Anda di halaman 1dari 4

Surat Tagihan Pajak (STP)

1. Pengertian
STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau saksi berupa bunga
dan denda administrasi.
2. Penerbitan STP
a. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
b. Berdasarkan penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai
akibat salah tulis dan salah hitung.
c. Wajib pajak kenakan sanksi admnistrasi berupa denda dan atau bunga.
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat faktur
pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak waktu.
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak mengisi faktur
secara lengkap.
f. PKP melaporkan faktur tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.
g. PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak
masukan.
3. Fungsi STP
a. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT wajib pajak.
b. Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga dan atau denda.
c. Sarana untuk menagih pajak
4. Sanksi Administrasi STP
a. Denda administrasi bagi WP yang tidak atau terlambat menyampaikan SPT
Masa PPh dan denda administrasi bagi WP yang tidak atau terlambat
menyampaikan SPT Tahunan.
b. Denda 2% dari Dsar Pengenaan Pajak bagi pengusaha yang tidak melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, PKP yang tidak membuat atau
tidak lengkap mengisi faktur pajak.
c. Bunga, bagi WP membetulkan sendiri SPT Tahunan sehingga
mengakibatkan kurang bayar.
d. Bunga, bagi WP yang terlambat atau tidak membayar pajak yang sudah jatuh
tempo pembayarannya.

Kebetratan dan Banding


1. Tata Cara Penyelesaian Keberatan
a. WP dapat mengajukan keberatan kepada Dirjen Pajak atas suatu SPT, SKP,
SKP Tambahan, SKPLB
b. Pengajuan keberatan dituangkan dalam bentuk Surat Keberatan sebagaimana
dan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Keberata diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan
menyatakan alasan-alasan secara jelas.
 Keberatan harus diajukkan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal
surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali apabila WP dapat
menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan diluar kekuasaannya.
 Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh pejabat Dirjen
Pajak yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melalui pos
tercatat menjadi tanda bukti penerimaan surat keberatan tersebut bagi
kepentingan WP.
 Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atay sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah
pajak yang terutang.
 Apabila pengajuan pajak dikabulkan sebagaian atau seluruhnya yang
menyebabkan kelebihna pembayaran pajak tersebut dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama
24 bulan dengan ketetntuan sbb:
i. Untuk SKPKB dan SKPKB Tambahan dihitung sejak tanggal
pembayaran yang menyebabkakn kelebihna pembayaran pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan.
ii. Untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak tanggal penerbitan surat
ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan.
2. Tata Cara Penyelsaian Banding
a. WP dapat mengajukan banding kepada badan peradilan pajak terhadap
keputusan yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak mengenai keberatannya dalam
jangka waktu 3 bulan sejak tanggal keputusan ditetapkan, dengan dilampiri
salinan surat keputusan tersebut.
b. Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan banding belum
merupakan pajak yang terutang sampai dengan putusan banding diterbitkan.
c. Apabila permohonan banding ditolak atau dikembalikan sebagaian, WP
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan bandingn dikurangi dengan pembayaran pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
d. Apabila pengajuan keberatan atau banding dilakukan sebagian tau
seluruhnya, yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
pembayaran tersebut dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar
2% per bulan paling lama 24 bulan.

Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, atau Pembatalan


1. Pembetulan
Dirjen Pajak atas permohonan WP atau karena jabatannya dapat membetulkan:
a. Surat Ketetapan Pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB)
b. STP
c. Surat Keputusan Pembetulan
d. Surat Keputusan Keberatan
e. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi
f. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi
g. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak
h. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
i. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga
Ruang lingkup pembetulan:
 Kesalahan tulis
 Kesalahan hitung
 Kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam perundang-undangan
2. Pengurangan, Penghapusan, atau Pembatalan
Dirjen Pajak karena jabatan atau permohonan WP dapat:
a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau STP yang tidak
benar.
c. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
 Penyaampaian STP Hasil Pemeriksaan
 Pembahasan akhir Hasil Pemeriksaan dengan WP
Daluwarsa Penagihan Pajak
Daluwarsa terhitung setelah melampaui waktu selama 5 tahun yang terhitung
sejak penerbitan STP, SKPKB, serta SKPKB Tambahan dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Kembali. Hak yang meliputi daluwarsa penagihan pajak meliputi penagihan pajak,
denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak.
Daluwarsa penagihan pajak tertagih apabila:
1. Diterbitkan surat pajak
2. Ada pengakuan utang pajak dari WP kurang bayar atau SKPKB Tambahan
sebagaimana yang dimaksud dalam atau
3. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai