Anda di halaman 1dari 57

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala


Tahun 2013 2017
(Ringkasan Renstra)
Visi :
Terwujudnya masyarakat Barito Kuala yang mandiri untuk hidup sehat dan berkualitas.
Misi :
Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, maka Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
adalah :
a.
b.
c.
d.

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan memadai.
Pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan.
Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan
Peningkatan Kualitas Pemukiman dan Lingkungan yang sehat
Tabel 1. Penetapan Indikator Pencapaian Kinerja Daerah Bidang Kesehatan

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Tahun 2013 - 2017

NO
1

INDIKATOR

KONDISI
KINERJA
AWAL
(2012)

2013

2014

2015

2016

2017

KONDISI
KINERJA
AKHIR

62,64

63

63,37

63,73

64,1

64,47

64.74

129.34

128

126

124

122

120

120

13.67

13.3

12.9

12.6

12.3

11.9

11.9

TAHUN

Umur Harapan Hidup (UHH) (Tahun)


Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran
Hidup
Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup

Persentase Balita Gizi Buruk (%)

12

11

10

5.

Cakupan kunjungan Ibu Hamil (%)


Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
(%)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
(%)
Prosentase ibu hamil yang mendapat pelayanan
K1 (ANC) (%)

80

82

85

87

90

95

95

45

55

65

75

85

90

90

65

70

75

80

85

90

90

95

96

97

98

99

100

100

6.
7.
8.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

9.

Cakupan kunjungan bayi (%)

82

84

86

88

90

90

90

10.

Cakupankelurahan Universal Child Immunization


(UCI) (%)

46

50

60

70

75

80

80

11.

Cakupan Pelayanan Anak Balita (%)

60

65

70

75

80

80

85

6.91

12

14

16

18

20

20

100

100

100

100

100

100

100

96,43

100

100

100

100

100

100

84.49

77

78

79

80

80

80

12.
13.
14.

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI


pada Anak usia 6 - 24 bulan Keluarga Miskin
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
(%)
Cakupan Penjaringan kesehatan siswa Kelas 1
SD dan Setingkat (%)

15.

Cakupan Peserta KB Aktif

16.

Cakupan Penemuan Dan Penanganan


Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

100

100

100

100

100

100

100

17.

Cakupan Penemuan Dan Penanganan


Penderita Pneumonia Balita (%)

21

100

100

100

100

100

100

18.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita


penyakit TBC BTA Positif (%)

60,51

65

70

70

70

70

70

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

19.

Cakupan penderita penyakit TBC BTA Positif


Yang Sembuh (%)

20.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita


penyakit DBD (%)

21.
22.
23.
24.
25.
26.

Cakupan pengobatan massal Filariasis terhadap


Jumlah penduduk Endemis (%)
Prosentase Penduduk memiliki Jaminan
Kesehatan (%)
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin (%)
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin (%)
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
(%)
Cakupan Desa Siaga aktif (%)

93,81

>85

>85

>85

>85

>85

>85

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

55

60

65

70

75

80

80

49,67

100

100

100

100

100

100

1,67

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

70,15

30

35

40

45

50

50

27.

Cakupan Masyarakat Yang Memiliki Akses


terhadap Air Minum yang Berkualitas (%)

46,45

48

50

52

54

56

56

28.

Cakupan Masyarakat yang Menggunakan


Jamban
Sehat (%)

46,76

48

50

52

54

56

56

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

29.
30.
31.
32.
33.

34.

Cakupan Masyarakat Yang Memiliki Rumah


Sehat (%)
Jumlah pembangunan Poskedes (Buah)
Prosentase Penduduk memiliki Jaminan
Kesehatan (%)
Jumlah Puskesmas rawat inap yang mampu
PONED (Buah)

27,57

31

33

35

37

40

40

74

80

85

90

95

100

100

55

60

65

70

75

80

80

Jumlah tenaga Dokter Spesialis Dasar di RS:


a.

Kebidanan

b.

Penyakit Dalam

c.

Bedah

d.
Anak
Jumlah tenaga Dokter Spesialis Penunjang di
RS :
a. Radiologi

b.

c.

Patologi Klinik
Anastesi

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

35.

d.

Rehabilitasi Medik

e.

Mata

Jumlah tenaga Dokter Spesialis Penunjang


lainnya
di RS :
a.

Orthopedi

b.

Patologi Anatomi

c.

THT

d.

Jiwa

e.

Kulit & kelamin

f.

Jantung

36.

Rasio tenaga dokter Umum per 100.000


penduduk di Puskesmas

22,9

28.5

34.1

39.7

45.3

51

51

37.

Rasio tenaga dokter Gigi per 100.000 penduduk


di Puskesmas

22,9

28.5

34.1

39.7

45.3

51

51

186

189

192

195

198

201

201

141

156.3

171.6

186.9

202.2

217.5

217.5

38.
39.

Jumlah desa memiliki tenaga Bidan


Rasio Bidan per 100.000 penduduk di
Puskesmas

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

40.

Rasio tenaga Perawat per 100.000 penduduk di


Puskesmas

141

156.3

171.6

186.9

202.2

217.5

217.5

Rasio tenaga Kesehatan Masyarakat per


100.000 penduduk di Puskesmas:
41.

42.

a.

Gizi

10,4

12.7

15

17.3

19.6

22

22

b.

Sanitasi

8,9

17.3

25.7

34.1

42.5

51

51

c.

Apoteker

11,1

16.8

22.5

28.2

33.9

40

40

14

19

19

Jumlah tenaga Non Medis di Puskesmas

Gambar 1. Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Angka Proyeksi Penduduk 2010 BPS Kabupaten Barito Kuala

Piramida Penduduk menggambarkan jumlah penduduk per jenis kelamin, pertumbuhan, usia
sekolah dan penduduk produktif dan tidak produktif.
Piramida Penduduk Barito Kuala tahun 2012 menggambarkan sebagian besar berada pada
kelompok muda (prodiktif), tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi, serta tingkat pertumbuhan
Gambar
2. Jumlah
Penduduk
Jenis Kelamin
di Kabupaten
Barito Kuala
Tahunpendidikan
2008 - 2012
yang tinggi.
Hal yang
harusPer
di waspadai
adalah
perlunya peningkatan
sarana
dan
kesehatan karena besarnya usia muda yang akan memasuki usia pendidikan serta sarana
kesehatan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat
8

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Angka Proyeksi Penduduk 2010 BPS Kabupaten Barito Kuala

Jumlah Penduduk di Barito Kuala pada Tahun 2012 sebesar 282.524 jiwa dengan jumlah
rumah
tangga (RT) Akses
79.215 Terhadap
RT dan rata
banyaknya
anggotaBarito
RT adalah
3,57
jiwa.2008 - 2012
Gambar
3. Persentase
Airrata
Bersih
di Kabupaten
Kuala
Tahun
9

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Jenis Sarana Air Bersih (SAB) yang digunakan masyarakat adalah


dari PDAM (Perpipaan), Sumur Pompa Tangan (SPT), Sumur Gali,
Penampungan Air Hujan dan Lainnya.
Menurut MDGs 2015 bahwa 68,87 % masyarakat memiliki akses
terhadap air minum berkualitas, sedangkan pada tahun 2012 baru
46,45 % masyarakat di Barito Kuala memiliki akses terhadap air
bersih

10

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 4. Persentase Masyarakat Yang Menggunakan Fasilitas Buang Air Besar


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

11

Target MDGs 2015, bahwa 64 %


masyarakat memiliki fasilitas jamban
sehat, sedangkan di Barito Kuala di
tahun 2012 baru sekitar 46,76 %.
Tahun 2008, Kab. Barito Kuala serta
dalam Prog. Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(STBM) dengan tujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dengan STBM.
Dan sampai tahun 2012, ada 9 desa
100% bebas BABS (Buang Air Besar
Sembarangan) yaitu Sumber Rahayu,
Simpang Jaya, Waringin Kencana
Kec. Wanaraya, Karang Dukuh,
Karang Buah Kec. Belawang, Karang
Bunga Kec.Mandastana, Gandaria
dan Mentaren Kec. Anjir Pasar serta
Desa Panca Karya Kec. Alalak.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 5. Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Berdasarkan Kepmenkes No. 829 tahun 1999, rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah
Menurut MDGs 2015, cakupan masyarakat yang memiliki rumah sehat adalah 62,41 %,
sedangkan Barito Kuala pada tahun 2012 baru mencapai 27,57%
12

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 6. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : BPS Kab. Barito Kuala

