KSB Ok HARGA POKOK PENJUALAN SELISIH TIMBANG
KSB Ok HARGA POKOK PENJUALAN SELISIH TIMBANG
K
Pokok sengketa : bahwa pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi
JA
Penghasilan Neto Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2013
sebesar Rp5.893.651.147,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon
Banding dengan rincian sebagai berikut:
PA
Penghasilan Neto Cfm. Terbanding Rp9.543.350.379,00
Penghasilan Neto Cfm. Pemohon Banding Rp3.649.699.232,00
Koreksi Penghasilan Neto Rp5.893.651.147,00
N
Menurut Terbanding:
LA
bahwa Terbanding dalam persidangan menyampaikan penjelasan sebagaimana Surat Uraian
Banding a quo;
bahwa Terbanding berdasarkan hasil uji bukti mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1)
DI
Atas sengketa biaya lainnya sebesar Rp. 4.724.224.747 (selisih timbang)
GA
Berdasarkan dokumen yang diberikan dapat diketahui bahwa nota yang diterima (nota
pembelian) oleh Pemohon Banding dari seluruh supplier bentuknya sama, dengan
tulisan tangan yang sama tanpa ada nama penjual dan tanda tangan penjual. Sehingga
berdasarkan nota pembelian tersebut diketahui bahwa penimbangan dilakukan oleh
N
tanggal bahan kotor yang diterima dan tanggal pada dokumen diterima bahan mentah
(Stock Receiving Note);
Dari dokumen tersebut dapat diketahui bahwa nota pembelian, tanggal bahan kotor
diterima (penimbangan) dan tanggal stock receiving note adalah sama, hal ini
membuktikan bahwa ketiga proses dilakukan pada hari yang sama sehingga
T
seharusnya tidak ada susut timbang karena dilakukan pada hari yang sama;
Dokumen yang diberikan oleh Pemohon Banding saat uji kebenaran material sebatas
IA
untuk susut timbang pada saat pembelian sedangkan susut timbang pada saat
produksi tidak diberikan. Dalam rekod pembelian Pemohon Banding menyatakan
wastage (susut timbang) sebesar Rp. 303.671.250;
AR
Berdasarkan hal tersebut diatas Terbanding tidak meyakini adanya biaya susut timbang
sebesar Rp. 5.003.004.525 dan tetap mempertahankan koreksi Terbanding sehingga
susut timbang menurut Terbanding sebesar Rp. 278.779.778;
ET
Berdasarkan uji bukti diketahui bahwa nota pembelian tidak menunjukkan nama
penjual, tidak ada tanda tangan penjual maupun penerima barang;
KR
Bukti pembayaran yang ditunjukkan bukan dari PT. LI tetapi dari nomor rekening
direktur;
Berdasarkan hal tersebut diatas, Terbanding menyatakan bahwa biaya pembelian
sebesar Rp. 100.931.250 tidak dapat dibuktikan karena nota pembelian tidak ada nama
penjual dan tidak ada tandatangan penjual. Bukti pembayaran tidak dapat membuktikan
SE
bahwa pembayaran yang dilakukan oleh Direktur tersebut dalam rangka pembelian
untuk Pemohon Banding atau hal lain;
bahwa berdasarkan uraian di atas Terbanding tetap mempertahankan koreksi atas Harga
Pokok Penjualan sebesar Rp.4.825.155.997, sehingga Harga Pokok Penjualan menurut
Terbanding sebesar Rp21.302.359.372;
Menurut Pemohon Banding:
K
bahwa Pemohon Banding menyampaikan Penjelasan Tertulis Nomor: 051/LHK/K/1/2018
JA
