Anda di halaman 1dari 108

Putusan Nomor : PUT-085005.15/2011/PP/M.

IIA Tahun 2019

Jenis Pajak : PPh. Bd

K
Tahun Pajak : 2011

JA
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam sengketa banding ini adalah Koreksi
Penghasilan Neto sebesar Rp20.209.963.105,00 yang terdiri dari:

PA
1. Biaya Pembelian Bahan Baku/Pengemas Rp 21.202.800,00
2. Biaya Transportasi Rp5.097.152.089,00
3. Biaya Royalti dan Technical Know-how Rp5.038.235.793,00
4. Biaya Kitchen dan Miscellanous Rp 149.363.352,00
5. Biaya Bunga Rp6.416.044.061,00

N
6. Penyesuaian Fiskal negatif lainnya Rp3.487.985.010,00
yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

LA
1. Koreksi Pembelian Bahan Baku/Pengemas sebesar Rp21.202.800,00

Menurut Terbanding:

Dasar hukum:
DI
GA
bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh");

Pasal 6 ayat (1)


N

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
PE

memelihara penghasilan, termasuk:

a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
1. biaya pembelian bahan;
T
IA

Tanggapan Terbanding:

bahwa Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding untuk membuktikan


AR

ketidakbenaran koreksi Terbanding tersebut dengan menunjukkan dokumen/data/informasi arus


uang dan arus barang berupa Kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll;

bahwa namun Pemohon Banding tidak dapat memberikan permintaan dokumen tersebut
dengan alasan sebagaimana tercantum dalam surat keberatan yang menyatakan bahwa
ET

dokumen tersebut telah terbakar;

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


pembelian bahan yang tidak diberikan Pemohon Bandingpada saat pemeriksaan maka apabila
KR

diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang
mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada
SE

saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya”;
bahwa dengan demikian maka Terbanding berpendapat bahwa biaya pembelian bahan sebesar
Rp21.202.800 tidak dapat diyakini kebenaran transaksinya, sehingga biaya tersebut tidak dapat
dijadikan sebagai biaya 3M (pengurang penghasilan bruto) menurut pasal 6 ayat (1) huruf a
angka 1 UU PPh;
bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

K
NO KOREKSI SENGKETA
1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian

JA
A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800
B. Koreksi biaya transportasi sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA
A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :

PA
Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis
Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 Yuridis
B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : Pembuktian
Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan
Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856

N
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578

LA
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga

kesimpulan akhir ini;


DI
Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam

2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
GA
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;

Pendapat Terbanding atas Sengketa Pembuktian


N

bahwa Terbanding berpendapat secara keseluruhan atas sengketa pembuktian ini sebagai
berikut:
PE

bahwa berdasarkan kronologis pemeriksaan diketahui bahwa pada awal pemeriksaan


dilakukan Terbanding telah meminta data dan dokumen namun sampai dengan Laporan
Pemeriksaan data dan dokumen yang diminta tidak diberikan oleh Terbanding. Kronologis
T

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


IA

Tanggal Keterangan
27 Juli 2012 SP2 Nomor PRIN-00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterbitkan
4 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor: PEMB-
00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterima oleh Chandra Winata
AR

4 Oktober 2012 Terbanding Menyampaikan Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
dengan S-637/WPJ.22/KP.0705/2012 tanggal 4 Oktober 2012
15 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Peringatan karena Pemohon Banding hanya
meminjamkan sebagian dokumen dengan surat nomor S-708/WPJ.22/KP.0700/2012
tanggal 15 Oktober 2012
ET

29 April 2013 Terbanding menyampaikan Peringatan II karena Pemohon Banding hanya


meminjamkan sebagian dokumen dengan surat nomor S-355/WPJ.22/KP.0700/2013
tangal 29 April 2013
1 Mei 2013 Terbanding menyampaikan Permintaan Tambahan Data dan Dokumen dalam
KR

Rangka Pemeriksaan Pajak dengan surat Nomor S-371/WPJ.22/KP.07000/2013


tanggal 1 Mei 2013
6 Mei 2013 Terbanding menyampai SPHP Nomor PEM-119/WPJ.22/KP.0700/2013 kepada
Pemohon Banding
17 Mei 2013 Terbanding dan Pemohon Banding menandatangani Berita Acara Pembahasan Akhir
SE

Hasil Pemeriksaan
23 Mei 2013 Terbanding menerbitkan SKPKB Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013

bahwa berdasarkan kronologis di atas dapat dilihat bahwa pemberitahuan pemeriksaan telah
dimulai tanggal 4 Oktober 2012 dan permintaan dokumen juga sejak 4 Oktober 2012;

bahwa tanggal 15 Oktober 2012 telah dibuat peringatan I (pertama) dan tanggal 29 April 2013
telah dibuat peringatan II (kedua) karena Pemohon Banding hanya menyampaikan sebagian
data;

bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak dapat menyerahkan data arus barang dengan
musibah kebakaran tanggal 4 April 2013 dengan surat keterangan kepolisian tanggal 30 April

K
2013;

bahwa dari kronologis tersebut dapat dilihat, bahwa Pemohon Banding mempunyai cukup

JA
waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta yakni permintaan tanggal 4 dan 15
Oktober 2012 dan berdasarkan surat keterangan kepolisiian Gudang terbakar tanggal 4 April
2013;

PA
bahwa dari kronologis di atas dapat dilihat bahwa Pemohon Banding untuk memenuhi
peminjaman dokumen dengan alasan kebakaran tidak dapat diterima;

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang menyebutkan:

N
"Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan,

LA
catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya".

bahwa berdasarkan fakta sebagaimana dijelaskan di atas dan sesuai ketentuan Pasal 26A ayat
DI
(4) UU KUP, Terbanding berpendapat bahwa data yang diajukan dalam proses uji bukti namun
dalam pemeriksaan tidak pernah diberikan oleh Pemohon Banding tidak dapat dipertimbangkan
dan Terbanding tetap berkesimpulan untuk tetap mempertahankan semua koreksi yang
GA
tercantum di atas;

Kesimpulan
N

bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai
PE

pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;
T

bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
IA

Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan


dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
AR

yang dilakukan sudah tepat;

bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014


diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
ET

dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;

Usul
KR

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan untuk menolak permohonan
banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan Keputusan Terbanding Nomor KEP-
1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang Keberatan atas SKPKB PPh Pasal
SE

25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013 ;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:
1. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 22 Juli 2011 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
2. Jurnal Pembayaran Pembayaran Makaroni,
3. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 4 Agustus 2011 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
4. Jurnal Pembayaran Pembelian Tas Plastik,
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 15 Agustus 2011 {Mutasi
Debet (Pengeluaran)},

K
6. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 14 Oktober 2011 {Mutasi
Debet (Pengeluaran)},

JA
8. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 10 April 2012 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},

PA
10. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
11. Rekening Koran Deutsche Bank No 0000364-00-0 tertanggal 1 Desember 2011 (Mutasi
Debet sebesar Rp2.500,00 dan Rp893.000,00, total = Rp895.500,00)
12. Jurnal Pembayaran senilai Rp895.500,00 yang diantaranya terdapat pencatatan pembelian
Potato senilai Rp850.000,00,

N
13. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan

LA
keterangan sebagai berikut:

bahwa pada dasarnya pembuktian atas suatu transaksi perolehan material non jasa dapat
dilakukan atas dua hal yaitu arus uang dan arus barang itu sendiri, oleh karena itu dua hal di
DI
atas harus dapat dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai alat bukti;

bahwa pada dasarnya dokumen yang diserahkan dalam uji bukti Pemohon Banding
GA
jurnal/pencatatan dan rekening koran (arus uang) atas pencatatan dalam jurnal tersebut;

bahwa untuk membuktikan bahwa transaksi itu benar merupakan pembelian yang telah
dilakukan atas pencatatan jurnal tersebut, maka harus dapat ditunjukkan juga
N

dokumen/data/informasi arus barang berupa Kartu stok, Invoice, Purchase Order (PO), Delivery
Order (DO) dan Faktur Pajak sebagai lazimnya pergerakan suatu barang, namun dalam uji
bukti yang telah dilakukan pembuktian arus barang ini tidak dapat ditunjukkan oleh Pemohon
PE

Banding;

bahwa terlepas dari pembuktian yang telah dilakukan di atas Terbanding tetap berpegang pada
fakta fakta yang telah ada sejak saat pemeriksaan hingga proses banding yaitu atas dokumen
T

dokumen pembuktian ini tidak pernah diserahkan kepada Pemeriksa;


IA

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


pembelian bahan yang tidak diberikan WP pada saat pemeriksaan maka apabila diberikan
Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal tersebut
AR

mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang
mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada
saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
ET

keberatannya";

bahwa dengan demikian maka Terbanding berpendapat bahwa koreksi biaya pembelian bahan
sebesar Rp21.202.800,00 tetap harus dipertahankan;
KR

Menurut Pemohon Banding:


SE

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
pembelian bahan baku/pengemas sebesar Rp21.202.800 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Pembuktian transaksi

bahwa jumlah sebesar Rp21.202.800 tersebut merupakan jumlah pembelian bahan


baku/pengemas ke Non PKP yang digunakan dalam proses produksi. Hal tersebut dapat
Pemohon Banding buktikan dengan data-data pembukuan Pemohon Banding dimana atas
pembelian tersebut sudah Pemohon Banding bukukan di dalam akun persediaan (inventory).
Berikut adalah perinciannya:

Supplier Nilai (Rp) No. Akun Nama Akun


Eddy Tiono Saputro 8.300.000 1141.0001 Inventory RM Bahan Utama
Abadi Makmur 7.506.000 1142.0003 Inventory PM Master Bag

K
Metro Tape Abadi 4.492.800 1142.0005 Inventory PM Mainan, sticker
Finiline Indo Langgeng PT 850.000 1141.0001 Inventory RM Bahan Utama
Kimia Sari 54.000 1141.0004 Inventory RM Seasoning

JA
TOTAL 21.202.800

bahwa pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding telat memberikan data berupa

PA
general ledger. Data tersebut diterima oleh Bapak Abdullah pada tanggal 25 Oktober 2012
(lampiran 7). Menurut Pemohon Banding data-data tersebut telah cukup sebagai bukti bahwa
transaksi tersebut adalah benar;

b. Musibah Kebakaran

N
bahwa dalam proses pemeriksaan, Pemohon Banding telah menjelaskan kepada Terbanding

LA
bahwa telah terjadi kebakaran pada tanggal 4 April 2013 yang telah menghanguskan gudang
penyimpanan dokumen-dokumen Pemohon Banding ("Musibah Kebakaran");

bahwa Pemohon Banding telah memberikan kepada Terbanding Surat Kepolisian Negara

DI
Republik Indonesia ("Surat Kepolisian") berikut ini mengenai Musibah Kebakaran:
i. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan No.B/576/IV/2013/Reskrim
tertanggal 25 April 2013 dari Kepala Polsek Gunung Putri;
GA
ii. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan No.B/576/IV/2013/Reskrim
tertanggal 30 April 2013 dari Kepala Polsek Gunung Putri ("SP2HP"), yang berisikan daftar
dokumen-dokumen dan barang-barang ang terbakar;
iii. Surat Keterangan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar
No.SKET/B/1640/VI/2013/DIT RESKRIMUM tanggal 27 Juni 2013;
N

bahwa Surat Kepolisian tersebut semestinya dapat digunakan sebagai bukti telah terjadi
PE

keadaan diluar kekuasan Pemohon Banding (force majeure"). Namun Surat Kepolisian ini sama
sekali tidak dijadikan sebagai bukti dan pertimbangan oleh Terbanding dalam menerbitkan
SKPKB PPh Badan Tahun 2011 maupun Surat Keputusan Keberatan;

bahwa pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding telah memberikan dokumen
T

pendukung berupa surat perjanjian sewa gudang penyimpanan dengan PT Megasari Makmur
yang dipergunakan oleh Pemohon Banding sebagai gudang dokumen-dokumen yang habis
IA

terbakar;

bahwa dari urutan kejadian dibawah ini dapat disimpulkan bahwa Surat Kepolisian tersebut
AR

seharusnya dapat dipertimbangkan oleh Terbanding sebagai bukti bahwa Pemohon Banding
memang tidak dapat memberikan dokumen yang diminta oleh Terbanding dengan alasan force
majeure:
i. 4 April 2013 Musibah Kebakaran terjadi
ET

ii. 30 April 2013 Kepolisian menerbitkan SP2HP


iii. 6 Mei 2013 Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan No.PEM
119/WPJ.22/KP.0700/2013 diterbitkan oleh Terbanding
iv. 17 Mei 2013 Risalah Pembahasan ditandatangani oleh Terbanding dan
KR

Pemohon Banding

bahwa namun demikian setelah kondisi Perusahaan Pemohon Banding tenang, pada saat
proses keberatan, Pemohon Banding masih dapat memberikan data-data tambahan kepada
SE

Terbanding berupa jurnal pembayaran dan rekening koran yang menunjukkan pembayaran
kepada pihak supplier dan data tersebut telah diterima oleh Bapak Sugeng S pada tanggal 18
Oktober 2013, namun data-data ini juga tidak dipertimbangkan oleh Terbanding;
bahwa Pasal 28 ayat 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 ("PP-74/2011")
tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan menyatakan
bahwa:
Keadaan luar kekuasaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (I) meliputi: b.
kebakaran;

bahwa sesuai PP-74/2011 tersebut di atas, maka Musibah Kebakaran seharusnya


dikategorikan sebagai keadaan di luar kekuasaan (“Force majeure") yang tidak dapat dikontrol

K
oleh Pemohon Banding;

c. UU PPh (UU No.36 Tahun 2008 tentang perubahan Keempat UU No.7 Tahun 1983 tentang

JA
Pajak Penghasilan)

bahwa UU Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 1 menegaskan bahwa biaya pembelian bahan dapat

PA
dikurangkan sebagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak;

bahwa pada persidangan tanggal 30 Juni 2015 Pemohon Banding menyerahkan Kronologis
Sengketa Pajak yang pada pokoknya menyatakan hal sebagai berikut:

N
bahwa dengan ini Pemohon Banding menyampaikan penjelasan musibah kebakaran sebagai
berikut:

LA
bahwa tanggal 4 April 2013 sekitar pukul 03.15 WIB, telah terjadi musibah kebakaran yang
menimpa bangunan yang beralamat di Jalan Pancasila IV RT.02 RW.13 Cicadas, Gunung Putri,
Bogor yang dipergunakan oleh Pemohon Banding sebagai tempat penyimpanan dokumen;

bahwa pada tanggal 22 April 2013 NY. PROKLAMARWATI, SH, S.PN melaporkan peristiwa
kebakaran tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Gunung Putri;
DI
GA
bahwa tanggal 25 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan”, yang berisi pemberitahuan akan
dilakukan penyelidikan;
N

bahwa pada tanggal 30 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat perihal
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)” dengan surat Nomor
B/576/IV/2013/ Reskrim beserta lampirannya;
PE

bahwa Lampiran SP2HP memuat jenis dokumen dan barang milik Pemohon Banding yang
dinyatakan “TERBAKAR” oleh pihak Kepolisian dengan rincian:
T

D O K U M EN Y A N G TERBA K A R
No N a m a B a ra n g Ju m lah
1 L a p o ra n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2008 s/d 2012
2 V o u c h e r P e n e ri m a a n d a n P e n g e l u a ra n C a s h & B a n k B e s e rt a P e n d u k u n g n y a 2008 s/d 2012
IA

3 F a k t u r P e n j u a l a n , F a k t u r P a j a k K e l u a ra n d a n R e t u r, F a k t u r l a i n - l a i n & b u k t i p e n d u k u n g n y a 2005 s/d 2012


4 F a k t u r P e m b e l i a n , F a k t u r P a j a k M a s u k a n D a n R e t u r, F a k t u r l a i n - l a i n & b u k t i p e n d u k u n g n y a 2005 s/d 2012
5 S P M P P h 1 5 , 2 1 , 2 3 , 2 5 D a n F i n a l B e s e rt a L a m p i ra n 2005 s/d 2009
6 S P M P p n b e s e rt a L a m p i ra n 2005 s/d 2009
7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e rt a L a m p i ra n 2005 s/d 2009
AR

8 R e k e n i n g K o ra n B a n k s e rt a R e k o n s i l i a s i B a n k 2008 s/d 2011


9 K a rt u H u t a n g 2008 s/d 2012
1 0 K a rt u P i u t a n g 2008 s/d 2012
1 1 K a rt u S t o c k 2008 s/d 2012
12 B u k u K as 2008 s/d 2012
13 B u k u B an k 2008 s/d 2012
1 4 D a t a L a p o ra n P ro d u k s i B u l a n a n 2008 s/d 2012
1 5 D a t a L a p o ra n S t o c k O p n a m e 2008 s/d 2012
1 6 A l l D a t a P T S i m b a ( P a s u ru a n - S u ra b a y a ) 2005 s/d 2009
ET

1 7 D o k u m e n E k s p o rt / I m p o rt 2005 s/d 2019


1 8 D a t a P a j a k , S u ra t - s u ra t P a j a k & D a t a L a i n - l a i n 2005 s/d 2011
1 9 T a n d a T e ri m a S u ra t P P h - 2 3 / 2 6 2005 s/d 2011
2 0 D o k u m e n S u ra t J a l a n / D e l i v e ry O rd e r ( D O ) 2006 s/d 2012
2 1 D o k u m e n P u rc h a s e O rd e r ( P O ) 2003 s/d 2012
2 2 L a p o ra n P e n e ri m a a n B a ra n g 2008 s/d 2012
2 3 B o n P e m a k a i a n B a ra n g 2008 s/d 2012
KR

2 4 B o n S e ra h T e ri m a B a ra n g 2008 s/d 2012


2 5 L a p o ra n P e n e ri m a a n B a ra n g 2005 s/d 2012
2 6 S e l l i n g P ri c e P ro p o s a l 2005 s/d 2012

P ER A LA TA N Y A N G TER B A K A R
No N a m a B a ra n g Ju m lah
1 ac S p lit N atio n al 1 P K 4
2 A C S p lit M itsib ish i 1 P K 1
3 U P S P ascal 3
SE

4 M o n ito r LC D 17" S am su n g 4

P E R S E D IA A N Y A N G T E R B A K A R
No N a m a B a ra n g Ju m lah
1 P o tato B ite s S e a S alt 10x 80g 89 k an to n g

bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar pada tanggal 27 Juni 2013 menerbitkan
Surat Keterangan Nomor: SKET/B/1640/VI/2013/DIT RESKRIMUM yang menyatakan sebagai
berikut:
“Kesimpulan hasil penyelidikan dan penyidikan, bahwa dalam peristiwa kebakaran tersebut
tidak ditemukan adanya bukti-bukti yang mengarah kepada unsur perbuatan melawan hukum”.

bahwa berhubung dokumen sebagaimana di atas telah terbakar, maka dalam proses
pemeriksaan Pemohon Banding tidak dapat memenuhi beberapa dokumen yang diminta oleh
Terbanding;

K
bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan Pembukuan (General Ledger) dan beberapa
dokumen lain sebelum dan sesudah musibah kebakaran terjadi;

JA
bahwa seyogyanya Terbanding dapat memanfaatkan serta melakukan pemeriksaan
berdasarkan beberapa dokumen yang diserahkan dan tidak semata-mata melakukan koreksi

PA
hanya didasarkan pada ketidaktersedian dokumen yang diakibatkan oleh musibah kebakaran;

bahwa mohon Majelis Hakim yang mulia dapat mempertimbangkan musibah kebakaran yang
Pemohon Banding alami dalam memutus sengketa pajak ini;

N
bahwa dalam sidang tanggal 18 Agustus 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat Nomor:
SIM/FAD-001/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 perihal Penjelasan mengenai Back-up
System, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

LA
bahwa sebelum Pemohon Banding diakuisisi oleh Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V
dan Godrej Consumer Products (Netherland) B.V pada tanggal 17 Mei 2010, Pemohon
Banding hanya menggunakan sistem yang dibuat sendiri oleh internal IT Pemohon Banding (in-
DI
house system). In-house system tersebut terdiri dari sistem GL untuk accounting, sistem
costing untuk produksi & accounting dan sistem inventory yang masing-masing berdiri sendiri
(tidak terintegrasi) sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan, bagian accounting harus
GA
menggabungkannya secara manual menggunakan aplikasi excel;

bahwa sistem tersebut di-back-up secara internal di server IT Pemohon Banding, namun
Pemohon Banding tidak melakukan back-up atas data-data seperti sales order, faktur
N

penjualan, faktur pajak, purchase order, faktur pembelian, dsb. Data-data yang di-back-up oleh
Pemohon Banding hanya terbatas pada dokumen-dokumen berupa akta notaris, perjanjian dan
rekening koran;
PE

bahwa setelah Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V dan Godrej Consumer Products
(Netherland) B.V mengakuisisi Pemohon Banding pada tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan
bulan Desember 2011, Godrej lebih banyak melakukan pembenahan SOP bagian produksi dan
T

pengembangan sales antara lain dengan pengembangan produk baru. Sementara untuk
bagian IT, Godrej hanya melakukan perubahan server email dari internal menjadi windows
IA

Cloud server yang memungkinkan email bisa diakses dari luar kantor;

bahwa pada awal tahun 2012, Godrej mulai melakukan analisa terhadap sistem IT yang
AR

digunakan karena adanya tuntutan penyeragaman deadline untuk menyampaikan laporan


keuangan perusahaan-perusahaan Godrej, termasuk perusahaan Pemohon Banding. Oleh
karena itu, Godrej merencanakan untuk menerapkan ERP system (SAP) dengan server yang
terpusat di India dan penerapan Document Management Storage (DMS) yaitu melakukan
penyimpanan semua dokumen penting dalam bentuk softcopy dan disimpan di server yang
ET

terpusat di PT. Megasari Makmur yang juga merupakan anak perusahaan Godrej;

bahwa pada bulan Juni 2012, Pemohon Banding mulai menerapkan DMS yang terbatas pada
scanning dokumen-dokumen seperti akta notaris, perjanjian dan rekening koran, tidak termasuk
KR

dokumen-dokumen transaksi keuangan seperti faktur penjualan, faktur pajak, faktur pembelian,
kuitansi, surat jalan, dsb;

bahwa dalam prakteknya, sangat sulit untuk melakukan scan/copy semua dokumen transaksi
SE

keuangan, seperti sales order, faktur penjualan, purchase order, faktur pembelian, kuitansi, dll,
mengingat jumlah dokumen yang harus di-scan/di-copy sangatlah banyak jumlahnya. Sehingga
scan/copy yang dilakukan oleh Pemohon Banding hanya terbatas pada akta notaris, perjanjian
dan rekening koran. Selain daripada itu, sebagai alat bukti dalam proses
pemeriksaan/keberatan/banding, dokumen yang diterima hanya berupa dokumen asli, dengan
demikian scan/copy dokumen menjadi tidak ada manfaatnya;
bahwa bulan Juli 2012, Surat Perintah Pemeriksaan Pajak diterbitkan oleh KPP Madya Bekasi
untuk seluruh jenis pajak Pemohon Banding. Pemohon Banding berusaha menyampaikan
semua dokumen yang diminta oleh Pemeriksa dan dimiliki oleh Pemohon Banding;

bahwa pada tanggal 21 Maret 2013, Pemohon Banding diakuisisi oleh Chinensis SDN Bhd dan

K
Chinensis Ltd. Pemegang saham baru memutuskan untuk tidak menggunakan SAP dan
memilih untuk menggunakan server lain;

JA
bahwa seperti telah Pemohon Banding sampaikan kepada Majelis Hakin, musibah kebakaran
telah menghanguskan gudang yang disewa oleh Pemohon Banding untuk menyimpan
dokumen-dokumen Pemohon Banding, sehingga Pemohon Banding kesulitan untuk

PA
menyampaikan dokumen asli kepada Terbanding dan Majelis Hakim;

bahwa musibah kebakaran merupakan kejadian yang tidak dapat Pemohon Banding hindari
dan berada di luar kekuasaan (force majeure) yang tidak dapat dikontrol oleh Pemohon
Banding. Upaya Pemohon Banding untuk melakukan scan/copy dokumen tidak semata-mata

N
dapat mengatasi keperluan pembuktian dalam pemeriksaan/keberatan/banding karena jumlah
dokumen yang di-scan/di-copy sangat terbatas dan yang lebih dibutuhkan adalah dokumen asli;

LA
bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding
(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

DI
bahwa koreksi sebesar Rp21.202.800,00 tersebut merupakan jumlah pembelian bahan
baku/pengemas kepada supplier Non PKP, yang digunakan dalam proses produksi dengan
rincian sebagai berikut:
GA
No Supplier Nilai (Rp) Nama Barang
1 Eddy Tiono Saputro 8.300.000 1000kg Makaroni
2 Abadi Makmur 7.506.000 Tas Plastik Bag
3 Metro Tape Abadi 4.492.800 Isolatif
N

4 Finiline Indo Langgeng PT 850.000 Potato PMR


5 Kimia Sari 54.000 Seasoning
PE

TOTAL 21.202.800
T
IA

bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah memberikan data/dokumen


AR

pembukuan yakni berupa general ledger yang membuktikan bahwa transaksi pembelian
tersebut telah Pemohon Banding catat pada akun inventory Pemohon Banding, selain itu
Pemohon Banding juga telah memberikan rekening koran sebagai bukti bahwa terdapat
pembayaran yang berkaitan dengan transaksi pembelian;
ET

bahwa pada saat proses keberatan, Pemohon Banding juga telah memberikan data-data
tambahan kepada Terbanding berupa jurnal pembayaran dan rekening koran yang secara
terperinci menunjukkan adanya pembayaran kepada pihak Supplier;
KR

bahwa pada saat pelaksanaan uji bukti dengan Terbanding, Pemohon Banding juga telah
menunjukkan dan memberikan dokumen berupa rekening koran dan jurnal pembayaran terkait
transaksi yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran transaksi tersebut;
SE

bahwa berdasarkan data/dokumen dan keterangan yang diberikan oleh Pemohon Banding
kepada Terbanding baik pada saat pemeriksaan maupun keberatan serta uji bukti, seharusnya
telah cukup untuk membuktikan kebenaran transaksi tersebut sehingga seharusnya biaya
tersebut dapat dijadikan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan (biaya 3M) (pengurang penghasilan bruto) menurut Pasal 6 ayat (1) huruf a angka
1 UU PPh;
bahwa terkait dokumen-dokumen lainnya berupa Invoice, PO, DO yang tidak dapat
disampaikan oleh Pemohon Banding, Pemohon Banding telah menjelaskan sebelumnya dalam
surat penjelasan terkait musibah kebakaran, yang pada intinya bahwa peristiwa kebakaran
yang terjadi merupakan peristiwa di luar kekuasaan Pemohon Banding dan tidak ditemukan
adanya unsur-unsur kesengajaan atau perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur pada

K
Pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2011;

Kesimpulan Akhir:

JA
bahwa alasan Terbanding untuk mengoreksi biaya pembelian bahan baku/pengemas
berdasarkan ketersediaan dokumen-dokumen pendukung adalah tidak tepat karena

PA
berdasarkan dokumen yang telah diberikan oleh Pemohon Banding pada saat pemeriksaan,
keberatan, dan uji kebenaran bukti telah cukup membuktikan bahwa transaksi pembelian
bahan baku/pengemas sebesar Rp21.202.800,00 benar adanya. Oleh karena itu koreksi
pembelian bahan baku/pengemas sebesar Rp21.202.800,00 Pemohon Banding mohon untuk
dibatalkan;

N
bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:

LA
1. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 22 Juli 2011 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
2. Jurnal Pembayaran Pembayaran Makaroni,
3. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 4 Agustus 2011 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
4. Jurnal Pembayaran Pembelian Tas Plastik,
DI
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 15 Agustus 2011 {Mutasi
GA
Debet (Pengeluaran)},
6. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 14 Oktober 2011 {Mutasi
Debet (Pengeluaran)},
N

8. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,


9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 10 April 2012 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
PE

10. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,


11. Rekening Koran Deutsche Bank No 0000364-00-0 tertanggal 1 Desember 2011 (Mutasi
Debet sebesar Rp2.500,00 dan Rp893.000,00, total = Rp895.500,00)
12. Jurnal Pembayaran senilai Rp895.500,00 yang diantaranya terdapat pencatatan pembelian
T

Potato senilai Rp850.000,00,


13. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);
IA

bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:


AR

bahwa Pemohon Banding telah memberikan pembuktian kepada Terbanding berupa arus uang;

bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen berupa jurnal/pencatatan dan rekening
koran (arus uang) yang membuktikan kebenaran adanya transaksi pembelian bahan
baku/pengemas;
ET

bahwa pada dasarnya, dokumen yang telah diberikan oleh Pemohon Banding seharusnya
telah cukup untuk membuktikan kebenaran atas transaksi pembelian bahan baku/pengemas;
KR

bahwa Pemohon Banding telah menjelaskan sebelumnya dalam surat penjelasan bahwa
dokumen-dokumen lainnya berupa Invoice, PO, DO tersebut telah musnah terbakar. Pemohon
Banding telah melampirkan surat keterangan dari Kepolisian mengenai musibah kebakaran
bahwa tidak ditemukan adanya unsur-unsur kesengajaan atau perbuatan melawan hukum.
SE

Peristiwa kebakaran yang terjadi merupakan peristiwa di luar kekuasaan Pemohon Banding
dan sebagaimana diatur pada Pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2011, yang
berbunyi sebagai berikut:
"Keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bencana alam;
b. kebakaran;
c. huru-hara/kerusuhan massal;
d. diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar yang tertera dalam surat ketetapan pajak berubah, kecuali Surat
Keputusan Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama; atau
e. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak”;

K
bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah memberikan penjelasan dan
data/dokumen pembukuan yakni berupa general ledger yang membuktikan bahwa transaksi
pembelian tersebut telah Pemohon Banding catat pada akun inventory. Selain itu Pemohon

JA
Banding juga telah memberikan rekening koran sebagai pembuktian arus uang sehingga
berdasarkan data/dokumen dan keterangan yang telah Pemohon Banding berikan selama
periode pemeriksaan seharusnya telah cukup untuk membuktikan bahwa transaksi pembelian

PA
tersebut benar-benar terjadi;

bahwa UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding untuk


memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak, sesuai Pasal 76 UU
No.14 Tahun 2002 tentang Penghasilan Pajak, menyatakan bahwa: "Hakim menentukan apa

N
yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya
suatu pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 ayat (1)";

LA
bahwa berdasarkan data/dokumen dan penjelasan yang diberikan oleh Pemohon Banding
kepada Terbanding, baik pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan serta uji bukti,
seharusnya telah cukup untuk membuktikan kebenaran transaksi tersebut sehingga
DI
seharusnya biaya atas pembelian bahan baku/pengemas dapat dijadikan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M) sebagai pengurang
penghasilan bruto sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 1 Undang-Undang No.7 Tahun
GA
1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

bahwa berdasarkan penjelasan dan bukti-bukti yang telah diberikan oleh Pemohon Banding,
N

Pemohon Banding mohon agar koreksi biaya pembelian bahan baku/pengemas sebesar
Rp21.202.800,00 dibatalkan seluruhnya;
PE

Menurut Majelis:

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi
T

Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan


koreksi atas Biaya Pembelian Bahan Baku/Pengemas sebesar Rp21.202.800,00 karena
IA

Pemohon Banding tidak dapat membuktikan kebenaran transaksi pembelian dengan


menunjukkan dokumen/data/informasi arus uang dan arus barang berupa kartu stok, Invoice,
PO, DO, bukti pelunasan dll, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai biaya untuk mendapatkan,
AR

menagih, dan memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) huruf a angka
1 UU PPh;

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


pembelian bahan yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
ET

diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding atas pembelian bahan
KR

baku/pengemas sebesar Rp21.202.800 dengan alasan bahwa transaksi tersebut merupakan


pembelian bahan baku/pengemas ke Non PKP yang digunakan dalam proses produksi dan
telah dibukukan pada akun persediaan (inventory) dengan rincian sebagai berikut :
SE

Supplier Nilai (Rp) No. Akun Nama Akun


Eddy Tiono Saputro 8.300.000 1141.0001 Inventory RM Bahan Utama
Abadi Makmur 7.506.000 1142.0003 Inventory PM Master Bag
Metro Tape Abadi 4.492.800 1142.0005 Inventory PM Mainan, sticker
Finiline Indo Langgeng PT 850.000 1141.0001 Inventory RM Bahan Utama
Kimia Sari 54.000 1141.0004 Inventory RM Seasoning
TOTAL 21.202.800
bahwa untuk membuktikannya pada saat proses pemeriksaan Pemohon Banding telah
menyerahkan general ledger dan rekening koran namun tidak dapat menyampaikan seluruh
dokumen pendukung pembukuan untuk tahun pajak 2011 karena keadaan di luar kekuasaan
(“Force majeure") sesuai surat keterangan dari pihak Kepolisian telah terjadi kebakaran pada
tanggal 4 April 2013 yang telah menghanguskan gudang penyimpanan dokumen-dokumen dan

K
pada saat proses keberatan Pemohon Banding telah menyampaikan tambahan bukti berupa
jurnal pembayaran dan rekening koran yang secara terperinci yang menunjukkan pembayaran
kepada pihak supplier namun data-data tersebut tidak dipertimbangkan oleh Terbanding;

JA
bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas pembelian

PA
bahan baku/pengemas sebesar Rp21.202.800 yang dibuktikan dengan general ledger, jurnal
pembayaran dan rekening koran namun tidak diisertai dengan dokumen pendukung berupa
kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll sebagai berikut:
- Menurut Terbanding : Pemohon Banding tidak dapat membuktikan kebenaran transaksi
pembelian tersebut sehingga tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto;

N
- Menurut Pemohon Banding : terjadi kebakaran pada tanggal 4 April 2013 yang telah
menghanguskan gudang penyimpanan dokumen sehingga Pemohon Banding tidak dapat
menyampaikan dokumen pendukung pembelian yang dimaksud;

LA
bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kesimpulan Akhir Terbanding diketahui
kronologis pemeriksaan pada pokoknya sebagai berikut::

DI
a. Terbanding telah menyampaikan pemberitahuan pemeriksaan bersamaan dengan
permintaan peminjaman dokumen kepada Pemohon Banding pada tanggal 4 Oktober 2012
dan selanjutnya Terbanding juga menyampaikan peringatan I (pertama) dan peringatan II
GA
(kedua) pada tanggal 15 Oktober 2012 dan tanggal 29 April 2013;
b. Pemohon Banding secara berangsur telah menyampaikan sebagian dokumen yang diminta
oleh Terbanding pada tanggal 4 Oktober 2012, 14 Oktober 2012, 16 Oktober 2012, 16 April
2013, 19 April 2013, dan 25 April 2013 sebagaimana daftar berikut ini:
N
T PE
IA
AR
ET
KR
SE
K
JA
PA
N
LA
c. Terbanding menyampaikan pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Pemohon Banding
pada tanggal 6 Mei 2013 dan menerbitkan SKPKB pada tanggal 23 Mei 2013 setelah
sebelumnya dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Pemohon Banding
pada tanggal 17 Mei 2013;

DI
bahwa Majelis berpendapat bahwa benar telah terjadi kebakaran gudang penyimpanan
dokumen Pemohon Banding pada tanggal 4 April 2013 sesuai surat keterangan dari pihak
GA
Kepolisian namun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan keadaan di luar kekuasaan
(“Force majeure") sehingga Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan dokumen
pendukung yang diminta oleh Terbanding karena Pemohon Banding sebenarnya mempunyai
cukup waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta oleh Terbanding karena
permintaan peminjaman telah disampaikan tanggal 4 Oktober 2012 dan sebelum terjadinya
N

kebakaran tersebut Pemohon Banding telah menyampaikan sebagian dokumen pada tanggal 4
Oktober 2012, 14 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012 setelah Terbanding menyampaikan
PE

peringatan I (pertama) pada tanggal 15 Oktober 2012;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung


pembelian bahan baku/pengemas sebesar Rp21.202.800 yang terdiri dari:
1. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 22 Juli 2011 {Mutasi Debet
T

(Pengeluaran)},
2. Jurnal Pembayaran Pembayaran Makaroni,
IA

3. Rekening Koran Bank BCA No.4503063304 tertanggal 4 Agustus 2011 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
4. Jurnal Pembayaran Pembelian Tas Plastik,
AR

5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 15 Agustus 2011 {Mutasi


Debet (Pengeluaran)},
6. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 14 Oktober 2011 {Mutasi
ET

Debet (Pengeluaran)},
8. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,
9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-00-0 tertanggal 10 April 2012 {Mutasi Debet
(Pengeluaran)},
KR

10. Jurnal Pembayaran Pembelian Isolatif,


11. Rekening Koran Deutsche Bank No 0000364-00-0 tertanggal 1 Desember 2011 (Mutasi
Debet sebesar Rp2.500,00 dan Rp893.000,00, total = Rp895.500,00)
12. Jurnal Pembayaran senilai Rp895.500,00 yang diantaranya terdapat pencatatan pembelian
Potato senilai Rp850.000,00,
SE

13. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);

bahwa Majelis berpendapat pembuktian transaksi perolehan barang dilakukan melalui


pengujian arus uang dan arus barang sehingga bukti-bukti yang telah disampaikan oleh
Pemohon Banding berupa General Ledger, jurnal/pencatatan dan rekening koran hanya
merupakan pembuktian arus uang saja dengan demikian pembelian bahan baku/pengemas
tidak didukung dengan pembuktian arus barang berupa Kartu stok, Invoice, Purchase Order
(PO), Delivery Order (DO) dan Faktur Pajak;

bahwa berdasarkan pendapat Majelis tersebut di atas, Majelis berkesimpulan tidak terdapat
cukup bukti untuk mendukung kebenaran transaksi Pembelian Bahan Baku/Pengemas dengan
demikian Majelis berketetapan untuk menolak banding Pemohon Banding dan

K
mempertahankan koreksi Terbanding atas Biaya Pembelian Bahan Baku/Pengemas sebesar
Rp21.202.800,00;

JA
2. Biaya Transportasi sebesar Rp5.097.152.089,00

PA
Menurut Terbanding:

Dasar hukum:

bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008

N
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

LA
Pasal 6 ayat (1)

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk: DI
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain angka 1 sd.9.
GA
Tanggapan Terbanding:

bahwa Pemohon Banding telah memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam BA-
N

113/WPJ.22/BD.0602/2013 tanggal 17 Desember 2013 dan Surat No.SIM/FAD-4/1/2014


tanggal 10 Januari 2014 sebagai berikut:
PE

bahwa biaya transportasi tersebut dibayarkan kepada PT Intrasari, yang merupakan


penggantian dan ditagihkan dalam invoice dan faktur pajak dan daftar nominatif telah
dilampirkan dalam SPT 1771;
T

bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa PT. Intrasari Raya adalah distributor yang
ditunjuk Pemohon Banding untuk memasarkan produk-produk perusahaan dan Pemohon
IA

Bandingmenyatakan memiliki hubungan istimewa dengan PT. Intrasari Raya sebagaimana


tertuang dalam laporan auditor Tahun 2011;
AR

bahwa Pemohon Banding (prinsipal) telah menandatangani perjanjian distribusi dengan PT.
Intrasari Raya (distributor) yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2001. perjanjian tersebut telah
dilakukan addendum terakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang membuat perubahan
pasal 3 yakni "INTRASARI berhak menagih semua biaya promosi dan biaya pengiriman produk-
produk ke regional distributor yang ditunjuk oleh INTRASARI dan SIMBA berkewajiban untuk
ET

membayar semua tagihan atas biaya promosi dan biaya pengiriman produk-produk tersebut
dari INTRASARI";

bahwa Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding untuk membuktikan


KR

ketidakbenaran koreksi Terbanding tersebut dengan menunjukkan dokumen/data/informasi arus


uang dan arus barang berupa Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll;

bahwa namun Pemohon Banding tidak dapat memenuhi/memberikan permintaan dokumen


SE

tersebut dengan alasan sebagaimana tercantum dalam surat keberatan yang menyatakan
bahwa dokumen tersebut telah terbakar, dan dilampiri dengan surat kapolsek;

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


biaya transportasi yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang
mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada
saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya".

K
bahwa dengan demikian maka Terbanding berpendapat bahwa biaya transportasi sebesar
Rp5.097.152.089 tidak dapat diyakini kebenaran transaksinya, sehingga biaya tersebut tidak

JA
dapat dijadikan sebagai biaya 3M (pengurang penghasilan bruto) menurut basal 6 ayat (1) UU
PPh;

PA
bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

N
NO KOREKSI SENGKETA
1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian
A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800

LA
B. Koreksi biaya transportasi Sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA
A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :
Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis

B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : DI


Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932

Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan


Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856
Yuridis
Pembuktian
GA
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434
N

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
PE

Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam


kesimpulan akhir ini;
2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;
T

Pendapat Terbanding atas Sengketa Pembuktian


IA

bahwa Terbanding berpendapat secara keseluruhan atas sengketa pembuktian ini sebagai
berikut:
AR

bahwa berdasarkan kronologis pemeriksaan diketahui bahwa pada awal pemeriksaan


dilakukan Terbanding telah meminta data dan dokumen namun sampai dengan Laporan
Pemeriksaan data dan dokumen yang diminta tidak diberikan oleh Terbanding. Kronologis
ET

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Bukti Terlampir):

Tanggal Keterangan
27 Juli 2012 SP2 Nomor PRIN-00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterbitkan
KR

4 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor: PEMB-


00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterima oleh Chandra Winata
4 Oktober 2012 Terbanding Menyampaikan Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
dengan S-637/WPJ.22/KP.0705/2012 tanggal 4 Oktober 2012
15 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Peringatan karena Pemohon Banding hanya
SE

meminjamkan sebagian dokumen dengan surat nomor S-708/WPJ.22/KP.0700/2012


tanggal 15 Oktober 2012
29 April 2013 Terbanding menyampaikan Peringatan II karena Pemohon Banding hanya
meminjamkan sebagian dokumen dengan surat nomor S-355/WPJ.22/KP.0700/2013
tangal 29 April 2013
1 Mei 2013 Terbanding menyampaikan Permintaan Tambahan Data dan Dokumen dalam
Rangka Pemeriksaan Pajak dengan surat Nomor S-371/WPJ.22/KP.07000/2013
tanggal 1 Mei 2013
6 Mei 2013 Terbanding menyampai SPHP Nomor PEM-119/WPJ.22/KP.0700/2013 kepada
Pemohon Banding
17 Mei 2013 Terbanding dan Pemohon Banding menandatangani Berita Acara Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
23 Mei 2013 Terbanding menerbitkan SKPKB Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013

K
bahwa berdasarkan kronologis di atas dapat dilihat bahwa pemberitahuan pemeriksaan telah
dimulai tanggal 4 Oktober 2012 dan permintaan dokumen juga sejak 4 Oktober 2012;

JA
bahwa tanggal 15 Oktober 2012 telah dibuat peringatan I (pertama) dan tanggal 29 April 2013
telah dibuat peringatan II (kedua) karena Pemohon Banding hanya menyampaikan sebagian
data;

PA
bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak dapat menyerahkan data arus barang dengan
musibah kebakaran tanggal 4 April 2013 dengan surat keterangan kepolisian tanggal 30 April
2013;

N
bahwa dari kronologis tersebut dapat dilihat, bahwa Pemohon Banding mempunyai cukup
waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta yakni permintaan tanggal 4 dan 15

LA
Oktober 2012 dan berdasarkan surat keterangan kepolisiian Gudang terbakar tanggal 4 April
2013;

bahwa dari kronologis di atas dapat dilihat bahwa Pemohon Banding untuk memenuhi
DI
peminjaman dokumen dengan alasan kebakaran tidak dapat diterima;

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang menyebutkan:
GA
"Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya".
N

bahwa berdasarkan fakta sebagaimana dijelaskan di atas dan sesuai ketentuan Pasal 26A ayat
PE

(4) UU KUP, Terbanding berpendapat bahwa data yang diajukan dalam proses uji bukti namun
dalam pemeriksaan tidak pernah diberikan oleh Pemohon Banding tidak dapat dipertimbangkan
dan Terbanding tetap berkesimpulan untuk tetap mempertahankan semua koreksi yang
tercantum di atas;
T

Kesimpulan
IA

bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai
AR

pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;
ET

bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan
dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
KR

oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
yang dilakukan sudah tepat;

bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014


diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
SE

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;

Usul

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan untuk menolak permohonan
banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan Keputusan Terbanding Nomor
KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang Keberatan atas SKPKB PPh
Pasal 25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013 Masa Pajak Januari sampai
dengan Desember;

K
bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:
1. Perjanjian Distribusi dan adendum perubahannya (Perjanjian antara PT. SIM dengan PT.

JA
Intrasari Raya),
2. Surat Jalan (Delivery Order/DO) [Bukti bahwa produk dikirim dari gudang Pemohon
Banding ke tempat/gudang pelanggan di berbagai daerah (dokumen merupakan salinan

PA
yang didapat pada pos satpam yang tidak ikut terbakar)],
No Tanggal Tujuan
2/02/IR/SF/079 08-Feb-12 Deli Serdang
2/02/IR/SF/084 08-Feb-12 Tanjung Pinang
2/02/IR/SF/087 08-Feb-12 Bandar Lampung

N
2/02/IR/SF/088 08-Feb-12 Pekanbaru
2/02/IR/SF/097 09-Feb-12 Padang

LA
2/02/IR/SF/099 09-Feb-12 Makassar
2/02/IR/SF/104 09-Feb-12 Klaten
2/02/IR/SF/106 09-Feb-12 Pasuruan - Jatim
2/02/IR/SF/109
2/02/FO/IR/390
2/02/FO/IR/405
DI
10-Feb-12 Palembang
25-Feb-12 Agam - Sumbar
27-Feb-12 Dumai - Pekanbaru
GA
2/02/FO/IR/433 29-Feb-12 Batam
3. Faktur Penjualan (Invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100154 tertanggal 30
November 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar
Rp1.097.218.652,00),
N

4. Tagihan Promosi Principle Simba November 2011 (Rincian biaya transportasi sebesar
Rp270.670.121,00 dan biaya promosi sebesar Rp726.795.926,00 dan dengan total
PE

Rp997.466.047,00; Jumlah plus PPN = 997.466.047 + 99.746.605 + 6.000 =


1.097.218.652),
5. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00260125 tertanggal 30
November 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.097.212.652,00),
6. Nota Pembayaran No.AG-1201215 tertanggal 20 Januari 2012 (Instruksi melakukan
T

pembayaran tagihan sebesar Rp7.097.212.652,00),


7. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 24 Januari 2012 (Bukti
IA

Pembayaran (Payment Details) sebesar Rp1.097.212.652,00),


8. SPT PPN Masa Desember 2011 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
9. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100167 tertanggal 31
AR

Desember 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar


Rp1.441.229.287,00),
10. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Desember 2011 (Rincian
biaya transportasi sebesar Rp478.190.282,00 dan biaya promosi transportasi sebesar
ET

Rp832.012.706,00 dengan total Rp1.310.202.988,00; Jumlah plus PPN = 1.310.202.988 +


131.020.299 + 6.000 = 1.441.229.287),
11. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00276038 tertanggal 31
Desember 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.441.223.287,00),
KR

12. Nota Pembayaran No.AG-1202226 tanggal 20 Februari 2012 (Instruksi melakukan


pembayaran tagihan sebesar Rp1.441.223.287,00),
13. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 23 Februari 2012 (Bukti
Pembayaran (Payment details) sebesar Rp1.441.223.287,00),
14. SPT PPN Masa Januari 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
SE

15. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/12100023 tertanggal 29
Februari 2012 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar Rp1.149.580.179,00),
16. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Februari 2012 (Rincian biaya
transportasi sebesar Rp421.069.068,00 dan biaya promosi transportasi sebesar
Rp623.998.368,00 dengan total Rp1.045.067.436,00; Jumlah plus PPN = 1.045.067.436 +
104.506.744 + 6.000 = 1.149.580.179),
17. Faktur Pajak dari PT. Intrasari Raya dengan No.010.000-12.00047519 tertanggal 29
Februari 2012 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.149.574.180,00),
18. Nota Pembayaran No.AG-1205084 tertanggal 3 Mei 2012 (Instruksi melakukan
pembayaran tagihan sebesar Raya sebesar Rp1.149.574.179,00),
19. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 7 Mei 2012 (Bukti Pembayaran
(Payment details) sebesar Rp1.149.574.179,00),

K
20. SPT PPN Masa Maret 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
21. Tanda terima dokumen tertanggal 2 Mei 2013 (Bukti bahwa dokumen sebagaimana angka
3, 4 dan 5 di atas telah disampaikan pada saat Pemeriksaan),

JA
22. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan

PA
keterangan sebagai berikut:

bahwa pada koreksi atas Biaya Transportasi ini adalah karena tidak ada dokumen yang
dijadikan bukti yang tidak diserahkan dalam proses pemeriksaan;

N
bahwa Pemohon Banding beralasan dokumen telah terbakar, namun dalam uji bukti Pemohon
Banding dapat menunjukkan beberapa transaksi yang dokumennya masih ada dan tidak
terbakar dikarenakan dokumen tersebut merupakan dokumen pertinggal di pos keamanan

LA
dimana dalam setiap arus keluar barang harus ditunjukkan dokumen resmi. Jumlah transaksi
yang di buktikan dengan dokumen yaitu 3 set dokumen transaksi sebesar Rp1.169.929.471,00;

bahwa selain itu nilai transaksi sebesar Rp3.927.222.618,00 tidak dapat dibuktikan oleh
DI
Pemohon Banding dalam uji bukti yang telah dilakukan;

bahwa dari dokumen yang ada dalam uji bukti tersebut menyebutkan bahwa biaya transportasi
GA
ini adalah perjanjian kerjasama distribusi antara Pemohon Banding dengan PT. Intrasari Raya
(distributor);

bahwa terlepas dari pembuktian yang telah dilakukan di atas Terbanding tetap berpegang pada
N

fakta fakta yang telah ada sejak saat pemeriksaan hingga proses banding yaitu atas dokumen
dokumen pembuktian ini tidak pernah diserahkan kepada Pemeriksa;
PE

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


pembelian bahan yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang
T

mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada
IA

saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya";
AR

bahwa dengan demikian maka Terbanding berpendapat bahwa koreksi biaya transportasi
sebesar Rp5.097.152.089,00 tetap harus dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding:


ET

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya transportasi sebesar Rp5.097.152.089 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
KR

a. Pembuktian Transaksi

bahwa PT Intrasari Raya ("Intrasari") adalah distributor produk Pemohon Banding untuk seluruh
wilayah Indonesia dengan beberapa ketentuan:
SE

1. Distribusi produk ke pelanggan dan kegiatan promosi


1. Intrasari bertanggungjawab untuk melakukan proses distribusi produk ke pelanggan dan
kegiatan promosi;
2. Atas permintaan Intrasari, Pemohon Banding mengirim produk ke gudang Intrasari atau
ke tempat/gudang pelanggan yang ditentukan oleh Intrasari;
2. Biaya distribusi dan promosi
Pemohon Banding bertanggungjawab atas biaya distribusi dan promosi yang dikeluarkan
oleh Intrasari dengan cara:
1. Pemohon Banding memberikan diskon kepada Intrasari yang akan ditinjau dari waktu ke
waktu oleh Pemohon Banding dengan persetujuan kedua belah pihak; atau
2. Intrasari menagih semua biaya promosi dan biaya pengiriman yang telah dikeluarkan
oleh Intrasari;

K
3. Harga jual produk Pemohon Banding ke Intrasari
Harga jual produk Pemohon Banding kepada Intrasari akan ditentukan dari waktu ke waktu

JA
oleh kedua belah pihak;
4. Harga jual produk Pemohon Banding oleh Intrasari ke pelanggan (customer):
1. Intrasari tidak berhak mengubah struktur harga jual produk Pemohon Banding kepada
customer tanpa pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada Pemohon Banding.

PA
2. Intrasari berhak atas margin yang disepakati bersama antara Pemohon Banding dan
Intrasari. Dengan demikian harga jual produk Pemohon Banding oleh Intrasari kepada
customer adalah harga beli dari Pemohon Banding plus margin;

N
bahwa Pemohon Banding lampirkan Addendum Perjanjian Distribusi antara PT SIM dengan PT
Intrasari Raya tertanggal 2 Januari 2010;

LA
bahwa dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding (Pemeriksa) bahwa biaya angkutan
sebesar tersebut di atas dinilai tidak wajar karena pengiriman produk dilakukan dari gudang
Pemohon Banding ke gudang Intrasari yang berada dalam satu komplek. Untuk hal ini
Pemohon Banding berpendapat bahwa:
DI
bahwa dasar koreksi ini keliru karena produk Pemohon Banding dikirim dari gudang Pemohon
GA
Banding ke tempat/gudang pelanggan yang ditentukan oleh Intrasari sebagaimana tercantum
pada Pasal 3 ayat 4 Perjanjian Distribusi yang juga dikutip oleh Terbanding;

bahwa hal ini membuktikan bahwa koreksi yang dilakukan bukan berdasarkan Pasal 18 ayat (4)
UU PPh;
N

bahwa biaya yang dikoreksi oleh Terbanding sebesar Rp5.097.152.089 adalah benar
PE

merupakan biaya transportasi (pengangkutan) produk Pemohon Banding dari gudang Pemohon
Banding ke gudang Intrasari dan/atau tempat/gudang pelanggan Intrasari yang hampir
diseluruh wilayah Republik Indonesia sebagaimana disebut di atas;

bahwa Pernyataan Terbanding bahwa Pemohon Banding tidak menyerahkan


T

data/dokumen/informasi arus uang dan arus barang berupa invoice, PO, DO, bukti pelunasan,
dll dalam proses keberatan adalah tidak benar;
IA

bahwa berdasarkan Tanda Terima pada tanggal 18 Oktober 2013 (lampiran 14), Bapak Sugeng
S, (pihak Terbanding) telah menerima 2 berkas berupa contoh voucher No.AG1205084 yang
AR

terdiri dari Jurnal Pembayaran, Invoice, Faktur Pajak, Bukti Pembayaran serta Rekening Koran
terkait pembayaran tersebut;

bahwa pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding pun telah meminjamkan faktur pajak
ET

kepada Terbanding, yang diterima oleh Bapak Teguh S pada tanggal 16 Oktober 2012 dan
Terbanding tidak mempermasalalikan mengenai eksistensi atas dokumentasi biaya transportasi;

bahwa perlu Pemohon Banding beritahukan bahwa sampai saat ini Pemohon Banding belum
KR

menerima Berita Acara Nomor BA-113/WPJ.22/BD.0602/2013 tanggal 17 Desember 2013;

b. Transaksi Hubungan lstimewa

bahwa TP document telah diserahkan pada saat proses keberatan;


SE

bahwa berdasarkan TP document yang Pemohon Banding serahkan sebagai lampiran surat
Pemohon Banding No.SIM/FAD-4/.1/2014 tanggal 10 Januari 2014 bahwa transaksi yang
dilakukan dengan Intrasari yaitu Cost plus 4,5% masih dalam rentang wajar;

bahwa Pemohon Banding juga mempertanyakan mengenai pelaksanaan ketentuan yang terkait
dengan transaksi hubungan istimewa oleh Terbanding. Menurut Pemohon Banding apabila
Terbanding melaksanakan UU PPh Pasal 18 ayat (4) dan peraturan pelaksana lainnya secara
benar, maka tidak seharusnya Terbanding mengoreksi seluruh biaya transportasi yang
benar-benar telah dikeluarkan oleh Pemohon Banding;

bahwa apabila biaya transportasi tersebut dikoreksi oleh Terbanding, maka akan terjadi

K
pembayaran pajak berganda atas jumlah tersebut oleh Pemohon Banding dan Intrasari;

c. Musibah kebakaran

JA
bahwa seperti yang telah Pemohon Banding jelaskan pada butir B.1.1 bahwa Pemohon
Banding mengalami Musibah Kebakaran sehingga Pemohon Banding tidak dapat rnemberikan

PA
bukti pembayaran biaya transportasi yang diminta oleh Terbanding karena bukti tersebut
termasuk dokumen yang musnah terbakar. Namun demikian, berdasarkan rekening koran yang
telah Pemohon Banding sampaikan kepada Pemohon Banding pada tanggal 18 Oktober 2013,
seharusnya Terbanding dapat melakukan pengecekan kebenaran transaksi berdasarkan
rekening koran tersebut;

N
bahwa menurut Pasal 69 ayat 1 UU Pengadilan Pajak bahwa dalam hal pembuktian, alat bukti
dapat berupa: a. surat atau tulisan; b. keterangan ahli; c. keterangan para saksi; d. pengakuan
para pihak; dan/atau e. pengetahuan Hakim;

LA
bahwa kemudian Pasal 76 menyatakan bahwa:
Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian
pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1);

bahwa mengacu kepada ketentuan tersebut di atas dan terkait dengan musibah kebakaran
DI
GA
yang Pemohon Banding alami, maka Pemohon Banding menyerahkan masalah cukup tidaknya
pembuktian yang dapat diberikan oleh Pemohon Banding sepenuhnya kepada kebijaksanaan
Hakim;
N

bahwa pada persidangan tanggal 30 Juni 2015 Pemohon Banding menyerahkan Kronologis
Sengketa Pajak yang pada pokoknya menyatakan hal sebagai berikut:
PE

bahwa dengan ini Pemohon Banding menyampaikan penjelasan musibah kebakaran sebagai
berikut:

bahwa tanggal 4 April 2013 sekitar pukul 03.15 WIB, telah terjadi musibah kebakaran yang
T

menimpa bangunan yang beralamat di Jalan Pancasila IV RT.02 RW.13 Cicadas, Gunung Putri,
Bogor yang dipergunakan oleh Pemohon Banding sebagai tempat penyimpanan dokumen;
IA

bahwa pada tanggal 22 April 2013 NY. PROKLAMARWATI, SH, S.PN melaporkan peristiwa
kebakaran tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Gunung Putri;
AR

bahwa tanggal 25 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan”, yang berisi pemberitahuan akan
dilakukan penyelidikan;
ET

bahwa pada tanggal 30 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat perihal
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)” dengan surat Nomor
B/576/IV/2013/ Reskrim beserta lampirannya;
KR

bahwa Lampiran SP2HP memuat jenis dokumen dan barang milik Pemohon Banding yang
dinyatakan “TERBAKAR” oleh pihak Kepolisian dengan rincian:
D O K U M E N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a r a n g J u m l a h
1 L a p o r a n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
SE

2 V o u c h e r P e n e r i m a a n d a n P e n g e l u a r a n C a s h & B a n k B e s e r t a P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
3 F a k t u r P e n j u a l a n , F a k t u r P a j a k K e l u a r a n d a n R e t u r , F a k t u r l a i n - l a i n & b u k t i p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
4 F a k t u r P e m b e l i a n , F a k t u r P a j a k M a s u k a n D a n R e t u r , F a k t u r l a i n - l a i n & b u k t i p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
5 S P M P P h 1 5 , 2 1 , 2 3 , 2 5 D a n F i n a l B e s e r t a L a m p i r a n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
6 S P M P p n b e s e r t a L a m p i r a n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e r t a L a m p i r a n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
8 R e k e n i n g K o r a n B a n k s e r t a R e k o n s i l i a s i B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 1
9 K a r t u H u t a n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 0 K a r t u P i u t a n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 1 K a r t u S t o c k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 2 B u k u K a s 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 3 B u k u B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 4 D a t a L a p o r a n P r o d u k s i B u l a n a n 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 5 D a t a L a p o r a n S t o c k O p n a m e 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 6 A l l D a t a P T S i m b a ( P a s u r u a n - S u r a b a y a ) 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
1 7 D o k u m e n E k s p o r t / I m p o r t 2 0 0 5 s / d 2 0 1 9
1 8 D a t a P a j a k , S u r a t - s u r a t P a j a k & D a t a L a i n - l a i n 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
1 9 T a n d a T e r i m a S u r a t P P h - 2 3 / 2 6 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
2 0 D o k u m e n S u r a t J a l a n / D e l i v e r y O r d e r ( D O ) 2 0 0 6 s / d 2 0 1 2
2 1 D o k u m e n P u r c h a s e O r d e r ( P O ) 2 0 0 3 s / d 2 0 1 2
2 2 L a p o r a n P e n e r i m a a n B a r a n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 3 B o n P e m a k a i a n B a r a n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 4 B o n S e r a h T e r i m a B a r a n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 5 L a p o r a n P e n e r i m a a n B a r a n g 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
2 6 S e l l i n g P r i c e P r o p o s a l 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2

P E R A L A T A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a r a n g J u m l a h
1 a c S p l i t N a t i o n a l 1 P K 4
2 A C S p l i t M i t s i b i s h i 1 P K 1
3 U P S P a s c a l 3
4 M o n i t o r L C D 1 7 " S a m s u n g 4

P E R S E D I A A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a r a n g J u m l a h
1 P o t a t o B i t e s S e a S a l t 1 0 x 8 0 g 8 9 k a n t o n g
DO K U M EN Y A N G TERBA K A R
No N am a Baran g Ju m lah
1 Lap o ran K e u an gan d an P e n d u k u n gn y a 2008 s/ d 2012

K
2 V o u ch e r P e n e rim aan d an P e n ge lu aran C ash & B an k B e se rta P e n d u k u n gn y a 2008 s/ d 2012
3 F ak tu r P e n ju alan , F ak tu r P ajak K e lu aran d an R e tu r, F ak tu r lain -lain & b u k ti p e n d u k u n gn y a 2005 s/ d 2012

JA
4 F ak tu r P e m b e lian , F ak tu r P ajak M asu k an D an R e tu r, F ak tu r lain -lain & b u k ti p e n d u k u n gn y a 2005 s/ d 2012
5 S P M P P h 15,21,23,25 D an F in al B e se rta Lam p iran 2005 s/ d 2009
6 S P M P p n b e se rta Lam p iran 2005 s/ d 2009
7 S P T Tah u n an P P h 21 D an B ad an B e se rta Lam p iran 2005 s/ d 2009
8 R e k e n in g K o ran B an k se rta R e k o n siliasi B an k 2008 s/ d 2011

PA
9 K artu H u tan g 2008 s/ d 2012
10 K artu P iu tan g 2008 s/ d 2012
11 K artu S to ck 2008 s/ d 2012
12 B u k u K as 2008 s/ d 2012
13 B u k u B an k 2008 s/ d 2012
14 D ata Lap o ran P ro d u k si B u lan an 2008 s/ d 2012
15 D ata Lap o ran S to ck O p n am e 2008 s/ d 2012

N
16 A ll D ata P T S im b a ( P asu ru an -S u rab ay a) 2005 s/ d 2009
17 D o k u m e n Ek sp o rt/ Im p o rt 2005 s/ d 2019

LA
18 D ata P ajak , S u rat-su rat P ajak & D ata Lain -lain 2005 s/ d 2011
19 Tan d a Te rim a S u rat P P h - 23/ 26 2005 s/ d 2011
20 D o k u m e n S u rat Jalan / D e liv e ry O rd e r ( D O ) 2006 s/ d 2012
21 D o k u m e n P u rch ase O rd e r ( P O ) 2003 s/ d 2012
22 Lap o ran P e n e rim aan B aran g 2008 s/ d 2012
23 B o n P e m ak aian B aran g
24 B o n S e rah Te rim a B aran g
25 Lap o ran P e n e rim aan B aran g
26 S e llin g P rice P ro p o sal
DI 2008 s/ d 2012
2008 s/ d 2012
2005 s/ d 2012
2005 s/ d 2012
GA
P ERA LA TA N Y A N G TERBA K A R
No N am a Baran g Ju m lah
1 ac S p lit N atio n al 1 P K 4
2 A C S p lit M itsib ish i 1 P K 1
3 UP S P ascal 3
N

4 M o n ito r LC D 17" S am su n g 4

P ERSEDIA A N Y A N G TERBA K A R
PE

No N am a Baran g Ju m lah
1 P o tato B ite s S e a S alt 10x 80g 89 k an to n g

bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar pada tanggal 27 Juni 2013 menerbitkan
Surat Keterangan Nomor: SKET/B/1640/VI/2013/DIT RESKRIMUM yang menyatakan sebagai
T

berikut:
“Kesimpulan hasil penyelidikan dan penyidikan, bahwa dalam peristiwa kebakaran tersebut
IA

tidak ditemukan adanya bukti-bukti yang mengarah kepada unsur perbuatan melawan hukum”.

bahwa berhubung dokumen sebagaimana di atas telah terbakar, maka dalam proses
AR

pemeriksaan Pemohon Banding tidak dapat memenuhi beberapa dokumen yang diminta oleh
Terbanding;

bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan Pembukuan (General Ledger) dan beberapa
dokumen lain sebelum dan sesudah musibah kebakaran terjadi;
ET

bahwa seyogyanya Terbanding dapat memanfaatkan serta melakukan pemeriksaan


berdasarkan beberapa dokumen yang diserahkan dan tidak semata-mata melakukan koreksi
hanya didasarkan pada ketidaktersedian dokumen yang diakibatkan oleh musibah kebakaran;
KR

bahwa mohon Majelis Hakim yang mulia dapat mempertimbangkan musibah kebakaran yang
Pemohon Banding alami dalam memutus sengketa pajak ini;
SE

bahwa dalam sidang tanggal 18 Agustus 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat Nomor:
SIM/FAD-001/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 perihal Penjelasan mengenai Back-up
System, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

bahwa sehubungan dengan permintaan Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 Agustus
2015 agar Pemohon Banding memberikan penjelasan mengenai back-up system, maka
dengan ini Pemohon Banding menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
bahwa sebelum Pemohon Banding diakuisisi oleh Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V
dan Godrej Consumer Products (Netherland) B.V pada tanggal 17 Mei 2010, Pemohon
Banding hanya menggunakan sistem yang dibuat sendiri oleh internal IT Pemohon Banding (in-

K
house system). In-house system tersebut terdiri dari sistem GL untuk accounting, sistem
costing untuk produksi & accounting dan sistem inventory yang masing-masing berdiri sendiri
(tidak terintegrasi) sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan, bagian accounting harus

JA
menggabungkannya secara manual menggunakan aplikasi excel;

bahwa sistem tersebut di-back-up secara internal di server IT Pemohon Banding, namun

PA
Pemohon Banding tidak melakukan back-up atas data-data seperti sales order, faktur
penjualan, faktur pajak, purchase order, faktur pembelian, dsb. Data-data yang di-back-up oleh
Pemohon Banding hanya terbatas pada dokumen-dokumen berupa akta notaris, perjanjian dan
rekening koran;

N
bahwa setelah Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V dan Godrej Consumer Products
(Netherland) B.V mengakuisisi Pemohon Banding pada tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan
bulan Desember 2011, Godrej lebih banyak melakukan pembenahan SOP bagian produksi dan

LA
pengembangan sales antara lain dengan pengembangan produk baru. Sementara untuk
bagian IT, Godrej hanya melakukan perubahan server email dari internal menjadi windows
Cloud server yang memungkinkan email bisa diakses dari luar kantor;

DI
bahwa pada awal tahun 2012, Godrej mulai melakukan analisa terhadap sistem IT yang
digunakan karena adanya tuntutan penyeragaman deadline untuk menyampaikan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan Godrej, termasuk perusahaan Pemohon Banding. Oleh
GA
karena itu, Godrej merencanakan untuk menerapkan ERP system (SAP) dengan server yang
terpusat di India dan penerapan Document Management Storage (DMS) yaitu melakukan
penyimpanan semua dokumen penting dalam bentuk softcopy dan disimpan di server yang
terpusat di PT. Megasari Makmur yang juga merupakan anak perusahaan Godrej;
N

bahwa pada bulan Juni 2012, Pemohon Banding mulai menerapkan DMS yang terbatas pada
scanning dokumen-dokumen seperti akta notaris, perjanjian dan rekening koran, tidak termasuk
PE

dokumen-dokumen transaksi keuangan seperti faktur penjualan, faktur pajak, faktur pembelian,
kuitansi, surat jalan, dsb;

bahwa dalam prakteknya, sangat sulit untuk melakukan scan/copy semua dokumen transaksi
T

keuangan, seperti sales order, faktur penjualan, purchase order, faktur pembelian, kuitansi, dll,
mengingat jumlah dokumen yang harus di-scan/di-copy sangatlah banyak jumlahnya. Sehingga
IA

scan/copy yang dilakukan oleh Pemohon Banding hanya terbatas pada akta notaris, perjanjian
dan rekening koran. Selain daripada itu, sebagai alat bukti dalam proses
pemeriksaan/keberatan/banding, dokumen yang diterima hanya berupa dokumen asli, dengan
AR

demikian scan/copy dokumen menjadi tidak ada manfaatnya;

bahwa bulan Juli 2012, Surat Perintah Pemeriksaan Pajak diterbitkan oleh KPP Madya Bekasi
untuk seluruh jenis pajak Pemohon Banding. Pemohon Banding berusaha menyampaikan
semua dokumen yang diminta oleh Pemeriksa dan dimiliki oleh Pemohon Banding;
ET

bahwa pada tanggal 21 Maret 2013, Pemohon Banding diakuisisi oleh Chinensis SDN Bhd dan
Chinensis Ltd. Pemegang saham baru memutuskan untuk tidak menggunakan SAP dan
memilih untuk menggunakan server lain;
KR

bahwa seperti telah Pemohon Banding sampaikan kepada Majelis Hakin, musibah kebakaran
telah menghanguskan gudang yang disewa oleh Pemohon Banding untuk menyimpan
dokumen-dokumen Pemohon Banding, sehingga Pemohon Banding kesulitan untuk
SE

menyampaikan dokumen asli kepada Terbanding dan Majelis Hakim;


bahwa musibah kebakaran merupakan kejadian yang tidak dapat Pemohon Banding hindari
dan berada di luar kekuasaan (force majeure) yang tidak dapat dikontrol oleh Pemohon
Banding. Upaya Pemohon Banding untuk melakukan scan/copy dokumen tidak semata-mata
dapat mengatasi keperluan pembuktian dalam pemeriksaan/keberatan/banding karena jumlah
dokumen yang di-scan/di-copy sangat terbatas dan yang lebih dibutuhkan adalah dokumen asli;
bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding
(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

bahwa biaya transportasi yang dikoreksi oleh Terbanding meliputi biaya promosi dan

K
transportasi (pengangkutan) produk Pemohon Banding dari gudang Pemohon Banding ke
gudang Intrasari dan/atau tempat/gudang pelanggan Intrasari yang ada diseluruh wilayah
Republik Indonesia;

JA
bahwa pada saat Pemeriksaan, Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen-dokumen
yang terkait biaya transportasi berupa:

PA
1. perjanjian distribusi antara PT SIM dengan PT Intrasari Raya,
2. Invoice,
3. faktur pajak,
4. Jurnal Pembayaran,
5. general ledger,

N
6. Bukti Pembayaran dan
7. Rekening Koran.

LA
bahwa yang menjadi dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding adalah lokasi gudang PT
Intrasari Raya dan PT SIM berada pada satu komplek sehingga biaya pengangkutan sebesar
tersebut di atas dinilai tidak wajar oleh Terbanding. Terbanding (Pemeriksa) sama sekali tidak
pernah mempermasalahkan eksistensi atau kebenaran biaya transportasi tersebut;
DI
bahwa seperti telah Pemohon Banding jelaskan bahwa biaya transportasi merupakan tagihan
dari PT Intrasari Raya kepada Pemohon Banding terkait biaya promosi dan transportasi
GA
(pengangkutan) produk Pemohon Banding dari gudang Pemohon Banding ke gudang PT
Intrasari Raya dan/atau tempat/gudang pelanggan PT Intrasari Raya yang ada diseluruh
wilayah Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian Distribusi antara PT SIM dengan PT
Intrasari Raya yang menyebutkan bahwa:
N

Pasal 3 ayat 3: “Intrasari berhak untuk menagih semua biaya promosi dan biaya pengiriman
produk-produk ke regional distributor yang ditunjuk oleh Intrasari dan Simba berkewajiban
PE

untuk membayar semua tagihan atas biaya promosi dan biaya pengiriman produk-produk
tersebut dari Intrasari”;

bahwa pada saat Keberatan, Pemohon Banding kembali menjelaskan dan menyerahkan
T

dokumen yang telah diberikan pada saat Pemeriksaan yang menunjukkan kebenaran biaya
transportasi tersebut;
IA

bahwa pada saat Uji Bukti Pemohon Banding kembali menyerahkan dokumen-dokumen yang
telah diserahkan sebelumnya yaitu:
AR

1. perjanjian distribusi antara PT SIM dengan PT Intrasari Raya,


2. Invoice,
3. faktur pajak,
4. Jurnal Pembayaran,
5. general ledger,
ET

6. Bukti Pembayaran dan


7. Rekening Koran.

bahwa disamping itu, dalam uji bukti, Pemohon Banding melengkapi beberapa dokumen Surat
KR

Jalan (DO) yang membuktikan bahwa pengiriman dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia
diantaranya: Deli Serdang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Pekanbaru, Padang, Makasar,
Klaten, Pasuruan – Jatim, Palembang, Sumbar, Dumai, dan Batam. Ini membuktikan bahwa
dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas biaya pengangkutan tersebut di atas
SE

merupakan biaya pengangkutan dari gudang Pemohon Banding ke gudang PT Intrasari Raya
yang berada dalam satu komplek adalah keliru;

bahwa terkait dokumen-dokumen lainnya berupa Invoice, PO, DO yang tidak dapat
disampaikan oleh Pemohon Banding, telah Pemohon Banding jelaskan sebelumnya dalam
surat penjelasan terkait musibah kebakaran, yang pada intinya bahwa peristiwa kebakaran
yang terjadi merupakan peristiwa di luar kekuasaan Pemohon Banding dan tidak ditemukan
adanya unsur-unsur kesengajaan atau perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur pada
Pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2011;

Kesimpulan Akhir:

K
bahwa Terbanding melakukan koreksi atas biaya transportasi pada dasarnya bukan karena
bukti atau dokumen yang tidak atau kurang diberikan kepada Terbanding pada saat
Pemeriksaan atau Keberatan, tetapi karena Terbanding menduga bahwa transportasi dilakukan

JA
masih dalam satu komplek. Dasar koreksi ini sangat keliru. Biaya transportasi merupakan biaya
pengiriman dari gudang Pemohon Banding ke gudang pelanggan PT Intrasari Raya di seluruh
Indonesia, sehingga dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding yang menyatakan bahwa

PA
“lokasi gudang PT Intrasari Raya dan PT SIM berada pada satu komplek dengan demikian
biaya pengangkutan sebesar tersebut di atas dinilai tidak wajar” adalah tidak tepat. Oleh karena
itu koreksi atas biaya transportasi sebesar Rp5.097.152.089,00 Pemohon Banding mohon
untuk dibatalkan;

N
bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:
1. Perjanjian Distribusi dan adendum perubahannya (Perjanjian antara PT. SIM dengan PT.

LA
Intrasari Raya),
2. Surat Jalan (Delivery Order/DO) [Bukti bahwa produk dikirim dari gudang Pemohon
Banding ke tempat/gudang pelanggan di berbagai daerah (dokumen merupakan salinan
yang didapat pada pos satpam yang tidak ikut terbakar)],
No
2/02/IR/SF/079
Tanggal Tujuan DI
08-Feb-12 Deli Serdang
GA
2/02/IR/SF/084 08-Feb-12 Tanjung Pinang
2/02/IR/SF/087 08-Feb-12 Bandar Lampung
2/02/IR/SF/088 08-Feb-12 Pekanbaru
2/02/IR/SF/097 09-Feb-12 Padang
N

2/02/IR/SF/099 09-Feb-12 Makassar


2/02/IR/SF/104 09-Feb-12 Klaten
PE

2/02/IR/SF/106 09-Feb-12 Pasuruan - Jatim


2/02/IR/SF/109 10-Feb-12 Palembang
2/02/FO/IR/390 25-Feb-12 Agam - Sumbar
2/02/FO/IR/405 27-Feb-12 Dumai - Pekanbaru
T

2/02/FO/IR/433 29-Feb-12 Batam


3. Faktur Penjualan (Invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100154 tertanggal 30
IA

November 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar


Rp1.097.218.652,00),
4. Tagihan Promosi Principle Simba November 2011 (Rincian biaya transportasi sebesar
AR

Rp270.670.121,00 dan biaya promosi sebesar Rp726.795.926,00 dan dengan total


Rp997.466.047,00; Jumlah plus PPN = 997.466.047 + 99.746.605 + 6.000 =
1.097.218.652),
5. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00260125 tertanggal 30
ET

November 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.097.212.652,00),


6. Nota Pembayaran No.AG-1201215 tertanggal 20 Januari 2012 (Instruksi melakukan
pembayaran tagihan sebesar Rp7.097.212.652,00),
7. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 24 Januari 2012 (Bukti
KR

Pembayaran (Payment Details) sebesar Rp1.097.212.652,00),


8. SPT PPN Masa Desember 2011 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
9. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100167 tertanggal 31
Desember 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar
Rp1.441.229.287,00),
SE

10. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Desember 2011 (Rincian
biaya transportasi sebesar Rp478.190.282,00 dan biaya promosi transportasi sebesar
Rp832.012.706,00 dengan total Rp1.310.202.988,00; Jumlah plus PPN = 1.310.202.988 +
131.020.299 + 6.000 = 1.441.229.287),
11. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00276038 tertanggal 31
Desember 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.441.223.287,00),
12. Nota Pembayaran No.AG-1202226 tanggal 20 Februari 2012 (Instruksi melakukan
pembayaran tagihan sebesar Rp1.441.223.287,00),
13. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 23 Februari 2012 (Bukti
Pembayaran (Payment details) sebesar Rp1.441.223.287,00),
14. SPT PPN Masa Januari 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
15. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/12100023 tertanggal 29

K
Februari 2012 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar Rp1.149.580.179,00),
16. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Februari 2012 (Rincian biaya
transportasi sebesar Rp421.069.068,00 dan biaya promosi transportasi sebesar

JA
Rp623.998.368,00 dengan total Rp1.045.067.436,00; Jumlah plus PPN = 1.045.067.436 +
104.506.744 + 6.000 = 1.149.580.179),
17. Faktur Pajak dari PT. Intrasari Raya dengan No.010.000-12.00047519 tertanggal 29

PA
Februari 2012 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.149.574.180,00),
18. Nota Pembayaran No.AG-1205084 tertanggal 3 Mei 2012 (Instruksi melakukan
pembayaran tagihan sebesar Raya sebesar Rp1.149.574.179,00),
19. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 7 Mei 2012 (Bukti Pembayaran
(Payment details) sebesar Rp1.149.574.179,00),

N
20. SPT PPN Masa Maret 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
21. Tanda terima dokumen tertanggal 2 Mei 2013 (Bukti bahwa dokumen sebagaimana angka
3, 4 dan 5 di atas telah disampaikan pada saat Pemeriksaan),

LA
22. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);

bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:

DI
bahwa pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding telah menyerahkan general ledger,
faktur pajak, perjanjian distribusi antara Pemohon Banding dengan PT Intrasari Raya dan
sample biaya berupa voucher pembayaran yang terdiri dari jurnal pembayaran, invoice, faktur
GA
pajak, bukti pembayaran serta rekening koran terkait biaya transportasi;

bahwa Terbanding melakukan koreksi dengan alasan yang berbeda pada saat Pemeriksaan
dan pada saat Keberatan (tidak konsisten);
N

bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP), yang menjadi dasar
koreksi Terbanding (Pemeriksa) adalah "Lokasi gudang PT Intrasari Raya dan PT SIM berada
PE

pada satu komplek, dengan demikian biaya pengangkutan sebesar tersebut di atas dinilai tidak
wajar...";

bahwa namun berdasarkan Pemberitahuan Daftar Hasil Penelitian Keberatan (PHP),


T

Terbanding (Peneliti) mengubah dasar koreksinya menjadi antara lain:


"Selama proses Keberatan, WP tidak dapat membuktikan kebenaran transaksi tersebut dengan
IA

menunjukan dokumen/data/informasi arus uang dan arus barang berupa invoice, PO, DO, bukti
pelunasan dll. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa WP tidak memberikan
dokumen/data/informasi tersebut ke pemeriksa dan menurut Pasal 26A ayat (4) UU KUP
AR

dinyatakan bahwa apabila dokumen tersebut diberikan WP pada saat proses keberatan maka
tidak dapat dipertimbangkan";

bahwa hal ini membuktikan bahwa Terbanding (Peneliti Keberatan) berusaha mencari-cari
alasan lain agar tetap mempertahankan koreksi tersebut karena alasan koreksi Pemeriksa
ET

terbukti tidak benar. Biaya pengangkutan tersebut terbukti merupakan biaya pengangkutan dari
gudang Pemohon Banding ke gudang pelanggan PT. Intrasari Raya yang berada di berbagai
daerah di Indonesia;
KR

bahwa pada saat uji bukti, Pemohon Banding kembali menyerahkan dokumen-dokumen yang
telah diserahkan sebelumnya dilengkapi dengan beberapa contoh surat jalan (DO) yang
membuktikan bahwa pengiriman dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia diantaranya: Deli
Serdang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Pekanbaru, Padang, Makasar, Klaten, Pasuruan –
SE

Jatim, Palembang, Sumbar, Dumai, dan Batam. Ini membuktikan bahwa dasar koreksi yang
dilakukan oleh Terbanding bahwa biaya pengangkutan sebesar tersebut merupakan biaya
pengangkutan dari gudang Pemohon Banding ke gudang PT. Intrasari Raya yang berada dalam
satu komplek adalah keliru;

bahwa dokumen berupa surat jalan (DO) yang dapat diberikan oleh Pemohon Banding pada
saat uji bukti adalah karena berada pada gedung yang tidak ikut terbakar yakni pos keamanan
(pos satpam), dimana untuk setiap barang yang keluar, sopir harus memberikan surat-surat
terkait barang tersebut. Dengan memberikan dokumen tersebut pada saat uji bukti,
membuktikan bahwa Pemohon Banding telah berusaha semaksimal mungkin memberikan
data/dokumen berdasarkan data/dokumen yang tersisa (yang tidak ikut terbakar);

K
bahwa terkait dokumen yang tidak dapat ditunjukkan oleh Pemohon Banding, telah Pemohon
Banding jelaskan sebelumnya dalam surat penjelasan terkait musibah kebakaran, yang pada
intinya bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi merupakan peristiwa di luar kekuasaan

JA
Pemohon Banding dan tidak ditemukan adanya unsur-unsur kesengajaan atau perbuatan
melawan hukum sebagaimana diatur pada Pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun
2011, yang berbunyi sebagai berikut:

PA
"Keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bencana alam;
b. kebakaran;
c. huru-hara/kerusuhan massal;
d. diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak

N
yang masih harus dibayar yang tertera dalam surat ketetapan pajak berubah, kecuali Surat
Keputusan Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama; atau
e. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak”;

LA
bahwa biaya transportasi merupakan tagihan dari PT. Intrasari Raya kepada Pemohon Banding
terkait biaya promosi dan transportasi (pengangkutan) produk Pemohon Banding dari gudang
Pemohon Banding ke gudang Intrasari dan/atau tempat/gudang pelanggan Intrasari yang ada di
DI
seluruh wilayah Republik Indonesia. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Distribusi antara PT.
SIM dengan PT. Intrasari Raya yang menyebutkan bahwa:
Pasal 3 ayat 3: “Intrasari berhak untuk menagih semua biaya promosi dan biaya pengiriman
GA
produk-produk ke regional distributor yang ditunjuk oleh Intrasari dan Simba berkewajiban untuk
membayar semua tagihan atas biaya promosi dan biaya pengiriman produk-produk tersebut
dari Intrasari”;
N

bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah memberikan penjelasan dan
data/dokumen berupa general ledger, faktur pajak, perjanjian distribusi antara PT. SIM dengan
PT. Intrasari Raya dan sample biaya berupa voucher pembayaran yang terdiri dari jurnal
PE

pembayaran, invoice, faktur pajak, bukti pembayaran serta rekening koran terkait biaya
transportasi;

bahwa berdasarkan data/dokumen dan penjelasan yang Pemohon Banding berikan selama
T

periode pemeriksaan seharusnya telah cukup untuk membuktikan bahwa biaya transportasi
tersebut benar-benar terjadi dan bukan merupakan biaya pengangkutan dari gudang Pemohon
IA

Banding ke gudang PT. Intrasari Raya yang masih berada dalam satu komplek melainkan biaya
pengangkutan dari gudang Pemohon Banding ke gudang pelanggan PT. Intrasari Raya di
seluruh wilayah Indonesia;
AR

bahwa berdasarkan data/dokumen dan penjelasan yang diberikan oleh Pemohon Banding
kepada Terbanding, baik pada saat pemeriksaan maupun keberatan serta uji bukti, seharusnya
telah cukup untuk membuktikan kebenaran transaksi tersebut sehingga seharusnya biaya
transportasi tersebut dapat dijadikan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
ET

memelihara penghasilan (biaya 3M) (pengurang penghasilan bruto) sesuai dengan Pasal 6 ayat
(1) huruf a Undang-Undang nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;
KR

bahwa selain dari pada itu, UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon
Banding untuk memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak, sesuai
Pasal 76 UU No.14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan bahwa: "Hakim
menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan
SE

untuk sahnya suatu pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)";

bahwa berdasarkan data dan fakta yang ada, dasar koreksi yang dilakukan oleh Terbanding
yang menyatakan bahwa “lokasi gudang PT. Intrasari Raya dan PT. SIM berada pada satu
komplek dengan demikian biaya pengangkutan sebesar tersebut di atas dinilai tidak wajar”
adalah tidak tepat. Oleh karena itu, koreksi atas biaya transportasi sebesar
Rp5.097.152.089,00, Pemohon Banding mohon untuk dibatalkan seluruhnya;

Menurut Majelis:

K
bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi

JA
Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan
koreksi atas biaya transportasi sebesar Rp.5.097.152.089,00 karena Pemohon Banding tidak
dapat membuktikan kebenaran transaksi pembelian dengan menunjukkan
dokumen/data/informasi arus uang dan arus barang berupa Invoice, PO, DO, bukti pelunasan

PA
dll, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 1 UU PPh;

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


biaya transportasi yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila

N
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP;

LA
bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding atas biaya transportasi sebesar
Rp.5.097.152.089,00 dengan alasan bahwa transaksi tersebut merupakan biaya promosi dan
biaya transportasi (pengangkutan) produk Pemohon Banding dari gudang Pemohon Banding ke

DI
gudang PT Intrasari Raya dan/atau tempat/gudang pelanggan PT Intrasari Raya yang ada
diseluruh wilayah Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian Distribusi antara PT SIM dengan
PT Intrasari Raya;
GA
bahwa untuk membuktikannya pada saat proses pemeriksaan Pemohon Banding telah
menyerahkan Perjanjian Distribusi, Faktur Pajak dan rekening koran namun tidak dapat
menyampaikan seluruh dokumen pendukung pembukuan untuk tahun pajak 2011 karena
keadaan di luar kekuasaan (“Force majeure") sesuai surat keterangan dari pihak Kepolisian
N

telah terjadi kebakaran pada tanggal 4 April 2013 yang telah menghanguskan gudang
penyimpanan dokumen-dokumen dan pada saat proses keberatan Pemohon Banding telah
PE

menyampaikan tambahan bukti berupa contoh voucher No.AG1205084 yang terdiri dari Jurnal
Pembayaran, Invoice, Faktur Pajak, Bukti Pembayaran serta Rekening Koran namun data-data
tersebut tidak dipertimbangkan oleh Terbanding;

bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
T

demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas biaya


transportasi sebesar Rp.5.097.152.089,00 yang dibuktikan dengan Perjanjian Distribusi, Faktur
IA

Pajak dan rekening koran namun tidak diisertai dengan dokumen pendukung berupa Invoice,
PO, DO, bukti pelunasan dll sebagai berikut:
- Menurut Terbanding : Pemohon Banding tidak dapat membuktikan kebenaran transaksi
AR

pembelian tersebut sehingga tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto;
- Menurut Pemohon Banding : terjadi kebakaran pada tanggal 4 April 2013 yang telah
menghanguskan gudang penyimpanan dokumen sehingga Pemohon Banding tidak dapat
menyampaikan dokumen pendukung pembelian yang dimaksud;
ET

bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kesimpulan Akhir Terbanding diketahui
kronologis pemeriksaan pada pokoknya sebagai berikut::
KR

a. Terbanding telah menyampaikan pemberitahuan pemeriksaan bersamaan dengan


permintaan peminjaman dokumen kepada Pemohon Banding pada tanggal 4 Oktober 2012
dan selanjutnya Terbanding juga menyampaikan peringatan I (pertama) dan peringatan II
(kedua) pada tanggal 15 Oktober 2012 dan tanggal 29 April 2013;
b. Pemohon Banding secara berangsur telah menyampaikan sebagian dokumen yang diminta
SE

oleh Terbanding pada tanggal 4 Oktober 2012, 14 Oktober 2012, 16 Oktober 2012, 16 April
2013, 19 April 2013, dan 25 April 2013 sebagaimana daftar berikut ini:
K
JA
PA
N
LA
DI
N GA
T PE
IA
AR

c. Terbanding menyampaikan pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Pemohon Banding


pada tanggal 6 Mei 2013 dan menerbitkan SKPKB pada tanggal 23 Mei 2013 setelah
sebelumnya dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Pemohon Banding
pada tanggal 17 Mei 2013;
ET

bahwa Majelis berpendapat bahwa benar telah terjadi kebakaran gudang penyimpanan
dokumen Pemohon Banding pada tanggal 4 April 2013 sesuai surat keterangan dari pihak
Kepolisian namun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan keadaan di luar kekuasaan
(“Force majeure") sehingga Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan dokumen
KR

pendukung yang diminta oleh Terbanding karena Pemohon Banding sebenarnya mempunyai
cukup waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta oleh Terbanding karena
permintaan peminjaman telah disampaikan tanggal 4 Oktober 2012 dan sebelum terjadinya
kebakaran tersebut Pemohon Banding telah menyampaikan sebagian dokumen pada tanggal 4
SE

Oktober 2012, 14 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012 setelah Terbanding menyampaikan
peringatan I (pertama) pada tanggal 15 Oktober 2012;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung biaya
transportasi sebesar Rp.5.097.152.089,00 yang terdiri dari:
1. Perjanjian Distribusi dan adendum perubahannya (Perjanjian antara PT. SIM dengan PT.
Intrasari Raya),
2. Surat Jalan (Delivery Order/DO) [Bukti bahwa produk dikirim dari gudang Pemohon
Banding ke tempat/gudang pelanggan di berbagai daerah (dokumen merupakan salinan
yang didapat pada pos satpam yang tidak ikut terbakar)],
No Tanggal Tujuan
2/02/IR/SF/079 08-Feb-12 Deli Serdang

K
2/02/IR/SF/084 08-Feb-12 Tanjung Pinang
2/02/IR/SF/087 08-Feb-12 Bandar Lampung

JA
2/02/IR/SF/088 08-Feb-12 Pekanbaru
2/02/IR/SF/097 09-Feb-12 Padang
2/02/IR/SF/099 09-Feb-12 Makassar

PA
2/02/IR/SF/104 09-Feb-12 Klaten
2/02/IR/SF/106 09-Feb-12 Pasuruan - Jatim
2/02/IR/SF/109 10-Feb-12 Palembang
2/02/FO/IR/390 25-Feb-12 Agam - Sumbar

N
2/02/FO/IR/405 27-Feb-12 Dumai - Pekanbaru
2/02/FO/IR/433 29-Feb-12 Batam

LA
3. Faktur Penjualan (Invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100154 tertanggal 30
November 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar
Rp1.097.218.652,00),
4. Tagihan Promosi Principle Simba November 2011 (Rincian biaya transportasi sebesar

DI
Rp270.670.121,00 dan biaya promosi sebesar Rp726.795.926,00 dan dengan total
Rp997.466.047,00; Jumlah plus PPN = 997.466.047 + 99.746.605 + 6.000 =
1.097.218.652),
5. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00260125 tertanggal 30
GA
November 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.097.212.652,00),
6. Nota Pembayaran No.AG-1201215 tertanggal 20 Januari 2012 (Instruksi melakukan
pembayaran tagihan sebesar Rp7.097.212.652,00),
7. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 24 Januari 2012 (Bukti
N

Pembayaran (Payment Details) sebesar Rp1.097.212.652,00),


8. SPT PPN Masa Desember 2011 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
PE

9. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/11100167 tertanggal 31


Desember 2011 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar
Rp1.441.229.287,00),
10. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Desember 2011 (Rincian
biaya transportasi sebesar Rp478.190.282,00 dan biaya promosi transportasi sebesar
T

Rp832.012.706,00 dengan total Rp1.310.202.988,00; Jumlah plus PPN = 1.310.202.988 +


131.020.299 + 6.000 = 1.441.229.287),
IA

11. Faktur Pajak dari PT Intrasari Raya dengan No.010.000-11.00276038 tertanggal 31


Desember 2011 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.441.223.287,00),
12. Nota Pembayaran No.AG-1202226 tanggal 20 Februari 2012 (Instruksi melakukan
AR

pembayaran tagihan sebesar Rp1.441.223.287,00),


13. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 23 Februari 2012 (Bukti
Pembayaran (Payment details) sebesar Rp1.441.223.287,00),
14. SPT PPN Masa Januari 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
ET

15. Faktur Penjualan (invoice) dari Intrasari Raya dengan No.FK/OTH/12100023 tertanggal 29
Februari 2012 (Bukti PT. Intrasari Raya menerbitkan Invoice sebesar Rp1.149.580.179,00),
16. Form permohonan Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya Februari 2012 (Rincian biaya
transportasi sebesar Rp421.069.068,00 dan biaya promosi transportasi sebesar
KR

Rp623.998.368,00 dengan total Rp1.045.067.436,00; Jumlah plus PPN = 1.045.067.436 +


104.506.744 + 6.000 = 1.149.580.179),
17. Faktur Pajak dari PT. Intrasari Raya dengan No.010.000-12.00047519 tertanggal 29
Februari 2012 (Bukti Penerbitan Faktur Pajak sebesar Rp1.149.574.180,00),
18. Nota Pembayaran No.AG-1205084 tertanggal 3 Mei 2012 (Instruksi melakukan
SE

pembayaran tagihan sebesar Raya sebesar Rp1.149.574.179,00),


19. Funds Transfer Debit Advice (Deutsche Bank) tertanggal 7 Mei 2012 (Bukti Pembayaran
(Payment details) sebesar Rp1.149.574.179,00),
20. SPT PPN Masa Maret 2012 Normal (Sudah dilaporkan di SPT Masa PPN),
21. Tanda terima dokumen tertanggal 2 Mei 2013 (Bukti bahwa dokumen sebagaimana angka
3, 4 dan 5 di atas telah disampaikan pada saat Pemeriksaan),
22. General Ledger (Membuktikan bahwa transaksi pembelian telah dicatat dalam pembukuan);
bahwa Majelis berpendapat pembuktian biaya transpor barang dilakukan melalui pengujian
arus uang dan arus barang dan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti berupa
Perjanjian Distribusi, General Ledger, jurnal/pencatatan, Nota Pembayaran, Funds Transfer
Debit Advice (Deutsche Bank) dan rekening koran untuk pembuktian arus uang, dan Faktur

K
Pajak, SPT Masa PPN, Faktur Penjualan (invoice), Delivery Order (DO) dan Form Permohonan
Pembuatan Faktur Lain-lain Intrasari Raya untuk pembuktian arus barang atas sebagian
transaksi sebesar Rp1.169.929.471,00 namun demikian Pemohon Banding tetap tidak dapat

JA
menyampaikan dokumen untuk untuk pembuktian arus barang atas transaksi sebesar
Rp3.927.222.618,00;

PA
bahwa berdasarkan pendapat Majelis tersebut di atas, Majelis berkesimpulan terdapat cukup
bukti untuk mendukung kebenaran sebagian transaksi biaya transportasi sebesar
Rp1.169.929.471,00 dengan demikian Majelis berketetapan untuk mengabulkan sebagian
banding Pemohon Banding sebesar Rp1.169.929.471,00 dari koreksi Terbanding atas biaya
transportasi sebesar Rp.5.097.152.089,00 sehingga koreksi Terbanding menjadi sebesar

N
Rp3.927.222.618,00;

LA
Menimbang, bahwa Hakim Drs. Erwin Silitonga mempunyai pendapat berbeda
(Dissenting Opinion) dengan pendapat sebagai berikut:

bahwa terhadap penyampaian bukti-bukti pendukung atas transaksi biaya angkutan


DI
(transportasi sebesar Rp. 5.097.152.089,- yang baru disampaikan sebagian oleh Pemohon
Banding dalam persidangan banding Majelis IlA (setelah proses pengajuan keberatan), dimana
sebagian besar dokumen pembukuan telah terbakar dalam peristiwa kebakaran tanggal 4 April
GA
2013, Hakim Anggota berpendapat untuk tetap mempertahankan koreksi yang dilakukan
Terbanding berhubung data pendukung pembukuan perusahaan tersebut seharusnya
disampaikan kepada Terbanding pada saat proses pemeriksaan, sehingga Terbanding
mempunyai cukup waktu untuk melakukan evaluasi atas kegiatan perusahaan mengingat
N

permintaan pinjaman data a quo telah disampaikan berturut-turut tanggal 4 Oktober 2012
(jauh sebelum terjadinya peristiwa kebakaran gudang penyimpanan dokumen milik anak
perusahaan PT Megarsari Makmur), dalam upaya mengungkapkan kebenaran transaksi
PE

pembelian melalui penyajian kebenaran transaksi berupa arus uang dan arus barang
beserta kartu stok, invoice dll, termasuk bukti pelunasan biaya usaha yang benar-benar
telah dikeluarkan guna mendapatkan, menagih, memelihara,dan mempertahankan
penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (1) Huruf (a) Angka 1 UU Pajak
T

Penghasilan yang berbunyi:


IA

Wajib pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan, yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, maka pembukuan,
AR

catatan, data, informasi atau keterangan lain dimaksud tidak dapat dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya;

bahwa dengan pertimbangan hukum di atas, Hakim Anggota Erwin Silitonga menolak semua
argumen hukum yang disampaikan Pemohon Banding, dan memutuskan untuk tetap mem-
ET

per tahankan perhitungan yang telah dilakukan oleh Terbanding, dengan kesimpulan terhadap
Koreksi atas biaya angkutan/transportasi sebesar Rp. 5.097.152.089,- tetap dipertahankan;
KR

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun


2002 tentang Pengadilan Pajak diatur bahwa putusan diambil berdasarkan musyawarah yang
dipimpin oleh Hakim Ketua dan apabila dalam musyawarah tidak dapat dicapai kesepakatan,
putusan diambil dengan suara terbanyak. Dengan demikian pendapat majelis berdasarkan
SE

suara terbanyak majelis adalah berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon
Banding sebesar Rp1.169.929.471,00 dari koreksi Terbanding atas biaya transportasi sebesar
Rp.5.097.152.089,00 sehingga koreksi Terbanding menjadi sebesar Rp3.927.222.618,00;

3. Biaya Royalti dan Technical Know-how sebesar Rp5.038.235.793,00

Menurut Terbanding:
Dasar hukum:
bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh");
Pasal 18 ayat (3)

K
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan

JA
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode
harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.

PA
Pasal 18 ayat (4)
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9
ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah

N
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan
penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih;

LA
atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan/atau ke samping satu derajat; DI
bahwa Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan Atas
GA
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip
Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
N

Pasal 3 ayat (1)


Wajib Pajak dalam melakukan transaksi sebagairnana dimaksud dalam Pasal 2 dengan pihak-
pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan
PE

Kelaziman Usaha.

Pasal 3 ayat (2)


Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
T

a. melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding;


b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;
IA

c. menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil Analisis


Kesebandingan dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaksi yang
dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa; dan
AR

d. mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Pasal 17 ayat (1)


ET

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha wajib diterapkan atas transaksi pemanfaatan dan
pengalihan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa.
KR

Pasal 17 ayat (7)


Transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak
yang mempunyal Hubungan Istimewa dianggap memenuhi Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
Usaha sepanjang memenuhi ketentuan :
a. transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud benar-benar terjadi;
SE

b. terdapat manfaat ekonomis atau komersial; dan


c. transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai mempunyai Hubungan Istimewa mempunyai
nilai yang sama dengan transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyal
Hubungan Istimewa yang mempunyal kondisi yang sebanding dengan menerapkan Analisis
Kesebandingan dan menerapkan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam
transaksi.
Tanggapan Terbanding:

bahwa Pemohon Banding telah memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam BA-
113/WPJ.22/BD.0602/2013 tanggal 17 Desember 2013 dan Surat No.SIM/FAD-4/1/2014

K
tanggal 10 Januari 2014 sebagai berikut:

bahwa biaya royalti sebesar Rp5.038.235.793 dibayarkan kepada Godrej Consumer Product

JA
Limited (GCPL), India terkait dengan merk dagang "Godrej" dan hubungan dengan GCPL
dimulai sejak tanggal 17 Mei 2010;

PA
bahwa pembayaran royalty dibebankan Pemohon Banding sejak tanggal 17 Mei 2010 sampai
dengan tanggal 21 Maret 2013;

bahwa Pemohon Banding sebelumnya tidak pernah melakukan perjanjian yang serupa
sebelumnya;

N
bahwa setelah produk Pemohon Banding mencantumkan merk "Godrej", manfaat yang
diperoleh adalah terdapat kenaikan penjualan sebesar 18% untuk lokal dan ekspor 43%

LA
(sebagaimana tercantum dalam surat keberatan);

bahwa bentuk biaya technical know how meliputi pembuatan SOP untuk berbagai macam
proses, seperti aktivitas eksport, SOP proses produksi, SOP untuk departemen produksi, SOP
DI
untuk departemen teknik, SOP Departemen advertising (terlampir) dll. Contoh dari know how
yang diberikan adalah pembuatan SOP atas "Xray of Kidscare Rice Wheels Finished Product"
(terlampir);
GA
bahwa pembayaran technical know-how dibebankan Pemohon Banding sejak tanggal 17 Mei
2010 sampai dengan tanggal 21 Maret 2013;
N

bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa dokumen transfer pricing dengan transaksi
hubungan istimewa sedang difinalisasi. Namun demikian sebagai bahan pertimbangan, maka
dilampirkan terlebih dahulu final draft TP Dokumentasinya;
PE

bahwa Pemohon Banding menyatakan terdapat hubungan istimewa secara tidak langsung
dengan GCPL;
T

bahwa GCPL adalah merupakan grup perusahaan besar di India yang bergerak diberbagai
jenis industri termasuk salah satunya adalah industri makanan. Perusahaan yang tergabung di
IA

dalam godrej grup yang bergerak didalam industri makanan antara lain:
a. Godrej Hershey Limited
Di Tahun 2011, Godrej juga memiliki perusahaan makanan yang beroperasi di India yaitu
AR

Godrej Herhey Limited yang memiliki berbagai macam produk termasuk permen dan
minuman;
b. Godrej Nature's Basket
Merupakan perusahaan yang bergerak didalam penjualan berbagai macam makanan di
ET

India dan merupakan salah satu pusat penjualan makan terbesar di India. Perusahaan ini
sudah beroperasi sejak Tahun 2005 dan sudah memiliki 29 gerai yang terletak di kota-kota
besar di India.
KR

bahwa menurut Pasal 6 ayat (1) UU PPh, biaya royalty merupakan biaya yang dapat menjadi
pengurang penghasilan bruto sepanjang biaya tersebut merupakan biaya untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan (Biaya 3M). Untuk dapat dijadikan biaya 3 M tersebut,
perlu dilakukan pengujian subtansinya (formal maupun material);
SE

bahwa Pemohon Banding menyatakan jika pembayaran royalti dan technical know how kepada
GCPL, India dilakukan sejak Godrej mengambil alih kepemilikan saham PT SIM dari Indovest
Capital, Malaysia (masih dalam penguasaan satu grup) dan berakhir ketika kepemilikan
sahamnya berakhir atau terhitung sejak tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan tanggal 21 Maret
2013. Dapat disimpulkan bahwa sifat pembebanan/biaya tersebut adalah temporer (sementara);

bahwa Pemohon Banding memilih menggunakan metode Transfer Pricing: Comparable


Uncontrolled Price (CUP) terkait dengan transaksi pembayaran biaya royalti dan technical know
how kepada GCPL, India. Namun atas Dokumentasi TP Doc-nya tidak diberikan pada saat
pemeriksaan pajak. Sehingga klaim Pemohon Banding bahwa transaksi tersebut masih dalam
rentang kewajaran (arm length principle) tidak dapat dipertimbangkan;

K
bahwa Terbanding telah melakukan koreksi reklass obyek PPh Pasal 26 dari Obyek royalti dan
know how menjadi dividen dengan menerbitkan produk hukum SKPN PPh Pasal 26, atas
koreksi tersebut Pemohon Banding tidak melakukan upaya hukum keberatan atau

JA
pengurangan/pembatalan SKP yang tidak benar. Sehingga peneliti berpendapat bahwa
Pemohon Banding tidak konsisten dalam menyikapi koreksi obyek PPh Pot/Put yang
berhubungan dengan biaya fiskalnya;

PA
bahwa Pemohon Banding menyatakan dengan pemanfaatan royalty tersebut berdampak pada
kenaikan penjualan periode 2011 sebesar 22% jika dibandingkan penjualan periode 2009
tidaklah tepat karena Pemohon Banding tidak memperhitungkan pengaruh besarnya biaya
promosi/pemasaran yang telah dikeluarkan Pemohon Banding;

N
bahwa berdasarkan hasil penelusuran lebih lanjut (http://bisnis.liputan6.com/read/497436/
godrej-jual-bisnis-makanan-ringan-di-indonesia-senilai-rp-3378-m) menunjukkan GCPL, India

LA
sebagai pemegang lisensi merk dagang Godrej, diketahui bahwa bisnis makanan bukanlah
bisnis inti perusahaan dan bisnis inti sebenarnya adalah produk homecare, hair care dan skin
cleansing. sehingga ini yang menjadi alasan bagi Godrej melepas kepemilikan sahamnya
kepada Creador (perusahaan ekuitas swasta yang fokus berbisnis di Indonesia, India dan
Malaysia); DI
bahwa Terbanding berpendapat bahwa merk "Godrej" tidaklah terkenal di wilayah Indonesia
GA
karena pada tahun pajak yang diperiksa, tidak ditemukan makanan yang dijual oleh godrej
selain daripada produk Pemohon Banding. Disisi lain, merk tersebut tidak dapat dibandingkan
dengan merk yang sudah eksis seperti produk unilever, indofood, mayora dan lain-lain.
Sehingga keberadaan nama godrej yang tertera dalam produk Pemohon Banding tidak dapat
N

diperhitungkan dalam upaya meningkatkan nilai bisnis Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan laporan laba rugi 2012, diketahui bahwa penjualan yang dilakukan
PE

Pemohon Banding sebagian besar dilakukan di dalam negeri (lokal) dan hanya sebagian kecil
yang diekspor (Australia dan New zealand, bukan ke negara pihak penerima royalty/GCPL atau
India)
T

bahwa adapun distribusi penjualan yang dilakukan Pemohon Banding adalah:


IA

Rupiah %

Penjualan lokal 137.888.476.592 82


AR

Penjualan ekspor 30.052.716.500 18


Jumlah 167.941.193.092 100

bahwa nama merk "godrej" tertulis dalam huruf yang lebih kecil dibandingkan dengan merk
dagang utama produk makanannya: Simba, Turbo, dll, yang secara legal dimiliki oleh Indovest
ET

Capital Ltd dan Pemohon Banding atas penggunaan merk tersebut diharuskan membayar
royalti kepada indovest sebesar 4% dari penjualan bersih. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Pemohon Banding atas produk yang sama dijual telah membayar royalti kepada 2 (dua)
pihak yakni Indovest Capital Ltd dan Godrej;
KR

bahwa technical know how yang diberikan dalam bentuk SOP, dalam penelitian lebih lanjut
Pemohon Banding tidak mampu memberikan bukti yang meyakinkan bahwa atas SOP tersebut
memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Dan terkait dengan technical know how
SE

tersebut tidak didukung dokumentasi pemberian pelaksanaan pekerjaannya;

bahwa Pemohon Banding dalam lampiran khusus 3A, menyatakan bahwa transaksi kepada
pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam hal pemanfaatan barang tidak berwujud (royalty
dan technical know how) dari GCPL, India dapat dijelaskan sebagai berikut :

bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa yang bersangkutan memiliki hubungan istimewa
secara tidak langsung dengan GCPL, India;

bahwa metode yang dipilih adalah Comparable Uncontrolled Price (CUP);

bahwa dalam pemeriksaan, Pemohon Banding tidak memberikan dokumentasi TP doc terkait

K
dengan pemilihan metode CUP sebagai dasar untuk penerapan prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha;

JA
bahwa dalam sidang tanggal 1 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Tanpa Nomor
tanpa tanggal perihal Penjelasan Terbanding atas Koreksi Biaya Royalty yang pada pokoknya
mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

PA
bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif
yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila diberikan
Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal tersebut
mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP;

N
bahwa menurut Pasal 6 ayat (1) UU PPh, biaya royalty merupakan biaya yang dapat menjadi
pengurang penghasilan bruto sepanjang biaya tersebut merupakan biaya untuk mendapatkan,

LA
menagih dan memelihara penghasilan (Biaya 3M). Untuk dapat dijadikan biaya 3M tersebut,
perlu dilakukan pengujian subtansinya (formal maupun material);

bahwa Pemohon Banding menyatakan jika pembayaran royalti dan technical know how kepada
DI
GCPL, India dilakukan sejak Godrej mengambil alih kepemilikan saham PT SIM dari Indovest
Capital, Malaysia (masih dalam penguasaan satu grup) dan berakhir ketika kepemilikan
sahamnya berakhir atau terhitung sejak tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan tanggal 21 Maret
GA
2013. Dapat disimpulkan bahwa sifat pembebanan/biaya tersebut adalah temporer
(sementara);

bahwa Pemohon Banding memilih menggunakan metode Transfer Pricing: Comparable


N

Uncontrolled Price (CUP) terkait dengan transaksi pembayaran biaya royalti dan technical know
how kepada GCPL, India. Namun atas Dokumentasi TP Doc-nya tidak diberikan pada saat
pemeriksaan pajak. Sehingga klaim Pemohon Banding bahwa transaksi tersebut masih dalam
PE

rentang kewajaran (arm length principle) tidak dapat dipertimbangkan;

bahwa Pemohon Banding menyatakan dengan pemanfaatan royalty tersebut berdampak pada
kenaikan penjualan periode 2011 sebesar 22% jika dibandingkan penjualan periode 2009
T

tidaklah tepat karena Pemohon Banding tidak memperhitungkan pengaruh besarnya biaya
promosi/pennasaran yang telah dikeluarkan Pemohon Banding;
IA

bahwa berdasarkan hasil penelusuran lebih lanjut (http://bisnis.liputan6.com/read/497436/


godrej-jual-bisnis-makanan-ringan-di indonesia-senilai-rp-3378-m) menunjukkan GCPL, India
AR

sebagai pemegang lisensi merk dagang Godrej, diketahui bahwa bisnis makanan bukanlah
bisnis inti perusahaan dan bisnis inti sebenarnya adalah produk homecare, hair care dan skin
cleansing, sehingga ini yang menjadi alasan bagi Godrej melepas kepemilikan saharnnya
kepada Creador (perusahaan ekuitas swasta yang fokus berbisnis di Indonesia, India dan
Malaysia);
ET

bahwa Terbanding berpendapat bahwa merk "Godrej" tidaklah terkenal di wilayah Indonesia
karena pada tahun pajak yang diperiksa, tidak ditemukan makanan yang dijual oleh godrej
selain daripada produk Pemohon Banding. Disisi lain, merk tersebut tidak dapat dibandingkan
KR

dengan merk yang sudah eksis seperti produk unilever, indofood, mayora dan lain-lain.
Sehingga keberadaan nama godrej yang tertera dalam produk PEMOHON BANDING tidak
dapat diperhitungkan dalam upaya meningkatkan nilai bisnis PT. SIM;
SE

bahwa berdasarkan laporan laba rugi 2012, diketahui bahwa penjualan yang dilakukan
Pemohon Banding sebagian besar dilakukan di dalam negeri (lokal) dan hanya sebagian kecil
yang diekspor (Australia dan New Zealand, bukan ke negara pihak penerima royalty/GCPL atau
India);
bahwa adapun distribusi penjualan yang dilakukan perusahaan adalah:

Rupiah %
Penjualan lokal 137.888.476.592 82
Penjualan ekspor 30.052.716.500 18
Jumlah 167.941.193.092 100

bahwa nama merk "godrej" tertulis dalam huruf yang lebih kecil dibandingkan dengan merk

K
dagang utama produk makanannya: Simba, Turbo, dll, yang secara legal dimiliki oleh Indovest
Capital Ltd dan Wajib Pajak atas penggunaan merk tersebut diharuskan membayar royaiti

JA
kepada indovest sebesar 4% dari penjualan bersih. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Wajib Pajak atas produk yang sama dijual telah membayar royaiti kepada 2 (dua) pihak
yakni Indovest Capital Ltd dan Godrej, dalam hal ini Pemohon Banding hanya membayar
Royalti kepada Godrej;

PA
bahwa technical know how yang diberikan dalam bentuk SOP, dalam penelitian Iebih lanjut
Pemohon Banding tidak mampu memberikan bukti yang meyakinkan bahwa atas SOP tersebut
memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Karena Pemohon Banding tidak dapat
membuktikan dari pihak Godrej memberikan pelatihan, atau kegiatan aktif yang membantu

N
Pemohon Banding dalam menjalankan usahanya;

LA
bahwa berdasarkan catatan laporan keuangan no.18-Informasi mengenai pihak-pihak berelasi,
diketahui bahwa PT. SIM memiliki hubungan istimewa dengan Godrej Indonesia Netherlands
Holding BV, Belanda selaku pihak pemberi pinjaman jangka panjang (long-term loans) dengan
sifat hubungan "dibawah kepemilikan yang sama (under common control)". Berdasarkan data

DI
Transfer Pricing Report for the tax year ended 31 December 2010/31 March 2011 PT. SIM yang
dibuat oleh KPMG, Hal 9, menyatakan bahwa pemegang saham Pemohon Banding secara
holding dikendalikan oleh Godrej Consumer Product Limited, India;
GA
bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
N

NO KOREKSI SENGKETA
PE

1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian


A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800
B. Koreksi biaya transportasi Sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA
T

A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :


Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis
IA

Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 Yuridis


B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : Pembuktian
Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan
AR

Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856


3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434
ET

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam
KR

kesimpulan akhir ini;


2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;
SE

Pendapat Terbanding atas Sengketa Yuridis :

1. Koreksi Biaya Royalti

a. Dasar Hukum
UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

Pasal 6 ayat (1)


Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Pemohon Banding dalam negeri dan bentuk usaha

K
tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara

JA
lain:
1. biaya pembelian bahan..dst sd angka 9

PA
Pasal 18 ayat (3)
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Pemohon Banding yang mempunyai hubungan istimewa dengan Pemohon
Banding lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh

N
hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang
independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.

LA
Pasal 18 ayat (4)
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9
ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat(1) dianggap ada apabila:
a. Pemohon Banding mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling
DI
rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Pemohon Banding lain; hubungan antara
Pemohon Banding dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada
dua Pemohon Banding atau lebih; atau hubungan di antara dua Pemohon Banding atau
GA
lebih yang disebut terakhir;
b. Pemohon Banding menguasai Pemohon Banding lainnya atau dua atau lebih Pemohon
Banding berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau
N

c. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan/atau ke samping satu derajat.
PE

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan


Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan
Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
T

Pasal 3 ayat (1)


IA

Wajib Pajak dalam melakukan transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha.
AR

Pasal 3 ayat (2)


Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding;
b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;
ET

c. menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil Analisis


Kesebandingan dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaksi yang
dilakukan antara Pemohon Banding dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa;
dan
KR

d. mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Pasal 17 ayat (1)


SE

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha wajib diterapkan atas transaksi pemanfaatan dan
pengalihan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa.

Pasal 17 ayat (7)


Transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan antara Pemohon Banding
dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dianggap memenuhi Prinsip Kewajaran
dan Kelaziman Usaha sepanjang memenuhi ketentuan:
a. transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud benar-benar terjadi;
b. terdapat manfaat ekonomis atau komersial; dan
c. transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai mempunyai Hubungan Istimewa mempunyai
nilai yang sama dengan transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai

K
Hubungan Istimewa yang mempunyai kondisi yang sebanding dengan menerapkan Analisis
Kesebandingan dan menerapkan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam
transaksi.

JA
b. Pendapat Terbanding

bahwa sebelum Terbanding menggunakan wewenang untuk menentukan kembali besarnya

PA
penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Pemohon Banding yang mempunyai hubungan
istimewa dengan Pemohon Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (3) UU PPh perlu
diuji terlebih dahulu eksistensi biaya royalti ini;

N
bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding atas pembayaran royalti ke Godrej Consumer
Product Limited (GCPL) India sebesar Rp3.358.823.861,00 disebabkan karena secara
substansi biaya ini tidak ada sehingga tidak memenuhi Pasal 6 ayat (1) UU PPh. Atas tidak

LA
adanya eksistensi biaya ini maka alasan Pemohon Banding bahwa biaya royalti ini masih dalam
rentang kewajaran atas pembayaran kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak
dapat dipertimbangkan mengingat dalam penyampaian SPT PPh Badan Tahun 2011 Pemohon
Banding tidak melampirkan Transfer Pricing Documentation;
DI
bahwa biaya royalti ini hanya bersifat sementara yaitu disebabkan karena adanya penguasaan
secara tidak langsung dari pihak GCPL selaku pemegang merk ”godrej” yaitu sejak GCPL
GA
mengambil alih kepemilikan saham Pemohon Banding dari Indovest Capital LTD Malaysia
(masih dalam penguasaan satu group) dan berakhir ketika kepemilkan sahamnya berakhir
terhitung sejak 17 Mei 2010 sampai dengan 21 Maret 2013. Hal ini berarti bahwa GCPL secara
tidak langsung hanya ingin melakukan shifting laba Pemohon Banding dengan hanya
N

menempelkan merk ”godrej” pada saat GCPL mempunyai penguasaan tidak langsung atas
Pemohon Banding. Hal ini dapat dibuktikan dengan Lampiran SPT PPh Badan Tahun 2013
yaitu lampiran 1771-V (daftar pemegang saham) terlihat pada saat Pemegang Saham
PE

Pemohon Banding adalah Chinesse SDN dan Chinesse Limited, Pemohon Banding sudah
tidak lagi melakukan pembayaran royalti sebagaimana tercantum dalam Lampiran SPT 1771-II
(Bukti terlampir-Lampiran 1);
T

bahwa terkait dengan alasan Pemohon Banding bahwa penggunaan merk ”godrej”
menyebabkan kenaikan peredaran usaha Pemohon Banding tidak sepenuhnya tepat dengan
IA

alasan sebagai berikut:

bahwa peningkatan penjualan sepenuhnya tidak hanya tergantung dengan hanya penggunaan
AR

merk semata namun harus dilihat juga variable lainnya semisal dari jumlah biaya promosi dan
pemasaran yang dikeluarkan dan keterkaitan ini Pemohon Banding tidak dapat memberikan
analisis tersendiri. Terbanding dapat menjelaskan kenaikan itu karena ada unsur peningkatan
biaya pemasaran sebagai berikut:
ET

P erbandingan B iay a P em as aran/P rom os i dengan P eredaran Us aha


% K enaik an % K enaik an
Tahun
P eredaran Us aha dari tahun B iay a P rom os i dari tahun
P ajak
s ebelum ny a s ebelum ny a
KR

2009 137,856,004,400.00 - 2,368,907,185.00 -


2010 172,414,964,631.00 25.07% 11,158,785,748.00 371.05%
2011 167,941,193,092.00 -2.59% 12,592,582,988.00 12.85%
2012 212,485,980,281.00 26.52% 13,976,346,489.00 10.99%
SE

2013 182,701,181,172.00 -14.02% 11,183,940,455.00 -19.98%


Sumber SPT Tahunan lampiran I dan II dalam SIDJP

bahwa dalam tebel tersebut jelas terlihat kontribusi adanya biaya pemasaran dan promosi
mempengaruhi peredaran usaha Pemohon Banding terutama kenaikan dari tahun 2009 ke
2010 dimana adanya peningkatan biaya promosi sebesar 371,05% menyebabkan adanya
kenaikan peredaran usaha sebesar 25,07%. Dengan demikian banyak variable yang
mempengaruhi kenaikan peredaran Pemohon Banding dan tidak hanya pengaruh dari
penggunaan merk ”godrej” semata;

bahwa GCPL India sebagai pemegang lisensi merk dagang “godrej, diketahui bahwa bisnis
makanan bukanlah bisnis inti perusahaan dan bisnis inti sebenarnya adalah produk home care,

K
hair care dan skin cleansing, sehingga hal ini yang menjadi alasan bagi GCPL melepas
kepemilikan sahamnya kepada Creador (perusahaan ekuitas swasta yang fokus berbisnis di
Indonesia, India dan Malaysia) sesuai dengan halaman berita dengan alamat situs

JA
http://bisnis.liputan6.com/read/497436/godrej-jual-bisnis-makanan-ringan-di-indonesia-senilai-
rp-3378-m (Bukti Telampir-Lampiran 2);

PA
bahwa merk "godrej" tidaklah terkenal di wilayah Indonesia karena pada tahun pajak yang
diperiksa, tidak ditemukan makanan yang dijual oleh godrej selain daripada produk Pemohon
Banding. Disisi lain merk tersebut tidak dapat dibandingkan dengan merk yang sudah eksis
seperti produk Unilever, Indofood, Mayora dan Iain-Iain, ehingga keberadaan nama ”godrej”
yang tertera dalam produk Pemohon Banding tidak dapat diperhitungkan dalam upaya

N
meningkatkan nilai bisnis Pemohon Banding itu sendiri. Berdasarkan Laporan Laba Rugi 2012,
diketahui bahwa penjualan yang dilakukan Pemohon Banding sebagian besar dilakukan di
dalam negeri (lokal) dan hanya sebagian kecil yang diekspor (Australia dan New Zealand,

LA
bukan ke negara pihak penerima royalti/GCPL atau India) dengan distribusi penjualan yang
dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:

Uraian Rupiah Persentase


Penjualan lokal
Penjualan ekspor
137.888.476.592
30.052.716.500
82 %
18 %
DI
GA
Jumlah 167.941.193.092 100 %

bahwa nama merk "godrej" yang tertulis dalam huruf yang lebih kecil dibandingkan dengan
merk dagang utama produk makanan Pemohon Banding yaitu: Simba, Turbo, dll, yang secara
N

legal dimiliki oleh Indovest Capital Ltd dan Pemohon Banding atas penggunaan merk tersebut
diharuskan membayar royalti kepada Indovest Capital Ltd sebesar 4% dari penjualan bersih.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding atas produk yang sama dijual
PE

telah membayar royalti kepada 2 (dua) pihak yakni Indovest Capital Ltd dan GCPL;

bahwa atas dasar ini Terbanding menyatakan bahwa alasan penggunaan merk ”godrej”
menyebabkan kenaikan penjualan tidak dapat diterima;
T

bahwa terkait pendapat Pemohon Banding dalam Closing Statement Nomor SIM/FAD-
IA

1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 halaman 5 yang menyatakan bahwa ”Terkait dengan
bukti-bukti yang diberikan, Terbanding tidak pernah mempermasalahkan setidak-tidaknya
mempertanyakan eksistensi atau kebenaran dari pembayaran royalti kepada GCPL.” dengan ini
AR

Terbanding tanggapi sebagai berikut:

bahwa dari terkait bukti yang ditunjukkan oleh Pemohon Banding terkait dengan Biaya Royalti
ini memang menunjukkan adanya arus uang pembayaran kepada pihak GCPL, namun atas
ET

pembayaran ini bukan berarti dapat dibebankan oleh Pemohon Banding karena sesuai dengan
Pasal 6 ayat (1) UU PPh jelas bahwa biaya yang dapat dikurangkan adalah biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dapat diuji secara substansi
adanya biaya (eksistensi) dan formal (adanya bukti pengeluaran biaya). Dalam hal ini biaya
royalti yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding secara substansi sebagaimana telah diuraikan
KR

dalam point i s.d. iv di atas tidak tebukti artinya eksistensi biaya ini tidak ada sehingga
Terbanding melakukan koreksi biaya royalti menjadi Nihil;

bahwa terkait dengan bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding yang menunjukkan
SE

adanya arus pembayaran royalti sehingga secara formal terdapat dokumentasi atas biaya ini,
Terbanding berpendapat bahwa adanya pembayaran Pemohon Banding kepada GCPL selaku
pemegang merk “godrej” yang disaat bersamaan adalah menguasai Pemohon Banding secara
tidak langsung (group) maka atas pembayaran ini diakui sebagai pembayaran deviden dan
telah diterbitkan SKPN PPh Pasal 26 oleh Terbanding. Atas fakta ini diketahui bahwa Pemohon
Banding tidak melakukan upaya hukum apapun atas SKPN dimaksud, oleh karena itu apabila
Pemohon Banding melakukan upaya hukum banding atas sengketa biaya usaha atas
pembayaran royalti menunjukkan Pemohon Banding tidak konsisten dalam menyikapi korekis
obyek PPh Pot/Put yang berhubungan dengan biaya fiskalnya;

c. Kesimpulan

K
bahwa atas Koreksi Biaya Usaha (Biaya Royalti) sebesar Rp3.358.823.861,00 menjadi Nihil
dilakukan oleh Terbanding mengingat secara substansi biaya royalti yang dibayarkan kepada
pihak yang mempunyai afiliasi dengan Pemohon Banding ini tidak ada eksistensinya sehingga

JA
Terbanding tidak menggunakan wewenang untuk menentukan kembali kewajaran dan
kelaziman pembayaran biaya royalti ini. Berdasarkan bukti dan fakta yang ada diketahui bahwa
biaya ini secara formal dapat dibuktikan pembayarannya sehingga Terbanding melakukan

PA
reklas menjadi obyek PPh Pasal 26 berupa Deviden yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap (In Kracht) yaitu dengan diterbitkannya SKPN PPh Pasal 26 yang tidak diajukan
upaya hukum apapun oleh Pemohon Banding. Dengan demikian koreksi Biaya Usaha (Biaya
Royalti) sebesar Rp3.358.823.861,00 menjadi Nihil ini harus tetap dipertahankan;

N
2. Koreksi Biaya Technical Know How

a. Dasar Hukum

LA
UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

Pasal 6 ayat (1) DI


Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Pemohon Banding dalam negeri dan bentuk usaha
tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih,
GA
dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
1. biaya pembelian bahan..dst sd angka 9
N

Pasal 18 ayat (3)


Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
PE

pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Pemohon Banding yang mempunyai hubungan istimewa dengan Pemohon
Banding lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh
hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang
T

independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.
IA

Pasal 18 ayat (4)


Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9
ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat(1) dianggap ada apabila:
AR

a. Pemohon Banding mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Pemohon Banding lain; hubungan antara
Pemohon Banding dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada
dua Pemohon Banding atau lebih; atau hubungan di antara dua Pemohon Banding atau
lebih yang disebut terakhir;
ET

b. Pemohon Banding menguasai Pemohon Banding lainnya atau dua atau lebih Pemohon
Banding berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau
c. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
KR

dan/atau ke samping satu derajat.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan


Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan
SE

Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa

Pasal 3 ayat (1)


Wajib Pajak dalam melakukan transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha.
Pasal 3 ayat (2)
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding;
b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;

K
c. menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil Analisis
Kesebandingan dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaksi yang
dilakukan antara Pemohon Banding dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa;

JA
dan
d. mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

PA
Pasal 17 ayat (1)
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha wajib diterapkan atas transaksi pemanfaatan dan
pengalihan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa.

N
Pasal 17 ayat (7)
Transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan antara Pemohon Banding

LA
dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dianggap memenuhi Prinsip Kewajaran
dan Kelaziman Usaha sepanjang memenuhi ketentuan:
a. transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud benar-benar terjadi;
b. terdapat manfaat ekonomis atau komersial; dan
DI
c. transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai mempunyai Hubungan Istimewa mempunyai
nilai yang sama dengan transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai
Hubungan Istimewa yang mempunyai kondisi yang sebanding dengan menerapkan Analisis
GA
Kesebandingan dan menerapkan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam
transaksi.

b. Pendapat Terbanding
N

bahwa koreksi Biaya Technical Know How yang dibayarkan kepada GCPL ini merupakan
perlakuan koreksi yang sama dengan koreksi biaya royalti sebagaimana telah diuraikan dalam
PE

Point II.1.a di atas;

bahwa menurut Pemohon Banding dalam Closing Statement Nomor SIM/FAD-1/IX/2015


tanggal 14 September 2015 halaman 8 yang menyatakan bahwa ”Biaya Biaya technical know-
T

how tersebut merupakan biaya atas pemanfaatan pengetahuan dan informasi rahasia dari
pemberi lisensi sehubungan dengan pengetahuan teknis, hak kekayaan intelektual, perbaikan-
IA

perbaikan dan eksploitasi termasuk namun tidak terbatas pada informasi teknis, produksi dan
proses lain, teknik-teknik dan sistem-sistem, pengendalian kualitas dan pengetesan, prosedur
operasional, resep-resep/formula-formula dan keahlian yang terkait;
AR

bahwa perbaikan atas sistem operasional seluruh operasi perusahaan yang meliputi sistem
pembelian, produksi, gudang, teknik dan maintenance, marketing dan export serta finance dan
accounting. Selain itu Pemohon Banding juga mencatat nilai penjualan dan laba yang lebih
tinggi antara lain dengan adanya pengembangan produk baru yaitu Potato bite sea salt dan
ET

sour cream”;

bahwa berdasarkan pengertian technical know how menurut Pemohon Banding di atas intinya
terdiri dari:
KR

a. Informasi rahasia dari pemberi lisensi


b. Perbaikan atas sistem operasional
c. Meningkatkan bisnis Pemohon Banding
Hal ini berarti ada alur informasi/sistem yang akan diterapkan oleh Pemohon Banding melalui
SE

sebuah proses/kegiatan dan tidak dengan seketika untuk mendapatkan suatu hasilnya, proses
ini dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini:
K
JA
bahwa dengan demikian ada sebuah kegiatan yang diperlukan untuk dapat dikatakan Pemohon

PA
Banding mengeluarkan Biaya Technical Know How demikian pula dari sisi penerima imbalan
diharuskan ada effort/jasa yang diberikan terlebih dahulu untuk dapat melakukan transfer
knowledge kepada pihak Pemohon Banding;

bahwa terkait dengan pembayaran Royalti dan Biaya Technical Know How kepada GCPL,

N
secara konseptual terdapat perbedaan antara Royalti dan Biaya Technical Know How terletak
pada karakteristik penghasilan yang dimaksud. Penghasilan Royalti semata hanya berupa

LA
passive income atas digunakannya hak yang dimiliki GCPL, terkait dengan hak memakai hak
cipta atas karya tulis, karya seni, ataupun karya ilmiah, termasuk film-film bioskop, atau pita-pita
yang dipakai untuk radio ataupun penyiaran televisi, atas hak paten, merek dagang, pola atau
model, rencana, rumus rahasia atau proses rahasia, atau untuk memakai atau hak untuk
DI
memakai perlengkapan perindustrian, perdagangan atau perlengkapan ilmiah, atau atas
informasi yang berkenaan dengan pengalaman di bidang perindustrian, perdagangan, atau di
bidang ilmu pengetahuan. Sedangkan Biaya Technical Know How diberikan sekaligus sebagai
GA
fee atas pemberian jasa teknik yang diberikan GCPL kepada Pemohon Banding, tidak semata-
mata hanya penggunaan hak (cipta, dsb.) yang dimiliki oleh sang pemberi jasa teknik tersebut
namun harus jelas pelaksanaan dan dokumentasi kegiatan jasa dimaksud;

bahwa berdasarkan uraian di atas Pemohon Banding harus dapat membuktikan adanya
N

kegiatan transfer knowledge sebagai main goal atas dikeluarkannya biaya Technical Know How
ini, baik kegiatan dokumentasi pelatihan, kedatangan instruktur terkait penerapan informasi
PE

rahasia yang akan digunakan (bukti paspor) dan output yang dihasilkan. Dari fakta sidang yang
ada diketahui bahwa bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding hanya berupa:
1. Business Support Agreement,
2. Technology License Agreement, antara GCPL dengan PT SIM, dan Sub Technology
License Agreement,
T

3. Tagihan dari GCPL berupa debit note,


4. Jurnal pembayaran
IA

5. Rekening koran,

bahwa dari bukti yang disampaikan baru dapat menjelaskan formal pengeluaran biaya/tagihan
AR

dengan dasar adanya perjanjian antara Pemohon Banding dengan GCPL. Sedangkan
substansi biaya ini dikeluarkan tidak ada dokumentasi yang dapat meyakinkan Terbanding
untuk mengakui eksistensi biaya ini. Dengan demikian Koreksi Biaya Technical Know How
menjadi nihil ini sudah tepat dilakukan oleh Terbanding;
ET

bahwa terkait dengan bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding yang menunjukkan
adanya arus pembayaran Biaya Technical Know How sehingga secara formal terdapat
KR

dokumentasi atas biaya ini, Terbanding berpendapat bahwa adanya pembayaran Pemohon
Banding kepada GCPL selaku pemegang merk “godrej” yang disaat bersamaan adalah
menguasai Pemohon Banding secara tidak langsung (group) maka atas pembayaran ini diakui
sebagai pembayaran deviden dan telah diterbitkan SKPN PPh Pasal 26 oleh Terbanding. Atas
SE

fakta ini diketahui bahwa Pemohon Banding tidak melakukan upaya hukum apapun atas SKPN
dimaksud, oleh karena itu apabila Pemohon Banding melakukan upaya hukum banding atas
sengketa Biaya Technical Know How menunjukkan Pemohon Banding tidak konsisten dalam
menyikapi koreksi obyek PPh Pot/Put yang berhubungan dengan biaya fiskalnya;

c. Kesimpulan

bahwa atas Koreksi Biaya Technical Know How sebesar Rp1.679.411.932,00 menjadi Nihil
dilakukan oleh Terbanding mengingat secara substansi Biaya Technical Know How yang
dibayarkan kepada pihak yang mempunyai afiliasi dengan Pemohon Banding ini tidak ada
eksistensinya sehingga Terbanding tidak menggunakan wewenang untuk menentukan kembali
kewajaran dan kelaziman pembayaran biaya royalti ini. Berdasarkan bukti dan fakta yang ada
diketahui bahwa biaya ini secara formal dapat dibuktikan pembayarannya sehingga Terbanding

K
melakukan reklas menjadi obyek PPh Pasal 26 berupa Deviden yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap (In Kracht) yaitu dengan diterbitkannya SKPN PPh Pasal 26 yang
tidak diajukan upaya hukum apapun oleh Pemohon Banding. Dengan demikian koreksi Koreksi

JA
Biaya Technical Know How sebesar Rp1.679.411.932,00 menjadi Nihil ini harus tetap
dipertahankan;

PA
Kesimpulan

bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai

N
pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan

LA
hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;

bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan
DI
dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
yang dilakukan sudah tepat;
GA
bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014
diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
N

dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;
PE

Usul

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan untuk menolak permohonan
banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan Keputusan Terbanding Nomor KEP-
T

1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang Keberatan atas SKPKB PPh Pasal
25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013 ;
IA

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
AR

diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:


a. Biaya Royalti sebesar Rp3.358.823.861,00, bukti yang diperiksa:
1. Trade Marks Registry Nomor: 272171 tanggal 12 September 2003 (Bukti bahwa Trade
Mark telah didaftarkan pada otoritas berwenang di India),
2. Trademark License Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Products Ltd
ET

dengan PT SIM tertanggal 16 May 2010),


3. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej
Consumer Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),
4. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet
KR

(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),


5. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107011 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product),
6. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej
SE

Consumer Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
8. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201007 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product);

b. Biaya Technical Know How sebesar Rp1.679.411.932,00, bukti yang diperiksa:


1. Business Support Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd dengan
PT SIM tertanggal 17 Mei 2010),
2. Technology Licence Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd
dengan PT SIM tertanggal 17 Mei 2010),
3. Sub Technology Licence Agreement (Rincian kegiatan (Technical Licence activities)

K
untuk Periode Jan-Des 2011 antara lain:
1. Time sheet
2. Pengembangan produk

JA
3. Standar teknis peningkatan produk,
4. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer
Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),

PA
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-05 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
6. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107013 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product),
7. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer

N
Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
8. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

LA
9. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201009 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product);

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan


keterangan sebagai berikut: DI
bahwa atas koreksi biaya royalti ini menurut Terbanding adalah sengketa yuridis, dimana dasar
GA
hukum koreksi Terbanding adalah UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan
UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh") yaitu
Pasal 18 ayat (3) yang menyatakan: “Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan
kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk
N

menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang
tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga
PE

antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau
metode lainnya";

bahwa berdasarkan fakta yang ada Pemohon Banding dalam menyampaikan Laporan SPT
T

Tahunan PPh Badan tidak melampirkan TP Documentation dan dalam pemeriksaan, Pemohon
Banding tidak memberikan dokumentasi TP Documentation terkait dengan pemilihan metode
IA

CUP sebagai dasar untuk penerapan prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha;

bahwa karena sengketa ini merupakan sengketa yuridis maka Terbanding menyampaikan
AR

pendapatnya melalui penjelasan tertulis yang terpisah dari Berita Acara Uji Bukti ini;

Menurut Pemohon Banding:

a. Koreksi biaya royalti sebesar Rp3.358.823.861


ET

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya royalti sebesar Rp3.358.823.861 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
KR

bahwa Pemohon Banding membayar royalti kepada GCPL atas penggunaan merk "Godrej".
GCPL adalah pemilik sah atas merk "Godrej";

bahwa "Godrej" adalah merk yang sudah dikenal di dunia internasional selama lebih dari 110
SE

tahun dan diakui di lebih dari 60 negara di seluruh dunia;

bahwa Pemohon Banding berhak menggunakan merk Godrej, baik di dalam produk maupun
media lain untuk kepentingan promosi, seperti email, kartu nama, dll;

bahwa Pendapat Terbanding bahwa pembayaran royalti dan technical know-how kepada GCPL
merupakan pembayaran dividen karena tidak ada fungsi dan jasa yang dilakukan oleh GCPL
adalah tidak benar dengan alasan sebagai berikut:
i. Pemohon Banding membayar royalti karena menggunakan merk "Godrej" bukan karena
menerima jasa dari GCPL.
ii. Pemohon Banding telah membuktikan kepada Terbanding bahwa Pemohon Banding telah
mendapatkan manfaat dengan menggunakan merk Godrej di dalam produk Pemohon

K
Banding.

Manfaat penggunaan merk "Godrej"

JA
bahwa merk "Godrej" sudah sangat terkenal di India dan di dunia internasional sebagai
produsen dari berbagai macam produk berkualitas. Dengan mencantumkan merk "Godrej",

PA
konsumen di Indonesia, khususnya yang berasal dari India lebih percaya dan lebih memilih
produk Pemohon Banding daripada produk sejenis lainnya, sehingga akan berdampak pada
meningkatnya penjualan produk Pemohon Banding;

bahwa dengan menggunakan merk "Godrej", jalur pemasaran dan distribusi produk Pemohon

N
Banding tidak saja lokal tapi juga ekspor. Distribusi produk menjadi lebih luas dan lebih mudah
dilakukan mengingat perusahaan bawah naungan GCPL dan diakui di lebih dari 60 negara di
dunia;

LA
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang menyebutkan tidak
adanya manfaat ekonomis ataupun komersial yang diterima oleh Pemohon Banding atas
pembayaran royalti tersebut;
DI
bahwa Pemohon Banding tidak memahami pendapat Terbanding yang menyatakan tidak ada
manfaat ekonomis atau komersial yang diterima Pemohon Banding atas pembayaran royalti
GA
tersebut karena terbukti Penjualan meningkat tanpa mengabaikan biaya promosi;

bahwa Peningkatan penjualan ini telah Pemohon Banding jelaskan kepada Peneliti Keberatan
dalam Surat Keberatan No.SIM/FAD-VIMO 1/2013 tanggal 21 Agustus 2013;
N

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan alasan (pernyataan) Terbanding bahwa bisnis
makanan adalah bukan bisnis inti dari GCPL. Pemohon Banding menjelaskan kepada
PE

Terbanding bahwa perusahaan-perusahaan berikut ini adalah perusahaan Godrej yang memiliki
beberapa bisnis makanan yaitu:
1) Hershey India Private Limited (Produk Permen dan Minuman)
2) Godrej Nature's Basket (Pusat Penjualan makanan terbesar di India)
T

3) Godrej Tyson Food Ltd (Produk Makanan)


IA

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan alasan Terbanding yang mengatakan bahwa
merk "Godrej" tidak terkenal di Indonesia dan tidak dapat dibandingkan dengan merk yang
sudah eksis, seperti produk Unilever, Indofood, Mayora, dan lain-lain. Sehingga keberadaan
AR

nama "Godrej" tidak dapat diperhitungkan dalam meningkatkan nilai bisnis Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding tidak mengerti metode analisa yang dilakukan oleh Terbanding.
Kalau produk "Godrej" dianggap tidak terkenal di Indonesia, sudah tentu tidak dapat
dibandingkan dengan merk yang sudah eksis, seperti produk Unilever, Indofood, Mayora, dan
ET

lain-lain. Yang seharusnya dilakukan oleh Terbanding adalah analisa kesebandingan yaitu
membandingkan apa yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan apa yang dilakukan merk-
merk terkenal tersebut sebelum mereka menjadi terkenal. Apakah manfaat yang mereka
peroleh dengan biaya yang mereka keluarkan adalah sama dengan apa yang dilakukan oleh
KR

Pemohon Banding. Terbanding hanya memberikan penjelasan tanpa data konkrit. Terbanding
harus melakukan analisa sesuai dengan UU Pasal 18 ayat (4) dan peraturan pelaksanaannya;

bahwa yang pasti adalah pangsa pasar (market share) produk-produk yang sudah terkenal
SE

sebelum "Godrej" ada di Indonesia, sudah diambil sebagian oleh Pemohon Banding. Ini terbukti
secara angka bahwa nilai penjualan lokal produk "Godrej" naik sebesar 18%;

TP Document

bahwa untuk mendukung argumentasi Pemohon Banding mengenai kewajaran nilai royalti yang
Pemohon Banding bayarkan, Pemohon Banding lampirkan TP document yang menyimpulkan
bahwa tarif royalti yang dibayarkan kepada GCPL sebesar 2% masih dalam rentang tarif yang
wajar yaitu 2%-5%;

bahwa di dalam dokumentasi transfer pricing disebutkan bahwa di dalam analisa ekonomi yang
telah dilakukan dengan menggunakan metode yang diatur di dalam PER-43/PJ./2010,

K
Pemohon Banding menggunakan metode CUP dalam menghitung besarnya royalti. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya royalti yang dibayarkan oleh Pemohon
Banding kepada GCPL dalam batas yang wajar (Arm's Length). Dokumentasi transfer pricing

JA
telah disiapkan oleh pihak ketiga yang kompeten di bidangnya sehingga seharusnya dapat
dipertimbangkan oleh Terbanding;

PA
Royalti Vs Dividen

N
bahwa pendapat Terbanding bahwa pembayaran royalti dan technical know how kepada GCPL
merupakan pembayaran dividen karena tidak ada fungsi dan jasa yang dilakukan oleh GCPL

LA
adalah keliru;

bahwa Pemohon Banding membayar royalti kepada GCPL karena Pemohon Banding
menggunakan merk Godrej yang dimiliki oleh GCPL;
DI
bahwa adalah keliru apabila Terbanding menganggap pembayaran royalti (penggunaan merk
"Godrej") tidak ada tapi kemudian dijadikan sebagai pembayaran dividen kepada pihak (badan
GA
hukum) yang berbeda (dan bukan pemegang saham);

bahwa apabila pembayaran royalti dianggap tidak ada oleh Terbanding, maka Terbanding harus
dapat membuktikan bahwa pembayaran royalti (penggunan merk "Godrej") tidak diperlukan
N

oleh Pemohon Banding. Apabila terbukti, maka biaya tersebut dikoreksi, dan tidak dapat
dianggap sebagai dividen;
PE

bahwa apabila pembayaran royalti dianggap tidak wajar oleh Terbanding, maka Terbanding
harus dapat membuktikan ketidakwajaran tersebut sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku. Apabila terbukti, maka biaya yang dikoreksi hanya selisih antara yang dianggap wajar
oleh Terbanding dengan yang dibayarkan oleh Pemohon Banding;
T

bahwa pembayaran royalti tersebut tidak dapat dianggap sebagai pembayaran dividen karena
IA

pemegang saham Pemohon Banding adalah Godrej Consumer Holdings (Netherlands) B.V
("Godrej B.V") yang berkedudukan di Belanda, bukan GCPL;
AR

bahwa penjelasan Terbanding bahwa “Pemegang saham Pemohon Banding adalah anak
perusahaan tidak langsung GCPL, India, sebagai pemegang saham tidak langsung yang telah
memberikan merk godrej/know how, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding dan
GCPL mempunyai hubungan istimewa menurut Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh" adalah
membingungkan;
ET

bahwa Terbanding berusaha untuk menghubung-hubungkan antara "royalti" dengan "dividend",


padahal itu 2 hal yang berbeda,
1. Berbeda substansi transaksinya; royalti vs dividen;
KR

2. Berbeda penerima manfaat pembayaran tersebut, GCPL Vs Godrej B.V;


3. Berbeda dasar hukumnya; PPh Pasal 18 ayat (2) Vs PPh Pasal 26 atau P3B;

UU PPh
SE

bahwa berdasarkan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g beserta Penjelasannya, dividen
terselubung hanya dapat diterapkan dalam hal pemegang saham yang telah menyetor penuh
modalnya dan menerima pembayaran royalti yang melebihi kewajaran;

bahwa apabila terjadi hal yang demikian, maka selisih lebih nilai royalti yang dibayarkan
dengaan royalti yang sewajarnya dibayarkan1 dianggap sebagai pembayaran dividen. Sehingga
tidak boleh dibebankan sebagai biaya oleh perseroan yang bersangkutan;

bahwa hal ini konsisten dengan UU PPh Pasal 18 ayat 3 bahwa Direktur Jenderal Pajak
berwenang untuk menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya

K
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan
istimewa;

JA
bahwa UU PPh Pasal 6 ayat 1 butir a angka 3 menegaskan bahwa biaya royalti
yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dapat dikurangkan
sebagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak;

PA
UU KUP

bahwa sesuai dengan UU KUP Pasal 12 (3), Pemeriksa/Terbanding hanya dapat melakukan
koreksi fiskal (dan menerbitkan surat ketetapan pajak) apabila Pemeriksa/Terbanding

N
berdasarkan bukti-bukti kompeten yang cukup yang dapat menunjukkan bahwa royalti yang
dibayarkan oleh Pemohon Banding kepada GCPL sebagai pemilik merk "Godrej" adalah
melebihi kewajaran;

LA
bahwa sampai dengan Surat Banding ini dibuat, Terbanding tidak menunjukkan bukti-bukti
kompeten seperti arus kas keluar dari Pemohon Banding ke rekening pemegang saham.
Sehingga koreksi yang dibuat oleh Terbanding tidak memiliki dasar hukum dan hanya
didasarkan oleh asumsi; DI
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-India ("P3B")
GA
bahwa Terbanding telah keliru memahami Pasal 10 P3B. Pasal 10 P3B sudah jelas dan tidak
perlu interpretasi baliwa dividen adalah:
1. penghasilan dari saham-saham; atau
N

2. hak-hak lainnya yang bukan merupakan surat-surat piutang namun berhak atas pembagian
laba;
3. hak-hak perseroan lainnya yang diperlakukan sama dalam pengenaan pajaknya sebagai
PE

penghasilan dari saham-saham oleh Undang-Undang Negara dimana perusahaan yang


membagikan dividen berkedudukan;

bahwa sehubungan dengan Pemohon Banding yang tidak mengajukan keberatan atas SKPN
T

PPh Pasal 26, tidak dapat diartikan bahwa Pemohon Banding setuju dengan apa yang
dilakukan oleh Terbanding yaitu melakukan koreksi reklass obyek PPh Pasal 26 dari Obyek
IA

royalti dan know how menjadi dividen dengan menerbitkan produk hukum SKPN PPh Pasal 26.
Pemohon Banding tidak mengajukan keberatan atas SKPN PPH Pasal 26 dikarenakan tidak
menambah beban pembayaran pajak bagi Pemohon Banding. Dengan demikian, kondisi ini
AR

tidak dapat menjadi alasan untuk Terbanding dapat melakukan koreksi atas royalty;

b. Koreksi atas biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
ET

biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 dengan alasan-alasan sebagai berikut:

bahwa biaya technical know how tersebut merupakan biaya atas pemanfaatan pengetahuan
dari pemberi lisensi sehubungan dengan pengetahuan teknis, perbaikan-perbaikan dan
KR

eksploitasi termasuk namun tidak terbatas pada informasi teknis, produksi dan proses lain,
teknik-teknik dan sistem-sistem, pengendalian kualitas dan pengetesan, prosedur operasional,
dan keahlian yang terkait;
SE

bahwa dengan technical know-how yang diberikan oleh GCPL kepada Pemohon Banding,
produk Pemohon Banding menjadi sangat berkualitas dan dapat bersaing di pasar (baik lokal
maupun intemasional) karena telah ditetapkan standar tertentu bagi semua produk yang
mencantumkan merk "Godrej", sehingga konsumen menjadi yakin dengan produk Pemohon
Banding;

bahwa produk Pemohon Banding "breakfast cereal" dapat bersaing dengan produk sejenis
yang dihasilkan oleh perusahaan multinasional lainnya, seperti Koko Krunch yang diproduksi
oleh Nestle yang berpusat di Switzerland dan Kellogg's cereal yang diproduksi oleh Kellogg
Company yang berpusat di Amerika Serikat;

bahwa perbaikan atas sistem operasional seluruh operasi perusahaan yang meliputi sistem

K
pembelian, produksi, gudang, teknik dan maintenance, marketing dan evort serta finance dan
accounting. Selain itu Pemohon Banding juga mencatat nilai penjualan dan laba yang tinggi
antara lain dengan adanya pengembangan produk baru yaitu Potato bite sea salt dan sour

JA
cream;

bahwa atas transaksi pembayaran biaya technical know how tersebut, Pemohon Banding

PA
memiliki data-data pendukung seperti perjanjian dengan GCPL dan bukti pembayaran atas
biaya technical know how yang sudah Pemohon Banding sampaikan kepada Terbanding
dengan tanda terima pada tanggal 18 Oktober 2013;

bahwa dasar aturan yang dikemukakan oleh Terbanding dengan mencantumkan ketentuan

N
pembayaran dividen di dalam P3B antara Indonesia dengan India sangat tidak relevan karena
GCPL bukan merupakan pemegang saham Pemohon Banding dan selama periode April
2011-Maret 2012 tidak ada pengumuman ataupun pembayaran dividen yang dilakukan oleh

LA
Pemohon Banding;

bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding
DI
(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

bahwa biaya royalti yang menjadi pokok sengketa tersebut meliputi biaya royalti sebesar
GA
Rp3.358.823.861,00 dan biaya technical know-how sebesar Rp1.679.411.932,00, yang
dibayarkan kepada Godrej Consumer Product Limited (GCPL), India;

a.1 Royalti Rp3.358.823.861,00


N

bahwa Pemohon Banding membayar royalti kepada GCPL atas penggunaan merk ”Godrej”.
GCPL adalah pemilik sah atas merk “Godrej”;
PE

bahwa baik pada saat Pemeriksaan maupun Keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan
dokumen-dokumen terkait pembayaran royalti yaitu:
1. Trademark Licence Agreement antara GCPL dengan PT SIM,
T

2. Tagihan dari GCPL berupa debit note,


3. Rekening koran dan
IA

4. Jurnal pembayaran.

bahwa terkait bukti-bukti yang diberikan, Terbanding tidak pernah mempermasalahkan setidak-
AR

tidaknya mempertanyakan eksistensi atau kebenaran dari pembayaran royalti kepada GCPL;

bahwa yang menjadi dasar koreksi oleh Terbanding adalah pembayaran royalti dan Technical
Know How kepada GCPL dianggap pembayaran dividen karena tidak ada fungsi yang
dilakukan oleh GCPL;
ET

bahwa telah Pemohon Banding jelaskan pada surat banding Pemohon Banding bahwa
pembayaran royalti tersebut tidak dapat dianggap sebagai pembayaran dividen karena
pemegang saham Pemohon Banding adalah:
KR

- Godrej Consumer Holdings (Netherlands) BV kepemilikan 95%


- Godrej Consumer Products (Netherlands) BV kepemilikan 5%

bahwa UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g menegaskan bahwa, “dividen merupakan bagian laba
SE

yang diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil
usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi”. Dengan demikian sangat jelas bahwa yang
Pemohon Banding bayarkan kepada GCPL bukan dividen;

Fungsi dan Manfaat penggunaan merk “Godrej”

bahwa merk ”Godrej” sudah sangat terkenal di India dan di dunia internasional sebagai
produsen dari berbagai macam produk berkualitas;

bahwa dengan menggunakan merk ”Godrej”, jalur pemasaran dan distribusi produk Pemohon
Banding tidak saja lokal tapi juga ekspor. Distribusi produk menjadi lebih luas dan lebih mudah
dilakukan mengingat perusahaan di bawah naungan GCPL berada di lebih dari 60 negara di

K
dunia;

bahwa aktivitas bisnis yang dinaungi oleh GCPL tidak hanya peralatan rumah tangga tetapi

JA
memiliki basis bisnis yang kuat dalam industri makanan antara lain:
1) Hershey India Private Limited (Produk Permen dan Minuman)
2) Godrej Nature’s Basket (Pusat Penjualan makanan terbesar di India)

PA
3) Godrej Tyson Food Ltd (Produk Makanan)

bahwa dengan penggunaan nama ”Godrej” terbukti penjualan meningkat tanpa mengabaikan
biaya promosi. Peningkatan penjualan ini telah Pemohon Banding jelaskan kepada Peneliti
Keberatan dalam Surat Keberatan No.SIM/FAD-VIII/001/2013 tanggal 21 Agustus 2013 dan

N
diterima pada hari yang sama;

bahwa yang menjadi salah satu alasan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding adalah kecilnya

LA
merek (logo) “Godrej” yang tertera pada produk Pemohon Banding. Alasan ini sangat tidak
tepat karena dengan penggunaan merk “Godrej” baik ukuran kecil atau besar yang tertera pada
kemasan produk Pemohon Banding membuktikan produk yang dihasilkan adalah produk yang
berkualitas dan berstandar internasional, sehingga Customer menjadi lebih percaya dan tidak
DI
ragu dalam memilih produk yang dihasilkan oleh Pemohon Banding. Selain dari pada itu,
memberikan merek (logo) “Godrej” pada kemasan produk Pemohon Banding merupakan bukti
bahwa “Godrej” ikut bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan dan dipasarkan di dalam
GA
negeri;

bahwa Terbanding membandingkan merk “Godrej” dengan merk yang sudah menguasai pasar
terlebih dahulu, seperti produk Unilever, Indofood, Mayora, dan lain-lain adalah tidak tepat
N

tanpa melakukan analisa kesebandingan sebagaimana diatur dalam dengan UU PPh Pasal 18
ayat (3) dan peraturan pelaksanaannya;
PE

TP Document

bahwa untuk mendukung argumentasi Pemohon Banding mengenai kewajaran nilai royalti
yang Pemohon Banding bayarkan, Pemohon Banding telah melampirkan TP document yang
T

menyimpulkan bahwa tarif royalti dan technical know how yang dibayarkan kepada GCPL
sebesar 3% masih dalam rentang tarif yang wajar yaitu 3,1%-9,5% (Lampiran 18 Surat
IA

Banding);

Kesimpulan Akhir:
AR

bahwa pembayaran royalti kepada GCPL bukan merupakan pembayaran dividen karena GCPL
bukan merupakan pemegang saham dari Pemohon Banding sebagaimana diatur pada UU PPh
Pasal 4 ayat (1) huruf g, tetapi merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (1) huruf a angka 3 UU PPh;
ET

bahwa dengan menggunakan merk “Godrej”, maka (1) produk-produk yang dihasilkan oleh
Pemohon Banding menjadi lebih dipercaya konsumen sehingga dapat bersaing dengan produk
pesaing yang sudah menguasai pasar terlebih dahulu. (2) Jalur distribusi produk menjadi lebih
KR

luas, tidak hanya dalam negeri tetapi juga ekspor, sejalan dengan hal tersebut nilai penjualan
pun naik secara signifikan, dan (3) Godrej ikut bertanggung atas produk yang dihasilkan dan
dipasarkan oleh Pemohon Banding;
SE

bahwa Transfer Pricing dokumen menunjukan bahwa pembayaran royalti kepada GCPL masih
dalam rentang kewajaran;

bahwa berdasarkan data-data yang ada dan fakta yang terungkap di persidangan sudah
seharusnya koreksi biaya royalti sebesar Rp3.358.823.861,00 dibatalkan;

a.2 Technical Know How Rp1.679.411.932,00


bahwa yang menjadi dasar koreksi oleh Terbanding adalah pembayaran Royalti dan Technical
Know How kepada GCPL dianggap merupakan pembayaran Dividen karena tidak ada fungsi
yang dilakukan oleh GCPL;

K
bahwa seperti telah Pemohon Banding jelaskan di atas GCPL bukan merupakan pemegang
saham dari Pemohon Banding;

JA
bahwa biaya technical know-how tersebut merupakan biaya atas pemanfaatan pengetahuan
dan informasi rahasia dari pemberi lisensi sehubungan dengan pengetahuan teknis, hak
kekayaan intelektual, perbaikan-perbaikan dan eksploitasi termasuk namun tidak terbatas pada

PA
informasi teknis, produksi dan proses lain, teknik-teknik dan sistem-sistem, pengendalian
kualitas dan pengetesan, prosedur operasional, resep-resep/formula-formula dan keahlian yang
terkait;

bahwa perbaikan atas sistem operasional seluruh operasi perusahaan yang meliputi sistem

N
pembelian, produksi, gudang, teknik dan maintenance, marketing dan export serta finance dan
accounting. Selain itu Pemohon Banding juga mencatat nilai penjualan dan laba yang lebih
tinggi antara lain dengan adanya pengembangan produk baru yaitu Potato bite sea salt dan

LA
sour cream;

bahwa baik pada saat Pemeriksaan, Keberatan dan saat uji bukti, Pemohon Banding telah
menyerahkan dokumen-dokumen terkait berupa perjanjian dan pembayaran Technical Know
How yaitu:
1. Business Support Agreement,
DI
2. Technology License Agreement, antara GCPL dengan PT SIM, dan Sub Technology
GA
License Agreement yang merupakan rincian kegiatan yang dilakukan GCPL dalam rangka
pengembangan mutu dan kualitas produk serta pembuatan Standard Operatioal Product
(SOP),
3. Tagihan dari GCPL berupa debit note,
N

4. Jurnal pembayaran
5. Rekening koran,
PE

bahwa terkait bukti-bukti yang diberikan, Terbanding tidak pernah mempermasalahkan


eksistensi atau kebenaran dari pembayaran Technical Know-How kepada GCPL;

bahwa untuk mendukung argumentasi Pemohon Banding mengenai kewajaran nilai technical
T

know-how yang Pemohon Banding bayarkan, Pemohon Banding telah melampirkan TP


document yang menyimpulkan bahwa tarif royalti dan technical know how yang dibayarkan
IA

kepada GCPL sebesar 3% masih dalam rentang tarif yang wajar yaitu 3,1%-9,5% (Lampiran 18
Surat Banding);
AR

Kesimpulan Akhir:

bahwa pembayaran Technical Know-How kepada GCPL bukan merupakan pembayaran


Dividen karena GCPL bukan merupakan pemegang saham dari Pemohon Banding;
ET

bahwa fungsi yang dilakukan GCPL sangat bermanfaat bagi Pemohon Banding diantaranya
dalam pengembangan produk baru, peningkatan mutu dan kualitas produk, perbaikan sistem
operasi perusahaan dan sebagainya yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan dalam
rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M). Oleh karena itu,
KR

koreksi biaya Technical Know-How sebesar Rp1.679.411.932,00 Pemohon Banding mohon


untuk dibatalkan;

bahwa demikian pendapat akhir/kesimpulan yang dapat Pemohon Banding sampaikan, semoga
SE

dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia sehingga dapat memutuskan
perkara dengan tepat dan seadil-adilnya;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:

a. Biaya Royalti sebesar Rp3.358.823.861,00, bukti yang diperiksa:


1. Trade Marks Registry Nomor: 272171 tanggal 12 September 2003 (Bukti bahwa Trade
Mark telah didaftarkan pada otoritas berwenang di India),
2. Trademark License Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Products Ltd
dengan PT SIM tertanggal 16 May 2010),
3. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej

K
Consumer Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),
4. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

JA
5. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107011 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product),
6. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej

PA
Consumer Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
8. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201007 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product);

N
bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:

LA
bahwa Pemohon Banding setuju dengan pendapat Terbanding bahwa koreksi atas biaya royalti
ini merupakan sengketa yuridis;

bahwa baik pada saat pemeriksaan maupun keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan
DI
dokumen-dokumen terkait pembayaran royalti antara lain: Trademark Licence Agreement
antara GCPL dengan PT. SIM, tagihan dari GCPL berupa debit note, rekening koran dan jurnal
pembayaran. Terkait bukti-bukti yang diberikan, Terbanding tidak pernah mempermasalahkan
GA
atau setidak-tidaknya mempertanyakan eksistensi atau kebenaran dari pembayaran royalti
kepada GCPL;

bahwa Terbanding tidak melakukan analisa kesebandingan sebagaimana dimaksud dalam


N

Pasal 18 ayat (3) UU PPh dalam melakukan koreksinya, Terbanding hanya melakukan koreksi
atas biaya royalti karena dianggap sebagai pembayaran deviden dan ketidakyakinannya
terhadap manfaat yang diperoleh atas pemakaian nama "godrej" pada produk yang Pemohon
PE

Banding hasilkan;

bahwa tidak ada kewajiban bagi Wajib Pajak (Pemohon Banding) untuk melampirkan TP
Documentation pada saat Pemohon Banding menyampaikan Laporan SPT Tahunan PPh
T

Badan. Sesuai dengan ketentuan mengenai pengisian dan pelaporan SPT Tahunan PPh
Badan, Pemohon Banding telah melampirkan Lampiran 3A (Pernyataan Transaksi dalam
IA

Hubungan Istimewa) pada saat melaporkan SPT Tahunan PPh Badan ke KPP pada tanggal 25
Mei 2012;
AR

bahwa pada saat Pemeriksaan, Pemeriksa tidak meminta TP Documentation. Hal ini
mengindikasikan bahwa Pemeriksa tidak melakukan koreksi berdasarkan Pasal 18 UU PPh.
Namun Terbanding melakukan koreksi dengan alasan lain seperti yang telah Pemohon Banding
sebutkan pada surat banding dan surat bantahan;
ET

bahwa pada saat Keberatan, berdasarkan permintaan dari Penelaah Keberatan, Pemohon
Banding telah menyampaikan TP Documentation tahun pajak 2011 ke Penelaah Keberatan;

bahwa UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding untuk


KR

memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak, sesuai Pasal 76 UU
No.14 Tahun 2002 tentang Penghasilan Pajak, menyatakan bahwa: "Hakim menentukan apa
yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya
suatu pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam
SE

Pasal 69 ayat (1)";

bahwa perlu diketahui bahwa kewajiban untuk membuat TP Documentation harus tunduk pada
ketentuan Pasal 3 ayat 4 PER-32/PJ/2011, yang berbunyi sebagai berikut: "Wajib Pajak yang
melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan nilai
seluruh transaksi tidak melebihi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dalam 1 (satu)
tahun pajak untuk setiap lawan transaksi, dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (2)";

bahwa atas sengketa biaya royalti, Pemohon Banding akan menyampaikan penjelasan tertulis
yang terpisah dari Berita Acara Uji Bukti ini melalui closing statement;

K
b. Biaya Technical Know How sebesar Rp1.679.411.932,00, bukti yang diperiksa:
1. Business Support Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd dengan
PT SIM tertanggal 17 Mei 2010),

JA
2. Technology Licence Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd
dengan PT SIM tertanggal 17 Mei 2010),
3. Sub Technology Licence Agreement (Rincian kegiatan (Technical Licence activities)

PA
untuk Periode Jan-Des 2011 antara lain:
1. Time sheet
2. Pengembangan produk
3. Standar teknis peningkatan produk,
4. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer

N
Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-05 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

LA
6. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107013 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product),
7. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer
Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
DI
8. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
9. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201009 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan
GA
pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product);

bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:


N

bahwa Pemohon Banding setuju dengan Terbanding bahwa koreksi biaya technical know-how
merupakan sengketa yuridis;
PE

bahwa baik pada saat pemeriksaan maupun keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan
dokumen-dokumen terkait berupa perjanjian dan pembayaran Technical Know How antara lain:
Business Support Agreement, Technology License Agreement antara GCPL dengan PT SIM,
dan Sub Technology License Agreement yang merupakan rincian kegiatan yang dilakukan
T

GCPL dalam rangka pengembangan mutu dan kualitas produk serta pembuatan Standard
Operatioal Product (SOP). Terkait bukti-bukti yang diberikan, Terbanding tidak pernah
IA

mempermasalahkan eksistensi atau kebenaran dari pembayaran Technical Know How kepada
GCPL;
AR

bahwa Terbanding tidak melakukan analisis kesebandingan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 18 ayat (3) UU PPh dalam melakukan koreksinya, Terbanding hanya melakukan koreksi
atas biaya technical know-how karena dianggap sebagai pembayaran deviden. Hal ini sangat
tidak tepat karena GCPL bukan merupakan pemegang saham Pemohon Banding dan selama
periode April 2011 - Maret 2012, tidak ada pengumuman ataupun pembayaran deviden yang
ET

dilakukan oleh Pemohon Banding;

bahwa tidak ada kewajiban bagi Wajib Pajak (Pemohon Banding) untuk melampirkan TP
Documentation pada saat Pemohon Banding menyampaikan Laporan SPT Tahunan PPh
KR

Badan. Sesuai dengan ketentuan mengenai pengisian dan pelaporan SPT Tahunan PPh
Badan, Pemohon Banding telah melampirkan Lampiran 3A (Pernyataan Transaksi dalam
Hubungan Istimewa) pada saat melaporkan SPT Tahunan PPh Badan ke KPP pada tanggal 25
Mei 2012;
SE

bahwa pada saat Pemeriksaan, Pemeriksa tidak meminta TP Documentation. Hal ini
mengindikasikan bahwa Pemeriksa tidak melakukan koreksi berdasarkan Pasal 18 UU PPh.
Namun Terbanding melakukan koreksi dengan alasan lain seperti yang telah Pemohon Banding
sebutkan pada surat banding dan surat bantahan;

bahwa pada saat Keberatan, berdasarkan permintaan dari Penelaah Keberatan, Pemohon
Banding telah menyampaikan TP Documentation tahun pajak 2011 ke Penelaah Keberatan;

bahwa UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding untuk


memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak, sesuai Pasal 76 UU
No.14 Tahun 2002 tentang Penghasilan Pajak, menyatakan bahwa: "Hakim menentukan apa

K
yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya
suatu pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 ayat (1)";

JA
bahwa perlu diketahui bahwa kewajiban untuk membuat TP Documentation harus tunduk pada
ketentuan Pasal 3 ayat 4 PER-32/PJ/2011, yang berbunyi sebagai berikut: "Wajib Pajak yang

PA
melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan nilai
seluruh transaksi tidak melebihi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dalam 1 (satu)
tahun pajak untuk setiap lawan transaksi, dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (2)";

N
bahwa atas sengketa Biaya Technical Know How, Pemohon Banding akan menyampaikan
penjelasan tertulis yang terpisah dari Berita Acara Uji Bukti ini melalui closing statement;

LA
Menurut Majelis:

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi
DI
Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan
koreksi atas Biaya Royalti sebesar Rp3.358.823.861,00 dan Technical Know-how sebesar
Rp1.679.411.932,00 berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) dan ayat (4) serta P3B
GA
Indonesia – India karena Terbanding berpendapat pembayaran Royalti Trademark dan
Technical Know-how kepada Godrej Consumer Product Limited (GCPL) India merupakan
Dividen karena tidak ada fungsi dan jasa yang dilakukan sehingga tidak dapat dijadikan biaya
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) UU
N

PPh;

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak, Laporan Penelitian Keberatan dan


PE

Penjelasan Tertulis serta Lisan yang disampaikan dalam persidangan Terbanding menjelaskan
alasan-alasan Terbanding berpendapat tidak ada fungsi dan jasa yang dilakukan Godrej
Consumer Product Limited (GCPL) India sebagai berikut :
T

- pembayaran Royalti dan Technical Know-how hanya bersifat sementara yaitu sejak Godrej
mengambil alih kepemilikan saham Pemohon Banding dari Indovest Capital Ltd Malaysia
IA

(masih dalam penguasaan satu group) dan berakhir saat kepemilikan saham Pemohon
Banding diambil alih oleh Creador terhitung sejak 17 Mei 2010 sampai dengan 21 Maret
2013 sehingga dapat diartikan GCPL hanya ingin melakukan shifting laba Pemohon
AR

Banding dengan hanya menempelkan merk ”godrej” karena sebelum dan sesudahnya tidak
terdapat pembayaran royalti;
- berdasarkan hasil penelusuran lebih lanjut (http://bisnis.liputan6.com/read/497436/ godrej-
jual-bisnis-makanan-ringan-di indonesia-senilai-rp-3378-m) menunjukkan GCPL, India
sebagai pemegang lisensi merk dagang Godrej, diketahui bahwa bisnis makanan bukanlah
ET

bisnis inti perusahaan dan bisnis inti sebenarnya adalah produk homecare, hair care dan
skin cleansing, sehingga ini yang menjadi alasan bagi Godrej melepas kepemilikan
sahamnya;
- argumen Pemohon Banding royalty berdampak pada kenaikan penjualan periode 2011
KR

sebesar 22% jika dibandingkan 2009 tidaklah tepat karena peningkatan penjualan tidak
hanya tergantung penggunaan merk ”godrej” semata namun juga variabel lain seperti biaya
promosi diketahui terdapat peningkatan biaya promosi sebesar 371,05% menyebabkan
adanya kenaikan peredaran usaha sebesar 25,07% sebagai berikut:
SE
P erbandingan B iay a P em as aran/P rom os i dengan P eredaran Us aha
% K enaik an % K enaik an
Tahun
P eredaran Us aha dari tahun B iay a P rom os i dari tahun
P ajak
s ebelum ny a s ebelum ny a
2009 137,856,004,400.00 - 2,368,907,185.00 -

K
2010 172,414,964,631.00 25.07% 11,158,785,748.00 371.05%
2011 167,941,193,092.00 -2.59% 12,592,582,988.00 12.85%

JA
2012 212,485,980,281.00 26.52% 13,976,346,489.00 10.99%
2013 182,701,181,172.00 -14.02% 11,183,940,455.00 -19.98%
Sumber SPT Tahunan lampiran I dan II dalam SIDJP

PA
- merk "godrej" yang tertulis dalam huruf yang lebih kecil dibandingkan dengan merk dagang
utama produk makanan Pemohon Banding yaitu: Simba, Turbo, dll, yang secara legal
dimiliki oleh Indovest Capital Ltd dan Pemohon Banding atas penggunaan merk tersebut
diharuskan membayar royalti kepada Indovest Capital Ltd sebesar 4% dari penjualan
bersih. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding atas produk yang

N
sama dijual telah membayar royalti kepada 2 (dua) pihak yakni Indovest Capital Ltd dan
GCPL;

LA
- merk "Godrej" tidaklah terkenal di wilayah Indonesia karena pada tahun pajak yang
diperiksa, tidak ditemukan makanan yang dijual oleh godrej selain daripada produk
Pemohon Banding. Disisi lain, merk tersebut tidak dapat dibandingkan dengan merk yang
sudah eksis seperti produk unilever, indofood, mayora dan lain-lain. Sehingga keberadaan

-
dalam upaya meningkatkan nilai bisnisnya;
DI
nama godrej yang tertera dalam produk Pemohon Banding tidak dapat diperhitungkan

berdasarkan laporan laba rugi 2012, diketahui bahwa penjualan yang dilakukan Pemohon
GA
Banding sebagian besar (82%) dilakukan di dalam negeri (lokal) dan hanya sebagian kecil
(18%) yang diekspor (Australia dan New Zealand, bukan ke negara pihak penerima
royalty/GCPL atau India);
- technical know how yang diberikan dalam bentuk SOP namun Pemohon Banding tidak
memberikan bukti manfaat ekonomis SOP tersebut bagi perusahaan dan tidak terdapat
N

bukti pihak Godrej memberikan pelatihan, atau kegiatan aktif yang membantu Pemohon
Banding dalam menjalankan usahanya;
PE

- pengertian technical know how menurut Pemohon Banding intinya terdiri dari:
a. Informasi rahasia dari pemberi lisensi
b. Perbaikan atas sistem operasional
c. Meningkatkan bisnis Pemohon Banding
T

Hal ini berarti ada alur informasi/sistem yang akan diterapkan oleh Pemohon Banding
melalui sebuah proses/kegiatan dan tidak dengan seketika untuk mendapatkan suatu
IA

hasilnya, dengan demikian ada sebuah kegiatan yang diperlukan untuk dapat dikatakan
Pemohon Banding mengeluarkan Biaya Technical Know How demikian pula dari sisi
penerima imbalan diharuskan ada effort/jasa yang diberikan terlebih dahulu untuk dapat
AR

melakukan transfer knowledge kepada pihak Pemohon Banding;


- secara konseptual perbedaan antara Royalti dan Biaya Technical Know How terletak pada
karakteristik penghasilan yang dimaksud, Penghasilan Royalti semata hanya berupa
passive income terkait dengan hak memakai hak cipta, hak paten, merek dagang, pola atau
model, rencana, rumus rahasia atau proses rahasia, atau hak untuk memakai perlengkapan
ET

perindustrian, perdagangan atau perlengkapan ilmiah, atau atas informasi yang berkenaan
dengan pengalaman di bidang perindustrian, perdagangan, atau di bidang ilmu
pengetahuan. Sedangkan Biaya Technical Know How diberikan sekaligus sebagai fee atas
pemberian jasa teknik, tidak semata-mata hanya penggunaan hak (cipta, dsb.) yang dimiliki
KR

oleh sang pemberi jasa teknik tersebut namun harus jelas pelaksanaan dan dokumentasi
kegiatan jasa dimaksud;

berdasarkan uraian di atas Pemohon Banding harus dapat membuktikan adanya kegiatan
SE

transfer knowledge sebagai main goal atas dikeluarkannya biaya Technical Know How ini,
baik kegiatan dokumentasi pelatihan, kedatangan instruktur terkait penerapan informasi
rahasia yang akan digunakan (bukti paspor) dan output yang dihasilkan. Dari fakta sidang
yang ada diketahui bahwa bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding hanya berupa:
1. Business Support Agreement,
2. Technology License Agreement, antara GCPL dengan PT SIM, dan Sub Technology
License Agreement,
3. Tagihan dari GCPL berupa debit note,
4. Jurnal pembayaran
5. Rekening koran,

bukti yang disampaikan baru dapat menjelaskan formal pengeluaran biaya/tagihan dengan

K
dasar adanya perjanjian antara Pemohon Banding dengan GCPL. Sedangkan substansi
biaya ini dikeluarkan tidak ada dokumentasi yang dapat meyakinkan Terbanding untuk
mengakui eksistensi biaya ini. Dengan demikian Koreksi Biaya Technical Know How

JA
menjadi nihil ini sudah tepat dilakukan oleh Terbanding;

bahwa terkait dengan bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding yang menunjukkan

PA
adanya arus pembayaran Biaya Technical Know How sehingga secara formal terdapat
dokumentasi atas biaya ini, Terbanding berpendapat bahwa adanya pembayaran Pemohon
Banding kepada GCPL selaku pemegang merk “godrej” yang disaat bersamaan adalah
menguasai Pemohon Banding secara tidak langsung (group) maka atas pembayaran ini
diakui sebagai pembayaran deviden dan telah diterbitkan SKPN PPh Pasal 26 dan

N
Pemohon Banding tidak melakukan upaya hukum atas SKPN dimaksud, oleh karena itu
apabila Pemohon Banding melakukan upaya hukum banding atas sengketa Biaya
Technical Know How menunjukkan Pemohon Banding tidak konsisten dalam menyikapi

LA
koreksi obyek PPh Pot/Put yang berhubungan dengan biaya fiskalnya;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi atas Biaya Royalti Rp5.038.235.793,00
DI
yang terdiri dari biaya royalti sebesar Rp3.358.823.861,00 dan biaya technical know-how
sebesar Rp1.679.411.932,00, yang dibayarkan kepada Godrej Consumer Product Limited
(GCPL), India dengan alasan-alasan sebagai berikut :
GA
a. Royalti Trademark

bahwa Pemohon Banding membayar royalti atas penggunaan merk "Godrej" baik di dalam
N

produk maupun media lain untuk kepentingan promosi, seperti email, kartu nama, dll kepada
Godrej Consumer Product Limited (GCPL) sebagai pemilik sah atas merk "Godrej" ("Godrej"
adalah merk yang sudah dikenal di dunia internasional selama lebih dari 110 tahun dan diakui
PE

di lebih dari 60 negara di seluruh dunia);

bahwa pada saat Pemeriksaan maupun Keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan
dokumen-dokumen terkait pembayaran royalti yaitu:
T

1. Trademark Licence Agreement antara GCPL dengan PT SIM,


2. Tagihan dari GCPL berupa debit note,
IA

3. Rekening koran dan


4. Jurnal pembayaran.
AR

bahwa menurut Pemohon Banding pembayaran royalti kepada Godrej Consumer Product
Limited (GCPL) tidak dapat dianggap sebagai pembayaran dividen sebagaimana diatur pada
Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh, “dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang
saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh
anggota koperasi”, karena pemegang saham Pemohon Banding adalah:
ET

- Godrej Consumer Holdings (Netherlands) BV kepemilikan 95%,


- Godrej Consumer Products (Netherlands) BV kepemilikan 5%,

bahwa penjelasan Terbanding bahwa “Pemegang saham Pemohon Banding adalah anak
KR

perusahaan tidak langsung GCPL, India, sebagai pemegang saham tidak langsung yang telah
memberikan merk godrej/know how, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding dan
GCPL mempunyai hubungan istimewa menurut Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh" adalah
membingungkan;
SE

bahwa Terbanding berusaha untuk menghubung-hubungkan antara "royalti" dengan "dividend",


padahal itu 2 hal yang berbeda,
4. Berbeda substansi transaksinya; royalti vs dividen;
5. Berbeda penerima manfaat pembayaran tersebut, GCPL Vs Godrej B.V;
6. Berbeda dasar hukumnya; PPh Pasal 18 ayat (2) Vs PPh Pasal 26 atau P3B;
bahwa dengan menggunakan merk “Godrej”, maka (1) produk-produk yang dihasilkan oleh
Pemohon Banding menjadi lebih dipercaya konsumen sehingga dapat bersaing dengan produk
pesaing yang sudah menguasai pasar terlebih dahulu. (2) Jalur distribusi produk menjadi lebih
luas, tidak hanya dalam negeri tetapi juga ekspor, sejalan dengan hal tersebut nilai penjualan
pun naik secara signifikan, dan (3) Godrej ikut bertanggung atas produk yang dihasilkan dan

K
dipasarkan oleh Pemohon Banding;

bahwa aktivitas bisnis yang dinaungi oleh GCPL tidak hanya peralatan rumah tangga tetapi

JA
memiliki basis bisnis yang kuat dalam industri makanan antara lain:
1) Hershey India Private Limited (Produk Permen dan Minuman)
2) Godrej Nature’s Basket (Pusat Penjualan makanan terbesar di India)

PA
3) Godrej Tyson Food Ltd (Produk Makanan)

bahwa untuk mendukung argumentasi Pemohon Banding mengenai kewajaran nilai royalti
yang Pemohon Banding bayarkan, Pemohon Banding telah melampirkan TP document yang
menyimpulkan bahwa tarif royalti dan technical know how yang dibayarkan kepada GCPL

N
sebesar 3% masih dalam rentang tarif yang wajar yaitu 3,1%-9,5%;

b. Technical know how

LA
bahwa Pemohon Banding membayar biaya technical know how atas pemanfaatan pengetahuan
dari pemberi lisensi sehubungan dengan pengetahuan teknis, perbaikan-perbaikan dan
eksploitasi termasuk namun tidak terbatas pada informasi teknis, produksi dan proses lain,
DI
teknik-teknik dan sistem-sistem, pengendalian kualitas dan pengetesan, prosedur operasional,
dan keahlian yang terkait, sehingga, produk Pemohon Banding menjadi sangat berkualitas dan
dapat bersaing di pasar (baik lokal maupun intemasional) karena telah ditetapkan standar
GA
tertentu bagi semua produk yang mencantumkan merk "Godrej", sehingga konsumen menjadi
yakin dengan produk Pemohon Banding;

bahwa dasar aturan yang dikemukakan oleh Terbanding dengan mencantumkan ketentuan
N

pembayaran dividen di dalam P3B antara Indonesia dengan India sangat tidak relevan karena
GCPL bukan merupakan pemegang saham Pemohon Banding dan selama periode April 2011-
Maret 2012 tidak ada pengumuman ataupun pembayaran dividen yang dilakukan oleh
PE

Pemohon Banding;

bahwa dengan technical know-how yang diberikan oleh GCPL kepada Pemohon Banding,
produk Pemohon Banding menjadi sangat berkualitas dan dapat bersaing di pasar (baik lokal
T

maupun intemasional) karena telah ditetapkan standar tertentu bagi semua produk yang
mencantumkan merk "Godrej", sehingga konsumen menjadi yakin dengan produk Pemohon
IA

Banding;

bahwa produk Pemohon Banding "breakfast cereal" dapat bersaing dengan produk sejenis
AR

yang dihasilkan oleh perusahaan multinasional lainnya, seperti Koko Krunch yang diproduksi
oleh Nestle yang berpusat di Switzerland dan Kellogg's cereal yang diproduksi oleh Kellogg
Company yang berpusat di Amerika Serikat;

bahwa perbaikan atas sistem operasional seluruh operasi perusahaan yang meliputi sistem
ET

pembelian, produksi, gudang, teknik dan maintenance, marketing dan export serta finance dan
accounting, selain itu Pemohon Banding juga mencatat nilai penjualan dan laba yang lebih
tinggi antara lain dengan adanya pengembangan produk baru yaitu Potato bite sea salt dan
sour cream;
KR

bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen-dokumen terkait berupa perjanjian dan
pembayaran Technical Know How dan Terbanding tidak pernah mempermasalahkan eksistensi
atau kebenaran dari pembayaran Technical Know-How kepada GCPL;
SE

bahwa untuk mendukung argumentasi Pemohon Banding mengenai kewajaran nilai technical
know-how yang Pemohon Banding bayarkan, Pemohon Banding telah melampirkan TP
document yang menyimpulkan bahwa tarif royalti dan technical know how yang dibayarkan
kepada GCPL sebesar 3% masih dalam rentang tarif yang wajar yaitu 3,1%-9,5%;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk


Biaya Royalti sebesar Rp3.358.823.861,00 sebagai berikut :
1. Trade Marks Registry Nomor: 272171 tanggal 12 September 2003 (Bukti bahwa Trade Mark
telah didaftarkan pada otoritas berwenang di India),
2. Trademark License Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Products Ltd dengan
PT SIM tertanggal 16 May 2010),

K
3. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej
Consumer Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),
4. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet

JA
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
5. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107011 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product),

PA
6. Debit note for Trademark Lisence Agreement (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej
Consumer Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
8. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201007 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan

N
pembayaran atas tagihan biaya Royalti ke Godrej Consumer Product);

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk

LA
Biaya Technical Know How sebesar Rp1.679.411.932,00 sebagai berikut :
1. Business Support Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd dengan PT
SIM tertanggal 17 Mei 2010),
2. Technology Licence Agreement (Perjanjian antara Godrej Consumer Product Ltd dengan
PT SIM tertanggal 17 Mei 2010), DI
3. Sub Technology Licence Agreement (Rincian kegiatan (Technical Licence activities) untuk
Periode Jan-Des 2011 antara lain:
GA
1. Time sheet
2. Pengembangan produk
3. Standar teknis peningkatan produk,
4. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer
N

Products Ltd period January 2011 - June 2011 tertanggal 2 Juli 2011),
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-05 tertanggal 8 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
PE

6. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1107013 tertanggal 8 Juli 2011 (Bukti pencatatan


pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product),
7. Debit note for Technology Support (Merupakan Bukti tagihan dari Godrej Consumer
Products Ltd period July 2011 - December 2011 tertanggal 2 Januari 2012),
T

8. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-050 tertanggal 9 Januari 2012 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
IA

9. Jurnal Pembayaran dengan No.AI1201009 tertanggal 9 Januari 2012 (Bukti pencatatan


pembayaran atas tagihan biaya Technical Know How ke Godrej Consumer Product);
AR

bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas Biaya Royalti
Rp5.038.235.793,00 yang terdiri dari biaya royalti sebesar Rp3.358.823.861,00 dan biaya
technical know-how sebesar Rp1.679.411.932,00, yang dibayarkan kepada Godrej Consumer
Product Limited (GCPL), India sebagai berikut:
ET

- Menurut Terbanding : merupakan Dividen karena tidak ada fungsi dan jasa yang dilakukan
sehingga tidak dijadikan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) UU PPh;
- Menurut Pemohon Banding : biaya royalti merupakan imbalan atas penggunaan merk
KR

"Godrej" baik di dalam produk maupun media lain untuk kepentingan promosi sedangkan
biaya technical know-how imbalan atas pemanfaatan pengetahuan teknis, perbaikan-
perbaikan dan eksploitasi termasuk namun tidak terbatas pada informasi teknis, produksi
dan proses lain, teknik-teknik dan sistem-sistem, pengendalian kualitas dan pengetesan,
SE

prosedur operasional, dan keahlian yang terkait, sehingga merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada Pasal 6
ayat (1) huruf a angka 1 UU PPh dan menurut TP document tarif royalti dan technical know
how yang dibayarkan kepada GCPL sebesar 3% masih dalam rentang tarif yang wajar yaitu
3,1%-9,5% serta tidak dapat dianggap sebagai pembayaran dividen karena GCPL bukan
pemegang saham;
bahwa hasil pemeriksaan Majelis terhadap penjelasan dan bukti-bukti yang disampaikan oleh
Pemohon Banding dan Terbanding terkait sengketa Biaya Royalti yang terdiri dari:

a. Royalti Trade Mark

K
bahwa berdasarkan Trademark License Agreement diketahui Godrej Consumer Products Ltd,
beralamat di Pirojshanagar, Eastern Express Highway, Vikhroli, Mumbai 400 079, India, yang
disebut sebagai “Lisensor” memberi ijin kepada Pemohon Banding (yang disebutkan sebagai

