Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan memadai.
Pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan.
Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan
Peningkatan Kualitas Pemukiman dan Lingkungan yang sehat
Tabel 1. Penetapan Indikator Pencapaian Kinerja Daerah Bidang Kesehatan
NO
1
INDIKATOR
KONDISI
KINERJA
AWAL
(2012)
2013
2014
2015
2016
2017
KONDISI
KINERJA
AKHIR
62,64
63
63,37
63,73
64,1
64,47
64.74
129.34
128
126
124
122
120
120
13.67
13.3
12.9
12.6
12.3
11.9
11.9
TAHUN
12
11
10
5.
80
82
85
87
90
95
95
45
55
65
75
85
90
90
65
70
75
80
85
90
90
95
96
97
98
99
100
100
6.
7.
8.
9.
82
84
86
88
90
90
90
10.
46
50
60
70
75
80
80
11.
60
65
70
75
80
80
85
6.91
12
14
16
18
20
20
100
100
100
100
100
100
100
96,43
100
100
100
100
100
100
84.49
77
78
79
80
80
80
12.
13.
14.
15.
16.
100
100
100
100
100
100
100
17.
21
100
100
100
100
100
100
18.
60,51
65
70
70
70
70
70
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
93,81
>85
>85
>85
>85
>85
>85
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
55
60
65
70
75
80
80
49,67
100
100
100
100
100
100
1,67
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
70,15
30
35
40
45
50
50
27.
46,45
48
50
52
54
56
56
28.
46,76
48
50
52
54
56
56
29.
30.
31.
32.
33.
34.
27,57
31
33
35
37
40
40
74
80
85
90
95
100
100
55
60
65
70
75
80
80
Kebidanan
b.
Penyakit Dalam
c.
Bedah
d.
Anak
Jumlah tenaga Dokter Spesialis Penunjang di
RS :
a. Radiologi
b.
c.
Patologi Klinik
Anastesi
35.
d.
Rehabilitasi Medik
e.
Mata
Orthopedi
b.
Patologi Anatomi
c.
THT
d.
Jiwa
e.
f.
Jantung
36.
22,9
28.5
34.1
39.7
45.3
51
51
37.
22,9
28.5
34.1
39.7
45.3
51
51
186
189
192
195
198
201
201
141
156.3
171.6
186.9
202.2
217.5
217.5
38.
39.
40.
141
156.3
171.6
186.9
202.2
217.5
217.5
42.
a.
Gizi
10,4
12.7
15
17.3
19.6
22
22
b.
Sanitasi
8,9
17.3
25.7
34.1
42.5
51
51
c.
Apoteker
11,1
16.8
22.5
28.2
33.9
40
40
14
19
19
Piramida Penduduk menggambarkan jumlah penduduk per jenis kelamin, pertumbuhan, usia
sekolah dan penduduk produktif dan tidak produktif.
Piramida Penduduk Barito Kuala tahun 2012 menggambarkan sebagian besar berada pada
kelompok muda (prodiktif), tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi, serta tingkat pertumbuhan
Gambar
2. Jumlah
Penduduk
Jenis Kelamin
di Kabupaten
Barito Kuala
Tahunpendidikan
2008 - 2012
yang tinggi.
Hal yang
harusPer
di waspadai
adalah
perlunya peningkatan
sarana
dan
kesehatan karena besarnya usia muda yang akan memasuki usia pendidikan serta sarana
kesehatan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat
8
Jumlah Penduduk di Barito Kuala pada Tahun 2012 sebesar 282.524 jiwa dengan jumlah
rumah
tangga (RT) Akses
79.215 Terhadap
RT dan rata
banyaknya
anggotaBarito
RT adalah
3,57
jiwa.2008 - 2012
Gambar
3. Persentase
Airrata
Bersih
di Kabupaten
Kuala
Tahun
9
10
11
Gambar 5. Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Berdasarkan Kepmenkes No. 829 tahun 1999, rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah
Menurut MDGs 2015, cakupan masyarakat yang memiliki rumah sehat adalah 62,41 %,
sedangkan Barito Kuala pada tahun 2012 baru mencapai 27,57%
12
Gambar 6. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Gambar 7. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Menurut target MDGs 2015, penurunan kematian ibu pada tahun 2015
maksimal 102 kematian per kelahiran hidup (KH).
Pada tahun 2012, jumlah KH di Kab. Barito Kuala adalah 5.412 KH,
dengan kasus kematian 7 ibu maka AKI per 100.000 KH adalah 129,34
per 100.000 KH dan masih diatas target MDGs. Namun bila dilihat dari
kasus kematian ibu di Provinsi yaitu 123 kematian maka kabupaten
Barito Kuala masih jauh di bawah kasus kematian Provinsi
15
Gambar 9. Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 2012
16
Gambar 10. Kasus Kematian Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008-2012
17
Gambar 11. Kasus Kematian Ibu, Bayi, Balita Per Puskesmas di Kab. Barito Kuala Tahun 2012
18
Ket :
AMR : Anjir Muara
APS : Anjir Pasar
TBG : Tabunganen
BLG : Belawang
JLP : Jelapat
WNR : Wanaraya
LPS : Lepasan
BTL : Bantuil
RBD : Rantau Badauh MRB : Marabahan
KRP : Kuripan
TBN : Tamban
MKS : Mekarsari
BRB : Barambai
BRG : Berangas
JJK : Jejangkit
TBK : Tabukan
MDS : Mandastana
SDL : Semangat Dalam
Pada Tahun 2012, jumlah kasus kematian ibu adalah 7 jiwa, dimana kasus kematian terbanyak di
Puskesmas Bantuil dengan 2 kasus kematian. Untuk kasus kematian bayi adalah 74 kasus,
dimana kasus kematian terbanyak di Puskesmas Anjir Muara dengan 11 kasus kematian, dan
untuk kematian balita, dengan 9 kematian yang terbanyak dari puskesmas Marabahan dengan
5 kasus kematian
Gambar 12. Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000 Penduduk dan Kematian Karena Malaria
19
20
Gambar 13. Angka Kesakitan (Incidence Rate) DBD Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
21
22
Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, menyatakan bahwa sebanyak 80% komplikasi kebidanan dan
Neonatus harus di tangani. Pada tahun 2012, cakupan komplikasi kebidanan sebesar 72% dan bayi 34,7%
Cakupan kompliasi ibu hamil tertinggi dari Puskesmas Wanaraya (154,7%) dan yang terendah dari
Puskesmas Barambai (3,3%). Sedangkan untuk neonatus paling tinggi dari Puskesmas Kuripan
(82,30%) dan yang paling rendah dari Puskesmas Barambai (2,52%).
Rendahnya cakupan di Barambai karena adanya perbedaan persepsi terhadap kriteria pelayanan komplikasi
kebidanan dan neonatus yang di berikan.
23
Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 menyatakan bahwa sebanyak 90% ibu nifas mendapatkan
pelayanan kesehatan. Di Barito Kuala pada tahun 2012 cakupan pelayanan terhadap ibu nifas sudah
memenuhi target tersebut yaitu 91,7%
Cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi dari Puskesmas Mandastana (106,4%), sedangkan Puskesmas
yang cakupannya masih dibawah target adalah Puskesmas Anjir Pasar, Berangas, Belawang, Rantau
Badauh dan Kuripan
25
Target MDGs 2015, cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) adalah 80%, dan pada tahun
2012 cakupan KN Lengkap yaitu 96,54 % yang artinya sudah mencapai target tersebut.
Cakupan KN Lengkap tertinggi di Puskesmas Semangat Dalam yaitu sebesar 109,70% dan paling
rendah dari Puskesmas Anjir Pasar sebesar 84.39 %
26
27
Gambar 20. Persentase Wanita Usia Subur Menggunakan Alat KB (KB Aktif)
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
29
30
31
Target MDGs 2015, angka penemuan TB Paru (CDR) adalah 70 % dan angka kesembuhannya adalah >
85 %. Pada tahun 2012, angka CDR di Barito Kuala masih di bawah target yaitu 60,51 % tetapi tingkat
kesembuhannya sudah di atas target yaitu 93,81 %.
Puskesmas yang melaporkan angka CDR tertinggi adalah dari Puskesmas Jelapat yaitu 98.76 % dan
yang terendah dari Puskesmas Tabukan yaitu 22.99 %. Sedangkan kesembuhan hanya puskesmas
Gambar
24.dan
Cakupan
Penderita
Pertarget
100.000 Penduduk < 15 Tahun
Tabukan
(82,3%)
KuripanPenemuan
(66,7%) yang
masih diAFP
bawah
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Target
SPM
No.
Sumber
: Profil
DinasKemenkes
Kesehatan 2008 RI
2012
741 tahun 2008 menyatakan bahwa pada tahun 2015, AFP rate
ditetapkan sebesar 2 per 100.000 anak umur < 15 tahun atau 100% harus ditemukan dan ditangani.
Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate adalah penemuan kasus lumpuh layuh pada anak < 15 tahun sebagai
salah satu cara untuk pencegahan kasus polio.
Di Barito Kuala AFP rate sudah mencapai target yaitu 2 per 100.000 anak umur < 15 tahun kecuali
pada tahun 2011.
32 2012, kasus APF ditemukan 2 kasus (AFP Rate : 1,21) yang di temukan di Puskesmas
Pada tahun
Bantuil dan Marabahan masing masing 1 orang.
33
Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % Penderita Diare yang di temukan (41% dari
jumlah penduduk) dan harus ditangani. Pada tahun 2012 penemuan penderita diare adalah masih 73,06 persen
namun dalam penanganannya semua penderita diare ditangani di fasilitas pelayanan sehingga tidak ada
kematian karena diare.
34
Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % Penderita Pneumonia yang di temukan harus
ditangani. Dan target penemuan penderita Pneumonia pada Balita adalah 10 % dari jumlah balita yang ada. Pada
tahun 2012, penemuan penderita masih rendah yaitu 21,1 %, namun 100 penderita Pneumonia pada balita di
tangani sesuai standart di fasilitas pelayanan kesehatan.
35
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Kematian
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
5
1
0
Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar
Biasa (KLB), harus dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) < 24 jam. Pada tahun 2012 semua kejadian
KLB di lakukan PE.
36
Gambar 27. Cakupan Penimbangan Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
37
Gambar 28. Cakupan Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Target MDGs 2015 untuk balita gizi kurang yaitu 11,9 % dan balita
dengan gizi buruk adalah 3,6 %. Tahun 2012, di Barito Kuala ada 5,7 %
balita gizi kurang dan 1,1 % dengan gizi buruk.
Kasus gizi gurang masih tinggi ditemukan di Pusk. Tabunganen
(22,68%) dan Berangas (15,1%), sedangkan untuk gizi buruk yang masih
diatas target yaitu Pusk. Tabunganen (6,55 %).
38
Gambar 29. Kasus Gizi Buruk Klinis di Kabupaten Barito Kuala 2012
Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 , kasus gizi buruk harus 100% mendapatkan
perawatan di RS Rujukan.
Gizi buruk yang harus mendapat perawatan ke RS adalah kasus gizi buruk klinis dengan Marasmus dan
Kwashiorkor. Pada tahun 2012 ditemukan 7 kasus gizi buruk klinis dan semuanya mendapatkan perawatan di RS
39
Gambar 30. Cakupan ASI Eksklusif dan Pemberian MP ASI 6 24 Bulan Keluarga Miskin
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 dan MDGs bahwa 100 % anak usia 6 24 bulan
keluarga miskin mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan juga 100 % Cakupan Pemberian ASI
Eksklusif .
Pada tahun 2012, baru 6,9 % anak usia 6 24 bulan dari keluarga miskin mendapatkan MP ASI dan
9,28 % cakupan ASI Ekslusif.
Pemberian MP ASI lebih banyak tergantung dari bantuan pusat maupun Provinsi sedangkan tingkat
kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI Ekslusif juga masih rendah, bahkan puskesmas
Marabahan dan Anjir Pasar tidak melaporkan cakupan ASI Ekslusif.
