NOMOR : SK.
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KEPUTUSAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
° (Menhut-VI/BRPUK/2015
TENTANG
PETA ARAHAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI
UNTUK USAHA PEMANFAATAN HUTAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa dalam rangka menyiapkan ruang atau kawasan
hutan produksi seluas minimal 12.700.000 ha (dua belas
juta tujuh ratus ribu hektar) untuk meningkatkan akses
masyaraket dalam mengelola hutan melalui hutan
Kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman ralyat,
hutan adat, hutan rakyat serta kemitraan, sebagaimana
diamanatken dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun
2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019, maka perlu
menetapkan peta arahan pemanfaatan hutan produksi
untuk usaha pemanfaatan hutan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu
ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Peta Arahan Pemanfaatan Hutan
Produksi untuk Usaha Pemanfaatan Hutan
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4413};
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlin-
dungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
4, Undang-tndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-
tahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lemberan Negara Nomor
5587);10.
ll
12,
13,
14,
15,
a
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4452);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
16, Tambahan Lemberan Negara Republik Indonesia
Nomor 4814);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Kabinet
Kerja 2014 - 2019;
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 3);
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2015 tentang Penundaan Pemberian izin Baru dan
Penyempuraan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan
Gambut;
Peraturan Menteri Kehutanan Nomar P.49/Menhut-II/2011
tentang Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)
Tahun 2011 - 2030 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 381);
Pereturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-ll/2014
tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan
Pemanfaatan Hutan Pada Kawasan Huten Produksi Yang
Tidal Dibebani Izin Untuk Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 378}
Feraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.12/Menthk-II/2015 tentang Pembangunan Hutan
Tanaman Industri (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 472);
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.18/Menlhk-I/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;Mamperhatikan
Menetapkan
KEDUA
KEDUA,
KEEMPAT
a2
16, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutenan
Nomor SK.2312/Menhut-VIl/IPSDH/2015 tentang Peng.
tapan Peta Indikatif Penundean Pemberian icin Baru
Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal
Penggunaan Lain (Revisi VIII
Surat Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor:
§.96/VI-BRPUK/2015 tanggal 24 Maret 2014 hal
Permintasn Masukan dalam rangka Penyasunan Peta
Indikatif Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN TENTANG PETA ARAHAN PEMANFAATAN
HUTAN PRODUKSI UNTUK USAHA PEMANFAATAN HUTAN
Menetapkan Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi
untuk Usaha Pemanfaatan Hutan dengan skala 1:500,000,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Kepatusan ini,
+ Nawasan hutan produksi yang tidak dibebani izin yang
diarahican pemanfaatannya adalah + 10.806.220 ha (sepululs
iis delapan ratus enam ribu dua ratus dua puluh helctar),
yang dirinci berdasarkan wilayah Provinsi, sebagaimang
tereantum dalam Lampiran II Keputusan ini.
+ Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi sebagaimana amar
KESATU dan KEDUA terdiri dari:
& Ussha pemanfaatan bmtan| melalui _‘butan
Kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat,
hutan adat, dan hutan rakyat seluas + 5.886.305 he
(ima juta delapan ratus delapan puluh enam ribu tiga
ratus lima hektar}.
b. Useha pemanfaatan hutan melalui izin usaha
pemanfaatan hasil hutan seluas + 4.919.915 ha (empat
Juta sembilan ratus sembilan belas ribu sembilan ratas
lima belas hektar).
Peningkatan akses masyaraket untuk mengelola hutan
produksi melalui hutan kemasyaraketan, hutan desa, hutan
fanaman rakyat, hutan adat, hutan rakyat dan Kemitraan
mencapai + 12.747.670 ha (dua belas juta tujuh ratus empat
puluh tujuh ribu enam retus tujuh’puluh heltar), terdisi
dari
a Kawasan hutan produksi yang tidak dibebani izin seluas
* 5.886.305 ha (lima juta_ delapan ratus delapan puluh
enam ribu tigaratus lima hektar)
D. Sebagian kawasan hutan produksi yang éibebani iin,
yekni 20% (dua puluh per seratus) dari areal. kerja
TUPHHICHA dan IUPHRIHTI seluas + 34.06.8258 ha,KELIMA
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
KESEBELAS
eae
yaitu + 6.861.365 ha (enam juta delapan ratus enam
puluh satu ribu tiga ratus enam puluh lima heltar)
untuk usaha kemitraan.
Usaha pemanfaatan hutan sebagaimana amar KETIGA huruf
a, meliputi:
a. Hutan Desa (HD) atau Hutan Kemasyarakaten (HKm) di
dalam kewasan hutan produksi terbatas dan atau hutan
produksi tetap,
b. Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan
tanaman rakyat (UPHHK-HTR) di dalam kawasan hutan
produksi tetap.
Usaha pemanfaatan hutan melalui izin usaha pemanfa-atan
sebagaimana amar KETIGA huraf b, meliputi
a. Usaha pemanfaatan hesil hutan kayu dalam bhutan alam
(UPHHK-HA) seluas + 2.008.930 ha (dua juta delapan
vibu sembilan ratus tiga puluh hektay)
Usaha pemenfaatan hasil hutan kayn restorasi ekosistem
(UPHHK-RE) seluas « 1.791.680 ha (satu jute tujah rae
sembilan puluh satu riba enam ratus delapan puluh
hektar)
Usaha pemanfaatan haeil hutan kayu dalam hutan
tanaman (UPHHI-HT)) seluas + 1.119.305 ha (satu juta
seratus sembilan belas ribu tiga ratus lima hektar).
Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi scbagaimana
amar KEENAM huruf b sekaligus sebagai pencadangan areal
untuk UPHHK-RE dan huruf c sebagai pencadangan areal
untuk UPHHK-HTI.
Kawasan hutan produksi yang termasulc dalam penundaan
pemberian izin baru pada hutan alam dan lahan gambut
dapat sebagai pencadangan areal untuk UPHHK-RE.
Pencadangan areal HTR atau penetapan areal kerja Hutan
Desa (HD) atau Hutan Kemesyarakatan (HKm) sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kawasan Hutan Produksi yang diarahkan pemanfeatannya
Sebagaimana amar KETIGA dapat dimohon untuk usaha
pemanfaatan HHBK atau Jasa Lingkungan atau Usaha
Pemanfaatan Kawasan,
* Pemanfaatan hutan delam wilayah 120 (seratus dua pullth)
unit KPH Model yang sudah ada lembaga, sumberdaya
manusia dan sarana prasarana serta telah disyahkan RPHJP,
Giprioritaskan untuk meningkatkan akses masyarakat dalam
mengelola hutan melalui kerjasama pemanfaatan dan ata
hak kelola sesuai peraturan perundang-undangan.aoe
KEDUABELAS Dalam hal terdapat permohonan izin usaha pemanfaatan
hutan yang telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di dalam wileyah KPH Model yang RPHUPnya
belum disahkan dan tidak diarahan pemanfaatannya dalam
Keputusan ini, maka permohonan dapat diproses sesuai
peraturan perundang-undangan.
KETIGABELAS —: Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
pada KPH selain 120 KPH Model sebagaimana amar
KESEBELAS, wajib mempedomani Keputusan ini
KEEMPATBELAS : Peta Arahan Pemanfaatan Hutan Produksi sebagaimana amar
KESATU ditinjau kembali secara berkala _sekurang-
kurangnya setiap satu tahun sekali.
KELIMABELAS Dalam hal Gubernur memberikan rekomendasi atau
menerbitkan izin baru wajib berpedoman pada Peta Arahan
Pemanfaatan Hutan Produksi untuk Usaha Pemanfaatan
Hutan, sebagaimana Keputusan ini,
KEENAMBELAS : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.S364/Menhut-VI/BRPUK/
2014 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.5984/Menhut-VI/BRPUK/2014 dica-
but dan dinyatakan tidak berlaku
KETUJUHBELAS ; Keputusan ini mulai berlaku pada tangeal ditetapkan.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 24 Mei 2015
a.n. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA USAHA KEHUTANAN
ee
BAMBANG HENDROYONO
NIP. 19640930 198903 1 001
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(sebagai Laporan);
2. Sckzetaris Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
4 Direktur Jenderal_lingkup — Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;oe
Kepala Badan lingiup Kementerian Linglaung-
en Hidup dan Kehutanan;
Gubernur di seluruh Indonesia;
Bupati/Woalikota di seluruh Indonesia;
Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan
tanggung di bidang Kehutanan di seluruh
Indonesia;
Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Produksi (BPPHP) Wilayah I s/d XVIILempiran Il Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomer SK.2392/Menhut-V1/BRPUK/2015
Tanggal : 2) Mei 2015
Tenteng : Peta Arahon Pemanfaatan Hutan
Untuk Usaha Pemanfastan Hutan
LUAS ARAHAN PEMANFAATAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN PRODUKSI
YANG TIDAK DIBEBANI IZIN UNTUK USAHA PEMANFAATAN HUTAN
Sn TE
PEMANPAATAN T v n ismeread
re] rrowmes — asiteta am, | moran | emo | ornnan [notion] ee
‘ATR, HA & BR (haj 2 ‘UPHHK (4+5+6) bie
1 | Acen 177.235, 60.150 237.425
2 | Sumatera Uiara T 551.000| _s270 | 55.286 G10.865
ay 3 Riau 617.470 : 67.350 “685.430 |
S Jambi L 346.240 Ezy 65.36 201585
o Xep, Dangka Belltung 77.000, I = 30.470 50.470 227.470
(0 Kep, Riau. 7430 I ane 177.4020
‘Wilayeh Sumatera Rs 312.210 aes 228.850 2.430.570)
T_[_ Nusa Tenggara Bare — 1035960 102.850 153025]
18 | Sulawesi Tengah 315.335 319.035 53.100 +510 177.085 | 177.085
2 ‘Sulawesi Selatan, 258.495, = LC I 313.225 33.25,
a
rae an. wprresdtxuvoa Dur
ec hee eee eet ntrercien
izin 5.886.305 has
, 20% dari luas areal kerja IUPHHK-HA dan Te
IUPHHK-HTI (34.306,825 ha, per 29 Mei 2018)
seluas 6.861.365 ha.
BAMBANG HENDROYONO
NIP, 19640930 198903 1 001