JA
manufaktur dan penjual kosmetik dan produk insektisida rumah tangga dan penyegar buatan)
untuk menggunakan merk “godrej” sebagaimana tercatat pada Sertifikat Merk Nomor 481807
secara non-eksklusif di Indonesia dengan tarif imbalan royalti 2% dari total turnover;

PA
bahwa berdasarkan pemeriksaan bukti pendaftaran merk “godrej” diketahui pemiliknya adalah
Godrej Soaps Limited, berkedudukan di Pirojshanagar, Eastern Express Highway, Vikhroli,
Mumbai 400 079, namun jenis barangnya berbeda antara yang didaftarkan di India dengan di
Indonesia sebagai berikut:

N
- Trade Mark Registry Nomor 272171 tanggal 12 September 2003 yang dikeluarkan oleh
Pemerintah India, jenis barang/jasa : kopi, teh, coklat, beras, tapioka, sagu, dan sejenisnya;
- Sertifikat Merk Nomor 481807 tanggal 2 Juli 2001 yang dikeluarkan oleh Ditjen HAKI, jenis

LA
barang/jasa : sabun; kosmetik termasuk krim, susu pembersih muka, losion dan jellly, untuk
semua perawatan kulit dan tubuh; penghitam rambut; pewarna rambut;

bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan, halaman 15, Ekualisasi Peredaran Usaha
DI
menurut SPT PPh Badan dengan DPP PPh Pasal 26 atas Royalti diketahui Pemohon Banding
membebankan Biaya Royalti sebesar Rp10.556.739.205,00 yang terdiri royalti kepada Indovest
Capital Ltd atas penggunaan trademark sebesar 4% dari penjualan dan kepada Godrej
GA
Consumer Product Ltd atas pengunaan trademark dan technical know-how dengan tarif 2%
dan 1% dari penjualan sebagai berikut :

Uraian Sales (Rp) Tarif Royalti Royalti (Rp)


N

5110.1001 Trade Mark Indovest 137.962.585.300 4% 5.518.503.412


Ditambah : Sales Rice Bites (Home Brand) 29.978.607.845 0 0
Total Sales 167.941.193.145 4% 5.518.503.412
PE

5110.1002 Trade mark Godrej 167.941.193.050 2% 3.358.823.861


5110.1004 Technical Know How 167.941.193.200 1% 1.679.411.932
10.556.739.205
T

bahwa berdasarkan pemeriksaan Debit note for Trademark Lisence Agreement, Rekening
Koran Deutsche Bank No.0000364-050 dan Jurnal Pembayaran tagihan biaya Royalti ke Godrej
IA

Consumer Product Ltd total untuk tahun 2011 telah dilakukan pembayaran royalti atas
trademark kepada Godrej Consumer Product Ltd sebesar Rp3.341.934.516,00 sebagai berikut :
AR

Debit note Rekening Jurnal Pembayaran


Periode 2011 Jumlah (Rp) Koran (USD) Jumlah (Rp) Keterangan
Jan – Jun 1.800.038.360 177.972,85 1.530.032.606 177.972,85 X Kurs BI 8.524
Jul – Des 1.541.896.156 144.531,51 1.310.611.732 144.531,51 X Kurs BI 9.068
Jumlah 3.341.934.516 322.504,36 2.840.644.338
ET

bahwa berdasarkan Transfer Pricing Memorandum Godrej Consumer Products Ltd, analisis
transaksi intercompany dalam rangka akuisisi PT Megasari Makmur Group, yang diterbitkan
pada bulan Mei 2010 sebagai berikut:
KR

- Godrej Consumer Products Ltd yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods
(FMCG) pada tanggal 6 April 2010 mengakuisisi 100% saham PT. Megasari Makmur Group,
Indonesia yang terdiri dari :
SE

1. PT. Megasari Makmur, Indonesia, bergerak di bidang manufaktur produk rumah tangga
dengan merk HIT, Stella, Mitu, Clinpak, Glue, Fogo, Carrera, Wonderful, Shock;
2. PT. Indomas Susemi, Indonesia, bergerak di bidang manufaktur produk rumah tangga
dengan merk Polytex, Kilap dan Susemi;
3. PT. Ekmas Sarijaya, Indonesia, bergerak di bidang manufaktur produk rumah tangga
dengan merk Proclin, Biosol, Virex;
4. PT. SIM, Indonesia, bergerak di bidang manufaktur produk makanan dengan merk
Simba, Rice Wheel, Rissoto, Rizzi-Bizzi dan Turbo;
5. PT. Sarico Indah, Indonesia, bergerak di bidang pengepakan untuk produk rumah
tangga hasil perusahaan dalam grup;
6. PT. Intasari Raya, Indonesia, bergerak di bidang distribusi produk rumah tangga hasil

K
perusahaan dalam grup;
7. Indovest Capital Limited, Labuhan, merupakan pemilik merk yang digunakan untuk
produk-produk hasil perusahaan dalam grup;

JA
- pengujian kewajaran transaksi intra-grup berupa Royalti berupa (1) trademark atas merk
yang digunakan oleh PT. Megasari Makmur, PT. Indomas Susemi, PT. Ekmas Sarijaya dan

PA
PT. SIM namun dimiliki oleh Indovest Capital Limited dan (2) Biaya technical services yang
disediakan oleh Godrej Consumer Products Ltd untuk anak perusahaan di Indonesia;
1. trademark yang dimiliki oleh Indovest Capital Limited telah beberapa tahun memperoleh
reputasi di pasar Indonesia bahkan beberapa menjadi “pseudonyms” mewakili produk
sejenis dan merupakan “market leader” dengan pangsa pasar 80% sebagai berikut :

N
Insektisida Pengharum Tisu Basah
Rumah Ruangan

LA
Tangga
Lainnya 15% Lainnya 15% Lainnya 20%
Vape, 10% Glade, 40% Mitu 80%
Baygon, 40%

HIT 35%
Stella 45% DI
GA

2. alasan mengapa anak perusahaan di Indonesia lanjut menggunakan merk-merk yang


dimiliki oleh Indovest Capital Limited karena apabila menggunakan merk baru:
N

a. perusahaan tidak akan mampu menjual produknya se-efektif yang telah dilakukan
sebelumnya;
b. akan mengeluarkan biaya iklan dan pemasaran yang besar;
PE

c. akan kehilangan market share yang telah diraih;


d. akan berpengaruh signifikan kapasitas menghasilkan profit beberapa tahun
berikutnya
3. dukungan teknis terkait aktifitas pabrikasi meliputi pembagian hasil R&D, penggunaan
T

fasilitas testing, sharing know-how untuk peningkatan kualitas produk dan mengurangi
biaya;
IA

4. alasan mengapa anak perusahaan di Indonesia bersedia membayar technical know-


how and assistance dari Godrej Consumer Products Ltd :
a. ketersediaan technical know-how dalam rangka pengembangan produk yang sudah
AR

ada, produk baru dan terobosan produk baru lainnya;


b. kesempatan menggunakan fasilitas tes dan R&D milik GCPL;
c. technical assistance yang berkelanjutan;
5. berdasarkan metode CUP dengan pembanding eksternal 6 perjanjian royalty untuk
trademark dan/atau know-how untuk memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan
ET

menjual consumer product menggunakan database Lexis dengan tarif terendah dan
tertinggi sebesar 3,1% - 9,5% dan rentang tarif yang wajar antara 5% - 6.75%;

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas pembebanan royalti berupa trademark kepada Godrej
KR

Consumer Products Ltd tersebut di atas Majelis berpendapat biaya royalti atas trademark tidak
memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan sebagai berikut:

- bahwa terdapat cukup bukti eksistensi/keberadaan pengunaan merk “godrej” pada produk
SE

Pemohon Banding karena telah didukung dengan perjanjian, sertifikat merek, pembeban
dan pembayaran biaya royalti yang telah dicatat pada laporan keuangan, namun perlu
dicatat terdapat perbedaan pemilik lisensi merk “godrej” dalam Trademark License
Agreement disebutkan adalah Godrej Consumer Products Ltd sedangkan dalam Trade
Mark Registry dan Sertifikat Merk disebutkan Godrej Soaps Limited meskipun
berkedudukan di alamat yang sama namun tidak terdapat dokumen pendukung yang
menyatakannya sebagai satu entitas;
- bahwa latar belakang Pemohon Banding menggunakan merk “godrej” tidak dapat
dilepaskan dari akusisi Godrej Consumer Products Ltd terhadap PT. Megasari Makmur
Group (termasuk Pemohon Banding) yang bidang usahanya selain memproduksi Fast
Moving Consumer Goods (FMCG) juga didukung dengan usaha pengepakan dan distribusi
sendiri serta memiliki merk dengan reputasi dan pangsa pasar yang cukup baik di Indonesia

K
karenanya Majelis berpendapat tidak terdapat cukup bukti manfaat pengunaan merk
“godrej” pada produk Pemohon Banding sebagai berikut:
a. Pemohon Banding telah menggunakan merk yang dimiliki Indovest Capital Limited yakni

JA
pihak afilasi yang juga diakuisisi oleh Godrej Consumer Products Ltd yang memiliki
reputasi dan pangsa pasar yang lebih baik di Indonesia dengan demikian Majelis
berpendapat tidak tepat alasan Pemohon Banding bahwa dengan menggunakan merk

PA
“godrej” produk-produk yang dihasilkan oleh Pemohon Banding agar menjadi lebih
dipercaya konsumen sehingga dapat bersaing dengan produk pesaing yang sudah
menguasai pasar dan memiliki trend penjualan yang positif;
b. pangsa pasar Pemohon Banding sebagian besar (82%) dilakukan di dalam negeri
(lokal) dan hanya sebagian kecil (18%) yang diekspor (Australia dan New Zealand,

N
bukan ke negara pihak penerima royalty/GCPL atau India) dengan demikian Majelis
berpendapat alasan Pemohon Banding menggunakan merk “Godrej” karena memiliki
jalur distribusi produk yang luas di lebih dari 60 negara di seluruh dunia menjadi tidak

LA
tepat di samping itu PT. Megasari Makmur Group juga telah memiliki jalur distribusi
sendiri sehingga Godrej Grup juga dapat yang memanfaatkannya untuk produk yang
dihasilkan oleh perusahaan di luar dari PT. Megasari Makmur Group;
c. dengan demikian Majelis berpendapat tidak terdapat bukti yang menunjukkan kaitan
DI
secara langsung bahwa naiknya penjualan Pemohon Banding secara signifikan
dikarenakan penggunaan merk “godrej”;
GA
- bahwa Majelis berkesimpulan tidak terdapat cukup yang menunjukkan manfaat biaya royalti
atas trademark kepada Godrej Consumer Products Ltd bagi Pemohon Banding sehingga
Majelis tidak melakukan pengujian lebih lanjut terhadap kewajaran perhitungannya;
N

b. Technical know how


PE

bahwa berdasarkan Technology Licence Agreement diketahui Godrej Consumer Products Ltd,
memberikan hak kepada Pemohon Banding untuk menggunakan Know How, Intelectual
Property, and hasil R&D dalam menghasilkan produknya dan meningkatkan bisnisnya dengan
tarif imbalan royalti 1% dari total penjualan;
T

bahwa berdasarkan Sub Technology Licence Agreement diketahui tagihan biaya Technical
IA

Know How untuk Periode Jan-Des 2011 sebesar USD161.252,18 sebagai berikut :

Periode 2011 Gross Sales Royalty


AR

(USD)
Jan – Jun 900.019.180 88.986,43
Jul – Des 700.948.078 72.265,75
Jumlah 1.600.967.25 161.252,18
ET

bahwa berdasarkan Sub Technology Licence Agreement diketahui bantuan yang diterima oleh
Pemohon Banding terkait improvement, Innovation, Technical Support adalah adanya Produk
KR

baru yakni Potato Bite Sea Salt dan Potato Bite Sour Cream untuk ekspor ke Australia dan
dibuatnya SOP untuk mengatasi masalah yakni menghilangkan kontaminasi plastik pada
produk jadi, selain itu juga adanya kunjungan pegawai ke dan dari Godrej Consumer Products
Ltd sebagai berikut:
SE

a. Jumlah hari kerja pegawai Godrej Consumer Products Ltd di Indonesia

Name of the Person Position Date from to No. Countrie Man


of s visited Hours
Days Spend
Renu George Manager 15-Jun-12 23-Jun-12 9 Indonesia 72
Dr. R K Sinha COO 04-Jun-12 06-Jun-12 3 Indonesia 24
Sherwin Alfred D Manager 14-Jan-12 21-Jan-12 8 Indonesia 64
Sumankumar Sengupta Manager 14-Jan-12 22-Jan-12 9 Indonesia 72
Radhakrishna J AVP 04-Jun-12 08-Jun-12 5 Indonesia 40
M Jagdeesh GM 24-Sep-12 29-Sep-12 6 Indonesia 48
Radhakrishna J AVP 19-Nov-12 23-Nov-12 5 Indonesia 40

K
b. Jumlah hari rapat pegawai Godrej Consumer Products Ltd dengan pegawai Pemohon
Banding di India

JA
Name of the Person Position Date No. Countries
PT Megasari GCPL PT GCPL From To of visited
Makmur Megasari Days
Makmur

PA
Naveen Gupta Dr. Sinha Director Head of Product 20-Jan-11 23-Jan-11 4 India
Supply Orgz.
Pallavi Wad Mr. R.S. Director Head of strategic 30-Jan-11 05-Feb-11 7 India
Gopalakrishnan sourching
Rianti Tan Dr. Sunder Director Head of R&D 30-Jan-11 01-Feb-11 3 India
Veronica Mr. R.S. Director Head of strategic 30-Jan-11 01-Feb-11 3 India
Linggautama Gopalakrishnan sourching
Pallavi Wad Mr. M. Jagadesh Director Manufacturing 26-Mar-11 14-Apr-11 20 India

N
Head of South
India Province
Naveen Gupta Dr. Sinha Director Head of Product 13-Apr-11 20-Apr-11 8 India
Supply Orgz.

LA
bahwa berdasarkan pemeriksaan Debit note for Technology Support, Rekening Koran
Deutsche Bank No.0000364-050 dan Jurnal Pembayaran tagihan Technical Know How ke
Godrej Consumer Product total untuk tahun 2011 telah dilakukan pembayaran royalti atas
DI
Technical Know How kepada Godrej Consumer Product Ltd adalah Rp1.600.967.258,00
sebagai berikut :
GA
Debit note Rekening Jurnal Pembayaran
Periode 2011 Jumlah (Rp) Koran (USD) Jumlah (Rp) Keterangan
Jan – Jun 900.019.180 88.986,43 765.016.303 88.986,43 X Kurs BI 8.524
Jul – Des 700.948.078 72.265,75 655.305.866 72.265,75 X Kurs BI 9.068
Jumlah 1.600.967.258 161.252,18 1.420.322.169
N

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas pembebanan royalti berupa technical know-how kepada
PE

Godrej Consumer Products Ltd tersebut di atas Majelis berpendapat biaya royalti atas technical
know-how memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan sebagai berikut:

- bahwa terdapat cukup bukti eksistensi/keberadaan technical know-how pada produk


Pemohon Banding karena telah didukung dengan perjanjian, pembeban dan pembayaran
T

biaya royalti yang telah dicatat pada laporan keuangan,;


- bahwa latar belakang Pemohon Banding memperoleh technical know-how tidak dapat
IA

dilepaskan dari akusisi Godrej Consumer Products Ltd terhadap PT. Megasari Makmur
Group (termasuk Pemohon Banding) yang bidang usahanya selain memproduksi Fast
Moving Consumer Goods (FMCG) juga didukung dengan usaha pengepakan dan distribusi
AR

sendiri serta memiliki merk dengan reputasi dan pangsa pasar yang cukup baik di Indonesia
karenanya Majelis berpendapat terdapat cukup bukti manfaat technical know-how bagi
Pemohon Banding sebagai berikut:
a. Produk baru yakni Potato Bite Sea Salt dan Potato Bite Sour Cream untuk ekspor ke
ET

Australia;
b. SOP untuk mengatasi masalah yakni menghilangkan kontaminasi plastik pada produk
jadi;
c. Kunjungan pegawai ke dan dari Godrej Consumer Products Ltd sebagai berikut:
KR

- bahwa pembayaran royalti sebesar 1% dari penjualan kepada Godrej Consumer Products
Ltd ditambah dengan royalti atas trademark kepada Indovest Capital Limited sebesar 4%
dari penjualan sehingga totalnya menjadi 5% menurut Majelis masih termasuk dalam
rentang tarif yang wajar antara 5% - 6.75% sebagaimana perhitungan Pemohon Banding;
SE

bahwa berdasarkan kesimpulan Majelis terhadap koreksi atas pembebanan transaksi dengan
pihak afiliasinya Godrej Consumer Products Ltd berupa biaya royalti yang mana untuk
trademark tidak memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan sedangkan untuk technical
know-how telah memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan, dengan demikian Majelis
berketetapan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding sebesar
Rp1.679.411.932,00 dari koreksi Terbanding atas Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793,00
sehingga koreksi Terbanding menjadi sebesar Rp3.358.823.861,00;
Menimbang, bahwa Hakim Drs. Erwin Silitonga mempunyai pendapat berbeda
(Dissenting Opinion) dengan pendapat sebagai berikut:

bahwa Hakim Anggota berpendapat bahwa Pemegang Saham Pemohon Banding merupakan

K
anak perusahaan tidak langsung dari GCPL India, yang telah memberikan hak merk
'godrej' berupa 'know how', sehingga disimpulkan bahwa Pemohon Banding dan GCPL India

JA
memiliki hubungan istimewa sebagaimana dimasud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a Undang-
Undang Pajak Penghasilan;

PA
bahwa berdasarkan Undang-Undang PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g berikut penjelasannya,
pembayaran "royalty" atas pengetahuan teknis yang diperoleh Pemohon Banding dari GCPL
(India) pada dasarnya merupakan pembayaran bagian laba usaha kepada "induk
perusahaan" yang menguasai sebagiah besar saham perusahaan melalui holdings Goodrey
BV (berkedudukan di Amsterdam ) selaku pemegang saham tidak langsung yang
memberikan hak penggunaan merk "goodrej" melalui hubungan istimewa , sehingga

N
pembayaran "royalty" yang dikenakan Pajak Dividen pada dasarnya merupakan pembagian
laba "terselubung" yang dilakukan secara tersamar melalui pemba yaran "royalti" oleh

LA
Pemohon Banding secara tidak langsung kepada perusahaan pemegang lisensi yang
sesungguhnya yakni GCPL India yang menguasai sebagian besar saham yang dimiliki
perusahaan;

DI
bahwa hal ini dibuktikan karena perusahaan belum mengerahkan kemampuan nya dengan
meminta pemegang saham utama menyetorkan modal perusahaan 100% agar dapat
beroperasi secara wajar;
GA
bahwa pembayaran PPh Pasal 26 sesungguhnya tidak exist, karena seharusnya perusahaan
mengutamakan penggunaan modal disetor sesuai ketentuan sebagaimana dicantumkan
dalam akte pendirian perusahaan, yang dimuat dalam Pasal Akte Notaris ....Nomor ........,
N

dan tidak mengandalkan pada pinjaman dari pemegang saham yang ternyata merupakan
"mother company", apalagi yang berlokasi di negara surga pajak (tax haven
countries);
PE

bahwa terhadap penyampaian bukti-bukti untuk mendukung pengeluaran atas royalti merk
dagang (trademark) Rp.3.358.823.861,- dan biaya Technical Know how sebesar
Rp.1.69.411.921,-, Hakim Anggota sependapat dengan koreksi Terbanding bahwa pembayaran
T

tersebut dianggap sebagai pembayaran dividen "terselubung" disebabkan adanya hubungan


istimewa antara perusahaan di Amsterdam yakni GCH (Netherland) BV dan GCP (Netherland)
IA

BV dengan tingkat kepemilikan 100% atas usaha Pemohon Banding, sementara kedua "holding
companies " tersebut sepenuhnya dikuasai induk perusahaan yang berlokasi di India yakni
GCPL-India yang memiliki kontrol sepenuhnya atas "anak-anak perusahaan" nya yangberada di
AR

Amsterdam dan Indonesia, sehingga memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 yang berbunyi sebagai berikut:
ET

Article 18:
(1) The Minister of Finance is authorized to issue a regulation on debt- to- equity ratio for the
purposes of computing tax payable in accordance with this law;
(2) The Minister of Finance is authorized to determine as when dividends accrued by a resident
KR

taxpayer on participation in an offshore company other than public companies, provided that
one of the following condition is met:
A. The taxpayer owns at least 50% of the paid Capital of the company; or
B. The taxpayer together with other resident taxpayers own at least 50% of the paid in
SE

Capital of the company;


(3) Director General of Taxes is authorized to reallocate income and deductions between related
parties and to characterize debt as equity for the purpose of the computation of taxable
income to assure that the transaction are those which would have been made between
independent parties using price comparison method between independent parties, resale
price method, cost-plus method,or other methods;
(3a) The Director General of Taxes is authorized to conclude an aggreement with a taxpayer
and with a tax authority from other countries on transfer pricing method between related
taxpayers as
referred to paragraph (4) which may cover a certain period and to evaluate it as well to
renegotiate after the aggreement is expired;
(3b) a taxpayer who purchases shares or assets of other entity through a special purpose

K
company can be deemed as the real party who conducts the transaction, provided that such
taxpayers is the affiliation of the special purpose company and the price of the transaction is
unfairly settled;

JA
(3c) the sale of transfer of shares of a conduit company or special purpose company which is
established or domiciled in tax heaven countries and the conduit company or the special
purpose

PA
company is the affiliation of an entity established or domiciled in Indonesia or a permanent
establishmen in Indonesia, could be deemed as the sale or transfer of shares of an entity
that is established or domiciled in Indonesia or permanent establihment in Indonesia;
(3d) The amount of income that the individual resident tax payer has received from an employer
which is the affiliation of non residents entity may be adjusted by tax authority,in case of the

N
employer transfers the payment in form of expenses or other expenditures which is paid to
his affiliation;
(3e) The implementation of regulation as referred to in paragraph (3b), paragraph (3c) and

LA
paragraph (3d) shall be stipulated by or based on the Minister of Finance Regulation;
(4) The term "related taxpayer" as referred to in paragraphs (3) to paragraphs (3d), paragraph
(1) subparagraph (f) of article 9, and paragraph (1) of Article 10 means ;
a. A taxpayers who owns directiy or indirectly at least 25% of equity of other taxpayers; a
DI
relationship between taxpayer through ownership of at least 25% of equity of two or
more taxpayers,as well as relationship between two or more taxpayer concerned;
b. A taxpayer who Controls other taxpayer; or two or more taxpayers are directiy or
GA
indirectly underthe same control;
c. A family relationship either through blood or through marriage within one degrees of
direct or indirect lineage.
N

bahwa meskipun Pemohon Banding menyatakan bahwa Keputusan Menteri Keuangan tentang
Perbandingan Utang dan Modal belum diberlakukan, atau dengan perkataan lain (menurut
Hakim anggota) untuk sementara "ditidurkan", dalam kenyataannya rasio utang berbanding
PE

modal yang diakui oleh sistem perpajakan di Indonesia, khususnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1), telah "dibangunkan kembali" berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.010/2015 Tanggal 9 September 2015 dengan
besaran Utang berbanding Modal sebesar 4:1 (regulasi yang lama 3 :1);
T

bahwa atas dasar pertimbangan tersebut, Hakim Anggota menyimpulkan hal-hal sebagai
IA

berikut:
a. Bahwa terhadap sengketa biaya usaha (royalty dan technical know how), termasuk biaya
bunga pinjaman yang merupakan sengketa yuridis, Hakim Anggota sependapat dengan
AR

pandangan Terbanding bahwa biaya2 yang dikeluarkan untuk pos-pos pengeluaran aquo
tidak dapat dibuktikan eksistensinya, sehingga dikoreksi menjadi sebesar NIHIL.
b. Bahwa atas pembayaran kepada "induk" perusahaan yakni GCPL -India sebagai pihak
afiliasi yang menguasai satu atau lebih group perusahaan, termasuk Godrej Consumer
Product Limited (GCPL) India dan Amsterdam, yang berinduk pada perusahaan yang
ET

berlokasi di negara "surga" pajak (terhadap koreksi ayman Islands), yang menguasai usaha
Pemohon Banding, Hakim Anggota sependapat dengan pandangan Terbanding bahwa
pembayaran technical know how hanyalah bersifat sementara, yaitu semenjak ada
pengalihan kepemilikan saham Pemohon Banding dari Indosat Capital Ltd Malaysia yang
KR

masih dalam penguasaan satu grup, yang selanjutnya berakhir pada saat kepemilikan
saham Pemohon Banding diambil alih grup usaha Creador (semenjak 17 Mei 2010 s.d 21
Maret 2013);
c. Bahwa dengan pertimbangan hukum di atas, Hakim Anggota Erwin Silitonga menolak
SE

semua argumen hukum yang disampaikan Pemohon Banding, dan memutuskan untuk tetap
mempertahankan perhitungan yang telah dilakukan oleh Terbanding, dengan kesimpulan
terhadap koreksi pajak atas Biaya Rrolyati sebesar Rp. 5.038.235.793 yang terdiri dari Biaya
Royalty sebesar Rp. 3,358,823,861,“ dan Biaya Technical Know How sebesar Rp.
1.679.411.932,- tetap dipertahankan;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2002 tentang Pengadilan Pajak diatur bahwa putusan diambil berdasarkan musyawarah yang
dipimpin oleh Hakim Ketua dan apabila dalam musyawarah tidak dapat dicapai kesepakatan,
putusan diambil dengan suara terbanyak. Dengan demikian pendapat majelis berdasarkan
suara terbanyak majelis adalah berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon

K
Banding sebesar Rp1.169.929.471,00 dari koreksi Terbanding atas biaya transportasi sebesar
Rp.5.097.152.089,00 sehingga koreksi Terbanding menjadi sebesar Rp3.927.222.618,00;

JA
4. Biaya Kitchen dan Miscellanous sebesar Rp149.363.352,00

PA
Menurut Terbanding:

Dasar hukum:

bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008

N
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

Pasal 9 ayat (1) huruf e

LA
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan: penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan

DI
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk
natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
GA
Tanggapan Terbanding:

bahwa biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto menurut ketentuan Pasal 9
ayat 1 huruf e UU PPh adalah penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
N

jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan
minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
PE

kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

bahwa berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa koreksi biaya kitchen tersebut
meliputi:
T

5410.0006 Kitchen 104.930.881


5410.0022 Kitchen Intrasari Raya 5.414.615
IA

5410.0023 Kitchen Megasari Makmur 9.220.000


Jumlah 119.565.496
AR

bahwa Pemohon Banding dalam surat keberatannya menyatakan bahwa biaya kitchen
merupakan biaya untuk pembelian alat-alat kebersihan dan obat-obatan umum untuk seluruh
karyawan, sehingga dengan demikian maka Terbanding berpendapat bahwa biaya sebesar
Rp119.565.496 tersebut termasuk dalam pengertian natura dan/atau kenikmatan yang tidak
ET

boleh dikurangkan dari penghasilan bruto menurut Pasal 9 ayat (1) huruf e;
bahwa Terbanding tidak dapat meyakini kebenaran atas biaya miscelenous sebesar
Rp29.777.856, karena dalam alasan keberatan, Pemohon Banding tidak melampiri
bukti/dokumen pendukungnya. Sehingga biaya tersebut tidak dapat dijadikan sebagai biaya 3M
KR

(pengurang penghasilan bruto) menurut basal 6 ayat (1) UU PPh;

bahwa dalam risalah pembahasan, Pemohon Banding menyatakan bahwa dokumen


pendukungnya terkait koreksi di atas terbakar di gudang yang disewa dari PT. Megasari
Makmur;
SE

bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

NO KOREKSI SENGKETA
1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian
A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800
B. Koreksi biaya transportasi Sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA
A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :
Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis

K
Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 Yuridis
B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : Pembuktian
Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan

JA
Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578

PA
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam

N
kesimpulan akhir ini;
2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding

LA
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;

Pendapat Terbanding atas Sengketa Pembuktian

DI
bahwa Terbanding berpendapat secara keseluruhan atas sengketa pembuktian ini sebagai
berikut:
GA
bahwa berdasarkan kronologis pemeriksaan diketahui bahwa pada awal pemeriksaan
dilakukan Terbanding telah meminta data dan dokumen namun sampai dengan Laporan
Pemeriksaan data dan dokumen yang diminta tidak diberikan oleh Pemohon Banding.
Kronologis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
N
PE

Tanggal Keterangan
27 Juli 2012 SP2 Nomor PRIN-00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterbitkan
4 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor: PEMB-
00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterima oleh Chandra Winata
4 Oktober 2012 Terbanding Menyampaikan Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen dengan
T

S-637/WPJ.22/KP.0705/2012 tanggal 4 Oktober 2012


15 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Peringatan karena Pemohon Banding hanya meminjamkan
IA

sebagian dokumen dengan surat nomor S-708/WPJ.22/KP.0700/2012 tanggal 15 Oktober


2012
29 April 2013 Terbanding menyampaikan Peringatan II karena Pemohon Banding hanya meminjamkan
sebagian dokumen dengan surat nomor S-355/WPJ.22/KP.0700/2013 tangal 29 April 2013
AR

1 Mei 2013 Terbanding menyampaikan Permintaan Tambahan Data dan Dokumen dalam Rangka
Pemeriksaan Pajak dengan surat Nomor S-371/WPJ.22/KP.07000/2013 tanggal 1 Mei 2013
6 Mei 2013 Terbanding menyampai SPHP Nomor PEM-119/WPJ.22/KP.0700/2013 kepada Pemohon
Banding
17 Mei 2013 Terbanding dan Pemohon Banding menandatangani Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
ET

23 Mei 2013 Terbanding menerbitkan SKPKB Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013

bahwa berdasarkan kronologis di atas dapat dilihat bahwa pemberitahuan pemeriksaan telah
dimulai tanggal 4 Oktober 2012 dan permintaan dokumen juga sejak 4 Oktober 2012;
KR

bahwa tanggal 15 Oktober 2012 telah dibuat peringatan I (pertama) dan tanggal 29 April 2013
telah dibuat peringatan II (kedua) karena Pemohon Banding hanya menyampaikan sebagian
data;
SE

bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak dapat menyerahkan data arus barang dengan
musibah kebakaran tanggal 4 April 2013 dengan surat keterangan kepolisian tanggal 30 April
2013;

bahwa dari kronologis tersebut dapat dilihat, bahwa Pemohon Banding mempunyai cukup
waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta yakni permintaan tanggal 4 dan 15
Oktober 2012 dan berdasarkan surat keterangan kepolisiian Gudang terbakar tanggal 4 April
2013;

bahwa dari kronologis di atas dapat dilihat bahwa Pemohon Banding untuk memenuhi
peminjaman dokumen dengan alasan kebakaran tidak dapat diterima;

K
bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang menyebutkan:
"Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain

JA
dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam

PA
penyelesaian keberatannya".

bahwa berdasarkan fakta sebagaimana dijelaskan di atas dan sesuai ketentuan Pasal 26A ayat
(4) UU KUP, Terbanding berpendapat bahwa data yang diajukan dalam proses uji bukti namun
dalam pemeriksaan tidak pernah diberikan oleh Pemohon Banding tidak dapat dipertimbangkan

N
dan Terbanding tetap berkesimpulan untuk tetap mempertahankan semua koreksi yang
tercantum di atas;

LA
Kesimpulan

bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
DI
dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai
pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
GA
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;

bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
N

Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan


dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
PE

yang dilakukan sudah tepat;


bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014
diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
T

dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;
IA

Usul
AR

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Majelis Hakim Pengadilan
Pajak untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan
Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014
tentang Keberatan atas SKPKB PPh Pasal 25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23
Mei 2013;
ET

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:
KR

a. Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00, bukti yang diperiksa:


1. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 2 Mei 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
2. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
SE

3. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 13 Juni 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
4. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 11 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
6. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 26 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
8. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
10. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),

K
11. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
12. Jurnal Pembayaran (Alat tulis kantor),

JA
13. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 September 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
14. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),

PA
15. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 25 Oktober 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
16. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
17. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 18 November 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

N
18. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
19. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 Desember 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

LA
20. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan


keterangan sebagai berikut:
DI
bahwa pada dasarnya pembuktian atas suatu transaksi perolehan material non jasa dapat
dilakukan atas dua hal yaitu arus uang dan arus barang itu sendiri, oleh karena itu dua hal di
GA
atas harus dapat dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai alat bukti;

bahwa pada dasarnya dokumen yang diserahkan dalam uji bukti Pemohon Banding
jurnal/pencatatan dan rekening koran (arus uang) atas pencatatan dalam jurnal tersebut;
N

bahwa untuk membuktikan bahwa transaksi itu benar merupakan pembelian yang telah
dilakukan atas pencatatan jurnal tersebut, maka harus dapat ditunjukkan juga
PE

dokumen/data/informasi arus barang berupa Kartu stok, Invoice, Purchase Order (PO), Delivery
Order (DO) dan Faktur Pajak sebagai lazimnya pergerakan suatu barang, namun dalam uji
bukti yang telah dilakukan pembuktian arus barang ini tidak dapat ditunjukkan oleh Pemohon
Banding;
T

bahwa terlepas dari pembuktian yang telah dilakukan di atas Terbanding tetap berpegang pada
IA

fakta fakta yang telah ada sejak saat pemeriksaan hingga proses banding yaitu atas dokumen
dokumen pembuktian ini tidak pernah diserahkan kepada Pemeriksa;
AR

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


pembelian bahan yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang
mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
ET

keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada
saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya";
KR

bahwa atas koreksi ini Terbanding berpendapat bahwa biaya yang tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto menurut ketentuan Pasal 9 ayat 1 huruf e UU PPh adalah penggantian atau
imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan
SE

kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan;

bahwa dari fakta yang ada diketahui bahwa biaya kitchen ini merupakan biaya untuk pembelian
alat-alat kebersihan dan obat-obatan umum untuk seluruh karyawan, sehingga dengan
demikian maka Terbanding berpendapat bahwa biaya sebesar Rp119.565.496,00 tersebut
termasuk dalam pengertian natura dan/atau kenikmatan yang tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto menurut Pasal 9 ayat (1) huruf e;

bahwa dengan demikian Terbanding menyatakan koreksi tetap dipertahankan karena secara

K
substandi biaya ini tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan natura
selain itu dalam uji bukti ini dokumen yang diserahkan hanya merupakan arus uang dan atas
dokumen ini tidak pernah diserahkan dalam pemeriksaan sehingga Terbanding tetap

JA
berpedoman pada Pasal 26 A ayat (4) UU KUP;

b. Biaya Miscellaneous sebesar Rp29.777.856,00,bukti yang diperiksa:

PA
1. General Ledger (Bukti pencatatan transaksi telah dicatat oleh Pemohon Banding);

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan


keterangan sebagai berikut:

N
bahwa dalam uji bukti ini Pemohon Banding hanya melampirkan dokumen berupa general
ledger acc 5410.9999 misceleneus expense;

LA
bahwa dokumen tersebut jelas tidak memenuhi persyaratan sebagai alat bukti karena tidak
dapat ditelusuri arus uang dan arus barangnya;

bahwa selain itu dilihat dari deskripsi general ledger acc 5410.9999 misceleneus expense yang
DI
merinci bahwa biaya ini dikeluarkan untuk keperluan biaya makan tamu, THR warga, parcel
dan lain lain maka secara substansi biaya ini merupakan natura yang tidak dapat dibiayakan
oleh Pemohon Banding;
GA
bahwa dengan demikian Terbanding berpendapat bahwa atas koreksi biaya miscelenous
sebesar Rp29.777.856,00 ini tetap dipertahankan;
N

Menurut Pemohon Banding:

a. Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496


PE

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dengan alasan-alasan sebagai berikut:
bahwa di dalam biaya tersebut terdapat biaya untuk pembelian alat-alat kebersihan dan obat-
T

obatan umum untuk seluruh karyawan yang sakit pada saat melakukan pekeajaan dan bukan
disediakan untuk pegawai tertentu saja;
IA

bahwa hal tersebut dilakukan semata-mata untuk meringankan penyakit yang diderita karyawan
Pemohon Banding pada saat bekerja;
AR

bahwa pada tanggal 18 Oktober 2013, Pemohon Banding telah menyerahkan bukti berupa
Jurnal Pembayaran beserta rekening koran yang menunjukkan adanya pembayaran biaya
kitchen, sedangkan data-data pendukung lainnya telah hangus terbakar pada saat Musibah
Kebakaran terjadi;
ET

b. Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
KR

biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856 dengan alasan-alasan sebagai berikut:

bahwa biaya lainnya merupakan biaya untuk analisa kandungan produk sebesar Rp25.994.594
dan biaya pengurusan EMKL dan demurage atas bahan baku impor sebesar Rp3.783.262,
SE

sehingga berhubungan kegiatan 3M;

bahwa UU PPh Pasal 6 ayat 1 butir f menegaskan bahwa biaya penelitian kandungan produk
dapat dikurangkan sebagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena pajak;

bahwa Pemohon Banding tidak dapat memberikan bukti pendukung atas biaya miscellaneous
tersebut karena telah hangus terbakar pada saat Musibah Kebakaran terjadi;
bahwa pada persidangan tanggal 30 Juni 2015 Pemohon Banding menyerahkan Kronologis
Sengketa Pajak yang pada pokoknya menyatakan hal sebagai berikut:

bahwa dengan ini Pemohon Banding menyampaikan penjelasan musibah kebakaran sebagai

K
berikut:

bahwa tanggal 4 April 2013 sekitar pukul 03.15 WIB, telah terjadi musibah kebakaran yang

JA
menimpa bangunan yang beralamat di Jalan Pancasila IV RT.02 RW.13 Cicadas, Gunung Putri,
Bogor yang dipergunakan oleh Pemohon Banding sebagai tempat penyimpanan dokumen;

PA
bahwa pada tanggal 22 April 2013 NY. PROKLAMARWATI, SH, S.PN melaporkan peristiwa
kebakaran tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Gunung Putri;

bahwa tanggal 25 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan” (lampiran 1), yang berisi

N
pemberitahuan akan dilakukan penyelidikan;

bahwa pada tanggal 30 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat perihal

LA
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)” (Lampiran 2) dengan surat Nomor
B/576/IV/2013/ Reskrim beserta lampirannya;

bahwa Lampiran SP2HP memuat jenis dokumen dan barang milik Pemohon Banding yang
dinyatakan “TERBAKAR” oleh pihak Kepolisian dengan rincian:
D O K U M E N Y A N G T E R B A K A R
DI
GA
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 La p o ra n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
2 V o u ch e r P e n e rim a a n d a n P e n g e lu a ra n C a s h & B a n k B e s e rta P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
3 F a k tu r P e n ju a la n , F a k tu r P a ja k K e lu a ra n d a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s/d 2 0 1 2
4 F a k tu r P e m b e lia n , F a k tu r P a ja k M a s u k a n D a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s/d 2 0 1 2
5 S P M P P h 1 5 ,2 1 ,2 3 ,2 5 D a n F in a l B e s e rta L a m p ira n 2 0 0 5 s/d 2 0 0 9
6 S P M P p n b e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s/d 2 0 0 9
7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s/d 2 0 0 9
8 R e k e n in g K o ra n B a n k s e rta R e k o n s ilia s i B a n k 2 0 0 8 s/d 2 0 1 1
N

9 K a rtu H u ta n g 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 0 K a rtu P iu ta n g 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 1 K a rtu S to ck 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 2 B u k u K a s 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 3 B u k u B a n k 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
PE

1 4 D a ta La p o ra n P ro d u k s i B u la n a n 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 5 D a ta La p o ra n S to ck O p n a m e 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
1 6 A ll D a ta P T S im b a (P a s u ru a n -S u ra b a y a ) 2 0 0 5 s/d 2 0 0 9
1 7 D o k u m e n E k s p o rt/ Im p o rt 2 0 0 5 s/d 2 0 1 9
1 8 D a ta P a ja k , S u ra t-s u ra t P a ja k & D a ta La in -la in 2 0 0 5 s/d 2 0 1 1
1 9 T a n d a T e rim a S u ra t P P h - 2 3 / 2 6 2 0 0 5 s/d 2 0 1 1
2 0 D o k u m e n S u ra t Ja la n / D e liv e ry O rd e r (D O ) 2 0 0 6 s/d 2 0 1 2
2 1 D o k u m e n P u rch a se O rd e r (P O ) 2 0 0 3 s/d 2 0 1 2
2 2 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
T

2 3 B o n P e m a k a ia n B a ra n g 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
2 4 B o n S e ra h T e rim a B a ra n g 2 0 0 8 s/d 2 0 1 2
2 5 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 5 s/d 2 0 1 2
2 6 S e llin g P rice P ro p o s a l 2 0 0 5 s/d 2 0 1 2
IA

P E R A LA T A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 a c S p lit N a tio n a l 1 P K 4
2 A C S p lit M its ib is h i 1 P K 1
3 U P S P a sca l 3
AR

4 M o n ito r LC D 1 7 " S a m s u n g 4

P E R S E D IA A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 P o ta to B ite s S e a S a lt 1 0 x 8 0 g 8 9 k a n to n g
ET
KR
SE
D O K U M E N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 La p o ra n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 V o u ch e r P e n e rim a a n d a n P e n g e lu a ra n C a s h & B a n k B e s e rta P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
3 F a k tu r P e n ju a la n , F a k tu r P a ja k K e lu a ra n d a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
4 F a k tu r P e m b e lia n , F a k tu r P a ja k M a s u k a n D a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
5 S P M P P h 1 5 ,2 1 ,2 3 ,2 5 D a n F in a l B e s e rta L a m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
6 S P M P p n b e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
8 R e k e n in g K o ra n B a n k s e rta R e k o n s ilia s i B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 1
9 K a rtu H u ta n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2

K
1 0 K a rtu P iu ta n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 1 K a rtu S to ck 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 2 B u k u K a s 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 3 B u k u B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2

JA
1 4 D a ta La p o ra n P ro d u k s i B u la n a n 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 5 D a ta La p o ra n S to ck O p n a m e 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 6 A ll D a ta P T S im b a (P a s u ru a n -S u ra b a y a ) 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
1 7 D o k u m e n E k s p o rt/ Im p o rt 2 0 0 5 s / d 2 0 1 9
1 8 D a ta P a ja k , S u ra t-s u ra t P a ja k & D a ta La in -la in 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
1 9 T a n d a T e rim a S u ra t P P h - 2 3 / 2 6 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
2 0 D o k u m e n S u ra t Ja la n / D e liv e ry O rd e r (D O ) 2 0 0 6 s / d 2 0 1 2
2 1 D o k u m e n P u rch a s e O rd e r (P O ) 2 0 0 3 s / d 2 0 1 2

PA
2 2 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 3 B o n P e m a k a ia n B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 4 B o n S e ra h T e rim a B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 5 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
2 6 S e llin g P rice P ro p o s a l 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2

P E R A LA T A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 a c S p lit N a tio n a l 1 P K 4
2 A C S p lit M its ib is h i 1 P K 1
3 U P S P a s ca l 3

N
4 M o n ito r LC D 1 7 " S a m s u n g 4

P E R S E D IA A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 P o ta to B ite s S e a S a lt 1 0 x 8 0 g 8 9 k a n to n g

LA
bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar pada tanggal 27 Juni 2013 menerbitkan
Surat Keterangan Nomor: SKET/B/1640/VI/2013/DIT RESKRIMUM (lampiran 3) yang
menyatakan sebagai berikut:
“Kesimpulan hasil penyelidikan dan penyidikan, bahwa dalam peristiwa kebakaran tersebut
tidak ditemukan adanya bukti-bukti yang mengarah kepada unsur perbuatan melawan hukum”. DI
GA
bahwa berhubung dokumen sebagaimana di atas telah terbakar, maka dalam proses
pemeriksaan Pemohon Banding tidak dapat memenuhi beberapa dokumen yang diminta oleh
Terbanding;

bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan Pembukuan (General Ledger) dan beberapa
N

dokumen lain sebelum dan sesudah musibah kebakaran terjadi;


PE

bahwa seyogyanya Terbanding dapat memanfaatkan serta melakukan pemeriksaan


berdasarkan beberapa dokumen yang diserahkan dan tidak semata-mata melakukan koreksi
hanya didasarkan pada ketidaktersedian dokumen yang diakibatkan oleh musibah kebakaran;

bahwa mohon Majelis Hakim yang mulia dapat mempertimbangkan musibah kebakaran yang
T

Pemohon Banding alami dalam memutus sengketa pajak ini;


IA

bahwa dalam sidang tanggal 18 Agustus 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat Nomor:
SIM/FAD-001/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 perihal Penjelasan mengenai Back-up
AR

System, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

bahwa sehubungan dengan permintaan Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 Agustus
2015 agar Pemohon Banding memberikan penjelasan mengenai back-up system, maka
ET

dengan ini Pemohon Banding menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

bahwa sebelum Pemohon Banding diakuisisi oleh Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V
dan Godrej Consumer Products (Netherland) B.V pada tanggal 17 Mei 2010, Pemohon
KR

Banding hanya menggunakan sistem yang dibuat sendiri oleh internal IT Pemohon Banding (in-
house system). In-house system tersebut terdiri dari sistem GL untuk accounting, sistem
costing untuk produksi & accounting dan sistem inventory yang masing-masing berdiri sendiri
(tidak terintegrasi) sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan, bagian accounting harus
menggabungkannya secara manual menggunakan aplikasi excel;
SE

bahwa sistem tersebut di-back-up secara internal di server IT Pemohon Banding, namun
Pemohon Banding tidak melakukan back-up atas data-data seperti sales order, faktur
penjualan, faktur pajak, purchase order, faktur pembelian, dsb. Data-data yang di-back-up oleh
Pemohon Banding hanya terbatas pada dokumen-dokumen berupa akta notaris, perjanjian dan
rekening koran;
bahwa setelah Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V dan Godrej Consumer Products
(Netherland) B.V mengakuisisi Pemohon Banding pada tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan
bulan Desember 2011, Godrej lebih banyak melakukan pembenahan SOP bagian produksi dan
pengembangan sales antara lain dengan pengembangan produk baru. Sementara untuk
bagian IT, Godrej hanya melakukan perubahan server email dari internal menjadi windows
Cloud server yang memungkinkan email bisa diakses dari luar kantor;

