Anda di halaman 1dari 83

PENGELOLAAN

KEUANGAN DESA

BY : DIPTA PARAMITASARI

D A S A R

H U K U M

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

P
A
R
T
I
S
I
P
A
T
I
F

PENGANG
GARAN
PENGADAAN
BARANG/JASA DI DESA
PERATURAN KEPALA
LKPP NO. 13 THN 2013

Buku Kas Umum


Buku Kas
Pembantu Pajak
Buku Bank

Semester
I;
Semester
Akhir

Rancangan
APBDesa
(Okt thn berjln)

PERBUP/PERWAL
TTG
TATA CARA
PENYUSUNAN
APBDesa

Perdes

ASAS-ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN


DESA

1. ASAS
TRANSPARAN

SEMUA INFORMASI TERKAIT PENGELOLAAN


KEUANGAN DAPAT DIKETAHUI OLEH SIAPA SAJA

2. ASAS
AKUNTABEL

PENGELOLAAN KEUANGAN DAPAT


DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEPADA PIHAKPIHAK YANG BERWENANG

3. ASAS
PARTISIPATIF

MENGIKUTSERTAKAN KETERLIBATAN
MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBUATAN
KEPUTUSAN, PELAKSANAAN KEGIATAN, IKUT
MENIKMATI HASIL DARI KEGIATAN TERSEBUT,
SERTA DALAM MENGEVALUASI

3. ASAS TERTIB &


DISIPLIN

PENGELOLAAN KEUANGAN DILAKSANAKAN


SECARA KONSISTEN DAN SESUAI DENGAN
PRINSIP STANDAR AKUNTANSI

Pengelolaan keuangan desa , dikelola dalam masa 1 TA yakni


mulai tanggal 1 Januari s.d tanggal 31 Desember

KEPALA
DESA

SEKRETARI
S
URUSAN

Pelaksana
Kewilayaha
n
KEPALA
DUSUN

PELAKSANA
TEKNIS
Ka Kas Ka
i
si
si

Kau
r

kaur

Kaur

SOT
K

Kades
Sbg Pemegang
Kekuasaan
PTPKD

PENGELOLA
KEUANGAN
DESA

SEKDES
Koordinator
Kasi
Pelaks.
Kegiatan
Staf Ka.
urusan
Bendahara6

Kepala
Desa
(Pemegang
Kekuasaan
keuangan desa
dan kekayaan yg
dipisahkan)

PTPKD
( Keputusan
Kepala Desa)

Menerima,menyimpan,menyetorkan/mem
bayar, menatausahakan &
mempertanggungjwbkan penerimaan
pendapatan Desa & pengeluaran
pendapatan Desa dlm rangka pelaks.
APBDesa;

3 KOMPONEN APBDESA
2. BELANJA

1. PENDAPATAN

PAD
Des
a

Lain
Lain

Penyelengg
ara
Pemerintah
an Desa

Trans
fer

Pemberday
aan
Masyarakat
Desa

Pembina
Kemasyara
katan Desa

3. PEMBIAYAAN
Penerima
an
Pembiaya
an

Pengeluar
an
Pembiaya
an

Pelaksana
Pembangun
anDesa

Belanja Tak
Terduga

PENDAPATAN DESA
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening desa yg merupakan hak desa dalam 1 TA yg tidak
perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan Desa Terdiri dari :

1.
1. Hasil usaha; (hasil Bumdesa, tanah
Pendapat
kas desa)
an Asli
2. Hasil aset; (tambatan perahu, pasar
Desa
desa, tempat pemandian umum,
(PADesa);
jaringan irigasi)
3. Swadaya, partisipasi dan Gotong
royong; (membangun dengan
kekuatan sendiri yang melibatkan
peran serta masyarakat berupa
tenaga, barang yang dinilai dengan
uang.)
4. Lain-lain pendapatan asli desa (hasil
pungutan desa).

PENDAPATAN DESA
2. Transfer 1. Dana Desa;
2. Bagian dari Hasil Pajak Daerah
Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;
3. Alokasi Dana Desa (ADD);
4. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi;
dan
5. Bantuan Keuangan APBD
Kabupaten/Kota.
Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
dapat bersifat umum dan khusus.
Bantuan Keuangan bersifat khusus dikelola dalam APBDesa
tetapi tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling
sedikit 70% dan paling byk 30%

PENDAPATAN DESA
3.
Pendapat
an Lainlain

1. Hibah dan Sumbangan dari pihak


ketiga yg tidak mengikat; (adalah
pemberian berupa uang dari pihak ke
tiga)
2. Lain-lain pendapatan Desa yang sah
(antara lain pendapatan sebagai hasil
kerjasama dengan pihak ketiga dan
bantuan perusahaan yg berlokasi di
desa).

