PENGADILAN PAJAK,
Memeriksa dan memutus sengketa pajak dengan acara biasa pada tingkat pertama dan
terakhir, terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-01264/NKEBAVPJ.16/2019
tanggal 04 0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Nihil
Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal
31 Juli 2018 Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf a karena Permohonan Wajib Pajak, yang
terdaftar dalam berkas perkara Nomor: 012392.99/2019/PP, telah mengambil putusan sebagai
berikut dalam sengketa antara:
MELAWAN
Direktur Jenderal Pajak, berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40-42 Jakarta
(12190);
Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti tertulis maupun surat lainnya yang
disampaikan para pihak yang diajukan dalam persidangan;
Menimbang, Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak
September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Paiak Pratama Gorontalo;
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Penghasilan Kena Pajak/ Dasar Pengenaan Pajak 374.872.000
2. Pph Pasal 21 yang terutang 20.045.86621.716.045
3.4. Kredit Pajak:
b. Setoran masa 21.716.045
9. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan (a+b+c+d+e-f)
Jumlah Pph Yang Masih Harms Dibavar NIHIL La
Menimbang, bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa
Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018, Penggugat
mengajukan Surat Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Nihil
yang Tidak Benar dengan Surat Nomor: 006/Psl.36-ll/Mei/2019 tanggal 27 Mei 2019 dan
dengan Keputusan Tergugat Nomor: KEP-01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019
pengajuan permohonan Penggugat tersebut ditolak sehingga Penggugat dengan Surat Gugatan
Nomor: 003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019 mengajukan gugatan;
bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor:
KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019Surat Ketetapan Pajak Nihil Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1)
Huruf a karena Permohonan Wajib Pajak yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak,
selanjutnya disebut sebagai Tergugat, dengan uraian sebagaj berikut:
bahwa dengan demikian surat Gugatan ini telah memenuhi ketentuan formal sebagaimana
dipersyaratkan dalam UU KUP dan UU Pengadilan Pajak;
Alasan Gugatan:
1. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak menunjuk Kuasa Penggugat dalam hal
pendampingan dan/atau mewakili Penggugat termasuk penyerahan dokumen dan/atau data
dan/atau informasi Penggugat ke Kantor Pelayanan Pajak.
2. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan Surat Kuasa Penggugat
kepada karyawan Penggugat maupun Konsultan Pajak maupun pihak lainJL
1. Bahwa Pengurus dari Penggugat dalam hal ini Bpk. Andri Darmawan tidak pernah
menandatangani Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP).
2. Bahwa menurut Penggugat tanda tangan pada surat tanggapan atas SPHP bukan tanda
tangan Bpk. Andri Darmawan selaku Pengurus Penggugat.
3. Bahwa karena terjadi pemalsuan tandatangan pada Tanggapan atas SPHP, maka
Penggugat juga menjadi kuatir mengenai dokumen-dokumen lainnya yang ditandatangani
oleh pihak lain tetapi mengatasnamakan pengurus dari Penggugat.
4. Bahwa hal-hal sebagaimana disampaikan di atas merupakan perbuatan melawan hukum.
5. Bahwa karena pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum.
6. Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajarnya permohonan ini dikabulkan seluruhnya.
1. Bahwa sewaktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dihadiri oleh Syafruddin Djalil.
2. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak diketahui oleh Penggugat.
3. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak disertai dengan surat kuasa.
4. Bahwa dengan demikian proses ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum.
5.:uadhawhas::r:j::n;:I;he:i::%anga:'TniE:kad;ua{::smeF[:upha#an#rbuatanmelawanhukummaka
bahwa selanjutnya, Penggugat mengusulkan kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang
terhormat agar:
1. Menyatakan bahwa gugatan yang diajukan Penggugat dapat diterima karena telah
memenuhi ketentuan formal.
2. Memutuskan mengabulkan seluruh permohonan gugatan ini.
3. Memutuskan keputusan Tergugat tidak dapat dipertahankan.
bahwa demikian surat gugatan ini disampaikan dengan harapan agar Majelis Hakim Pengadilan
Pajak yang memeriksa dan mengadili sengketa ini dapat memutuskan dengan pertimbangan
yang seadil-adilnya;
bahwa Penggugat dalam Surat Gugatannya melampirkan salinan dokumen sebagai berikut:
1. Bukti P-1. Fotokopi yang telah dimeteraikan kemudian Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor: KEP-01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 tentang
Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Nihil Berdasarkan
Pasal 36 Ayat (1 ) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak;
2. Bukti P-2. Fotokopi yang telah dimeteraikan kemudian Akta Notaris Ardy Chandra, S.H.,
M.Kn., nomor 669 tanggal 23 Agustus 2019 tentang Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Nenggapratama lnternusa;
I. KETENTUAN FORMAL
I:i|:ru::::etreankt:,:gdeKne:::tLanndaun:.uumng::gT£:am::r.a6PTearhpuaiaf8:9S;::%:'umgaaT;#lahbeberapa
bahwa setelah membaca Surat Gugatan, mempelajari berkas surat menyurat dan dokumen
yang ada, dengan ini disampaikan tanggapan terhadap Gugatan dari Penggugat sebagai
berikut:
1. Dasar hukum
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 16 Tahun
2009;
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasjlan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008;
c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
d. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Pengadilan;
e. Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 tetang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan
Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
2. Tanggapan Tergugat:
b. Bahwa ketentuan Pasal 41 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata
Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus
diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian SPHP yang dilampiri dengan
daftar temuan hasil Pemeriksaan.
c. Bahwa sesuai Surat Tanggapan SPHP nomor S-124/Npl/DIR/VIl/2018 tanggal 13 Juli 2018
yang diserahkan oleh Penggugat dan diterima oleh Tergugat pada tanggal 13 Juli 2018Jfr
d. Bahwa terkait dalil Penggugat pada angka 2 huruf c dalam Surat Gugatannya bahwa tanda
tangan Andri Darmawan di dalam Surat Tanggapan SPHP merupakan tanda tangan yang
dipalsukan, Tergugat berpendapat bahwa Penggugat menyangkakan suatu tindak pidana
sebagaimana diatur dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dimana dalam
ayat (1 ) menyatakan:
(1)Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti
daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
surat tersebut seolahsolah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.
bahwa Tergugat berpendapat bahwa pemalsuan tanda tangan yang disangkakan oleh
Penggugat merupakan ranah hukum pembuktian yang merupakan bagian dari Hukum Acara
Pidana. Tergugat berpendapat bahwa Tergugat tidak memiliki kekuasaan absolut dalam
memproses dan/atau memutus suatu perkara pidana;
e. Bahwa terkait asas praduga tak bersalah, ketentuan Pasal 8 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan:
(1)setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan
pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang
menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
bahwa di dalam dalil Penggugat tidak menunjuk siapa yang melakukan pemalsuan tanda
tangan di dalam Surat Tanggapan SPHP. Bahwa di dalam proses penyelesaian permohonan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak Nomor KEP-
01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019, Penggugat tidak dapat menunjukkan
adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang menyatakan
bahwa telah terjadi pemalsuan tanda tangan di dalam Surat Tanggapan SPHP (premature);
9. Bahwa dalam hal yang menjadi objek sengketa adalah tidak disampaikannya SPHP atau
tidak dilakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Tergugat berpendapat bahwa
seharusnya permohonan yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat adalah
permohonan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 36 ayat (1 ) huruf d Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.
h. Bahwa ketentuan Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tetang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Dalam rangka melaksanakan pembahasan atas hasil Pemeriksaan yang tercantum dalam
SPHP dan daftar temuan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat
(1) kepada Wajib Pajak harus diberikan hak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan.
(2)Hak hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan melalui penyampaian
undangan secara tertulis kepada Wajib Pajak dengan mencantumkan hari dan tanggal
dilaksanakannya Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.dr
i. Bahwa ketentuan Pasal 44 ayat (4) huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(4)Apabila Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak:
b. tidak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan
tanggal yang tercantum dalam undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
/2/,
Pemeriksa Pajak membuat risalah pembahasan berdasarkan surat sanggahan, berita
acara ketidakhadiran Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, den
berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak.
1. Kesimpulan
2. Usul
bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Pengadilan Pajak untuk menolak seluruh permohonan Gugatan Penggugat dan tetap
mempertahankan Surat Keputusan Nomor KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober
2019 atas nama Pemohon Banding, NPWP: 01.416.150.9-822.000; j.
bahwa Majelis memeriksa kewenangan Pengadilan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 ayat (1 ) dan (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadjlan Pajak;
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019, menyatakan tidak
setuju terhadap Keputusan Tergugat Nomor: KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 tanggal 04
0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak
Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31
Juli 2018 Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1 ) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak;
:aehmw:r,?searddaasnar#:nm:teuT:r::;ak:T;pMa?:ek'':erbs:rbk:t:#ulanpengadllanpajakbervenanguntuk
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okv2019 tanggal 28 0ktober 2019 dibuat dalam
bahasa Indonesia ditujukan kepada Pengadilan Pajak, sehingga m®monuhi ketentuan Pasal 40
ayat (1 ) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okv2019 tanggal 28 0ktober 2019, diterima oleh
Sekretariat Pengadilan Pajak pada hari Jumat, tanggal 01 November 2019 (Diantar langsung),
sedangkan Keputusan Tergugat Nomor: KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 diterbitkan pada
tanggal 04 0ktober 2019 dan diterima oleh Penggugat pada tanggal 14 0ktober 2019 (Cap Pos:
07 0ktober 2019), sehingga m®menuhi ketentuan mengenai jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
pengajuan Gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) Undang-undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019, menyatakan tidak
setuju terhadap Keputusan Tergugat Nomor: KEP-01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04
0ktober 2019, memenuhi persyaratan satu Surat Gugatan untuk satu Keputusan Tergugat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (6) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak;
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019, memuat alasan-
alasan Gugatan yang jelas, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
bahwa Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019, dilampiri dengan
salinan surat yang digugat, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
bahwa dengan demikian Surat Gugatan Nomor: 003/Psl.21/Oku2019 tanggal 28 0ktober 2019
memenuhi ketentuan formal pengajuan Gugatan;
POKOK SENGKETA
Menimbang bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan
Keputusan Tergugat Nomor: KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 tentang
Pembatalan Ketetapan Pajak alas Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21
Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 Berdasarkan
Pasal 36 Ayat (1 ) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak;
Menimbang, bahwa hasil pemeriksaan atas materi sengketa gugatan dalam persidangan
adalah sebagai berikut:
Menurut Torgugat
b. Bahwa ketentuan Pasal 41 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata
Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus
diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian SPHP yang dilampiri dengan
daftar temuan hasil Pemeriksaan.
c. Bahwa sesuai Surat Tanggapan SPHP nomor S-124/Npl/DIR/Vll/2018 tanggal 13 Juli 2018
yang diserahkan oleh Penggugat dan diterima oleh Tergugat pada tanggal 13 Juli 2018,
penandatangan dalam Surat Tanggapan SPHP tersebut adalah atas mama orang yang sama
dengan penanda tangan Surat Gugatan yaitu atas nama Andri Darmawan yang merupakan
Direktur Utama Penggugat. Bahwa di bagian tanda tangan Surat Tanggapan SPHP juga
telah dibubuhi dengan cap Penggugat;
d. Bahwa terkait dalil Penggugat pada angka 2 huruf c dalam Surat Gugatannya bahwa tanda
tangan Andri Darmawan di dalam Surat Tanggapan SPHP merupakan tanda tangan yang
dipalsukan, Tergugat berpendapat bahwa Penggugat menyangkakan suatu tindak pidana
sebagaimana diatur dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dimana dalam
ayat (1 ) menyatakan:
(1)Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti
daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana pertyara
paling lama enam tahun.
bahwa Tergugat berpendapat bahwa pemalsuan tanda tangan yang disangkakan oleh
Penggugat merupakan ranah hukum pembuktian yang merupakan bagian dari Hukum Acara
Pidana. Tergugat berpendapat bahwa Tergugat tidak memiliki kekuasaan absolut dalam
memproses dan/atau memutus suatu perkara pidana;
e. Bahwa terkait asas praduga tak bersalah, ketentuan Pasal 8 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan:
(1)setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan
Pmeen:yaad!:aknanwkaej!ba,adh'aannngygaapda:dt€kahb%es#paehro,Seehb;:uk#at=dnahupkuut%Stae3ap:%adj'anyang
a. Bahwa dalam hal yang menjadi objek sengketa adalah tidak disampaikannya SPHP atau
tidak dilakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Tergugat berpendapat bahwa
seharusnya permohonan yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat adalah
permohonan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 36 ayat (1 ) huruf d Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.
h. Bahwa ketentuan Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tetang Perubahan Alas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Dalam rangka melaksanakan pembahasan alas hasil Pemeriksaan yang tercantum dalam
SPHP dan daftar temuan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat
(1) kepada Wajib Pajak harus diberikan hak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan.
(2)Hak hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan melalui penyampaian
undangan secara tertulis kepada Wajib Pajak dengan mencantumkan hari dan tanggal
dilaksanakannya Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.
bahwa sesuai dengan ketentuan tersebut, Tergugat telah mengundang Penggugat secara
tertulis melalui surat nomor Und-0045/WPJ.16/KP.0200/2018 tanggal 18 Juli 2018 yang
diterima oleh Penggugat pada tanggal 18 Juli 2018. Bahwa Penggugat tidak melakukan
penyangkalan bahwa Penggugat telah menerima Surat Undangan tersebut di dalam dalil-dalil
Surat Gugatannya. Bahwa tanda terima penyerahan surat juga telah dibubuhi dengan cap
Penggugat. Bahwa di dalam Surat Undangan telah secara jelas menyatakan hari dan tanggal
pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Tergugat berpendapat bahwa Tergugat
telah melaksanakan kewajiban dengan memberikan hak kepada penggugat untuk hadir
dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Tergugat berpendapat bahwa Surat Undangan
yang diserahkan oleh Tergugat kepada Penggugat juga secara jelas menyebutkan bahwa
yang diundang di dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan adalah Direktur/ Pimpinan
Penggugat:
i. Bahwa ketentuan Pasal 44 ayat (4) huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(4)Apabila Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak:
b. tidak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan
tanggal yang tercantum dalam undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
/2',
Pemeriksa Pajak membuat risalah pembahasan berdasarkan surat sanggahan, berita
acara ketidakhadiran Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, den
berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak.
bahwa dalam persidangan tanggal 11 Juni 2020, Tergugat menyampaikan Penjelasan Tertulis
yang pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri KeuanganNomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara
Pemeriksaan.
8. Penjelasan Tergugat
1. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan
Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Nihil Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf a Karena
Permohonan Wajib Pajak, karena Penggugat pendapat bahwa proses pemeriksaan dan
penerbitan Surat Ketetapan Pajak (dalam sengketa ini adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil
(SKPKN) Pph Pasal 21 Nomor 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 Masa Pajak
September 2013) tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga merupakan
perbuatan melawan hukum dan produk hukum yang dihasilkan cacat secara hukum.
