Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI


PEMERINTAH (PSAP) NOMOR 5 DAN NOMOR 6

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Kamaludin Malik

Muhamad Nopal

Novita Risnasari

Ria Mardalena

Siti Rohmah

UNIVERSITAS PAMULANG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 5 dan Nomor 6.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik tahun ajaran 2022/2023, serta meningkatkan
ilmu pengetahuan dan mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai
PSAP 5 dan PSAP 6.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Sapta Setia


Darma, S.E., M.Ak. yang telah memberikan arahan kepada kami, serta semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Pamulang, 12 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 2
1.3 TUJUAN .................................................................................................................. 3
BAB 11 PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ...................................... 4
2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 5 .......................................... 6
2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 6 ........................................ 10
LAMPIRAN..................................................................................................................... 20
Contoh Laporan Keuangan ........................................................................................... 20
.......................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

ii
ABSTRAK

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) merupakan Standar


Akuntansi Pemerintahan yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,


pemerintah telah menetapkan dua belas PSAP dan satu Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahasa
2 PSAP, yaitu PSAP Nomor 5 dan PSAP Nomor 6. PSAP Nomor 5 berisi tentang
Akuntansi Persedian, dan PSAP Nomor 6 berisi tentang Akuntansi Investasi.

Oleh karena itu, dengan adanya PSAP ini merupakan sebagai dasar
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah sesuai standar yang berlaku,

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam


Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa
Keuangan. Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses
baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam
Lampiran III. Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai dengan amanat
Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah telah menetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas
untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat


sementara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UndangUndang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum
dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan

1
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun.
Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti.
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I
dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas.
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi
bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Penerapan
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. Selanjutnya, setiap entitas pelaporan,
baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP
Berbasis Akrual. Walaupun entitas pelaporan untuk sementara masih
diperkenankan menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas pelaporan
diharapkan dapat segera menerapkan SAP Berbasis Akrual. Laporan keuangan
yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberi
manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun
pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya
yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Selain mengubah
basis SAP dari kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah ini
mendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan. Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai dengan
dinamika pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan
pernyataan SAP oleh KSAP tetap harus melalui proses baku penyusunan SAP dan
mendapat pertimbangan dari BPK.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari PSAP 05 dan PSAP 06?


2. Apa saja ruang Lingkup dari PSAP 05 dan PSAP 06?

2
3. Tujuan dari dibuatnya PSAP 05 dan PSAP 06?

1.3 TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini, adalah untuk :

1. Memahami apa itu PSAP nomor 5 dan PSAP nomor 6.


2. Memahami ruang lingkup PSAP 05 dan PSAP 06
3. Memahami tujuan dibuatnya PSAP tersebut.

3
BAB 11 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah”. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai
kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah
di Indonesia. SAP diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan


oleh pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Sampai dengan tahun 2003, SAP
menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP
menggunakan cash toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis
kas menuju akrual ini adalah SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan berbasis kas, serta mengakui asset, utang, dan ekuitas dana berbasis
akrual. Sejak tahun 2015, Indonesia sudah mengimplementasikan SAP berbasis
akrual (accrual basis) dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Transaksi dicatat menggunakan accrual basis

2. Asset diukur menggunakan historical cost

3. Depresiasi untuk asset tetap

4. Accrual basis pada pendapatan dan beban

5. Cash basis pada Laporan Realisasi Anggaran

6. Full disclosure

4
Referensi utama untuk SAP berbasis akrual ini adalah International Public
Sector Accounting Standards (IPSAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Terdapat kerangka konseptual dan 13 PSAP untuk SAP berbasis akrual ini, yaitu:

1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

3. PSAP 03 Laporan Arus Kas

4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan

5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan

6. PSAP 06 Akuntansi Investasi

7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap

8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban

10. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,


Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak
Dilanjutkan

11. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian

12. PSAP 12 Laporan Operasional

13. PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum


(BLU)

Oleh karena itu, di sub bab selanjutya kami akan membahas lebih
spesifik mengenai PSAP Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan dan PSAP
Nomor 6 tentang Akuntansi Investasi.

5
2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 5

AKUNTANSI PERSEDIAAN

Tujuan standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk


persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan
keuangan.

Ruang lingkup

Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan


keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan basis kas untuk
pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis
akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas. Standar ini
diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah tidak termasuk
perusahaan negara/daerah. Perusahaan negara/daerah dipersyaratkan tunduk pada
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pemerintah pusat dan daerah
yang meliputi:

1. Definisi
2. Pengakuan,
3. Pengukuran, dan
4. Pengungkapan.

Definisi

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam pernyatan ini dengan


pengertian :

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasi dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non

6
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Nilai Wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Persediaan adalah aset lacar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.

Perusahaan negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian


modalnya

Persediaan merupakan aset yang berwujud:

a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam kegiatan


operasional pemerintah;
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahlan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan;

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tidak habis
pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti
komponen bekas.

Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang
digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian.

Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan,
cotohnya alat-alat pertanian setengah jadi.

7
Persediaan meliputi :
a. Barang konsumsi;
b. Amunisi;
c. Bahan untuk pemeliharaan
d. Suku cadang;
e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
f. Pita cukai dan leger;
g. Bahan baku;
h. Barang dalam proses/setengah jadi;
i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

Dalam hal pemerinta menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti
cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seprti cadangan
pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan.

Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahakan kepada masyarakat antara lain
berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan bibit tanaman.

Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapa
diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

PENGAKUAN

Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
peerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicacat berdasarkan hasil


inventarisasi fisik.

8
PENGUKURAN

Persediaan disajikan sebesar:

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;


b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,


biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi
biaya perolehan. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan :

a. Metode sistematis seperti FiFO atau rata-rata tertimbang


b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak
material dan bermacam-macam jenis.

Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual,
seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan
persdiaan yang diporduki dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis.

Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan diniali dengan


menggunakan nilai wajar. Harga nilai/wajar persediaan meliputi nilai tukar aset
atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan
melakukan transaksi wajar.

PENGUNGKAPAN

Laporan keuangan mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;

9
b. Penjelasan lebih lajut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses prosuksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, and barang yag masih dalam proses
produksi yag dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
c. Jenis, Jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau using.

2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 6

AKUNTANSI INVESTASI

Tujuan Pernyataan Standar inia dalah untuk mengatur perlakuan akuntansi


untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan
dalam laporan keuangan.

Ruang Lingkup

Pernyataan standar ini harus ditetapkan dalam penyajian seluruh investasi


pemerintah dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun


laporan keuangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasia, tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Pernyataan standar ini mnegatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah


pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang
yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian
investasi, serta pengungkapannya pada laporan keuangan.

Pernyataan standar ini tidak mengatur:

a. Penempatan uang yang termasuk dalam lingkup setara kas;


b. Investasi dalam perusahaan asosiasi;

10
c. Kerjasama operasi; dan
d. Investasi dalam properti

DEFINISI

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam pernyataan standar dengan


pengertian:

Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam
perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal dan
pungutan lainnya dari pasar modal.

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik


seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.

Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan.

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk
dalam investasi permanen, dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk


dimiliki secara berkelanjutan.

Manfaat sosial yang dimaksud dalam standar ini adalah manfaat yang tidak dapat
diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada peningkatan
pelayanan pemerintah pada masyrakat luas maupun golongan masyarakat tertentu.

Metode biaya adalah suatu metde akuntansi yang mencatat nilai investasi
berdasarkan harga perolehan.

Metode ekuitas adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai inverstasi awal
berdasarkan harga perolehan. Nilai investasi tersebut kemudian disesuaikan dengan

11
perubahan bagian investor atas kekayaan bersih/ekuitas dari bdan usaha penerima
investasi (investee) pyang terjadi sesudah perolehan awal investasi.

Nilai historis adalah jumlah kas atau ekuivalen kas yang dibayarkan/dikeluarkan
atau nilai wajar berdasarkan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan suatu aset
investasi pada saat perolehannya.

Nilai nominal adalah nilai yang tertera dalam surat berharga seperti nilai yang
tertera dalam lembar saham dan obligasi.

Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi
dalam pasar yang aktif antara pihak-pihak yang independen.

Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai


pengaruh signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture
dari investornya.

BENTUK INVESTASI

Pemerintah melakukan investasi dimaksudkan antara lain untuk


memperoleh pendapatan dalam jangka panjang atau memanfaarkan dana yang
belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau
dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat
hutang baik jangka pendek maupu jangka panjang, serta instrumen ekuitas.

KLASIFIKASI INVESTASI

Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka


pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan

12
kelompok aset lancar sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompo aset
nonlancar. Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut;

a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;


b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;
c. Beresiko rendah

Dengan memperhatikan kriteria tersebut, maka pembelian surat-surat bertharga yag


berisiko tinggu bagi pemerintah karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat
berharga tiadk termasuk dalam investasi jangka pendek. Jenis investasi yang tidak
termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara lain adalah:

a. Surat berharga yang dibeli pemerintdah dalam rangka mengendalikan suatu


badn usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah
kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;
b. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubugan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalanya pembelian surat
berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun
luar negeri untuk menunjukan partisipasi pemerintah; atau
c. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairka dalam memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek antara lain terdiri
atas:

a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUM) pemerintah jagka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian sertifikat Bank Indonesia
(BI).

13
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu
permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi
Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan.

Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki


terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang
berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki
terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau
pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan
kelembagaan. Investasi 2permanen ini dapat berupa:

a. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/ daerah, badan


internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara;
b. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.

Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:

Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;

a. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan


kepada pihak ketiga;
b. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;
c. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

14
Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam
bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan. Investasi permanen lainnya
merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan ke penyertaan modal, surat
obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman modal dalam
proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, misalnya investasi
dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini. Akuntansi untuk investasi
pemerintah dalam properti dan kerjasama operasi akan diatur dalam standar
akuntansi tersendiri.

PENGAKUAN INVESTASI

Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan


hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadu investasi memenuhi
kriteria pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian
mengalirnya manfaat ekonomik dan manfaat sosual atau jasa potensial dimasa yang
akan datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang
pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa manfaat ekonomi yang
akan datang atau jasa potensial yang akan diperoleh memerlukan suatu jaminan
bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset tersebut dan akan
menanggung reiko yang mungkin timbul.

Kriteria pengakuan investasi sebagaimana dinyatakan pada paragraf diatas,


biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau pembelian yang
didukung dengan bukti yang menyatakan/ mengidentifikasikan biaya perolehannya.
Dalam hal tertentu, suatu investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya
perolehnannya, atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus
yang demikian, penggunaan nilai setimasi yang layak dapat digunakan.

15
PENGUKURAN INVESTASI

Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk
nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai
dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar
yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara
jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.

Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya


perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal
perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya
perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan
untuk memperoleh investasi tersebut.

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. Investasi
jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.

Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang


dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar
nilai perolehannya.

Investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan


perekonomian, dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Investasi
nonpermanen untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian misalnya dana
talangan dalam rangka penyehatan perbankan. Investasi nonpermanen dalam
bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah (seperti
Proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan

16
untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset


pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya
perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing
yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs
tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.

Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode


dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan diperoleh dari
investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau
didebetkan pada pendapatan bunga, sehingga meruapakan penambahan atau
pengurangan dari nilai tercatat investasi (carrying value) tersebut.

METODE PENILAIAN INVESTASI

Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:

a. Metode biaya; Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat


sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar
bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha/badan hukum yang terkait.
b. Metode ekuitas; Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah
mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau
dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal
perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima
pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah,

17
misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta
revaluasi aset tetap.
c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan; Metode nilai bersih yang
dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan
dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. Penggunaan metode pada paragraf
didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;


b. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan. Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya prosentase
kepemilikan saham bukan merupakan faktor yang menentukan dalam
pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah
tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian terhadap
perusahaan investee. Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada
perusahaan investee, antara lain:

a. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;


b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee;
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan
dewan direksi.

PENGAKUAN HASIL INVESTASI

Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,antara lain


berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dIviden tunai (cash dividend) dicatat

18
sebagai pendapatan. Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari
penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya,
dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan
metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah
dicacat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi
pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai
investasi pemerintah.

PELEPASAN DAN PEMINDAHAN INVESTASI

Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan


pelepasan hak karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Perbedaan antara
hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan
kepada keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan investasi
disajikan dalam laporan operasional.

PENGUNGKAPAN

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi pemerintah, antara lain:

a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;


b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi.

19
LAMPIRAN

Contoh Laporan Keuangan

20
21
DAFTAR PUSTAKA

wikiapbn Sebuah Ensiklopedia Kementrian Keuangan. (2015, February 15).


Retrieved from www.wikiapbd.org: https://www.wikiapbn.org/pernyataan-
standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-05/

DJPK, M. (2015, November 21). Kementrian Keuangan Direktorat Jendral


Perimbangan Keuangan. Retrieved from DJPK Kemenkeu Web Site:
https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=490

Nur Fadhila Amri, S. M. (2015, September 15). E-Akuntansi, Segala Hal Tentang
Akuntansi. Retrieved from E-Akuntansi Web Site: https://www.e-
akuntansi.com/standar-akuntansi-pemerintahan-sap/

University, B. (2017, Maret 03). Binus University Accounting Up To Date.


Retrieved from Binus University Web Site:
https://accounting.binus.ac.id/2017/03/03/standar-akuntansi-pemerintahan/

22

Anda mungkin juga menyukai