tanggal 17 Januari 2018, yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
bahwa dalam surat banding dan matriks sengketa, yang menjadi pokok sengketa adalah
koreksi HPP sebesar Rp5.893.651.147,00, yang terdiri dari:
PA
- Koreksi atas pembelian sarang burung walet sebesar Rp1.169.426.400,00;
- Koreksi atas susut selisih timbang sebesar Rp4.724.224.747,00;
bahwa dalam proses keberatan Pemohon Banding telah menyetujui koreksi atas pembelian
sarang burung walet tersebut di atas sebesar Rp1.068.495.150,00, sehingga koreksi
N
pembelian sarang burung walet dengan jumlah Rp100.931.250,00 tidak disetujui oleh
Pemohon Banding dan tetap menjadi sengketa;
LA
bahwa dengan demikian, pokok sengketa banding yang diajukan banding Pemohon Banding
tegaskan hanya berjumlah Rp4.825.155.997,00 yang terdiri dari:
- Koreksi atas pembelian sarang burung walet sebesar Rp100.931.250,00;
-
DI
Koreksi atas susut selisih timbang sebesar Rp4.724.224.747,00;
bahwa Pemohon Banding berdasarkan hasil uji bukti mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
GA
1) Atas sengketa biaya lainnya sebesar Rp. 4.724.224.747 (selisih timbang)
Setelah terjadi kesepakatan dengan pihak penjual, kemudian dibuatkan nota jual beli
oleh PT LI (karena penjual tidak membuat nota jual beli) yang kemudian disepakati
bersama antara kedua belah pihak;
Nota jual beli yang dibuat sesuai kesepakatan mencantumkan nama penjual dan nomor
rekening dari penjual untuk keperluan pembayaran dengan cara transfer oleh PT LI;
T
Tata cara pembayaran kepada penjual dilakukan dengan cara ditransfer oleh PT LI
kepada masing-masing penjual sesuai nilai jual beli yang telah disepakati (bukti transfer
IA
lengkap);
Nota jual beli dibuat pada tanggal disepakati oleh kedua belah pihak (pada saat barang
diserahkan) yang memuat quantity, nama barang, harga dan jumlah serta tanggal nota;
Atas sarang burung yang diterima selanjutnya diberi batch number dan disortir dalam
bentuk asli, patahan, rontokan, kaki, perut;
ET
Hasil sortir kemudian dihitung pcs dan ditimbang beratnya (pada hari yang sama atau
pada hari-hari yang berikutnya);
Dalam proses sortir tersebut, terjadilah susut selisih timbang yang dalam tahun 2013
sebesar 79.684 gram dengan nilai Rp 303.671.250;
KR
Sarang burung yang setelah diberi batch number dan disortir kemudian disimpan
sebelum diproses lebih lanjut;
Sarang burung yang telah diberi batch number dan disortir kemudian diproses dengan
cara dicuci dan dibersihkan dari kotoran, bulu, pasir, ranting kayu kecil, plastic dan
lainnya;
Sarang burung yang sudah bersih kemudian akan masuk ke bagian finishing untuk
dicetak menjadi “indomie” dan kemudian dikeringkan.
Setiap batch number sarang burung yang diproses dibuatkan PJC (Production Job
Costing) untuk mencatat quantity sarang burung yang diproses dan hasil jadi (berupa
sarang burung dalam bentuk “indomie”) dan wastage produksi berupa kotoran, bulu,
pasir, ranting kayu kecil, plastic dan lainnya yang istilahnya disebut brown feets, brown
crumbs, reject dan lain-lain.
Wastage yang terjadi pada dasarnya adalah merupakan selisih antara bahan mentah
K
yang diproses dengan hasil jadi (berupa sarang burung dalam bentuk “indomie”) dan ter
record dalam PJC (Production Job Costing) dan jumlah wastage dalam tahun 2013
sebesar 1.240.128 gram dengan nilai Rp 4.699.333.275;
JA
bahwa pembelian bahan mentah (sarang burung) semula menurut Pemohon Banding
adalah Rp 23.809.063.140, namun Pemohon Banding telah menyetujui koreksi atas
PA
pembelian bahan mentah melalui direktur sebesar Rp 1.068.495.150,00 sehingga jumlah
pembelian bahan baku sarang burung setelah koreksi menjadi sebesar Rp
22.740.567.990,00(lihat rekonsiliasi pembelian di bawah), dan atas pembelian tersebut
telah dilakukan uji bukti bersama Terbanding dengan bukti-bukti pembelian berserta bukti
pelunasannya adalah lengkap, valid dan dapat dipertanggung jawabkan;
N
bahwa dari catatan Pemohon Banding diketahui bahwa total nilai pembelian sarang
burung yang dibebankan biaya produksi (sebelum koreksi) adalah senilai Rp
LA
23.809.063.140-, yang kemudian dilakukan pemisahan pencatatan oleh Pemohon
Banding sebagai berikut :
Akun 700-1030 biaya keperluan pabrik (untuk mencatat wastage produksi dan susut
selisih timbang) sebesar Rp 5.003.004.525,00
DI
Pembelian raw material - akun 700-1010 sebesar Rp 15.108.415.290,00
Pembelian Ready Goods - akun 700-1010 sebesar Rp 3.691.567.900,00
Biaya administrasi (untuk sampling) sebesar Rp 6.075.425,00
GA
bahwa atas jumlah pembelian dalam laporan Laba Rugi tahun 2013 sebesar
Rp 18.833.732.882 terdiri dari:
Pembelian raw material - akun 700-1010 sebesar Rp 15.108.415.290,00
N
bahwa dengan demikian susut timbang maupun susut produksi adalah bagian dari
pembelian raw material dan Ready Good’s (sarang burung) dan tidak seharusnya
dikoreksi oleh Terbanding;
T
bahwa nota pembelian tidak menunjukkan nama penjual, tidak ada tanda tangan penjual
maupun penerima barang karena bahan kotor (patahan) yang beratnya 26.915 gram
tersebut langsung dibeli oleh direktur dari supplier dan juga langsung diproses cuci di
AR
tempat supplier. Pembayaran telah dilakukan oleh direktur kepada supplier pada saat
pembelian;
bahwa jasa produksi yang sesuai timbangan kotor telah dibukakan nota dan dibayar
kepada supplier transfer dari rekening PT LI. Hasil produksi yang diterima dari supplier
ET
telah di record di PJC (Production Job Costing) yang bahan kotor dicuci menjadi 22.000
gram produk jadi berupa patahan atau teri bersih;
bahwa barang jadi yang bersih kemudian telah dieksport ke customer, total 5 kali eksport
KR
dari Dec 2013 sampai Mar 2014 sesuai hasil produksi 22.000 gram. Bukti export berupa
Packing list, expanded service international air waybill dan commercial invoice (5
transaksi) telah di cek bersama dengan Terbanding;
SE
2) bahwa jumlah susut selisih timbang sebesar Rp 303.671.250 dan wastage dari produksi
sebesar Rp 4.699.333.275 adalah merupakan 22 % dari jumlah pembelian senilai Rp
22.740.567.990,00;
K
3) bahwa menurut Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kabupaten Kudus, bahan yang
terbuang bervariasi berkisar lebih kurang 20 % – 30 % dari raw material;
JA
4) bahwa dengan demikian, menurut Pemohon Banding jumlah wastage adalah sebesar Rp
5.003.004.525, tetapi hanya diakui oleh Terbanding sebesar Rp
PA
278.779.778 sehingga koreksi biaya lainnya sebesar Rp 4.724.224.747 (selisih timbang)
yang masih menjadi sengketa tidak dapat dipertahankan lagi;
5) bahwa demikian juga koreksi pembelian sarang burung melalui direktur sebesar Rp
100.931.250,00 juga tidak dapat dipertahankan oleh Terbanding;
N
Menurut Majelis:
LA
Bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi Terbanding atas penghasilan neto sebesar Rp
5.893.651.147,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
bahwa berdasarkan data dan keterangan dalam berkas sengketa, penjelasan Pemohon