2. Bahwa hal yang menyebabkan proses pemeriksaan merupakan perbuatan melawan hukum
serta SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum menurut Penggugat adalah
dikarenakan selama proses pemeriksaan Penggugat diwakili oleh sdr. Syafruddin Djalil yang
merupakan karyawan Penggugat dan dalam struktur organisasi perusahaan Penggugat
menjabat sebagai adm/.n fax, sehingga bukan pengurus dan tidak berhak mewakili
Penggugat dalam proses pemeriksaan dan berakibat seluruh proses pemeriksaan yang
diwakili oleh sdr. Syafruddin Djalil menjadi tidak sah.
3. Bahwa selama proses pemeriksaan untuk tahun pajak 2013 (tahun pajak sengketa),
berdasarkan dokumen-dokumen saat pemeriksaan diketahui hal-hal sebagai berikut:
a) Bahwa sesuai dengan Berita Acara Hasil Pertemuan Dengan Wajib Pajak pada hari Rabu
tanggal 27 bulan September tahun 2017, telah terjadi pertemuan antara pjhak Pemeriksa
dengan pihak Penggugat yang diwakili oleh Aldrin Katang (General Manager Operasional)
b) Bahwa berdasarkan dokumen berupa Bukti Peminjaman dan Pengembalian Buku,
Catatan, dan Dokumen, pihak Penggugat diwakili oleh Aldrin K untuk penerima
pengembalian dokumen, sementara untuk yang menyerahkan dokumen tidak diketahui
karena tidak ada nama yang tercantum hanya ada tanda tangan dengan cap PT
Nenggapratama lnternusa.
c) Berdasarkan surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan nomor PHP-
00071AVPJ.16/KP.0205/RIK.SIS/2018 tanggal 5 Juli 2018, pihak Penggugat yang
menerima surat tersebut adalah Aldrin K, dan dalam dalil-dalil surat gugatannya,
Penggugat tidak melakukan penyangkalan bahwa Penggugat telah menerima SPHP
tersebut.
d) Berdasarkan surat Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan nomor Und-
0045AVPJ.16/KP.0200/2018 tanggal 18 Juli 2018, pihak Penggugat yang menerima
undangan tersebut adalah Milanda Ayuba.
e) Berdasarkan Pakta lntegritas yang ditandatangani pada tanggal 26 Juli 2018 antara tim
Pemeriksa dengan pihak Penggugat, diketahui bahwa Penggugat diwakili oleh Syafruddin
Djalil.
f) Berdasarkan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, lkhtisar Hasil
Pembahasan Akhir dan Risalah Pembahasan,diketahui bahwa pihak Penggugat diwakili
oleh Syafruddin Djalil.j.
KESIMPULAN
1. Bahwa penerbitan Surat Ketetapan Pajak Nihil Nomor 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli
2018 Masa Pajak September 2013 telah melalui prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur
dalam undang-undang perpajakan dan aturan pelaksanaannya.
2. Bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 tanggal
04 0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Nihil
Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf 8 Karena Permohonan Wajib Pajak telah sesuai
dengan undang-undang perpajakan dan aturan pelaksanaannya.
3. Bahwa alasan gugatan Penggugat yang menyatakan bahwa proses pemeriksaan merupakan
perbuatan melawan hukum dan produk hukum yang dihasilkan cacat secara hukum adalah
terbukti tidak benar.
Menurut Penggugat
bahwa Penggugat tidak setuju dengan Penerbitan Keputusan Tergugat Nomor: KEP-
01264/NKEBAVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas
Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor:
00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf 8 karena
Permohonan Wajib Pajak, dengan alasan sebagai berikut:
1. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak menunjuk Kuasa Penggugat dalam hal
pendampingan dan/atau mewakili Penggugat termasuk penyerahan dokumen dan/atau data
dan/atau informasi Penggugat ke Kantor Pelayanan Pajak.
2. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan Surat Kuasa Penggugat
kepada karyawan Penggugat maupun Konsultan Pajak maupun pihak lain.
3. Bahwa Kuasa Penggugat di atur melalui UU KUP, Peraturan Pemerintah, maupun PMK-
229/PMK.03/2014 Tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang
Kuasa.
4. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus
kepada Syafruddin Djalil untuk mendampingi dan/atau mewakili Penggugat.
5. Bahwa karena Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus maka seharusnya
Syafruddin Djalil tidak melakukan penandatangan dokumen-dokumen apapun atas nama
Penggugat dan tidak melakukan pertemuan dengan Tergugat atau hal-hal lainnya atas nama
Penggugat, demikian juga seharusnya Tergugat tidak memberikan kesempatan kepada
Syafruddin Djalil melakukan pertemuan atau hal-hal lainnya atas nama Penggugat.
6. Bahwa demikian juga pada saat pembahasan akhir maupun Penandatanganan Berita Acara
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada hari Kamis tanggal 26 Juli 2018 tercantum Wakil
Penggugat atas nama Syafruddin Djalil yang tidak disertai dengan surat kuasa khusus,fro
1. Bahwa Pengurus dari Penggugat dalam hal ini Bpk. Andri Darmawan tidak pernah
menandatangani Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP).
2. Bahwa menurut Penggugat tanda tangan pada surat tanggapan atas SPHP bukan tanda
tangan Bpk. Andri Darmawan selaku Pengurus Penggugat.
3. Bahwa karena terjadi pemalsuan tandatangan pada Tanggapan alas SPHP, maka
Penggugat juga menjadi kuatir mengenai dokumen-dokumen lainnya yang ditandatangani
oleh pihak lain tetapi mengatasnamakan pengurus dari Penggugat.
4. Bahwa hal-hal sebagaimana disampaikan di atas merupakan perbuatan melawan hukum.
5. Bahwa karena pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum.
6. Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajarnya permohonan ini dikabulkan seluruhnya.
1. Bahwa sewaktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dihadiri oleh Syafruddin Djalil.
2. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak diketahui oleh Penggugat.
3. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak disertai dengan surat kuasa.
4. Bahwa dengan demikian proses ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum.
5, Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajamya permohonan ini dikabulkan seluruhnya.
I. POKOK SENGKETA
11. KRONOLOGIS
a. Dalam struktur perkerjaan Syafruddin Djalil adalah sebagai Admin Tax yang hanya
berwenang Pelaporan SPT Masa, Tahunan, dan hanya Penyetoran pembayaran terkait
Perpajakan saja.
b. 05 Juli 2018 Tergugat menerbitkan SPHP tahun 2013 dengan nomor PHP-
00071AVPJ.16/KP.0205/RIK.SIS/2018 yang diterima oleh Aurin. K pada tanggal 05 Juli 2018.fu
a. Bahwa dalam proses pemeriksaan Penggugat pada pembahasan akhir tidak menyetujui
diterbitkanya SKP maupun STP, karena pada saat Penandatangan pembahasan akhir
Penggugat tidak memberikan kuasa untuk kepada siapapun untuk menandatangani hasil
pembahasan akhir.
b. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak menunjuk Kuasa Penggugat dalam hal
pendampingan dan/atau mewakili Penggugat termasuk penyerahan dokumen dan/atau data
informasi Penggugat ke Kantor Pelayanan Pajak.
c. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan Surat Kuasa Penggugat
kepada karyawan maupun Konsultan Pajak pihak lain.
d. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat juga tidak pernah memberikan surat kuasa khusus
kepada Syafruddin Djalil untuk mendampingi dan/atau mewakili Penggugat.
e. Bahwa karena Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus maka seharusnya
Syafruddin Djalil tidak melakukan penandatangan dokumen-dokumen apapun atas mama
Penggugat dan tidak melakukan pertemuan dengan Tergugat atau hal-hal lainnya atas nama
Penggugat, demikian juga seharusnya Tergugat tidak memberikan kesempatan kepada
Syafruddin Djalil melakukan pertemuan atau hal-hal lainnya atas nama Penggugat.
f. Bahwa menurut Penggugat pemeriksaan terhadap Penggugat tidak memenuhi syarat
pemeriksaan sebagaimana diatur pada Uu KUP maupun peraturan perpajakan lainnya.
9. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat juga tidak pernah memberikan surat kuasa khusus
kepada Syafruddin Djalil untuk mendampingi dan/atau mewakili Penggugat.
h. Bahwa karena Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus maka seharusnya
Syafruddin Djalil tidak melakukan penandatangan dokumen-dokumen apapun atas nama
Penggugat dan tidak melakukan pertemuan dengan Tergugat atau hal-hal lainnya atas nama jL
a. Bahwa Pengurus dari Penggugat dalam hal ini Bpk. Andri Darmawan tidak pernah
menandatangani Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP).
b. Bahwa menurut Penggugat tanda tangan pada surat tanggapan atas SPHP bukan tanda
tangan Bpk Andri Darmawan selaku Pengurus Penggugat.
c. Bahwa karena terjadi pemalsuan tanda tangan pada Tanggapan atas SPHP, maka
Penggugat juga menjadi kuatir mengenai dokumen-dokumen lainnya yang ditandatangani
oleh pihak lain tetapi mengatasnamakan pengurus dari Penggugat.
d. Bahwa karena sebagaimana disampaikan di alas merupakan perbuatan melawan hukum.
e. Bahwa karena pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat hukum.
f. Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajarnya permohonan jni dikabulkan seluruhnya.
a. Bahwa sewaktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dihadiri oleh Syafruddin Djalil.
b. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak diketahui oleh Penggugat.
c. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak disertai dengan surat kuasa.
d. Bahwa dengan demikian proses ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbjtkan menjadi cacat secara hukum.
e.:uadhawhas:;raej::n;:I;heal::tan:an'Tnia:kadfu#::smei[:uphank;an#rbuatanmelawanhukummaka
far.|F:-LLj
9,L€€_u€~, r _ r==
:::..:.='-.T=c.
^`-==rzjfaj,g~de!&`L:__:
`#trRE.£#_-...
__ _ _~,rfeayng
`{Tf i`=T==-~-. . `& v`=;S±isi\ Fag sfro -+
I Td3HSfacifeEiac
~'`-_.-`''_re_rro--
ii-:=£i==J
- &TB 9€R\frz
:"i!o-_ ;-L£3icEEE!E=+H:
. .A:l`.t= ....
~.=jieffiJ;fty€=ul
:- SseF
TRE
J|=EgiFT,:,:_.i
;=±==}
+ry ira¥ff±-l: .
rE *".y
•` ~__5rf ubfe._."
.
bahwa dalam persidangan tanggal 11 Juni 2020, Penggugat menyampaikan Penjelasan Tertulis
yang pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
bahwa memberikan penjelasan tentang jabatan Syafruddin Djalil dan pendatangan Surat
Pemberitahuan (SPT) sehubungan permintaan Majelisi VIB atas sengketa terhadap KEP-
01264/NKEBAVPJ.16/2019 yang telah terdaftar dengan Nomor Sengketa 012392.99/2019/PP;
2. Bahwa bukti bahwa Syafruddin Djalil bekerja pada bagian perpajakan dapat dilihat pada SPT
Pph 1721-Al atas nama Syafruddjn Djalil (Lampiran-1 ) yang diterbitkan Penggugat.
Pendapat Majelis:
bahwa dari hasil penelitian alas data yang terdapat dalam berkas gugatan, keterangan dan
bukti-bukti yang disampaikan para pihak yang bersengketa dalam persidangan, dapat diketahui
hal-hal sebagai berikut:
bahwa kepada Penggugat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Pajak Penghasilan
Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018
diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo;
bahwa kronologis penerbitan SKPN Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013
Nomor: 00023/501/13/822/18 diuraikan sebagai berikut:
1. bahwa pada tanggal 31 Juli 2018, Tergugat (dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Gorontalo) menerbitkan SKPN Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013
Nomor: 00023/501/13/822/18 ;
2. bahwa atas SKPN a quo, Penggugat menyampaikan Surat Permohonan Pengurangan atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar dengan Surat Nomor: 006/Psl.36-
lI/Mei/2019 tanggal 27 Mei 2019;
3. bahwa atas permohonan a quo, Tergugat menerbitkan Keputusan Nomor KEP-
01264/NKEB/WPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 yang isinya menolak permohonan
Penggugat;
4. bahwa atas Keputusan Nomor KEP-01264/NKEB/WPJ.16/2019 a quo, melalui Surat Nomor:
003/Psl.21/Okt/2019 tanggal 28 0ktober 2019 Penggugat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Pajak;
bahwa alasan/penjelasan ketidaksetujuan, serta dasar hukum yang digunakan oleh Penggugat
diuraikan sebagai berikut:
Alasan Gugatan:
1. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak menunjuk Kuasa Penggugat dalam hal
pendampingan dan/atau mewakili Penggugat termasuk penyerahan dokumen dan/atau data
dan/atau informasi Penggugat ke Kantor Pelayanan Pajak;
2. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan Surat Kuasa Penggugat
kepada karyawan Penggugat maupun Konsultan Pajak maupun pihak lain;
3. Bahwa Kuasa Penggugat diatur melalui UU KUP, Peraturan Pemerintah, maupun PMK-
229/PMK.03/2014 Tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang
Kuasa;
4. Bahwa selama pemeriksaan Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus
kepada Syafruddin Djalil untuk mendampingi dan/atau mewakili Penggugat;
5. Bahwa karena Penggugat tidak pernah memberikan surat kuasa khusus maka seharusnya
Syafruddin Djalil tidak melakukan penandatangan dokumen-dokumen apapun atas nama
Penggugat dan tidak melakukan pertemuan dengan Tergugat atau hal-hal Iainnya atas nama
Penggugat, demikian juga seharusnya Tergugat tidak memberikan kesempatan kepada
Syafruddin Djalil melakukan pertemuan atau hal-hal lainnya atas nama Penggugat;
6. Bahwa demikian juga pada saat pembahasan akhir maupun penandatanganan Berita Acara
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada hari Kamis tanggal 26 Juli 2018 tercantum Wakil
Penggugat atas nama Syafruddin Djalil yang tidak disertai dengan surat kuasa khusus;
7. Bahwa menurut Penggugat, Syafruddin Djalil bukan sebagai Kuasa Penggugat sebagaimana
diatur melalui UU KUP, Peraturan Pemerjntah, maupun PMK-229/PMK.03/2014 Tentang
Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa;
8. Bahwa menurut Penggugat pemeriksaan terhadap Penggugat tidak memenuhi syarat
pemeriksaan sebagaimana diatur dalam UU KUP maupun peraturan perpajakan lainnya;
9. Bahwa karena pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan tidak berdasarkan peraturan perpajakan sehingga menjadi
cacat secara hukum;
10.Bahwa selain hal-hal tersebut di atas Penggugat juga tidak mengetahui dan memahami
dokumen dan/atau informasi dan/atau data yang diberikan oleh Syafruddjn Djalil kepada
Tergugat; fr
1. Bahwa Pengurus dari Penggugat dalam hal ini Bpk, Andri Darmawan tidak pernah
menandatangani Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP);
2. Bahwa menurut Penggugat tanda tangan pada surat tanggapan atas SPHP bukan tanda
tangan Bpk. Andri Darmawan selaku Pengurus Penggugat;
3. Bahwa karena terjadi pemalsuan tandatangan pada Tanggapan alas SPHP, maka
Penggugat juga menjadi khawatir mengenai dokumen-dokumen lainnya yang ditandatangani
oleh pihak lain tetapi mengatasnamakan pengurus dari Penggugat;
4. Bahwa hal-hal sebagaimana disampaikan di atas merupakan perbuatan melawan hukum;
5. Bahwa karena pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
sehingga pemeriksaan dan Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh Tergugat menjadi
cacat secara hukum;
6. Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajarnya permohonan ini dikabulkan seluruhnya;
1. Bahwa sewaktu pembahasan akhir hasil pemeriksaan dihadiri oleh Syafruddin Djalil;
2. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak diketahui oleh Penggugat;
3. Bahwa kehadiran Syafruddin Djalil tidak disertai dengan surat kuasa;
4. Bahwa dengan demikian proses ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat
Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh Tergugat juga tidak berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku sehingga pemeriksaan dan SKP yang diterbitkan menjadi cacat secara hukum;
5. Bahwa karena hal-hal sebagaimana di atas merupakan perbuatan melawan hukum maka
sudah sewajarnya permohonan jni dikabulkan seluruhnya;
bahwa Penggugat menyampaikan permohonan dan tuntutan kepada Majelis Hakim Pengadilan
Pajak agar:
1. Menyatakan bahwa gugatan yang diajukan Penggugat dapat diterima karena telah
memenuhi ketentuan formal.
2. Memutuskan untuk mengabulkan seluruh permohonan gugatan ini.
3. Memutuskan keputusan Tergugat tidak dapat dipertahankan.
bahwa terhadap alasan yang disampaikan oleh Penggugat dalam persidangan, Tergugat
memberikan tanggapan sebagai berikut:
a. Bahwa selama proses pemeriksaan, segala surat menyurat yang dilakukan oleh Tergugat
kepada Penggugat telah ditujukan kepada Direktur/Pimpinan Penggugat dan telah dikirimkan
sesuai dengan alamat Penggugat yaitu Jalan HB. Jassin Nomor 1, Limba 8, Kota Selatan,
Kota Gorontalo, Gorontalo.
b. Bahwa ketentuan Pasal 41 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata
Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus
diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian SPHP yang dilampiri dengan
daftar temuan hasil Pemeriksaan.
c. Bahwa sesuai Surat Tanggapan SPHP nomor S-124/Npl/DIR/Vll/2018 tanggal 13 Juli 2018
yang diserahkan oleh Penggugat dan diterima oleh Tergugat pada tanggal 13 Juli 2018,
penandatangan dalam Surat Tanggapan SPHP tersebut adalah atas nama orang yang sama
dengan penanda tangan Surat Gugatan yaitu atas nama Andri Darmawan yang merupakan
Direktur Utama Penggugat. Bahwa di bagian tanda tangan Surat Tanggapan SPHP juga
telah dibubuhi dengan cap perusahaan Penggugat;
d. Bahwa terkait dalil Penggugat dalam Surat Gugatannya yang menyatakan bahwa bahwa
tanda tangan Andri Darmawan di dalam Surat Tanggapan SPHP merupakan tanda tangan
yang dipalsukan, Tergugat berpendapat bahwa Penggugat menyangkakan suatu tindak
pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dimana
dalam ayat (1 ) menyatakan:
(1)Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti
daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.
bahwa Tergugat berpendapat bahwa pemalsuan tanda tangan yang disangkakan oleh
Penggugat merupakan ranah hukum pembuktian yang merupakan bagian dari Hukum Acara
Pidana. Tergugat berpendapat bahwa Tergugat tidak memiliki kekuasaan absolut dalam
memproses dan/atau memutus suatu perkara pidana:
e. Bahwa terkait asas praduga tak bersalah, ketentuan Pasal 8 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan:
(1)setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan
pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang
menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
bahwa di dalam dalil Penggugat tidak menunjuk siapa yang melakukan pemalsuan tanda
tangan di dalam Surat Tanggapan SPHP. Bahwa di dalam proses penyelesaian permohonan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak Nomor KEP-
01264/NKEB/\/VPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019, Penggugat tidak dapat menunjukkan
adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang menyatakan
bahwa telah terjadi pemalsuan tanda tangan di dalam Surat Tanggapan SPHP /premature/;
9. Bahwa dalam hal yang menjadi objek sengketa adalah tidak disampaikannya SPHP atau
tidak dilakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Tergugat berpendapat bahwa
seharusnya permohonan yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat adalah
permohonan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 36 ayat (1 ) huruf d Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.
h. Bahwa ketentuan Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tetang Perubahan Alas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(1)Dalam rangka melaksanakan pembahasan alas hasil Pemeriksaan yang tercantum dalam
SPHP dan daftar temuan hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat
(1) kepada Wajib Pajak hares diberikan hak Nadir dalam Pembahasan Akhir Hasil
pemeriksaan.dr
bahwa sesuai dengan ketentuan a quo, Tergugat telah mengundang Penggugat secara
tertulis melalui surat nomor Und-0045AVPJ.16/KP.0200/2018 tanggal 18 Juli 2018 yang
diterima oleh Penggugat pada tanggal 18 Juli 2018;
bahwa Penggugat tidak melakukan penyangkalan bahwa Penggugat telah menerima Surat
Undangan tersebut di dalam dalil-dalil Surat Gugatannya. Bahwa tanda terima penyerahan
surat juga telah dibubuhi dengan cap Penggugat. Bahwa di dalam Surat Undangan telah
secara jelas menyatakan hari dan tanggal pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan;
i. Bahwa ketentuan Pasal 44 ayat (4) huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaaan menyatakan:
(4)Apabila Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak:
b. tidak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan
tanggal yang tercantum dalam undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
'2',
Pemeriksa Pajak membuat risalah pembahasan berdasarkan surat sanggahan, berita
acara ketidakhadiran Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, den
berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak.
bahwa berdasarkan fakta data dan keterangan yang diperoleh dalam persidangan sebagaimana
diuraikan di atas, Majelis berpendapat sebagai berikut:
bahwa terbukti bahwa Tergugat telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Pajak
Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal 31
Juli 2018 diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo;
bahwa atas permohonan a quo, Tergugat menerbitkan Surat Keputusan yang menyatakan
menolak permohonan Penggugat dan selanjutnya Penggugat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Pajak;
bahwa dalam dalil gugatan yang diajukannya, Penggugat menyatakan bahwa karena
pemeriksaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Surat Ketetapan Pajak Nihil
Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor: 00023/501/13/822/18 tanggal
31 Juli 2018 diterbitkan tidak berdasarkan peraturan perpajakan sehingga menjadi cacat secara
hukum;fr
bahwa berdasarkan fakta yang dijumpai dalam persidangan atas sengketa gugatan yang
diajukan oleh Penggugat, Majelis berpendapat sebagai berikut:
bahwa Majelis meyakini tidak menjumpai kesalahan prosedur yang dilakukan oleh Tergugat
dalam proses pemeriksaan seperti dalam penerbitan surat perintah pemeriksaan, penyampaian
surat perintah pemeriksaan, permintaan dokumen maupun penyampaian surat pemberitahuan
hasil pemeriksaan;
bahwa sebagaj bagian akhir dari proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Tergugat, Majelis
berpendapat bahwa prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
yang dilampiri dengan daftar temuan hasil Pemeriksaan serta prosedur Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan telah dilaksanakan seuai dengan ketentuan yang berlaku;
bahwa sebagai proses lanjutan dari Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) adalah
berupa berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;
bahwa Majeljs berpendapat bahwa dalam hal Penggugat tidak hadir dalam pembahasan akhir
atau tidak menandatangani berita acara Pembahasan Akhjr Hasil Pemeriksaan, hal tersebut
tidak mempengaruhi sah/tidaknya berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;
bahwa oleh karenanya Majelis meyakinj bahwa pihak yang menandatangani dokumen
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan tidak menjadi faktor yang dapat menyebabkan
sah/tidaknya berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;
bahwa Majelis berpendapat bahwa terjadinya pemalsuan tanda tangan sebagaimana yang
didalilkan oleh Penggugat dalam proses pemeriksaan sampai dengan proses Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan adalah merupakan ranah hukum pembuktian yang merupakan bagian
dari Hukum Acara Pidana;
bahwa ketentuan Pasal 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak
mengalur.. "Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan
kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa
Pajak`..
bahwa oleh karenanya Pengadilan Pajak tidak memiliki kewenangan untuk melakukan
pemeriksaan pencarian keadilan yang berkaitan dengan permasalahan pidana;
bahwa berdasarkan uraian sebagaimana disampaikan di atas, Majelis berpendapat bahwa Surat
Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor:
00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 telah diterbitkan berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku sehingga sah secara hukum;
bahwa oleh karenanya Majelis menyatakan untuk tetap mempertahankan Surat Keputusan
Tergugat Nomor KEP-01264/NKEB/VVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 dan memutuskan
untuk menolak gugatan penggugat.¢
Menolak Gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-
01264/NKEB/VVPJ.16/2019 tanggal 04 0ktober 2019 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas
Surat Ketetapan Pajak Nihil Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa Pajak September 2013 Nomor:
00023/501/13/822/18 tanggal 31 Juli 2018 Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf 8 karena
Permohonan Wajib Pajak, atas nama PT Nenggapratama lnternusa, NPWP: 01.416.150.9-
822.000, beralamat sesuai NPWP di Jl. HB. Jassin No. 1, Kota Selatan, Kota Gorontalo,
Gorontalo;
Tri Hidayat wahyudi, S.H., M.H., Ak., M.B.A ........... sebagai Hakim Ketua,
Wishnoe Saleh Thaib, S.H., M.H., M.Sc., Ak., CA.„ ...... sebagai Hakim Anggota,
Juwari Eddy Wjnarto, S.E., M.M sebagai Hakim Anggota,
dengan dibantu oleh Yuli Eko Nugroho, S.E., M.Sin.„.„ sebagai Panitera Pengganti,
Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis
tanggal 23 Julj 2020 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak
dihadiri oleh Tergugat dan tidak dihadiri oleh Penggugat.
ttd. ttd.
Wishnoe Saleh Thaib, S.H., M.H., M.Sc., Ak., CA. Tri Hidayatwahyudi, S.H., M.H., Ak., M.B.A
ttd.
PANITERA PENGGANTl,
ttd.
4De#it3;:F2#bto9::a§..Hb'Or