Anda di halaman 1dari 46

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)

Part 3

Ain Hajawiyah, S.Ak., M.S.Ak., ACPA, CIQnR


Agenda

STP

Upaya Hukum
WP

Ketentuan
Pidana
Perpajakan
STP
PENAGIHAN PAJAK Pasal
18 UU KUP
DASAR PENAGIHAN PAJAK

 STP
Tidak/kurang
 SKPKB
dibayar setelah
 SKPKBT SURAT TEGORAN
7 hari sejak saat
 SK PEMBETULAN
jatuh tempo
 SK KEBERATAN
 PUTUSAN BANDING Surat Tegoran
PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI diterbitkan
21 hari sejak
dlm jangka waktu
Yang mengakibatkan pajak Tidak dilunasi
yang harus dibayar bertambah

SURAT PAKSA
Lihat: UU PPSP
SKEMA UMUM

Tidak /
Kurang
Dilunasi
SYARAT PENGAJUAN PERMOHONAN
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
PMK No.PAJAK
184/PMK.03/2007

PERMOHONAN
PENGANGSURAN/PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
syarat

Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat WP terdaftar;


Diajukan paling lambat 9 hari kerja sebelum jatuh tempo
pembayaran utang pajak berakhir, kecuali dalam hal WP mengalami
keadaan diluar kekuasaannya;
Disertai alasan dan jumlah pembayaran pajak yang dimohon
diangsur/ditunda

Keputusan menerima atau menolak diberikan dalam jangka waktu 7


hari kerja sejak permohonan diterima lengkap, lebih dari jangka
waktu tersebut dianggap diterima
KUP 40
Upaya Hukum WP
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak
Pembetulan Suatu Keputusan Pasal 16

Gugatan Pasal 23

Keberatan Pasal 25,26A

Banding Pasal 27

Pengurangan dan Pembatalan Ketetapan Pajak Pasal 36

Peninjauan Kembali (PK) UU14/1985


Pembetulan Suatu Keputusan Pasal 16
PEMBETULAN KEPUTUSAN
Pasal 16 ayat (1)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MEMBETULKAN :


1. SURAT KETETAPAN PAJAK
2. SURAT TAGIHAN PAJAK,
3. SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN,
4. SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN,
5. SURAT KEPUTUSAN PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI,
6. SURAT KEPUTUSAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI,
7. SURAT KEPUTUSAN PENGURANGAN KETETAPAN PAJAK,
8. SURAT KEPUTUSAN PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK,
9. SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK, atau
10. SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA,
yang DALAM PENERBITANNYA TERDAPAT KESALAHAN TULIS, KESALAH HITUNG dan/atau KEKELIRUAN PENERAPAN
KETENTUAN TERTENTU DALAM PERATURAN PER UU AN
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN
Pasal 16 ayat (2)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK


HARUS MEMBERI KEPUTUSAN ATAS
PERMOHONAN PEMBETULAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

PALING LAMA 6 (ENAM) BULAN

SEJAK TANGGAL
SURAT PERMOHONAN PEMBETULAN DITERIMA
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak

Gugatan Pasal 23
GUGATAN WAJIB PAJAK atau PENANGGUNG PAJAK
Pasal 23

GUGATAN WP atau PENANGGUNG PAJAK


DAPAT DIAJUKAN TERHADAP :
• Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;
• Keputusan pencegahan dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak;
• Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang
ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau
• Penerbitan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan, yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan per-UU-an perpajakan.
GUGATAN HANYA DAPAT DIAJUKAN KEPADA
BADAN PERADILAN PAJAK
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak

Keberatan Pasal 25,26A


KEBERATAN
Pasal 25 ayat (1)

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN KEBERATAN


HANYA KEPADA DIREKTUR JENDERAL PAJAK atas SUATU:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB); atau
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SYARAT-SYARAT KEBERATAN
Pasal 25 ayat (2) dan (3)

(2) * Tertulis dalam Bahasa Indonesia;


* Mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang
dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan
wajib pajak, dengan disertai alasan yang menjadi dasar
penghitungan.
(3) * Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim
surat ketetapan pajak, atau sejak tanggal pemotongan atau
pemungutan pajak, kecuali apabila Wajib Pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya.
MELUNASI PAJAK
DALAM RANGKA KEBERATAN
Pasal 25 ayat (3a)
DALAM HAL WAJIB PAJAK
MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS
SURAT KETETAPAN PAJAK,
WAJIB PAJAK WAJIB MELUNASI PAJAK
YANG MASIH HARUS DIBAYAR,
PALING SEDIKIT
SEJUMLAH YANG TELAH DISETUJUI WAJIB PAJAK
DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN,
SEBELUM
SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN.
JANGKA WAKTU PELUNASAN
DALAM RANGKA KEBERATAN
Pasal 25 ayat (7)

DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN KEBERATAN,


JANGKA WAKTU PELUNASAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(3) ATAU ayat (3a)
ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR
PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA
Pasal 25 ayat (9)
APABILA KEBERATAN WAJIB PAJAK
DITOLAK atau DIKABULKAN SEBAGIAN,
WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA SEBESAR 50%
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
KEPUTUSAN KEBERATAN,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.
TIDAK DIKENAKAN SAKNSI
BERUPA DENDA 50%
Pasal 25 ayat (10)
DALAM HAL WAJIB PAJAK MENGAJUKAN PERMOHONAN
BANDING,
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA SEBESAR 50%
sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
TIDAK DIKENAKAN.
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak

Banding Pasal 27
BANDING
Pasal 27 ayat (1)

WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN


PERMOHONAN BANDING
HANYA KEPADA
BADAN PERADILAN PAJAK
ATAS
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
SYARAT PERMOHONAN BANDING
Pasal 27 ayat (3)

PERMOHONAN DIAJUKAN :
1. SECARA TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA;
2. DENGAN ALASAN YANG JELAS;
3. PALING LAMA 3 (TIGA) BULAN SEJAK SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN DITERIMA; dan
4. DILAMPIRI DENGAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.
JANGKA WAKTU
PELUNASAN PAJAK
Pasal 27 ayat (5a)
DALAM HAL WAJIB PAJAK
MENGAJUKAN BANDING,
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK

ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR


PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN PUTUSAN BANDING.
SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA
Pasal 27 ayat (5d)
APABILA PERMOHONAN BANDING
DITOLAK ATAU DIKABULKAN SEBAGIAN,
WAJIB PAJAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA SEBESAR 100%
DARI JUMLAH PAJAK BERDASARKAN
PUTUSAN BANDING,
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak

Pengurangan dan Pembatalan Ketetapan Pajak Pasal 36


PENGURANGAN atau PENGHAPUSAN
SANKSI dan/atau KETETAPAN PAJAK
Pasal 36 ayat (1)
(1) Direktur Jenderal Pajak karena JABATAN atau atas PERMOHONAN WAJIB PAJAK dapat:
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal
sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
yang tidak benar; atau
d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
Upaya Hukum Oleh Wajib Pajak

Peninjauan Kembali (PK) UU14/1985


Peninjauan Kembali ke MA

• Permohonan PK hanya dapat diajukan 1 kali kepada MA melalui PP


• Permohonan PK tidak menangguhkan/ menghentikan pelaksanaan
putusan pengadilan
• Permohonan PK dapat dicabut sebelum diputus
• Hukum acara yang dipakai  UU No 14 th 1985 tentang MA, kecuali diatur
khusus dalam UU PP
Ketentuan Pidana Perpajakan
ALPA
Pasal 38

Setiap orang yang karena kealpaannya:


a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan


perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang
pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, DIDENDA paling
sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau
paling lama 1 (satu) tahun.
SENGAJA
Pasal 39 ayat (1)
Setiap orang yang dengan SENGAJA:
a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP;
b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP;
c. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap;
e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29;
f. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau
dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya;
SENGAJA
Pasal 39 ayat (1)
g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain;
h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yg
dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line; atau
i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan
PIDANA PENJARA paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan DENDA paling
sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak
4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
MENGULANGI TINDAK PIDANA
SEBELUM 1 TAHUN
Pasal 39 ayat (2)

(2) Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan


1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila
seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak
selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
PERCOBAAN
Pasal 39 ayat (3)
Setiap orang yang melakukan PERCOBAAN untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan
kompensasi pajak atau pengkreditan pajak,

DIPIDANA dengan PIDANA PENJARA paling singkat 6 bulan dan paling lama
2 tahun dan DENDA paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang
dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan
paling banyak 4 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi
atau pengkreditan yang dilakukan.
SENGAJA
Pasal 39A
Setiap orang yang dengan SENGAJA:
a. menerbitkan dan/atau menggunakan FAKTUR PAJAK, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi
yang sebenarnya; atau
b.menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dipidana dengan PIDANA PENJARA paling singkat 2 tahun dan paling lama 6 tahun serta
DENDA paling sedikit 2 kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak,
bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 kali jumlah
pajak dalam faktur pajak,
bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau
bukti setoran pajak.
SENGAJA TIDAK
MEMBERI KETERANGAN
Pasal 41A
Setiap orang yang wajib memberikan keterangan atau bukti
yang diminta sbgmn dimaksud dalam Pasal 35 tetapi dengan
SENGAJA tidak memberi keterangan atau bukti, atau memberi
keterangan atau bukti yang tidak benar dipidana dengan
PIDANA KURUNGAN paling lama 1 (satu) tahun dan DENDA
paling banyak Rp 25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah).
SENGAJA MENGHALANGI
PENYIDIKAN
Pasal 41B
Setiap orang yang dengan SENGAJA menghalangi atau mempersulit
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dipidana dengan
PIDANA PENJARA paling lama 3 (tiga) tahun dan DENDA paling banyak
Rp75.000.000,00
(tujuh puluh lima juta rupiah).
SENGAJA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN PASAL 35A ayat (1)
Pasal 41C ayat (1)
(1) Setiap orang yang dengan SENGAJA tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan PIDANA KURUNGAN paling
lama 1 (satu) tahun atau DENDA paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
SENGAJA TIDAK TERPENUHI
KEWAJIBAN PIHAK LAIN
Pasal 41C ayat (2)
(2) Setiap orang yang dengan SENGAJA menyebabkan tidak
terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan PIDANA
KURUNGAN paling lama 10 bulan atau DENDA paling banyak Rp
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
SENGAJA TIDAK MEMBERIKAN
DATA dan INFORMASI
Pasal 41C ayat (3)
(3) Setiap orang yang dengan SENGAJA tidak memberikan
data dan informasi yang diminta oleh Direktur Jenderal
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat (2)
dipidana dengan PIDANA KURUNGAN paling lama 10
(sepuluh) bulan atau DENDA paling banyak Rp
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
MENYALAHGUNAKAN
DATA dan INFORMASI
Pasal 41C ayat (4)
(4) Setiap orang yang dengan SENGAJA menyalahgunakan data dan
informasi perpajakan sehingga menimbulkan kerugian kepada
negara dipidana dengan PIDANA KURUNGAN paling lama 1 (satu)
tahun atau DENDA paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai