Anda di halaman 1dari 4

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56157/PP/M.IIA/99/2014
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jenis Pajak : Gugatan

si
Tahun Pajak : 2003

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

ne
ng
penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor : KEP-065/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal
23 Januari 2014 tentang P enghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan
Pajak (S TP) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa karena Permohonan
Wajib Pajak Masa Pajak Oktober 2003 nomor : 00002/107/03/426/ 13 tanggal 26

do
Menurut Tergugat
gu September 2013;

: bahwa Surat Keputusan Nomor KEP-065/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 23 Januari


2014 diterbitkan berdasarkan surat Penggugat atas nama PT. Teja Berlian nomor

In
002/10/SKP/2013 tanggal 17 Oktober 2013 yang diterima KPP Pratama Cirebon
A
tanggal 17 Oktober 2013 berdasark an Lembar Pengawasan Arus Dokumen nomor
PEM:01010645\426 \oct\2013 tanggal 17 Oktober 2013, diajukan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan
ah

Nilai nomor 00002/107/03/426/13 tanggal 26 September 2013 Tahun Pajak Oktober

lik
– 2003;

Menurut Penggugat : bahwa pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, pihak wajib
am

ub
pajak sudah menanyakan kepada pemeriksa ; Atas transaksi mana yang belum
dibuatkan Faktur Pajak ? dan Pihak Pemeriksa tidak dapat menunjuk an temuannya,
sehingga wajib pajak tidak bersedia menandatangani Berita Acara Hasil
Pemeriksaan, akhirnya tetap diterbitkan STP;
ep
Menurut Majelis : bahwa Surat Tagihan Pajak (S TP) Pajak Pertambahan Nilai (PP N) Masa Pajak
k

Oktober 2003 nomor : 00002/ 107/ 03/426/13 tanggal 26 September 2013 diterbitkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon.
ah

si
bahwa atas S TP a quo, Penggugat mengajuk an permohonan P engurangan atau
Penghapusan S anksi Administrasi atas S TP PPN B arang dan Jasa karena
Permohonan Wajib Pajak Masa P ajak Oktober 2003 berdasarkan P asal 36 ayat (1)

ne
huruf a Masa Pajak Oktober 2003 dengan surat nomor: 002/10/SKP/2013 tanggal 17
ng

Oktober 2013.

bahwa Surat Keputusan Nom or: KEP-065/WPJ.22/BD.06/ 2014 tanggal 23 Januari


2014 merupakan jawaban dari Tergugat atas surat dari Penggugat Nomor :

do
gu

002/10/SKP/2013 tanggal 17 Oktober 2013 tentang Penghapusan S anksi


Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (S TP) Pajak Pertambahan Nilai (PP N) B arang
dan Jasa Masa Pajak Oktober 2003.
In
A

bahwa P enggugat tidak setuju atas penerbitan S urat Keputusan Nomor:


KEP-065/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 23 Januari 2014 tentang penolakan atas surat
Penghapusan S anksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (S TP ) Pajak
Pertambahan Nilai (PP N) Barang dan Jasa karena Permohonan Wajib Pajak Masa
ah

lik

Pajak Oktober 2003 sehingga Penggugat mengajukan gugatan dengan Surat


Nomor: 013/02/SG/2014 tanggal 19 Februari 2014.

bahwa menurut Penggugat Surat Gugatan diajuk an berdas ar pada Undang-Undang


m

ub

Nomor 6 tahun 1983 tent ang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Maka sesuai dengan
ka

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000, Pasal 23 ayat 2 huruf b sebagai landasan


ep

hukum Penggugat mengajukan Permohonan Gugatan ke Pengadilan Pajak.

Pasal 23 ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketent uan
ah

Umum dan Tat a Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir
R

dengan UU No.16 Tahun 2000 (UU KUP) mengatur : Gugatan Wajib Pajak atau
Penanggung Pajak terhadap : Keputusan yang berkait an dengan pelaksanaan
es

keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26
M

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.


ng

bahwa menurut Tergugat, Dalam Persidangan, Penggugat memberikan penjelasan


on

tambahan yang diatur dalam Pasal 50 Undang -Undang Pengadilan Pajak, melalui
argumentasi tertulis yang di tandatangani Penggugat tanggal 7 Juli 201 4. Penggugat
gu

mencant umkan dasar hukum Gugatan adalah Pasal 23 ayat 2 huruf b


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tat a Cara
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perpajakan yang menyatakan ”Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
terhadap : b. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,

a
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ay at 1 dan Pasal 26 hanya dapat diajukan
kepada peradilan pajak” . Menurut pendapat Tergugat Dasar Huk um yang digunakan

si
Penggugat tidak tepat. Karena Keput usan Tergugat adalah keputusan sebagaimana
dimaksud pasal 36 Undang-Undang KUP, bukan keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan keputusan perpajakan. Dasar huk um yang tepat adalah P asal 23 ayat 2

ne
ng
huruf d yang meny atakan Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :
Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan Surat
Tagihan Pajak hanya dapat diajukan kepada peradilan pajak”.

do
gu bahwa Keputus an Perpajakan menurut hemat Penggugat adalah : Surat Tagihan
Pajak (STP ), yakni STP Nomor : 00002/107/03/426/13 sedangkan pelaksanaan
keputusan perpajak an adalah keputusan atas S TP, yakni KEP Nomor :
KEP-065/WPJ.22/BD.06/2014, Tent ang P enghapusan Sanksi Administrasi Atas

In
Surat Tagihan Pajak - Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa K arena
A
Permohonan Wajib Pajak.

bahwa karena Surat Tagihan Pajak diterbitkan pada tahun 2013, maka atas masalah
ah

pajak tahun 2003 tersebut mengacu pada UU KUP Tahun 2000, hal ini sesuai

lik
dengan pasal II angka 1, yang berbunyi: Terhadap semua hak dan kewajiban
perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang belum
diselesaikan, diberlakukan ketent uan UU No.6 Tahun 1983 tentang K UP
am

ub
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No.16 Tahun 2000.

bahwa setelah dilakukan pemeriksaan Majelis atas landasan hukum pengajuan


permohonan gugatan a quo, Majelis berpendapat prosedur pengajuan gugat an yang
dimohon P enggugat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat
ep
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (materi).
k
ah

Materi gugatan:
R

si
bahwa menurut Tergugat Surat Tagihan Pajak (S TP) P ajak Pertambahan Nilai (PPN)
Masa Pajak Oktober 2003 nomor : 00002/107/03/426/13 tanggal 26 September 2013
dikenakan at as sanksi pasal 14 ayat 4 Undang -undang K UP kepada Penggugat

ne
ng

karena berdasarkan hasil Pemeriksaan terdapat Koreksi DPP PPN sebesar


Rp.786.041.226,00. Atas K oreksi Tersebut Penggugat dikenakan sanksi karena tidak
menerbitkan Faktur Pajak.

do
bahwa at as Materi Koreksi DPP PPN tersebut telah diterbitkan SKPKB PPN Masa
gu

Pajak Oktober 2003 No. 00002/207/03/426/13 tanggal 26 September 2013. Sehingga


jelas bahwa diterbitkannnya S TP PPN No.00002/107/03/426/ 13 tanggal 26
September 2013 sebagai akibat diterbitkannya SKPKB PPN Masa Pajak Oktober
2003 No. 00002/207/03/426/13 tanggal 26 September 2013.
In
A

bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011


menyatakan ”Direktur Jenderal Pajak secara jabatan mengurangkan atau
ah

lik

membat alkan sanksi administrasi dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan
sebagai akibat dari penerbitan surat ketetapan pajak yang diajukan keberatan,
banding, peninjauan kembali, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak
dan telah diterbitkan Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan
m

ub

Peninjauan Kembali, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat


Ketetapan Pajak.
ka

Penjelasan Pasal 36 ay at 4 Peraturan Pemerintah No 74 “Dalam hal terdapat Surat


ep

Tagihan Pajak yang terkait dengan surat ketetapan pajak, misalnya Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar dan terhadap S urat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut
diajukan keberatan maka apabila Surat Keputus an Keberat an berdampak pada
ah

jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
R

sehingga berdampak juga pada jumlah sanksi administrasi dalam Surat Tagihan
Pajak, Direktur Jenderal Pajak secara jabatan mengurangkan atau membatalkan
es

Surat Tagihan Pajak ters ebut sesuai dengan ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf a atau
M

huruf c Undang-Undang.
ng

bahwa demikian juga dalam hal terdapat Putusan Banding atau Putusan Peninjauan
on

Kembali berdampak pada jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan jumlah sanksi administrasi pada Surat Tagihan
gu

Pajak”.
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa Penggugat mengajukan keberatan kepada Tergugat atas SKPKB PPN Masa
Oktober 2003 No. 00002/207/03/426/13 tanggal 26 September 2013 dengan surat

a
nomor : 002/12/SKB/2013 tanggal 9 Desember 2013 dan sampai s aat ini, Tergugat
belum mengeluarkan Keputus an Keberatan, dan masih dalam jangka waktu 12

si
bulan.

bahwa berdasarkan ketentuan diatas, apabila Tergugat mengabulkan seluruhnya

ne
ng
atau sebagian keberatan Penggugat, maka Tergugat juga akan mengurangkan atau
membat alkan sanksi administrasi S TP sebagai akibat dari berkurangny a pokok pajak
dalam skp.

do
bahwa menurut Majelis timbulnya sengketa gugatan ini karena Tergugat menolak
gu permohonan pengurangan at au penghapusan sanksi administrasi sesuai dengan
Keputusan Direktur Pajak Nomor:KEP-065/WPJ.22/BD.06/ 2014 tanggal 23 Januari
2014 yang tidak disetujui oleh Penggugat.

In
A
bahwa menurut Majelis sanksi administrasi dapat berupa bunga, denda, dan
kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan, dalam hal sanksi
dikenakan karena kekhilafan wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya. Kriteria
ah

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berdasarkan P eraturan Menteri

lik
Keuangan No.PMK-8/PMK.03/2013 diatur :1) wajib Pajak yang dikenai sanksi
tdministrasi karena kesalahan Direktorat Jenderal Pajak selain yang tercakup dalam
kesalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang KUP; 2) wajib
Pajak yang dikenai sanksi administrasi karena keadaan yang disebabkan of h pihak
am

ub
ketiga dan buk an karena kesalahan wajib Pajak; 3) wajib Pajak yang dikenai sanksi
administrasi terkena bencana alam, kebakaran, huru-hara/kerus uhan missal, atau
kejadian luar biasa lainnya at au 4) wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas
sehingga mempengaruhi kelangsungan usahanya.
ep
k

bahwa menurut Tergugat pengenaan sanksi administrasi, karena Penggugat


dianggap tidak menerbitkan faktur Pajak atas suat u penyerahan, sehingga
ah

dikenakan denda Pasal 14 ayat (4) UU KUP.


R

si
bahwa dalam persidangan Penggugat menyampaikan pendapatnya bahwa inti
permasalahan yang diajukan gugat an adalah penerbitan STP a quo oleh tergugat
karena Penggugat dianggap tidak membuat Faktur Pajak atas suatu transaksi.

ne
ng

Penggugat telah melakukan upaya untuk ingin mengetahui transaksi yang mana saja
yang belum dibuatkan faktur Pajak keluarannya, yaitu menanyakan kepada Tergugat
baik pada saat dilakukan closing hasil pemeriksaan maupun permintaan tertulis yang
ditujukan k epada KPP terkait, namun jawaban dari pihak Tergugat tidak menyentuh

do
gu

obyek yang ditanyakan Penggugat.

bahwa Penggugat menyatak an semua trans aksi penjualan/ pendapatan tidak ada
yang belum diterbitkan Faktur Pajak keluarannya. Semua transaksi telah dibuatkan
In
faktur Pajak dan telah dilaporkan di SP T Masa PPN, pada saat pembahasan akhir
A

hasil pemeriksaan pemeriksa tidak dapat menunjukkan hasil temuannya bahwa


transaksi yang mana yang belum diterbitkan/dibuatkan faktur Pajak keluar l an. Oleh
karena itu Penggugat mengajukan permohonan pengurangan/penghapusan sanksi
ah

denda Pasal 14 (4) UU KUP kepada Tergugat namun ditolak dan selanjutnya
lik

disengketakan Penggugat dengan mengajukan gugatan ini.

bahwa dengan demikian dapat disimpulkan inti permasalahan yang


m

ub

diajukan gugatan adalah terkait dengan koreksi (materi) dan bukan


pada prosedur penerbitan STP. Yang dimaksud dengan koreksi adalah
koreksi atas SKPKB PPN a quo.
ka

ep

bahwa sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan, kertas kerja


pemeriksaan dan penjelasan tertulis Tergugat diketahui, bahwa STP
ah

yang dikenakan atas sanksi pasal 14 ayat (4) UU KUP kepada


Penggugat karena terdapat koreksi DPP PPN sebesar
R

Rp.786.041.226,00. Atas koreksi tersebut Penggugat dikenakan sanksi


es

karena tidak menerbitkan faktur Pajak. Dengan demikian menurut


M

Majelis, penerbitan STP terkait dengan subtantif (koreksi) bukan


ng

karena prosedur penerbitan STP atau faktur Pajak tidak diisi secara
on

lengkap, yaitu penerbitan STP PPN No.00002/107/03/426/13 akibat


dari diterbitkannya SKPKB PPN No.0002/207/03/426/13 tanggal 26
September 2013. Menurut Majelis jika terkait dengan koreksi (materi)
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
maka jalur yang ditempuh se harusnya melalui Pasal 25 UU KUP,
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sedangkan terkait dengan prosedur penerbitan dapat dilakukan upaya
gugatan melalui Pasal 23 UU KUP.

a
R

si
bahwa atas SKPKB PPN a quo, Penggugat menggunakan kuasa Pasal
25 UU KUP yaitu mengajukan keberatan dengan surat
No.002/12/SKB/2013 tanggal 9 Desember 2013 sudah benar,

ne
ng
walaupun sampai saat berakhirnya sidang ini masih dalam proses oleh
Tergugat dan belum dikeluarkan suatu Keputusan Keberatan.

bahwa oleh karena STP a quo berkaitan dengan SKPKB PPN yang

do
gu sedang diajukan keberatan dan sampai berakhirnya sidang belum
diterbitkan keputusan keberatan oleh Direktur Jenderal Pajak, maka
Majelis berpendapat gugatan Penggugat tidak dilakukan pemeriksaan

In
lebih lanjut karena apabila Tergugat mengabulkan seluruhnya atau
A
sebagian keberatan Penggugat, maka Tergugat juga akan
mengurangkan atau membatalkan sanksi administrasi STP a quo
sebagai akibat dari berkurangnya pokok pajak dalam SKPKB PPN a
ah

lik
quo sesuai dengan pernyataan tertulis Tergugat.

bahwa dari uraian tersebut di atas, Majelis ber pendapat S TP a quo akan mengikuti
am

SKPKB PPN a quo yang sedang diajukan keberatan oleh Penggugat, sehingga

ub
gugatan yang diajukan ke Pengadilan Pajak dinyatakan ditolak.

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam sidang, Majelis berkesimpulan untuk menolak
gugatan Penggugat terhadap KEP-065/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 23 Januari 2014,
ep
tentang Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (S TP) Pajak
k

Pertambahan Nilai (PP N) Barang dan Jasa karena Permohonan Wajib Pajak Masa
Pajak Oktober 2003 nomor : 00002/107/03/426/13 tanggal 26 September 2013.
ah

R
Memperhatikan : Surat Gugat an Penggugat, Surat Tanggapan Tergugat, Surat Bantahan Penggugat,

si
hasil pemeriksaan, dan pembuktian di dalam persidangan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,

ne
ng

2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku


dan yang berkaitan dengan perkara ini.

do
gu

Memutuskan : Menyatakan menolak gugatan Penggugat terhadap Keputus an Direktur Jenderal


Pajak Nomor: KEP-065/WPJ.22/BD.06/ 2014 tanggal 23 Januari 2014, tentang
Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (S TP) Pajak
In
Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa karena Permohonan Wajib Pajak Masa
A

Pajak Oktober 2003 nomor : 00002/107/03/426/13 tanggal 26 September 2013.

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah Majelis IIA Pengadilan Pajak,


ah

dengan susunan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sebagai berikut:


lik

IGN Mayun Winangun, SH, LLM., sebagai Hakim Ketua,


Drs. Adi Wijono, M.PKN., sebagai Hakim Anggota,
m

ub

Drs. Bambang Basuki, MA., MPA., sebagai Hakim Anggota,


Mohammad Irwan, SE, MM., sebagai Panitera Pengganti,

Dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari
ka

Selasa tanggal 14 Oktober 2014 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggot a, Panitera
ep

Pengganti, serta tidak dihadiriti oleh Tergugat maupun oleh Penggugat.


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Anda mungkin juga menyukai