Banding dan uji bukti, diperoleh fakta sebagai berikut:
N
bahwa Pemohon Banding telah menyetujui koreksi atas pembelian sarang burung walet
tersebut di atas sebesar Rp1.068.495.150,00, sehingga koreksi pembelian sarang burung
AR
walet dengan jumlah Rp100.931.250,00 tidak disetujui oleh Pemohon Banding dan tetap
menjadi sengketa;
bahwa dalam uji bukti diketahui atas biaya pembelian sebesar Rp100.931.250,00, bukti
ET
berupa nota pembelian tidak ada nama penjual dan tidak ada tandatangan penjual, karena
bahan kotor (patahan) yang beratnya 26.915 gram tersebut langsung dibeli oleh direktur
dari supplier dan juga langsung diproses cuci di tempat supplier, pembayaran telah
dilakukan oleh direktur kepada supplier pada saat pembelian;
KR
bahwa jasa produksi yang sesuai timbangan kotor telah dibukakan nota dan dibayar
kepada supplier transfer dari rekening PT LI, dan Hasil produksi yang diterima dari
supplier telah di record di PJC (Production Job Costing) yang bahan kotor dicuci menjadi
SE
bahwa barang jadi yang bersih kemudian telah dieksport ke customer, total 5 kali eksport
dari Dec 2013 sampai Mar 2014 sesuai hasil produksi 22.000 gram. Didukung dengan
bukti eksport berupa Packing list, expanded service international air waybill dan
commercial invoice (5 transaksi);
bahwa berdasarkan fakta di atas, maka Majelis berpendapat:
K
Rp100.931.250,00 adalah untuk keperluan usaha Pemohon banding;
bahwa Majelis berkesimpulan atas koreksi Terbanding terhadap pembelian bahan baku
JA
sebesar Rp1.169.426.400,00, maka sebesar Rp100.931.250,00 tidak dapat dipertahankan
dan sebesar Rp1.068.495.150,00 tetap dipertahankan;
PA
2. Koreksi selisih timbang sebesar Rp.4.724.224.747,00
N
produksi;
Bahwa biaya selisih timbang seluruhnya menurut Pemohon Banding adalah sebesar Rp
LA
5.003.004.525,-- namun oleh Terbanding hanya diakui sebesar Rp278.779.778,00 atau
sebesar 2% dari pembelian raw material sebesar Rp13.938.988.900,00;
Bahwa Terbanding, dalam LHP pada Harga Pokok Penjualan (KKP B.2) menyatakan
DI
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaaan dan wawancara dengan bagian pembukuan Wajib
Pajak, perhitungan selisih timbang dilakukan secaar otomatis sistem dan tidak diketahui
bagaimana perhitungannya, sehingga biaya selisih timbang dihitung secara jabatan oleh
GA
Fiskus, yaitu sebesar 2% dari pembelian bahan baku;
Bahwa menurut Pemohon Banding, selisih timbang terdiri atas selisih timbang sebelum
proses produksi dan selisih timbang antara bahan baku kotor dengan hasil bersih produksi;
N
Bahwa selisih timbang sebelum proses produksi adalah selisih antara kuantitas saat
pembelian dengan saat penimbangan sebelum produksi, yang jumlahnya selaam setahun
PE
Bahwa selisih timbang antara bahan baku kotor dengan hasil bersih produksi,adalah
disebabkan pada saat proses produksi dilakukan pemisahan bulu, debu, dan patahan afal
T
kuningan dan sebagainya, yang selanjutnya dicatat sebagai susut timbang yang nilainya
selama setahun adalah sebesar Rp4.699.333.275,00;
IA
bahwa Terbanding tidak meyakini jumlah susut timbang Pemohon Banding dengan alasan:
AR
Berdasarkan dokumen yang diberikan dapat diketahui bahwa nota yang diterima (nota
pembelian) oleh Pemohon Banding dari seluruh supplier bentuknya sama, dengan
tulisan tangan yang sama tanpa ada nama penjual dan tanda tangan penjual. Sehingga
berdasarkan nota pembelian tersebut diketahui bahwa penimbangan dilakukan oleh
Pemohon Banding pada saat diterima barang;
ET
Tanggal nota yang diterima (nota pembelian) oleh Pemohon Banding sama dengan
tanggal bahan kotor yang diterima dan tanggal pada dokumen diterima bahan mentah
(Stock Receiving Note);
KR
Dari dokumen tersebut dapat diketahui bahwa nota pembelian, tanggal bahan kotor
diterima (penimbangan) dan tanggal stock receiving note adalah sama, hal ini
