Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI AUDITOR

INTERNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Internal Audit

Disusun oleh:

1. Ade Tri Nur’azizah (173403025)

2. Dewi Martin NS (173403028)

3. Puput Ayu Lestari(173403033)

4. Malem Br Sembiring(173403085)

Kelas : Akuntansi B

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan

judul “Peluang dan Tantangan Profesi Auditor Internal” tepat pada waktu

yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Internal Audit.

Atas terselesaikannya Makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Tedi Rustendi, S.E., M.Si sebagai dosen Mata Kuliah Internal Audit

2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan kami, maka penulisan Makalah ini jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak untuk perbaikan Makalah ini. Besar harapan kami

agar Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan

lebih tentang judul tersebut. Terima kasih.

Tasikmalaya, 9 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Auditor Internal ................................................................ 3

2.2 Tugas Auditor Internal ....................................................................... 5

2.3 Perbedaaan antara Auditor Internal dengan Auditor Eskternal ......... 7

2.4 Peluang yang Didapatkan dari Auditor Internal............................... 8

2.5 Tantangan yang Harus Dihadapi oleh Auditor Internal..................... 10

2.6 Implementasi Kasus ........................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ............................................................................................ 16

3.2 Saran ................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak dapat lepas dari

persaingan dan globalisasi ekonomi pada masa ini. Era globalisasi ini akan

memperkuat persaingan-persaingan antar perusahaan baik dalam maupun luar

negeri, sehingga diperlukan strategi yang potensial dan kreatif dalam

memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Selain itu, untuk

dapat bertahan dalam ketatnya persaingan ini diperlukan pengawasan yang

tepat dan maksimalisasi kinerja perusahaan. Pada umumnya, upaya yang

dapat dilakukan yaitu peningkatan produktivitas, efesiensi dan efektivitas

dalam mencapai tujuan perusahaan. Berbagai kebijakan dan strategi terus

diterapkan dan ditingkatkan untuk menyikapi hal ini. Salah satu kebijakan

manajemen yaitu dengan meningkatkan fungsi pengawasan atau pengendalian

internal dalam perusahaan.

Peluang auditor internal sangat besar dalam hal ini karena manajemen

memerlukan peranan seorang auditor internal tidak terkecuali untuk

pengawasan sehari-hari perusahaan sehingga jalannya perusahaan dapat

dilaksanakan lebih efektiv. Walaupun demikian untuk menjadi seorang

auditor internal tidak dapat terlepas dari berbagai tantangan. Banyak

tantangan yang harus dihadapi oleh auditor internal, salah satunya adalah

banyaknya pandangan atau perspektif negatif mengenai auditor internal.

Selain banyaknya tantangan yang harus dihadapi oleh calon auditor, proefesi

auditor internal juga memiliki banyak peluang yang bisa dibilang sangat

1
2

menguntungkan. Dari hal tersebutlah yang menjadi alasan kami dalam

memilih judul makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, yang menjadi

rumusan masalah adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan profesi Auditor Internal?

2. Bagaimana tugas dari Auditor Internal?

3. Apa perbedaan antara Auditor Internal dengan Auditor Eksternal?

4. Apa saja peluang yang didapatkan oleh Auditor Internal?

5. Apa saja tantangan yang harus dihadapi oleh Auditor Internal?

6. Bagaimana implementasi kasusnya?

1.3 Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka yang

menjadi tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui profesi Auditor Internal.

2. Untuk mengetahui tugas dari Auditor Internal.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara Auditor Internal dengan Auditor

Eskternal.

4. Untuk mengetahui peluang yang didapatkan menjadi Auditor Internal.

5. Untuk mengetahui tantangan yang harus dihadapi menjadi Auditor Internal

6. Untuk mengetahui implementasi kasusnya.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Auditor Internal

Menurut Institute of internal Auditor atau IIA, internal audit adalah

suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan serta

konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta

meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal audit membantu

organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu

pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan

keefektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan

pengelolaan organisasi.

Menurut Lawrence B. Sawyer diterjemahkan oleh Desi

Adhariani(2005, h.10),audit internal merupakan sebuah penilaian yang

sistematis dan objektif yang dilakukan audit internal terhadap operasi dan

kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untukmenentukan apakah

informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, risiko

yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, peraturan

eksternal serta kebijakan dan prosedur intenal yang bisa diterima telah diikuti,

kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumberdaya telah digunakan

secara efisiendan ekonomis, dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektiv

semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen

dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya

secara efektiv.

3
4

Menurut Prof. Dr. Abdul Halim (2008, h.11), audit internal adalah

suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas

organisasi. Informasi yang dihasilkan ditujukan untuk manajemen organisasi

itu sendiri.

Menurut Mulyadi (2002, h.210-211), tanggung jawab audit internal

berkaitan dengan fungsi audit internal, dengan melakukan kegiatan penilaian

yang bebas, dengan cara memeriksa akuntansi keuangan, dan kegiatan lain,

untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung

jawab mereka.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit internal merupakan suatu

kegiatan pemeriksaan dan penilaian yang sistematis dan objektif yang

dilakukan oleh Auditor Internal terhadap kegiatan perusahaan untuk

menentukan apakah :

a. Informasi keuangan aaadan operasi telah akurat dan dapat diandalkan.

b. Kemungkinan risiko yang dapat terjadi diidentifikasikan dan

diminimalisasi.

c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa

diterima dan diikuti.

d. Kriteria operasi yang memuaskan telah terpenuhi.

e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

f. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektiv sehingga dapat

dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi

dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektiv.


5

Seorang Auditor Internal bekerja langsung dalam internal perusahaan

yang bertugas untuk memeriksa atau mengaudit apakah manajemen sudah

melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien atau tidak. Kriteria utama

yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal adalah jujur dan integritas

yang sangat tinggi untuk memastikan tidak sampai ada penyimpangan pada

laporan keuangan perusahaan. Auditor internal biasanya lebih banyak untuk

memberikan saran-saran untuk perbaikan manajemen perusahaan yang

berhubungan langsung dengan tingkat kapatuhan operasional terhadap sistem

pengendalian internalnya sampai kepada konsep Good Corporate

Governance.

Auditor internal harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan

kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai

operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang

diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan

dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat

umum pemegang saham, peraturan pemerintah, dan peraturan lainnya yang

berkaitan.

2.2 Tugas Auditor Internal

Seperti yang telah dipaparkan diatas, Auditor Internal merupakan salah

satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manajemen dengan tugas

utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern yang dilakukan oleh

manajemen telah berjalan sebagaimana yang diharapkan atau tidak. Adapun

bentuk tugas tersebut yaitu:


6

a. Pemantauan aktivitas yang tidak dapat dilakukan langsung oleh

Manajemen Puncak;

b. Mengevaluasi pengolaan resiko, dengan fokus untuk mengidentifikasi dan

meminimalkan resiko (harusnya pake koma)

c. Memastikan validitas laporan yang ditujukan kepada manajemen, dengan

cara mereview laporan dalam hal akurasi, ketepatan waktu, dan

kegunaannya

d. Melindungi manajemen dalam tataran teknis, terutama dari dampak

negatif penggunaan teknologi informasi, dengan cara memberikan analisis

yang berkenaan dengan informasi yang dihasilkan sistem pengolahan data

e. Membantu dalam proses pengambilan keputusan, dengan cara

menyediakan atau menentukan keabsahan data atau informasi yang

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu juga

mengevaluasi dampak dari keputusan yang dibuat manajemen serta

menunjukkan risiko yang tidak dapat diantisipasi

f. Melakukan review yang berorientasi kemasa depan (program audit),

dengan cara melakukan review atas suatu kebijakan atau program yang

masuh dalam tahap perencanaan, serta menilai pengendalian melalui

sistem sebelum sistem tersebut diimplementasikan

g. Membantu manajemen dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal hal ini

audit internal diarahkan untuk menemukan akar permasalahan yang

dihadapi manajemen dan memberikan saran kepada manajemen untuk

melakukan perbaikan.
7

2.3 Perbedaaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eskternal

Auditor internal berasal dari pegawai organisasi yang bersangkutan

dan harus memiliki pemahaman yang baik berkenaan dengan karakteristik.

audit internal yang memiliki perbedaan dengan audit independen/eksternal.

Berikut adalah rincian perbedaannya:

a. Auditor internal

1) Yang menjadi subjeknya adalah pegawai organisasi yang

bersangkutan, atau dapat pula pihak luar dalam hubungan kerja

outsourching.

2) Melayani kebutuhan manajemen, oleh karena itu fungsi audit

internal merupakan bagian dari organisasi yang bersangkutan.

3) Fokus ke masa depan untuk membantu manajemen mencapai

sasaran dan tujuan organisasi secara efektiv dan efisien.

4) Berkepentingan secara langsung dalam pencegahan frauddalam

berbagai bentuk atau tingkat aktivitas yang di review.

5) Independen terhadap aktivitas yang diaudit.

6) Review atas aktivitas yang relevan (transaksi dan prosedur)

dilakukan secara terus menerus.

7) Output pada audit keuangan berupa temuan audit,

kesimpulan/pandangan, dan rekomendasi.

b. Audit eksternal

1) Yang menjadi subjeknya adalah pihak luar yang independen

(Akuntan Publik).
8

2) Melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan informasi

keuangan yang reliabel.

3) Fokus kepada akurasi dan dapat dipahaminya kejadian historis

seperti yang disajikan dalam laporan keuangan.

4) Berkepentingan secara insidental dalam pendeteksian fraudsecara

umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila mempengaruhi

secara material terhadap laporan keuangan.

5) Independen terhadap manajemen/klien baik dalam penampilan

maupun sikap mental.

6) Review atas catatan/dokumen yang mendukung laporan keuangan

secara periodik (umumnya setiap satu tahun sekali).

7) Output pada audit keuangan (audit atas Laporan Keuangan) berupa

pernyataan pendapat/opini.

2.4 Peluang Yang Didapatkan Dari Auditor Internal

Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan

semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin

dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu

manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi

dan efektivitas kegiatan.

Audit internal yang moderntidak lagi terbatas fungsinya dalambidang

pemeriksaan keuangan, tetapisudah meluas ke bidang lainnya, sepertiaudit

manajemen, audit lingkunganhidup, audit kepatuhan dan sudah mencakup


9

konsultasi yang didesainuntuk menambah nilai danmeningkatkan operasi

suatu organisasi.

Meskipun penelitian terdahulu seperti Burton et al.(2014) dan Bartlett

et al.(2017) menemukan bahwa akuntan berpengalaman dan profesional

bisnis mempunyai kecenderungan yang rendah untuk melamar pekerjaan

ketika dilabeli dengan auditor internal, namun terdapat faktor lain yang

mungkin dapat membuat profesi auditor internal ini menjadi diminati.

Salah satu bentuk faktor lain tersebut adalah pengembangan peran auditor

internal dari fungsi Assurance menjadi Management Training Ground

(MTG).

Ketika fungsi audit internal lebih banyak digunakan sebagai MTG,

sebagian persepsi negatif sebelumnya mungkin akan berkurang. Perubahan

fungsi ini diduga juga dapat mempengaruhi minat calon pelamar untuk

mendapatkan pekerjaan sebagai auditor internal, karena diduga ikut

mempengaruhi keinginan pelamar kerja, oleh karena itu penting untuk

mengetahui bagaimana pengembangan atau perubahan peran auditor dari

pendekatan tradisional sebagai fungsi penilai independen memengaruhi

keinginan tersebut.