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit yang terdiri


dari Indikator Kesehatan (Umur Harapan Hidup waktu lahir), Pendidikan (angka
melek huruf dan lama sekolah), serta ekonomi (pengeluaran riil per kapita).
IPM Kab. Barito Kuala walau tiap tahunnya mengalami peningkatan tetapi tetap
berada pada rangking ke 11 dari 13 kabupaten/kota yang ada di Prov.
Kalimantan Selatan
13

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 7. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : BPS Kab. Barito Kuala

Status kesehatan masyarakat dapat ditunjukan oleh meningkatnya


Umur Harapan Hidup (UHH). Angka ini dipengaruhi oleh
menurunnya Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Anak, Angka
Kematian Ibu dan meningkatnya Status Gizi Masyarakat.
Selama Kurun Waktu 5 tahun UHH di Kab. Barito Kuala terus
mengalami peningkatan
14

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 8. Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 - 2012

Menurut target MDGs 2015, penurunan kematian ibu pada tahun 2015
maksimal 102 kematian per kelahiran hidup (KH).
Pada tahun 2012, jumlah KH di Kab. Barito Kuala adalah 5.412 KH,
dengan kasus kematian 7 ibu maka AKI per 100.000 KH adalah 129,34
per 100.000 KH dan masih diatas target MDGs. Namun bila dilihat dari
kasus kematian ibu di Provinsi yaitu 123 kematian maka kabupaten
Barito Kuala masih jauh di bawah kasus kematian Provinsi

15

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 9. Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 - 2012

Target MDGs untuk penurunan kematian bayi pada tahun 2015


maksimal 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup (KH).
Pada tahun 2012, jumlah KH di Kab. Barito Kuala adalah 5.412
KH, dengan kasus kematian 74 bayi maka AKB per 1.000 KH
adalah 13,67 maka sudah memenuhi target MDGs. Begitu juga
dengan kasus kematian Bayi di Provinsi yaitu 816 kasus,

16

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 10. Kasus Kematian Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008-2012

Target MDGs menetapkan nilai normatif Angka Kematian Balita


(AKABA) adalah, sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi
dengan nilai 71 140, sedang dengan nilai 20 70 dan rendah
dengan nilai < 20
Pada tahun 2012, jumlah KH di Kab. Barito Kuala adalah 5.412
KH, dengan kasus kematian 9 balita maka AKABA per 1.000
KH adalah 1,66 dan termasuk dalam kategori rendah

17

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012


Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Gambar 11. Kasus Kematian Ibu, Bayi, Balita Per Puskesmas di Kab. Barito Kuala Tahun 2012

18

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Ket :
AMR : Anjir Muara
APS : Anjir Pasar
TBG : Tabunganen
BLG : Belawang
JLP : Jelapat
WNR : Wanaraya
LPS : Lepasan
BTL : Bantuil
RBD : Rantau Badauh MRB : Marabahan
KRP : Kuripan
TBN : Tamban
MKS : Mekarsari
BRB : Barambai
BRG : Berangas
JJK : Jejangkit
TBK : Tabukan
MDS : Mandastana
SDL : Semangat Dalam

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Pada Tahun 2012, jumlah kasus kematian ibu adalah 7 jiwa, dimana kasus kematian terbanyak di
Puskesmas Bantuil dengan 2 kasus kematian. Untuk kasus kematian bayi adalah 74 kasus,
dimana kasus kematian terbanyak di Puskesmas Anjir Muara dengan 11 kasus kematian, dan
untuk kematian balita, dengan 9 kematian yang terbanyak dari puskesmas Marabahan dengan
5 kasus kematian
Gambar 12. Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000 Penduduk dan Kematian Karena Malaria
19

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

20

Berdasarkan target MDGs 2015, API (Annual


Parasite Incidence) yaitu penderita dengan
pemeriksaan Laboratorium positif malaria harus
menurun dibanding tahun sebelumnya.
Stratifikasi endemis Malaria berdasarkan API ; >
5 berarti tinggi, 1- 5 berarti sedang dan 0 1
berarti endemis rendah.
Selama 5 tahun, terjadi peningkatan API
bahkan tahun 2011 kab. Barito Kuala pada level
endemis sedang yaitu 1,65 per 1.000
penduduk. Dimana Puskesmas Jelapat jumalh
penderita tertinggi yaitu 84 orang dan terendah
di Puskesmas Marabahan sebanyak 3 orang
Tahun 2012, angka kematian (CFR) malaria
adalah 0.94 % atau 5 orang penderita
meninggal yaitu di Puskesmas Anjir Muara
(1 orang), Wanaraya dan Bantuil (2 orang).

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 13. Angka Kesakitan (Incidence Rate) DBD Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 - 2012

Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun


2008, penemuan dan penangan kasus DBD harus
100 %.
Selama kurun waktu 5 tahun angka kesakitan DBD
di Barito Kuala cenderung meningkat kecuali pada
tahun 2011, namun tidak ada kasus kematian
karena 100 % kasus DBD ditangani dengan baik
Pada tahun 2012, kasus DBD terbanyak ditemukan
di Puskesmas Semangat Dalam sebanyak
28 kasus dan semua di tangani dengan baik.

21

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 14. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

22

Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, cakupan


kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2015 adalah 95 %. Kab. Barito
Kuala pada tahun 2012 pencapaian K1 99,71% dan K4 83,72 %.
Cakupan tertinggi K1 di Puskesmas Mekarsari (114,6 %) dan
terendah di Puskesmas Bantuil (81,1 %) sedangkan cakupan K4
tertinggi ada di Puskesmas Anjir Muara (110,6%) dan yang
terendah di Puskesmas Mekarsari (55,5 %).
Cakupan ini lebih dari 100 % karena sasaran ibu hamil yang
ditemukan di lapangan lebih tinggi dari sasaran proyeksinya.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 15. Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, menyatakan bahwa sebanyak 80% komplikasi kebidanan dan
Neonatus harus di tangani. Pada tahun 2012, cakupan komplikasi kebidanan sebesar 72% dan bayi 34,7%

Cakupan kompliasi ibu hamil tertinggi dari Puskesmas Wanaraya (154,7%) dan yang terendah dari
Puskesmas Barambai (3,3%). Sedangkan untuk neonatus paling tinggi dari Puskesmas Kuripan
(82,30%) dan yang paling rendah dari Puskesmas Barambai (2,52%).
Rendahnya cakupan di Barambai karena adanya perbedaan persepsi terhadap kriteria pelayanan komplikasi
kebidanan dan neonatus yang di berikan.

23

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 16. Persentase Persalinan Yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 - 2012

Target MDGs 2015 bahwa angka pertolongan persalinan oleh tenaga


kesehatan adalah 84% dan SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008
yaitu 90%. Di Barito Kuala cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah 93,50 % berarti sudah memenuhi target baik dari
MDGs maupun SPM Kemenkes RI

Cakupan tertinggi di laporkan dari Puskesmas Rantau Badauh


sebesar 144.8 % dan terendah dan dibawah target adalah dari
Puskesmas Marabahan (87,3%) dan Kuripan sebesar 65,2 %
24

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 17. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 menyatakan bahwa sebanyak 90% ibu nifas mendapatkan
pelayanan kesehatan. Di Barito Kuala pada tahun 2012 cakupan pelayanan terhadap ibu nifas sudah
memenuhi target tersebut yaitu 91,7%
Cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi dari Puskesmas Mandastana (106,4%), sedangkan Puskesmas
yang cakupannya masih dibawah target adalah Puskesmas Anjir Pasar, Berangas, Belawang, Rantau
Badauh dan Kuripan

25

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 18. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target MDGs 2015, cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) adalah 80%, dan pada tahun
2012 cakupan KN Lengkap yaitu 96,54 % yang artinya sudah mencapai target tersebut.
Cakupan KN Lengkap tertinggi di Puskesmas Semangat Dalam yaitu sebesar 109,70% dan paling
rendah dari Puskesmas Anjir Pasar sebesar 84.39 %

26

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 19. Cakupan Kunjungan Bayi dan Anak Balita


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

27

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 menyatakan bahwa


pelayanan atau kunjungan pada bayi dan balita adalah 90%. Tahun
2012, cakupan kunjungan bayi masih rendah dari target yaitu 69,4%
dan kunjungan anak Balita masih 23,28 %.
Puskesmas yang cakupan kunjungan bayi yang tertinggi adalah Anjir
Muara (81,2%) dan paling rendah Pusk. Jelapat (50,8%).
Sedangkan untuk pelayanan anak balita Pusk.Bantuil memiliki
cakupan tertinggi yaitu 37,70 % dan Pusk. Semangat Dalam memiliki
cakupan terendah 13,13%.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 20. Persentase Wanita Usia Subur Menggunakan Alat KB (KB Aktif)
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 menyatakan


bahwa pada tahun 2015 cakupan peserta KB Aktif adalah
70%, di Barito Kuala cakupan peserta KB Aktif sudah mencapai
target yaitu 84,49 %
Cakupan peserta KB Aktif tertinggi adalah Puskesmas Kuripan,
sedangkan Puskesmas yang terendah adalah Puskesmas Anjir
Pasar
28

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

29

Gambar 21. Cakupan Imunisasi Lengkap dan DO Rate


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
Target MDGs 2015 bahwa
bayi usia 0 11 yang
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
adalah 80 %.
Imunisasi dasar lengkap pada
bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3
dosis DPT, 4 dosis Polio, 4
dosis Hepatitis B dan 1 dosis
Campak.
Pencapaian cakupan tertinggi
di Puskesmas Semangat
Dalam sebesar 121,21 % dan
Puskesmas
Barambai
memiliki cakupan terendah
sebesar 55,51 %

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012


Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Gambar 22. Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Imunization)


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

30

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012


Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 menyatakan


bahwa pada tahun 2015 desa/kelurahan 100% UCI. Di Kab.
Barito Kuala sejak tahun 2010 terjadi penurunan dan di tahun
2012 desa/kelurahan yang UCI hanya 46,5%.
Puskesmas yang UCI desa/kelurahannya mencapai target
100 % adalah puskesmas Tamban (100%), sedangkan
lainnya
dibawah target
program
Gambar 23. Angka Penemuanpuskesmas
Kasus (CDR)
danmasih
Kesembuhan
TB Paru
BTA Pos
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

31

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012


Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target MDGs 2015, angka penemuan TB Paru (CDR) adalah 70 % dan angka kesembuhannya adalah >
85 %. Pada tahun 2012, angka CDR di Barito Kuala masih di bawah target yaitu 60,51 % tetapi tingkat
kesembuhannya sudah di atas target yaitu 93,81 %.
Puskesmas yang melaporkan angka CDR tertinggi adalah dari Puskesmas Jelapat yaitu 98.76 % dan
yang terendah dari Puskesmas Tabukan yaitu 22.99 %. Sedangkan kesembuhan hanya puskesmas
Gambar
24.dan
Cakupan
Penderita
Pertarget
100.000 Penduduk < 15 Tahun
Tabukan
(82,3%)
KuripanPenemuan
(66,7%) yang
masih diAFP
bawah
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Target
SPM
No.
Sumber
: Profil
DinasKemenkes
Kesehatan 2008 RI
2012

741 tahun 2008 menyatakan bahwa pada tahun 2015, AFP rate
ditetapkan sebesar 2 per 100.000 anak umur < 15 tahun atau 100% harus ditemukan dan ditangani.
Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate adalah penemuan kasus lumpuh layuh pada anak < 15 tahun sebagai
salah satu cara untuk pencegahan kasus polio.
Di Barito Kuala AFP rate sudah mencapai target yaitu 2 per 100.000 anak umur < 15 tahun kecuali
pada tahun 2011.
32 2012, kasus APF ditemukan 2 kasus (AFP Rate : 1,21) yang di temukan di Puskesmas
Pada tahun
Bantuil dan Marabahan masing masing 1 orang.

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 25. Cakupan Penemuan Penderita Diare


Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

33

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % Penderita Diare yang di temukan (41% dari
jumlah penduduk) dan harus ditangani. Pada tahun 2012 penemuan penderita diare adalah masih 73,06 persen
namun dalam penanganannya semua penderita diare ditangani di fasilitas pelayanan sehingga tidak ada
kematian karena diare.

Gambar 26. Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita


Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

34

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % Penderita Pneumonia yang di temukan harus
ditangani. Dan target penemuan penderita Pneumonia pada Balita adalah 10 % dari jumlah balita yang ada. Pada
tahun 2012, penemuan penderita masih rendah yaitu 21,1 %, namun 100 penderita Pneumonia pada balita di
tangani sesuai standart di fasilitas pelayanan kesehatan.

Tabel 2. Jumlah dan Kematian Penyakit Karena KLB

35

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012


Nama Penyakit
Jumlah Penderita
DBD
38
AFP
2
DBD
34
AFP
5
DBD
55
AFP
6
Malaria
2
Keracunan Makanan
20
Diare
2
Keracunan Makanan
14
Malaria
534
Tetanus Neonatorum
1
Campak
33

Tahun
2008
2009
2010
2011
2012

Jumlah Kematian
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
5
1
0

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 bahwa 100 % desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar
Biasa (KLB), harus dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) < 24 jam. Pada tahun 2012 semua kejadian
KLB di lakukan PE.
36

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 27. Cakupan Penimbangan Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Kegiatan penimbangan balita di posyandu sangat penting


untuk deteksi dini ada tidaknya masalah gizi pada anak
terutama untuk deteksi dini kasus gizi buruk dan kurang.

Pada tahun 2012 balita yang di timbang sebanyak 65,64 % dan


70,68 % nya timbangannya naik.

37

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 28. Cakupan Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Target MDGs 2015 untuk balita gizi kurang yaitu 11,9 % dan balita
dengan gizi buruk adalah 3,6 %. Tahun 2012, di Barito Kuala ada 5,7 %
balita gizi kurang dan 1,1 % dengan gizi buruk.
Kasus gizi gurang masih tinggi ditemukan di Pusk. Tabunganen
(22,68%) dan Berangas (15,1%), sedangkan untuk gizi buruk yang masih
diatas target yaitu Pusk. Tabunganen (6,55 %).
38

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 29. Kasus Gizi Buruk Klinis di Kabupaten Barito Kuala 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 , kasus gizi buruk harus 100% mendapatkan
perawatan di RS Rujukan.
Gizi buruk yang harus mendapat perawatan ke RS adalah kasus gizi buruk klinis dengan Marasmus dan
Kwashiorkor. Pada tahun 2012 ditemukan 7 kasus gizi buruk klinis dan semuanya mendapatkan perawatan di RS

39

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 30. Cakupan ASI Eksklusif dan Pemberian MP ASI 6 24 Bulan Keluarga Miskin
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008 dan MDGs bahwa 100 % anak usia 6 24 bulan
keluarga miskin mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan juga 100 % Cakupan Pemberian ASI
Eksklusif .
Pada tahun 2012, baru 6,9 % anak usia 6 24 bulan dari keluarga miskin mendapatkan MP ASI dan
9,28 % cakupan ASI Ekslusif.
Pemberian MP ASI lebih banyak tergantung dari bantuan pusat maupun Provinsi sedangkan tingkat
kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI Ekslusif juga masih rendah, bahkan puskesmas
Marabahan dan Anjir Pasar tidak melaporkan cakupan ASI Ekslusif.
40

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 31. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Menurut Target MDGs, cakupan Bayi dan Balita mendapat kapsul vitamin A yaitu 90%.
Pemberian Vitamin A dilaksanakan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Untuk bayi
diberikan setahun sekali, sedangkan anak balita enam bulan sekali. Dan selama 5 tahun terakhir
cakupan pemberian vitamin A sudah di atas target MDGs karena sudah diatas 90%
Sedangkan Puskesmas yang cakupan pemberian Vitamin A untuk Balita tidak mencapai target adalah
Puskesmas Tabukan (78%) dan sedang untuk cakupan Bayi adalah Puskesmas Semangat Dalam (84%)
dan Kuripan
41 (73%)

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 32. Cakupan Penjaringan Anak Sekolah Dasar/Sederajat


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, 100 % Siswa SD/Sederajat mendapat pelayanan
kesehatan., Pada tahun 2012, cakupan penjaringan Anak kelas 1 SD/sederajat adalah 96,40 % dan
untuk semua kelas adalah 18,68%
Puskesmas yang sudah mencapai target 100% adalah Puskesmas Tamban, Mekarsari, Semangat
Dalam, Barambai, Rantau Badauh dan Kuripan
42

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 33. Cakupan Desa Siaga Aktif


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kesehatan salah satu
indikatornya dapat dilihat cakupan desa siaga aktif
Menurut target SPM Kemenkes RI No. 741 tahun 2008, Cakupan Desa siaga aktif adalah 80 %, dan
pada tahun 2012 cakupan desa siaga di Barito Kuala adalah 70,15 %
43

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 34. Persentase Masyarakat Yang Memiliki Jaminan Kesehatan


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2012

Menurut Target MDGs 2015 bahwa 100% penduduk miskin memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun
2012, masyarakat miskin yang memiliki jaminan kesehatan seperti Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak
137.683 jiwa (48,73%). Namun untuk masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta Jamkesmas
maupun Jamkesda tetap mendapatkan jaminan kesehatan.

44

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 35. Jumlah Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Jumlah Puskesmas selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan jumlah dan begitu juga dengan
jumlah puskesmas perawatan.

45

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Tabel 3. Progress Sarana Kesehatan Fisik Yang Telah di Bangun


Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2009 2012
Jenis Sarana
Poskesdes
Puskesmas Pembantu (Pustu)
Pembangunan/Realokasi Puskesmas
Peningkatan Puskesmas Perawatan PONED

2009
10
2
1
-

2010
4
1
1
-

2011
2
1
-

2012
5
1

Selain pembangunan Poskesdes dan Pustu dan Puskesmas Baru yaitu Semangat Dalam Kec.
Alalak (2009) dan realokasi puskesmas yaitu Puskesmas Mandastana (2010) dan Puskesmas
Berangas (2011). Serta peningkatan Puskesmas perawatan menjadi Puskesmas PONED yaitu
Puskesmas Anjir Pasar pada tahun 2012.
Sampai akhir tahun 2012, desa yang masih belum memiliki fasilitas kesehatan sebanyak 22 desa.
Gambar 36. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

46

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Selama Kurun Waktu 5 tahun, terjadi peningkatan jumlah sarana kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Tidak hanya pembangunan sarana tetapi juga peningkatan peralatan kesehatan yang sesuai standart
Gambar 37. Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
47

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan pelayanan puskesmas terhadap
penduduk adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Kondisi saat ini 1 puskesmas mewakili 16.020
penduduk
Gambar 38. Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 - 2012
48

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Kondisi ideal rasio jumlah tempat tidur RS dengan jumlah penduduk 1 : 1.000
penduduk, sedang dilihat dari grafik rasio kondisi saat ini 1 : 4.500 penduduk.

Tabel 4. Kondisi Sumber Daya kesehatan Dibandingkan Rasio Standart

49

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

(Per 100.000 Penduduk) Tahun 2012


NO

RASIO STANDART PER 100.000


PENDUDUK

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Apoteker
Asisten Apoteker
Perawat
Bidan
Tenaga Gizi
Tenaga Sanitarian
Tenaga Kesehatan Lainnya
Jumlah

JUMLAH
TENAGA
SESUAI RATIO

JUMLAH
KEBUTUHAN
TENAGA

JUMLAH
TENAGA
SAAT INI

JUMLAH KEKURANGAN
TENAGA SESUAI RATIO
(GAP)

40
11
6
10
30
117
100
22
40
40

114
31
17
29
86
335
286
63
114
114
1.190

46
16
2
5
28
215
243
30
29
78
692

68
15
15
24
58
120
43
33
85
36
498

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga
kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Sampai tahun 2012,
kabupaten Barito Kuala masih memerlukan tenaga kesehatan untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan pada masyarakat selain tenaga non kesehatan lainnya.
50

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Tabel 5. Pelatihan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 2012
No

Jenis Tenaga

Jenis Pelatihan

Tahun
2011

2012

Dokter

ACLS/ATLS/ATCLS

10

Perawat

BTLS/BTCLS

Tenaga Kesehatan

Komputer dan Jaringan

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Peningkatan kompetensi SDM kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan


kesehatan yang lebih optimal kepada masyarakat. Dinas Kesehatan melalui dana APBD telah
melalukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM yang baik di tingkat Kabupaten maupun
Puskesmas. Beberapa pelatihan yang telah dilakukan antara lain : ACLS/ATLS/ATCLS untuk dokter
dan BTLS/BTCLS untuk perawat yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam kegawat
daruratan di puskesmas. Sedangkan pelatihan lain adalah pelatihan komputer dan jaringannya
dalam rangka mendukung Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
51

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Gambar 39. Persentase Anggaran Dinas Kesehatan Dibanding APBD Kabupaten


Di Barito Kuala Tahun 2008 - 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2008 2012

Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, bahwa persentase anggaran dinas kesehatan termasuk di

dalamnya untuk gaji pegawai adalah 15 % dibanding anggaran APBD Kabupaten. Sedangkan anggaran
kesehatan di Barito Kuala pada tahun 2012 masih 6,70 %
52

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Tabel 6. Anggaran dari APBD Kesehatan Berdasarkan Penggunaannya


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009 2012

Total Anggaran
Belanja Langsung
Persentase
Belanja Tidak Langsung
Persentase

2009
36.463.875.962
17.183.376.362
47,12
19.280.499.600
52,88

2010
35.290.556.430
19.241.585.830
54,52
16.048.970.600
45,48

2011
42.944.266.884
24.787.150.684
57,72
18.157.116.200
42,28

2012

50.486.438.553
29.767.673.684

58,96
20.718.764.869

41,04

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Tahun 2009 - 2012

Selama kurun waktu 2009 2012, dari total anggaran lebih banyak di gunakan untuk kegiatan
belanja tidak langsung yaitu pembayaran gaji dan tunjangan pegawai kesehatan dibanding untuk
membiayai kegiatan program kesehatan.
Gambar 40. Unit Cost Obat Per Kapita
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009 - 2012
53

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

Sumber : RFK Dinas Kesehatan 2009 - 2012

Peningkatan dana kesehatan termasuk didalamnya obat Per kapita dapat memberikan pelayanan Pengobatan
rasional sesuai standart Pedoman Pengobatan kepada Masyarakat.
Standart WHO untuk unit cost obat per kapita per tahun adalah US$ 1, Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2012
alokasi untuk belanja obat per Kapita/tahun baru mencapai US$ 0,78 atau sekitar Rp. 7.241,-. Terjadi peningkatan
dibanding tahun tahun sebelumnya.

Tabel 7. Alokasi dan Realisasi Anggaran Jamkesmas, Jampersal dan BOK


di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012

54

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

NO

Uraian Kegiatan

Pelayanan Jamkesmas

Pelayanan Jampersal

Bantuan Operasional Kesehatan

Pagu Dana
(Rp)
3,130,472,551
1,900,000,000

Realisasi
(Rp)
408,741,610
1,523,617,730
1,867,677,379

Persentase
61,73 %
98.30 %

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan 2012

Realisasi Dana dari Pelayanan Jamkesmas dan Jampersal pada tahun 2012 adalah 61,73 %,
sedangkan untuk dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah 98,30 %.
Penyerapan dana BOK tertinggi pada Puskesmas Kuripan dan Tabunganen yaitu 99,99 %,
sedangkan penyerapan terendah adalah Puskesmas Belawang yaitu 88,32 %

PROGRAM BERKELANJUTAN

55

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

1. Eliminasi Penyakit Kaki Gajah/Filariasis di awal tahun 2013


2. Perlindungan jaminan kesehatan pada masyarakat penerima bantuan iuran/subsidi dari pemerintah
(pusat, provinsi dan kabupaten/kota)
3. Target pemberantasan Penyakit Menular (DBD, Malaria dan TB Paru)
4. Pembenahan sarana kesehatan terutama Polindes yang terbuat dari kayu (non permanen)
5. Pencapaian target program MDGs 2015 dan SPM Kementerian Kesehatan RI No. 741/2008

HAMBATAN DAN TANTANGAN :

56

Buku Saku Dinas Kesehatan Barito Kuala 2008-2012

1. Pembardayaan sarana Posyandu dari status desa siaga belum berjalan maksimal serta
keberadaan dan kegiatannya masih bergantung pada dinas kesehatan
2. Sarana rujukan pasien ke RS masih belum maksimal dikarenakan belum terpenuhinya dokter
spesialis (4 spesialis dasar yakni Spesialis Anak, Penyakit Dalam, Kandungan dan Bedah Umum)
3. Belum terealisasinya Peraturan daerah Kejadian Luar Biasa (Perda KLB) yang menjadi ranah
inisiatif dewan perwakilan rakyat daerah
4. Masih belum terisinya tenaga strategis di seluruh puskesmas seperti analis/laboratorium, tenaga
farmasi dan gizi.
5. Sarana Mobilisasi/ambulance, ada 2 (dua) puskesmas yang belum memiliki dan 7 (tujuh)
puskesmas sudah berumur > 10 tahun.
6. Pengelolaan administrasi keuangan yang belum optimal dikarenakan kekurangan tenaga teknis
keuangan sehingga tugas tersebut dikerjakan oleh petugas teknis.
7. Penganggaran bidang kesehatan masih lebih banyak untuk kegiatan belanja tidak langsung dan
tidak berbasis kinerja
8. Sanitasi lingkungan masih perlu perhatian seperti cakupan masyarakat terhadap akses air
bersih, kebiasaan masyarakat terutama yang di pinggir sungai tidak memiliki jamban yang
memenuhi syarat, rumah sehat dan sanitasi umum yang masih rendah.
9. Sistem Infomasi Kesehatan yang pelaksanaannya belum optimal sehingga keterbatasan data
yang menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan.

57

Anda mungkin juga menyukai