Anda di halaman 1dari 5

Nama Julia Ananda

No BP. 1810532054

PERKEMBANGAN DSAK DAN PSAK

Sejarah

1944. : , Komite PAI membentuk tim kerja untuk melakukan revisi standar
akuntansi dengan dana dari Bank Dunia. Tahun 1944 diterbitkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).

23 Desember 1957 : Profesi akuntan di Indonesia terhimpun dalam Ikatan Akuntansi


Indonesia terbentuk

1973. : Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu sejak diaktifkannya


kembali pasar modal pada tahun Pada tahun tersebut dibentuk Panitia Penghimpun Bahan-
Bahan dan Struktur dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) Generally
Accepted Auditing Standard (GAAS). Panitia tersebut menghasilkan Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) 1973 dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Keduanya merujuk pada US-
GAAP dan US-GAAS.

1978-1983. : Terjadi revisi PAI karena perubahan bisnis dan perkembanagn standar
akuntansi di US dan interpretasi PAI nomor 1 menjadi solusi dampak eksposur valas mata
uang asing ketika terjadi devaluasi mata uang Rupiah

1984. : Komite PAI mengembangkan beberapa standar akuntansi untuk


industri dan badan hukum tertentu untuk memenuhi kebutuhan industri spesifik. Beberapa
standar yang dikeluarkan di antaranya PSAK Akuntansi Dana Pensiun, PSAK Akuntansi
Perkoperasian, PSAK Akuntansi Asuransi Kerugian, PSAK Akuntansi Minyak dan Gas
Bumi, PSAK Akuntansi Sewa Guna Usaha, dan PSAK Perbankan.

16 - 17 Desember 1991: diselenggarakan Seminar Nasional Prinsip Akuntansi Indonesia


dengan tema Peranan Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua. Berdasarkan seminar tersebut, program pengembangan PAI dilanjutkan.

1994. : mengesahkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian


Laporan Keuangan dan 35 PSAK.

1998. : Namanya berubah menjadi komite SAK dan berubah lagi


menjadi DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)

DSAK dalam menyusun standar mengikuti prosedur baku yang disebut due process.
Proses tersebut meliputi tahapan berikut.

1. Indentifikasi permasalahan untuk dikembangkan menjadi standar.


2. Konsultasikan permasalahan dengan DKSAK.
3. Membentuk tim kecil dalam DSAK.
4. Melakukan riset terbatas.
5. Melakukan penuliasan awal draf.
6. Pembahasan dalam DSAK.
7. Peluncuran draf sebagai exposure draft (ED) dan pengedarannya.
8. Public hearing.
9. Pembahasan tanggapan atas ED dari masukan public hearing.
10. Final checking.
11. Persetujuan/pengesahan ED PSAK menjadi PSAK.
12. Sosialisasi standar

2008. : konvergensi dari IAS ke IFRS


2013-2014 : Dewan Standar Akuntansi kembali mengeluarkan 4 (empat) standar
baru, merevisi 9 (sembilan) standar dan mengeluarkan 3 (tiga) interpretasi.

KERANGKA DASAR PENYAJIAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Kerangka konseptual ditujukan untuk:

1. Penyusun standar akuntansi keuangan dalam melaksanakan tugasnya;


2. Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan;
3. Auditor dalam memberikan pendapat menganai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku;
4. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Kerangka konseptual menurut PSAK terdiri atas:

1. Pengguna laporan keuangan;


2. Tujuan laporan keuangan;
3. Asumsi dasar;
4. Karakteristik kualitatif;
5. Konsep pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan;
6. Konsep pemeliharaan modal.

Kerangka konseptual mengatur konsep umum tentang pengakuan dan pengukuran


unsur-unsur dalam laporan keuangan. Unsur-unsur laporan keuangan yang dijelaskan adalah
aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Kaidah dalam konseptual ini akan digunakan jika
dalam praktik tidak ada standar akuntansi yang khusus mengatur tentang hal transksi tersebut.
Namun jika telah ada standar akuntansi yang mengatur, maka perlakuan akuntansi akan
mengikuti standar akuntansi.
Penyajian laporan keuangan dalam PSAK 1

Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:

(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;

(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lain;

(ea) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan


dalam

paragraf 38 dan 38A; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

PSAK 2 (Laporan Arus Kas)

Tujuan Pernyataan ini adalah mensyaratkan ketentuan atas informasi mengenai perubahan
historis dalam kas dan setara kas suatu entitas melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama
suatu periode. Entitas menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
Pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian takterpisahkan dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
PSAK 3 (Laporan Keuangan Interim)

Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen berikut:

a) laporan posisi keuangan ringkas;

b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung maupun
dipisah;

c) laporan perubahan ekuitas ringkas;

d) laporan arus kas ringkas; dan

e) catatan penjelasan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai