Anda di halaman 1dari 7

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51772/PP/M.XVIB/99/2014

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jenis Pajak : Gugatan

si
Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

ne
ng
Penerbitan Keputusan Tergugat Nomor: KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 09 April
2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar
atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Nomor: 00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010 Masa Pajak Januari -

do
Menurut Tergugat
gu Desember 2006;

: bahwa permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak


Benar oleh Penggugat atas suatu SKPKB nomor : 00052/207/06/904/10 tanggal 15

In
A
September 2010 Masa Pajak Januari s.d. Desember 2006 Jenis Pajak : Pajak
Pertambahan Nilai (PPN);

Menurut Penggugat : bahwa Penggugat mengajukan gugatan berkenaan dengan Keputusan Tergugat
ah

lik
Nomor: KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 09 April 2012 tentang Pengurangan Atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar Atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor:
00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010;
am

ub
Menurut Majelis : bahwa terdapat 2 (dua) pokok tuntutan dari Penggugat yaitu Penolakan Permohonan
Penggugat atas keabsahan Penerbitan Keputusan Tergugat berupa SKPKB Pajak
Penghasilan Nomor : 00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010;
ep
k

Alasan Gugatan pada pokoknya ada dua sebagai berikut :


ah

Dasar penerbitan SKPKB Pajak Pertambahan Nilai a quo tidak benar, karena
R

si
menggunakan dasar hukum ketentuan Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang
KUP yang disebabkan adanya unsur “keterangan lain” pada dasarnya adalah
kewenangan yang diberikan kepada Tergugat untuk melakukan koreksi fiskal karena

ne
ng

dianggap tidak membayar pajak sebagaimana ketentuan perpajakan yang berlaku.


Hal ini mengakibatkan terdapat pajak yang kurang dibayar;

bahwa keterangan lain tersebut yang pengertiannya adalah termasuk Putusan

do
Pengadilan Yang Telah mempunyai kekuatan Hukum tetap, oleh karena itu Putusan
gu

Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor : 75/PID/2009/PT.DPS yang memuat sanksi


pidana dan sanksi denda karena mengakibatkan kerugian terhadap pendapatan
negara itu untuk seluruh badan usaha dibawah Tiara Dewata Group, dan Penggugat
In
termasuk didalamnya, maka penggunaan dasar hukum tersebut tidak tepat karena
A

Tergugat tidak berwenang menerbitkan SKPKB atas Penggugat yang sudah


dikenakan pidana ditambah sanksi denda sebesar Rp 12.075.154.638,- atau 2 (dua)
kali dari jumlah pajak yang terutang atau kurang dibayar sebesar Rp 6.037.577.318,-
ah

lik

tersebut karena bertentangan dengan Putusan Pengadilan a quo;

2. bahwa selanjutnya Penggugat mendalilkan dengan adanya Putusan


Pengadilan a quo yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, maka
m

ub

kewajiban pajak-pajak tahun pajak 2006 untuk Penggugat berarti telah dipenuhi dan
dilunasi, karena pemenuhan kewajiban yang dibayar sesuai dengan sanksi denda
yang ditetapkan dalam putusan pengadilan adalah pajak yang terutang untuk tahun
ka

pajak 2006 berarti termasuk didalamnya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
ep

Tahun Pajak 2006, dan apabila Tergugat menerbitkan kembali SKPKB Pajak
Pertambahan Nilai dalam tahun pajak yang sama dengan kewajiban pajak tahun
pajak 2006 yang telah dilunasi tersebut maka dapat disimpulkan Tergugat telah
ah

menetapkan pajak atas subjek pajak yang sama dan dalam tahun pajak yang
R

sama dikenakan pajak dua kali (pajak berganda), hal ini bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku dan rasa keadilan;
es
M

bahwa pada dasarnya Majelis tidak sependapat dengan dalil Penggugat karena
ng

pertimbangan sebagai berikut :


on

bahwa dalam penerbitan dan kewenangan Tergugat untuk menerbitkan SKPKB telah
sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku;
gu

Halaman 1 dari 7
In
A

PUT.51772/PP/M.XVIB/99/2014
PT. Tiara Monang Maning, 99-063209-2006
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bahwa dasar kewenangan Tergugat sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) dan

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(5) Pemohon Banding telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud
ketentuan yang berlaku sebagai berikut :

a
R

si
a. Unsur tidak memenuhi kewajiban formal dan material;

ne
ng
bahwa pada prinsipnya unsure pokok dari kewenangan Tergugat untuk menagih
pajak dengan menerbitkan SKPKB a quo adalah karena ada bukti tidak dipenuhinya
kewajiban formal maupun material Undang-Undang Perpajakan yang berlaku oleh

do
gu Penggugat. Sesuai dengan fakta hukum Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar yang
menjatuhkan pidana penjara dan denda karena perbuatan pemohon yang
menimbulkan kerugian pada pendapatn Negara. Hal ini membuktikan secara nyata-
nyata terungkap adanya data fiskal yang selama tahun pajak 2006 dengan sengaja

In
A
tidak dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan oleh Penggugat, hal ini berarti
unsur tidak memenuhi kewajiban formal, material dimaksud dipenuhi. Kewajiban
dimaksud bukan hanya atas kekurangan bayar Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2006
namun juga terbukti untuk kewajiban jenis pajak lainnya yang terutang tahun pajak
ah

lik
2006;

b. Unsur keterangan lain :


am

ub
bahwa menurut ketentuan perpajakan yang berlaku, Putusan Pengadilan
Pidana yang telah berkekuatan tetap adalah merupakan unsur keterangan lain
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang KUP
junto Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 80, Putusan Pengadilan Tinggi
ep
Denpasar a quo adalah termasuk unsur keterangan lain sehingga dasar penerbitan
k

dengan menerapkan adanya keterangan lain terpenuhi;


ah

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang KUP dan
R

si
memori penjelasannya menyebutkan pada hakekatnya hanya pada kasus-kasus
tertentu dan terhadap wajib pajak tertentu. Yang nyata-nyata berdasarkan hasil
pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain terbukti nyata-nyata wajib pajak

ne
ng

tersebut tidak memenuhi kewajiban formal maupun material, namun dibatasi


sampai dengan kurun waktu sepuluh tahun. Oleh karena itu dalil Tergugat benar
karena Penggugat terbukti tidak memenuhi ketentuan formal maupun material
perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

do
gu

c. bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas kewenangan Tergugat untuk


menetapkan dan menagih pajak yang terbukti sengaja tidak dilaporkan (digelapkan)
sesuai Putusan Pengadilan Pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
In
menurut ketentuan Pasal 13 ayat (5), mempunyai kewenangan yang sah diberikan
A

Undang-Undang kepada Tergugat sangat jelas dan tegas karena peraturan dasarnya
memberikan kebebasan kepada Tergugat sebagai penerima wewenang tersebut
untuk menerbitkan SKPKB, karena terbukti Penggugat melakukan tindak pidana di
ah

lik

bidang perpajakan;

bahwa pada prinsipnya Tergugat mempunyai kewenangan untuk menerbitkan Surat


Ketetapan Pajak Kurang Bayar terhadap wajib pajak yang terbukti tidak membayar
m

ub

pajak dengan semestinya dan dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang
perpajakan tanpa dibatasi lagi oleh waktu kadaluwarsa penetapan pajak;
ka

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang KUP dan memori
ep

penjelasannya menyebutkan apabila jangka waktu sepuluh tahun sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) telah lewat, SKPKB tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi
administrasi berupa bunga 48 % dari jumlah yang tidak atau kurang dibayar, dalam
ah

hal Wajib Pajak setelah jangka waktu sepuluh tahun tersebut dipidana karena
R

melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan Putusan Pengadilan


yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, berkaitan dengan ketentuan tersebut
es

Majelis berpendapat pada hakekatnya terhadap perbuatan Wajib Pajak seperti


M

perbuatan Penggugat yang nyata-nyata berdasarkan hasil pemeriksaan dan


ng

keterangan lain (Putusan Pengadilan a quo) telah terbukti secara nyata-nyata tidak
on

memenuhi kewajiban formal maupun material karena terungkapnya data fiskal yang
selama tahun 2006 tidak dilaporkan oleh Penggugat. Oleh karena itu dalil Tergugat
tentang kewenangannya sesuai dengan dasar hukum penerbitan SKPKB dan
gu

kewenangannya menagih pajak-pajak yang terutang tahun pajak 2006 yang masih
d

belum dibayar sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku adalah benar
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
karena Penggugat terbukti tidak memenuhi kewajiban Pajak Penghasilan 2006

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana ketentuan formal maupun material menurut perundang-undangan
perpajakan yang berlaku;

a
bahwa dengan demikian wewenang Tergugat yang dinyatakan dengan tegas dalam

si
ketentuan Pasal 13 ayat (1) dan ayat (5) sehingga wewenang tersebut adalah sah
dan kemudian penerbitan SKPKB a quo mendapatkan kekuasaan hukum formil
artinya punya pengaruh yang timbul akibat adanya putusan dan kekuasaan hukum

ne
ng
materiil artinya keputusan tersebut tidak lagi dapat dibantah oleh suatu alat hukum.
Oleh karena itu atas kewajiban perpajakan Penggugat untuk tahun pajak 2006
sesuai dengan fakta hukum dan kewenangan yang dimiliki Tergugat tersebut diatas
secara jelas dapat diterbitkan SKPKB oleh Tergugat untuk menerbitkan SKPKB

do
gu dimaksud, Tergugat tetap berwenang menerbitkannya. Dengan demikian dasar
kewenangan Tergugat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

bahwa Majelis berkesimpulan atas kewajiban perpajakan Penggugat yang telah

In
A
terbukti terungkap adanya data fiskal yang selama ini tidak dilaporkan sesuai
Putusan pengadilan a quo untuk tahun pajak 2006 secara jelas dan tidak dapat
idtafsirkan lain, tetap dapat diterbitkan SKPKB oleh Tergugat tanpa dibatasi lagi
kurun waktu 10 tahun yang merupakan batas waktu kewenangan Tergugat untuk
ah

lik
menerbitkan SKPKB Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari - Desember 2006
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. bahwa Majelis tidak sependapat dengan dalil Penggugat yang menyatakan


am

ub
bahwa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak 2006 yang ditetapkan
dalam SKPKB tersebut bersifat ganda karena atas subyek yang sama kewajiban
perpajakan tahun pajak 2006 telah diputus dalam Putusan Pengadilan Tinggi a quo,
karena hal-hal sebagai berikut :
ep
k

bahwa Majelis tidak sependapat dengan dalil Penggugat atas pengenaan pajak
ganda, karena hal-hal sebagai berikut :
ah

R
a. bahwa pada prinsipnya menurut ketentuan perpajakan tidak dibenarkan

si
menetapkan pajak bersifat ganda artinya menerbitkan SKP atas objek pajak, subyek
pajak dan tahun pajak yang sama tidak dapat diterbitkan SKP dua kali. Berdasarkan

ne
ng

fakta persidangan, Tergugat belum pernah menerbitkan SKPKB Pajak Pertambahan


Nilai Masa Pajak Januari - Desember 2006 sebelumnya selain SKPKB yang menjadi
sengketa dalam perkara ini, sehingga berdasarkan hal tersebut unsur pengenaan
pajak ganda tidak terpenuhi adanya;

do
gu

b. bahwa yang menjadi subyek pajak atau subyek hukum pada Putusan
Pengadilan Tinggi Denpasar adalah atas nama Iskak Soegiarto Tegoeh dalam akta
Perubahan Notaris JS Wibisono SH Nomor 42 tanggal 17 April 2000 bukan pengurus
In
PT Tiara Monang Maning, namun terbukti sebagai pemegang 20 % saham
A

Perseroan, dan sebagai Wakil Komisaris Back Office, dikaitkan dengan subyek pajak
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2006 yang mewakili Penggugat antara keduanya
tidak sama, maka tanggung jawab sanksi pidana Iskak tidak dapat mewakili
ah

tanggung jawab perpajakan dari Penggugat, karena yang satu subyek hukum dalam
lik

perkara pidana dan Penggugat di bidang perpajakan;

c. bahwa kerugian Negara yang terjadi sesuai dengan perhitungan PPN yang
m

ub

terutang yang seharusnya dikurangi dengan PPN yang telah dibayar untuk seluruh
perusahaan dibawah naungan Tiara Dewata Group dihitung sanksi pidana yang
dihitung berdasarkan SPT Masa PPN tahun 2005 dan 2006 sebesar Rp
ka

55.972.802.712,00 dari seluruh kerugian Negara sebesar Rp 71.946.302.344,00


ep

untuk seluruh sanksi pidana yang dijatuhkan : PPh dan PPN tahun 2006,
berdasarkan perhitungan tersebut oleh Penggugat diartikan sebagai pelunasan
sanksi denda pidana yang dijatuhkan, menurut Majelis tidak sama antara keduanya
ah

karena dua bentuk kewajiban berupa sanksi denda pidana dan sanksi denda
R

administrasi tersebut tidak dapat dianggap lunas hanya dengan satu bentuk
pelunasan, sanksi denda pidana harus dilunasi lebih dulu kemudian sanksi
es

administrasi sebagaimana dimaksud dalam SKPKB PPN a quo disamping itu selain
M

penghitungan kerugian pada pendapatan Negara masih dibutuhkan penghitungan


ng

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar menjadi dasar bagi
diterapkannya pengenaan denda pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
on

Undang-Undang KUP yang dihitung berdasarkan SPT Masa atas nama Penggugat
sebegai berikut :
gu

Masa Pajak : Januari – Desember 2006


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
DPP : Rp 4.704.437.031,00

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PK : Rp 470.443.704,00
PM : Rp 349.115.667,00

a
Kurang Bayar : Rp 121.328.037,00

si
d. bahwa sanksi denda pidana a quo dijatuhkan berdasarkan perbuatan pidana
yang dilakukan sedangkan koreksi fiskal ditambah dengan sanksi administrasi pada
SKPKB PPN yang diterbitkan berdasarkan fakta hukum adanya data fiskal yang

ne
ng
terungkap yang selama tahun 2006 sengaja tidak dilaporkan oleh Penggugat sesuai
Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar (keterangan lain) sehingga pajak yang terutang
kurang dibayar, oleh karena itu bentuk kedua sanksi tersebut bersifat kumulatif dan
tidak bersifat ganda;

do
gu e. bahwa berdasarkan asas “Premium Remedium” dengan memperhatikan
pendapat para ahli hukum Majelis berpendapat tindak pidana pajak merupakan delik
yang disebut “insinguler” artinya ada penerapan sanksi administrasi dan juga ada

In
A
penerapan sanksi pidana. Kedua sanksi tersebut bisa dilakukan bersamaan
sehingga tidak berarti harus berurutan. Sanksi administrasi dan sanksi pidana bisa
bersama-sama sepanjang dalam perkara tersebut terdapat unsure pidana. Pasal 13
Undang-Undang KUP menyatakan bahwa DJP dapat menerbitkan SKPKB apabila
ah

lik
berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau
kurang bayar, sementara dalam Pasal 38, 39 Undang-Undang KUP terdapat
ancaman pidana bagi yang menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap. Perbuatan dalam pasal-pasal diatas sama-sama
am

ub
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara namun dikenakan sanksi berbeda,
Pasal 13 mengenakan sanksi administrasi, sementara Pasal 38 dan 39 lebih ke
sanksi pidana. Mahkamah Agung dalam yurisprudensi-nya menggunakan “teori
melebur” yang menekankan bahwa sengketa apapun apakah itu perdata, tata
ep
usaha negara atau administrasi apabila terdapat unsur pidana didalamnya maka
k

itulah yang harus didahulukan dan putusan-putusan lain sesudah itu harus mengikuti,
jadi tidak menghapus;
ah

si
bahwa Majelis berkesimpulan atas penerbitan SKPKB a quo disamping Tergugat
mempunyai kewenangan penerbitan yang sah juga SKPKB a quo tidak bersifat
ganda;

ne
ng

bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan dalil-dalil Penggugat menurut fakta,


ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yurisprudensi Mahkamah
Agung, dan azas hukum premium remedium adalah tidak benar adanya sehingga

do
permohonan Gugatan Penggugat Ditolak;
gu

Menimbang : bahwa dalam sengketa ini Hakim Anggota Drs. Tugu Baleo Nasution mempunyai
pendapat berbeda sebagai berikut :
In
A

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Surat keputusan Tergugat
No. KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 9 April 2012 Tentang Pengurangan Atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar atas Surat Ketetapan Pajak
ah

lik

Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2006 Nomor:


00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010, atas nama PT. Tiara Monang
Maning yang menolak permohonan Penggugat yang diajukan berdasarkan Pasal 36
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
m

ub

Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun


2000 (UU No. 16 Tahun 2000);
ka

bahwa jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut SKPKB Pajak Pertambahan
ep

Nilai Tahun 2006 a quo adalah sebesar Rp. 3.247.580.307,- terdiri dari Pokok Pajak
Rp.2.664.754.721,- dikurang Kredit Pajak Rp. 470.443.703,- dan ditambah Sanksi
administrasi Pasal 13 ayat (2) KUP sebesar Rp. 1.053.269.289,- yang tidak disetujui
ah

oleh Penggugat;
R

bahwa SKPKB Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2006 a quo adalah hasil penelitian
es

yang dilakukan oleh Tergugat (KPP Madya Denpasar) dengan mempertimbangkan


M

dasar hukum sebagai berikut:


ng

Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 1093/Pid.B/2009/PN.DPS tanggal 2


on

Februari 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap, yang memutuskan terdakwa
Wahyu Goesantoso sebagai direktur PT. Tiara Monang Maning terbukti secara sah
gu

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perpajakan yang oleh


Terbanding diperlakukan sebagai “keterangan lain” sebagaimana dimaksud Pasal 13
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2000;

a
Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

si
Undang Nomor 16 Tahun 2000;
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 Pasal 7 ayat (1) huruf a dan ayat (2)
hurf d;

ne
ng
Peraturan Menteri Keuangan No. 23/PMK/2008 Pasal 2 ayat (1) huruf a;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-5/PJ.2/2009 Pasal 3 ayat (1) huruf a dan
ayat (2) huruf d;

do
gu bahwa Penggugat dalam Gugatannya menyatakan hal yang intinya:
bahwa penggunaan dasar hukum tersebut tidak tepat karena Tergugat tidak
berwenang menerbitkan SKPKB atas Penggugat yang sudah dikenakan sanksi
pidana ditambah denda seluruhnya berjumlah Rp. 12.075.154.638,- atau 2 ( dua )

In
A
kali dari jumlah pajak yang terutang atau kurang dibayar sebesar Rp.
6.037.577.318,-, oleh karena itu SKPKB yang diterbitkan bertentangan dengan
Putusan Pengadilan a quo;
bahwa dengan adanya Putusan Pengadilan a quo yang telah berkekuatan hukum
ah

lik
tetap tersebut, kewajiban pajak-pajak tahun pajak 2006 Penggugat yang termasuk
dalam perhitungan denda sebesar Rp. 6.037.577.318,- telah dipenuhi dan dilunasi,
termasuk didalamnva PPN Tahun 2006;
bahwa apabila Tergugat kemudian menerbitkan SKPKB PPh Badan tahun 2006,
am

ub
maka Tergugat telah mengenakan pajak dua kali atas subyek pajak yang sama dan
untuk tahun pajak sama dan pengenaan ganda ini bertentangan dengan ketentuan
perpajakan maupun rasa keadilan;
ep
bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan terkait, keterangan
k

para pihak dalam persidangan serta hal-hal lain yang ada relevansinya dengan
sengketa Gugatan ini, Hakim Anggota Tugu Baleo Nasution berpendapat:
ah

R
bahwa di samping kewenangan T dalam menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang

si
Bayar berdasarkan Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2000, diatur juga kewenangan T dalam menerbitkan surat ketetapan pajak sebagai

ne
berikut:
ng

Pasal 1 angka 14 Undang-Undang KUP:


Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :

do
Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
gu

Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil;
In
Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang KUP:
A

Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang
terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang
ah

lik

semestinya;

Penjelasan Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang KUP:


Apabila diketahui kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan atau berdasarkan
m

ub

keterangan lain, bahwa pajak yang dihitung dan dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan yang bersangkutan tidak benar, misalnya pembebanan biaya
ternyata melebihi yang sebenarnya, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan
ka

besarnya pajak yang terutang sebagaimana mestinya menurut ketentuan peraturan


ep

perundang-undangan perpajakan;

bahwa mengenai nilai, besaran atau angka-angka dalam SKPKB a quo terkait
ah

dengan “keterangan lain” sebagaimana dimaksud Pasal 13 ayat (1) huruf a, Hakim
R

Anggota Tugu Baleo Nasution berpendapat bahwa “keterangan lain” dimaksud tidak
dapat diperoleh dari putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 1093/Pid.B/2009/
es

PN.DPS tanggal 2 Februari 2010 atas nama Wahyu Goesantoso melainkan dari
M

putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor: 1144/Pid.B/2009/PN.Dps tanggal 18


ng

Mei 2009 atas perkara XX yang dalam pertimbangan hukumnya antara lain memuat
on

perhitungan kerugian Negara menurut Majelis Hakim, yaitu untuk PPh Badan Tahun
2005 dan 2006 sebesar Rp.1.921.510.907,00 dan untuk PPN Masa Januari s/d
Desember 2005 dan Januari s/d Desember 2006 sebesar Rp.4.116.066.411,00
gu

seluruhnya berjumlah Rp.6.037.577.318,00 (Enam Milyar Tiga Puluh Juta Lima


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Tiga Ratus Delapan Belas Rupiah) sebagaimana

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tercantum antara lain pada halaman 211 dan 213 sebagai berikut:

a
Halaman 211:
Menimbang, bahwa saksi Maidy,SH. telah memberikan keterangan di depan

si
persidangan bahwa yang bersangkutan adalah Consultant Hukum di bidang Pajak
dan saksi pernah melakukan Audit terhadap Tiara Dewata Group berdasarkan
pembukuan yang ada bahwa total kerugian Negara atas PPh Badan Tahun 2005 dan

ne
ng
2006 adalah sebesar Rp. 1.921.510.907,- sedangkan PPN Masa Januari s/d
Desember 2005 dan Januari s/d Desember 2006 sebesar Rp. 4.116.066.411,-
sehingga total kerugian Negara yang harus disetor ke kas Negara oleh Tiara Dewata
Group adalah sebesar Rp. 6.037.577.318,-(Enam Milyar Tiga Puluh Juta Lima Ratus

do
gu Tujuh Puluh Tujuh Ribu Tiga Ratus Delapan Belas Rupiah);

Halaman 213:
Menimbang, bahwa majelis setelah membaca dan membandingkan hasil perhitungan

In
A
pemeriksa pajak dengan hasil perhitungan saksi yang meringankan yaitu saksi
Maidy,SH. memperoleh fakta-fakta bahwa team pemeriksa pajak belum ada
menghitung aset perusahaan Tiara Dewata group, sementara saksi yang
meringankan telah menghitung aset perusahaan Tiara Dewata group yaitu sekitar
ah

lik
Rp.26.123.873.783,- (Dua Puluh Enam Miliar Seratus Dua Puluh Tiga Juta Delapan
Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Tujuh Ratus Delapan Puluh Tiga Rupiah) sehingga
dengan demikian secara logika dapat menerima perhitungan kerugian Negara yang
dilakukan oleh Perusahaan Tiara Dewata Group, menurut Majelis dipandang adil dan
am

ub
patut, maka jumlah denda yang harus dibayar oleh Tiara Dewata Group melalui
terdakwa selaku wakil Komisaris adalah sebesar 3 x Rp. 6.037.577.318 =
Rp.18.112.731.954,-(Delapan Belas Milyar Seratus Dua Belas Juta Tujuh Ratus Tiga
Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Rupiah);
ep
k

bahwa jumlah kerugian Negara Rp 6.037.577.318,00 dalam putusan Pengadilan


ah

Negeri Denpasar Nomor: 1144/Pid.B/2009/PN.Dps dipertahankan oleh Putusan


Banding Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor: 75/PID/2009/PT.DPS tanggal 27 Juli
R

si
2009 dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor: 323 K/PID/2010 tanggal 30
September 2010;

ne
ng

bahwa yang telah diputus dalam putusan pengadilan a quo adalah besarnya denda
pidana pajak yang merupakan sanksi atas perbuatan pidana perpajakan sedangkan
atas pokok pajaknya belum pernah diterbitkan surat ketetapan pajak;

do
gu

bahwa tidak terdapat hukum positif baik dalam undang-undang perpajakan maupun
dalam undang-undang hukum pidana yang mengatur bahwa dalam hal telah
dijatuhkan sanksi denda pidana maka atas pokok pajaknya tidak dapat diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
In
A

bahwa Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tidak mengatur bahwa dalam hal
telah dijatuhkan sanksi denda pidana maka atas pokok pajaknya tidak dapat
diterbitkan surat ketetapan pajak;
ah

lik

bahwa terkait dengan argumentasi Penggugat yang menyatakan penerbitan SKPKB


Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2006 a quo bertentangan dengan rasa keadilan, hal
tersebut didasarkan pada hukum positif yang berlaku dan mengatur mengatur
m

ub

demikian serta harus dilaksanakan (lex dura, sed tamen scripta - undang-undang itu
kejam, namun memang demikianlah bunyinya);
ka

bahwa namun demikian jumlah pokok pajak harus sesuai dengan perhitungan
ep

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar dalam Putusan Nomor: 1144/Pid.B/2009/


PN.Dps;
ah

bahwa dengan demikian Hakim Anggota Tugu Baleo Nasution berpendapat bahwa
R

Surat keputusan Tergugat Nomor : KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 9 April 2012


es

Tentang Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang Tidak Benar
atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai Tahun
M

ng

2006 Nomor: 00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010 yang menolak


permohonan Penggugat adalah benar dalam hal kewenangan Tergugat untuk
on

menerbitkan SKBKB namun namun tidak benar dalam jumlah pokok pajak karena
jumlah pokok pajak harus sesuai dengan perhitungan Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Denpasar dalam Putusan Nomor: 1144/Pid.B/2009/PN.Dps;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bahwa dengan demikian Hakim Anggota Tugu Baleo Nasution berpendapat

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengabulkan sebagian Gugatan Penggugat;

a
Memperhatikan : Surat Gugatan, Surat Tanggapan, dan Surat Bantahan, serta Hasil Pemeriksaan
berkas dalam persidangan;

si
Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan dan berdasarkan suara terbanyak,
Majelis berkesimpulan untuk Menolak gugatan Penggugat atas Keputusan Direktorat

ne
ng
Jenderal Pajak Nomor: KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 09 April 2012 tentang
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar atas Surat
Ketetapan pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor: 00052/207/06/904/10 tanggal 15 September

do
Mengingat
gu 2010 Masa Pajak Januari s/d Desember 2006;

: Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan


perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang

In
A
berkaitan dengan perkara ini;
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
Memutuskan : Menolak gugatan Penggugat atas Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor:
ng

KEP-318/WPJ.17/2012 tanggal 09 April 2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan


Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar atas Surat Ketetapan pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Nomor:

do
00052/207/06/904/10 tanggal 15 September 2010 Masa Pajak Januari s/d Desember
gu

2006, atas nama : XXX;

Demikian diputus di Jakarta pada hari Kamis tanggal 18 Oktober 2012 berdasarkan
In
musyawarah Majelis XVI Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera
A

Pengganti sebagai berikut :

1. Drs. Binsar Siregar, Ak : sebagai Hakim Ketua,


ah

lik

2. Drs. Tugu Baleo Nasution : sebagai Hakim Anggota,


3. Drs. I Putu Setiawan, MM : sebagai Hakim Anggota,
4. Drs. I Ketut Susastra, Ak : sebagai Panitera Pengganti,
m

ub

Putusan Nomor:PUT.51772/PP/M.XVIB/99/2014 diucapkan dalam sidang terbuka


untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis tanggal 3 April 2014 dengan
susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :
ka

ep

1. Drs. Binsar Siregar, Ak : sebagai Hakim Ketua,


2. Drs. Arif Subekti : sebagai Hakim Anggota,
3. Drs. I Putu Setiawan, MM : sebagai Hakim Anggota,
ah

4. MR. Abdi Nugroho, SH. MM : sebagai Panitera Pengganti,


R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Anda mungkin juga menyukai