Anda di halaman 1dari 15

JAWABAN TERGUGAT

DALAM PERKARA
No.185/Pdt.G/2019/PN.Jkt.Ut.

Antara :

SYAHRUL SENAN, S.H. ..................................................... sebagai TERGUGAT.

Melawan :

NAHROWI ..................................................................... sebagai PENGGUGAT.


Jakarta, 26 Agustus 2019.
Kepada Yth. :
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
No. 185/Pdt.G/2019/PN.Jkt.Ut.
Pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

di Jalan Gajah Mada No.17, Jakarta Pusat.

Perihal : Jawaban Tergugat.

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, RASMANA PATU, Mahasiswa, yang beralamat di Jalan Kelapa
Sawit V Blok FF Nomor 5, RT. 008, RW. 017, Kel. Kelapa Gading Timur, Kec. Kelapa Gading, Kota
Jakarta Utara – 14240. Dalam hal ini bertindak selaku kuasa dari SYAHRUL SENAN, S.H.,
Advokat, beralamat di Jalan Kelapa Sawit V Blok FF Nomor 5, RT. 008, RW. 017, Kel. Kelapa
Gading Timur, Kec. Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara – 14240, dalam kedudukannya selaku
“TERGUGAT”, berdasarkan Surat Kuasa Khusus, tertanggal 06 Agustus 2019 ( terlampir) juncto
Surat Izin Beracara Secara Insidentile Di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dengan Nomor :
03/P.H.K.I/VIII/2019/PN.JKT.UTR, tertanggal 13 Agustus 2019 (terlampir), dari dan oleh karena
itu sah bertindak untuk dan atas nama TERGUGAT, dengan ini hendak menyampaikan Eksepsi dan
Jawaban dalam Perkara Nomor 185/Pdt.G/2019/PN.Jkt.Ut. di Pengadilan Negeri Jakarta Utara
yang diajukan oleh NAHROWI selaku PENGGUGAT, sebagai berikut :

- Bahwa TERGUGAT dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh PENGGUGAT
dalam Surat Gugatannya, kecuali yang oleh TERGUGAT secara tegas dan nyata diakui
kebenarannya.

I. DALAM EKSEPSI

A. Gugatan PENGGUGAT Kurang Pihak/Tidak Lengkap (Plurium Litis Consortium)

1. Bahwa PENGGUGAT dalam Gugatannya halaman 2 pada butir 5 mendalilkan bahwa


“Tergugat juga melaporkan Penggugat ke Kepolisian Daerah Metro jaya dengan
Laporan dugaan Tindak Pidana Penipuan, Penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian
Uang berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP / 749 / II / 2019 / Ditreskrimum,
tanggal 6 Februari 2019 Pelapor Tergugat.” ;

2. Bahwa TERGUGAT telah mengetahui sejak tanggal 25 Juli 2019 terhadap Objek
Tanah yang diakui dimiliki oleh PENGGUGAT a quo ternyata ada juga pihak yang
melaporkan PENGGUGAT di Polda Metro Jaya Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu
dengan Surat Tanda Bukti Lapor Nomor : TBL/746/II/2019/PMJ/Dlt. Reskrimum,
pada tanggal 6 Februari 2019, dengan Pelapor : HO HARIATY QQ. PT. GRANITO
NUSA WARNA ;
Halaman 1 dari 14
3. Bahwa PENGGUGAT dalam Gugatannya halaman 2 pada butir 6, yang pada
pokoknya mendalilkan bahwa akibat perbuatan TERGUGAT tersebut di atas maka
PENGGUGAT mengalami kerugian Materil dan Immateril. Sedangkan tindakan
sebagaimana butir 2 tersebut di atas yang dilakukan oleh pihak HO HARIATY QQ. PT.
GRANITO NUSA WARNA yang juga mengakibatkan kerugian Materil dan Imateril
haruslah ditarik/diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo ;

4. Bahwa akan tetapi ternyata dalam mengajukan Surat Gugatan a quo, PENGGUGAT
tidak menarik/mengikutsertakan HO HARIATY QQ. PT. GRANITO NUSA
WARNA, sebagai pihak dalam perkara a quo ;

5. Bahwa dengan tidak ditariknya / diikutsertakan HO HARIATY QQ. PT. GRANITO


NUSA WARNA, sebagai pihak dalam perkara a quo, maka terbukti Gugatan
PENGGUGAT dalam perkara a quo TIDAK LENGKAP/KURANG PIHAK ;

6. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sudah sepatutnya dan cukup beralasan
menurut hukum apabila Gugatan PENGGUGAT a quo DITOLAK oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Utara, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

B. Gugatan PENGGUGAT Terhadap TERGUGAT, TIDAK BENAR/KELIRU ( Error In


Persona)

7. Bahwa PENGGUGAT dalam Surat Gugatannya terhadap nama TERGUGAT dengan


menyebutkan “SAHRUL SENAN, SH”. Perlu TERGUGAT jelaskan, bahwa nama
TERGUGAT bukanlah seperti yang disampaikan oleh PENGGUGAT, melainkan yang
benar adalah “SYAHRUL SENAN, S.H.” ;

8. Bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh TERGUGAT sebagaimana yang


disebutkan dalam dalil posita PENGGUGAT halaman 2 pada butir 3, butir 4 dan butir
5 tersebut di atas PENGGUGAT sangat tahu sebagaimana faktanya adalah apa yang
dilakukan TERGUGAT semua itu didasari oleh Surat Kuasa dari klien TERGUGAT yang
bernama Sdr. TOLI, sedangkan semua perbuatan itu sesuai hak hukum dari klien
TERGUGAT serta hak dan kewajiban seorang kuasa hukum (Advokat). Dengan
demikian apabila jika PENGGUGAT merasa tindakan sebagaimana yang dimaksud di
atas adalah Perbuatan Melawan Hukum, maka dipersilahkan menggugat klien
TERGUGAT dalam hal ini Sdr. TOLI secara pribadi dan disalurkan secara hukum, jadi
jangan kuasa hukumnya yang digugat ;

9. Bahwa uraian tersebut di atas, sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 1260.K/Sip/1980, yang menyatakan : “Gugatan tidak dapat
diterima karena ditujukan terhadap kuasa daripada Ny. SUKARLIN, sedang yang
seharusnya digugat adalah Ny. SUKARLIN pribadi.” ;

Halaman 2 dari 14
10. Bahwa hal yang menjadi lebih memprihatinkan TERGUGAT adalah Gugatan a quo
secara de jure atas nama PENGGUGAT, namun secara de facto dalam praktek
dibuat oleh seorang atau lebih kuasa hukum (Advokat). Untuk itu seharusnya
sebagai seorang Advokat sangat tahu bahwa seorang Advokat tidak dapat dituntut
baik secara perdata maupun pidana dalam hal membela kepentingan klien baik diluar
maupun didalam pengadilan dalam hal iktikad baik yang sebagaimana diatur dalam
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang telah
diperluas dan dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No. 26/PPU-XI/2013
juncto Pasal 11 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
DENGAN DEMIKIAN TERGUGAT MENJADI SKEPTIS DAN PATUT DIDUGA
KEABSAHAN LISENSI ADVOKAT DARI KUASA HUKUM PENGGUGAT, ATAU
PATUT DIDUGA ORANGNYA SEDANG SAKIT, KARENA JUGA ADA INDIKASI
DARI KONTRUKSI GUGATANNYA YANG NGAWUR SERTA TIDAK JELAS DAN
SANGAT BERANTAKAN SERTA KABUR ;

11. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka oleh karena itu sudah
sepatutnya dan cukup beralasan apabila Gugatan PENGGUGAT tersebut DITOLAK
oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima ;

C. Gugatan PENGGUGAT Tidak Jelas dan Kabur (Obscuur Libel)

C.1. Tidak Jelasnya Dasar Hukum Dalil Gugatan PENGGUGAT

12. Bahwa PENGGUGAT dalam posita Gugatannya halaman 2 pada butir 1, pada
pokoknya mendalilkan bahwa “Penggugat memiliki 3 bidang tanah berdasarkan bukti
kepemilikan Akta Jual Beli Nomor : - 1162 / 2008 Tanggal 15 Desember 2008 seluas
± 3955 M2 atas nama Nahrowi di buat di PPAT SLAMET MUSIYANTO,SH yang
berlokasi alamat di Rt. / Rw. 04 Kelurahan marunda Kecamatan Cilincing Jakarta
Utara.” ;

13. Bahwa sedangkan pada posita yang lainnya, pada halaman 2 butir 2, PENGGUGAT
mendalilkan bahwa “sebidang tanah Penggugat terkena proyek pembebasan jalan tol
Cilincing – Cibitung berdasarkan peta bidang No. 05 / PBT / JU / XII / 2018 /
Tanggal 6 Desember 2018 dari Kantor Badan Pertanahan Negara Jakarta Utara .” ;

14. Bahwa dengan demikian antara posita/dalil Gugatan halaman 2 pada butir 1 dengan
posita/dalil Gugatan halaman 2 butir 2 “Duduk Perkaranya” tersebut saling tidak
bersesuaian/bertentangan, karena PENGGUGAT mengakui memiliki 3
(tiga) bidang tanah berdasarkan bukti kepemilikan AJB, ternyata yang
ditulis hanya 1 (satu) bidang tanah saja dalam Surat Gugatannya,
sedangkan yang terkena proyek pembebasan jalan tol Cilincing – Cibitung

Halaman 3 dari 14
hanya sebidang tanah dan terhadap lokasi RT pun tidak diketahui oleh
PENGGUGAT namun berambisi untuk menggugat TERGUGAT ;

15. Bahwa terhadap dalil Gugatan PENGGUGAT halaman 2 pada butir 1 yaitu terhadap
Akta Jual Beli Nomor 1162/2008, tanggal 15 Desember 2008, dengan luas ± 3.955
M2 (lebih kurang tiga ribu sembilan ratus lima puluh lima meter persegi), yang
dibuat oleh PPAT SLAMET MUSIYANTO, SH, adalah milik klien TERGUGAT yaitu Sdr.
TOLI yang sudah dijual oleh PENGGUGAT dan bahkan sekarang ini Akta asli tersebut
keberadaannya ditangan TERGUGAT, maka oleh karena itu terbukti Gugatan
PENGGUGAT dalam perkara ini Tidak Jelas dan Kabur (Obscuur Libel) ;

16. Bahwa PENGGUGAT dalam posita Gugatannya halaman 3 pada butir 8 mendalilkan
bahwa “sebelum gugatan ini di ajukan, penggugat telah melakukan upaya damai
untuk menyelesaian secara kekeluargaan dan patut menurut hukum”.
Bahwa perlu TERGUGAT pertanyakan kepada PENGGUGAT dan/atau Kuasa
PENGGUGAT, “Kapan PENGGUGAT bertemu TERGUGAT dalam hal melakukan upaya
damai yang dimaksud? Atau siapa yang diutus mewakili PENGGUGAT menemui
TERGUGAT? Atau melalui koresponden dengan bukti surat secara patut tidak
disebutkan bentuk dan buktinya apa?” . Jadi jelas dalil Gugatan butir 8 dengan
sendirinya gugur ;

17. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka terbukti Gugatan


PENGGUGAT dalam perkara a quo adalah tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel),
maka oleh karena itu cukup beralasan dan sudah sepatutnya apabila Gugatan
PENGGUGAT dalam perkara a quo DITOLAK atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima ;

C.2. Tidak Disebutnya Batas-Batas Objek Perkara

18. Bahwa PENGGUGAT telah menyatakan Objek Gugatannya adalah 3 (tiga) bidang
tanah sebagaimana dikemukakan PENGGUGAT pada butir 1 Surat Gugatannya
sebagai berikut :

“1. Bahwa Penggugat memiliki 3 bidang tanah berdasarkan bukti kepemilikan Akta
Jual Beli Nomor : - 1162 / 2008 Tanggal 15 Desember 2008 seluas ± 3955 M2
atas nama Nahrowi di buat di PPAT SLAMET MUSIYANTO, SH yang berlokasi
alamat di Rt. / Rw. 04 Kelurahan marunda Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.”

19. Bahwa akan tetapi, baik dalam Posita maupun Petitum Gugatan PENGGUGAT, tidak
ada menyebutkan dan menjelaskan mengenai batas-batas Objek Perkara
tersebut ;

Halaman 4 dari 14
20. Bahwa berdasarkan ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku di negara
Republik Indonesia, suatu Gugatan yang tidak menyebut batas-batas Objek Perkara
dinyatakan Obscuur Libel, dan Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

21. Bahwa uraian tersebut di atas, sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia (MARI) No. 1559 K/Pdt/1983, tanggal 23 Oktober 1984 dan Putusan MARI
No. 1149 K/Sip/1975, tanggal 17 April 1979, yang menyatakan : “ gugatan yang tidak
menyebutkan batas-batas objek sengketa dinyatakan obscuur libel dan gugatan
tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ” ;

C.3. Tidak Terdapat Kesesuaian Antara Posita Dan Petitum Gugatan

22. Bahwa Gugatan PENGGUGAT tertanggal 24 Maret 2019 tidak jelas ( obscuur) dan
tidak terdapatnya kesesuaian antara posita dengan petitum Gugatan PENGGUGAT,
hal ini mengakibatkan Gugatan menjadi kabur (obscuur libel) dan harus dinyatakan
tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

23. Bahwa di dalam Gugatan a quo, PENGGUGAT telah mengajukan Gugatan Perbuatan
Melawan Hukum kepada TERGUGAT, kemudian dalam petitum gugatannya
PENGGUGAT mengatakan “Menyatakan Perbuatan / Tindakan Tergugat selaku kuasa
Hukum tanpa dasar hukum / Legal Standing yang tidak jelas dan berdasar adalah
merupakan Perbuatan Melawan Hukum”, akan tetapi di dalam posita dan petitum
Gugatannya PENGGUGAT tidak menjelaskan dan menyebutkan perbuatan melawan
hukum apakah yang telah dilakukan oleh TERGUGAT selaku Kuasa Hukum telah
melanggar hukum apa saja, hal ini telah membuktikan bahwa Gugatan PENGGUGAT
kabur, oleh karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

24. Bahwa mengenai gugatan PENGGUGAT tentang Sita Jaminan, dalam hal ini
PENGGUGAT sangat ngawur karena jelas-jelas gugatan tidak memiliki dasar hukum
dan juga sok tahu bahwa objek Sita Jaminan yang diminta tersebut adalah milik
TERGUGAT ;

25. Bahwa jelas-jelas Gugatan PENGGUGAT sangat kabur ( obscuur) dan tidak terdapat
kesesuaian antara posita dan petitum Gugatan, hal ini juga terlihat jelas pada posita
Gugatan PENGGUGAT pada halaman 2-3 butir 7 dengan petitum Gugatannya pada
halaman 4 butir 3 tentang Ganti Kerugian, sebagaimana rincian Ganti Kerugian
Materil yang mendasarkan 9.000 M2 (sembilan ribu meter persegi) tersebut tidak
memiliki dasar karena berdasarkan Objek Perkara yang didalilkan oleh PENGGUGAT
pada halaman 2 butir 1, PENGGUGAT hanya mendalilkan memiliki tanah seluas ±
3.955 M2 (lebih kurang tiga ribu sembilan ratus lima puluh lima meter persegi) saja ;

Halaman 5 dari 14
26. Bahwa berdasarkan dalil-dalil di atas, maka secara jelas dan nyata bahwa Gugatan
PENGGUGAT tidak memenuhi syarat formil yaitu petitum gugatannya tidak
menyebutkan secara tegas apa yang dituntut ( obscuur), dengan demikian gugatan
PENGGUGAT tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet Ontvankelijk
Verklaard) ;

27. Bahwa berdasarkan uraian-uraian yuridis di atas, terbukti bahwa Gugatan


PENGGUGAT kabur (obscuur libel), untuk itu dimohonkan kepada Yth. Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menyatakan gugatan PENGGUGAT
tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

C.4. Petitum Gugatan PENGGUGAT Tidak Didukung Oleh Posita

28. Bahwa PENGGUGAT dalam petitum butir 3 Gugatan, PENGGUGAT menuntut


“Menghukum tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat secara
tunai dan seketika sebesar Rp. 37.000.000.000,- (tiga puluh tujuh milyar rupiah). ”;

Dan selanjutnya dalam petitum butir 4 Gugatan, PENGGUGAT kepada “ Tergugat


menurut hukum, untuk membayar uang paksa sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) setiap hari, bila tergugat lalai memenuhi putusan ini.” ;

29. Bahwa ternyata petitum 4 Gugatan PENGGUGAT a quo, tidak didukung oleh posita
(dalil/alasan gugatan) yang menguraikan secara jelas alasan-alasan/dasar daripada
petitum tersebut ;

30. Bahwa tuntutan ganti rugi dan uang paksa ( dwangsom) –petitum butir 3 dan butir
4– yang dimohonkan oleh PENGGUGAT tersebut tidak dapat dibenarkan menurut
hukum, karena bertentangan dengan yurisprudensi tetap putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia, sebagai berikut:

a. Putusan Mahkamah Agung R.I. : No. 1072 K/Sip/1982, tanggal 1 Agustus 1983
juncto No. 1854 K/Pdt/1984, tanggal 30 Juli 1987 juncto No. 720 K/Pdt/1997,
tanggal 9 Maret 1999, yang dalam kaidah hukumnya dengan tegas menyatakan
bahwa:

“Petitum suatu gugatan perdata harus didasarkan dan didukung oleh


positum/dalil-dalil gugatannya yang diuraikan secara jelas, sehingga akan
nampak adanya hubungan yang berkaitan satu sama lain dengan
petitumnya. Bilamana hubungan antara positum dengan petitum tidak
ada dan tidak diuraikan dengan jelas baik faktanya maupun segi
hukumnya, maka menjadikan gugatan tersebut adalah kabur, sehingga
menurut Hukum Acara Perdata, gugatan yang berkwalitas demikian itu,
harus dinyatakan tidak dapat diterima.” ;

Halaman 6 dari 14
b. Putusan Mahkamah Agung R.I. : No. 791K/Sip/1972, tanggal 26 Februari 1973,
dalam kaidah hukumnya menyatakan :

“Uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap tindakan untuk


membayar uang ” ;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, sudah sepatutnya dan cukup beralasan apabila
Petitum butir 3 dan butir 4 Gugatan PENGGUGAT tersebut, DITOLAK atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima ;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, TERGUGAT mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya
berkenan untuk menerima seluruh Eksepsi TERGUGAT tersebut, dan menolak gugatan
PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima ( Niet
Ontvankelijk Verklaard) ;

II. DALAM POKOK PERKARA :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain atas Dalam Eksepsi yang diajukan TERGUGAT di atas,
maka TERGUGAT mengajukan jawaban Dalam Pokok Perkara sebagai berikut :

1. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan Dalam Eksepsi tersebut di atas, mohon dianggap
pula termasuk dan merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
bagian Dalam Pokok Perkara ini ;

2. Bahwa PENGGUGAT menyatakan pada judul Surat Gugatannya, TERGUGAT melakukan


Perbuatan Melawan Hukum, namun tidak dapat menjelaskan dibagian mana secara
spesifik Perbuatan Melawan Hukum itu sendiri ;

