Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NADHIRA KURNIA PUTRI

NIM : 1902124563
JURUSAN : AKUNTANSI
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

RINGKASAN MATA KULIAH


STANDAR/PRINSIP AKUNTANSI PADA SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan


Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010,Standar Akuntansi Pemerintahan, adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah.

B. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (BAPU) yaitu Berlaku Umum mempunyai makna
bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bisa dimengerti oleh siapa pun dengan latar
belakang apa pun.
Sumber acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) adalah :
 Prinsip akuntansi yang diterapkan dan/atau dinyatakan berlaku oleh badan
pengatur standar dari IAI.
 Pernyataan dari badan, yang terdiri atas pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan menetapkan
prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada dan berlaku umum
 Pernyataan dari badan, yang terdiri atas pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan
menginterpretasikan atau menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik
akuntansi yang ada berlaku umum
 Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berlaku umum
karena mencermikan praktik yang lazim dalam industri tertentu
Standar Akuntansi Pemerintah untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul
dalam laporan keuangan akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat
maupun pemda di Republik Indonesia, diperlukan sebuah Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yang kredibel yang dibentuk oleh sebuah komite SAP. Komite SAP merupakan
sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan reformasi keuangan di Indonesia

C. Kedudukan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


 Sesuai dengan UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, SAP ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
 Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib
menerapkan SAP. Pada Penerapannya, muncul kebutuhan akan upaya
pengharmonisan berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah dengan SAP.

D. Ruang Lingkup Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) diterapkan dilingkup pemerintahan. Keterbatasan dari penerapan
SAP merupakan mekanisme prosedural yang meliputi tahap – tahap kegiatan yang
dilakukan dalam setiap penyusunan PSAP oleh komite. Proses penyiapan SAP yang
digunakan ini berlaku umum secara internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi
yang ada di Indonesia. Tahap – tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut :
 Identifikasi topik untuk menjadi standar,
 Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP,
 Riset terbatas oleh kelompok kerja,
 Penulisan draf SAP oleh kelompok kerja,
 Pembahasan draf oleh komite kerja,
 Pengambilan keputusan tentang draf untuk di publikasikan.
 Peluncuran draf publikasian SAP,
 Dengar pendapat terbatas (limited hearing) dan dengar pendapat publik
 (public hearing).
 Pembahasan tanggapan dan masukan terhadap draf publikasian, Finalisasi standar
dengan memperhatikan pertimbangan dari BPK
 PSAP 11 : Laporan keuangan Konsolidasi
 PSAP 12 : Laporan operasional.

E. Kerangka Konseptual Akuntansi pemerintahan


Kerangka konseptual akuntansi pemerintah adalah konsep dasar penyusunan dan
pengembangan standar akuntansi pemerintahan serta merupakan acuan bagi penyusun
standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa dan pengguna laporan keuangan dalam
mencari pemecahan masalah atas suatu masalah yang belum diatur dalam pernyataan
standar akuntansi pemerintahan.

F. Tinjauan PSAK/ ISAK 35 Terkait Laporan Keuangan Sektor Publik Non


Pemerintahan
ISAK 35 adalah penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba memberikan
pedoman penyajian laporan keuangan untuk entitas berorientasi nonlaba.
Ruang Lingkup ISAK 35 :
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba paragraf 05-07 mengatur
ruang
lingkup penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba terlepas dari bentuk
badan hukum entitas tersebut. Interpretasi ini dapat diterapkan juga oleh entitas
berorientasi nonlaba yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). ISAK 35 hanya mengatur mengenai penyajian
laporan keuangan, sehingga ketentuan akuntansi lain yang dilakukan oleh entitas nonlaba
tersebut mengacu kepada SAK atau SAKETAP masing-masing yang relevan.

G. Perbedaan Penyajian PSAK 45 dan ISAK 35


Secara umum penyajian laporan keuangan versi ISAK 35 dan PSAK 45 tidak terdapat
perbedaan yang signifikan, setidaknya ada pada 4 hal yang perlu disesuaikan oleh entitas
yang sebelumnya menyajikan LK versi PSAK 45, yaitu :
 Klasifikasi Judul Aset Neto Laporan
 Keuangan
 Laporan Aset Perubahan Neto
 Penghasilan Komprehensif Lain

Anda mungkin juga menyukai