Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NEYSA APRITA KUSWARA

KELAS : A (ANGKATAN 6)

JAWABAN LATIHAN KUP


TAX CENTER UNPAD

Soal 1

a) Syarat yang mewajibkan Anggita ber-NPWP dan kapan paling lama mendaftar :

Prinsip umum pendaftaran Wajib Pajak adalah bahwa setiap Wajib Pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepada Wajib Pajak diberikan NPWP. Dalam
hal ini Anggita telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.

Kapan paling lambat :Lalu berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
20/PMK.03/2008, maka kewajiban Anggita untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
adalah :
 Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas
wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1 (satu) bulan setelah saat
usaha mulai dijalankan.

b) Bagaimana kewajiban perpajakan Anggita (menikah Februari 2016) :

Dalam hal ini (Anggita) wanita kawin telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak sebelum kawin,
(Anggita) wanita kawin tersebut harus mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dengan alasan bahwa pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya
digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suaminya. Dengan
demikian jelaslah bahwa NPWP Anggita (istri) bisa dihapuskan bila menikah.

Soal 2

a). Jenis sanksi : Bunga Ps. 9 ayat (2a) , produk hukum : STP

b). KPP menerbitkan 5 januari 2015 :

 sanksi administrasi berupa bunga adalah:


Pokok Pajak : Rp 2.000.000
Sanksi Bunga (4 x 2% x Rp 2.000.000,-) : Rp 160.000
Jumlah yang harus dibayar : Rp 2.160.000,-

**Tn. Rully dikenakan sanksi bunga sebesar 2%. Terhitung bulan September – Desember
(4 bln) Keterlambatan lima hari ini dibulatkan ke atas menjadi satu bulan.
c) Karena KPP menerbitkan produk hukum 5 januari 2015, dan pada saat terima STP atas sanksi
bunga administrasi dan dikenakan perhitungan keterlambatan 4 bulan, seharusnya hanya
dikenakan sanksi bunga atas terlambat setor bulan September saja. Maka dapat melakukan upaya
sengketa pajak pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi. Berdasarkan Pasal 36
Ayat (1) huruf a, Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang
terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi
tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

d) Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan WP dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan WP. Apabila jangka waktu
tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
yang diajukan oleh WP dianggap dikabulkan dan harus menerbitkan keputusan sesuai dengan
permohonan yang diajukan. Jadi paling lama Surat Keputusan atas sengketa Tn.Rully
adalaah tanggal 01 Agustus 2016.

Keputusan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak dapat berupa mengabulkan sebagian atau
seluruhnya, atau menolak permohonan WP. WP dapat meminta secara tertulis kepada Direktur
Jenderal Pajak mengenai alasan yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP.

Soal 3

Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp
150.000.00,00 yang diterbitkan tanggal 06 April 2015, dengan batas akhir pelunasan tanggal 05 Mei
2015. Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 05 Mei 2015 Rp. 100.000.000,00. Maka,

 Sanksi berupa bunga Ps.13 ayat (2) sebesar 2% perbulan tanggal jatuh tempo pembayaran s.d
tanggal pembayaran.
 Pada tanggal 02 Juni 2015 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan perhitungan sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar = Rp 150.000.000,00


Dibayar s.d jatuh tempo pelunasan = Rp 100.000.000,00 (-)
Kurang dibayar = Rp 50.000.000,00
Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp. 50.000.000) = Rp 1.000.000,00

Soal 4

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Penghasilan Neto seharusnya adalah Rp. 685.000.000
sehingga PPh terutang seharusnya adalah Rp. 171.250.000. Sanksi bunga 2 % Ps. 13 ayat (2). DJP
menerbitkan produk hukum SKPKB tanggal 15 Mei 2015 (tahun 2013 – mei 2015 lebih dari 2 Tahun,
maka max 24 bulan)

Jumlah Pokok Pajak Rp. 171.250.000


Jumlah Kredit Pajak Rp. 125.000.000
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp. 46.250.000
Sanksi administrasi (bunga 24 bulan) Rp. 22.200.000
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp. 68.450.000

Soal 5

Undang-undang KUP telah memberikan beberapa prosedur penyelesaian. Di bawah ini adalah prosedur-
prosedur penyelesaian sengketa pajak di tingkat internal DJP.

Skema 1
Sengketa Pajak PT. Tiara

Wajib Pajak (PT. DJP Pengandilan Mahkamah Agung


Tiara) Pajak
Sengketa Pajak dan Keberatan dan pengurangan Banding dan Peninjauan Kembali
Objek Gugatan Ps.25 atau Pembatalan Ketetapan Gugatan
KUP Pajak

DJP Pengadilan Mahkamah


PT. TIARA Pajak Agung

Pembetulan Pasal 16
Tidak mengandung
Persengketaan

Keberatan Peninjauan
Sengketa Pajak Banding
Kembali

Pengurangan atau Pembatalan


Ketetapan Pajak
Objek Gugatan
Pasal 23
Gugatan

Pengurangan Sanksi
Ps. 36 (1) a
INKRACHT

Pembatalan Ketepatpan pajak


Ps. 36 (1) b

Pembatalan STP
Ps. 36 (1) c

Pembatalan Hasil
Pemeriksaan
Ps. 36 (1) d
** PT.TIARA melakukan alur berwarna merah mengajukkan Keberatan apabila Wajib Pajak merasa
produk hukum yang dikeluarkan oleh aparat pajak berupa surat ketetapan pajak (SKPKB, SKPLB, SKPN
dan SKPKBT) tidak semestinya dan Wajib Pajak berpendapat lain, Wajib Pajak dapat mengajukan
keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak. Lalu bisa lanjut ke Banding Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan. Dengan
demikian, proses pengajuan banding hanya dapat dilakukan apabila telah melalui proses keberatan. Paling
lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat
Keputusan Keberatan. Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan Peninjauan kembali atas
putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat
diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak. Permohonan Peninjauan
Kembali tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak.

Soal 6

KPP melakukan Penagihan Pajak

SKPKB sebesar : Rp. 68.450.000


Terbit : 15 Mei 2015
Jatuh Tempo (1 bln) : 14 Juni 2015

Skema 2
Penagihan Pajak PT. Tiara

SKPKB,SKPKBT,
STP,SK,Pembetulan, Jatuh Tempo Surat teguran Surat Paksa
1 bln 7 hr 21 hr
Putusan Banding 14 Juni 2015 21 Juni 2015 12 Juli 2015

2
hr

Pengumuman SPMP
Penjualan Lelang Lelang 14 hr
14 hr 14 Juli 2015
11 Agustus 2015 28 juli 2015

**Saat Jatuh tempo pembayaran utang pajak adalah saat dimulainya tindakan penagihan aktif yaitu
dengan penerbitan Surat Teguran. Surat Teguran diterbitkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran utang pajak. Sejalan dengan perubahan UU KUP
terakhir melalui Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang,
jatuh tempo pembayaran utang pajak tidak lagi dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal ketetapan pajak
diterbitkan, tetapi tergantung dengan upaya penyelesaian sengketa dalam penetapan pajak tersebut.

Surat Paksa diterbitkan dan disampaikan setelah 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran.
Pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) dan SPMP adalah surat perintah
yang diterbitkan oleh Pejabat untuk melaksanakan penyitaan. Apabila utang pajak tidak dilunasi
Penanggung Pajak dalam jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam. Pelaksanaan Surat Paksa
tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam
setelah Surat Paksa diberitahukan. Jangka waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada
Penanggung Pajak melunasi utang pajak sebagaimana tercantum dalam Surat Paksa yang bersangkutan.

Dalam pemilihan objek sita terdapat berbagai kebijakan dan prosedur yang harus diikuti tergantung dari
jenis dan karakteristik objek sita tersebut. Setelah Penyitaan dan Wajib Pajak tidak melunasi seluruh
utang pajak dan biaya penagihan pajak, maka dilanjutkan dengan penjualan objek sita, baik secara
langsung maupun melalui lelang. Apabila penjualan yang dilakukan melalui lelang adalah barang tidak
bergerak maka diperlukan pengumuman lelang setelah jangka waktu 14 hari sejak tanggal penyitaan
Kemudian setelah jangka waktu 14 (empat belas) hari lelang dapat dilaksanakan.Surat Perintah Penyitaan
Seketika dan Sekaligus diterbitkan jika ada indikasi tertentu sehingga Penanggung Pajak menghindari
pembayaran utang pajak

Anda mungkin juga menyukai