Baru-baru ini, sebagian literatur mengenai audit internal

mengemukakan diskusi mengenai pengembangan/perubahan peran auditor

menjadi MTG di dalam perusahaan. Lebih dari separuh departemen audit

internal pada perusahaan yang memperdagangkan sahamnya ke publik

menggunakan posisi audit internal untuk melatih karyawannya menjadi

manajer senior (Oxner & Oxner, 2006).


10

Selain berkaitan dengan peran auditor sebagai Assurance vs

Consulting,MTG juga berkaitan dengan peran departemen audit internal

sebagai tempat pelatihan bagi calon manajer di masa depan. Penggunaan

fungsi audit internal sebagai MTG diarahkan sebagai tempat untuk melatih

orang-orang di dalam organisasi untuk menjadi manajer senior di masa yang

akan datang. Prospek karir yang ditawarkan dengan adanya MTG ini diduga

ikut mempengaruhi keinginan calon pelamar kerja untuk menduduki posisi

sebagai auditor internal diawal karirnya.

Menggunakan fungsi audit internal sebagai MTG dianggap dapat

memberikan daya tarik tersendiri bagi pelamar dalam upaya mendapatkan

auditor internal yang berkualitas tinggi.

2.5 Tantangan yang harus dihadapi oleh Auditor Internal

Perubahan peran dari Assurance ke MTG bukan tanpa risiko. Risiko

yang potensial terjadi adalah menurunkan objektivitas auditor internal dalam

melakukan tugas pengawasan dan monitoring, semakin besarnya peluang

munculnya salah saji material dalam pelaporan keuangan dan anggaran yang

lebih besar untuk mengoperasikan departemen pengauditan internal. Dampak

lainnya adalah meningkatnya fee audit karena eksternal auditor dapat

mempersepsikan auditor internal tidak objektif yang berakibatnya

meningkatnya risiko audit (Christ et al., 2014; Messier et al., 2011; Rose et

al., 2013).

Beberapa persepsi negatif terhadap pekerjaanauditor internal seperti

penemu kesalahan danpolisi perusahaan lebih cenderung muncul


11

ketikaauditor internal lebihmenekankan kepada peranAssurancedibandingkan

ketika fungsi audit internaldioperasikan sebagai tempat berkonsultasi.

Argumen lain adalahmunculnya persepsi bahwa fungsiAssurance

lebihdiarahkan untuk menginvestigasi dan melaporkankesalahan daripada

ditujukan kepada bagaimanaaudit internal mencari dan mengusulkan

perbaikan(Burton et al., 2014). Persepsi negatif lain seperti pekerjaan sebagai

auditor internal tidak menarik jugalebihmelekat ketika ia difungsikan sebagai

Assurancedaripada sebagaiConsulting.

2.6 Implementasi Kasus

a. Tantangan Menjadi Seorang Auditor

Profesi auditor menjadi perhatian dunia pada awal abad 21, saat

muncul kasus Enron dan Worldcom. Meski reputasi auditor sempat

terpuruk karena berbagai kasus kolapsnya beberapa perusahaan tersebut

yang melibatkan peran auditor, saat ini auditor sudah turut berperan dalam

implementasi Good Corporate Governance (GCG) maupun Good

Government Governance (GGG).

Peran auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi baik

perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan asing, perusahaan

multinasional, lembaga pendidikan, pemerintahan, dan organisasi nirlaba.

Profesi audit internal memiliki kode etik profesi yang harus ditaati dan

dijalankan oleh segenap auditor internal. Kode etik tersebut memuat

standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal.


12

Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21

memang menggemparkan dunia, kedua perusahaanbesar di Amerika

Serikat ini terbukti telah melakukan frauddalam laporan keuangan, tidak

hanya mengakibatkan sejumlah kerugian besar bagi investor, namun juga

mempengaruhi perekonomian negara itu. Baru-baru ini, pada pertengahan

Juni 2015, terkuak juga kasus Toshiba di Jepang yang terbukti telah

melakukan manipulasi laporan keuangan. Kasus-kasus ini membuat

pengguna laporan keuangan mau tidak mau harus meningkatkan

kewaspadaan mereka terhadap keandalan laporan keuangan. (Artikel dari

BAK PKN STAN)

b. Paradigma Baru Internal Auditor

Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat

ini sangat pesat, bahkan Internal auditor telah diakui keberadaannya

sebagai bagian dari organisasi perusahaan (corporate governance) yang

dapat membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan,

terutama dari aspek pengendalian.

Dimana dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan

pandangan terhadap profesi internal auditor dari paradigma lama yang

masih berorientasi pada mencari kesalahan (watchdog) menuju paradigma

baru yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis.

Selain itu juga telah terjadi pendekatan baru dalam internal audit yaitu risk

based audit approach.


13

The Institute of Internal Auditor pada tahun lalu (2001) telah

melakukan redifinisi terhadap internal auditing. Dimana disebutkan bahwa

internal auditing adalah suatu aktivitas independen dalam menetapkan

tujuan dan merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang

bernilai tambah (value added) dan meningkatkan operasi perusahaan.

Dengan demikian internal auditing membantu organisasi dalam mencapai

tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai

dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (risk management)

melalui pengendalian (control) dan proses tata kelola yang baik

(governance processes).

Pengertian risk management secara umum merupakan

pengelolaan risiko-risiko yang terkait dengan aktivitas, fungsi dan proses,

sehingga suatu organisasi dapat meminimalkan kerugian (loss) dan

memaksimalkan kesempatan (opportunity). Pengelolaan risiko meliputi

identifikasi, analisis, assesment, penanganan, monitoring dan komunikasi

risiko.

Pendekatan risk based audit memerlukan keterlibatan internal

auditor dalam risk assessment.Risk assessment menyoroti peran internal

auditor dalam identifikasi dan analisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi

perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari internal auditor

dalam mengenali resiko-resiko yang dihadapi manajemen dalam mencapai

tujuan organisasinya. Internal auditor dapat menjadi mitra manajemen

dalam meminimalkan resiko kerugian (loss) serta memaksimalkan peluang

(opportunity) yang dimiliki perusahaan. Penentuan tujuan dan ruang


14

lingkup audit serta alokasi sumber daya internal auditor sepenuhnya

didasarkan pada prioritas tingkat resiko bisnis yang dihadapi organisasi.

Dalam risk assessment terdapat 3 (tiga) konsep penting yaitu

tujuan (goal), resiko (risk) dan kontrol (control). Tujuan merupakan

outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu proses atau bisnis.

Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian/tindakan akan menggagalkan

atau berpengaruh negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai

tujuan bisnisnya, sedangkan kontrol merupakan elemen–elemen organisasi

yang mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan

organisasi.

Agar risk based audit dapat berhasil dengan baik diperlukan

kerjasama antara internal auditor dengan manajemen dalam melakukan

control self assessment. Control self assessment merupakan proses dimana

manajemen melakukan self assessment terhadap pengendalian atas

aktivitas pada unit operasional masing-masing dengan bimbingan internal

auditor.

Dalam hal ini, manajemen melakukan identifikasi resiko bisnis

serta mengevaluasi apakah telah ada pengendalian yang dapat mengurangi

resiko tersebut serta mengembangkan action plan untuk meningkatkan

pengendalian yang ada. Manfaat utama dari control self assessment oleh

manajemen adalah adanya kesadaran bahwa tanggungjawab untuk menilai

risiko dan pengendalian aktivitas suatu organisasi berada ditangan

manajemen sendiri sehingga dapat meningkatkan ownership of

control.Berdasarkan paradigma baru profesi internal auditor tersebut,


15

dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, pada era abad ke-21 ini peran

internal auditor tidak dapat lagi hanya sebagai watchdog saja, namun perlu

ditingkatkan perannya menjadi konsultan dan katalis bagai manajemen,

sehingga internal auditor dapat menjadi mitra bisnis bagi manajemen.

Kedua, internal auditor perlu merubah pendekatan dalam melakukan audit,

yaitu dari pendekatan tradisional menuju risk based audit approach.

(Artikel di Majalah AUDITOR, Rubrik “Kolom 1″, Edisi No. 05 tahun

2002, ISSN : 1412-5501)Oleh : Muh. Arief Effendi,SE,MSi,Ak,QIA *)


BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas tentang Peluang Dan

Tantangan Profesi Auditor Internal, yang menjadi kesimpulannya adalah di

era sekarang peran Auditor Internal sangat penting dan sentral dimana

didalam sebuah organisasi perusahaan Top Management atau Manajemen

Atas tidak bisa menjangkau semua bagian untuk melakukan control dan

pengawasan intern agar didalam organisasi perusahaan tersebut tidak terjadi

kesalahan maupun fraud. Namun, dalam prakteknya peran Auditor Internal

ini tidak selalu berjalan dengan mulus dimana banyak sekali tantangan yang

dihadapi seperti Paradigma lama yang menganggap peran Auditor Internal ini

merupakan pekerjaan yang buruk dan terkesan seperti polisi perusahaan. Dari

situlah muncul peluang bagaimana caranya supaya paradigma yang telah ada

terdahulu berubah menjadi perspektif baru, bahwa profesi Auditor Internal

adalah salah satu profesi yang patut diperhitungkan dalam era sekarang ini.

3.2. Saran

Semoga kedepannya dengan makalah ini mengenai pembahasan

Peluang dan Tantangan Profesi Auditor Internal dapat membuka pikiran kita

semua, terutama bagi calon-calon Auditor, bahwa profesi Auditor Internal

adalah profesi yang sangat dibutuhkan dan mempunyai prospek yang bagus

kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rustendi, Tendi. 2017. AUDIT INTERNAL, Prinsip dan Teknik Audit Berbasis

Risiko. Bandung: Mujahid Press.

Nasution, Manahan. 2003. Mengenal Tentang Internal Audit. Sumatera Utara:

Universitas Sumater Utara

Situmorang, CV. 2015. Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi

Risiko Penjualan Kredit. Medan: Universitas Muslim Indonesia.

Winarningsih, Srihadi. 2018. Internal Auditor Profesi Yang

Membanggakan. Bandung: Universitas Padjadjaran

Afriyenti, Mayar, Vita. 2018. “Kapan Profesi Auditor Internal diminati?

Pengujian Eksperimen terhadap Label Pekerjaan, Peran Auditor Internal dan

Prospek Karir”.

https://www.researchgate.net/publication/328263355_Kapan_Profesi_Audit

or_Internal_diminati_Pengujian_Eksperimen_terhadap_Label_Pekerjaan_P

eran_Auditor_Internal_dan_Prospek_Karir. Diakses pada 7 Februari 2019

pukul 13.09

BAK PKN STAN. 2017. “Tantangan Menjadi Seorang Auditor”.

http://bakpknstan.com/artikel/tantangan-menjadi-seorang-auditor/. Diakses

pada 7 Februari 2019 pukul 13.17

Effendi, MA. 2002. “Paradigma Baru Internal Auditor”.

https://internalauditindonesia.wordpress.com/2010/02/08/paradigma-baru-

internal-auditor/. Diakses pada 7 Februari 2019 pukul 13.49

17
18

Gunawan, Hendra. 2019. “Peran auditor semakin dibutuhkan dunia usaha”.

https://regional.kontan.co.id/news/peran-auditor-semakin-dibutuhkan-dunia-

usaha. Diakses pada 9 Februari 2019 pukul 12.49

Groedu Academy. 2017. “Peluang Berkarir Sebagai Auditor Internal Dari Lulusan

Akuntansi”. http://groeduacademy.com/?tag=peluang-berkarir-sebagai-

auditor-internal-dari-lulusan-akuntansi. Diakses pada 9 Februari 2019 pukul

12.56

Anda mungkin juga menyukai