Anda di halaman 1dari 27

1/20/2016

KETENTUAN UMUM DAN


TATACARA PERPAJAKAN
Wan Juli

Sengketa Pajak dan


Imbalan Bunga

SENGKETA PAJAK

1
1/20/2016

SENGKETA PAJAK
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan
antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang
sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat
diajukan Banding atau Gugatan kepada
Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan
Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)

Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan melalui Banding


atau Gugatan di Pengadilan Pajak

SENGKETA PAJAK
Pembetulan suatu keputusan
Pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi Penyelesaian di
Direktorat Jenderal
Pengurangan atau pembatalan
Pajak “sebelum” ke
ketetapan pajak Pengadilan Pajak
Pengurangan/Pembatalan STP
Pembatalan hasil pemeriksaan
dan SKP-nya
Keberatan
Gugatan
Penyelesaian di
Banding Pengadilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah Agung,
“setelah” di Pengadilan Pajak
Peninjauan Kembali (PK)

2
1/20/2016

Pasal 16 UU
KUP ayat (1) PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat
Pajak atau Surat Keputusan
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak,
Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan.

yaitu kesalahan yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, yaitu antara lain
yang berasal dari kekeliruan penerapan persentase Norma kesalahan penulisan
penjumlahan dan Penghitungan Penghasilan Neto, nama, alamat, NPWP,
atau pengurangan kekeliruan penerapan sanksi administrasi
administrasi, nomor ketetapan
dan atau perkalian kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak pajak, jenis pajak,
dan atau (PTKP), kekeliruan penghitungan PPh masa atau tahun
pembagian suatu dalam tahun berjalan, kekeliruan pajak dan tanggal
bilangan. pengkreditan pajak. jatuh tempo.

PMK-11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan

PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat,
tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak
atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1). (Pasal 16 ayat 4)

3
1/20/2016

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak
atau bukan karena kesalahannya;
(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak


paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan yang


dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
kesalahannya meliputi sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan/atau kenaikan, yang tercantum dalam:
¾ Surat Tagihan Pajak;
¾ Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB); atau
¾ Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang tercantum


dalam SKPKB atau SKPKBT, hanya dapat dilakukan dalam hal surat
ketetapan
p p pajak
j tersebut:
A> tidak diajukan keberatan;
B> diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh Wajib Pajak; atau
C> diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013

4
1/20/2016

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:


a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, SKPKB atau SKPKBT;
b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan memberikan alasan yang mendukung
permohonannya;
c) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat WP terdaftar;
d) WP telah melunasi pajak yang terutang; dan
e) Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat
permohonan ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan
tsb harus dilampiri dgn surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan


Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang
pertama dikirim;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Dirjen Pajak secara jabatan dapat mengurangkan atau menghapuskan


sanksi administrasi dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan sebagai
akibat dari:

¾ diterbitkannya surat ketetapan pajak karena Pengusaha


Kena Pajak tidak membuat faktur pajak; dan

¾ penerapan ketentuan Pasal 19 ayat 1 UU KUP (bunga


penagihan terlambat melunasi utang pajak)

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi tersebut dilakukan


apabila diterbitkan SK Pembetulan, SK Pengurangan/Pembatalan
Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau SK Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, yang mengakibatkan pajak
yang masih harus dibayar berkurang atau dibatalkan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013

5
1/20/2016

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK


YANG TIDAK BENAR
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib
Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak
yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf b)

Permohonan hanya dapat diajukan


oleh Wajib Pajak paling banyak 2
(dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK


YANG TIDAK BENAR
Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:
- Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan;
- Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut
pengajuan keberatan tersebut; atau
- WP mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut
penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
e) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat
permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;


Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dlm jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;

6
1/20/2016

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK


Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib
Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf c)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali.
(Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,
harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan.
(Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK


Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


> Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
> Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut
penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat
permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat


dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus


diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan
Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013

7
1/20/2016

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib


Pajak dapat membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan
pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian
surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir hasil
pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
Pajak
(Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 1 (satu) kali.
(Pasal 36 ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
gg permohonan
tanggal p sebagaimana
g dimaksud pada
p ayat
y (1)
( ) diterima,, harus memberi
keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)

PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:


- tidak diajukan keberatan;
- diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh WP; atau
- diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


> diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
> mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut
penghitungan WP disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat
permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dianggap telah dilaksanakan apabila


pemeriksa pajak telah memberikan kesempatan untuk hadir kepada WP dlm
rangka pembahasan akhir dan WP tidak menggunakan hak tersebut sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan;
Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013

8
1/20/2016

Keberatan
•UU KUP - pasal 25
•PP Nomor 74 Tahun 2011
•PMK 9/PMK.03/2013
•SE-11/PJ/2014

Pasal 25 ayat 1 UU KUP KEBERATAN


Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur
Jenderal Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
d
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.

