TENTANG
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan mengenai pelaksanaan Pasal 16, 26, & 36 KUP, bersama ini
disampaikan penegasan untuk dipergunakan sebagai petunjuk pelaksanaan Pasal-pasal tersebut sebagai
berikut :
2. Alasan pembetulan
Ruang lingkup pengaturan dalam Pasal ini meliputi pembetulan atas skp sebagai akibat dari :
2.1. Kesalahan tulis; dan/atau
2.2. Kesalahan hitung; dan/atau
2.3. Kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Kesalahan tulis meliputi kesalahan yang berasal dari pengetikan atau entry yang
dapat berupa antara lain : kesalahan nama, alamat, NPWP, Nomor PKP, Nomor
SKP, jenis pajak, masa/tahun pajak, tanggal jatuh tempo.
4. angka waktu
4.1. Tidak ada batas waktu mengungkapkan kesalahan atau kekeliruan skp baik oleh
pejabat maupun dalam hal mengajukan permohonan oleh Wajib Pajak, artinya
dapat diungkapkan kapan saja kesalahan atau kekeliruan itu ditemukan;
4.2. Jangka waktu penyelesaian pembetulan atas kesalahan atau kekeliruan tidak diatur
dalam undang-undang, namun bila kesalahan atau kekeliruan tersebut terungkap
karena permohonan Wajib Pajak harus diselesaikan dalam jangka waktu 4 (empat)
bulan sejak tanggal diterimanya permohonan tersebut;
4.3. Dalam hal Keputusan Pembetulan tersebut menimbulkan tambahan pajak yang harus
dibayar maka jangka waktu penyelesaian dan penerbitan Keputusan Pembetulan
disesuaikan dengan kedaluarsa hak menetapkan pajak 5 (lima) tahun. Dengan
demikian dalam hal Surat Keputusan Pembetulan mengakibatkan pajak atau sanksi
yang harus dibayar menjadi lebih kecil, atau mengakibatkan pembayaran kembali
5. Hasil Pembetulan
5.1. SK Pembetulan SKP,dalam hal hasil pembetulan mengakibatkan menambah atau
mengurangkan atau menghapus skp semula;
5.2. Surat Jawaban, dalam hal permohonan pembetulan SKP yang setelah diproses
ternyata tidak mengandung adanya kesalahan atau kekeliruan, karena SKP sudah
benar sehingga tidak perlu dibetulkan. Dengan demikian tidak ada SK Pembetulan
yang berupa menolak permohonan Wajib Pajak, karena sifatnya membetulkan
kesalahan manusiawi (human errors) sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
Terhadap skp yang telah dikeluarkan SK Pembetulan, (baik atas permohonan atau secara
jabatan) dapat diajukan keberatan (Pasal 25/26 KUP) sepanjang terdapat sengketa materi
dan masih belum melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak skp diterbitkan, kecuali
apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya. Misalnya dalam hal SK Pembetulan menurut Pasal
16 diterbitkan setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak skp diterbitkan termasuk
dalam pengertian "keadaan di luar kekuasaan" Wajib Pajak.
8.2. Pembetulan atas SKKPP yang diterbitkan sesuai dengan SPT Tahunan PPh Wajib
Pajak namun hasil verifikasi atau pemeriksaan baru selesai setelah lewat jangka
waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud Pasal 17 KUP dengan hasil
verifikasi atau pemeriksaan menunjukkan pajak lebih bayar menjadi lebih besar dari
pada yang ditetapkan semula.
Dalam hal verifikasi atau pemeriksaan diselesaikan lewat jangka waktu 12 (dua
belas) bulan dengan hasil pajak "lebih bayar menjadi kurang bayar" atau lebih
bayar lebih kecil dari lebih bayar menurut SKKPP kecuali dalam hal butir 8.1"
maka pembetulan ketetapan menurut kuasa Pasal 16 KUP tidak dapat dilakukan;
8.3. Pembetulan atau penyelesaian sanksi dalam skp yang mengakibatkan jumlah
sanksi menjadi lebih besar dari pada jumlah sanksi dalam skp sebelumnya. Namun
apabila hasil pembetulan berupa pengurangan atau penghapusan sanksi agar
diproses dengan kuasa Pasal 36 ayat (1) huruf a KUP.
e. Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat
ketetapan atau tanggal pemotongan atau pemungutan oleh pemotong atau
pemungut pajak. Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat mengajukan surat
keberatan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan karena sebab luar biasa
(diluar kekuasaan Wajib Pajak) harus disertai bukti pendukung adanya
keadaan luar biasa (force majeur) tersebut. Jangka waktu 3 (tiga) bulan
tersebut mengandung arti bahwa surat keberatan Wajib Pajak sudah diterima
oleh Kantor Pelayanan Pajak, dengan ketentuan :
- diterima secara fisik, bila surat keberatan disampaikan langsung oleh
Wajib Pajak atau dikirim melalui pos atau perusahaan pengiriman
lainnya, adalah tanggal secara fisik surat diterima oleh KPP.
- diterima secara yuridis, bila surat keberatan dikirim melalui pos
tercatat adalah tanggal pengiriman surat secara tercatat tersebut
pada Kantor Pos.
2.2. Ketentuan dalam Pasal 5 PP No. 35 Th. 1983 yang mengatur persyaratan tambahan
dalam mengajukan keberatan yaitu :
Wajib menyebutkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut Wajib Pajak,
tidak merupakan syarat sahnya suatu keberatan, namun lebih bersifat permintaan
data atau bahan keterangan dalam hal keputusan atas keberatan Wajib Pajak berupa
menerima, sehingga perlu diketahui berapa jumlah yang harus diterima tersebut. Ini
disebabkan karena berbeda dengan azas hukum administrasi yang dianut pada
umumnya, hukum pajak menganut azas bahwa bila suatu keputusan keberatan tidak
diterbitkan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak keberatan diajukan maka
keberatan Wajib Pajak dianggap diterima.
Oleh sebab itu dalam memutuskan suatu keberatan dapat mencakup masalah-
masalah yang tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak atau bila ada juga menyangkut
pembetulan salah tulis atau salah hitung dalam ketetapan pajak yang disengketakan,
sehingga keputusan keberatan dapat berupa : tidak dapat dipertimbangkan
menerima seluruh atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah
3.2. Keputusan atas Keberatan Wajib Pajak harus diterbitkan dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima, seperti diuraikan dalam
butir 2 angka 2.1 huruf e di atas;
3.3. Apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan tersebut pada butir 3.2 telah dilewati
dan keputusan belum diterbitkan, maka hak untuk mengambil keputusan dihapus,
oleh karena itu permohonan Wajib Pajak dianggap diterima, artinya demi hukum
keberatan Wajib Pajak diterima;
3.4. Apabila syarat-syarat tersebut pada butir 2.1 tidak dipenuhi maka keberatan
Wajib Pajak tidak memenuhi syarat dan oleh karena itu keberatan Wajib Pajak
dinyatakan tidak dapat dipertimbangkan.
ttd
FUAD BAWAZIER