BELANJA DESA
Belanja desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa
yg merupakan kewajiban desa dalam 1 TA yg tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa.
Klasifikasi
Belanja Desa,
terdiri atas
kelompok:

1.
2.
3.
4.
5.

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;


Pelaksanaan Pembangunan Desa;
Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
Belanja Tak Terduga.

Kelompok belanja dibagi dalam kegiatan sesuai dengan


kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa, terdiri
atas jenis belanja : Pegawai, Barang dan Jasa, dan Modal.

JENIS
BELANJA

Jenis belanja pegawai, dianggarkan untuk


pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan
bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta
tunjangan BPD.

Belanja Pegawai dianggarkan dalam kelompok


Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kegiatan
pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan.

Belanja pegawai pelaksanaannya dibayarkan


setiap bulan.

Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk


pengeluaran pembelian/pengadaan barang yg nilai
manfaatnya kurang dari 12 bulan.

Belanja barang dan jasa al :


a. alat tulis kantor;
b. benda pos;
c. bahan/material;
d. pemeliharaan;
e. cetak/penggandaan;
f. sewa kantor desa;
g. sewa perlengkapan dan peralatan kantor;
h. makanan dan minuman rapat;
i. pakaian dinas dan atributnya;
j. perjalanan dinas;
k. upah kerja;
l. honorarium narasumber/ahli;

Insentif RT/RW adalah bantuan uang untuk


operasional lembaga RT/RW dalam rangka
membantu pelaksanaan tugas pelayanan
pemerintahan, perencanaan pembangunan,
ketentraman dan ketertiban, serta
pemberdayaan masyarakat desa.

Pemberian barang pd masyarakat/kelompok

BELANJA MODAL

Belanja Modal, digunakan untuk pengeluaran dalam


rangka pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang
nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan

Pembelian /pengadaan barang atau bangunan digunakan


untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa.

OBJEK BELANJA MODAL (kegiatan penyelenggaraan


kewenangan desa) :
1.Belanja bentuk tanah;
2.Belanja peralatan dan mesin;
3.Belanja gedung dan bangunan;
4.Jalan;
5.Irigasi;
6.Jaringan dalam skala desa;

BELANJA TAK TERDUGA


1

Dalam keadaan darurat dan/atau KLB,


pemerintah Desa dapat melakukan belanja
yang belum tersedia anggarannya.

Keadaan darurat dan/atau KLB merupakan


keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang dan/atau mendesak.

Keadaan darurat yaitu antara lain dikarenakan


bencana alam, sosial, kerusakan sarana dan
prasarana.

Keadaan luar biasa karena KLB/wabah.

Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan


dengan Keputusan Bupati/walikota.

Kegiatan dalam keadaan darurat dianggarkan


dalam belanja tidak terduga.

3.
Semua penerimaan yg perlu dibayar kembali dan / atau pengeluaran yg
akan diterima kembali, baik pada TA yg bersangkutan maupun pd
tahun2 anggaran berikutnya. terdiri dari:
A. PENERIMAAN PEMBIAYAAN : penerimaan yang perlu dibayar kembali
baik pada T.A berjalan maupun Tahun Anggaran berikutnya, terdiri dari:
1. Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya;
2. Pencairan Dana Cadangan;
3. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
B. PENGELUARAN PEMBIAYAAN : pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada Tahun Anggaran berjalan maupun Tahun Anggaran
berikutnya, yang terdiri dari :
1. Pembentukan Dana Cadangan;
2. Penyertaan Modal Desa

SiLPA tahun sebelumnya, a.l.


pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja
penghematan belanja
sisa dana kegiatan lanjutan.
SilPA digunakan untuk:
-

menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil


dari pada realisasi belanja;

mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan;

mendanai

kewajiban

lainnya

yang

s.d.

akhir

T.A.

belum

diselesaikan.
20

DANA CADANGAN

Pencairan Dana Cadangan,


digunakan u/ menganggarkan pencairan dana cadangan dari
rek. Dana cadangan ke Rek. kas Desa dlm T.A. berkenaan.
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan,
digunakan u/ menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa
yg dipisahkan.
Pembentukan Dana Cadangan,
Pemdes dpt membentuk dana cadangan u/ mendanai keg.
yg penyediaan dananya tdk dpt sekaligus/sepenuhnya
dibebankan dlm 1 T.A.
Pembentukan dana cadangan ditetapkan dgn perdes.
Perdes plg sdkt memuat:
penetapan tujuan pembentukan;
Prog. & kegiatan yg akan dibiayai ;
besaran & rincian tahunan yg harus dianggarkan;
sumber dana cadangan;
T.A. Pelaksanaan .
Pembentukan dana cadangan dpt bersumber dari
penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari
penerimaan yg penggunaannya tlh ditentukan scr
khusus berdasar peraturan per-UU-an.
ditempatkan pada rekening tersendiri.
21
Tdk melebihi Th. akhir masa jabatan Kades.

PELAKSANAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA

TAHAP PELAKSANAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Tahap pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan
APBDes dalam 1 (satu) Tahun Anggaran yang dimulai dari tanggal 1
Januari s/d 31 Desember.
Kegiatan yang berlangsung dalam tahap pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa ini meliputi :
a. Pengadaan barang dan jasa;
b. Penyusunan Buku Kas Pembantu Kegiatan; dan
c. Perubahan APBDes

PENGADAAN BARANG JASA DI DESA (PERKA


LKPP 13/2013)
LKPP tidak mengatur mekanisme PBJ di desa secara langsung,
namun PERBUP/PERWAL mengatur ttg pelaksanaan PBJ
dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan dan disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya setempat

TAHAP PELAKSANAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan


kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain RAB yg terlebih
dahulu diverifikasi oleh Sekdes dan disahkan oleh Kades.
Pelaksana kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran
yg menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan
mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sbg pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan di desa.
SPP dibuat setelah barang dan atau jasa diterima.
Pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan pembayaran (SPP)
kepada Kades. Pengajuan SPP terdiri atas :
a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
b. Pernyataan tanggungjawab belanja;
c. Lampiran bukti transaksi.

PENGAJUAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN

SEKRETARIS DESA BERKEWAJIBAN :


A.MENELITI KELENGKAPAN PERMINTAAN PEMBAYARAN YANG
DIAJUKAN OLEH PELAKSANA KEGIATAN,
B.MENGUJI KEBENARAN PERHITUNGAN TAGIHAN ATAS BEBAN
ABPDES YANG TERCANTUM DALAM PERMINTAAN PEMBAYARAN;
C.MENGUJI KETERSEDIAAN DANA UNTUK KEGIATAN DIMAKSUD;
D.MENOLAK PENGAJUAN PERMINTAAN PEMBAYARAN OLEH
PELAKSANA KEGIATAN APABILA TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN
YG DITETAPKAN
PEMBAYARAN YG TELAH DILAKUKAN OLEH BENDAHARA
DILAKUKAN PENCATATAN DI PENGELUARAN

PELAKSANA
KEGIATAN (PK)

RAB (verifikasi oleh


Sekdes & disahkan
oleh Kades)

PELAKSANAAN
KEGIATAN

PENGAJUAN SPP
kpd Kades, dgn
dilampiri :
1.SPP
2.Pernyataan
tggjwb belanja
3.Bukti transaksi

Dicatat dlm Buku


Pembantu Kas
Kegiatan sbg
pertanggungjawaba
n pelaksanaan
kegiatan

SPP (verifikasi
oleh Sekdes &
disahkan oleh
Kades)

Pembayaran yang
telah dilakukan
dicatat oleh
Bendahara di Buku
pencatatan
pengeluaran

PENATAUSAHAAN
Adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan,
baik penerimaan maupun pengeluaran uang
dalam satu tahun anggaran.
Penatausahaan terdiri dari :
a.Penerimaan
b.Pengeluaran
Pemerintah desa membuka Rekening Desa di
bank Pemerintah atau bank Pemerintah Daerah
atas nama Pemerintah Desa dan spesimen atas
nama Kepala Desa dan Bendahara.

WAJIB DILAKSANAKAN
OLEH BENDAHARA DESA

Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran menggunakan :


a.Buku Kas Umum
b.Buku Kas Pembantu Pajak
c.Buku Bank
Tugas dan Tanggungjawab Bendahara :
Bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bln scr tertib dan
wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan
pertanggungjawaban yg disampaikan setiap bln kpd Kepala Desa
paling lambat tg 10 bln berikutnya

PENERIMAAN, dapat dilakukan


dengan cara :
Disetorkan oleh Bendahara Desa;
Disetorkan langsung oleh Pemerintah
supra desa atau Pihak ketiga kepada
Bank yang telah ditunjuk;
Dipungut oleh petugas yang selanjutnya
dapat disetorkan kepada Bendahara
Desa atau disetor langsung ke Bank.

PENGELUARAN, dapat
dilakukan dengan cara :
Dokumen penatausahaan pengeluaran
harus disesuaikan dengan peraturan
desa tentang APBDes atau peraturan
desa tentang Perubahan APBDes.
Pengeluaran dilakukan melalui
pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP).

JENIS BUKU PENATAUSAHAAN :


Mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang
berkaitan dengan kas.

Mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran pajak


(khususnya PPh dan PPN).

Mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran yang terkait


dengan bank (penyetoran dan penarikan melalui Bank).

BUKTI TRANSAKSI
Adalah dokumen pendukung yang berisi data
transaksi yang dibuat setelah melakukan transaksi
untuk kebutuhan pencatatan keuangan.
Bukti Transaksi :
a. Kuitansi : bukti transaksi atas penerimaan uang
atas transaksi yang diterima sebagai bukti
pembayaran.
b. Nota : bukti penjualan atau pembelian barang yang
dibayar secara tunai
c. Faktur : bukti penjualan atau pembelian barang
yang dibayar secara kredit

JENIS
PAJAK

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

PENGUSAHA KENA PAJAK

PPh Pasal 21
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh)

21 dikenakan atas penghasilan yang


di terima Orang Pribadi dalam negeri
sehubungan dengan pekerjaan,jasa
dan kegiatan :
Pembayaran Gaji, Honor, Upah, Komisi,

Uang saku, Tunjangan dan sejenisnya

Tarif dan Besarnya PPh


Pasal 21
Tergantung Penerimanya:

PNS atau Non PNS


Pegawai Tetap atau Pegawai Tidak tetap
Mempunyai NPWP atau Tidak

Bagi yang belum ber-NPWP, PPh yang

dipotong 20% lebih tinggi.


Tarif Honorarium PNS :
PNS Gol. II tidak dikenakan
PNS Gol. III 5% x Jumlah Bruto
PNS Gol. IV 15% x Jumlah Bruto

PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 di pungut sehubungan

dengan pembayaran atas pembelian


barang seperti : Komputer, meubeler,
ATK, Kendaraan Dinas dll
Dengan nilai lebih dari Rp. 2.000.000,Memiliki NPWP 1,5% x Harga
Pembelian (tidak termasuk PPN)
Rekanan tidak ber-NPWP 3% x Harga
Pembelian (tidak termasuk PPN)
Jika tidak memiliki NPWP Tarif 100% lebih

tinggi.

PPh Pasal 22
Pengadaan yang tidak dikenakan PPh

Psl 22
Pembelian/pengadaan barang yang

tidak lebih dari Rp2.000.000,- (bukan


merupakan jumlah yang terpecahpecah)
Pembayaran untuk pembelian BBM,
listrik, gas, PDAM, benda pos
Pembayaran sehubungan dengan
penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)

PPh Pasal 23
Dikenakan atas:
Setiap pengadaan Jasa dan Sewa (selain

sewa tanah/bangunan dan jasa


konstruksi)
Jasa tehnik,jasa managemen,jasa
konsultan,
jasa instalasi listrik,telepon
Jasa perbaikan komputer, servis
mobil,AC dll

Tarif PPh Pasal 23


Ber-NPWP 2% x Jumlah Bruto (tidak

termasuk PPN)
Tidak Ber-NPWP 4% x Jumlah Bruto
(tidak termasuk PPN)
(Tarif lebih tinggi 100% jika tidak ber-

NPWP)

PPh Final Jasa Konstruksi


Dikenakan terhadap:
Pembayaran atas jasa pelaksanaan,

perencanaan dan pengawasan


konstruksi
Tarif:
2% pelaksanaan konstruksi yang

dilakukan oleh pengusaha konstruksi


yang memiliki kualifikasi usaha kecil.
4% pelaksana konstruksi yang
dilakukan oleh pengusaha konstruksi
yang tidak memiliki kualifikasi usaha

PPh Final Jasa Konstruksi


Tarif (lanjutan):
3% pelaksanaan konstruksi yang

dilakukan oleh pengusaha konstruksi


yang memiliki kualifikasi usaha
menengah dan besar.
4% perencanaan dan pengawasan
konstruksi oleh pengusaha konstruksi
yang memiliki kualifikasi usaha
6% perencanaan dan pengawasan
konstruksi oleh pengusaha konstruksi
yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

PPh Final Sewa


Tanah/Bangunan
Dikenakan atas:

Sewa tanah dan atau bangunan

Tarif:
10% x Nilai Persewaan

Pajak Pertambahan Nilai


(PPN)
Dipungut atas:

Setiap pembelian/pengadaan Barang

Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak


(JKP) dengan nilai lebih dari
Rp1.000.000,-

TIDAK DIPUNGUT PPN


Pengadaan bukan Jasa Kena Pajak (JKP):
Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
Jasa di bidang pelayanan sosial
Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
Jasa di bidang perbankan, asuransi dan sewa guna
usaha dengan hak opsi
Jasa di bidang keagamaan
Jasa di bidang pendidikan
Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah
dikenakan pajak tontonan
Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air
Jasa di bidang tenaga kerja
Jasa di bidang perhotelan

TIDAK DIPUNGUT PPN


Pembelian barang yang dibebaskan dari PPN:
Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau

bahan baku untuk pembuatan makanan ternak,


unggas dan ikan
Barang hasil pertanian yang dipetik langsung
dari sumbernya
Bibit dan atau benih dari barang pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran atau perikanan
Air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh PDAM
Listrik
Buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan
buku-buku pelajaran agama

Tarif dan Besarnya PPN


Setiap pembayaran oleh Bendahara

sudah termasuk PPN


PPN yang dipungut:
10% x Dasar Pengenaan Pajak

Dasar Pengenaan Pajak 100/110 x

Nilai Pembayaran

CONTOH KASUS
DESA CATUR TUNGGAL
MENERIMA DANA APBN/APBD TOTAL Rp. 804.260.590
Pada bulan Februari Maret 2015 akan dialokasikan kepada:
1. Belanja Barang:
a.
b.
c.
d.
e.

Beli
Beli
Beli
Beli
Beli

Semen
Rp 900.000 tanggal 5-2-2015
Belanja di Toko
Semen
Rp 800.000 tanggal 8-2-2015
Bangun Jaya
Pasir Rp 1.500.000 tanggal 10-2-2015
ber-NPWP dengan
Besi Rp 5.000.000 tanggal 2-3-2015
kwitansi sendiriKusen
Rp 9.000.000 tanggal 9-3-2015

sendiri

2. Belanja Jasa:
a. Service AC
NPWP
b. Catering Rp
NPWP

Rp 1.100.000 tanggal 10-2-2015


500.000 tanggal 12-3-2015

Rekanan berRekanan tidak ber-

3. Belanja Pegawai:
a.
b.
c.
d.

Honor Kegiatan kepada 5 orang @Rp 150.000 tanggal 15-2-2015


Uang transport kepala Desa Rp 50.000 tanggal 17-2-2015
Honor pembicara penyuluhan (PNS Gol IV) Rp 300.000 tanggal 5-3-2015
Penghargaan kepada Kades yang pensiun Rp 15.000.000 tanggal 9-32015

KEWAJIBAN PAJAKNYA
1. Belanja Barang:

Agar tidak ada


a. Beli Semen
Rp 900.000 (terutang meterai 3.000)
indikasi dipecah2
ketiga transaksi
b. Beli Semen
Rp 800.000 (terutang meterai 3.000)
digabungkan dalam
c. Beli Pasir Rp 1.500.000 (terutang meterai 6.000)
satu periode bulan
Februari 2015
Total transaksi bulan Februari Rp 3.200.000
PPN terutang Rp 1.700.000 x 10% = Rp 170.000 (Kode 411211/900)
(Pasir dikeluarkan dari DPP karena tidak terutang PPN)
PPh pasal 22 terutang
Rp 3.200.000 x 1,5% = Rp 48.000
(Kode 411122/900)
(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)

Catatan:
Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya,
setoran menggunakan NPWP Bendahara tetapi tarifnya menjadi 3%
(dianggap belanja kepada Rekanan yang tidak ber-NPWP)
PPh pasal 22 terutang
Rp 3.200.000 x 3%
(Kode 411122/900)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

= Rp

96.000

KEWAJIBAN PAJAKNYA

Agar tidak ada


indikasi dipecah2
d. Beli Besi Rp 5.000.000 (terutang meterai 6.000)
kedua transaksi
e. Beli Kusen
Rp 9.000.000 (terutang meterai digabungkan
6.000)
dalam satu periode
bulan Maret 2015

Total transaksi bulan Maret Rp .14.000.000


PPN terutang
Rp 14.000.000 x 10% = Rp 1.400.000
(Kode 411211/900)
PPh pasal 22 terutang
Rp 14.000.000 x 1,5% = Rp 210.000
(Kode 411122/900)
(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)
Catatan:
Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya,
setoran menggunakan NPWP Bendahara tetapi tarifnya menjadi 3%
(dianggap belanja kepada Rekanan yang tidak ber-NPWP)
PPh pasal 22 terutang
Rp 14.000.000 x 3% = Rp
(Kode 411122/900)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

420.000

KEWAJIBAN PAJAKNYA
2. Belanja Jasa:
a. Service AC
Rp 1.100.000
(terutang meterai 6.000)
b. Catering Rp 500.000
(terutang meterai 3.000)
Total transaksi bulan Februari Rp 1.100.000
PPN terutang Rp 1.100.000 x 10% = Rp 110.000
(Kode 411211/900)
(SSP atas Nama/NPWP Rekanan)
PPh pasal 23 terutang
Rp 110.000 x 2% = Rp 22.000
(Kode
411124/104)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)
Total transaksi bulan Maret Rp 500.000
PPN terutang NIHIL
PPh pasal 23 terutang
Rp 500.000 x 2% = Rp
411124/104)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

10.000

(Kode

Catatan:
Namun jika Rekanan punya NPWP tapi tidak mau memberikan NPWP-nya, setoran
menggunakan NPWP Bendahara tapi tarifnya menjadi 4% (dianggap belanja kepada
Rekanan yang tidak ber-NPWP)
PPh pasal 23 terutang
Rp 1.100.000 x 4% = Rp 44.000
411124/104)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)
PPh pasal 23 terutang
Rp 500.000 x 4% = Rp 20.000
411124/104)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

(Kode
(Kode

Kwitansi Include PPN


Apabila ada kwitansi pembelian yang didalamnya sudah tercantum PPNnya, maka dicari dahulu DPP (Dasar Pengenaan Pajak) nya:
Misal Bendahara Budi membeli sebuah Laptop dari Toko Cahaya (PKP)
seharga Rp 15.000.000, berapakah PPN dan PPh pasal 22 yang harus
disetor?
DPP = 100/110 x Rp 15.000.000 = Rp 13.636364
PPN terutang = Rp 13.636.364 x 10% = Rp 1.363.636
PPh Pasal 22 terutang
= Rp 1.363.636 x 1,5% = Rp 204.545
Bendahara membayar kepada Rekanan sebesar ????
Nilai kwitansi Rp 15.000.000 (PPN Rp 1.363.636 + PPh 22 Rp 204.545)
= Rp 13.431.818
PPN dan PPh Pasal 22 dipungut oleh Bendahara dan disetorkan ke Kas
Negara

KEWAJIBAN PAJAKNYA
3. Belanja Pegawai:
a.
b.
c.
d.

Honor Kegiatan kepada 5 orang @Rp 150.000


(Non Rutin tidak berNPWP)
Uang transport kepala Desa Rp 50.000
(Imbalan kegiatan Uang saku)
Honor pembicara (PNS Gol IV) Rp 300.000 (PNS Final tarif 15%)
Penghargaan Kades Rp 15.000.000 (Non Rutin berNPWP)

Transaksi bulan Februari


PPh pasal 21 terutang = 5 x Rp 150.000 x 6% = Rp 45.000 (Kode 411121/100)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)
PPh pasal 21 terutang = 50.000 x 5% = Rp 2.500

(Kode 411121/100)

Transaksi bulan Maret


PPh pasal 21 terutang = Rp 300.000 x 15% = Rp 45.000
411121/402) - FINAL
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)

(Kode

PPh pasal 21 terutang = Rp 15.000.000 x 5% = Rp 750.000 (Kode


411121/100)
(SSP atas Nama/NPWP Bendahara)
Catatan:
Penggunaan Dana APBN/APBD untuk belanja pegawai yang sifatnya rutin tarif
Pajaknya mengacu kepada tarif pasal 17 UU PPh dengan mekanisme pengurang PTKP
dan tarif berlapis. Batasan honor/gaji tidak terutang pajak adalah Rp 2.025.000 /bulan.

LAMPIRAN
Permendagri No.113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan
Desa

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

Anda mungkin juga menyukai