Yang dimaksud DALAM HAL Penjelasan UU KUP


dengan "suatu"
adalah 1 (satu) Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi,
jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak
keberatan harus tidak sebagaimana mestinya.
diajukan terhadap
1 (satu) jenis pajak Keberatan yang diajukan adalah mengenai materi atau isi
dan 1 (satu) Masa dari ketetapan pajak, yaitu jumlah rugi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
Pajak atau Tahun jumlah besarnya pajak, atau pemotongan atau
Pajak. pemungutan pajak.

Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak dengan


menyampaikan surat keberatan. (PMK 9/PMK.03/2013)

9
1/20/2016

Pasal 25 UU KUP SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN


Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.(ayat 1)
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat
ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu
tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan. (ayat 3a)
Catatan: Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak ditambah sanksi
administrasi
Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP surat
keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. (PMK 194/2007)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat
keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)

Hak WP lainnya berkaitan dengan pengajuan keberatan


Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi
dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, atau pemotongan atau pemungutan
pajak.(Pasal 25 ayat 6 UU KUP)
Dirjen Pajak wajib memberi keterangan yang diminta oleh WP dalam jangka waktu paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permintaan WP diterima. (PMK 194/2007)
Dalam hal surat keberatan yang disampaikan oleh WP belum memenuhi
persyaratan, WP dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan
melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 bulan
terlampaui. (PMK 9/PMK.03/2013)
Dalam hal WP menyampaikan perbaikan surat keberatan, tanggal penyampaian perbaikan
surat keberatan merupakan tanggal surat keberatan diterima. (PMK 194/2007)
Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis. (Pasal 26 ayat 2 UU KUP)

Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Dirjen Pajak harus


menyampaikan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir kpd WP guna memberi
keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya. (PMK-9/2013)

WP dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan sepanjang Surat


Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada WP. (PMK 9/2013)
WP tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan skp yang tidak
benar. (PMK 9/2013)

10
1/20/2016

JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT


PENGAJUAN KEBERATAN
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan DIUBAH
pelaksanaan penagihan pajak. (Pasal 25 ayat 7)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak
yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan,
keberatan tertangguh sampai dengan 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 25 ayat
7 UU KUP (baru))

Satu bulan sejak tanggal


Sanksi administrasi berupa bunga 2%
diterbitkan SKPKB atau
per bulan (Pasal 19) tidak diberlakukan.
SKPKBT

Dalam hal keberatan WP ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi


administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak
berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan. (Pasal 25 ayat 9 UU KUP (baru))

Dalam hal WP mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa denda sebesar
50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak dikenakan. (Pasal 25 ayat
10 KUP (baru))

Contoh:
Setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT PPh badan tahun 2008 atas nama
PT ABC diterbitkan SKPKB tertanggal 10 Oktober 2009 dengan rincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp120.000.000,00
Jumlah kredit pajak Rp100.000.000,00
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp 20.000.000,00
Besarnya sanksi administrasi (2% x 10 bulan) Rp 4.000.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 24.000.000,00

Misalkan dalam pembahasan akhir, PT ABC hanya menyetujui jumlah kekurangan


pembayaran pokok pajak sebesar Rp5.000.000,00.
Dalam hal PT ABC mengajukan keberatan maka PT ABC wajib melunasi pajak yang
masih harus dibayar yang telah disetujui yaitu sebesar Rp6juta {Rp5juta + (20% x
Rp5juta)} sebelum surat keberatan disampaikan. Jumlah pajak yang belum dibayar
pada saat mengajukan keberatan yaitu sebesar Rp18juta, tertangguh sampai
dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.
Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2009,
maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% atau Rp9juta.

Jatuh tempo tanggal 19 Maret 2009

11
1/20/2016

PEMBUKTIAN DALAM KEBERATAN


Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada
saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat
pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga,
pembukuan,
b k catatan,
t t data,
d t informasi,
i f i atau
t keterangan
k t lain
l i dimaksud
di k d
tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya. (Pasal 26A
ayat 4 UU KUP)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan


pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b dan huruf
d, Wajib Pajak yang bersangkutan harus dapat membuktikan
k tid kb
ketidakbenaran ketetapan
k t t pajak
j k tersebut.
t b t (Pasal
(P l 26 ayatt 4 UU KUP)

Atas SKPKB yang diterbitkan karena SPT tidak disampaikan dalam


jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan
sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran dan SKPKB yang
diterbitkan karena kewajiban pembukuan (Pasal 28) dan kewajiban
ketika dilakukan pemeriksaan (Pasal 29) tidak dipenuhi.

PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN


Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak
ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua


belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi
keputusan atas keberatan yang diajukan. (Pasal 26 ayat 1 UU KUP)

Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa


mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah
besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. (Pasal 26 ayat 3
UU KUP)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah


terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu
keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
(Pasal 26 ayat 5 UU KUP)

Dirjen Pajak wajib menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai


dengan keberatan Wajib Pajak. (PMK 9/2013)

12
1/20/2016

Banding
• UU KUP – Pasal 12 – Pasal 17E
• PP Nomor 74 Tahun 2011
• PMK No.145/PMK.03/2012
• PER No.PER-27/PJ/2012 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan PER No. PER-
33/PJ/2015
• PMK No.74/PMK.03/2012
No 74/PMK 03/2012
• PMK No.198/PMK.03/2013

BANDING
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan
peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (1).
{Pasal 27 ayat 1}

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis


dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak
Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat
K
Keputusan
t K b
Keberatan
t tersebut.
t b t
{Pasal 27 ayat 3}

13
1/20/2016

JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT


PENGAJUAN BANDING
Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan
pelaksanaan penagihan pajak.
(Pasal 27 ayat 5)
DIHAPUS
Dalam hal WP mengajukan banding, jangka waktu pelunasan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau Pasal 25 ayat (7),
atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan,
tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan
Putusan Banding.
(Pasal 27 ayat 5a UU KUP (baru))
Tertangguh 1 (satu)
Jangka waktu 1 bulan sejak tanggal Sanksi administrasi berupa
bulan sejak
j terbit penerbitan Surat denda 2% per bulan (Pasal 19)
SKPKB, SKPKBT. Keputusan Keberatan tidak diberlakukan.

Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai


sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
(Pasal 27 ayat 5d UU KUP (baru))

Contoh:
Misalkan PT ABC pada contoh sebelumnya mengajukan banding,
maka kekurangan pembayaran pajak (Rp18juta), tertangguh
sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan Putusan
Banding.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.
diberlakukan

Misalkan permohonan banding PT ABC ditolak dengan Putusan Banding


tanggal 20 Agustus 2009, maka atas jumlah pajak berdasarkan Putusan
Banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 100% atau Rp18juta.

Jatuh tempo tanggal 19 September 2009

14
1/20/2016

PUTUSAN BANDING
Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap
Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.(Pasal 1 angka 31
UU KUP)

Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan


keputusan tata usaha negara.
{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (lama)}

DIUBAH

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di


lingkungan peradilan tata usaha negara.
{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (baru)}

Catatan: Sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan


Kehakiman, dalam penjelasan Pasal 15 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Yang
dimaksud dengan “pengadilan khusus” dalam ketentuan ini antara lain …
pengadilan pajak di lingkungan peradilan tata usaha negara.”

Gugatan
•UU KUP – Pasal 12 – Pasal 17E
•PP Nomor 74 Tahun 2011
•PMK No.145/PMK.03/2012
•PER No.PER-27/PJ/2012 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan PER No.
PER 33/PJ/2015
PER-33/PJ/2015
•PMK No.74/PMK.03/2012
•PMK No.198/PMK.03/2013

15
1/20/2016

Pasal 23 UU KUP GUGATAN


Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan
k t yang bberkaitan
k it d dengan pelaksanaan
l k keputusan
k t perpajakan,
j k
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang
dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang
telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Termasuk SK Pembetulan yang berkaitan dengan


Selain keputusan
STP dan SK Pengurangan Sanksi Administrasi
berupa SKPKB,
SKPKBT, SKPLB,
atau Penghapusan Sanksi Administrasi yang
SKPN dan SK berkaitan dengan STP yang sebelumnya diatur
Keberatan dalam ayat tersendiri.

PENINJAUAN KEMBALI
•UU No. 14 Tahun 2002
•UU No. 14 Tahun 1985

16
1/20/2016

Peninjauan Kembali

Upaya hukum WP kepada Mahkamah Agung dan hanya


dapat diajukan satu kali melalui Pengadilan Pajak apabila
tidak/belum puas dengan putusan Pengadilan pajak

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Peninjauan Kembali
Syarat Pengajuan PK

Permohonan PK dapat
Pihak-pihak yang
Permohonan PK tidak dicabut sebelum diputus,
bersengketa dapat Permohonan PK hanya
menangguhkan atau dan dalam hal sudah
mengajukan PK atas dapat diajukan 1 (satu)
menghentikan dicabut permohonan
putusan Pengadilan Pajak kali kepada MA melalui
pelaksanaan putusan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Pengadilan Pajak.
Pengadilan Pajak. tersebut tidak dapat
Agung (“MA”)
diajukan lagi

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

17
1/20/2016

Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan PK (a)


Putusan PP didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-
bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu

Diajukan
Di j k dalam
d l jangka
j k waktukt paling
li lambat
l b t 3 (tiga)
(ti ) bulan
b l terhitung
t hit
sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan
Hakim pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan PK (b)


Terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang
apabila diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan
menghasilkan putusan yang berbeda

Diajukan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak


ditemukan surat-surat bukti yang hari dan tanggal ditemukannya harus
dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

18
1/20/2016

Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan PK (c)

Telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang
dit t t
dituntut

Diajukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan
dikirim

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan PK (d)

Mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan


sebab-
b b sebabnya
bb

diajukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan
dikirim

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

19
1/20/2016

Alasan dan Jangka Waktu Pengajuan PK (e)

Terdapat suatu putusan yang nyata- nyata tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan
t perundang-undangan
d d yang berlaku
b lk

Diajukan dalam dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
putusan dikirim

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

Jangka Waktu Putusan


Mahkamah Agung memeriksa dan memutus permohonan peninjauan
kembali dengan ketentuan :
• Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan PK diterima oleh MA telah
mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui
pemeriksaan acara biasa;
• Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan PK diterima oleh MA telah
mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui
ppemeriksaan acara cepat.
p

Putusan atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam


sidang terbuka untuk umum

New Entry Tax Training, 26 Oct – 3 Nov 2015

20
1/20/2016

IMBALAN BUNGA

Pasal 11 ayat 3 UU
KUP Timbulnya IMBALAN BUNGA (1)
Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah
jangka waktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan atas keterlambatan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak, dihitung sejak batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berakhir sampai dengan saat dilakukan
pengembalian kelebihan.
diajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak sehubungan dengan diterbitkannya SKPLB atas SPT yg
tidak LB {Pasal 17 ayat (1)};
Satu bulan
diterbitkannya SKPLB akibat pembayaran pajak yang tidak sejak
seharusnya terutang {Pasal 17 ayat (2)};
diterbitkannya SKPLB atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dalam SPT {Pasal 17B};
diterbitkannya
y Surat Keputusan
p Pengembalian
g Pendahuluan
Kelebihan Pajak atas WP dengan kriteria tertentu {Pasal 17C} Batas waktu
atau WP yang memenuhi persyaratan tertentu {Pasal 17D}; penerbitan
diterbitkannya SK Keberatan, SK Pembetulan, SK Pengurangan SPMKP (Surat
Sanksi Adm, SK Penghapusan Sanksi Adm, SK Pengurangan Perintah
Ketetapan Pajak, SK Pembatalan Ketetapan Pajak atau SK Membayar
Pemberian Imbalan Bunga, atau diterimanya Putusan Banding atau Kelebihan
Putusan Peninjauan Kembali, yg menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak. Pajak)

21
1/20/2016

Timbulnya IMBALAN BUNGA (2)