membuktikan bahwa ketiga proses dilakukan pada hari yang sama sehingga
seharusnya tidak ada susut timbang karena dilakukan pada hari yang sama;
Dokumen yang diberikan oleh Pemohon Banding saat uji kebenaran material sebatas
SE
untuk susut timbang pada saat pembelian sedangkan susut timbang pada saat
produksi tidak diberikan. Dalam rekod pembelian Pemohon Banding menyatakan
wastage (susut timbang) sebesar Rp. 303.671.250;
Berdasarkan hal tersebut diatas Terbanding tidak meyakini adanya biaya susut timbang
sebesar Rp. 5.003.004.525 dan tetap mempertahankan koreksi Terbanding sehingga
susut timbang menurut Terbanding sebesar Rp. 278.779.778;
bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menunjukkan contoh bahan baku kotor
berupa sarang burung walet serta contoh hasil produksi bersih yang siap dijual;
bahwa dari contoh sarang burung walet yang masih utuh, jelas terlihat bahwa sarang
burung walet merupakan sarang yang berasal dari air liur burung walet bercampur dengan
K
bulu, pantahan ranting dan kotoran lainnya sehingga apabila dibersihkan akan mengalami
susut timbang yang cukup signifikan, sebagaimana menurut Dinas Pertanian dan Pangan
Pemerintah Kabupaten Kudus, bahwa bahan yang terbuang bervariasi berkisar lebih
JA
kurang 20 % – 30 % dari raw material;
bahwa jumlah susut selisih timbang sebesar Rp 303.671.250,00 dan wastage dari produksi
PA
sebesar Rp 4.699.333.275,00 adalah merupakan 22 % dari jumlah pembelian Pemohon
Banding senilai Rp 22.740.567.990,00;
bahwa Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir oleh Undang-Undang Nomor
N
16 Tahun 2009, (selanjutnya disebut Undang-Undang KUP) mengatur:
Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah
LA
Pemeriksaan serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak;
bahwa dalam penjelasan Pasal 29 ayat (2) a quo, pada alinea ketiga, disebutkan bahwa
Pendapat dan simpulan petugas pemeriksaan harus didasarkan pada bukti yang kuat dan
DI
berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
bahwa perhitungan susut timbang yang dilakukan oleh Terbanding tidak didukung dengan
PE
bukti dan pengujian yang kuat, sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 29 ayat (2)
Undang-Undang KUP, sehingga koreksi Terbanding harus dibatalkan;
bahwa berdasarkan pendapat Majelis pada sengketa angka 1 dan angka 2 di atas, Majelis
berkesimpulan bahwa atas koreksi Terbanding terhadap penghasilan neto sebesar Rp
5.893.651.147,00, maka koreksi Terbanding sebesar Rp4.825.155.997,00 tidak dapat
AR
Menimbang:
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kompensasi
kerugian;
Menimbang:
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;
K
Menimbang:
JA
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;
PA
Menimbang:
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi,
kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa
lainnya;
N
LA
Menimbang:
perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan
dengan sengketa ini;
Memutuskan:
T
2015, atas nama: PT LI, sehingga pajak dihitung kembali menjadi sebagai berikut :
g. Sanksi Administrasi
-Bunga Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp 125.938.391
h. Jumlah PPh yang masih harus/(lebih) dibayar Rp 388.310.039
SE
Demikian diputus di Yogyakarta pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2018 berdasarkan
musyawarah Majelis IVB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis sebagai berikut :
Naseri, S.E, M.Si. sebagai Hakim Ketua,
Idawati, S.H., M.Sc. sebagai Hakim Anggota,
R. Aryo Hatmoko, S.IP., M.M. sebagai Hakim Anggota,
yang dibantu oleh Arief Kurniadi, Ak. sebagai Panitera Pengganti,
dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis
tanggal 6 September 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti,
serta dihadiri oleh Terbanding dan dihadiri oleh Pemohon Banding.
K
JA
PA
N
LA
DI
N GA
T PE
IA
AR
ET
KR
SE