K
bahwa pada awal tahun 2012, Godrej mulai melakukan analisa terhadap sistem IT yang
digunakan karena adanya tuntutan penyeragaman deadline untuk menyampaikan laporan

JA
keuangan perusahaan-perusahaan Godrej, termasuk perusahaan Pemohon Banding. Oleh
karena itu, Godrej merencanakan untuk menerapkan ERP system (SAP) dengan server yang
terpusat di India dan penerapan Document Management Storage (DMS) yaitu melakukan

PA
penyimpanan semua dokumen penting dalam bentuk softcopy dan disimpan di server yang
terpusat di PT. Megasari Makmur yang juga merupakan anak perusahaan Godrej;

bahwa pada bulan Juni 2012, Pemohon Banding mulai menerapkan DMS yang terbatas pada
scanning dokumen-dokumen seperti akta notaris, perjanjian dan rekening koran, tidak termasuk

N
dokumen-dokumen transaksi keuangan seperti faktur penjualan, faktur pajak, faktur pembelian,
kuitansi, surat jalan, dsb;

LA
bahwa dalam prakteknya, sangat sulit untuk melakukan scan/copy semua dokumen transaksi
keuangan, seperti sales order, faktur penjualan, purchase order, faktur pembelian, kuitansi, dll,
mengingat jumlah dokumen yang harus di-scan/di-copy sangatlah banyak jumlahnya. Sehingga
scan/copy yang dilakukan oleh Pemohon Banding hanya terbatas pada akta notaris, perjanjian
DI
dan rekening koran. Selain daripada itu, sebagai alat bukti dalam proses
pemeriksaan/keberatan/banding, dokumen yang diterima hanya berupa dokumen asli, dengan
demikian scan/copy dokumen menjadi tidak ada manfaatnya;
GA
bahwa bulan Juli 2012, Surat Perintah Pemeriksaan Pajak diterbitkan oleh KPP Madya Bekasi
untuk seluruh jenis pajak Pemohon Banding. Pemohon Banding berusaha menyampaikan
semua dokumen yang diminta oleh Pemeriksa dan dimiliki oleh Pemohon Banding;
N

bahwa pada tanggal 21 Maret 2013, Pemohon Banding diakuisisi oleh Chinensis SDN Bhd dan
Chinensis Ltd. Pemegang saham baru memutuskan untuk tidak menggunakan SAP dan
PE

memilih untuk menggunakan server lain;

bahwa seperti telah Pemohon Banding sampaikan kepada Majelis Hakin, musibah kebakaran
telah menghanguskan gudang yang disewa oleh Pemohon Banding untuk menyimpan
T

dokumen-dokumen Pemohon Banding, sehingga Pemohon Banding kesulitan untuk


menyampaikan dokumen asli kepada Terbanding dan Majelis Hakim;
IA

bahwa musibah kebakaran merupakan kejadian yang tidak dapat Pemohon Banding hindari
dan berada di luar kekuasaan (force majeure) yang tidak dapat dikontrol oleh Pemohon
AR

Banding. Upaya Pemohon Banding untuk melakukan scan/copy dokumen tidak semata-mata
dapat mengatasi keperluan pembuktian dalam pemeriksaan/keberatan/banding karena jumlah
dokumen yang di-scan/di-copy sangat terbatas dan yang lebih dibutuhkan adalah dokumen asli;

bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
ET

Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding


(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Biaya Kitchen Rp119.565.496,00


KR

bahwa merupakan biaya pembelian air minum, alat-alat kebersihan dan obat-obatan umum
yang digunakan/disediakan untuk kebutuhan seluruh karyawan di kantor sehingga bukan
merupakan pemberian dalam bentuk natura/kenikmatan;
SE

bahwa penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf e angka 3 UU PPh menyebutkan: “pemberian atau
penyediaan makanan dan atau minuman bagi seluruh pegawai yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan”;

bahwa pada saat uji bukti, Pemohon Banding telah menyerahkan contoh rekening koran dan
jurnal pembayaran yang membuktikan kebenaran biaya tersebut, adapun bukti lainnya yang
tidak dapat disampaikan, disebabkan adanya musibah kebakaran yang telah Pemohon
Banding jelaskan sebelumnya;

Kesimpulan Akhir:

K
bahwa berdasarkan penjelasan pasal 9 ayat (1) huruf e angka 3 UU PPh bahwa biaya
penyediaan makanan atau minuman bagi seluruh pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Oleh karena itu, koreksi biaya kitchen

JA
sebesar Rp119.565.496,00 Pemohon Banding mohon untuk tidak dipertahankan;

2. Biaya Miscellaneous Rp29.777.856,00

PA
bahwa merupakan biaya operasional perusahaan yang dibayarkan kepada pihak ketiga berupa
biaya analisis kandungan produk dan biaya pengurusan EMKL dan demurrage;

bahwa dalam uji bukti, Pemohon Banding telah menyerahkan general ledger yang

N
membuktikan biaya tersebut telah dicatat oleh Pemohon Banding, adapun bukti lainnya yang
tidak dapat disampaikan, disebabkan adanya musibah kebakaran yang telah Pemohon
Banding jelaskan sebelumnya;

LA
Kesimpulan Akhir:

bahwa biaya Miscellaneous merupakan biaya kegiatan operasional perusahaan yang


DI
dikeluarkan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M)
dan berdasarkan UU PPh Pasal 6 ayat 1 butir f menegaskan bahwa biaya penelitian
kandungan produk dapat dikurangkan sebagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena
GA
pajak. Oleh sebab itu Pemohon Banding mohon agar koreksi biaya Miscellaneous sebesar
Rp29.777.856,00 dibatalkan;

bahwa demikian pendapat akhir/kesimpulan yang dapat Pemohon Banding sampaikan, semoga
N

dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia sehingga dapat memutuskan
perkara dengan tepat dan seadil-adilnya;
PE

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:

a. Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00, bukti yang diperiksa:


T

1. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 2 Mei 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
IA

2. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),


3. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 13 Juni 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
AR

4. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),


5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 11 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
6. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 26 Juli 2011 (Mutasi Debet
ET

(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),


8. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
KR

10. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),


11. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
12. Jurnal Pembayaran (Alat tulis kantor),
SE

13. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 September 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
14. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
15. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 25 Oktober 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
16. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
17. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 18 November 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
18. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
19. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 Desember 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
20. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),

K
bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:

JA
bahwa atas sengketa ini, pembuktian arus uang telah Pemohon Banding berikan kepada
Terbanding;

PA
bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen berupa jurnal/pencatatan dan rekening
koran (arus uang) yang membuktikan kebenaran atas biaya kitchen;

bahwa pada dasarnya, dokumen yang telah Pemohon Banding berikan seharusnya sudah
cukup untuk membuktikan kebenaran atas transaksi biaya kitchen;

N
bahwa terkait dokumen-dokumen lainnya berupa Invoice, PO, DO yang tidak dapat
disampaikan oleh Pemohon Banding, Pemohon Banding telah menjelaskan sebelumnya dalam

LA
surat penjelasan terkait musibah kebakaran yang dilampiri dengan surat keterangan dari
Kepolisian, yang pada intinya bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi merupakan peristiwa di
luar kekuasaan Pemohon Banding dan tidak ditemukan adanya unsur-unsur kesengajaan atau
perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur pada Pasal 28 ayat (2) Peraturan Pemerintah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a. bencana alam;
DI
No.74 Tahun 2011, yang berbunyi sebagai berikut: "Keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak
GA
b. kebakaran;
c. huru-hara/kerusuhan massal;
d. diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar yang tertera dalam surat ketetapan pajak berubah, kecuali Surat
N

Keputusan Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama; atau


e. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak”;
PE

bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah memberikan penjelasan dan
data/dokumen pembukuan yakni berupa general ledger yang membuktikan bahwa transaksi
atas biaya kitchen tersebut telah Pemohon Banding catat. Selain itu Pemohon Banding juga
telah memberikan rekening koran sebagai bukti arus uang, dan pada saat keberatan, Pemohon
T

Banding kembali menyerahkan dokumen arus uang yang dimaksud secara lebih terperinci,
sehingga berdasarkan data/dokumen dan keterangan yang Pemohon Banding berikan selama
IA

periode pemeriksaan dan keberatan seharusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa
transaksi atas biaya kitchen tersebut benar-benar terjadi;
AR

bahwa berdasarkan data/dokumen dan penjelasan yang diberikan oleh Pemohon Banding
kepada Terbanding, baik pada saat pemeriksaan maupun keberatan serta uji bukti, seharusnya
telah cukup untuk membuktikan kebenaran atas transaksi tersebut. Sehingga seharusnya
dokumen yang Pemohon Banding berikan dapat dipertimbangkan oleh Terbanding;
ET

bahwa selain dari pada itu, UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon
Banding untuk memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak,
sesuai Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 yang berbunyi: "Hakim menentukan
apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya
KR

pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
ayat (1)";

bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (1) huruf e angka 3 UU PPh bahwa: "penggantian atau
SE

imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan
kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan" adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
(biaya 3M). Penebalan ini ditambahkan oleh Pemohon Banding;
bahwa biaya kitchen merupakan biaya pembelian air minum, alat-alat kebersihan dan
obat-obatan umum yang digunakan/disediakan untuk kebutuhan seluruh karyawan di kantor
sehingga berdasarkan Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf e angka 3 UU PPh, biaya kitchen
tersebut bukan merupakan pemberian dalam bentuk natura/kenikmatan dan dengan demikian
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dalam menentukan besarnya penghasilan kena

K
pajak;

bahwa biaya kitchen terkait erat dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang

JA
sangat berpengaruh terhadap kegiatan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan (biaya 3M) dan bukan merupakan pemberian natura/kenikmatan;

PA
bahwa berdasarkan penjelasan, data/dokumen yang Pemohon Banding berikan baik selama
pemeriksaan, keberatan, dan uji bukti telah dapat membuktikan bahwa transaksi biaya kitchen
benar-benar terjadi dan transaksi tersebut adalah untuk pembelian air minum, alat-alat
kebersihan dan obat-obatan umum yang digunakan/disediakan untuk kebutuhan seluruh
karyawan. Sehingga atas koreksi sebesar Rp119.565.496,00 tersebut, Pemohon Banding

N
mohon untuk dibatalkan seluruhnya;

b. Biaya Miscellaneous sebesar Rp29.777.856,00,bukti yang diperiksa:

LA
1. General Ledger (Bukti pencatatan transaksi telah dicatat oleh Pemohon Banding);

bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:

DI
bahwa dalam uji bukti, Pemohon Banding telah menyerahkan general ledger yang
membuktikan biaya tersebut telah dicatat oleh Pemohon Banding. Adapun bukti lainnya yang
tidak dapat disampaikan oleh Pemohon Banding, disebabkan adanya musibah kebakaran yang
GA
telah Pemohon Banding jelaskan sebelumnya;

bahwa biaya miscellaneous merupakan biaya operasional perusahaan yang dibayarkan kepada
pihak ketiga berupa biaya analisis kandungan produk dan biaya pengurusan EMKL dan
N

demurrage;

bahwa biaya miscellaneous merupakan biaya kegiatan operasional perusahaan yang


PE

dikeluarkan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M)
dan berdasarkan UU PPh Pasal 6 ayat (1) butir f menegaskan bahwa biaya penelitian
kandungan produk dapat dikurangkan sebagai pengurang dalam menghitung penghasilan kena
pajak;
T

bahwa berdasarkan penjelasan yang Pemohon Banding berikan, Pemohon Banding mohon
IA

agar koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856,00 dapat dibatalkan seluruhnya;


AR

Menurut Majelis:

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi
Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan
koreksi atas Biaya Lainnya sebesar Rp149.343.352,00 yang terdiri dari Biaya Kitchen sebesar
ET

Rp119.565.496,00 dan Miscellanous sebesar Rp29.777.856,00 karena tidak terdapat bukti


pendukungnya maka dianggap sebagai pemberian natura sehingga tidak dapat dijadikan
pengurang penghasilan bruto sebagaimana diatur pada Pasal 9 ayat 1 huruf e UU Pajak
Penghasilan;
KR

bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif


Biaya Lainnya yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
SE

tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding atas Biaya Lainnya sebesar
Rp149.343.352,00 yang terdiri dari Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00 dengan alasan
pengeluaran tersebut untuk pembelian alat-alat kebersihan dan obat-obatan umum untuk
seluruh karyawan yang sakit pada saat melakukan pekerjaan dan bukan disediakan untuk
pegawai tertentu saja dan Miscellanous sebesar Rp29.777.856,00 karena merupakan biaya
untuk analisa kandungan produk sebesar Rp25.994.594 dan biaya pengurusan EMKL dan
demurage atas bahan baku impor sebesar Rp3.783.262, sehingga merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat
(1) huruf a angka 1 UU PPh;

K
bahwa untuk membuktikannya pada saat proses pemeriksaan Pemohon Banding telah
menyerahkan general ledger dan rekening koran namun tidak dapat menyampaikan seluruh
dokumen pendukung pembukuan untuk tahun pajak 2011 karena keadaan di luar kekuasaan

JA
(“Force majeure") sesuai surat keterangan dari pihak Kepolisian telah terjadi kebakaran pada
tanggal 4 April 2013 yang telah menghanguskan gudang penyimpanan dokumen-dokumen dan
pada saat proses keberatan Pemohon Banding telah menyampaikan tambahan bukti berupa

PA
jurnal pembayaran dan rekening koran yang secara terperinci yang menunjukkan pembayaran
kepada pihak supplier namun data-data tersebut tidak dipertimbangkan oleh Terbanding;

bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas Biaya Lainnya

N
sebesar Rp149.343.352,00 yang terdiri dari Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00 dan
Miscellanous sebesar Rp29.777.856,00 yang dibuktikan general ledger, jurnal pembayaran dan
rekening koran namun tidak diisertai dengan dokumen pendukung berupa Invoice, PO, DO,

LA
bukti pelunasan dll sebagai berikut:
- Menurut Terbanding : dianggap sebagai pemberian natura sehingga tidak dapat dijadikan
pengurang penghasilan bruto sebagaimana diatur pada Pasal 9 ayat 1 huruf e UU Pajak
Penghasilan;
DI
- Menurut Pemohon Banding : merupakan pengeluaran untuk pembelian alat-alat kebersihan
dan obat-obatan umum untuk seluruh karyawan dan biaya untuk analisa kandungan produk
sebesar Rp25.994.594 dan biaya pengurusan EMKL dan demurage atas bahan baku impor
GA
sebesar Rp3.783.262, sehingga merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 1 UU
PPh;
N

bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kesimpulan Akhir Terbanding diketahui
kronologis pemeriksaan pada pokoknya sebagai berikut::
PE

a. Terbanding telah menyampaikan pemberitahuan pemeriksaan bersamaan dengan


permintaan peminjaman dokumen kepada Pemohon Banding pada tanggal 4 Oktober 2012
dan selanjutnya Terbanding juga menyampaikan peringatan I (pertama) dan peringatan II
(kedua) pada tanggal 15 Oktober 2012 dan tanggal 29 April 2013;
T

b. Pemohon Banding secara berangsur telah menyampaikan sebagian dokumen yang diminta
oleh Terbanding pada tanggal 4 Oktober 2012, 14 Oktober 2012, 16 Oktober 2012, 16 April
IA

2013, 19 April 2013, dan 25 April 2013 sebagaimana daftar berikut ini:
AR
ET
KR
SE
K
JA
PA
N
LA
DI
N GA

c. Terbanding menyampaikan pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Pemohon Banding


PE

pada tanggal 6 Mei 2013 dan menerbitkan SKPKB pada tanggal 23 Mei 2013 setelah
sebelumnya dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Pemohon Banding
pada tanggal 17 Mei 2013;

bahwa Majelis berpendapat bahwa benar telah terjadi kebakaran gudang penyimpanan
T

dokumen Pemohon Banding pada tanggal 4 April 2013 sesuai surat keterangan dari pihak
Kepolisian namun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan keadaan di luar kekuasaan
IA

(“Force majeure") sehingga Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan dokumen


pendukung yang diminta oleh Terbanding karena Pemohon Banding sebenarnya mempunyai
cukup waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta oleh Terbanding karena
AR

permintaan peminjaman telah disampaikan tanggal 4 Oktober 2012 dan sebelum terjadinya
kebakaran tersebut Pemohon Banding telah menyampaikan sebagian dokumen pada tanggal 4
Oktober 2012, 14 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012 setelah Terbanding menyampaikan
peringatan I (pertama) pada tanggal 15 Oktober 2012;
ET

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung


Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00 yang terdiri dari:
KR

1. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 2 Mei 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
2. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
3. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 13 Juni 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
SE

4. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),


5. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 11 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
6. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
7. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 26 Juli 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
8. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
9. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
10. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
11. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 23 Agustus 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

K
12. Jurnal Pembayaran (Alat tulis kantor),
13. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 September 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

JA
14. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
15. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 25 Oktober 2011 (Mutasi Debet
(pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),

PA
16. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
17. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 18 November 2011 (Mutasi
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
18. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),
19. Rekening Koran Deutsche Bank No.0000364-000 tanggal 27 Desember 2011 (Mutasi

N
Debet (pengeluaran) yang merupakan bukti pembayaran),
20. Jurnal Pembayaran (Pembelian air minum),

LA
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung
Biaya Miscellaneous sebesar Rp29.777.856,00 yang terdiri dari:
1. General Ledger (Bukti pencatatan transaksi telah dicatat oleh Pemohon Banding);

DI
bahwa Majelis berpendapat pembuktian transaksi perolehan barang dilakukan melalui
pengujian arus uang dan arus barang sehingga bukti-bukti yang telah disampaikan oleh
Pemohon Banding berupa General Ledger, jurnal/pencatatan dan rekening koran hanya
GA
merupakan pembuktian arus uang saja dengan demikian Biaya Lainnya tidak didukung dengan
pembuktian arus barang berupa Kartu stok, Invoice, Purchase Order (PO), Delivery Order (DO)
dan Faktur Pajak;
N

bahwa berdasarkan pendapat Majelis tersebut di atas, Majelis berkesimpulan tidak terdapat
cukup bukti untuk mendukung kebenaran Biaya Lainnya dengan demikian Majelis berketetapan
untuk menolak banding Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi Terbanding atas Biaya
PE

Lainnya sebesar Rp149.343.352,00 yang terdiri dari Biaya Kitchen sebesar Rp119.565.496,00
dan Miscellanous sebesar Rp29.777.856,00;
T

5. Biaya Bunga sebesar Rp6.416.044.061,00


IA

Menurut Terbanding:

Dasar hukum:
AR

bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

Pasal 18 ayat (3) UU PPh


ET

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oieh hubungan istimewa
KR

dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode
harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya;

Tanggapan Terbanding:
SE

bahwa Pemohon Banding telah memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam BA-
113/WPJ.22/BD.0602/2013 tanggal 17 Desember 2013 dan Surat No.SIM/FAD-4/1/2014
tanggal 10 Januari 2014 sebagal berikut:

bahwa pinjaman tersebut diperoleh dari Godrej Indonesia Netherland BV, digunakan untuk
melunasi pinjaman sebelumnya. Dan pinjaman sebelumnya tersebut digunakan untuk
pembelian mesin baru, sparepart dan bahan baku lainnya;

bahwa manfaat dengan diterimanya pinjaman tersebut menjadikan likuiditas keuangan


perusahaan tidak terganggu sehingga perusahaan dapat terus berproduksi dan menghasilkan
produk untuk dijual kepada pelanggan;

K
bahwa berdasarkan neraca per 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012 PT. SIM yang bersumber dari
Laporan keuangan audited KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)

JA
No.RPC2388/PSS/2012 tanggal 16 April 2012. Perbandingan hutang-modal sebagai berikut:

31/03/2011 31/03/2012

PA
Hutang MTN (hutang jangka panjang) 76.639.200.000 80.784.000.000
Total Hutang 109.329.660.792 114.272.238.052
Modal 7.000.000.000 7.000.000.000
Rasio Hutang MTN-Modal 11 12
Rasio Total Hutang-Modal 16 16

N
bahwa berdasarkan catatan laporan keuangan no.18-Informasi mengenal pihak-pihak berelasi,

LA
diketahui bahwa PT. SIM memiliki hubungan istimewa dengan Godrej Indonesia Netherlands
Holding BV, Belanda selaku pihak pemberi pinjaman jangka panjang (long-term loans) dengan
sifat hubungan "dibawah kepemilikan yang sama (under common control)";

DI
bahwa berdasarkan data Transfer Pricing Report for the tax year ended 31 December 2010/31
March 2011 PT. SIM yang dibuat oieh KPMG, Hal 9, menyatakan bahwa pemegang saham
Pemohon Bandingsecara holding dikendalikan oleh Godrej Consumer Product Limited, India;
GA
bahwa Perjanjian hutang MTN yang dibuat tidak seperti halnya perjanjian hutang yang berlaku
umum, yaitu dalam hal tidak terdapat hubungan istimewa, dalam perjanjian tersebut tidak
mengatur apabila terjadi keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman,
make bunga pada periode selanjutnya akan dihitung berdasarkan suku bunga dikalikan dengan
N

pokok pinjaman ditambah bunga periode sebelumnya yang belum dibayar;


PE

bahwa dalam hal permintaan peminjaman data/catatan/dokumen dan pembahasan sengketa


perpajakan, Wajib Pajak tidak memberikan analisa kebutuhan modal kerja terkait dengan
urgensi penggunaan pinjaman tersebut;
T

bahwa Pemohon Banding menggunakan metode Transfer Pricing: CUP dalam pembayaran
bunga kepada Godrej Indonesia Netherland Holding BV, Belanda, Namun pemohon bandng
IA

tidak memberikanTP Document tersebut pada saat pemeriksaan pajak. Sehingga klaim
Pemohon Banding bahwa transaksi tersebut masih dalam rentang kewajaran (arm length
principle) sangat diragukan kebenarannya;
AR

bahwa koreksi reklass obyek PPh Pasal 26 yang dilakukan Terbanding dari Obyek bunga
menjadi dividen dengan menerbitkan produk hukum SKPN PPh Pasal 26, Pemohon Banding
tidak melakukan upaya hukum keberatan atau pengurangan/pembatalan SKP yang tidak benar.
Sehingga peneliti berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak konsisten dalam menyikapi
ET

koreksi obyek PPh Pot/Put yang berhubungan dengan biaya fiskalnya;


bahwa Terbanding menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak mampu memberikan
argumentasi yang kuat dan meyakinkan akan keberadaan pinjaman MTN tersebut sangat
diperlukan perusahaan karena Pemohon Banding tidak dapat memberikan analisa kebutuhan
KR

modal kerja, yang merepresentasikan kinerja keuangan Pemohon Bandingdalam Cash inflow
dan Cash outflow;

bahwa Terbanding menyatakan bahwa perbandingan hutang-modal Pemohon Banding sebesar


SE

16 : 1 (dari total hutang) dan 12 : 1 (dari hutang MTN), dan beban bunga yang dibayar
perusahaan hampir sama dengan modal dasar perusahaan adalah tidak wajar. Dalam koridor
kelaziman usaha/kewajaran, seharusnya yang dilakukan perusahaan adalah meminta
pemegang saham (investor) menambah setoran modal sehingga dapat dianggap bahwa
pemberian pinjaman (hutang MTN) tersebut merupakan bagian dari setoran modal;

bahwa Terbanding menyatakan bahwa penjelasan Pemohon Banding yang menyebutkan


bahwa pinjaman digunakan untuk pembelian mesin baru (barang modal) adalah sesuatu yang
tidak wajar, mengingat pinjaman tersebut sewajarnya digunakan untuk modal kerja/usaha dan
terkait dengan kebutuhan pembelian barang modal yang nilainya sangat besar, dapat dilakukan
melalui tambahan setoran modal sebagaimana poin a di atas;

K
bahwa dalam sidang tanggal 1 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Tanpa Nomor
tanpa tanggal perihal Penjelasan Terbanding atas Koreksi yang pada pokoknya mengemukakan
hal-hal sebagai berikut:

JA
bahwa Perjanjian hutang MTN yang dibuat tidak seperti halnya perjanjian hutang yang berlaku
umum, yaitu dalam hal tidak terdapat hubungan istimewa, dalam perjanjian tersebut tidak

PA
mengatur apabila terjadi keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman,
maka bunga pada periode selanjutnya akan dihitung, berdasarkan suku bunga dikalikan
dengan pokok pinjaman ditambah bunga periode sebelumnya yang belum dibayar;

bahwa dalam hal permintaan peminjaman data/catatan/dokumen dan pembahasan sengketa

N
perpajakan, Pemohon Banding tidak memberikan analisa kebutuhan modal kerja terkait dengan
urgensi penggunaan pinjaman tersebut;

LA
bahwa Pemohon Banding menggunakan metode Transfer Pricing: CUP dalam pembayaran
bunga kepada Godrej Indonesia Netherland Holding BV, Belanda, Namun pemohon bandng
tidak memberikan TP Document tersebut pada saat pemeriksaan pajak. Sehingga data tersebut
tidak dapat dipertimbangkan;
DI
bahwa Terbanding saat pemeriksaan telah melakukan koreksi reklass obyek PPh Pasal 26 dari
Obyek Bunga Pinjaman menjadi dividen dengan menerbitkan produk hukum SKPN PPh Pasal
GA
26, atas koreksi tersebut Pemohon Banding tidak melakukan upaya hukum keberatan atau
pengurangan/pembatalan SKP yang tidak benar. Sehingga peneliti berpendapat bahwa
Pemohon Banding tidak konsisten dalam menyikapi koreksi obyek PPh Pot/Put yang
berhubungan dengan biaya fiskalnya;
N

bahwa Terbanding menyatakan bahwa perbandingan hutang-modal Pemohon Banding sebesar


16:1 (dari total hutang) dan 12:1 (dari hutang MTN), dan beban bunga yang dibayar
PE

perusahaan hampir sama dengan modal dasar perusahaan adalah tidak wajar. Dalam koridor
kelaziman usaha/kewajaran, seharusnya yang dilakukan perusahaan adalah meminta
pemegang saham (investor) menambah setoran modal, sehingga dapat dianggap bahwa
pemberian pinjaman (hutang MTN) tersebut merupakan bagian dari setoran modal;
T

bahwa Terbanding menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak mampu memberikan


IA

argumentasi yang kuat dan meyakinkan akan keberadaan pinjaman MTN tersebut sangat
diperlukan perusahaan karena Pemohon Banding tidak dapat memberikan analisa kebutuhan
modal kerja, yang merepresentasikan kinerja keuangan Pemohon Banding dalam Cash inflow
AR

dan Cash outflow. Oleh sebab itu Terbanding tidak meyakini eksistensi biaya bunga namun
berpendapat pembayaran tersebut merupakan pennbayaran dividen;

bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
ET

Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada


pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

NO KOREKSI SENGKETA
KR

1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian


A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800
B. Koreksi biaya transportasi Sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA
A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :
SE

Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis


Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 Yuridis
B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : Pembuktian
Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan
Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam

K
kesimpulan akhir ini;
2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian

JA
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;

PA
Pendapat Terbanding atas Sengketa Yuridis

a. Dasar Hukum

UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

N
Pasal 6 ayat (1)

LA
Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Pemohon Banding dalam negeri dan bentuk usaha
tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
1. biaya pembelian bahan..dst sd angka 9
DI
GA
Pasal 18 ayat (3)
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Pemohon Banding yang mempunyai hubungan istimewa dengan Pemohon
Banding lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh
N

hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang
independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.
PE

Pasal 18 ayat (4)


Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9
ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat(1) dianggap ada apabila:
T

a. Pemohon Banding mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Pemohon Banding lain; hubungan antara
IA

Pemohon Banding dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada
dua Pemohon Banding atau lebih; atau hubungan di antara dua Pemohon Banding atau
lebih yang disebut terakhir;
AR

b. Pemohon Banding menguasai Pemohon Banding lainnya atau dua atau lebih Pemohon
Banding berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau
c. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan/atau ke samping satu derajat.
ET

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan


Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan
Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai
KR

Hubungan Istimewa

Pasal 3 ayat (1)


Wajib Pajak dalam melakukan transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan
SE

pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha.

Pasal 3 ayat (2)


Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan pembanding;
b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;
c. menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha berdasarkan hasil Analisis
Kesebandingan dan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam transaksi yang
dilakukan antara Pemohon Banding dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa;
dan
d. mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan Harga Wajar atau Laba Wajar

K
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Pasal 17 ayat (1)

JA
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha wajib diterapkan atas transaksi pemanfaatan dan
pengalihan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa.

PA
Pasal 17 ayat (7)
Transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud yang dilakukan antara Pemohon Banding
dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dianggap memenuhi Prinsip Kewajaran
dan Kelaziman Usaha sepanjang memenuhi ketentuan:

N
a. transaksi pemanfaatan Harta Tidak Berwujud benar-benar terjadi;
b. terdapat manfaat ekonomis atau komersial; dan
c. transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai mempunyai Hubungan Istimewa mempunyai

LA
nilai yang sama dengan transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai
Hubungan Istimewa yang mempunyai kondisi yang sebanding dengan menerapkan Analisis
Kesebandingan dan menerapkan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat ke dalam
transaksi.

b. Pendapat Terbanding
DI
GA
bahwa Terbanding menemukan adanya fakta sebagai berikut:

bahwa Neraca per 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012 PT. SIM yang bersumber dari Laporan
Keuangan Audited KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) No.RPC-
N

2388/PSS/2012 tanggal 16 April 2012. Perbandingan hutang-modal sebagai berikut:

Pos Neraca 31/03/2011 31/03/2012


PE

Hutang MTN (hutang jangka panjang) 76.639.200.000 80.784.000.000


Total Hutang 109.329.660.792 114.272.238.052
Modal 7.000.000.000 7.000.000.000
Rasio Hutang MTN-Modal 11 12
T

Rasio Total Hutang-Modal 16 16


IA

bahwa Lampiran Khusus SPT Tahunan PPh Badan Form 1771 Lampiran 3A (Bukti terlampir-
Lampiran 3) diketahui lnformasi mengenai pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
antara Pemohon Banding dengan Godrej Indonesia Netherlands Holding BV, Belanda selaku
AR

pihak pemberi pinjaman jangka panjang (long-term loans), sedangkan berdasar catatan
Laporan Keuangan Nomor 18 sifat hubungan dengan pihak Godrej Indonesia Netherlands
Holding BV, Belanda adalah "dibawah kepemilikan yang sama (under common control)";
ET

bahwa berdasarkan data Pemohon Banding berupa Transfer Pricing Report for the tax year
ended 31 December 2010/31 March 2011 yang dibuat oleh KPMG, Halaman 9, menyatakan
bahwa pemegang saham Pemohon Banding secara holding dikendalikan oleh Godrej
Consumer Product Limited (GCPL) India;
KR

bahwa berdasarkan fakta di atas Terbanding melakukan koreksi atas Bunga Pinjaman kepada
Godrej Indonesia Netherlands Holding BV dengan alasan:
SE

bahwa perjanjian hutang MTN yang dibuat tidak seperti halnya perjanjian hutang yang berlaku
umum, yaitu dalam hal tidak terdapat hubungan istimewa, dalam perjanjian tersebut tidak
mengatur apabila terjadi keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman,
maka bunga pada periode selanjutnya akan dihitung berdasarkan suku bunga dikalikan dengan
pokok pinjaman ditambah bunga periode sebelumnya yang belum dibayar;

bahwa dalam hal permintaan peminjaman data/catatan/dokumen dan pembahasan sengketa


perpajakan, Pemohon Banding tidak memberikan analisa kebutuhan modal kerja terkait dengan
urgensi penggunaan pinjaman tersebut sehingga tidak ada eksistensi atas biaya bunga
pinjaman ini;

bahwa Pemohon Banding menggunakan metode Transfer Pricing CUP dalam pembayaran

K
bunga kepada Godrej Indonesia Netherland Holding BV, Belanda, namun Pemohon Banding
tidak memberikan TP Document tersebut pada saat pemeriksaan pajak. Sehingga klaim
Pemohon Banding bahwa transaksi tersebut masih dalam rentang kewajaran (arm length

JA
principle) sangat diragukan kebenarannya;

bahwa Terbanding menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak mampu memberikan

PA
argumentasi yang kuat dan meyakinkan akan keberadaan pinjaman MTN tersebut sangat
diperlukan perusahaan karena Pemohon Banding tidak dapat memberikan analisa kebutuhan
modal kerja, yang merepresentasikan kinerja keuangan Pemohon Banding dalam cash inflow
dan cash outflow;

N
bahwa Terbanding menyatakan bahwa perbandingan hutang-modal Pemohon Banding sebesar
16 : 1 (dari total hutang) dan 12 : 1 (dari hutang MTN), dan beban bunga yang dibayar
perusahaan hampir sama dengan modal dasar perusahaan adalah tidak wajar. Dalam koridor

LA
kelaziman usaha/kewajaran, seharusnya yang dilakukan perusahaan adalah meminta
pemegang saham (investor) menambah setoran modal. Atas fakta ini Terbanding
memperlakukan pemberian pinjaman (hutang MTN) tersebut merupakan bagian dari setoran
modal;
DI
bahwa Terbanding menyatakan bahwa penjelasan Pemohon Banding yang menyebutkan
bahwa pinjaman digunakan untuk pembelian mesin baru (barang modal) adalah sesuatu yang
GA
tidak wajar, mengingat pinjaman tersebut sewajarnya digunakan untuk modal kerja/usaha dan
terkait dengan kebutuhan pembelian barang modal yang nilainya sangat besar, dapat dilakukan
melalui tambahan setoran modal bukan melalui pinjaman;
N

c. Kesimpulan

bahwa atas Koreksi Biaya Bunga Pinjaman sebesar Rp6.416.044.061,00 menjadi Nihil
PE

dilakukan oleh Terbanding mengingat secara substansi biaya bunga pinjaman yang dibayarkan
kepada pihak yang mempunyai afiliasi dengan Pemohon Banding ini tidak ada eksistensinya
sehingga Terbanding tidak menggunakan wewenang untuk menentukan kembali kewajaran dan
kelaziman pembayaran biaya royalti ini. Berdasarkan bukti dan fakta yang ada diketahui bahwa
T

biaya ini secara formal dapat dibuktikan pembayarannya sehingga Terbanding melakukan
reklas menjadi obyek PPh Pasal 26 berupa Deviden yang telah mempunyai kekuatan hukum
IA

yang tetap (In Kracht) yaitu dengan diterbitkannya SKPN PPh Pasal 26 yang tidak diajukan
upaya hukum apapun oleh Pemohon Banding. Dengan demikian koreksi Koreksi Biaya Bunga
Pinjaman sebesar Rp6.416.044.061,00 menjadi Nihil ini harus tetap dipertahankan;
AR

Kesimpulan

bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
ET

dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai
pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan
KR

hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;
bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan
dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
SE

oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
yang dilakukan sudah tepat;

bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014


diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;

Usul

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Majelis Hakim Pengadilan

K
Pajak untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan
Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014
tentang Keberatan atas SKPKB PPh Pasal 25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23

JA
Mei 2013;

bahwa demikian kesimpulan akhir yang dapat Terbanding sampaikan untuk dimuat sebagai

PA
pertimbangan Majelis Hakim dalam Putusan Majelis Hakim II Pengadilan Pajak dalam
mengambil keputusan yang seadil-adilnya;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:

N
1. Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Tiger Financial Ltd
dengan PT SIM tanggal 30 oktober 2002),
2. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial

LA
Ltd dengan PT SIM tanggal 30 September 2003 (perubahan suku bunga)),
3. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan PT SIM tanggal 5 April 2004 (perubahan suku bunga)),
4. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
DI
Ltd dengan PT SIM tanggal 22 Desember 2008 (perubahan suku bunga)),
5. Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Godrej Indonesia Netherlands
Holding B.V (GINH) dengan PT SIM tanggal 17 Mei 2010),
GA
6. Funds Transfer Credit Advice tertanggal 17 Mei 2010 (Merupakan bukti transfer bank uang
masuk dari GINH - Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0),
7. Nota Penerimaan Bank tertanggal 18 Mei 2010 (Merupakan bukti pencatatan atas
penerimaan uang masuk dari GINH),
N

8. Payment Detail Report: Single International Payment (Merupakan bukti pengeluaran uang
di Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0 untuk pelunasan pinjaman kepada Tiger Financial
Limited),
PE

9. Nota Pembayaran Bank (Merupakan bukti pencatatan atas pelunasan pinjaman kepada
Tiger Financial Limited),
10. Perhitungan Alokasi Pinjaman Godrej (Merupakan rincian alokasi penggunaan dana
pinjaman dari GINH
T

Total Pinjaman USD 8.800.000


Pengeluaran:
IA

- Pelunasan Tiger USD 8.454.976


- Operasional USD 345.024
Total pengeluaran USD 8.800.000
AR

Sisa 0
11. Detail Penerimaan Pinjaman dari Tiger dan Alokasi penggunaan Dana (Merupakan rincian
alokasi penggunaan dana pinjaman dari Tiger);

bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan


ET

keterangan sebagai berikut:

bahwa koreksi ini dilakukan karena adanya ketidakwajaran pembayaran bunga yang dilakukan
oleh Pemohon Banding;
KR

bahwa Perjanjian hutang yang dibuat tidak seperti halnya perjanjian hutang yang berlaku
umum, yaitu dalam hal tidak terdapat hubungan istimewa, dalam perjanjian tersebut tidak
mengatur apabila terjadi keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman,
SE

maka bunga pada periode selanjutnya akan dihitung berdasarkan suku bunga dikalikan dengan
pokok pinjaman ditambah bunga periode sebelumnya yang belum dibayar;

bahwa dalam proses pemeriksaan dan keberatan terkait hal permintaan peminjaman
data/catatan/dokumen dan pembahasan sengketa perpajakan, Pemohon Banding tidak
memberikan analisa kebutuhan modal kerja terkait dengan urgensi penggunaan pinjaman
tersebut;
bahwa karena sengketa ini merupakan sengketa yuridis maka Terbanding menyampaikan
pendapatnya melalui penjelasan tertulis yang terpisah dari Berita Acara Uji Bukti ini;

Menurut Pemohon Banding:

K
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya bunga pinjaman sebesar Rp6.416.044.061 dengan alasan-alasan sebagai berikut:

JA
Latar belakang pinjaman dari Godrej Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej BV")

PA
bahwa sebelum Godrej Consumer Holdings (Netherlands) B.V ("Godrej CI-IN") dan Godrej
Consumer Products (Netherlands) B.V ("Godrej CPN") menjadi pemegang saham Pemohon
Banding pada bulan Mei 2010, Pemohon Banding telah memiliki pinjaman ke Tiger Financial
Limited yang berkedudukan di Malaysia ("Tiger");

N
bahwa pada bulan Mei 2010, Godrej CHN dan Godrej CPN mengambil alih kepemilikan saham
Pemohon Banding dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd;

LA
bahwa sejalan dengan pengalihan saham tersebut dan juga merupakan persyaratan pengalihan
saham, Godrej BV mengambil alih pinjaman Pemohon Banding dari Tiger, sehingga terjadi
pergantian kreditur dari kreditur lama (Tiger) ke kreditur yang baru (Godrej BV);

DI
Tidak ada hubungan istimewa antara Tiger dan Godrej BV atau Tiger dengan Pemohon
Banding
GA
bahwa pengambilalihan pinjaman Pemohon Banding oleh Godrej BV dari Tiger dilakukan
dengan cara Godrej BV memberikan pinjaman kepada Pemohon Banding yang kemudian
digunakan untuk melunasi pinjaman dari Tiger;
N

bahwa untuk memfasilitasi pinjaman dari Godrej BV, Pemohon Banding menerbitkan Medium
Term Notes ("MTN") kepada Godrej. Berdasarkan MTN Pemohon Banding wajib membayarkan
bunga pinjaman kepada Godrej BV;
PE

bahwa dengan demikian, pinjaman dari Godrej BV pada dasarnya bukan menambah pinjaman
yang sudah ada, namun digunakan untuk melunasi pinjaman lama. Hal ini sudah Pemohon
Banding jelaskan kepada Pemeriksa;
T

bahwa Pemohon Banding tidak memahami alasan Terbanding bahwa biaya bunga pinjaman
IA

dari pemegang saham dikoreksi karena cara perhitungan bunga pinjaman tersebut yang
menurut Terbanding tidak seperti pada umumnya. Menurut Terbanding, penghitungan bunga
pinjaman dari pemegang saham harus menggunakan metode "bunga berbunga" atau
AR

"compound interest";

bahwa padahal menurut Pemohon Banding peraturan perundang-undangan perpajakan tidak


mengatur metode penghitungan bunga pinjaman dari pemegang saham. Yang ada
malahan sebaliknya, dengan persyaratan tertentu pinjaman dari pemegang saham dapat
ET

diberikan tanpa bunga (Surat Direktur Jenderal Pajak No.S-165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli
1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga);

bahwa dengan demikian dapat Pemohon Banding simpulkan bahwa koreksi yang dilakukan
KR

oleh Terbanding tanpa dasar hukum;

bahwa sehubungan dengan Pemohon Banding yang tidak mengajukan keberatan atas SKPN
Pasal 26, tidak dapat diartikan bahwa Pemohon Banding setuju dengan apa yang dilakuka»
SE

oleh Terbanding yaitu melakukan koreksi atas biaya bunga pinjaman dari pemegang saham
Pemohon Banding;

bahwa dalam konteks perpajakan Terbanding melakukan koreksi harus mempunyai dasar
hukum yang jelas, tidak boleh berdasarkan asumsi. Dari penjelasan Terbanding di atas
mengenai rasio hutang-modal (debt to equity ratio) jelas sekali bahwa koreksi biaya bunga
dilakukan tanpa dasar hukum karena sampai saat ini ketentuan debt-to-equity ratio 3:1 yang
pernah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan belum dapat diberlakukan (Keputusan Menteri
Keuangan No.254/KMK.01/1985 tanggal 8 Maret 1985 tentang Penundaan Pelaksanaan
Keputusan Menteri Keuangan No.1002/KMK.041/1984 tanggal 8 Oktober 1984 tentang
Penentuan Perbandingan Antara Hutang dan Modal Sendiri untuk Keperluan Pengenaan Pajak
Penghasilan);

K
bahwa sebagai badan usaha, Perusahaan maupun pemegang saham sudah tentu mempunyai
pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan dananya, apakah pinjaman dari pemegang saham

JA
atau dari pihak ketiga, pertimbangan ketersediaan dana, tingkat bunga, syarat pinjaman, dll;

bahwa mengenai keberadaan MTN telah Pemohon Banding jelaskan di atas bahwa MTN itu

PA
ada karena Godrej BV harus mengambil alih hutang Pemohon Banding ke Tiger. Berikut ini
rincian penggunaan hutang dari Godrej BV:

No. Keterangan Jumlah (USD)


1 Penerimaan dari Godrej 8.800.000,00

N
2 Pembayaran pokok pinjaman ke Tiger (2.227.500,00)
3 Pembayaran pokok pinjaman ke Tiger (6.032.750,00)

LA
4 Pembayaran bunga atas pokok pinjaman ke Tiger (48.330,61)
5 Pembayaran bunga atas pokok pinjaman ke Tiger (146.395,73)
Saldo yang tersisa untuk keperluan operasional 345.023,66

DI
bahwa Pemohon Banding sudah menyerahkan bukti-bukti penggunaan pinjaman pada saat
melakukan diskusi pada tanggal 17 Desember 2013, dimana diketahui bahwa penggunaan
pinjaman tersebut nyata-nyata digunakan untuk membayar pinjaman kepada Tiger dan sisanya
GA
digunakan untuk keperluan operasional Pemohon Banding;

bahwa sesuai dengan kemampuan perusahaan, Pemohon Banding baru bisa melunasi
pinjaman kepada Godrej BV tersebut pada bulan Mei 2012. Sebelum Mei 2012, Pemohon
N

Banding hanya bisa mencicil hutang bunganya saja;

bahwa untuk membuktikan kewajaran tingkat suku bunga pinjaman kepada Godrej Indonesia
PE

Netherland Holding BV, Pemohon Banding telah menyiapkan dokumen transfer pricing, dimana
di dalam bagian analisa ekonomi di dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa metode yang
digunakan unnik membuktikan kewajaran tingkat suku bunga pinjaman adalah dengan
menggunakan metode CUP;
T

bahwa berdasarkan basil analisa, disebutkan bahwa tingkat kewajaran suku bunga pinjaman
IA

pada periode tersebut adalah sebesar 9,01% - 11,16%. Dengan demikian, tingkat suku bunga
yang ditagihkan oleh Godrej Indonesia Holding BV sebesar 10.65% untuk jangka waktu 5 tahun
dan 7.54% untuk jangka waktu 3 tahun masih dalam rentang yang wajar;
AR

bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding
(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
ET

bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding dengan menggunakan dasar perbandingan hutang
dan modal sebesar 16:1 (dari total hutang) dan 12:1 (dari hutang MTN) adalah tidak ada dasar
hukumnya. Sampai saat ini belum ada ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai
perbandingan hutang dan modal dalam rangka pembebanan biaya bunga;
KR

bahwa Pemohon Banding tidak melakukan analisa kebutuhan modal kerja, yang
mempresentasikan kinerja keuangan Pemohon Banding dalam cash inflow dan cash outflow,
oleh karena:
SE

1. Pinjaman yang biaya bunganya dikoreksi oleh Terbanding semula merupakan pinjaman
Pemohon Banding dari Tiger Financial Limited (pihak ketiga) yang berkedudukan di
Malaysia (“Tiger”) yang diperoleh pada 12 Nopember 2002 yang pada saat itu pemegang
saham Pemohon Banding adalah Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd, bukan
Godrej Indonesia Netherland Holding BV (“Godrej BV”);
2. Pinjaman dari Tiger tersebut diambil alih oleh Godrej BV untuk memenuhi persyaratan
pengambilan saham Pemohon Banding dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital
Ltd oleh Godrej BV. Pengambilalihan pinjaman ini dilakukan dengan cara Godrej BV
memberikan pinjaman kepada Pemohon Banding yang kemudian Pemohon Banding
gunakan untuk melunasi pinjaman dari Tiger;

bahwa ini membuktikan bahwa pinjaman dari Godrej BV (MTN) terjadi bukan karena kebutuhan

K
Pemohon Banding, namun karena perjanjian pengambil alihan saham dari Singa Developments
Ltd dan Indovest Capital Ltd, kepada Godrej BV yang mengharuskan Godrej BV mengambil
alih pinjaman dari Tiger. Sehingga analisa kebutuhan modal kerja yang dimintakan Terbanding

JA
adalah tidak diperlukan karena pinjaman tersebut merupakan pinjaman lama yang diambil alih
oleh Godrej BV;

PA
bahwa pada saat Pemeriksaan dan Keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan
dokumen-dokumen terkait dengan pinjaman antara lain perjanjian antara Pemohon Banding
dengan Tiger, perjanjian antara Pemohon Banding dengan Godrej BV, seluruh rekening koran,
general ledger, laporan audit, bukti pembayaran bunga Godrej BV dan dokumen lainnya;

N
bahwa pada saat Uji Bukti, Pemohon Banding kembali menyampaikan dokumen terkait bunga
pinjaman dan melengkapinya dengan lebih spesifik antara lain dilengkapi dengan bukti transfer
uang masuk dari pinjaman Godrej BV tertanggal 18 Mei 2010 dan bukti pelunasan pinjaman

LA
kepada Tiger berupa payment detail report dari Deutsche Bank tanggal 18 Mei 2010. Hal ini
membuktikan bahwa pada hari yang sama dimana Pemohon Banding mendapatkan pinjaman
dari Godrej BV, langsung digunakan untuk melunasi pinjaman kepada Tiger;

DI
bahwa adalah kesimpulan yang keliru apabila Pemohon Banding tidak mengajukan akeberatan
atas SKPN PPh Pasal 26, maka dianggap setuju dengan koreksi fiskalnya. Pemohon Banding
tidak mengajukan keberatan atas SKPN PPh Pasal 26 karena secara nominal tidak berdampak
GA
terhadap Pemohon Banding;

bahwa Terbanding melakukan koreksi karena adanya ketidakwajaran pembayaran bunga yang
dilakukan oleh Pemohon Banding adalah tidak tepat karena Pemohon Banding telah
N

melakukan analisa Transfer Pricing yang telah dituangkan dalam TP Documentation.


Berdasarkan TP Documentation, disebutkan bahwa tingkat kewajaran suku bunga pinjaman
pada periode tersebut adalah sebesar 9,01%-11,16%. Dengan demikian, tingkat suku bunga
PE

yang ditagihkan oleh Godrej Indonesia Holding BV sebesar 10.65% untuk jangka waktu 5 tahun
dan 7.54% untuk jangka waktu 3 tahun masih dalam rentang yang wajar. TP Documentation
tersebut telah Pemohon Banding sampaikan pada saat keberatan;
T

Kesimpulan Akhir:
IA

bahwa koreksi Terbanding dengan menggunakan perbandingan hutang dan modal adalah tidak
relevan dan tidak ada dasar hukumnya. Pemohon Banding tidak melakukan analisa kebutuhan
modal kerja karena pinjaman tersebut merupakan pinjaman lama dari Tiger yang diambil alih
AR

oleh Godrej BV;

bahwa Pemohon Banding tidak mengajukan keberatan atas SKPN PPh Pasal 26 karena
secara nominal tidak berdampak terhadap Pemohon Banding;
ET

bahwa oleh sebab itu, koreksi bunga pinjaman sebesar Rp6.416.044.061,00 Pemohon Banding
mohon untuk dibatalkan;

bahwa demikian pendapat akhir/kesimpulan yang dapat Pemohon Banding sampaikan, semoga
KR

dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia sehingga dapat memutuskan
perkara dengan tepat dan seadil-adilnya;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
SE

diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:


1. Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Tiger Financial Ltd
dengan PT SIM tanggal 30 oktober 2002),
2. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan PT SIM tanggal 30 September 2003 (perubahan suku bunga)),
3. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan PT SIM tanggal 5 April 2004 (perubahan suku bunga)),
4. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan PT SIM tanggal 22 Desember 2008 (perubahan suku bunga)),
5. Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Godrej Indonesia Netherlands
Holding B.V (GINH) dengan PT SIM tanggal 17 Mei 2010),
6. Funds Transfer Credit Advice tertanggal 17 Mei 2010 (Merupakan bukti transfer bank uang

K
masuk dari GINH - Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0),
7. Nota Penerimaan Bank tertanggal 18 Mei 2010 (Merupakan bukti pencatatan atas
penerimaan uang masuk dari GINH),

JA
8. Payment Detail Report: Single International Payment (Merupakan bukti pengeluaran uang
di Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0 untuk pelunasan pinjaman kepada Tiger Financial
Limited),

PA
9. Nota Pembayaran Bank (Merupakan bukti pencatatan atas pelunasan pinjaman kepada
Tiger Financial Limited),
10. Perhitungan Alokasi Pinjaman Godrej (Merupakan rincian alokasi penggunaan dana
pinjaman dari GINH
Total Pinjaman USD 8.800.000

N
Pengeluaran:
- Pelunasan Tiger USD 8.454.976
- Operasional USD 345.024

LA
Total pengeluaran USD 8.800.000
Sisa 0
11. Detail Penerimaan Pinjaman dari Tiger dan Alokasi penggunaan Dana (Merupakan rincian
alokasi penggunaan dana pinjaman dari Tiger);
DI
bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:
GA
bahwa koreksi yang dilakukan oleh Terbanding tidak memiliki dasar hukum yang jelas dan
hanya berdasarkan ketidakyakinan Terbanding atas kewajaran pembayaran bunga yang
dilakukan oleh Pemohon Banding. Terbanding tidak memiliki bukti untuk melakukan koreksi;
N

bahwa Pemohon Banding tidak memahami alasan Terbanding bahwa biaya bunga pinjaman
dari pemegang saham dikoreksi karena cara perhitungan bunga pinjaman tersebut yang
menurut Terbanding tidak seperti pada umumnya. Menurut Terbanding, penghitungan bunga
PE

pinjaman dari pemegang saham harus menggunakan metode “bunga berbunga” atau
“compound interest”;

bahwa padahal menurut Pemohon Banding, peraturan perundang-undangan perpajakan tidak


T

mengatur metode penghitungan bunga pinjaman dari pemegang saham. Yang ada malahan
sebaliknya, dengan persyaratan tertentu pinjaman dari pemegang saham dapat diberikan tanpa
IA

bunga;

bahwa dengan demikian dapat Pemohon Banding simpulkan bahwa koreksi yang dilakukan
AR

oleh Terbanding tanpa dasar hukum;

bahwa pinjaman dari Godrej BV (MTN) terjadi bukan karena kebutuhan Pemohon Banding,
namun karena adanya pengambilalihan saham Pemohon Banding dari Singa Developments Ltd
dan Indovest Capital Ltd, kepada Godrej BV yang mengharuskan Godrej BV mengambil alih
ET

pinjaman dari Tiger sebagai pemberi pinjaman sebelumnya;

bahwa atas sengketa Biaya Pinjaman, Pemohon Banding akan menyampaikan penjelasan
tertulis yang terpisah dari Berita Acara Uji Bukti ini;
KR

Menurut Majelis:

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi
Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan
SE

koreksi atas Biaya Bunga sebesar Rp6.416.044.061,00 berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat
(3) dan ayat (4) serta P3B Indonesia – India karena Terbanding berpendapat pembayaran Biaya
Bunga kepada Godrej Indonesia Netherland BV merupakan Dividen karena secara substansi
biaya bunga pinjaman yang dibayarkan kepada pihak yang mempunyai afiliasi dengan
Pemohon Banding ini tidak ada eksistensinya sehingga tidak dapat dijadikan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) UU PPh;
bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak, Laporan Penelitian Keberatan dan
Penjelasan Tertulis serta Lisan yang disampaikan dalam persidangan Terbanding menjelaskan
alasan-alasan Terbanding berpendapat secara substansi biaya bunga pinjaman yang
dibayarkan Pemohon Banding kepada pihak afiliasi Godrej Indonesia Netherland BV dengan
sifat hubungan "dibawah kepemilikan yang sama (under common control)” dikendalikan oleh

K
Godrej Consumer Product Limited, India tidak ada eksistensinya sebagai berikut :

- bahwa pinjaman dari Godrej Indonesia Netherland BV digunakan untuk melunasi pinjaman

JA
sebelumnya untuk pembelian mesin baru, sparepart dan bahan baku lainnya;

- bahwa berdasarkan neraca per 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2012 dari Laporan keuangan

PA
audited KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) No.RPC2388/PSS/2012
tanggal 16 April 2012 perbandingan hutang-modal Pemohon Banding sebagai berikut:

31/03/2011 31/03/2012
Hutang MTN (hutang jangka 76.639.200.000 80.784.000.000

N
panjang)
Total Hutang 109.329.660.792 114.272.238.052

LA
Modal 7.000.000.000 7.000.000.000
Rasio Hutang MTN-Modal 11 12
Rasio Total Hutang-Modal 16 16

DI
bahwa Terbanding menyatakan bahwa perbandingan hutang-modal Pemohon Banding
sebesar 16 : 1 (dari total hutang) dan 12 : 1 (dari hutang MTN), dan beban bunga yang
dibayar perusahaan hampir sama dengan modal dasar perusahaan adalah tidak wajar.
GA
Dalam koridor kelaziman usaha/kewajaran, seharusnya yang dilakukan perusahaan adalah
meminta pemegang saham (investor) menambah setoran modal sehingga dapat dianggap
bahwa pemberian pinjaman (hutang MTN) tersebut merupakan bagian dari setoran modal;

bahwa Perjanjian hutang MTN yang dibuat tidak seperti halnya perjanjian hutang yang
N

berlaku umum, yaitu dalam hal tidak terdapat hubungan istimewa, dalam perjanjian
tersebut tidak mengatur apabila terjadi keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan
PE

bunga pinjaman, maka bunga pada periode selanjutnya akan dihitung berdasarkan suku
bunga dikalikan dengan pokok pinjaman ditambah bunga periode sebelumnya yang belum
dibayar;

bahwa Terbanding menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak mampu memberikan


T

argumentasi yang kuat dan meyakinkan akan keberadaan pinjaman MTN tersebut sangat
IA

diperlukan perusahaan karena Pemohon Banding tidak dapat memberikan analisa


kebutuhan modal kerja, yang merepresentasikan kinerja keuangan Pemohon Banding
dalam Cash inflow dan Cash outflow;
AR

- bahwa Pemohon Banding menggunakan metode Transfer Pricing: CUP dalam pembayaran
bunga kepada Godrej Indonesia Netherland Holding BV, Belanda, Namun pemohon bandng
tidak memberikanTP Document tersebut pada saat pemeriksaan pajak;
ET

- bahwa Terbanding menyatakan bahwa penjelasan Pemohon Banding yang menyebutkan


bahwa pinjaman digunakan untuk pembelian mesin baru (barang modal) adalah sesuatu
yang tidak wajar, mengingat pinjaman tersebut sewajarnya digunakan untuk modal
kerja/usaha dan terkait dengan kebutuhan pembelian barang modal yang nilainya sangat
KR

besar, dapat dilakukan melalui tambahan setoran modal sebagaimana poin a di atas;

- bahwa koreksi reklass obyek PPh Pasal 26 yang dilakukan Terbanding dari Obyek bunga
menjadi dividen dengan menerbitkan produk hukum SKPN PPh Pasal 26, Pemohon
SE

Banding tidak melakukan upaya hukum keberatan atau pengurangan/pembatalan SKP yang
tidak benar. Sehingga peneliti berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak konsisten dalam
menyikapi koreksi obyek PPh Pot/Put yang berhubungan dengan biaya fiskalnya;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi atas Biaya Bunga sebesar
Rp6.416.044.061,00 yang dibayarkan kepada Godrej Indonesia Netherland BV, Belanda
dengan alasan-alasan sebagai berikut :
Latar belakang pinjaman dari Godrej Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej BV")

bahwa sebelum Godrej Consumer Holdings (Netherlands) B.V ("Godrej CI-IN") dan Godrej
Consumer Products (Netherlands) B.V ("Godrej CPN") menjadi pemegang saham Pemohon

K
Banding pada bulan Mei 2010, Pemohon Banding telah memiliki pinjaman ke Tiger Financial
Limited yang berkedudukan di Malaysia ("Tiger");

JA
bahwa pada bulan Mei 2010, Godrej CHN dan Godrej CPN mengambil alih kepemilikan saham
Pemohon Banding dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd;

PA
bahwa sejalan dengan pengalihan saham tersebut dan juga merupakan persyaratan pengalihan
saham, Godrej BV mengambil alih pinjaman Pemohon Banding dari Tiger, sehingga terjadi
pergantian kreditur dari kreditur lama (Tiger) ke kreditur yang baru (Godrej BV);

Tidak ada hubungan istimewa antara Tiger dan Godrej BV atau Tiger dengan Pemohon

N
Banding

bahwa pengambilalihan pinjaman Pemohon Banding oleh Godrej BV dari Tiger dilakukan

LA
dengan cara Godrej BV memberikan pinjaman kepada Pemohon Banding yang kemudian
digunakan untuk melunasi pinjaman dari Tiger;

bahwa untuk memfasilitasi pinjaman dari Godrej BV, Pemohon Banding menerbitkan Medium
DI
Term Notes ("MTN") kepada Godrej. Berdasarkan MTN Pemohon Banding wajib membayarkan
bunga pinjaman kepada Godrej BV, dengan demikian pinjaman dari Godrej BV pada dasarnya
bukan menambah pinjaman yang sudah ada, namun digunakan untuk melunasi pinjaman lama;
GA
bahwa Pemohon Banding tidak sependapat dengan Terbanding bahwa penghitungan bunga
pinjaman dari pemegang saham harus menggunakan metode "bunga berbunga" atau
"compound interest" karena peraturan perundang-undangan perpajakan tidak mengatur metode
N

penghitungan bunga pinjaman dari pemegang saham malahan sebaliknya, dengan persyaratan
tertentu pinjaman dari pemegang saham dapat diberikan tanpa bunga (Surat Direktur Jenderal
Pajak No.S-165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli 1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga);
PE

koreksi yang dilakukan oleh Terbanding tanpa dasar hukum

bahwa sehubungan dengan Pemohon Banding yang tidak mengajukan keberatan atas SKPN
T

Pasal 26, tidak dapat diartikan bahwa Pemohon Banding setuju dengan apa yang dilakuka»
oleh Terbanding yaitu melakukan koreksi atas biaya bunga pinjaman dari pemegang saham
IA

Pemohon Banding;

bahwa dalam konteks perpajakan Terbanding melakukan koreksi harus mempunyai dasar
AR

hukum yang jelas, tidak boleh berdasarkan asumsi. Dari penjelasan Terbanding di atas
mengenai rasio hutang-modal (debt to equity ratio) jelas sekali bahwa koreksi biaya bunga
dilakukan tanpa dasar hukum karena sampai saat ini ketentuan debt-to-equity ratio 3:1 yang
pernah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan belum dapat diberlakukan (Keputusan Menteri
Keuangan No.254/KMK.01/1985 tanggal 8 Maret 1985 tentang Penundaan Pelaksanaan
ET

Keputusan Menteri Keuangan No.1002/KMK.041/1984 tanggal 8 Oktober 1984 tentang


Penentuan Perbandingan Antara Hutang dan Modal Sendiri untuk Keperluan Pengenaan Pajak
Penghasilan);
KR

bahwa sebagai badan usaha, Perusahaan maupun pemegang saham sudah tentu mempunyai
pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan dananya, apakah pinjaman dari pemegang saham
atau dari pihak ketiga, pertimbangan ketersediaan dana, tingkat bunga, syarat pinjaman, dll;
SE

bahwa mengenai keberadaan MTN telah Pemohon Banding jelaskan di atas bahwa MTN itu
ada karena Godrej BV harus mengambil alih hutang Pemohon Banding ke Tiger, bahwa
penggunaan pinjaman tersebut nyata-nyata digunakan untuk membayar pinjaman kepada Tiger
dan sisanya digunakan untuk keperluan operasional Pemohon Banding:

No. Keterangan Jumlah (USD)


1 Penerimaan dari Godrej 8.800.000,00
2 Pembayaran pokok pinjaman ke Tiger (2.227.500,00)
3 Pembayaran pokok pinjaman ke Tiger (6.032.750,00)
4 Pembayaran bunga atas pokok pinjaman ke Tiger (48.330,61)
5 Pembayaran bunga atas pokok pinjaman ke Tiger (146.395,73)
Saldo yang tersisa untuk keperluan operasional 345.023,66

bahwa sesuai dengan kemampuan perusahaan, Pemohon Banding baru bisa melunasi

K
pinjaman kepada Godrej BV tersebut pada bulan Mei 2012. Sebelum Mei 2012, Pemohon
Banding hanya bisa mencicil hutang bunganya saja;

JA
bahwa untuk membuktikan kewajaran tingkat suku bunga pinjaman kepada Godrej Indonesia
Netherland Holding BV, Pemohon Banding telah menyiapkan dokumen transfer pricing, dimana
di dalam bagian analisa ekonomi di dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa metode yang

PA
digunakan unnik membuktikan kewajaran tingkat suku bunga pinjaman adalah dengan
menggunakan metode CUP;

bahwa berdasarkan hasil analisa, disebutkan bahwa tingkat kewajaran suku bunga pinjaman
pada periode tersebut adalah sebesar 9,01% - 11,16%. Dengan demikian, tingkat suku bunga

N
yang ditagihkan oleh Godrej Indonesia Holding BV sebesar 10.65% untuk jangka waktu 5 tahun
dan 7.54% untuk jangka waktu 3 tahun masih dalam rentang yang wajar;

LA
bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding dengan menggunakan dasar perbandingan hutang
dan modal sebesar 16:1 (dari total hutang) dan 12:1 (dari hutang MTN) adalah tidak ada dasar
hukumnya. Sampai saat ini belum ada ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai
DI
perbandingan hutang dan modal dalam rangka pembebanan biaya bunga;

bahwa Pemohon Banding tidak melakukan analisa kebutuhan modal kerja, yang
GA
mempresentasikan kinerja keuangan Pemohon Banding dalam cash inflow dan cash outflow,
oleh karena:
1. Pinjaman yang biaya bunganya dikoreksi oleh Terbanding semula merupakan pinjaman
Pemohon Banding dari Tiger Financial Limited (pihak ketiga) yang berkedudukan di
Malaysia (“Tiger”) yang diperoleh pada 12 Nopember 2002 yang pada saat itu pemegang
N

saham Pemohon Banding adalah Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd, bukan
Godrej Indonesia Netherland Holding BV (“Godrej BV”);
PE

2. Pinjaman dari Tiger tersebut diambil alih oleh Godrej BV untuk memenuhi persyaratan
pengambilan saham Pemohon Banding dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital
Ltd oleh Godrej BV. Pengambilalihan pinjaman ini dilakukan dengan cara Godrej BV
memberikan pinjaman kepada Pemohon Banding yang kemudian Pemohon Banding
gunakan untuk melunasi pinjaman dari Tiger;
T

bahwa ini membuktikan bahwa pinjaman dari Godrej BV (MTN) terjadi bukan karena kebutuhan
IA

Pemohon Banding, namun karena perjanjian pengambil alihan saham dari Singa Developments
Ltd dan Indovest Capital Ltd, kepada Godrej BV yang mengharuskan Godrej BV mengambil
alih pinjaman dari Tiger. Sehingga analisa kebutuhan modal kerja yang dimintakan Terbanding
AR

adalah tidak diperlukan karena pinjaman tersebut merupakan pinjaman lama yang diambil alih
oleh Godrej BV;

bahwa Pemohon Banding telah melakukan analisa Transfer Pricing yang telah dituangkan
ET

dalam TP Documentation. Berdasarkan TP Documentation, disebutkan bahwa tingkat


kewajaran suku bunga pinjaman pada periode tersebut adalah sebesar 9,01%-11,16%. Dengan
demikian, tingkat suku bunga yang ditagihkan oleh Godrej Indonesia Holding BV sebesar
10.65% untuk jangka waktu 5 tahun dan 7.54% untuk jangka waktu 3 tahun masih dalam
KR

rentang yang wajar. TP Documentation tersebut telah Pemohon Banding sampaikan pada saat
keberatan;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
SE

diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:


1. Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Tiger Financial Ltd
dengan Pemohon Banding tanggal 30 Oktober 2002),
2. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan Pemohon Banding tanggal 30 September 2003 (perubahan suku bunga)),
3. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan Pemohon Banding tanggal 5 April 2004 (perubahan suku bunga)),
4. Amendment to Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian antara Tiger Financial
Ltd dengan Pemohon Banding tanggal 22 Desember 2008 (perubahan suku bunga)),
5. Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara Godrej Indonesia Netherlands
Holding B.V (GINH) dengan Pemohon Banding tanggal 17 Mei 2010),
6. Funds Transfer Credit Advice tertanggal 17 Mei 2010 (Merupakan bukti transfer bank uang
masuk dari GINH - Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0),

K
7. Nota Penerimaan Bank tertanggal 18 Mei 2010 (Merupakan bukti pencatatan atas
penerimaan uang masuk dari GINH),
8. Payment Detail Report: Single International Payment (Merupakan bukti pengeluaran uang

JA
di Deutsche Bank No rek: 0000364-05-0 untuk pelunasan pinjaman kepada Tiger Financial
Limited),
9. Nota Pembayaran Bank (Merupakan bukti pencatatan atas pelunasan pinjaman kepada

PA
Tiger Financial Limited),
10. Perhitungan Alokasi Pinjaman Godrej (Merupakan rincian alokasi penggunaan dana
pinjaman dari GINH
Total Pinjaman USD 8.800.000
Pengeluaran:

N
- Pelunasan Tiger USD 8.454.976
- Operasional USD 345.024
Total pengeluaran USD 8.800.000

LA
Sisa 0
11. Detail Penerimaan Pinjaman dari Tiger dan Alokasi penggunaan Dana (Merupakan rincian
alokasi penggunaan dana pinjaman dari Tiger);

DI
bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas Biaya Bunga
sebesar Rp6.416.044.061,00, yang dibayarkan kepada Godrej Indonesia Netherland BV
GA
sebagai berikut:

- Menurut Terbanding : tidak diyakini eksistensi dari hutang/ pinjaman yang diberikan
seharusnya diberikan dalam bentuk penyertaan modal sehingga biaya bunganya dianggap
N

sebagai Dividen terselubung dan bukan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1) UU PPh;
- Menurut Pemohon Banding : hutang/pinjaman yang diberikan dan biaya bunganya telah
PE

memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan sehingga dapat dijadikan sebagai biaya
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebagaimana diatur pada
Pasal 6 ayat (1) UU PPh;
T

bahwa hasil pemeriksaan Majelis terhadap penjelasan dan bukti-bukti yang disampaikan oleh
Pemohon Banding dan Terbanding terkait sengketa Biaya Bunga yang terdiri dari:
IA

bahwa berdasarkan pemeriksaan Medium Term Notes Agreement (Perjanjian pinjaman antara
Godrej Indonesia Netherlands Holding B.V (GINH) dengan Pemohon Banding tanggal 17 Mei
AR

2010), Funds Transfer Credit Advice tertanggal 17 Mei 2010 (Deutsche Bank No rek: 0000364-
05-0) dan Nota Penerimaan Bank tertanggal 18 Mei 2010, Pemohon Banding telah menerbitkan
surat hutang untuk investasi dan modal kerja dan menerima pinjaman sebesar USD
8.800.000,00 yang terdiri dari Seri A sejumlah USD1.760.000,00 dan Seri B sejumlah
USD7.040.000,00 dengan Tingkat bunga/tahun masing-masing sebesar 10.65% untuk jangka
ET

waktu 5 tahun dan 7.54% untuk jangka waktu 3 tahun;


bahwa berdasarkan pemeriksaan Secured Medium Term Notes Agreement (Perjanjian
pinjaman antara Tiger Financial Ltd dengan Pemohon Banding tanggal 30 Oktober 2002)
beserta amandemennya, Payment Detail Report: Single International Payment (Deutsche Bank
KR

No rek: 0000364-05-0), Nota Pembayaran Bank dan Perhitungan Alokasi Pinjaman Godrej
diketahui alokasi penggunaan dana pinjaman dari Godrej Indonesia Netherlands Holding B.V
(GINH) sebesar USD 8.800.000,00 adalah untuk pelunasan pinjaman kepada Tiger Financial
Limited sebesar USD 8.454.976,00 dan sisanya untuk operasional sebear USD 345.024;
SE

bahwa berdasarkan pemeriksaan Detail Penerimaan Pinjaman dari Tiger dan Alokasi
penggunaan Dana diketahui pinjaman dari Tiger digunakan untuk pembelian mesin baru,
sparepart dan bahan baku lainnya;

bahwa berdasarkan Transfer Pricing Memorandum Godrej Consumer Products Ltd, analisis
transaksi intercompany dalam rangka akuisisi PT Megasari Makmur Group, yang diterbitkan
pada bulan Mei 2010 sebagai berikut:

- Godrej Consumer Products Ltd yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods
(FMCG) pada tanggal 6 April 2010 mengakuisisi 100% saham PT. Megasari Makmur Group,
Indonesia (termasuk Pemohon Banding), Godrej Consumer Holdings (Netherlands) B.V

K
("Godrej CI-IN") dan Godrej Consumer Products (Netherlands) B.V ("Godrej CPN") secara
bersama memiliki saham semua anak perusahaan di Indonesia sedangkan Godrej
Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej BV") menerima pinjaman dari GCPL Mauritius

JA
dan kemudian memberikan pinjaman kepada semua anak perusahaan di Indonesia sebesar
USD %50 juta dengan jangka waktu 5 tahun yang tidak dalam posisi mampu untuk
memperoleh pinjaman berdasarkan laporan keuangannya sehingga dalam hal ini

PA
bergantung pada induk perusahaan;

- pengujian kewajaran transaksi biaya bunga pinjaman berdasarkan metode CUP dengan
pembanding eksternal dari tingkat suku bunga Obligasi Industrial AS (5 tahun)
menggunakan estimasi rating kredit Pemohon Banding sesuai rating kredit Godrej

N
Consumer Products Ltd rentang tingkat kewajaran suku bunga pinjaman pada periode
tersebut adalah sebesar 9,01% - 11,16%.

LA
bahwa berdasarkan pemeriksaan atas pembebanan pinjaman dan pembayaran biaya bunga
kepada Godrej Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej BV") tersebut di atas Majelis
berpendapat biaya bunga tidak memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan sebagai
berikut:
DI
bahwa latar belakang pinjaman yang diterima dari Godrej Indonesia Netherland Bolding BV
("Godrej BV") tidak dapat dilepaskan dari akusisi Godrej Consumer Products Ltd terhadap PT.
GA
Megasari Makmur Group (termasuk Pemohon Banding) yang antara lain persyaratan
pengambilan saham dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd maka pinjaman
Pemohon Banding dari Tiger Financial Ltd harus dilunasi tersendiri sehingga kemudia Godrej
Consumer Holdings (Netherlands) B.V ("Godrej CI-IN") dan Godrej Consumer Products
N

(Netherlands) B.V ("Godrej CPN") secara bersama memiliki saham Pemohon Banding
sedangkan Godrej Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej BV") yang menerima pinjaman
dari GCPL Mauritius memberikan pinjaman kepada Pemohon Banding untuk melunasi
PE

pinjaman Tiger Financial Ltd;

bahwa pengambilalihan saham yang dipisahkan dengan pengambilalihan pinjaman tidak


memenuhi prinsip pengusaha yang baik dan standar akuntansi yang berlaku umum yakni nilai
T

modal saham merepresentasikan nilai aktiva bersih yakni selisih lebih aktiva atas hutang, dalam
hal ini pinjaman dari Tiger Financial Ltd telah digunakan untuk membeli aktiva yang kemudian
IA

ditukar menjadi saham yang dialihkan kepada Godrej Consumer Holdings (Netherlands) B.V
("Godrej CI-IN") dan Godrej Consumer Products (Netherlands) B.V ("Godrej CPN") sementara
Pemohon Banding harus melunasi sendiri pinjaman kepada Tiger Financial Ltd hanya dilakukan
AR

pengalihan pemberi pinjamannya kepada Godrej Indonesia Netherland Bolding BV ("Godrej


BV"), Majelis berpendapat nilai aktiva tidak dapat dipisahkan mana yang dari pinjaman dan
yang dari modal sendiri untuk itu nilai pengambilalihan saham seharusnya tidak dipisahkan dari
pinjaman yang dimiliki oleh Pemohon Banding oleh karenanya pelunasan pinjaman dari Tiger
Financial Ltd seharusnya termasuk bagian dari pengambilalihan saham;
ET

bahwa pendapat Majelis tersebut di atas telah diakui oleh Pemohon Banding bahwa pinjaman
dari Godrej BV (MTN) terjadi bukan karena kebutuhan Pemohon Banding, namun karena
perjanjian pengambil alihan saham dari Singa Developments Ltd dan Indovest Capital Ltd,
KR

kepada Godrej BV yang mengharuskan Godrej BV mengambil alih pinjaman dari Tiger,
sehingga analisa kebutuhan modal kerja yang dimintakan Terbanding adalah tidak diperlukan
karena pinjaman tersebut merupakan pinjaman lama yang diambil alih oleh Godrej BV, oleh
karenanya Majelis berkesimpulan bahwa pinjaman tersebut tidak dapat diyakini
SE

eksistensi/keberadaannya oleh karenanya biaya bunga pinjaman tersebut tidak dapat dijadikan
pengurang penghasilan bruto karena layak dikelompokkan sebagai dividen terselubung;

berdasarkan kesimpulan Majelis terhadap koreksi atas pembebanan transaksi dengan pihak
afiliasinya Godrej Indonesia Netherland BV berupa biaya bunga pinjaman karena tidak
memenuhi prinsip kewajaran dan kesebandingan, dengan demikian Majelis berketetapan untuk
menolak banding Pemohon Banding atas Biaya Bunga sebesar Rp6.416.044.061,00;
6. Penyesuaian Fiskal negatif lainnya sebesar Rp3.487.985.010

Menurut Terbanding:

K
Dasar hukum:

JA
bahwa UU No.7 Tahun 1983 Sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (selanjutnya disebut dengan "UU PPh")

PA
Pasal 6 ayat (1) huruf a
Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri den bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk:biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha, antara lain angka 1 sd.9.

N
Tanggapan Terbanding:

LA
bahwa Pemohon Banding telah memberikan keterangan sebagaimana tertuang dalam BA-
113/WPJ.22/BD.0602/2013 tanggal 17 Desember 2013 dan Surat No.SIM/FAD-4/1/2014
tanggal 10 Januari 2014 sebagai berikut:

DI
bahwa biaya provisi inventory sebesar Rp3.487.985.010 merupakan koreksi negatif atas
realisasi penjualan persediaan bahan pembungkus produk yang telah usang;
GA
bahwa Dokumen/File terkait dengan bukti transaksi akun biaya dikoreksi tersebut telah
terbakar, sehingga pada saat pemeriksaan tidak diberikan namun Pemohon Bandingsudah
mendapatkan fotokopi dokumen berita acara dari divisi lain;
N

bahwa Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding untuk membuktikan


ketidakbenaran koreksi Terbanding tersebut dengan menunjukkan dokumen/data/informasi arus
uang dan arus barang berupa Kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll. Namun atas
PE

permintaan tersebut, Pemohon Banding hanya dapat memenuhi dokumen berupa invoice,
berita acara penghancuran barang, surat pernyataan dari pembeli. Dan Pemohon Banding
mengakui dalam BA-113/WPJ.22/BD.0602/2013 bahwa dokumen/data yang terkait dengan
transaksi biaya provisi penjualan tersebut telah terbakar;
T
IA

bahwa dalam surat keberatannya, Pemohon Banding menyatakan bahwa dalam koreksi negatif
tersebut tidak seluruhnya berasal dari biaya provisi persediaan namun terdapat koreksi biaya
lain yakni biaya bonus karyawan Rp185.521.434 merupakan realisasi pembayaran bonus
AR

karyawan sudah dilaporkan didalam SPT 1721 Masa Pajak Desember 2012. namun tidak
dilampiri dengan bukti/dokumen pendukungnya;

bahwa atas penjualan persediaan packaging usang/rusak, telah dilakukan pengujian kepada
pihak pembeli dengan mengirimkan surat perihal permintaan keterangan atau bukti kepada:
ET

a) Saudara Esman Pasaribu dengan surat No.S-546/WPJ.22/BD.0602/2014 tanggal 8 Juli


2014 (kempos);
b) Saudara Abbas Baesuni dengan surat No.S-547/WPJ.22/BD.060212014 tangga] 8 Juli 2014
KR

(tidak direspon);
c) Saudara Nandang Dimyati dengan surat No.S-548/WPJ.221BD.0602/2014 tanggal 8 Juli
2014 (kempos);

bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan, Pemohon Banding tidak tidak dapat menunjukkan
SE

Berita Acara Pemusnahan Barang, Bukti pembentukan cadangan persediaan yang pada tahun
pemeriksaan dijual oleh Pemohon Banding dan dasar perhitungan rencana produksi atas
produksi "yang di Slow Moving". dengan demikian bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26A
ayat (4) UU KUP yakni "Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data,
informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat
pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib
Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud
tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya";

bahwa dalam sidang tanggal 29 September 2015, Terbanding menyerahkan Surat Nomor: S-
5337/PJ.07/2015 tanggal 23 September 2015 perihal Kesimpulan Akhir sehubungan dengan
Sidang Banding atas KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014 yang pada

K
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

NO KOREKSI SENGKETA

JA
1 HARGA POKOK PENJUALAN SEBESAR Rp5.118.354.889 Pembuktian
A. Koreksi Pembelian Bahan baku/ Pengemas Sebesar Rp21.202.800
B. Koreksi biaya transportasi Sebesar Rp5.097.152.089
2 BIAYA USAHA

PA
A. Koreksi Biaya Royalti sebesar Rp5.038.235.793 terdiri dari :
Biaya Royalti Rp3.358.823.861 dan Yuridis
Biaya technical know how sebesar Rp1.679.411.932 Yuridis
B. Koreksi Biaya Lainnya terdiri dari : Pembuktian
Koreksi biaya kitchen sebesar Rp119.565.496 dan
Koreksi biaya miscellaneous sebesar Rp29.777.856

N
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN Rp6.416.044.061 Yuridis
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA Rp3.487.985.010 Pembuktian
A. Biaya provisi Persediaan Rp3.302.463.578

LA
B. Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan diketahui bahwa:


1. Atas Sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga

kesimpulan akhir ini;


DI
Pinjaman merupakan sengketa yuridis dan pendapat Terbanding dijelaskan dalam

2. Atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
GA
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian dimana pendapat Terbanding
secara keseluruhan telah terinci dalam Berita Acara Uji Kebenaran Materi;

Pendapat Terbanding atas Sengketa Pembuktian


N

bahwa Terbanding berpendapat secara keseluruhan atas sengketa pembuktian ini sebagai
berikut:
PE

bahwa berdasarkan kronologis pemeriksaan diketahui bahwa pada awal pemeriksaan


dilakukan Terbanding telah meminta data dan dokumen namun sampai dengan Laporan
Pemeriksaan data dan dokumen yang diminta tidak diberikan oleh Terbanding. Kronologis
T

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Bukti Terlampir):


IA

Tanggal Keterangan
27 Juli 2012 SP2 Nomor PRIN-00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterbitkan
4 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Nomor: PEMB-
00095/WPJ.22/KP.0705/RIK.SIS/2012 diterima oleh Chandra Winata
AR

4 Oktober 2012 Terbanding Menyampaikan Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen dengan S-
637/WPJ.22/KP.0705/2012 tanggal 4 Oktober 2012
15 Oktober 2012 Terbanding menyampaikan Peringatan karena Pemohon Banding hanya meminjamkan
sebagian dokumen dengan surat nomor S-708/WPJ.22/KP.0700/2012 tanggal 15 Oktober
2012
ET

29 April 2013 Terbanding menyampaikan Peringatan II karena Pemohon Banding hanya meminjamkan
sebagian dokumen dengan surat nomor S-355/WPJ.22/KP.0700/2013 tangal 29 April 2013
1 Mei 2013 Terbanding menyampaikan Permintaan Tambahan Data dan Dokumen dalam Rangka
Pemeriksaan Pajak dengan surat Nomor S-371/WPJ.22/KP.07000/2013 tanggal 1 Mei 2013
6 Mei 2013 Terbanding menyampai SPHP Nomor PEM-119/WPJ.22/KP.0700/2013 kepada Pemohon
KR

Banding
17 Mei 2013 Terbanding dan Pemohon Banding menandatangani Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
23 Mei 2013 Terbanding menerbitkan SKPKB Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013

bahwa berdasarkan kronologis di atas dapat dilihat bahwa pemberitahuan pemeriksaan telah
SE

dimulai tanggal 4 Oktober 2012 dan permintaan dokumen juga sejak 4 Oktober 2012;

bahwa tanggal 15 Oktober 2012 telah dibuat peringatan I (pertama) dan tanggal 29 April 2013
telah dibuat peringatan II (kedua) karena Pemohon Banding hanya menyampaikan sebagian
data;

bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak dapat menyerahkan data arus barang dengan
musibah kebakaran tanggal 4 April 2013 dengan surat keterangan kepolisian tanggal 30 April
2013;

bahwa dari kronologis tersebut dapat dilihat, bahwa Pemohon Banding mempunyai cukup
waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta yakni permintaan tanggal 4 dan 15

K
Oktober 2012 dan berdasarkan surat keterangan kepolisiian Gudang terbakar tanggal 4 April
2013;

JA
bahwa dari kronologis di atas dapat dilihat bahwa Pemohon Banding untuk memenuhi
peminjaman dokumen dengan alasan kebakaran tidak dapat diterima;

PA
bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang menyebutkan:
"Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan,
catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam

N
penyelesaian keberatannya".

bahwa berdasarkan fakta sebagaimana dijelaskan di atas dan sesuai ketentuan Pasal 26A ayat

LA
(4) UU KUP, Terbanding berpendapat bahwa data yang diajukan dalam proses uji bukti namun
dalam pemeriksaan tidak pernah diberikan oleh Pemohon Banding tidak dapat dipertimbangkan
dan Terbanding tetap berkesimpulan untuk tetap mempertahankan semua koreksi yang
tercantum di atas;

Kesimpulan
DI
GA
bahwa atas sengketa Biaya Usaha (Biaya Royalti dan Technical Know How) dan Biaya Bunga
Pinjaman yang merupakan sengketa yuridis tidak dapat dibuktikan eksistensinya sehingga
dilakukan koreksi menjadi ”nihil”. Sedangkan atas pembayaran kepada pihak GCPL sebagai
pihak afiliasi yang masih dalam penguasaan satu group dengan pemegang saham Pemohon
N

Banding Terbanding lakukan reklasifikasi menjadi Deviden sebagai koreksi obyek DPP PPh
Pasal 26 sudah tepat dilakukan karena atas SKPN PPh Pasal 26 sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (In Kracht). Dengan demikian koreksi yang dilakukan sudah tepat;
PE

bahwa atas sengketa Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha (Biaya Lainnya) dan Penyesuaian
Fiskal Negatif lainnya merupakan sengketa pembuktian tidak dapat dipertimbangkan
dokumennya mengingat dalam pemeriksaan dokumen dimaksud tidak pernah disampaikan
T

oleh Pemohon Banding sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) UU KUP. Dengan demikian koreksi
yang dilakukan sudah tepat;
IA

bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014


diterbitkan berdasarkan kuasa Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
AR

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;

Usul
ET

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Majelis Hakim Pengadilan
Pajak untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding dan tetap mempertahankan
Keputusan Terbanding Nomor KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014
KR

tentang Keberatan atas SKPKB PPh Pasal 25 Badan Nomor 00017/206/11/431/13 tanggal 23
Mei 2013;

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
SE

diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:

a. Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00, bukti yang diperiksa:


1. Summary Movement Provisi Inventory (Merupakan detail movement provisi),
2. Catatan atas Laporan Keuangan - Persediaan hal 34 (Audit Report 2011) (Merupakan
bukti bahwa nilai penyisihan persediaan telah berkurang),
3. SPT Badan Tahun 2008 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),
4. SPT Badan Tahun 2009 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),
5. SPT Badan Tahun 2010 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),

K
6. SKP PPh Badan 2008 & 2009 (Bukti Bahwa SPT PPh Badan telah di periksa);,

b. Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00, bukti yang diperiksa:

JA
1. Summary Movement Provisi Bonus (Merupakan detail provisi bonus),
2. GL pencatatan provisi Bonus (Merupakan bukti bahwa provisi telah dicatat pada
pembukuan yang telah diAudit);

PA
bahwa berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan Terbanding, Terbanding memberikan
keterangan sebagai berikut:

bahwa Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding untuk membuktikan

N
ketidakbenaran koreksi pemeriksa tersebut dengan menunjukkan dokumen/data/informasi arus
uang dan arus barang berupa Kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll. Namun atas
permintaan tersebut, Pemohon Banding hanya dapat memenuhi dokumen berupa invoice,

LA
berita acara penghancuran barang, surat pernyataan dari pembeli. Dan Pemohon Banding
mengakui dalam BA-113/WPJ.22/BD.0602/2013 bahwa dokumen/data yang terkait dengan
transaksi biaya provisi penjualan tersebut telah terbakar;

DI
bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa dalam koreksi negatif tersebut tidak seluruhnya
berasal dari biaya provisi persediaan namun terdapat koreksi biaya lain yakni biaya bonus
karyawan Rp185.521.434,00 merupakan realisasi pembayaran bonus karyawan sudah
GA
dilaporkan didalam SPT 1721 Masa Pajak Desember 2012. Namun tidak dilampiri dengan
bukti/dokumen pendukungnya karena hanya melampirkan dokumen berupa penghitungan
realisai bonus tersebut. Atas hal ini Terbanding tidak dapat meyakini kebenaran pembuktian
alasan Pemohon Banding;
N

bahwa fakta pembuktian yang dilakukan oleh Terbanding pada saat proses keberatan untuk
membuktikan dokumen penjualan kepada pembeli scrap inventory Pemohon Banding diketahui
PE

sebagai berikut:

bahwa atas penjualan persediaan packaging usang/rusak, telah dilakukan pengujian kepada
pihak pembeli dengan mengirimkan surat perihal permintaan keterangan atau bukti kepada:
T

a) Saudara Esman Pasaribu dengan surat No.S-546/WPJ.22/BD.0602/2014 tanggal 8 Juli


2014 (kempos);
IA

b) Saudara Abbas Baesuni dengan surat No.S-547/WPJ.22/BD.0602/2014 tanggal 8 Juli 2014


(tidak direspon);
c) Saudara Nandang Dimyati dengan surat No.S-548/WPJ.22/BD.0602/2014 tanggal 8 Juli
AR

2014 (kempos);

bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan, Pemohon Banding tidak tidak dapat menunjukkan
Berita Acara Pemusnahan Barang, Bukti pembentukan cadangan persediaan yang pada tahun
pemeriksaan dijual oleh Wajib Pajak dan dasar perhitungan rencana produksi atas produksi
ET

"yang di Slow Moving", dengan demikian bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU
KUP yakni "Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau
keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain
data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga,
KR

pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan
dalam penyelesaian keberatannya";

bahwa berdasarkan fakta di atas maka Terbanding berpendapat bahwa Koreksi Sengketa
SE

penyesuaian fiskal negatif lainnya sebesar Rp3.487.985.010,00 ini tetap dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding:

a. Biaya provisi persediaan sebesar Rp3.302.463.578


Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas biaya
provisi persediaan sebesar Rp3.302.463.578 dengan alasan-alasan sebagai berikut:

bahwa sampai dengan tahun 2008, Pemohon Banding mempunyai produk dengan merk
"Turbo" yang terjual sangat pesat. Sehingga pada saat itu Pemohon Banding menyiapkan

K
packaging yang akan dipergunakan untuk produk "Turbo" tersebut dengan estimasi
pertumbuhan yang tinggi. Namun Pemohon Banding terlalu agresif merencanakan penjualan
produk "Turbo" ini karena ternyata setelah tahun 2008, penjualannya menurun tajam;

JA
bahwa Packaging "Turbo" yang disimpan selama kurang 4 tahun (2008-2011) dijual sebagai
scrap pada tahun 2011 kepada pengulak (pihak ketiga);

PA
bahwa kemasan yang tidak terpakai selama kurang 4 tahun tersebut sudah tentu dalam kondisi
yang tidak layak digunakan sebagai pembungkus produk makanan karena tidak terpakai sejak
tahun 2008. Disamping itu, pembeli kemasan tersebut juga telah memberikan pernyataan
bahwa kemasan tersebut tidak akan digunakan lagi dalam keadaan utuh sehingga kemasan

N
tidak disalahgunakan oleh pembeli;

bahwa mengenai alasan Terbanding bahwa Pemohon Banding telah membayar royalty atas

LA
merk yang terdapat di Packaging tesebut, hal ini tidak benar. Pemohon Banding membayar
royalty berdasarkan jumlah penjualan produk Pemohon Banding, bukan berdasarkan
banyaknya merk yang dipergunakan (ditempelkan) di Packaging tersebut;

DI
bahwa laporan keuangan Pemohon Banding disusun berdasarkan metode akrual sehingga
Pemohon Banding diwajibkan untuk membentuk provisi atas penurunan nilai persediaan. Hal ini
telah dijelaskan Laporan Akuntan Publik Tahun 2011;
GA
bahwa atas biaya provisi penurunan nilai persediaan, Pemohon Banding telah melakukan
koreksi fiskal sesuai dengan ketentuan dalam UU PPh Pasal 9 ayat 1c.
N

bahwa koreksi negatif biaya provisi persediaan sebesar Rp3.487.985.010 merupakan realisasi
atas penjualan persediaan yang sudah usang, dimana pada tahun sebelumnya sudah Pemohon
Banding lakukan koreksi positif;
PE

bahwa Pemohon Banding telah menerbitkan faktur pajak atas penjualan kemasan dan telah
dilaporkan pada SPT Masa PPN masa pajak Juli 2011, Agustus 2011, Desember 2011 dan
Januari 2012;
T

bahwa Pemohon Banding sudah memberikan dokumen pendukung berupa Berita Acara
Pemusnahan Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, invoice serta surat jalan yang
IA

menyebutkan bahwa barang kemasan tersebut benar-benar dimusnahkan dan tidak digunakan
kembali. Lebih lanjut, atas penjualan tersebut sudah Pemohon Banding terbitkan faktur pajak
dan sudah Pemohon Banding laporkan di dalam SPT Masa PPN;
AR

b. Koreksi biaya bonus karyawan sebesar Rp185.521.434

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya bonus karyawan sebesar Rp185.521.434 dengan alasan bahwa koreksi tersebut
ET

merupakan realisasi atas pembayaran bonus karyawan yang sudah Pemohon Banding
laporkan di dalam SPT PPh Pasal 21 masa pajak Desember 2012;

bahwa pada persidangan tanggal 30 Juni 2015 Pemohon Banding menyerahkan Kronologis
KR

Sengketa Pajak yang pada pokoknya menyatakan hal sebagai berikut:

bahwa dengan ini Pemohon Banding menyampaikan penjelasan musibah kebakaran sebagai
berikut:
SE

bahwa tanggal 4 April 2013 sekitar pukul 03.15 WIB, telah terjadi musibah kebakaran yang
menimpa bangunan yang beralamat di Jalan Pancasila IV RT.02 RW.13 Cicadas, Gunung Putri,
Bogor yang dipergunakan oleh Pemohon Banding sebagai tempat penyimpanan dokumen;

bahwa pada tanggal 22 April 2013 NY. PROKLAMARWATI, SH, S.PN melaporkan peristiwa
kebakaran tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Gunung Putri;
bahwa tanggal 25 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan”, yang berisi pemberitahuan akan
dilakukan penyelidikan;

K
bahwa pada tanggal 30 April 2013, Kepolisian Sektor Gunung Putri mengeluarkan surat perihal
“Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)” dengan surat Nomor
B/576/IV/2013/ Reskrim beserta lampirannya;

JA
bahwa Lampiran SP2HP memuat jenis dokumen dan barang milik Pemohon Banding yang
dinyatakan “TERBAKAR” oleh pihak Kepolisian dengan rincian:

PA
D O K U M EN Y A N G TERBA K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 La p o ra n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s/d 201 2
2 V o u ch e r P e n e rim a a n d a n P e n g e lu a ra n C a s h & B a n k B e s e rta P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s/d 201 2
3 F a k tu r P e n ju a la n , F a k tu r P a ja k K e lu a ra n d a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s/d 201 2
4 F a k tu r P e m b e lia n , F a k tu r P a ja k M a s u k a n D a n R e tu r, F a k tu r la in -la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s/d 201 2
5 S P M P P h 1 5 ,2 1 ,2 3 ,2 5 D a n F in a l B e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s/d 200 9
6 S P M P p n b e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s/d 200 9

N
7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e rta La m p ira n 2 0 0 5 s/d 200 9
8 R e k e n in g K o ra n B a n k s e rta R e k o n s ilia s i B a n k 2 0 0 8 s/d 201 1
9 K a rtu H u ta n g 2 0 0 8 s/d 201 2
1 0 K a rtu P iu ta n g 2 0 0 8 s/d 201 2

LA
1 1 K a rtu S to ck 2 0 0 8 s/d 201 2
12 B u ku K as 2 0 0 8 s/d 201 2
13 B u ku B an k 2 0 0 8 s/d 201 2
1 4 D a ta La p o ra n P ro d u k s i B u la n a n 2 0 0 8 s/d 201 2
1 5 D a ta La p o ra n S to ck O p n a m e 2 0 0 8 s/d 201 2
1 6 A ll D a ta P T S im b a (P a s u ru a n -S u ra b a y a ) 2 0 0 5 s/d 200 9
1 7 D o k u m e n E k s p o rt/ Im p o rt 2 0 0 5 s/d 201 9
1 8 D a ta P a ja k , S u ra t-s u ra t P a ja k & D a ta La in -la in
1 9 T a n d a T e rim a S u ra t P P h - 2 3 / 2 6
2 0 D o k u m e n S u ra t Ja la n / D e liv e ry O rd e r (D O )
2 1 D o k u m e n P u rch a s e O rd e r (P O )
2 2 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g
2 3 B o n P e m a k a ia n B a ra n g
DI 2
2
2
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
6
3
8
8
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
201
201
201
201
201
201
1
1
2
2
2
2
GA
2 4 B o n S e ra h T e rim a B a ra n g 2 0 0 8 s/d 201 2
2 5 La p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 5 s/d 201 2
2 6 S e llin g P rice P ro p o s a l 2 0 0 5 s/d 201 2

P ER A LA TA N Y A N G TER B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 a c S p lit N a tio n a l 1 P K 4
2 A C S p lit M its ib is h i 1 P K 1
N

3 U P S P ascal 3
4 M o n ito r LC D 1 7 " S a m s u n g 4

P E R S E D IA A N Y A N G T E R B A K A R
PE

N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 P o ta to B ite s S e a S a lt 1 0 x 8 0 g 89 k a n to n g

D O K U M E N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 L a p o ra n K e u a n g a n d a n P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 V o u c h e r P e n e rim a a n d a n P e n g e lu a ra n C a s h & B a n k B e s e rta P e n d u k u n g n y a 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
T

3 F a k tu r P e n ju a la n , F a k tu r P a ja k K e lu a ra n d a n R e tu r, F a k tu r la in - la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
4 F a k tu r P e m b e lia n , F a k tu r P a ja k M a s u k a n D a n R e tu r, F a k tu r la in - la in & b u k ti p e n d u k u n g n y a 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
5 S P M P P h 1 5 ,2 1 ,2 3 ,2 5 D a n F in a l B e s e rta L a m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
6 S P M P p n b e s e rta L a m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
IA

7 S P T T a h u n a n P P h 2 1 D a n B a d a n B e s e rta L a m p ira n 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
8 R e k e n in g K o ra n B a n k s e rta R e k o n s ilia s i B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 1
9 K a rtu H u ta n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 0 K a rtu P iu ta n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 1 K a rtu S to c k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 2 B u k u K a s 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 3 B u k u B a n k 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
AR

1 4 D a ta L a p o ra n P ro d u k s i B u la n a n 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 5 D a ta L a p o ra n S to c k O p n a m e 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
1 6 A ll D a ta P T S im b a ( P a s u ru a n - S u ra b a y a ) 2 0 0 5 s / d 2 0 0 9
1 7 D o k u m e n E k s p o rt/ Im p o rt 2 0 0 5 s / d 2 0 1 9
1 8 D a ta P a ja k , S u ra t- s u ra t P a ja k & D a ta L a in - la in 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
1 9 T a n d a T e rim a S u ra t P P h - 2 3 / 2 6 2 0 0 5 s / d 2 0 1 1
2 0 D o k u m e n S u ra t J a la n / D e liv e ry O rd e r ( D O ) 2 0 0 6 s / d 2 0 1 2
2 1 D o k u m e n P u rc h a s e O rd e r ( P O ) 2 0 0 3 s / d 2 0 1 2
2 2 L a p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 3 B o n P e m a k a ia n B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
ET

2 4 B o n S e ra h T e rim a B a ra n g 2 0 0 8 s / d 2 0 1 2
2 5 L a p o ra n P e n e rim a a n B a ra n g 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2
2 6 S e llin g P ric e P ro p o s a l 2 0 0 5 s / d 2 0 1 2

P E R A L A T A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 a c S p lit N a tio n a l 1 P K 4
2 A C S p lit M its ib is h i 1 P K 1
3 U P S P a s c a l 3
KR

4 M o n ito r L C D 1 7 " S a m s u n g 4

P E R S E D IA A N Y A N G T E R B A K A R
N o N a m a B a ra n g Ju m la h
1 P o ta to B ite s S e a S a lt 1 0 x 8 0 g 8 9 k a n to n g

bahwa Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar pada tanggal 27 Juni 2013 menerbitkan
SE

Surat Keterangan Nomor: SKET/B/1640/VI/2013/DIT RESKRIMUM yang menyatakan sebagai


berikut:
“Kesimpulan hasil penyelidikan dan penyidikan, bahwa dalam peristiwa kebakaran tersebut
tidak ditemukan adanya bukti-bukti yang mengarah kepada unsur perbuatan melawan hukum”.

bahwa berhubung dokumen sebagaimana di atas telah terbakar, maka dalam proses
pemeriksaan Pemohon Banding tidak dapat memenuhi beberapa dokumen yang diminta oleh
Terbanding;

bahwa Pemohon Banding telah menyerahkan Pembukuan (General Ledger) dan beberapa
dokumen lain sebelum dan sesudah musibah kebakaran terjadi;

K
bahwa seyogyanya Terbanding dapat memanfaatkan serta melakukan pemeriksaan
berdasarkan beberapa dokumen yang diserahkan dan tidak semata-mata melakukan koreksi
hanya didasarkan pada ketidaktersedian dokumen yang diakibatkan oleh musibah kebakaran;

JA
bahwa mohon Majelis Hakim yang mulia dapat mempertimbangkan musibah kebakaran yang
Pemohon Banding alami dalam memutus sengketa pajak ini;

PA
bahwa dalam sidang tanggal 18 Agustus 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat Nomor:
SIM/FAD-001/VIII/2015 tanggal 18 Agustus 2015 perihal Penjelasan mengenai Back-up
System, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

N
bahwa sehubungan dengan permintaan Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 Agustus
2015 agar Pemohon Banding memberikan penjelasan mengenai back-up system, maka

LA
dengan ini Pemohon Banding menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

bahwa sebelum Pemohon Banding diakuisisi oleh Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V
dan Godrej Consumer Products (Netherland) B.V pada tanggal 17 Mei 2010, Pemohon
DI
Banding hanya menggunakan sistem yang dibuat sendiri oleh internal IT Pemohon Banding (in-
house system). In-house system tersebut terdiri dari sistem GL untuk accounting, sistem
costing untuk produksi & accounting dan sistem inventory yang masing-masing berdiri sendiri
GA
(tidak terintegrasi) sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan, bagian accounting harus
menggabungkannya secara manual menggunakan aplikasi excel;

bahwa sistem tersebut di-back-up secara internal di server IT Pemohon Banding, namun
N

Pemohon Banding tidak melakukan back-up atas data-data seperti sales order, faktur
penjualan, faktur pajak, purchase order, faktur pembelian, dsb. Data-data yang di-back-up oleh
Pemohon Banding hanya terbatas pada dokumen-dokumen berupa akta notaris, perjanjian dan
PE

rekening koran;

bahwa setelah Godrej Consumer Holdings (Netherland) B.V dan Godrej Consumer Products
(Netherland) B.V mengakuisisi Pemohon Banding pada tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan
T

bulan Desember 2011, Godrej lebih banyak melakukan pembenahan SOP bagian produksi dan
pengembangan sales antara lain dengan pengembangan produk baru. Sementara untuk
IA

bagian IT, Godrej hanya melakukan perubahan server email dari internal menjadi windows
Cloud server yang memungkinkan email bisa diakses dari luar kantor;
AR

bahwa pada awal tahun 2012, Godrej mulai melakukan analisa terhadap sistem IT yang
digunakan karena adanya tuntutan penyeragaman deadline untuk menyampaikan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan Godrej, termasuk perusahaan Pemohon Banding. Oleh
karena itu, Godrej merencanakan untuk menerapkan ERP system (SAP) dengan server yang
terpusat di India dan penerapan Document Management Storage (DMS) yaitu melakukan
ET

penyimpanan semua dokumen penting dalam bentuk softcopy dan disimpan di server yang
terpusat di PT. Megasari Makmur yang juga merupakan anak perusahaan Godrej;

bahwa pada bulan Juni 2012, Pemohon Banding mulai menerapkan DMS yang terbatas pada
KR

scanning dokumen-dokumen seperti akta notaris, perjanjian dan rekening koran, tidak termasuk
dokumen-dokumen transaksi keuangan seperti faktur penjualan, faktur pajak, faktur pembelian,
kuitansi, surat jalan, dsb;
SE

bahwa dalam prakteknya, sangat sulit untuk melakukan scan/copy semua dokumen transaksi
keuangan, seperti sales order, faktur penjualan, purchase order, faktur pembelian, kuitansi, dll,
mengingat jumlah dokumen yang harus di-scan/di-copy sangatlah banyak jumlahnya. Sehingga
scan/copy yang dilakukan oleh Pemohon Banding hanya terbatas pada akta notaris, perjanjian
dan rekening koran. Selain daripada itu, sebagai alat bukti dalam proses
pemeriksaan/keberatan/banding, dokumen yang diterima hanya berupa dokumen asli, dengan
demikian scan/copy dokumen menjadi tidak ada manfaatnya;
bahwa bulan Juli 2012, Surat Perintah Pemeriksaan Pajak diterbitkan oleh KPP Madya Bekasi
untuk seluruh jenis pajak Pemohon Banding. Pemohon Banding berusaha menyampaikan
semua dokumen yang diminta oleh Pemeriksa dan dimiliki oleh Pemohon Banding;

K
bahwa pada tanggal 21 Maret 2013, Pemohon Banding diakuisisi oleh Chinensis SDN Bhd dan
Chinensis Ltd. Pemegang saham baru memutuskan untuk tidak menggunakan SAP dan
memilih untuk menggunakan server lain;

JA
bahwa seperti telah Pemohon Banding sampaikan kepada Majelis Hakin, musibah kebakaran
telah menghanguskan gudang yang disewa oleh Pemohon Banding untuk menyimpan

PA
dokumen-dokumen Pemohon Banding, sehingga Pemohon Banding kesulitan untuk
menyampaikan dokumen asli kepada Terbanding dan Majelis Hakim;

bahwa musibah kebakaran merupakan kejadian yang tidak dapat Pemohon Banding hindari
dan berada di luar kekuasaan (force majeure) yang tidak dapat dikontrol oleh Pemohon

N
Banding. Upaya Pemohon Banding untuk melakukan scan/copy dokumen tidak semata-mata
dapat mengatasi keperluan pembuktian dalam pemeriksaan/keberatan/banding karena jumlah
dokumen yang di-scan/di-copy sangat terbatas dan yang lebih dibutuhkan adalah dokumen asli;

LA
bahwa dalam sidang tanggal 15 September 2015, Pemohon Banding menyerahkan Surat
Nomor: SIM/FAD-1/IX/2015 tanggal 14 September 2015 perihal Pernyataan Akhir Banding
(Clossing Statement), yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
DI
bahwa koreksi penyesuaian fiskal negatif lainnya sebesar Rp3.487.985.010,00 terdiri dari:
GA
a. Koreksi Biaya Provisi Persediaan Rp3.302.463.578,00

bahwa pada tahun 2008 Pemohon Banding membentuk cadangan persediaan akibat turunnya
penjualan produk “Turbo” secara signifikan. Pada saat pembentukan cadangan di tahun 2008,
N

Pemohon Banding telah melakukan koreksi positif pada SPT PPh Badan Tahun 2008;

bahwa pada tahun 2011, Pemohon Banding melakukan penjualan persediaan yang sudah
PE

usang (berupa kemasan produk berbahan dasar plastik). Dengan demikian biaya provisi
persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00 Pemohon Banding lakukan koreksi negatif pada SPT
PPh Badan Tahun 2011 karena provisi tersebut sebelumnya telah kami lakukan koreksi positif
pada SPT PPh Badan Tahun 2008;
T

bahwa yang menjadi dasar koreksi Terbanding adalah Pemohon Banding tidak dapat
IA

menunjukkan Berita Acara Pemusnahan Barang, Bukti Pembentukan Cadangan Persediaan


yang pada tahun pemeriksaan dijual oleh Wajib Pajak dan dasar perhitungan rencana produksi
atas produk “yang di-slow moving”;
AR

bahwa pada saat Pemeriksaan Pemohon Banding telah menyerahkan surat pernyataan dari
pembeli packaging tersebut, bahwa packaging tersebut tidak akan digunakan dalam keadaan
utuh tetapi Terbanding tetap mempertahankan koreksinya;
ET

bahwa pada saat Keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen pendukung atas
realisasi penjualan persediaan yang sudah usang tersebut berupa Berita Acara Pemusnahan
Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, invoice serta surat jalan yang menyebutkan bahwa
barang kemasan tersebut benar-benar dimusnahkan dan tidak digunakan kembali serta faktur
KR

pajak dan SPT Masa PPN dimana atas penjualan tersebut sudah Pemohon Banding terbitkan
faktur pajak dan sudah Pemohon Banding laporkan di dalam SPT Masa PPN, tetapi Terbanding
tetap mempertahankan koreksinya dengan alasan dokumen yang tidak diserahkan pada saat
pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan saat keberatan;
SE

bahwa pada saat Uji Bukti, Pemohon Banding menyerahkan dokumen pendukung berupa:
1. Summary Movement Provisi Inventory,
2. Laporan Audit,
3. SPT Badan Tahun Pajak 2008, 2009, 2010 untuk membuktikan bahwa pembentukan
cadangan telah dikoreksi fiscal positif.
4. SKP PPh Badan Tahun Pajak 2008 dan
5. Faktur Pajak yang membuktikan realisasi penjualan barang usang benar-benar terjadi

Kesimpulan Akhir:

bahwa berdasarkan dokumen yang telah Pemohon Banding serahkan, baik pada saat

K
Pemeriksaan, Keberatan, maupun saat Uji Kebenaran Bukti, dapat disimpulkan bahwa koreksi
negatif yang Pemohon Banding lakukan terhadap biaya provisi persediaan telah sesuai dengan
aturan yang berlaku, oleh sebab itu, Pemohon Banding mohon koreksi terhadap biaya provisi

JA
persediaan yang dilakukan oleh Terbanding dapat dibatalkan;

b. Koreksi Biaya Bonus Karyawan Rp185.521.434,00

PA
bahwa koreksi negatif atas Biaya Bonus Karyawan adalah selisih lebih dari jumlah realisasi
pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan provisi pada tahun berjalan dengan
rincian sebagai berikut:
Keterangan Komersial Koreksi Fiskal SPT

N
Saldo Awal April '11 (953.764.188)
Realisasi Provisi 1.180.384.692 (1.180.384.692) -

LA
226.620.504
Tambahan Provisi
Turbo (918.413.278)
Cereal (76.449.980)
(994.863.258)
DI
994.863.258 -
GA
Saldo Akhir Maret'12 (768.242.754)
Koreksi Fiskal Neto (Negatif) (185.521.434) (185.521.434)

bahwa atas realisasi tersebut telah Pemohon Banding laporkan pada SPT PPh Pasal 21 Masa
N

Desember Tahun 2012, Pemohon Banding juga telah menyerahkan general ledger accrued
Bonus dan THR untuk membuktikan bahwa provisi telah dicatat pada pembukuan Pemohon
PE

Banding. Oleh sebab itu koreksi Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00 Pemohon
Banding mohon dibatalkan;
bahwa demikian pendapat akhir/kesimpulan yang dapat Pemohon Banding sampaikan, semoga
dapat menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia sehingga dapat memutuskan
perkara dengan tepat dan seadil-adilnya;
T
IA

bahwa dalam persidangan telah dilakukan penelitian bersama atas bukti-bukti yang
diperlihatkan oleh Pemohon Banding yang terdiri dari:
AR

a. Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00, bukti yang diperiksa:


1. Summary Movement Provisi Inventory (Merupakan detail movement provisi),
2. Catatan atas Laporan Keuangan - Persediaan hal 34 (Audit Report 2011) (Merupakan
bukti bahwa nilai penyisihan persediaan telah berkurang),
3. SPT Badan Tahun 2008 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
ET

koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),


4. SPT Badan Tahun 2009 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),
5. SPT Badan Tahun 2010 (Merupakan bukti bahwa Pemohon Banding telah melakukan
KR

koreksi positif atas pencadangan nilai persediaan),


6. SKP PPh Badan 2008 & 2009 (Bukti Bahwa SPT PPh Badan telah di periksa);,
SE

b. Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00, bukti yang diperiksa:


1. Summary Movement Provisi Bonus (Merupakan detail provisi bonus),
2. GL pencatatan provisi Bonus (Merupakan bukti bahwa provisi telah dicatat pada
pembukuan yang telah diAudit);

bahwa Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut:


bahwa Pemohon Banding telah memberikan dokumen pendukung berupa Berita Acara
Pemusnahan Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, Invoice serta Surat Jalan yang
menyebutkan bahwa barang kemasan tersebut benar-benar dimusnahkan dan tidak akan
digunakan kembali. Lebih lanjut, atas penjualan tersebut sudah Pemohon Banding terbitkan
faktur pajak dan sudah Pemohon Banding laporkan di dalam SPT Masa PPN;

K
bahwa terkait dokumen yang tidak dapat ditunjukkan oleh Pemohon Banding, telah Pemohon
Banding jelaskan sebelumnya dalam surat penjelasan terkait musibah kebakaran, yang pada

JA
intinya bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi merupakan peristiwa di luar kekuasaan
Pemohon Banding dan tidak ditemukan adanya unsur-unsur kesengajaan atau perbuatan
melawan hukum sebagaimana diatur pada Pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.74 Tahun

PA
2011, yang berbunyi sebagai berikut: "Keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. bencana alam;
b. kebakaran;
c. huru-hara/kerusuhan massal;

N
d. diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar yang tertera dalam surat ketetapan pajak berubah, kecuali Surat
Keputusan Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama; atau

LA
e. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak”;

bahwa koreksi negatif atas biaya bonus karyawan adalah selisih lebih dari jumlah realisasi
pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan provisi pada tahun berjalan;
DI
bahwa atas realisasi tersebut telah Pemohon Banding laporkan pada SPT PPh Pasal 21 Masa
Pajak Desember 2012. Pemohon Banding juga telah menyerahkan general ledger accrued
GA
Bonus dan THR untuk membuktikan bahwa provisi telah dicatat pada pembukuan Pemohon
Banding;

bahwa pada saat keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen pendukung atas
N

realisasi penjualan persediaan yang sudah usang tersebut berupa Berita Acara Pemusnahan
Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, Invoice serta Surat Jalan yang menyebutkan bahwa
barang kemasan tersebut benar-benar dimusnahkan dan tidak digunakan kembali serta faktur
PE

pajak dan SPT Masa PPN dimana atas penjualan tersebut sudah Pemohon Banding terbitkan
faktur pajak dan sudah Pemohon Banding laporkan di dalam SPT Masa PPN;

bahwa perihal surat yang disampaikan oleh Terbanding tidak direspon oleh pihak pembeli, hal
T

ini berada di luar tanggung jawab Pemohon Banding dan tidak dapat dijadikan dasar bagi
Terbanding untuk melakukan koreksi atas biaya provisi persediaan;
IA

bahwa pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding telah menyerahkan surat pernyataan dari
pembeli packaging tersebut yang menyatakan bahwa packaging tersebut tidak akan digunakan
AR

dalam keadaan utuh tetapi Terbanding tetap mempertahankan koreksinya;

bahwa pada saat keberatan, Pemohon Banding telah menyerahkan dokumen pendukung atas
realisasi penjualan persediaan yang sudah usang tersebut berupa Berita Acara Pemusnahan
Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, Invoice serta Surat Jalan yang menyebutkan bahwa
ET

barang kemasan tersebut benar-benar dimusnahkan dan tidak akan digunakan kembali serta
faktur pajak dan SPT Masa PPN dimana atas penjualan tersebut sudah Pemohon Banding
terbitkan faktur pajak dan sudah Pemohon Banding laporkan di dalam SPT Masa PPN, tetapi
Terbanding tetap mempertahankan koreksinya dengan alasan dokumen yang tidak diserahkan
KR

pada saat pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan saat keberatan;

bahwa pada saat uji bukti, Pemohon Banding menyerahkan dokumen pendukung berupa:
Summary Movement Provisi Inventory, Laporan Audit, SPT Badan Tahun Pajak 2008, 2009,
SE

2010 SKP PPh Badan Tahun Pajak 2008 dan Faktur Pajak Penjualan yang membuktikan
realisasi penjualan barang usang benar-benar terjadi dan atas koreksi negatif pada tahun 2011
telah dilakukan koreksi positif terlebih dahulu atas pencadangan di tahun 2008;

bahwa selain dari pada itu, UU Pengadilan Pajak memberikan kesempatan kepada Pemohon
Banding untuk memberikan data-data dan informasi yang terkait dengan sengketa pajak,
sesuai Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 yang berbunyi: "Hakim menentukan
apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya
pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
ayat (1)";

bahwa berdasarkan penjelasan dan dokumen pendukung yang Pemohon Banding berikan,

K
Pemohon Banding mohon agar koreksi sengketa penyesuaian fiskal negatif lainnya sebesar
Rp3.487.985.010,00 dapat dibatalkan seluruhnya;

JA
AGREEMENT SEWA GEDUNG [Agreement Sewa Gedung dengan PT. Megasari Makmur
tanggal 1 Desember 2010 (Merupakan bukti bahwa gedung yang terbakar merupakan milik PT.
Megasari Makmur)];

PA
Menurut Majelis:

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi
Nomor: LAP-137/WPJ.22/KP.0705/2013 tanggal 22 Mei 2013 diketahui Terbanding melakukan

N
koreksi atas penyesuaian fiskal negatif lainnya berupa Biaya Provisi Persediaan sebesar
Rp3.487.985.010,00 yang merupakan harga pokok penjualan dari persediaan bahan
pembungkus produk (packaging plastik bertuliskan merek dagang “Turbo”) yang dijual karena

LA
telah usang dan tidak layak untuk digunakan yang tidak dapat diyakini kebenarannya oleh
Terbanding karena hanya dibuktikan dengan invoice, berita acara penghancuran barang, surat
pernyataan dari pembeli namun tidak didukung dengan Kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti
pelunasan dll., mengingat merek dagang “Turbo” yang tertera pada packaging adalah merek
DI
komersial yang diperoleh dari Indovest Capital Ltd dan didalamnya terdapat kewajiban
pembayaran royalty;
GA
bahwa Terbanding berpendapat bahwa data/dokumen/informasi terkait dengan koreksi positif
pembelian bahan yang tidak diberikan Pemohon Banding pada saat pemeriksaan maka apabila
diberikan Pemohon Banding pada saat proses keberatan tidak dapat dipertimbangkan, hal
tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 26A ayat (4) UU KUP;
N

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding atas Penyesuaian Fiskal Negatif
lainnya sebesar Rp3.487.985.010,00 yang terdiri dari dan dengan alasan sebagai berikut :
PE

a. Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00

bahwa pada tahun 2011 Pemohon Banding menjual scrap berupa packaging "Turbo" yang telah
T

disimpan selama 4 (empat) tahun sejak tahun 2008 sehingga kondisinya sudah tidak layak
untuk digunakan sebagai pembungkus produk makanan sebagai kepada pengulak (pihak
IA

ketiga) yang telah memberikan pernyataan bahwa kemasan tersebut tidak akan digunakan lagi
dalam keadaan utuh sehingga kemasan tidak disalahgunakan oleh pembeli, dan Pemohon
Banding membayar royalty berdasarkan jumlah penjualan produk Pemohon Banding bukan
AR

berdasarkan banyaknya merk yang dipergunakan (ditempelkan) di Packaging tersebut;

bahwa sesuai Laporan Akuntan Publik Tahun 2011 pembukuan Pemohon Banding disusun
berdasarkan metode akrual sehingga setiap tahun Pemohon Banding membentuk provisi
(cadangan) atas penurunan nilai persediaan namun untuk pelaporan fiskal biaya tersebut telah
ET

dikoreksi positif oleh Pemohon Banding sesuai Pasal 9 ayat 1c UU PPh sehingga pada saat
persediaan yang usang itu dijual Pemohon Banding melakukan koreksi negatif atas Biaya
Provisi Persediaan untuk membebankan harga pokok penjualan atas persediaan tersebut
karena secara komersial biayanya telah dibebankan pada tahun sebelumnya dan mengakui
KR

penghasilan di luar usaha;

b. Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00


SE

bahwa Pemohon Banding melakukan koreksi negatif atas biaya bonus karyawan merupakan
selisih lebih dari jumlah realisasi pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan provisi
pada tahun berjalan yang realisasi pembayarannya sudah dilaporkan dalam SPT PPh Pasal
21 Masa Pajak Desember 2012; dan Pemohon Banding telah menyerahkan general ledger
accrued Bonus dan THR untuk membuktikan bahwa provisi telah dicatat pada pembukuan
Pemohon Banding;
bahwa untuk membuktikannya pada saat proses pemeriksaan Pemohon Banding telah
menyerahkan general ledger dan rekening koran namun tidak dapat menyampaikan seluruh
dokumen pendukung pembukuan untuk tahun pajak 2011 karena keadaan di luar kekuasaan
(“Force majeure") sesuai surat keterangan dari pihak Kepolisian telah terjadi kebakaran pada
tanggal 4 April 2013 yang telah menghanguskan gudang penyimpanan dokumen-dokumen dan

K
pada saat proses keberatan Pemohon Banding telah menyampaikan tambahan bukti untuk (1)
Biaya Provisi Persediaan berupa Berita Acara Pemusnahan Barang, Surat Pernyataan dari
Pembeli, invoice, surat jalan, faktur pajak dan SPT Masa PPN, dan untuk (2) Biaya Bonus

JA
Karyawan berupa general ledger accrued Bonus dan THR, namun data-data tersebut tidak
dipertimbangkan oleh Terbanding;

PA
bahwa berdasarkan alasan koreksi Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding dengan
demikian Majelis berkesimpulan sengketanya adalah perbedaan pendapat atas koreksi fiskal
negatif lainnya sebesar Rp3.487.985.010,00 yang terdiri dari Biaya Provisi Persediaan sebesar
Rp3.302.463.578,00 dan Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00 namun tidak
diisertai dengan dokumen pendukung berupa kartu stok, Invoice, PO, DO, bukti pelunasan dll

N
sebagai berikut:
- Menurut Terbanding : Pemohon Banding tidak dapat membuktikan kebenaran transaksi
Biaya Provisi Persediaan dan Biaya Bonus Karyawan sehingga tidak dapat dijadikan

LA
sebagai pengurang penghasilan bruto;
- Menurut Pemohon Banding : terjadi kebakaran pada tanggal 4 April 2013 yang telah
menghanguskan gudang penyimpanan dokumen sehingga Pemohon Banding tidak dapat
menyampaikan dokumen pendukung yang dimaksud oleh Terbanding namun Pemohon
DI
Banding telah menyampaikan bukti untuk (1) Biaya Provisi Persediaan berupa Berita Acara
Pemusnahan Barang, Surat Pernyataan dari Pembeli, invoice, surat jalan, faktur pajak dan
SPT Masa PPN, dan untuk (2) Biaya Bonus Karyawan berupa general ledger accrued
GA
Bonus dan THR yang menunjukkan adanya koreksi negatif atas harga pokok penjualan atas
persediaan usang yang dijual yang tahun sebelumnya telah dihapuskan dari persediaan
namun dikoreksi positif biaya oleh Pemohon Banding dan adanya koreksi negatif atas
selisih lebih dari jumlah realisasi pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan
N

provisi bonus dan THR;

bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kesimpulan Akhir Terbanding diketahui
PE

kronologis pemeriksaan pada pokoknya sebagai berikut:

a. Terbanding telah menyampaikan pemberitahuan pemeriksaan bersamaan dengan


permintaan peminjaman dokumen kepada Pemohon Banding pada tanggal 4 Oktober 2012
T

dan selanjutnya Terbanding juga menyampaikan peringatan I (pertama) dan peringatan II


(kedua) pada tanggal 15 Oktober 2012 dan tanggal 29 April 2013;
IA

b. Pemohon Banding secara berangsur telah menyampaikan sebagian dokumen yang diminta
oleh Terbanding pada tanggal 4 Oktober 2012, 14 Oktober 2012, 16 Oktober 2012, 16 April
2013, 19 April 2013, dan 25 April 2013 sebagaimana daftar berikut ini:
AR
ET
KR
SE
K
JA
PA
N
LA
DI
N GA

c. Terbanding menyampaikan pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Pemohon Banding


PE

pada tanggal 6 Mei 2013 dan menerbitkan SKPKB pada tanggal 23 Mei 2013 setelah
sebelumnya dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Pemohon Banding
pada tanggal 17 Mei 2013;

bahwa Majelis berpendapat bahwa benar telah terjadi kebakaran gudang penyimpanan
T

dokumen Pemohon Banding pada tanggal 4 April 2013 sesuai surat keterangan dari pihak
Kepolisian namun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan keadaan di luar kekuasaan
IA

(“Force majeure") sehingga Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan dokumen


pendukung yang diminta oleh Terbanding karena Pemohon Banding sebenarnya mempunyai
cukup waktu untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diminta oleh Terbanding karena
AR

permintaan peminjaman telah disampaikan tanggal 4 Oktober 2012 dan sebelum terjadinya
kebakaran tersebut Pemohon Banding telah menyampaikan sebagian dokumen pada tanggal 4
Oktober 2012, 14 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012 setelah Terbanding menyampaikan
peringatan I (pertama) pada tanggal 15 Oktober 2012;
ET

bahwa hasil pemeriksaan Majelis terhadap penjelasan dan bukti-bukti yang disampaikan oleh
Pemohon Banding dan Terbanding diuraikan sebagai berikut:
KR

bahwa Pemohon Banding melakukan penyesuaian fiskal negatif karena berdasarkan metode
akrual melakukan pembentukan provisi (cadangan) pada laporan keuangan komersial sehingga
terdapat beda waktu dengan pembebanan secara fiskal pada SPT sebagai berikut :
SE

a. Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk
Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00 yang terdiri dari:

1. Summary Movement Provisi Inventory,


2. Catatan atas Laporan Keuangan - Persediaan hal 34 (Audit Report 2011),
3. SPT Badan Tahun 2008,
4. SPT Badan Tahun 2009,
5. SPT Badan Tahun 2010,
6. SKP PPh Badan 2008 & 2009,

K
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Audit Report 2011 pada halaman 12 Ikhtisar
kebijakan akuntansi persediaan disebutkan “penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan
berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan” dan menurut Catatan atas

JA
Laporan Keuangan - Persediaan halaman 34 disebutkan besarnya saldo akhir persediaan 2011
dan 2012 sebagai berikut :

PA
2012 2011
Total Persediaan (Bahan pembungkus, Bahan 13.550.934.457 21.143.284.769
baku, Barang jadi, Barang dalam proses, Suku
cadang, Persediaan lain-lain)
Dikurangi penyisihan untuk persediaan usang (282.365.357,00) (3.584.828.933,00)
Total Persediaan, neto 13.268.569.100 17.558.455.836

N
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Summary Movement Provisi Inventory

LA
Tahun Pajak 2011 dijelaskan mutasi provisi (cadangan) persediaan yakni penambahan karena
pembentukan provisi dan pengurangan karena adanya persediaan usang yang digunakan atau
dijual, Majelis berpendapat saldo akhir provisi persediaan 2011 dan 2012 telah sesuai dengan
yang dilaporkan di Audit Report 2011 sebagai berikut :

Description Ending
Balance
March 31,
Addition
Used Sold
DI
Movement April 1, 2011 – March 31, 2012
Deduction
Total
Total
Movement
Ending
Balance
March 31,
GA
2011 2012
a b c d e = c+d f = b-e g = a+f
Total 3.584.828.93 106.252.59 92.512.34 3.316.203.83 3.408.716.17 (3.302.463.578 282.365.35
4 6 0 3 3 ) 7

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Summary Movement Provisi diketahui


N

besarnya Biaya Provisi Persediaan dan Biaya Bonus Karyawan pada laporan keuangan yang
diaudit yang merupakan beda waktu/temporer dengan pembebanan secara fiskal pada SPT
PE

Tahunan PPh Tahun Pajak 2008 – 2011, Majelis berpendapat Pemohon Banding telah secara
taat asas membukukan dan menghitung Biaya Provisi Persediaan sebagai berikut :

Temporary differences 2008 2009 2010 2011


Accrued expenses – salaries and 0 0 470.350.880 (185.521.434)
T

employees’ benefits
Provision for inventory 4.281.165.506 393.773.523 (1.023.080.223) (3.302.463.578)
IA

obsolescence
Total 4.281.165.506 393.773.523 (552.729.343) (3.487.985.012)
AR

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap SPT Badan Tahun 2008, 2009, dan 2010
diketahui Pemohon Banding telah melakukan penyesuain fiskal positif dan negatif atas biaya
provisi (cadangan), Majelis berpendapat Pemohon Banding telah melakukan Penyesuaian
Fiskal Positif atau Negatif untuk biaya provisi persediaan sesuai dengan perhitungan untuk
ET

masing-masing tahun pajak 2008 – 2011 sebagai berikut ,

Temporary differences 2008 2009 2010 2011


Penyesuaian Fiskal Positif 4.281.165.506 393.773.523 1.258.120.880
Penyesuaian Fiskal Negatif 1.023.080.223 3.487.985.012
KR

bahwa berdasarkan pemeriksaan tersebut di atas Majelis berpendapat terdapat cukup bukti
bahwa Penyesuaian Fiskal Negatif terhadap Biaya Provisi Persediaan sebesar
Rp3.302.463.578,00 merupakan pembeban secara fiskal harga pokok penjualan atas
SE

persediaan usang yang dijual pada tahun pajak 2011 yang pada tahun-tahun sebelumnya telah
dihapuskan secara komersial dan dicatat sebagai Biaya Provisi Persediaan serta telah
dilakukan Penyesuaian Fiskal Positif pada SPT Pemohon Banding, dengan demikian Majelis
berkesimpulan untuk membatalkan koreksi Terbanding atas Penyesuaian Fiskal Negatif berupa
Biaya Provisi Persediaan sebesar Rp3.302.463.578,00

b. Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00


bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk
Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp185.521.434,00 yang terdiri dari:
1. Summary Movement Provisi Bonus,
2. GL pencatatan provisi Bonus;

K
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Summary Movement Provisi diketahui
besarnya Biaya Provisi Persediaan dan Biaya Bonus Karyawan pada laporan keuangan yang

JA
diaudit yang merupakan beda waktu/temporer dengan pembebanan secara fiskal pada SPT
Tahunan PPh Tahun Pajak 2008 – 2011, Majelis berpendapat Pemohon Banding telah
membukukan dan menghitung Biaya Bonus Karyawan sebagai berikut :

PA
Temporary differences 2008 2009 2010 2011
Accrued expenses – salaries and 0 0 470.350.880 (185.521.434)
employees’ benefits
Provision for inventory 4.281.165.506 393.773.523 (1.023.080.223) (3.302.463.578)
obsolescence

N
Total 4.281.165.506 393.773.523 (552.729.343) (3.487.985.012)

LA
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap SPT Badan Tahun 2008, 2009, dan 2010
diketahui Pemohon Banding telah melakukan penyesuain fiskal positif dan negatif atas biaya
provisi (cadangan) diketahui pada SPT Tahun Pajak 2011 Pemohon Banding telah melakukan
Penyesuaian Fiskal Negatif untuk Biaya Bonus Karyawan sesuai dengan perhitungan namun
DI
terdapat perbedaan antara pencadangan sebesar Rp470.350.880,00 dengan Penyesuaian
Positif pada SPT Tahun Pajak 2010 sebesar Rp1.258.120.880,00 sehingga Majelis
berpendapat tidak dapat diyakini ketaat-asasan pencatatan dan pembukuan Pemohon Banding
GA
serta dengan penyesuaian fiskal yang dilakukan Pemohon Banding sendiri sebagai berikut :

Temporary differences 2008 2009 2010 2011


Penyesuaian Fiskal Positif 4.281.165.506 393.773.523 1.258.120.880
Penyesuaian Fiskal Negatif 1.023.080.223 3.487.985.012
N

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Summary Movement Provisi Bonus


PE

dijelaskan Penyesuaian Fiskal Negatif terhadap Biaya Bonus Karyawan adalah selisih lebih dari
jumlah realisasi pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan provisi pada tahun
berjalan sebagaimana telah dicatat pada general ledger sebagai berikut:
Keterangan Komersial Koreksi Fiskal SPT
T

Saldo Awal April '11 (953.764.188)


Realisasi Provisi 1.180.384.692 (1.180.384.692) -
IA

226.620.504
Tambahan Provisi
Turbo (918.413.278)
AR

Cereal (76.449.980)
(994.863.258) 994.863.258 -
Saldo Akhir Maret'12 (768.242.754)
Koreksi Fiskal Neto (Negatif) (185.521.434) (185.521.434)
ET

bahwa berdasarkan pemeriksaan tersebut di atas Majelis berpendapat tidak terdapat cukup
bukti yang menunjukkan kebenaran saldo awal Accrued expenses – salaries and employees’
benefits sebesar Rp953.764.188,00 dan saldo akhir sebesar Rp768.242.754,00 pada Audit
KR

Report 2011 dan kebenaran realisasi Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp1.180.384.692,00
sehingga tidak dapat diperiksa lebih lanjut kebenaran selisih lebih dari jumlah realisasi
pembentukan provisi dengan tambahan pembentukan provisi bonus dan THR serta konsistensi
Penyesuaian Fiskal Positif atau Negatif yang dilakukan oleh Pemohon Banding, dengan
SE

demikian Majelis berkesimpulan untuk mempertahankan koreksi Terbanding atas Penyesuaian


Fiskal Negatif berupa Biaya Bonus Karyawan sebesar Rp3.302.463.578,00

bahwa berdasarkan kesimpulan Majelis terhadap koreksi atas Penyesuaian Fiskal Negatif
tersebut di atas yakni membatalkan koreksi Terbanding atas Biaya Provisi Persediaan sebesar
Rp3.302.463.578,00 dan mempertahankan koreksi Terbanding atas Biaya Bonus Karyawan
sebesar Rp3.302.463.578,00, dengan demikian Majelis berketetapan untuk mengabulkan
sebagian banding Pemohon Banding sebesar Rp3.302.463.578,00 dari koreksi Terbanding atas
Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp3.487.985.010,00 dan mempertahankan koreksi
Terbanding selebihnya sebesar Rp185.521.434,00;

Menimbang :

K
bahwa Hakim Drs. Erwin Silitonga mempunyai pendapat berbeda (Dissenting Opinion) dengan

JA
pendapat sebagai berikut:

bahwa bukti-bukti pendukung yang baru disampaikan sebagian oleh Pemohon Banding dalam

PA
persidangan banding (setelah proses pengajuan keberatan), dimana sebagian besar dokumen
pembukuan telah terbakar dalam peristiwa kebakaran tanggal 4 April 2013, seharusnya
disampaikan kepada Terbanding pada saat proses pemeriksaan, sehingga Terbanding
mempunyai cukup waktu untuk melakukan evaluasi atas kegiatan perusahaan mengingat
permintaan pinjaman data a quo telah disampaikan berturut-turut tanggal 4 Oktober 2012 (jauh
sebelum terjadinya peristiwa kebakaran gudang penyimpanan dokumen milik anak perusahaan

N
PT Megarsari Makmur), dalam upaya mengungkapkan kebenaran transaksi
pembelian melalui penyajian kebenaran transaksi berupa arus uang dan arus barang beserta

LA
kartu stok, invoice dll, termasuk bukti pelunasan biaya usaha yang benar-benar telah
dikeluarkan guna mendapatkan, menagih, memelihara,dan mempertahankan penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A Ayat (4) Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan yang berbunyi:
DI
Wajib pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
dalam proses keberatan, yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, maka pembukuan,
GA
catatan, data, informasi atau keterangan lain dimaksud tidak dapat dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya;

bahwa dengan pertimbangan hukum di atas, Hakim Anggota Erwin Silitonga menolak semua
argumen hukum yang disampaikan Pemohon Banding, dan memutuskan untuk tetap mem-
N

pertahankan perhitungan yang telah dilakukan oleh Terbanding, dengan kesimpulan terhadap
Koreksi atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp3.487.985.010,00 tetap dipertahankan;
PE

Menimbang :

bahwa berdasarkan Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
T

Pengadilan Pajak diatur bahwa putusan diambil berdasarkan musyawarah yang dipimpin oleh
Hakim Ketua dan apabila dalam musyawarah tidak dapat dicapai kesepakatan, putusan diambil
IA

dengan suara terbanyak. Dengan demikian pendapat majelis berdasarkan suara terbanyak
majelis adalah berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding
sebesar Rp3.302.463.578,00 dari koreksi Terbanding atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar
AR

Rp3.487.985.010,00 dan mempertahankan koreksi Terbanding selebihnya sebesar


Rp185.521.434,00;

Menimbang :
ET

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang :
KR

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi,
kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang :
SE

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, rekapitulasi pendapat Majelis atas pokok sengketa
adalah sebagai berikut:

Koreksi Koreksi tidak Koreksi


No Uraian Koreksi Terbanding dapat dipertahankan
(Rp) dipertahankan (Rp)
(Rp)
1 HARGA POKOK PENJUALAN 5.118.354.889
A. Pembelian Bahan baku/ Pengemas 21.202.800 21.202.800
B. Biaya transportasi 5.097.152.089 1.169.929.471 3.927.222.618
2 BIAYA USAHA
A. Biaya Royalti: 5.038.235.793
- Biaya Royalti 3.358.823.861 3.358.823.861

K
- Biaya technical know how 1.679.411.932 1.679.411.932
B. Biaya Lainnya: 149.363.352 149.363.352
- Biaya kitchen 119.565.496 119.565.496

JA
- Biaya miscellaneous 29.777.856 29.777.856
3 BIAYA BUNGA PINJAMAN 6.416.044.061 6.416.044.061
4 PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA 3.487.985.010
A. Biaya provisi Persediaan 3.302.463.578 3.302.463.578

PA
B. Biaya Bonus Karyawan 185.521.434 185.521.434
Jumlah 20.209.963.105 6.151.804.981 14.058.158.126

Menimbang :

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan

N
sebagian banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto Pajak Penghasilan Badan
Tahun Pajak 2011 dihitung kembali sebagai berikut :

LA
Penghasilan Neto menurut Terbanding Rp18.400.302.321,00
Koreksi yang dibatalkankan Majelis
- Harga Pokok Penjualan Rp 1.169.929.471,00
-
-
-
Biaya Usaha
Biaya Bunga Pinjaman
Penyesuaian Fiskal Negatif
DI Rp 1.679.411.932,00
Rp 0,00
Rp 3.302.463.578,00
GA
- Jumlah Rp 6.151.804.981,00
Penghasilan Neto menurut Majelis Rp12.248.497.340,00

Mengingat :
N

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-
undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
PE

Memutuskan :

Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal


T

Pajak Nomor: KEP-1050/WPJ.22/BD.06/2014 tanggal 12 Agustus 2014, tentang Keberatan atas


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2011
IA

Nomor: 00017/206/11/431/13 tanggal 23 Mei 2013, atas nama: Pemohon Banding, sehingga
perhitungannya menjadi sebagai berikut:
AR

No. Uraian Jumlah ( Rp. )


1 Penghasilan Neto 12.248.497.340,00
2 Penghasilan Kena Pajak 12.248.497.340,00
3 PPh Badan Terutang 3.062.124.250,00
4 KreditPajak 1.201.894.635,00
ET

5 Pajak yang kurang dibayar 1.860.229.615,00


6 Sanksi Administrasi : Bunga Pasal 13 ayat (2) UU KUP 632.478.069,00
7 Jumlah PPh Yang Masih Harus Dibayar 2.492.707.684,00
KR

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan


terakhir pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 oleh Hakim Majelis IIA Pengadilan Pajak,
dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Drs. Binsar Siregar, Ak., sebagai Hakim Ketua,


SE

Drs. Erwin Silitonga sebagai Hakim Anggota,


Diding Djamaludin, Ak., MM. sebagai Hakim Anggota
dengan dibantu oleh
Mohammad Irwan, SE, MM., sebagai Panitera Pengganti,
Putusan Nomor: PUT-085005.15/2011/PP/M.IIA Tahun 2019 diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIA pada hari Selasa, tanggal 16 April 2019, dengan
susunan Majelis sebagai berikut:

K
Ali Hakim, S.E., Ak.,M.Si., CA., sebagai Hakim Ketua,
Drs. Erwin Silitonga, sebagai Hakim Anggota,

JA
Diding Djamaludin, Ak., MM. sebagai Hakim Anggota,
dengan dibantu oleh

PA
Lukman Latif, S.E., Ak.,M.M., sebagai Panitera Pengganti,

dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Terbanding dan
dihadiri oleh Pemohon Banding;

N
LA
DI
N GA
T PE
IA
AR
ET
KR
SE

Anda mungkin juga menyukai