Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 6

KEBERATAN, BANDING DAN PENINJAUAN KEMBALI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan sengketa
pajak, mulai dari proses pengajuan Keberatan, Banding, hingga Peninjauan Kembali.
.

Keberatan

Banding
Sengketa Pajak

Peninjauan Kembali

Gambar 7.1 Overview Pertemuan 7

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 7.1:
Menjelaskan Keberatan

KEBERATAN
Sengketa antara Wajib Pajak dengan fiskus di bidang perpajakan dapat
diselesaikan mulai dari internal DJP, yakni:
1. Pemeriksaan
2. Keberatan
3. Pengurangan / Pembatalan atas Ketetapan Pajak
4. Pengurangan / Penghapusan Sanksi Admin
5. Pembetulan

1
Jika sengketa belum menemukan titik temu, dapat dilanjutkan di Pengadilan
Pajak (PP), untuk:
1. Banding
2. Gugatan
Dan jika di tingkat Pengadilan Pajak belum juga selesai atau menemukan titik
temu, WP masih mempunyai satu kesempatan melakukan Peninjauan Kembali ke
Mahkamah Agung (MA).
Surat Keberatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak atas surat ketetapan pajak atau
pemotongan/pemungutan pihak ketiga. Surat Ketetapan Pajak yang dimaksud adalah:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar(SKPLB)
Dan setelah diajukan serta melalui proses pemeriksaan oleh DJP, hasilnya adalah Surat
Keputusan Keberatan.

Jika Surat Keputusan Keberatan menyatakan adanya kelebihan pembayaran


pajak, maka kelebihan pembayaran akan terlebih dulu diperhitungkan dengan utang
pajak, dan sisanya akan dikembalikan kepada Wajib Pajak. Pemerintah memberikan
imbalan bunga sebesar berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas), maksimal
24 bulan. Tarif suku bunga acuan yang digunakan adalah tarif per bulan yang berlaku
pada tanggal dimulainya penghitungan imbalan bunga. Penghitungan bungan dimulai
sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak yang bersangkutan sampai dengan
tangggal diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan.

Surat Keputusan Keberatan juga dapat dibetulkan DJP atas permohonan Wajib
Pajak atau secara jabatan. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak. Apabila jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat, tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan pembetulan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan. Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib
memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk
menolak atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak tersebut.
Berikut syarat untuk mengajukan keberatan:

2
1. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan
2. diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan
pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak, kecuali karena keadaan
diluar kekuasaannya.
3. Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar minimal sesuai jumlah
telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat
keberatan disampaikan.
4. Ditandatangani WP atau Kuasa dengan dilampiri Surat Kuasa, contoh Kuasa:
a. konsultan pajak
b. pihak lain, dengan kompetensi di bidang perpajakan.
c. keluarga.
5. Tidak mengajukan Permohonan pasal 36 KUP yakni:
(1) mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi
(2) mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak
(3) mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak
(4) membatalkan hasil pemeriksaan pajak
6. Jika keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 30% (lima puluh persen) dari jumlah pajak
berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan, kecuali WP mengajukan banding.

Ilustrasi kasus:

Untuk tahun pajak 2023, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah
pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 diterbitkan terhadap PT A.
Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak hanya menyetujui pajak yang
masih harus dibayar sebesar Rp 200.000.000.00. Wajib Pajak telah melunasi sebagian
SKPKB tersebut sebesar Rp200.000.000,00 dan kemudian mengajukan keberatan atas
koreksi lainnya. Jika Direktur Jenderal Pajak mengabulkan sebagian keberatan Wajib
Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar menjadi sebesar
Rp750.000.000,00, maka:

3
Jumlah sesuai SKPKB Rp 1.000.000.000
Disetujui WP dan dibayar Rp 200.000.000
Jumlah sesuai SK Keberatan Rp 750.000000
Kurang Bayar Rp 550.000.000
Sanksi jika tidak melakukan banding = 30% X 550.000.000 Rp 165.000.000

Terhadap jumlah di atas sanksi administrasi tidak dikenakan, sesuai pasal 19 KUP.

Tujuan Pembelajaran 7.2:


Menjelaskan Banding

BANDING
Banding merupakan upaya penyelesaian sengketa pajak lanjutan dari proses
keberatan di tingkat penyelesaian internal DJP. Putusan Banding adalah putusan badan
peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh
Wajib Pajak. Macam Putusan Banding:
1. Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,
harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan, kecuali
untuk Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu, jangka waktu
dapat diperpanjang menjadi dua bulan.
2. Putusan Banding yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak. Maka setelah
sebelumnya diperhitungkan dengan utang pajak, sisanya akan dikembalikan ke
WP, namun dasar perhitungan yang dikembalikan hanya sebatas yang disetujui WP
saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

Berdasarkan undang-undang HPP, pengembalian kelebihan pembayaran pajak


disertai imbalan bunga sebesar suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dibagi 12, maksimal 24 bulan, yang dihitung sejak tanggal penerbitan SKP
sampai dengan tanggal diterimanya putusan banding oleh DJP. Kelebihan Pembayaran
Pajak berakhir sampai dengan saat dilakukan pengembalian kelebihan, paling lama 24
bulan, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Untuk dapat mengajukan banding, persayaratan yang harus dipenuhi Wajib
Pajak adalah sebagai berikut:

4
1. Membuat Surat Permohonan yang diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
dengan alasan yang jelas
2. Diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima
3. Dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan
4. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak
dikenai sanksi administrative berupa denda sebesar 60% (seratus persen) dari
jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

Ilustrasi kasus:
Hasil pemeriksaan PT Anugerah untuk Tahun Pajak 2023 menghasilkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar sebesar Rp1.000.000.00. Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, PT
Anugerah hanya menyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp200.000.000
dan telah melunasinya sebelum mengajukan mengajukan keberatan. Direktur Jenderal
Pajak mengabulkan sebagian keberatan PT Anugerah dengan jumlah pajak yang masih
harus dibayar menjadi sebesar Rp750.000.000. Selanjutnya PT Anugerah mengajukan
permohonan banding dan oleh Pengadilan Pajak diputuskan besarnya pajak yang
masih harus dibayar menjadi sebesar Rp450.000.000,00.

Maka:
Jumlah sesuai SKPKB Rp 1.000.000.000
Jumlah sesuai Putusan Banding Rp 450.000.000
Disetujui WP dan dibayar Rp 200.000.000
Kurang Bayar Rp 250.000.000
Sanksi Administrative = 60% X 550.000.000 Rp 150.000.000
Dalam hal ini, baik sanksi administratif berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal
19 maupun sanksi administratif berupa denda sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat
(9) tidak dikenakan.

5
Tujuan Pembelajaran 7.3:
Menjelaskan Peninjauan Kembali

PENINJAUAN KEMBALI
Peninjauan Kembali merupakan upaya hukum terakhir Wajib Pajak ataupun DJP
yang diajukan ke Mahkamah Agung atas hasil Putusan Banding atau Putusan Gugatan di
tingkat Pengadilan Pajak. Hasil dari Peninjauan Kembali adalah Putusan Peninjauan
Kembali.
Dalam hal Putusan Peninjauan Kembali:

1. Menyebabkan bertambahnya utang pajak, yang menyebabkan jumlah pajak yang


masih harus dibayar bertambah, harus dilunasi paling lama 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal penerbitan Putusan Peninjauan Kembali, kecuali untuk Wajib Pajak
usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu mendapat tambahan waktu menjadi 2
bulan. Ditambah sanksi administratif berupa denda sebesar 60% (enam puluh
persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali dikurangi
dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Sanksi Administrative ditagih menggunakan STP yang diterbitkan maksimal 2 tahun
sejak Putusan Peninjauan Kembali diterima DJP.
2. Menyebabkan terjadinya lebih bayar, maka kelebihannya akan diperhitungkan
terlebih dahulu dengan utang pajak, sisanya dikembali ke WP, disertai imbalan
bunga sebesar suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dibagi 12,
maksimal 24 bulan, yang dihitung sejak tanggal penerbitan SKP sampai dengan
tanggal diterimanya putusan peninjauan kembali (PK) oleh DJP. Imbalan bunga
diberikan terbatas yakni maksimal sejumlah lebih bayar yang disetujui Wajib Pajak
dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan .
Pada Pasal 44 ayat (7) PP 50/2022

Untuk dapat mengajukan Peninjauan Kembali, berikut adalah persyaratannya:

1. Membuat Permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui


Pengadilan Pajak, dan hanya dapat diajukan satu kali.
2. Permohonan Peninjauan Kembali tidak menangguhkan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.

6
3. Hukum Acara yang berlaku pada pemeriksaan peninjauan kembali adalah hukum
acara pemeriksaan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam UU No. 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, kecuali yang diatur secara khusus dalam UU
Pengadilan Pajak

Jangka Waktu Pengajuan Peninjauan Kembali, dibedakan berdasarkan alasan pengajuan


sebagai berikut:

Sumber: pajak.go.id

Mahkamah Agung memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali dengan


ketentuan:
1. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima
oleh Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak
mengambil putusan melalui pemeriksaan acara biasa;
2. dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima
oleh Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak
mengambil putusan melalui pemeriksaan acara cepat.

7
3. Putusan atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum.
4. Permohonan Peninjauan Kembali dapat dicabut sebelum diputus, dan jika sudah
dicabut, maka permohonan peninjauan kembali tersebut tidak dapat diajukan lagi.

Dasar penagihan pajak yakni yang mengharuskan WP membayar kewajiban


perpajakannya adalah sebagai berikut:
1. Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan,
2. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Persetujuan Bersama, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding,
3. serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah; dan/atau
4. klaim pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 20A ayat (8) Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
5. dalam hal terdapat permintaan bantuan penagihan pajak dari negara mitra atau
yurisdiksi mitra
Dasar Penagihan Pajak sebagai mana disebutkan di atas, wajib dilunasi dalam jangka
waktu satu bulan sejak diterbitkan

Contoh Ilustrasi:
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) terhadap Wajib Pajak untuk
tahun Pajak 2023 dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar
Rp3.000.000.000. SPT Tahunan Pajak Penghasilan badan yang sebelumnya disampaikan
oleh Wajib Pajak berstatus kurang bayar dengan nilai Rp1.000.000.000. Dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak tidak menyetujui seluruhnya pajak
yang masih harus dibayar, sehingga tidak ada pembayaran atas SKPKB yang dilakukan
oleh Wajib Pajak sebelum pengajuan keberatan. Berdasarkan pengajuan keberatan oleh
Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan yang
isinya menolak seluruh keberatan Wajib Pajak (WP). WP kemudian mengajukan
permohonan banding dan Hakim Pengadilan Pajak memutuskan menerima seluruh
banding Wajib Pajak. Berdasarkan Putusan Banding tersebut, tidak terdapat pajak yang
masih harus dibayar oleh Wajib Pajak. Direktur Jenderal Pajak kemudian mengajukan

8
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Hasil Putusan Peninjauan Kembali
mengabulkan permohonan pemohon dan menyatakan bahwa jumlah pajak yang masih
harus dibayar Wajib Pajak adalah sebesar Rp3.000.000.000.
Maka:

Jumlah sesuai SKPKB Rp 3.000.000.000


Jumlah sesuai Putusan Peninjauan Kembali Rp 3.000.000.000
Tidak disetujui WP, tidak ada pembayaran Rp 0
Kurang Bayar Rp 3.000.000.000
Sanksi Administrative = 60% X 3.000.000.000 Rp 1.800.000.000

C. LATIHAN
1. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) terhadap PT Kencana
Violet untuk tahun Pajak 2023 dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan badan yang sebelumnya disampaikan oleh PT Kencana Violet berstatus
kurang bayar dengan nilai Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, PT Kencana Violet tidak menyetujui seluruhnya
pajak yang masih harus dibayar, sehingga tidak ada pembayaran atas SKPKB yang
dilakukan oleh PT Kencana Violet sebelum pengajuan keberatan. Berdasarkan
pengajuan keberatan oleh PT Kencana Violet, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan
Surat Keputusan Keberatan yang isinya menolak seluruh keberatan PT Kencana
Violet. PT Kencana Violet kemudian mengajukan permohonan banding dan Hakim
Pengadilan Pajak memutuskan menerima seluruh banding PT Kencana Violet.
Berdasarkan Putusan Banding tersebut, tidak terdapat pajak yang masih harus dibayar
oleh PT Kencana Violet. Direktur Jenderal Pajak kemudian mengajukan peninjauan
kembali kepada Mahkamah Agung. Hasil Putusan Peninjauan Kembali mengabulkan
permohonan pemohon dan menyatakan bahwa jumlah pajak yang masih harus dibayar
PT Kencana Violet adalah sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Dalam hal
ini, PT Kencana Violet harus melunasi kurang bayar sebesar Rp3.000.000.000,00
ditambah sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat ini yaitu sebesar 60%
x Rp3.000.000.000,00 = Rp1.800.000.000,00.
Diminta:

9
Hitunglah berapa sanksi administrative yang harus dibayar oleh PT Kencana Violet?
2. Hasil pemeriksaan PT Kuda Perak untuk Tahun Pajak 2023 menghasilkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar sebesar Rp2.000.000.00. Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, PT
Kuda Perak hanya menyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp350.000.000
dan telah melunasinya sebelum mengajukan mengajukan keberatan. Direktur Jenderal
Pajak mengabulkan sebagian keberatan PT Kuda Perak dengan jumlah pajak yang
masih harus dibayar menjadi sebesar Rp950.000.000. Selanjutnya PT Kuda Perak
mengajukan permohonan banding dan oleh Pengadilan Pajak diputuskan besarnya
pajak yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp1.050.000.000,00.
Diminta:
Hitunglah berapa sanksi administrative yang harus dibayar oleh PT Kuda Perak?
3. Jelaskan apa saja syarat Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan pajak?
4. Untuk tahun pajak 2023, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan
jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp1.500.000.000,00 diterbitkan
terhadap PT Anggrek Mas. Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak
hanya menyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 400.000.000.00 dan
telah melunasinya. Jika Direktur Jenderal Pajak mengabulkan sebagian keberatan
Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar menjadi sebesar
Rp850.000.000,00, hitunglah sanksi administrative dan jumlah pajak yang harus
dibayar!

D. REFERENSI
UU No. 16 th 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU PPh no 36 th 2008, tentang Pajak Penghasilan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan
PMK Republik Indonesia Nomor 18/Pmk.03/2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Serta Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

10
PMK Republik Indonesia Nomor 184/Pmk.03/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/Pmk.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

11

Anda mungkin juga menyukai