Tentang Dalil PENGGUGAT Yang Mengatakan TERGUGAT Telah Melakukan


Perbuatan Melawan Hukum :

3. Bahwa TERGUGAT menolak dan membantah dengan tegas dalil-dalil Gugatan


PENGGUGAT pada halaman 2 pada butir 3, butir 4 dan butir 5, mendalilkan bahwa :

“3. Setelah peta bidang No. 05 / PBT / JU / XII /2018 / Tanggal 6 Desember 2018 dari
Kantor Pertanahan Jakarta Utara di umumkan 14 (empat belas) hari kerja di kantor
kelurahan marunda, Tergugat mengirim somasi dan pemberitahuan pada Kantor
Kelurahan Marunda, Kantor Badan Pertanahan Jakarta Utara dan mengklaim bahwa
Bidang No. 9b ( Nahrowi ) adalah miliknya tanpa melampirkan bukti – bukti
kepemilikannya.” ;

“4. Tergugat Menggugat Kepala Kantor Badan Pertanahan Negara Jakarta Utara untuk
membatalkan peta bidang No.05 / PBT / JU / XII / 2018 / Tanggal 6 Desember 2018
di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.” ;

Halaman 7 dari 14
“5. Tergugat juga melaporkan Penggugat ke Kepolisian Daerah Metro jaya dengan
Laporan dugaan Tindak Pidana Penipuan, Penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian
Uang berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP / 749 / II / 2019 / Ditreskrimum,
tanggal 6 Februari 2019 Pelapor Tergugat.” ;

4. Bahwa dalil-dalil PENGGUGAT tersebut tidak benar dan karenanya harus ditolak,
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

a. Bahwa TERGUGAT adalah Advokat yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang tentang Advokat. Jasa Hukum Advokat adalah
memberikan bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,
membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum
klien. Klien TERGUGAT dalam hal ini adalah Sdr. TOLI ;

b. Bahwa segala tindakan TERGUGAT yang disebutkan PENGGUGAT dalam posita


Gugatan pada butir 3, butir 4 dan butir 5, didasari oleh Surat Kuasa yang
ditandatangani oleh Sdr. TOLI. Jadi yang seharusnya digugat oleh PENGGUGAT
adalah Sdr. TOLI, bukan kuasanya hukumnya dalam hal ini adalah TERGUGAT ;

c. Bahwa tindakan TERGUGAT menggugat Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi


Jakarta Utara melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (PTUN Jakarta) adalah
terhadap Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dalam hal ini Peta Bidang Nomor
05/PBT/JU/XII/2018, tertanggal 6 Desember 2018, yang diterbitkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara, bukan menggugat Objek
Gugatannya berupa tanah. Dan yang menjadi pihak PENGGUGAT di PTUN Jakarta
adalah Sdr. TOLI, namun lagi-lagi pihak yang digugat dalam Perkara ini adalah
TERGUGAT. Demikian PENGGUGAT ini terlalu naif dan lucu tapi nyata, lebih lucu lagi
karena gugatan dibuat oleh Kuasa Hukum PENGGUGAT (seorang Advokat) ;

d. Bahwa tindakan TERGUGAT membuat Laporan Polisi di Polda Metro Jaya dengan
Nomor : LP/749/II/2019/Ditreskrimum, tanggal 6 Februari 2019 dengan Pelapor
adalah TERGUGAT, karena menjalankan kewajibannya sebagai seorang Advokat
untuk melakukan tindakan hukum untuk kepentingan hukum klien TERGUGAT (Sdr.
TOLI). Dan dalam perkembangannya dari Laporan Polisi tersebut telah ditingkatkan
ke Penyidikan sebagaimana surat dari Polda Metro Jaya yang ditujukan kepada
Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dengan surat No.
B/5141/RES.1.11/III/2019/Datro, tanggal 15 Maret 2019, perihal : Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP). Untuk itu seharusnya
PENGGUGAT menunggu proses lebih lanjut sampai penetapan Tersangka oleh pihak
Kepolisian, setelah itu apabila jika tidak merasa bersalah dapat dipersilahkan
mengajukan Gugatan Pra Peradilan ;
Halaman 8 dari 14
e. Bahwa TERGUGAT mendapatkan data, ternyata pada hari yang sama pada tanggal
06 Februari 2019, PENGGUGAT juga dilaporkan secara pidana oleh HO HARIATY QQ.
PT. GRANITO NUSA WARNA di Polda Metro Jaya dengan Laporan Polisi No. :
LP/746/II/2019/Ditreskrimum, tanggal 06 Februari 2019, yang patut diduga menjual
tanah milik PT. GRANITO NUSA WARNA yang bersumber dari Objek Tanah yang
sama sekarang menjadi Objek Gugatan. Kemudian Objek Tanah tersebut patut
diduga dijadikan alat untuk menipu Sdr. TOLI oleh PENGGUGAT, sebagaimana SPDP
tersebut di atas, tanggal 15 Maret 2019, pada point 2 : “ Sehubungan dengan
rujukan tersebut diberitahukan bahwa pada hari Senin tanggal 11 Maret 2019, telah
dimulai penyidikan perkara dugaan tindak pidana pencucian uang dan atau penipuan
dan atau penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, 5 UU RI No. 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang, dan atau
Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP yang terjadi pada tanggal 3 Agustus 2012,
di Jalan Pepaya gang VI No.29 RT.002/015, Kel. Semper Barat, Kec. Cilincing,
Jakarta Utara. Atas nama pelapor Syahrul Senan, SH. (kuasa melapor dari sdr. Toli)
dan Terlapor Nahrowi Bin Abdul Halim ;

5. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, sesuai dengan Putusan MARI No.
1260.K/Sip/1980, yang menyatakan : “Gugatan tidak dapat diterima karena ditujukan
terhadap Kuasa daripada Ny. SUKARLIN, sedang yang seharusnya digugat adalah Ny.
SUKARLIN pribadi.” Maka oleh karena itu sudah sepatutnya dan cukup beralasan apabila
Gugatan PENGGUGAT tersebut DITOLAK oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Utara, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ;

6. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil-dalil PENGGUGAT dalam Gugatannya


halaman 2 pada butir 1 mendalilkan bahwa :

“Penggugat memiliki 3 bidang tanah berdasarkan bukti kepemilikan Akta Jual Beli
Nomor : - 1162 / 2008 Tanggal 15 Desember 2008 seluas ± 3955 M2 atas nama Nahrowi
di buat di PPAT SLAMET MUSIYANTO,SH yang berlokasi alamat di Rt. / Rw. 04
Kelurahan marunda Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.” ;

7. Bahwa dalil-dalil PENGGUGAT tersebut tidak benar dan karenanya harus ditolak,
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

- Bahwa PENGGUGAT mengada-ada mengaku masih mempunyai tanah dengan di


dasari Akta Jual Beli No.1162/2008 tersebut seluas ± 3.955 M2, padahal pada
kenyataannya Akta Jual Beli keluarganya dalam hal ini istri dan anak PENGGUGAT
yang berada disekitar hamparan lokasi tersebut sudah dijual kepada Klien TERGUGAT
yaitu Sdr. TOLI, dan sekarang untuk kesemua Akta Jual Beli yang asli tersebut

Halaman 9 dari 14
dipegang oleh TERGUGAT, karena sedang ada perkara pidana yang menjadi Terlapor
yaitu PENGGUGAT sendiri dan sudah ditingkatkan menjadi penyidikan oleh Polda
Metro Jaya ;

Maka oleh karena itu sudah sepatutnya dan cukup beralasan apabila Gugatan
PENGGUGAT tersebut DITOLAK oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ;

Tentang Dalil PENGGUGAT Yang Menuntut Ganti Kerugian Materil Dan Immateril :

8. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil posita PENGGUGAT pada halaman 2-3
pada butir 7, serta menolak petitum PENGGUGAT pada butir 3, yang mendalilkan bahwa
“adapun Kerugian yang di alami Penggugat sebesar Rp 37.000.000.000,-: (Tiga Puluh
Tujuh Milyar Rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

- Materil @ Rp. 3.000.000,- / Meter X 9000 Meter = Rp. 27.000.000.000,- (Dua puluh
tujuh milyar rupiah).

- Imateril Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).” ;

9. Bahwa dalil-dalil PENGGUGAT tersebut tidak benar dan karenanya harus ditolak,
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

a. Bahwa bagaimana caranya PENGGUGAT merasa dirugikan secara materiil 9.000 M2


(sembilan ribu meter persegi), sedangkan Dasar Gugatannya itu sendiri hanya
memiliki ± 3.955 M2 (lebih kurang tiga ribu sembilan ratus lima puluh lima meter
persegi? ;

b. Bahwa terhadap Kerugian Materil yang dimintakan PENGGUGAT dalam Surat


Gugatannya, sangat tidak beralasan sama sekali karena PENGGUGAT sama sekali
tidak memiliki tanah yang luasnya 9.000 M2 sebagaimana posita PENGGUGAT ;

c. Bahwa terhadap Kerugian Immateril yang dimintakan PENGGUGAT dalam Surat


Gugatannya, sangat tidak beralasan sama sekali karena berdasarkan Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 650/PK/Pdt/1994, tidak menyebutkan
sama sekali tentang Di Permalukan sebagai alasan untuk meminta Ganti Kerugian
Immateril kepada Majelis Hakim Perkara a quo ;

10. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, sesuai dengan Putusan MARI, sebagai
berikut :

- Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 19.K/Sip/1983, tanggal 03


September 1983, dalam kaidah hukumnya menyatakan : “ ... karena gugatan ganti
rugi tidak diperinci, maka gugatan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak dapat
diterima.” ;

Halaman 10 dari 14
- Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 556.K/Sip/1980, tanggal 28
Mei 1983, dalam kaidah hukumnya menyatakan : “Tuntutan Penggugat mengenai
ganti rugi, karena tidak disertai dengan bukti harus ditolak.” ;

- Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 650/PK/Pdt/1994, dalam


kaidah hukumnya menyatakan : “Kerugian immateriil hanya berlaku pada hal
tertentu seperti kematian, luka berat, atau penghinaan.” ;

Maka oleh karena itu sudah sepatutnya dan cukup beralasan apabila Gugatan
PENGGUGAT tersebut DITOLAK oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ;

11. Bahwa dengan demikian tidak ada dasar hukumnya bagi PENGGUGAT untuk
mempersoalkan incasu, yang tentunya menjadi tidak ada kerugian materil maupun
immaterial yang dialami PENGGUGAT. Oleh karena itu, dengan tidak adanya kerugian
materil dan immaterial yang dialami PENGGUGAT, maka tidak ada perbuatan melawan
hukum, dan sudah sepatutnya pula tuntutan atau petitum mengenai ganti kerugian pada
butir 3 dinyatakan ditolak karena tidak ada perbuatan melawan hukum ( vide : Pasal 1365
KUH Perdata) ;

Tentang Uang Paksa (Dwangsom)

12. Bahwa TERGUGAT menolak dalil posita PENGGUGAT pada halaman 3 butir 11 yang
berbunyi “penggugat memiliki sangkaan yang beralasan, Tergugat akan ingkar dan lalai
dalam memenuhi keputusan hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap (inrach van
gewijsde) dalam perkara ini oleh karena itu, penggugat memohon kepada Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Utara, menghukum tergugat untuk membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) setiap hari kepada
penggugat apabila ternyata Tergugat lalai dan ingkar dalam melaksanakan Keputusan
Majelis Hakim yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkrach van gewijsde) dalam
perkara ini.” ;

13. Bahwa apabila diperhatikan keseluruhan Dalam Eksepsi dan Dalam Jawaban di atas, serta
apabila dikaitkan dengan keseluruhan posita gugatan PENGGUGAT dalam perkara a quo,
maka jelas gugatan PENGGUGAT agar TERGUGAT membayar uang paksa ( dwangsom)
sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) setiap hari, bila tergugat lalai
memenuhi putusan ini, menjadi tidak relevan sama sekali untuk diajukan serta telah
bertentangan dengan hukum acara perdata yang berlaku oleh karenanya petitum
gugatan PENGGUGAT pada butir 4 harus ditolak ;

Halaman 11 dari 14
Tentang Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)

14. Bahwa TERGUGAT menolak dan membantah dengan tegas dalil posita PENGGUGAT pada
halaman 3 butir 10 dan menolak petitum PENGGUGAT pada butir 5, karena dalil tersebut
tidak benar dan tidak berdasarkan hukum, oleh karenanya sangat beralasan hukum
apabila Majelis Hakim yang terhormat menolak petitum PENGGUGAT pada butir 5
tersebut ;

15. Bahwa apabila diteliti secara cermat gugatan PENGGUGAT yang terdiri dari 4 (empat)
halaman tersebut, terlihat secara jelas dan nyata bahwa yang dipermasalahkan dan yang
dijadikan objek perkara oleh PENGGUGAT adalah tanah seluas ± 3.955 M2 yang alas
haknya adalah AJB No. 1162/2008, tanggal 15 Desember 2008, yang dibuat di PPAT
SLAMET MUSIYANTO, SH, yang sebenarnya sudah di jual belikan kepada Klien
TERGUGAT yaitu Sdr. TOLI dan bahkan akta asli dimaksud ada ditangan TERGUGAT ;

16. Bahwa apabila diteliti dalil posita PENGGUGAT pada halaman 3 butir 10, terbukti secara
jelas dan nyata bahwa PENGGUGAT tidak jelas dan tidak menyebutkan siapakah yang
akan menjaga barang yang akan disita tersebut, dengan demikian sangat berdasarkan
hukum apabila Majelis Hakim yang terhormat mengabaikan dalil posita PENGGUGAT pada
halaman 3 butir 10 dan menolak petitum PENGGUGAT pada butir 5 ;

17. Bahwa berdasarkan uraian dan fakta hukum di atas serta mengacu pada ketentuan Pasal
260 R.Bg/226 HIR, maka TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk
menolak petitum PENGGUGAT pada butir 5, dan selanjutnya menyatakan “Menolak
Gugatan Penggugat untuk seluruhnya” ;

Tentang Dalil PENGGUGAT Yang Menuntut Agar Putusan Dalam Perkara a quo
Dapat Dilaksanakan Lebih Dahulu Meskipun Timbul Bantahan (Verzet),
Banding/Kasasi (Uit Voerbaar Bij Vorraad)

