD per puskesmas yang


tertinggi dari Puskesmas Barambai, Bantuil
dan Kuripan dengan 1 kasus kematian di
Puskesmas Anjir Pasar.

Filariasis atau elephantiasis atau


penyakit kaki gajah, adalah
penyakit yang disebabkan infeksi
cacing filaria yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk.

34

Pada tahun 2014 tidak di temukan


kasus baru filariasis di Kabupaten
Barito Kuala. Jumlah seluruh
Gambar 28. Angka Kesakitan Penderita Filariasis kasus filariasis yang ditemukan di
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014 Barito Kuala sampai saat ini
sebanyak 15 Kasus dengan angka
kesakitan 5.13 per 100.000
penduduk, menurun dibandingkan
Sie. SIK-Promkesling
tahun 2013 karena ada 1 kasus
kematian.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Pelayanan antenatal disebut


lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga
kesehatan
dengan
frekuensi pelayanan antenatal
minimal 4 kali selama kehamilan
dengan
ketentuan
waktu
pemberian pelayanan yang
dianjurkan yaitu : minimal 1 kali
pada triwulan ke 1 dan ke 2 serta
2 kali pada triwulan ke 3.

Gambar 29. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4Dibandingkan target Renstra
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014
Dinas Kesehatan, pencapaian K1

35 Sie. SIK-Promkesling

(95.29%) pada tahun 2014 masih


di bawah target yaitu 97%, begitu
juga dengan pencapaian K4
(78.74%) masih tidak mencapai
yaitu 87%.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 30. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4


Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
36 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Puskesmas
yang
cakupan
Pelayanan K1 Ibu Hamil masih di
bawah target Renstra 97% yaitu
Puskesmas Mekarsari, Jejangkit,
Belawang, Barambai, Marabahan,
Kuripan, Tabunganen, Wanaraya,
Berangas dan Mandastana.
Sedangkan untuk pelayanan K4
yang masih di bawah target Renstra
87% yaitu Puskesmas Mekarsari,
Jejangkit, Belawang, Barambai,
Marabahan, Kuripan, Tabunganen,
Wanaraya,
Berangas,
Rantau
Badauh, Tabukan, Bantuil, Lepasan
dan Anjir Pasar.

Gambar 31. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

37 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Dalam target MDGs, salah


satu upaya yang harus
dilakukan
untuk
meningkatkan kesehatan ibu
adalah menurunkan AKI
serta meningkatkan angka
pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan.
Di banding target Renstra
Dinas yaitu 75% maka
capaian 95.56% sudah
mememenuhi target, begitu
juga dengan target SPM
(90%) dan MDGs 2015
(84%),
namun
terjadi
penurunan
dibandingkan
tahun sebelumnya.

Gambar 32. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Per Puskesmas


di Kabupaten Barito Kuala tahun 2014

38 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan
persalinan
oleh
Tenaga
Kesehatan
per
Puskesmas pada tahun 2014
hanya Puskesmas Tabunganen
yang cakupannya masih di
bawah target 75% yaitu 73.6%

Gambar 33. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

39 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Pelayanan ibu nifas adalah


pelayanan
kesehatan
sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan
oleh tenaga kesehatan.
Dibandingkan target Renstra yaitu
83 % dan SPM yaitu 90% maka
pencapaian cakupan pelanan ibu
nifas tahun 2014 sudah mencapai
target yaitu 96,75 % dan terjadi
peningkatan di banding tahun
sebelumnya.

Gambar 34. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Per Puskesmas

40 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan pelayanan ibu nifas
per Puskesmas pada tahun
2014
hanya
Puskesmas
Jejangkit yang cakupannya
masih di bawah target 83 %
yaitu 63%

Gambar 35. Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan Neonatus

41 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014


Risti/kompliksi adalah keadaan
penyimpangan dari normal, yang
secara
langsung
akan
menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi
Cakupan
pelayanan
obstetri
maupun komplikasi pada neonatus
pada
tahun
2014
terjadi
peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Dan untuk obstetri pencapaian
tahun 2014 yaitu 90.02% sudah
mencapai target Renstra yaitu
65%.
Sedangkan
cakupan
penanganan komplikasi Neonatus
masih di bawah target Renstra
yaitu 56.77%.
Gambar 36. Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan60%
Neonatus

42 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Puskesmas
yang
cakupan
Pelayanan Kompikasi Kebidanan
masih di bawah target Renstra
65% yaitu Puskesmas Jejangkit,
Berangas,
Mekarsari,
Mandastana, Semangat Dalam
dan Barambai.
Sedangkan
untuk
cakupan
pelayanan Neonatus Komplikasi
yang masih di bawah target
Renstra 60 % yaitu Puskesmas
Jejangkit, Mekarsari, Mandastana,
Semangat Dalam, Barambai,
Tamban, Jelapat, Bantuil, Kuripan
dan Rantau Badauh

Gambar 37. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap

43 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014


Bayi hingga umur kurang dari satu
bulan merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan
paling tinggi.
Pelayanan kesehatan pada neonatus
(usia 0 28 hari) minimal tiga kali, yaitu
pada 6 jam 48 Jam setelah lahir, hari
ke 3 7 dan hari ke 8 28 hari (KN
Lengkap).
Cakupan KN Lengkap pada tahun 2014
sebesar 93.13% dan masih belum
mencapai target Renstra Dinas
Kesehatan yaitu 98%.

Gambar 38. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap Per Puskesmas

44 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap per
Puskesmas pada tahun 2014 yang sudah mencapai
target Renstra 98 % yaitu Puskesmas Semangat
Dalam, Tabukan, Anjir Pasar, Mandastana dan Tamban

Gambar 39. Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

45 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan kunjungan bayi umur 29 hari


11 bulan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali dalam setahun
yaitu saat umur 29 hari 3 bulan, umur
3 6 bulan, umur 6 9 bulan dan pada
saat umur 9 11 bulan.
Cakupan kunjungan bayi pada tahun
2014 sebesar 94,4% mengalami sedikit
penurunan di banding tahun 2013 dan
sudah mencapai target Renstra Dinas
Kesehatan yaitu 86%. Dan angka
capaian ini juga sudah mendekati
target SPM 2015 yaitu 96%.

Gambar 40. Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

46 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan Kunjungan Bayi per Puskesmas pada tahun


2014 yang sudah mencapai target Renstra 86 % yaitu
Puskesmas Mandastana, Rantau Badauh, Berangas,
Anjir Pasar, Bantuil, Wanaraya, Barambai, Belawang
dan Tabunganen

47 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 41. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita di Kabupaten


Barito Kuala
Tahun 2010 - 2014
Pelayanan kesehatan anak balita
adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan
pada anak usia 12 59 bulan
dalam upaya meningkatkan kualitas
hidup balita.
Cakupan pelayanan kesehatan
anak balita pada tahun 2014
sebesar 38.92% masih di bawah
target Renstra Dinas Kesehatan
yaitu sebesar 70% dan menurun di
banding tahun sebelumnya.

48 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 42. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Per Puskesmas


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

49 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita per


Puskesmas pada tahun 2014 yang sudah mencapai
target Renstra 70 % yaitu Puskesmas Marabahan.

Gambar 43. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014
50 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Pelayanan kesehatan pada siswa


kelas 1 SD/Sederajat dilaksanakan
pemantauan dini terhadap tumbuh
kembang, perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan beberapa masalah
kesehatan yang sering dialami anak
usia sekolah seperti karies gigi,
kecacingan,
kelainan
refraksi/ketajaman penglihatan dan
masalah gizi
Cakupan pemeriksaan siswa kelas
1 SD/sederajat pada tahun 2014
sebesar 94.14 % belum mencapai
target Renstra Dinas Kesehatan
maupun SPM 2015, dimana 100%
siswa
SD/sederajat
harus
mendapatkan
pelayan
kesehatan
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan pada Siswa kelas 1
Gambar 44. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat
SD/Sederajat per Puskesmas
Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
pada tahun 2014 yang sudah
mencapai target Renstra 100
% yaitu Puskesmas Mekarsari,
Berangas,
Belawang,
51 Sie. SIK-Promkesling
Barambai, Marabahan dan
Tabukan

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Gambar 45. Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014

52 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Tingkat pencapaian pelayanan keluarga


berencana dapat digambarkan melalui
cakupan peserta KB yang ditunjukkan
melalui peserta KB aktif dan jenis
kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Cakupan peserta KB Aktif pada tahun
2014 sebesar 81.47 % sudah mencapai
target Renstra Dinas Kesehatan yaitu
78%. Sedangkan cakupan peserta KB
Baru sebesar 10.63% dan masih di
bawah target Rensta yaitu 78%.
Capaian cakupan baik KB Aktif dan KB
Baru mengalami penurunan di
bandingkan tahun 2013.

Gambar 46. Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru


Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

53 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan Peserta KB Aktif tertinggi di


Puskesmas Wanaraya, sendakan untuk
Peserta KB Baru di Puseksmas
Tabunganen.

Gambar 47. Cakupan Imunisasi Dasar di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 2014

54 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Program imunisasi dasar lengkap


pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3
dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis
Hepatitis B dan 1 dosis Campak.
Target bayi usia 0 11 bulan
mendapatkan imusisasi dasar adalah
berdasarkan
Renstra
Dinas
Kesehatan sebesar 84%. Pada tahun
2014 cakupan imunisasi dasar
lengkap sudah mencapai target yaitu
81.78% namun terjadi penurunan di
bandingkan tahun 2013.

Gambar 48. Cakupan Imunisasi Dasar Per Puskesmas

55 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan imunisasi dasar lengkap sudah memenuhi
target Renstra 84% yaitu Puskesmas Jejangkit,
Mandastana, Barambai, Kuripan, Marabahan, Rantau
Badauh, Mekarsari, Wanaraya, Anjir Pasar, dan
Semangat Dalam

Gambar 49. Persentase Pencapaian UCI Desa di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014
56 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Pencapaian
Universal
Child
Immunization (UCI) pada dasarnya
merupakan proksi terhadap cakupan
atas imunisasi secara lengkap pada
sekelompok bayi.
Cakupan UCI dikaitkan dengan batasan
suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah
tersebut
tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat
atau bayi (herd immunity) terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I).
Pencapaian UCI tingkat desa/ kelurahan
pada tahun 2014 yaitu 85.57 % (sudah
mencapai target Renstra Dinas
Kesehatan yaitu 60 % dan terjadi
peningkatan
di
banding
tahun
sebelumnya.

Gambar 50. Persentase Pencapaian UCI Desa Per Puskesmas

57 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan Pencapaian UCI Desa Per
Puskesmas yang masih belum memenuhi
target Renstra 60% yaitu Puskesmas
Kuripan dan Puskesmas Lepasan

Gambar 51. Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT+


58 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2014


Tetanus disebabkan oleh toksin yang
diproduksi oleh bakteri Clostridum tetani
bisa menyerang bayi baru lahir (Tetanus
Neonatorum) pada saat persalinan dan
perawatan tali pusat dan merupakan salah
satu penyebab kematian bayi.
Salah satu strategi untuk mengeliminasi
tetanus pada neonatal dan wanita usia
subur termasuk ibu hamil adalah;
pertolongan persalinan yang aman dan
bersih, cakupan imunisasi rutin TT
(Tetanus Toxoid) yang tinggi dan merata
dan penyelenggaraan surveilans.
Pada tahun 2014 cakupan imunisasi TT
pada Ibu Hamil sebesar 56, 19% dimana
capaian ini menurun dibandingkan tahun
sebelumnya

Gambar 52. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut


59 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2014


Pelayanan
kesehatan
juga
dilakukan secara khusus kepada
kelompok pra usia lanjut dan usia
lanjut, dimana pada kelompok ini
biasanya banyak mengalami
gangguan kesehatan degeneratif
dan fungsi tubuh lainnya.
Pada tahun 2014 cakupan
pelayanan kesehatan pada usia
lanjut sebesar 7.67 %. Bila
dibandingkan dengan cakupan
tahun 2013 terjadi penurunan

Gambar 53. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas

60 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Upaya pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dilakukan secara rawat
jalan dan rawat inap. Sebagian besar
sarana
pelayanan
Puskesmas
dipersiapkan
untuk
memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi
kunjungan rawat jalan, sedangkan
rumah sakit yang dilengkapi berbagai
fasilitas
disamping
memberikan
pelayanan pada kasus rujukan untuk
rawat inap juga melayani kunjungan
rawat jalan
Pada tahun 2014, cakupan kunjungan
rawat jalan di Puskesmas sebesar
93.16%, meningkat dibanding tahun
2013 yaitu sebesar 90,67%.

Tabel 2. Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan

61 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


No
1
2
3
4
5
6
7
9
8
10

Kode
ICD X
J06
K29
I10
M06
A09
M13
L21
J 11
K04
I 96

Nama Penyakit

Jumlah

ISPA YTT
Gastritis dan Duodenitis
Hipertensi primer
Rematik artritis
Diare dan GE
Artritis lainnya
Alergi
Influenza
Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal
Hypotensi
Total

41.920
17.942
16.227
12.127
6.888
5.074
4.717
3.981
2.880
2.487
114.243

Gambar 54. AFP (Acute Flaccid Paralysis) Rate di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014

62 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Upaya
pencegahan
dan
pemberantasan penyakit Polio selain
imunisasi Polio bisa ditindaklanjuti
dengan
kegiatan
surveilans
epidemiologi secara aktif terhadap
kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis
(AFP) kelompok umur < 15 tahun
dalam kurun waktu tertentu untuk
mencari kemungkinan adanya virus
Polio liar yang berkembang di
masyarakat.
Target untuk non Polio AFP rate
ditetapkan sebesar 2 per 100.000
anak umur < 15 tahun. Di Barito Kuala
pada tahun 2014 ditemukan kasus AFP
sebanyak 3 (tiga) orang berdasarkan
laporan Puskesmas Tabunganen, Anjir
Muara dan Tabunganen dengan AFP
Gambar 55. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif
Rate 3.72

63 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014


Keberhasilan pengobatan
TB Paru dilihat dari angka
kesembuhan,
dimana
angka
kesembuhan
penyakit TB Paru sudah
melewati target yang
ditetapkan > 85%, yaitu
96.34%.
Dan
terjadi
peningkatan
dibanding
tahun sebelumnya.

Gambar 56. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif


64 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Angka
kesembuhan
penyakit TB Paru dengan
BTA Positif per puskesmas
sebagian besar sudah
mencapai target baik
target Renstra maupun
target Nasional 85%.
Hanya
puskesmas
Jejangkit,
Marabahan
dan Kuripan yang masih
di bawah target 85%.

Gambar 57. Trend Kematian Akibat Penyakit Malaria di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014
65 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Sejak tahun 2013 sudah tidak ditemukan


kasus kematian karena Penyakit Malaria di
Kabupaten Barito Kuala.

Gambar 58. Persentase Tingkat Kecacatan Tingkat II di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014

66 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Proporsi cacat tingkat II menggambarkan


keterlambatan dalam penemuan kasus kusta
serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap penyakit Kusta.
Pada tahun 2014, Proporsi cacat tingkat II
sebesar 2.39 per 100.000 penduduk dan
sudah memenuhi target Renstra yaitu < dari
10%, namun meningkat bila dibandingkan
tahun 2013.

Gambar 59. Kasus Kusta Type MB Selesai Berobat

67 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Per Puskesmas Di Kabupaten Barito KualaTahun 2014


Kasus kusta yang tercatat sampai dengan tahun
2014 sebanyak 58 kasus Type MB dan yang sudah
menyelesaikan pengobatannya atau RFT sebanyak
25 kasus (44,64%). Sedangkan untuk Type PB dari
2 kasus yang tercatat, 100% sudah RFT.

Gambar 60. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat


68 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014
Sebagian besar anemia ini disebabkan
oleh kekurangan zat besi (Fe) dan wanita
hamil merupakan salah satu kelompok
yang rentan masalah gizi terutama anemia
gizi besi. Untuk menanggulangi masalah
anemia gizi pada ibu hamil dilakukan
pemberian tablet darah (Fe) pada ibu hamil
sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
Pencapaian cakupan ibu hamil pada tahun
2014 yang mendapat tablet Fe1 adalah
97.72 % dan tablet Fe3 adalah sebesar

79.74%. Berdasarkan Renstra Dinas


Kesehatan untuk Fe3 target pada
tahun 2014 adalah 82% maka capaian
Fe3 tahun 2014 masih di bawah target
namun
terjadi
peningkatan
di
bandingkan
tahun
2013.
Gambar 61. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 Per Puskesmas

69 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan Pencapaian Ibu Hamil
mendapat Tablet Fe3 Per
Puskesmas
yang
sudah
memenuhi target Renstra 82 %
yaitu Puskesmas Semangat
Dalam. Jelapat, Mandastana,
Anjir Muara, Tamban dan Anjir
Pasar. Sedangkan puskesmas
lain masih belum mencapai
target.

Gambar 62. Persentase Bayi (6-11 bln) dan Anak Balita (1 4 thn) Yang Mendapatkan
70 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Kapsul Vitamin A Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014


Sasaran pemberian Vitamin A adalah bayi
(umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin
A 100.000 SI, anak balita (umur 1 4
tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000
SI.
Bayi diberikan 1 kali dan balita enam bulan
sekali pada bulan Februari atau Agustus.
Pada tahun 2014 cakupan bayi yang
mendapatkan kapsul vitamin A sebesar
98.4 % dan anak balita sebesar 54.3 %.
Sedangkan untuk Balita (6 59 bln)
mencapai 60.84%, masih di bawah target
Renstra tahun 2014 yaitu sebesar 95%.

Gambar 63. Persentase Balita Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Per Puskesmas

71 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan Pencapaian
Balita
yang
mendapatkan Kapsul
Vitamin
A
Per
Puskesmas belum ada
yang memenuhi target
Renstra 95%.

Gambar 64. Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan


72 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Kapsul Vitamin A Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014


Ibu nifas perlu diberikan kapsul vitamin A
200.000 SI sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI
Pemberian Vitamin Auntuk ibu nifas
diberikan pada saat pelayanan kesehatan
ibu nifas atau diluar pelayanan selama ibu
nifas tersebut belum mendapatkan kapsul
vitamin A.
Pada tahun 2014, pencapaian persentase
Ibu Nifas Kapsul A sebesar 90.2% dan
terjadi penurunan kalau di bandingkan
tahun 2013.

Gambar 65. Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan

73 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Kapsul Vitamin A Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

Cakupan Pencapaian
Ibu
Nifas
yang
mendapatkan Kapsul
Vitamin
A
Per
Puskesmas yang tinggi
capaianya
adalah
puskesmas Tamban,
sedangkan Puskesmas
Jejangkit
dengan
tingkat capaian paling
rendah.

Gambar 66. Persentase Pemberian ASI Ekslusif Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014
74 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Cara pemberian makanan pada


bayi yang baik dan benar adalah
menyusui bayi secara eksklusif
sejak lahir sampai dengan umur 6
bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan
Tahun 2014 cakupan pemberian
ASI Ekslusif berdasarkan target
Renstra Dinas Kesehatan adalah
25%. Sedangkan capaian cakupan
adalah 66.90 % yang artinya sudah
mencapai target dan meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya

Gambar 67. Persentase Pemberian ASI Ekslusif Per Puskesmas

75 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Cakupan Pencapaian Pemberian
ASI Ekslusif Per Puskesmas belum
memenuhi target Renstra 25%
adalah Puskesmas Lepasan.

Gambar 68. Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (Ditimbang dan BGM)


76 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014


Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S)
merupakan indikator yang berkaitan dengan
cakupan pelayanan gizi pada balita, pelayanan
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan
D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin
tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah
prevalensi gizi kurang.
Tahun 2014, cakupan jumlah balita yang di
timbang di posyandu sebesar 50.34% yang
artinya dibawah target yang ditetapkan Renstra
Dinas Kesehatan yaitu 74% dan menurun di
bandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk balita yang masih di bawah

garis merah (BGM) sebesar 2.06 % sudah


mencapai target Renstra yaitu menurun 5 %.

Gambar 69. Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (Ditimbang dan BGM)

77 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Per Puskesmas di Barito Kuala Tahun 2014


Tahun 2014 cakupan
Kunjungan Balita ke
Posyandu/ditimbang per
puskesmas yang sudah
mencapai target Renstra
74% hanya Puskesmas
Kuripan.
Sedangkan
untuk kasus Ballita BGM
yang belum mencapai
target Renstra < 5% yaitu
Puskesmas Tabunganen
dan Belawang

Gambar 70. Kasus Gizi Buruk Klinis di Barito Kuala Tahun 2014

78 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Sesuai dengan Target Renstra


Dinas Kesehatan bahwa setiap
kasus gizi buruk klinis yang
ditemukan 100 % mendapat
perawatan di RS Rujukan.
Pada tahun 2014, di Kabupaten
Barito Kuala di temukan 11
Kasus Gizi buruk klinis dan
semuanya sudah mendapat
perawatan.

Gambar 71. Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk


79 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 - 2014


Salah satu indikator yang digunakan untuk
mengetahui
keterjangkauan
penduduk
terhadap pelayanan kesehatan melalui
puskesmas adalah rasio puskesmas per
100.000 penduduk
Pada tahun 2014 terjadi penurunan karena
penambahan penduduk tidak di ikuti dengan
penambahan fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas)
Namun untuk mengatasi permasalahan
keterjakauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan adalah dengan peningkatan jumlah
sarana kesehatan seperti Pustu, Poskesdes,
Polindes dan Pusling atau perbaikan sarana
dan penambahan peralatan yang menunjang
dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat.

Tabel 3. Data Sarana Pelayanan Kesehatan


80 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014


JENIS SARANA

2010

2011

2012

2013

2014

PUSKESMAS

19

19

19

19

19

PUSTU

64

65

65

62

62

POLINDES

96

79

79

65

64

POSKESDES

46

69

74

91

92

Tabel 4. Daftar Apotik Berijin


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014

81 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

NO
1
2
3
4
5
6
7
8

NAMA SARANA
Nazhan Kurnia
Zairin
Muri
Utama
Matta
Bunda
Bastun
Anugerah Farma

ALAMAT

KET

Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Marabahan
Kec. Marabahan

Tutup

Tabel 5. Daftar Toko Obat Berijin


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014
NO
1

NAMA SARANA
Durun Nafis

82 Sie. SIK-Promkesling

ALAMAT
Kec. Alalak

KET

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Trisakti Farma
Iqbal
Bandi
Sahabat
Firdaus Farma
Lindas Jaya
Sumber Vitamin
Sehat
Az Zahra

Kec. Alalak
Kec. Alalak
Kec. Mekarsari
Kec. Mekarsari
Kec. Mekarsari
Kec. Marabahan
Kec. Alalak
Kec. Mekarsari
Kec. Mekarsari

Habis Masa Ijin

Habis Masa Ijin


Habis Masa Ijin

Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat


(UKBM) sebagai salah satu upaya
pemberdayaan
masyarakat
dibidang
kesehatan, dimana Posyandu sebagai salah
satu dari jenis UKBM.

Dan
dalam
rangka menilai kinerja dan
Gambar 72. Data Strata Posyandu di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2010
-2014

perkembangannya posyandu diklasifikasikan


menjadi 4 strata yaitu Posyandu Pratama,
Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan
Posyandu Mandiri.

83 Sie. SIK-Promkesling

Tahun 2014 di Kabupaten Barito Kuala ada


382 buah posyandu yang ada dan 100%
aktif. Posyandu dengan strata Pratama
sebanyak 28,13 %, posyandu madya
sebanyak 62,50 %, posyandu purnama
sebanyak 8,33% dan posyandu mandiri
sebanyak 1,04%.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Tabel 6. Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk

84 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 2014


TENAGA
KESEHATAN
Dokter dan
Dokter Gigi
Apoteker dan
Asit. Apoteker
Perawat dan
Bidan
Tenaga Gizi
Tenaga
Sanitarian
Tenaga Analis

STANDART

2010

2011

2012

2013

2014

51

10.14

16.47

22.65

20.74

22.22

40

7.6

6.8

8.49

10.37

13.33

217.5

139.78

135.67

162.11

196.33

130.56

22

11.23

7.52

10.62

10.02

9.91

51

9.42

11.1

10.26

8.30

7.86

Tahun 2014 rasio tenaga kesehatan


per 100.000 penduduk masih belum
mencapai Standart yang di tetapkan
Kementerian Kesehatan RI dan
Renstra Dinas Kesehatan.
Rasio dokter umum maupun dokter
gigi sebesar 22.22 masih rendah
dibanding Renstra yaitu 34.1
Rasio perawat dan bidan sebesar
130.56 masih belum mencapai
target Renstra yaitu 171.6

Begitu juga dengan Rasio Tenaga


Gizi (9.91), Tenaga Sanitarian
(7.86) dan Analis (10.59) masih
dibawah target Renstra yaitu 15.0
Gambar 73. Persentase Anggaran Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun
- 2014
utk2010
Tenaga
Gizi dan 25.7 untuk
tenaga Sanitarian
22

7.6

85 Sie. SIK-Promkesling

6.8

9.59

9.68

10.59

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Anggaran kesehatan yang bersumber


APBD Kabupaten tahun 2014 yaitu
sebesar Rp. 66.857.142.277,- yang
terdiri untuk kegiatan belanja tidak
langsung dan belanja langsung dengan
realisasi 93.12%.
Dari total Anggaran APBD Kabupaten
tahun 2014, anggaran untuk sektor
kesehatan sebesar 6.62 %, menurunt di
bandingkan tahun sebelumnya dan
masih tidak sesuai amanat UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 171
yang menyebutkan bahwa anggaran
untuk kesehatan untuk kegiatan belanja
langsung maupun tidak langsung
minimal 15% dari APBD dan 10 % bila
hanya untuk belanja langsung.

Gambar 74. Unit Cost Obat Per Kapita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009 2014

86 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Peningkatan dana kesehatan


termasuk
di
dalamnya
peningkatan obat per kapita
dapat memberikan pelayanan
pengobatan rasional sesuai
standart.
Standart WHO untuk unit cost obat
perkapita per tahun adalah US$ 1
dan standart nasional adalah Rp.
20.000,Pada
tahun
2014,
terjadi
penurunan
unit
cost
yaitu
Rp. 7.305,- tetapi masih jauh dari
standart nasional maupun WHO

Gambar 75. Persentase Masyarakat di Barito Kuala


87 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Berdasarkan Jaminan Kesehatan Yang Dimiliki Tahun 2014


Penduduk di Kabupaten Barito Kuala
pada tahun 2014 yang tercakup dalam
Jaminan Pembiayaan kesehatan sebesar
60.85%, menurun dibanding tahun
sebelumnya yaitu 62,76% walau ini
bukan menggambarkan keseluruhan
karena belum termasuk data dari asuransi
swasta.
Peserta
BPJS/Jamkesmas
atau
Jamkesda mendapatkan pelayanan
kesehatan secara komprehensif dan
berjenjang dari pelayanan kesehatan
dasar di Puskesmas dan jaringannya
hingga pelayanan kesehatan rujukan di
Gambar 76. Persentase Realisasi Penyerapan Dana BOK
rumah sakit.
88 Sie. SIK-Promkesling

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala Tahun 2014

Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014


Tujuan Bantuan Operasional
Kesehatan
(BOK)
untuk
Puskesmas dan jaringannya
adalah
untuk
membantu
pelaksanaan
pelayanan
kesehatan sesuai Standart
Pelayanan Minimal (SPM)
bidang
kesehatan
menuju
millennium development goals
(MDGs) .

Dana yang dialokasikan pada


tahun 2014 sebesar Rp.
1.900.000.000,- dengan
realisasi anggaran tahun
2013 sebesar Rp.
1.875.056.600,- (97,99%).

89 Sie. SIK-Promkesling

Anda mungkin juga menyukai