Nim : 20.74201.013
Bahwa permohonan banding tidak setuju atas koreksi DPP PPN Impor
yang berasal dari ekualisasi DPP PPN ats impor BKP yang telah dibayar oleh
permohonan banding dengan DPP PPN impor menurut pemeriksa termasuk
pembayaran kembali PPN imor atas pengeluaran BKP dari kawasan
berikat/gudang berikat ke DPIL sebesar Rp. 1.133.446.680,00 yang dilakukan
oleh terbanding dengan alasan dan penjelasan sebagai berikut :
1. Bahwa dasar hukum yang digunakan oleh terbanding adalah tidak tepat
yaitu menggunakan PMK 147/2011 yang berlaku sejak tanggal 1
januari 2012 , padahal PMK tentang kawasan berikat yang berlaku
pada tahun 2011 adalah PMK nomor 101/PMK.04/2005;
2. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 1 angka 11 peraturan
pemerintahan nomor 32 tahun 2009 tentang tempat penimbunan
berikat, bahwa yang dimaksud direktur dalam peraturan pemerintahan
ini adalah direktur jenderal bwa dan cukai.
3. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 17 ayat 3 PMK 101/2005
disebutkan bahwa pemeriksaan pabean di KB dilaksanakan oleh
direktorat jenderal bea dan cukai, dengan demikian maka kewenangan
untuk menagih pajak-pajak sehubungan dengan kewajiban kepabean
BM dan PDRI ada dibawah ditjen bea dan cukai sebagai pemungut
pajak
C. Pertimbangan Hukum
D. Mengadili
Berdasarkan data yang ada berupa putusan pengadilan pajak dan putusan pajak
peninjauan kembali dahulu terbanding, serta aturan-aturan yang disampaikan serta
analisis di dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Menurut saya, Hasil dari putusan ini dapat dianggap valid, karena sebagian aturan
perpajakan yang dijadikan dasar putusan dalam kasus atas peninjauan kembali
perkara pajak PT. Honda Precision Parts Manufacturing Nomor
1751/B/PK/PJK/2017 ini tertera di dalam putusan pajak peninjauan kembali. Dan
dokumen Putusan Peninjauan Kembali ini diperoleh dari situs resmi Mahkamah
Agung.