18. Bahwa keberatan dan penolakan TERGUGAT terhadap dalil gugatan PENGGUGAT adalah
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

a. Adanya Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 1975, tanggal 1 Desember
1975 juncto Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1978, tanggal 1 April
1978 yang secara jelas menginstruksikan kepada Ketua/Hakim Pengadilan Negeri
seluruh Indonesia agar tidak menjatuhkan Putusan Serta Merta walaupun syarat-
syarat dalam Pasal 180 ayat (1) HIR atau Pasal 191 ayat (1) Rbg telah terpenuhi ;

b. Selanjutnya mengenai permohonan akan suatu putusan serta merta ( Uit Voerbaar Bij
Vorraad) dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2000, tanggal 21 Juli
2000 telah disyaratkan beberapa unsur untuk dikabulkannya permohonan Putusan
Serta Merta, yaitu :

Halaman 12 dari 14
- Gugatan didasarkan pada bukti surat otentik atau surat tulisan tangan yang tidak
dibantah kebenarannya tentang isi dan tandatangannya, yang menurut undang-
undang tidak mempunyai kekuatan bukti ;

- Gugatan tentang hutang piutang yang jumlahnya sudah pasti dan tidak dibantah;

- Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain, dimana
hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau penyewa terbukti
melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang beritikad baik ;

- Pokok-pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan (gono-


gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai kekuatan hukum yang
tetap ;

- Dikabulkannya gugatan provisional dengan pertimbangan hukum yang tegas dan


jelas serta memenuhi Pasal 332 RV ;

- Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang


tetap (in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok perkara
gugatan yang diajukan ;

- Pokok sengketa mengenai bezitrecht ;

19. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sangat berdasarkan hukum apabila
Majelis Hakim yang terhormat mengabaikan dan menolak petitum gugatan PENGGUGAT
pada butir 6, dan oleh karena PENGGUGAT adalah pihak yang dikalahkan maka sangat
berdasarkan hukum apabila PENGGUGAT dihukum untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini ;

20. Bahwa menurut penilaian TERGUGAT berdasarkan sebagaimana juga terdapat Dalam
Eksepsi tersebut di atas PENGGUGAT ini sepertinya suka mengada-ngada dengan kata
lain suka berbohong. Bahwa sebagai seorang muslim jadi ingat kepada hadits Nabi
Muhammad SAW : “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah
dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, setiap perkara yang diada-adakan itu
adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan, sedangkan jalan yang sesat adalah jalan ke
Neraka.” (HR. Muslim Nomor 867) ;

21. Bahwa ada hal yang lebih jauh secara berani dilakukan oleh PENGGUGAT dan Kuasa
Hukumnya PENGGUGAT pada persidangan di PTUN Jakarta, sebagai Pihak Tergugat II
Intervensi 1, Intervensi 2, dan Intervensi 3, Kuasa Hukum PENGGUGAT a quo berani
membawa akta PPAT gandaan sebanyak 3 buah akta sebagai bukti (sebagaimana Daftar
Bukti pada tanggal 21 Mei 2019). Sedangkan ketiga asli akta tersebut ada ditangan
TERGUGAT, lebih jauh lagi terindikasi cap jempol sebagai pihak yang ada dalam akta

Halaman 13 dari 14
tersebut secara kasat mata sangat jauh dari indentik dengan dokumen pembanding yang
ada dengan TERGUGAT. Untuk itu TERGUGAT insya Allah hendak akan membuat
Laporan Polisi yang baru yaitu menyangkut Pasal 263 dan Pasal 266 KUHP terhadap
Kuasa Hukumnya PENGGUGAT dan PENGGUGAT;

22. Bahwa sebagaimana butir 4 huruf d, huruf e dan butir 21 tersebut di atas, dibenak
pikiran TERGUGAT menjadi terinspirasi bahwa patut diduga PENGGUGAT hendak
mengalihkan perhatian atas kasus pidananya yang dilaporkan secara pidana dari 2 arah
oleh, yaitu: Pemilik Tanah (HO HARIATY QQ. PT. GRANITO NUSA WARNA) dan Pembeli
Tanah (Sdr. TOLI), atau patut diduga memang mencari pengalihan/modal untuk men-
counter akan gugatan perdata oleh Pemilik Tanah sesungguhnya dan Pembeli Tanah
tersebut di atas.

DALAM PERMOHONAN :

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, TERGUGAT dengan ini mohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim pemeriksa perkara a quo untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

- Menerima dan mengabulkan Eksepsi dari TERGUGAT untuk seluruhnya ;

- Menyatakan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya tidak dapat diterima ;

DALAM POKOK PERKARA

- Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ;

- Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada PENGGUGAT ;

Atau, apabila Majelis Hakim Perkara a quo Pengadilan Negeri Jakarta Utara berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).-

Hormat Kami
Kuasa TERGUGAT,

RASMANA PATU

Halaman 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai