Anda di halaman 1dari 2

Nama : Syahputra Priambudhi

Nim : 21021139

Prodi : Akuntansi A

Mata kuliah : Akuntansi Keuangan Menegah

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan
keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Dengan tujuan untuk
mempermudah para investor melihat laporan keuangan. Yang disusun dan diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Ada 4 standar akuntansi (SAK) di Indonesia, yaitu :

1) PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report


Standard). Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik,
yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti
perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pensiun).

2) SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik). Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP) digunakan untuk
entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal.

3) PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntasi Syariah). PSAK-Syariah merupakan pedoman


yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah,
pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya.

4) SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) Seperti Apa Yang Berlaku Di Indonesia. Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang diterapkan
untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Due Process Procedure penyusunan SAK sebagai berikut:

a) Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar

b) Konsultasikan issue dengan DKSAK

c) Membentuk tim kecil dalam DSAK


d) Melakukan riset terbatas

e) Melakukan penulisan awal draft

f) Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK

g) Pembahasan dalam DSAK

h) Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan pertimbangan
dampak penerapan standar

i) Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya

j) Public hearing

k) Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukkan Public Hearing

l) Limited hearing

m) Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK

n) Pengecekan akhir

o) Sosialisasi standar

Selain itu, Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan Buletin
Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process yang diatur dalam ayat 1 diatas, misalnya
proses public hearing.

Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah tidak relevan
adalah sama dengan due process procedures penyusunan standar yang diatur dalam ayat 1 diatas tanpa
mengikuti tahapan due process e, f, i, j, dan k sedangkan tahapan m dalam ayat 1 diatas diganti menjadi:
Persetujuan pencabutan standar atau interpretasi.

2. Kekurangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, mungkin dalam laporan laba ruginya,
yang dimana SAK menggunakan Laporan Laba rugi, dan IFRS menggunakan Laporan laba rugi
Komprehensif. Laba rugi komprehensif menggabungkan laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
lainnya. Dengan demikian, menurut saya laporan laba rugi komprehensif lebih kompleks, karena disitu
menyangkut sebuah jenis laba yang ada di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai