Anda di halaman 1dari 6

Putusan pengadilan Djp & PT

Rio Tinto Indonesia,


Direktorat Jenderal Pajak : Pemohon Peninjauan Kembali dahulu
Terbanding, Melawan PT Rio Tinto Indonesia: Termohon Peninjauan
kembali dahulu pemohon banding
Disusun oleh:
1. Adi darmawan
2. Carlos Soni
3. Hafidz Fadli
4. Muhammad Mulia
5. Sismanto
6. Wayan Bayu Indra Irawan
7. Zidni Eilman
Uraian Mengenai Produk Hukum Yang
1 Menjadi Dasar Gugatan
SKPKB PPh 26
mengajukan Banding atas Keputusan 2
Terbanding Nomor: KEP-1264/WPJ.19/
2013 tanggal 25 September 2013 (KEP-
1264/WPJ.19/2013) tentang Keberatan
Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Dasar Pengajuan Banding
Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal
26 Nomor: 00004/204/07/091/12 tanggal Pemohon Banding mengajukan permohonan
Banding terhadap KEP-1264/WPJ.19/2013 yang
3
2 Juli 2012 Masa Pajak Januari sampai
dengan Desember 2007 (SKPKB PPh mempertahankan berlakunya SKPKB PPh Pasal 26
Pasal 26) yang telah dibuat secara tidak tepat dan bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku dan KK PTFI

Gugatan
• Dirjen Pajak mengajukan peninjauan kembali
Putusan Pengadilan Pajak Nomor
Put.59162/PP/M.IB/13/2015, tanggal 28 Januari
2015 yang membatalkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 Nomor:
00004/204/07/091/12 tanggal 2 Juli 2012 Masa
Pajak Januari sampai dengan Desember 2007
(SKPKB PPh Pasal 26)
Dasar dan Alasan Gugatan?
1

Jasa Dari Luar Negri


Terdapat objek PPh Pasal 26 yang belum 2
dipungut oleh Pemohon Banding
berdasarkan hasil ekualisasi laporan
keuangan. Jasa yang belum dipungut
tersebut merupakan biaya biaya yang Certified of Domicilie (COD)
terdiri dari jasa teknologi, internal audit
& tax service, reimbursement, HR certificate of domicile (CoD) yang diterbitkan
Competent Authority yang sah dari negara treaty
3
Advice, Aviation Audit, Tax Advice,
Management Fee. partner kepada Pemberi Jasa yang menjadikan
landasan pijak hukum tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 29 ayat
(2) Alinea Ketiga Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan juncto Pasal 26 dan Pasal Alasan Gugatan
32A Undang-Undang Pajak Penghasilan juncto Pasal Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
7 ayat (1) P3B Indonesia – Inggris, Australia dan SE-03/PJ.101/1996 adalah adanya Asli Surat
Singapura) Keterangan Domisili sebagai dokumen untuk
mengetahui tempat kedudukan pihak pemberi jasa
sehingga Termohon Peninjauan Kembali (semula
Pemohon Banding) sebagai pihak yang membayarkan
penghasilan dapat menerapkan PPh Pasal 26 sesuai
dengan yang ditegaskan dalam P3B yang berlaku
antara Indonesia dengan Wajib Pajak Luar Negeri
yang menjadi lawan transaksi
Surat Keterangan Domisili

Peraturan Data

• Surat Keterangan Domisili diterbitkan oleh • Surat Keterangan Domisili yang digunakan
Competent Authority atau wakilnya yang sah di oleh Ri Tinto tidak memenuhi ketentuan
negara treaty partner. peraturan perpajakan berlaku

• Bentuk Surat Keterangan Domisili adalah sesuai • Surat Keterangan Domisili yang diberikan
dengan kelaziman di negara tempat Wajib Pajak luar telah melewati 1 (satu) tahun sejak tanggal
negeri berkedudukan diterbitkan

• Surat Keterangan Domisili berlaku selama 1 (satu)


tahun sejak tanggal diterbitkan, kecuali untuk Wajib
Pajak bank
Putusan Mahkamah Agung
Mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali: DIREKTUR
JENDERAL PAJAK dan membatalkan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.59162/PP/M.IB/13/2015, tanggal 28
Januari 2015. Dengan rincian sebagai berikut :

Uraian Semula Ditambah/ Menjadi


(Dikurangkan)
Dasar Pengenaan Pajak 1.391.589.851.837 - 1.391.589.851.837

PPh Pasal 26 yang terutang 139.693.425.327 - 139.693.425.327

Kredit Pajak (PPh Pasal 26 telah disetor) 138.624.545.039 - 138.624.545.039

PPh yang kurang dibayar 1.068.880.288 - 1.068.880.288

Sanksi administrasi Bunga Pasal 13 (2) KUP 513.062.538 - 513.062.538

Jumlah PPh yang masih harus dibayar 1.581.942.826 - 1.581.942.826


Thank You

Anda mungkin juga menyukai