Apabila setelah melampaui jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (selain WP dengan kriteria
tertentu dan WP yang memenuhi persyaratan tertentu) diterima secara lengkap,
Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
harus diterbitkan paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu tersebut
berakhir. (Pasal 17B ayat 1 dan 2 UU KUP)
Pasal 17B ayat 3 UU KUP
Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terlambat diterbitkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dihitung sejak
berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai
dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

a. Jangka waktu 12 bulan berakhir untuk SKPLB;


b. Jangka waktu 3 bulan berakhir untuk SKPPKP PPh;(???)
c. Jangka waktu 1 bulan berakhir untuk SKPPKP PPN;(???)
sampai dengan tanggal penerbitan SKPLB atau SKPPKP.
(PMK 226/PMK.03/2013 jo PMK-186/PMK.03/2015)

Timbulnya IMBALAN BUNGA (3)


Ketentuan mengenai keharusan Dirjen Pajak menerbitkan surat ketetapan
pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak (selain WP dengan kriteria tertentu dan WP yang
memenuhi persyaratan tertentu) diterima secara lengkap, tidak berlaku
terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan.
(Pasal 17B ayat 1 dan 1a UU KUP)

Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang


perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) tidak
dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan,
tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan tindak pidana di
bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan dan
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dalam
hal kepada WP diterbitkan SKPLB, kepada WP diberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12
(dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan saat diterbitkan SKPLB, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
Pasal 17B ayat 4 UU KUP

22
1/20/2016

Pasal 27A ayat 1 Timbulnya IMBALAN BUNGA (4)


UU KUP

Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan


peninjauan kembali dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama
pajak yang masih harus dibayar sebagaimana dimaksud
dalam SKPKB, SKPKBT, SKPN, dan SKPLB yang telah dibayar
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
pembayaran dimaksud dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan dengan ketentuan sebagai berikut:

a
untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal pembayaran
yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali; atau
b
untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak tanggal penerbitan surat
ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.

Pasal 27A ayat 1a Timbulnya IMBALAN BUNGA (5)


UU KUP

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan


atas Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak
yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya menyebabkan kelebihan
pembayaran
b pajak
j k dengan
d ketentuan
k t t sebagai
b i berikut:
b ik t
a
untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung sejak tanggal pembayaran yang
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya
SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan
Ketetapan Pajak;
b
untuk
t k SKPN dan
d SKPLB dihitung
dihit sejak
j k tanggal
t l penerbitan
bit suratt
ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya SK Pembetulan, SK
Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak; atau
c
untuk Surat Tagihan Pajak dihitung sejak tanggal pembayaran yang
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dgn diterbitkannya SK
Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, atau SK Pembatalan
Ketetapan Pajak.

23
1/20/2016

Pasal 27A ayat 2 Timbulnya IMBALAN BUNGA (6)


UU KUP

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga


diberikan atas pembayaran lebih sanksi administrasi berupa
denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan/atau
bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
berdasarkan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi
atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai
akibat diterbitkan Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali yang mengabulkan sebagian
atau seluruh permohonan Wajib Pajak.

¾PKP tidak membuat atau membuat Bunga


faktur pajak, tetapi tidak tepat Penagihan
waktu;
¾PKP tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap;
¾PKP melaporkan faktur pajak tidak
2% X DPP
sesuai dengan masa penerbitan
faktur pajak.

Tata cara penghitungan dan pemberian


imbalan bunga

Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan


pembayaran pajak dan pemberian imbalan bunga
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
{Pasal 27A ayat 3 UU KUP}

PMK 226/PMK.03/2013 jo PMK


PMK-186/PMK.03/2015
186/PMK.03/2015 tentang Tata Cara
Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga

24
1/20/2016

PMK 226/PMK.03/2013
jo PMK- IMBALAN BUNGA
186/PMK.03/2015
Imbalan bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal terdapat:
a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) KUP;
b. keterlambatan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B ayat (3) KUP;
c
c. Kelebihan pembayaran pajak karena tertangguh akibat pemeriksaan bukti
permulaan (Pasal 17B ayat 4 UU KUP);
d. kelebihan pembayaran pajak karena pengajuan keberatan atau permohonan
banding atau peninjauan kembali diterima sebagian atau seluruhnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) KUP; atau
e. Kelebihan pembayaran pajak karena SK Pembetulan, SK Pengurangan Ketetapan
Pajak, atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak yang dikabulkan sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (1a) UU KUP; atau
f
f. kelebihan
k l bih pembayaran
b sanksi
k i administrasi
d i i i Pasal
P l 14 ayat (4) dan
d atau Pasal
P l 19
ayat (1) berdasarkan SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau SK
Penghapusan Sanksi Administrasi sebagai akibat diterbitkan SK Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang mengabulkan
sebagian atau seluruh permohonan WP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27A ayat (2) KUP.

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 74 tahun 2011

25
1/20/2016

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 74 tahun 2011

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 74 tahun 2011


Untuk Tahun Pajak 2008, terhadap PT A diterbitkan SKPKB dengan jumlah pajak
yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.000.000.000,00. Dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan, WP hanya menyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp
200.000.000,00, akan tetapi WP telah melunasi seluruh SKPKB tersebut sebesar Rp
1.000.000.000,00 dan kemudian mengajukan keberatan atas koreksi yang tidak disetujui.
J menerbitkan SK keberatan dengan
DJP g jjumlah ppajak
j yyangg masih harus dibayar
y menjadi
j
sebesar Rp 600.000.000,000. Dalam hal ini, Wajib Pajak memperoleh kelebihan
pembayaran pajak sebesar Rp 400.000.000,00 (Rp 1.000.000,00 - Rp 600.000.000,00).
Berdasarkan ketentuan pada ayat ini, atas kelebihan pembayaran pajak Rp 400.000.000,00
tidak diberikan imbalan bunga.
Apabila Wajib Pajak mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak dan Putusan
Banding mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak sehingga jumlah pajak yang
masih harus dibayar dalam Putusan Banding menjadi sebesar Rp 150.000.000,00 maka
kelebihan pembayaran pajak akibat Putusan Banding ini tidak diberikan imbalan bunga.
D iki halnya
Demikian h l b i WP yang menyetujui
bagi j i seluruh
l h temuan Pemeriksaan
P ik d l
dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang mengakibatkan diterbitkannya SKPKB atau
SKPKBT dan WP telah melunasi pajak yang masih harus dibayar tetapi mengajukan
keberatan, dan dalam hal keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga
mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak, terhadap kelebihan pembayaran pajak
tersebut tidak diberikan imbalan bunga. Demikian pula, dalam hal kelebihan pembayaran
pajak tersebut diakibatkan adanya Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali,
Kelebihan Pembayaran tersebut tidak diberikan imbalan bunga.

26
1/20/2016

Yang tidak diberikan IMBALAN BUNGA berdasarkan PP 74 tahun 2011

Yang tidak diberikan imbalan bunga


dalam PP-
PP-74/2011
y Diterbitkan SKPKB dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar
Rp 1.000.000.000,00 atas SPT Tahun Pajak 2012 yang menyatakan lebih
bayar sebesar Rp 2.500.000.000,00. Dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan Wajib Pajak menyetujui Pajak yang masihharus dibayar sebesar
Pemeriksaan,
Rp 250.000.000,00. Wajib Pajak melunasi jumlah yang disetujui dalam
Pembahasan Hasil Pemeriksaan sebelum mengajukan keberatan.
y Atas keberatan yang diajukan WP, DJP menerbitkan SK Keberatan yang
menolak permohonan WP. Terhadap SK Keberatan tersebut, WP
mengajukan permohonan banding dan Putusan Banding menyatakan
mengabulkan sebagian permohonan WP sehingga jumlah lebih bayar dalam
Putusan Banding menjadi sebesar Rp 1.250.000.000,00. Jumlah kelebihan
pembayaran pajak yang dikembalikan kepada Wajib Pajak adalah sebesar Rp
1.500.000.000,00, yaitu jumlah kelebihan pembayaran sebagaimana
tercantum dalam Putusan Banding (Rp 1.250.000.000,00) ditambah dengan
SKPKB yang telah dibayar (Rp 250.000.000,00). Dalam hal ini, Wajib Pajak
tidak diberikan imbalan bunga karena pada dasarnya Wajib Pajak telah
menyetujui Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp
250.000.000,00.

27

Anda mungkin juga menyukai