40
Menurut Target MDGs, cakupan Bayi dan Balita mendapat kapsul vitamin A yaitu 90%.
Pemberian Vitamin A dilaksanakan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Untuk bayi
diberikan setahun sekali, sedangkan anak balita enam bulan sekali. Dan selama 5 tahun terakhir
cakupan pemberian vitamin A sudah di atas target MDGs karena sudah diatas 90%
Sedangkan Puskesmas yang cakupan pemberian Vitamin A untuk Balita tidak mencapai target adalah
Puskesmas Tabukan (78%) dan sedang untuk cakupan Bayi adalah Puskesmas Semangat Dalam (84%)
dan Kuripan
41 (73%)
Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, 100 % Siswa SD/Sederajat mendapat pelayanan
kesehatan., Pada tahun 2012, cakupan penjaringan Anak kelas 1 SD/sederajat adalah 96,40 % dan
untuk semua kelas adalah 18,68%
Puskesmas yang sudah mencapai target 100% adalah Puskesmas Tamban, Mekarsari, Semangat
Dalam, Barambai, Rantau Badauh dan Kuripan
42
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kesehatan salah satu
indikatornya dapat dilihat cakupan desa siaga aktif
Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, Cakupan Desa siaga aktif adalah 80 %, dan
pada tahun 2012 cakupan desa siaga di Barito Kuala adalah 70,15 %
43
Menurut Target MDGs 2015 bahwa 100% penduduk miskin memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun
2012, masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan seperti Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak
137.683 jiwa (48,73%). Namun untuk masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta Jamkesmas
maupun Jamkesda tetap mendapatkan jaminan kesehatan.
44
Jumlah Puskesmas selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan jumlah dan begitu juga dengan
jumlah puskesmas perawatan.
45
2009
10
2
1
-
2010
4
1
1
-
2011
2
1
-
2012
5
1
Selain pembangunan Poskesdes dan Pustu dan Puskesmas Baru yaitu Semangat Dalam Kec.
Alalak (2009) dan realokasi puskesmas yaitu Puskesmas Mandastana (2010) dan Puskesmas
Berangas (2011). Serta peningkatan Puskesmas perawatan menjadi Puskesmas PONED yaitu
Puskesmas Anjir Pasar pada tahun 2012.
Sampai akhir tahun 2012, desa yang masih belum memiliki fasilitas kesehatan sebanyak 22 desa.
Gambar 36. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
46
Selama Kurun Waktu 5 tahun, terjadi peningkatan jumlah sarana kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Tidak hanya pembangunan sarana tetapi juga peningkatan peralatan kesehatan yang sesuai standart
Gambar 37. Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
47
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan pelayanan puskesmas terhadap
penduduk adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Kondisi saat ini 1 puskesmas mewakili 16.020
penduduk
Gambar 38. Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
48
Kondisi ideal rasio jumlah tempat tidur RS dengan jumlah penduduk 1 : 1.000
penduduk, sedang dilihat dari grafik rasio kondisi saat ini 1 : 4.500 penduduk.
49
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Apoteker
Asisten Apoteker
Perawat
Bidan
Tenaga Gizi
Tenaga Sanitarian
Tenaga Kesehatan Lainnya
Jumlah
JUMLAH
TENAGA
SESUAI RATIO
JUMLAH
KEBUTUHAN
TENAGA
JUMLAH
TENAGA
SAAT INI
JUMLAH KEKURANGAN
TENAGA SESUAI RATIO
(GAP)
40
11
6
10
30
117
100
22
40
40
114
31
17
29
86
335
286
63
114
114
1.190
46
16
2
5
28
215
243
30
29
78
692
68
15
15
24
58
120
43
33
85
36
498
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga
kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Sampai tahun 2012,
kabupaten Barito Kuala masih memerlukan tenaga kesehatan untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan pada masyarakat selain tenaga non kesehatan lainnya.
50
Tabel 5. Pelatihan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 2012
No
Jenis Tenaga
Jenis Pelatihan
Tahun
2011
2012
Dokter
ACLS/ATLS/ATCLS
10
Perawat
BTLS/BTCLS
Tenaga Kesehatan
Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, bahwa persentase anggaran dinas kesehatan termasuk di
dalamnya untuk gaji pegawai adalah 15 % dibanding anggaran APBD Kabupaten. Sedangkan anggaran
kesehatan di Barito Kuala pada tahun 2012 masih 6,70 %
52
Total Anggaran
Belanja Langsung
Persentase
Belanja Tidak Langsung
Persentase
2009
36.463.875.962
17.183.376.362
47,12
19.280.499.600
52,88
2010
35.290.556.430
19.241.585.830
54,52
16.048.970.600
45,48
2011
42.944.266.884
24.787.150.684
57,72
18.157.116.200
42,28
2012
50.486.438.553
29.767.673.684
58,96
20.718.764.869
41,04
Selama kurun waktu 2009 2012, dari total anggaran lebih banyak di gunakan untuk kegiatan
belanja tidak langsung yaitu pembayaran gaji dan tunjangan pegawai kesehatan dibanding untuk
membiayai kegiatan program kesehatan.
Gambar 40. Unit Cost Obat Per Kapita
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009 - 2012
53
Peningkatan dana kesehatan termasuk didalamnya obat Per kapita dapat memberikan pelayanan Pengobatan
rasional sesuai standart Pedoman Pengobatan kepada Masyarakat.
Standart WHO untuk unit cost obat per kapita per tahun adalah US$ 1, Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2012
alokasi untuk belanja obat per Kapita/tahun baru mencapai US$ 0,78 atau sekitar Rp. 7.241,-. Terjadi peningkatan
dibanding tahun tahun sebelumnya.
54
NO
Uraian Kegiatan
Pelayanan Jamkesmas
Pelayanan Jampersal
Pagu Dana
(Rp)
3,130,472,551
1,900,000,000
Realisasi
(Rp)
408,741,610
1,523,617,730
1,867,677,379
Persentase
61,73 %
98.30 %
Realisasi Dana dari Pelayanan Jamkesmas dan Jampersal pada tahun 2012 adalah 61,73 %,
sedangkan untuk dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah 98,30 %.
Penyerapan dana BOK tertinggi pada Puskesmas Kuripan dan Tabunganen yaitu 99,99 %,
sedangkan penyerapan terendah adalah Puskesmas Belawang yaitu 88,32 %
PROGRAM BERKELANJUTAN
55
56
1. Pembardayaan sarana Posyandu dari status desa siaga belum berjalan maksimal serta
keberadaan dan kegiatannya masih bergantung pada dinas kesehatan
2. Sarana rujukan pasien ke RS masih belum maksimal dikarenakan belum terpenuhinya dokter
spesialis (4 spesialis dasar yakni Spesialis Anak, Penyakit Dalam, Kandungan dan Bedah Umum)
3. Belum terealisasinya Peraturan daerah Kejadian Luar Biasa (Perda KLB) yang menjadi ranah
inisiatif dewan perwakilan rakyat daerah
4. Masih belum terisinya tenaga strategis di seluruh puskesmas seperti analis/laboratorium, tenaga
farmasi dan gizi.
5. Sarana Mobilisasi/ambulance, ada 2 (dua) puskesmas yang belum memiliki dan 7 (tujuh)
puskesmas sudah berumur > 10 tahun.
6. Pengelolaan administrasi keuangan yang belum optimal dikarenakan kekurangan tenaga teknis
keuangan sehingga tugas tersebut dikerjakan oleh petugas teknis.
7. Penganggaran bidang kesehatan masih lebih banyak untuk kegiatan belanja tidak langsung dan
tidak berbasis kinerja
8. Sanitasi lingkungan masih perlu perhatian seperti cakupan masyarakat terhadap akses air
bersih, kebiasaan masyarakat terutama yang di pinggir sungai tidak memiliki jamban yang
memenuhi syarat, rumah sehat dan sanitasi umum yang masih rendah.
9. Sistem Infomasi Kesehatan yang pelaksanaannya belum optimal sehingga keterbatasan data
yang menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan.
57