Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mikha Hermawan

NIM : 17.C1.0094
Matkul : PLKH Pajak 01

Soal Gugatan
C mempunyai utang pajak sebesar Rp 500 juta, tetapi karena perusahaannya mengalami
kerugian C tidak dapat membayar utang pajaknya. Selain itu C memiliki juga utang pada D
sebesar Rp. 300jt, dengan jaminan rumahnya seharga 2 M. Selain itu C juga mempunyai
utang pada E sebesar 300jt tanpa jaminan. Harta C yang tersisa adalah tanah dan rumah, mas
50gr, mobil 2, satu mobilnya rusak. C mempunyai karyawan 20 orang yang belum digaji
selama 3 bulan. C mempunyai 20 orang karyawan yang belum digaji selama 3 bulan dengan
total gaji sebesar Rp. 1 M. Selain itu rumahnya perlu diperbaiki sebelum dijual. Pada saat sita
ada mas C sebesar 10gr yang tidak dicantumkan dalam BAP. Lalu pengumuman lelang tidak
dilakukan di media sebanyak 3x.

Silahkan membuat pengajuan surat gugatan berikut argumentasinya serta susun urutan
pelunasan hutangnya!

Jawaban :

Urutan Pelunasan Hutang :


1. Kreditur Preferen
a. Utang Pajak Negara sebesar Rp. 500 juta
b. Upah Pokok Pekerja/Buruh sejumlah 20 orang yang belum digaji selama 3 bulan
sebesar Rp. 1 M
2. Kreditur Separatis
Pelunasan utang pada D sebesar Rp. 300 jt dengan jaminan rumah seharga Rp. 2M
3. Kreditur Konkuren
Pelunasan utang pada E sebesar Rp. 300 jt tanpa jaminan
Semarang, 20 Juni 2023

Nomor Surat : 123/SG/25


Lampiran : 2 lembar
Perihal : Gugatan atas Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan Nomor 025/KPKNL-
SMG/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2023 tentang Pengumuman Lelang.

Yth. Ketua Pengadilan Pajak


Jl. Gono Gini 100
Semarang

Dengan hormat,
Sehubungan dengan perihal diatas, perkenankanlah kami
Nama : Mikha Hermawan
Jabatan : Direktur
Wajib Pajak : konsultan
NPWP : 41.090.678.0-864.345
Alamat : Jl. Ngesrep Timur No. 27 Semarang
Oleh karena itu bertindak untuk membuat, menandatangani dan mengajukan gugatan ini
untuk selanjutnya disebut PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap :


Perusahan C yang bertempat di Jl. Banyumanik No. 50 Semarang, untuk selanjutnya disebut
TERGUGAT.
Adapun yang menjadi alasan dan dasar hukum Penggugat mengajukan Gugatan Surat
Perintah Pelaksanaan Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2023
tentang Pengumuman Lelang yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak, sebagai
berikut:

I. Dasar Hukum Pengajuan Gugatan


1) Pasal 23 ayat 2C UU KUP No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (selanjutnya disebut “UU KUP”), menyatakan sebagai berikut:
“Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: (c) keputusan yang
berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam
Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26, hanya dapat diajukan kepada badan Peradilan
Pajak”

Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26 UU KUP No.28 Tahun 2007 mengatur mengenai
masalah pengajuan keberatan. Dengan demikian, berdasarkan pasal 23 ayat 2C UU
No.28 Tahun 2007 tersebut diatas, Surat Keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan keputusan perpajakan selain surat keputusan keberatan dapat diajukan
Gugatan kepada Badan Peradilan Pajak.

2) Pasal 40 ayat 1 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa


“Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak”.

Pasal 40 ayat 3 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa


“Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
diterima Keputusan yang digugat.”

Pasal 40 ayat 6 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa


“Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1
(satu) Surat Gugatan.”

Surat Gugatan yang kami ajukan ini adalah Gugatan terhadap 1(satu) surat Surat
Perintah Pelaksanaan Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni
2023 tentang Pengumuman Lelang. Surat Gugatan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia
dan disampaikan masih dalam jangka waktu 30 hari dari tanggal diterimanya Surat
Perintah Pelaksanaan yaitu tanggal 16 Mei 2023.

Dengan demikian, surat Gugatan ini telah memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
Pasal 40 ayat 1, Ayat 3 dan Ayat 6 UU No 14 Tahun 2002.

3) Pasal 41 ayat (1) UU No 14 Tahun 2002 menyatakan sebagai berikut : “Gugatan


dapat diajukan oleh penggugat, ahli warisnya, sorang pengurus, atau kuasa
hukumnya dengan disertai alasan-alasan yang jelas, mencantumkan tanggal
diterima, pelaksanaan penagihan, atau Keputusan yang digugat dan dilampiri
salinan dokumen yang digugat.”

Surat Gugatan yang diajukan Penggugat terhadap Surat Perintah Pelaksanaan


Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2023 tentang
Pengumuman Lelang. Surat Gugatan ini diajukan oleh Mikha Hermawan selaku
Direktur.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami berpendapat bahwa Surat


Gugatan ini telah memenuhi ketentuan formal pengajuan Gugatan ke badan peradilan
pajak.

II. Substansi Gugatan


A. Latar belakang
1. Penggugat telah menerima Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan Nomor
025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2023 tentang Pengumuman Lelang,
yang diterbitkan oleh Tergugat;

2. Atas Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021


tertanggal 16 Juni 2023 tentang Pengumuman Lelang, Penggugat telah mengajukan
permohonan penundaan pembayaran pajak berdasarkan ketentuan pasal 43 Undang-
undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak kepada Tergugat melalui Surat
Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak Nomor 0028/725/05.100/JKT tanggal 16
Mei 2023 yang pada intinya Penggugat tidak setuju atas penerbitan Surat Perintah
Pelaksanaan Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 13 Juni 2023
tersebut;

3. Kewajiban untuk melakukan pengumuman lelang juga tidak dilaksanakan.


Berdasarkan Pasal 41 ayat (1) PMK No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang menyatakan bahwa penjualan lelang wajib didahului dengan
Pengumuman Lelang yang dilakukan oleh penjual. Karena tidak dilakukan
Pengumuman Lelang tersebut, pejabat KPKNL dinyatakan telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum (PMH);
4. Berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan tentang perbuatan yang
melanggar hukum dan menimbulkan kerugian, maka orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu harus mengganti kerugian yang ditimbulkan. Sehingga
pejabat KPKNL harus memberi ganti rugi terhadap Penggugat atas penyitaan yang
dilakukan terhadap barang yang dimiliki dan pengumuman lelang yang tidak
dilakukan di media sebanyak 3 kali;

5. Atas surat penggugat tersebut, Tergugat telah menerbitkan Surat Perintah Pelaksanaan
Penyitaan Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2023 yang isinya
menimbang permohonan Penggugat;

B. Alasan Pengajuan Gugatan


Berdasarkan penjelasan dan dasar peraturan diatas, mohon Pengadilan Pajak untuk
menerima dan memeriksa Gugatan ini serta berkenan memutuskan sebagai berikut:
1. Terdapat pelanggaran pada proses penyitaan barang yaitu emas sebesar 10 gram
tidak dicantumkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita. Hal ini jelas
menyimpang dari Pasal 12 ayat 3 UU No. 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan
Pajak Dengan Surat Pajak, yaitu “Setiap melaksanakan penyitaan, Juru sita Pajak
membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Juru sita
Pajak, penanggung Pajak dan saksi-saksi.”
2. Pengumuman lelang pajak tidak dilakukan sebanyak minimal 3 kali, hal ini tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Pasal 26 UU No. 19 Tahun 2000
Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Pajak. Dimana terhadap barang tidak
bergerak dan barang yang nilainya 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) harus
diumumkan melalui media massa.
3. Sesuai dengan Pasal 46 Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan
Pajak, maka Penggungat berhak mengajukan permohonan agar tindak lanjut
pelaksanaan penagihan pajak ditunda selama pemeriksaan sengketa pajak sedang
berjalan, sampai ada putusan Pengadilan Pajak. Permohonan penundaan ini
berkaitan dengan kewajiban Penggugat yang harus segera dipenuhi, yaitu
memberikan kekurangan dari upah karyawan-karyawannya yang belum dibayar.
Pembayaran upah karyawan harus didahulukan karena karyawan merupakan
kreditur preferen dimana hal ini dilindungi oleh Pasal 1139 KUHperdata.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan bahwa Gugatan yang diajukan Penggugat dapat diterima karena telah
memenuhi ketentuan formal.
2. Mengabulkan seluruhnya banding yang diajukan Penggugat.

Demikian surat gugatan ini kami ajukan. Besar harapan kami agar permohonan ini dapat
diproses dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Atas perhatian dan pertimbangan Majelis dalam memutuskan perkara Gugatan kami dengan
seadil-adilnya, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Mikha Hermawan

Direktur
Lampiran
1. Fotokopi Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan
Nomor 025/KPKNL-JKT/IX/2021 tertanggal 16 Juni 2022.
2. Fotokopi Surat Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak Nomor 0028/725/05.100/JKT
tanggal 14 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai