NIM : C 302 18 003 MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
REFLEKSI MATERI TEMA : “ STANDAR AKUNTANSI DALAM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”
Merujuk pada RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) Program Studi Magister
Akuntansi terkait materi tentang Standar Akuntansi dalam Akuntansi Sektor Publik, maka untuk memahami materi ini secara lebih mendalam, saya akan merefleksikan materi ini melalui beberapa point ulasan yang kiranya dapat memudahkan kita dalam memahami materi dan lebih terkonsep pada pokok bahasan yang dimaksud, adapun point ulasan tersebut adalah sebagai berikut :
Perbandingan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan Standar Akuntansi Lain
Perbedaan sifat dan karakteristik Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Swasta secara umum terletak pada tujuan, sumber pembiayaan dan pertanggungjawaban. Jika kita membandingkan antara Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), SAP pada dasarnya bersifat kaku dan birokratis, karena pengelolaan keuangannya diatur dalam undang-undang dan regulasi pemerintah Daerah. Sedangkan standar akuntansi Swasta dapat bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan, meskipun dalam penyusunan dan penyajiannya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dasar pembentukan SAP dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelolah keuangan yang baik guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi sebagaimana diatur dalam Undang-undang, sedangkan untuk sektor swasta dasar pembentukan SAK dimaksudkan untuk menyelaraskan penyajian laporan keuangan yang mana laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai “bahasa bisnis” oleh para pelaku bisnis itu sendiri. Jika kita membandingkan komponen laporan keuangan yang ada dalam SAP dan SAK, maka akan sangat jelas perbedaan antara kedua standar tersebut. Dalam SAP (PP. No. 71 Tahun 2010) komponen laporan keuangan terdiri dari 7 bagian (lihat pont ulasan ketiga) Sedangkan dalam SAK terdiri dari 5 komponen yaitu : (1) Laporan Laba Rugi, (2) Laporan Arus Kas, (3) Laporan Posisi Keuangan, (4) Laporan Perubahan Modal dan (5) Catatan Atas Laporan Keuangan. Masing-masing komponen laporan keuangan tersebut mengandung informasi tersendiri yang digunakan sebagai dasar pelaporan dan pertanggungjawaban. Sebagai contoh, dalam SAP tidak ada komponen laba rugi seperti yang ada dalam SAK, dari perbedaan tersebut kita dapat melihatbahwa sifat pengelolaan keuangan yang diatur dalam SAP bukan ajang untuk menonjolkan prestasi capaian kinerja keuangan, melainkan lebih terfokus pada pertanggunjawaban karena tujuan pembentukan SAP untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas.
Proses Perumusan Standar Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah menyusun Sistem akuntansi pemerintahan yang mengacu pada SAP. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan Gubernur/ Bupati/Walikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Mendagri.
Refleksi Materi-Akuntansi Sektor Publik
Universitas Tadulako-Prodi Magister Akuntansi 2018 Selain mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan, dalam menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah, gubernur /bupati/ walikota mengacu pula pada pemda dan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai pengelolaan keuangan daerah. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional. Proses penyusunan (Due Process) yang digunakan ini adalah proses yang berlaku umum secara internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia. Penyesuaian dilakukan antara lain karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak dan kemampuan pengguna untuk memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menjadi awal mula pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Dalam PP. No.71 Tahun 2010.
Dalam PP. No 71 Tahun 2010 mensyaratkan penyajian laporan keuangan dengan basis akrual. Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar basis kas. Tujuan kuncinya adalah untuk meminta pertanggungjawaban yang lebih luas kepada para pengelola/pengguna anggaran dari sisi keluaran (output) dan/atau masukan (input) serta penyajian laporan keuangan yang lebih relevan berdasarkan waktu terjadinya. Komponen penyajian laporan keuangan berdasarkan PP. No. 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) 3) Neraca 4) Laporan Arus Kas 5) Laporan Operasional (LO) 6) Laporan Perubahan Ekuitas 7) Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Refleksi Materi-Akuntansi Sektor Publik
Universitas Tadulako-Prodi Magister Akuntansi 2018
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu